Anda di halaman 1dari 23

Blok Sosial & Budaya dalam Keperawatan

Dosen Pembimbing :
Ibrahim HS, SKM, MNSc
Penelaah Jurnal
01 Nur Sabina Zulhijjah
2012101010016
I LOVE
IT!

02 Budiadari Zahratul Jannah


2012101010069

03 Ulya Husra
2012101010070

04 Hadrah Luftia Putri


2012101010126
Telaah Jurnal
Jurnal : PEDIOMATERNAL NURSING JOURNAL
Peneliti : Yulia Meiliany Naragale, Tiyas
Kusumaningrum, Retnayu Pradanie
Judul : The Influence of Transcultural Nursing Based
on Health Education on Knowledge, Attitude, Mother
Actions and Family Support among Breastfeeding Mother
Tahun : 2020
Pemberian makanan tambahan selain ASI sebelum bayi berusia 2
tahun di Kota Kupang adalah bayi yang diberikan biskuit “Regal”,
biscuit “susu”, dan “pisang” karena alasan bayi tidak merasa lapar.
Pemberian biscuit “Regal”, biskuit “milna” dan “pisang” sebagai
pelengkap pemberian ASI sebelum usia 2 tahun karena orang tua
percaya biskuit tersebut dapat menghilangkan rasa lapar pada bayi.

Berdasarkan hasil Riskesdas tahun 2013 dan 2018, angka cakupan


ASI eksklusif mengalami penurunan. Rendahnya cakupan ASI
disebabkan oleh banyak faktor, antara lain banyak ibu yang sulit
memenuhi tujuan pribadi dan mematuhi anjuran ahli untuk tetap
menyusui.
Tujuan
Tujuan penelitian ini adalah untuk menjelaskan
pengaruh pendidikan kesehatan berbasis Transcultural
Nursing terhadap pengetahuan, sikap, tindakan ibu, dan
dukungan keluarga dalam menyusui.

Metode
Desain penelitian ini adalah penelitian Pra Eksperimental dengan
menggunakan data kuantitatif. Sampel sebanyak 30 ibu menyusui yang
berkunjung ke Puskesmas Bakunase Kota Kupang Nusa Tenggara Timur dan
diperoleh dengan teknik total sampling. Data yang diperoleh dari angket
pengetahuan, angket sikap, angket tindakan, dan angket dukungan sosial dan
keluarga kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pendidikan kesehatan berbasis keperawatan transkultural terhadap
pengetahuan, sikap, tindakan ibu, dukungan sosial dan keluarga
dalam menyusui.

Dengan mayoritas ibu menyusui usia 31-40 tahun dan usia bayi
6 bulan-1 tahun. Berpengaruh pemberian pendidikan kesehatan
berbasis keperawatan transcultural terhadap sikap ibu menyusui
yang diberikan pendidikan kesehatan setelah menyusui ibu menjadi
lebih paham untuk membersihkan payudaranya sebelum menyusui
bayinya.
Kesimpulan
Pendidikan kesehatan berbasis keperawatan transcultural berpengaruh
terhadap pengetahuan ibu, sikap ibu, dan dukungan keluarga bagi ibu
dalam menyusui.

Saran
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian pendidikan kesehatan berbasis transkultural keperawatan
pada sasaran yang berbeda dan dapat melakukan analisis terhadap
faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan
ibu, dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI.
Telaah Jurnal 2

Jurnal : Journal of Transcultural Nursing Peneliti :


Noriko Kuwano, MS, RN, MW, PHN, Hiromi Fukuda,
PhD, RN, and Sachiyo Murashima, PhD, PHN, RN
Judul : Factors Affecting Professional Autonomy of
Japanese Nurses Caring for Culturally and Linguistically
Diverse Patients in a Hospital Setting in Japan
Tahun : 2015
Otonomi profesional didefinisikan sebagai memiliki wewenang untuk membuat
keputusan dan kebebasan untuk bertindak sesuai dengan basis pengetahuan profesional
seseorang (Skår, 2009).
Menurut Weston (2010), otonomi perawat atau otonomi profesional dalam
keperawatan (autonomy) mengacu pada kemampuan untuk bertindak berdasarkan
pengetahuan dan penilaian seseorang dan untuk memberikan asuhan keperawatan dalam
lingkup praktik penuh, seperti yang didefinisikan oleh peraturan profesional dan aturan
organisasi yang ada.
Wade (1999) adalah orang pertama yang mendefinisikan empat atribut otonomi:
kepedulian, hubungan afiliasi dengan klien; pengambilan keputusan diskresioner yang
bertanggung jawab; saling ketergantungan kolegial dengan anggota tim kesehatan; dan
advokasi proaktif untuk klien.
Kikuchi dan Harada (1997) menjelaskan otonomi profesional sebagai model tiga
proses keperawatan: kognisi situasional, penilaian, dan kinerja.
Perawat klinis harus menerapkan empat atribut (Wade, 1999) serta model tiga proses
keperawatan (Kikuchi & Harada, 1997).
Tujuan
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis otonomi
profesional perawat Jepang saat merawat pasien non-Jepang dan
mengidentifikasi faktor penyebabnya

Metode
Desain cross-sectional deskriptif digunakan. Peserta termasuk 238
perawat klinis yang bekerja di 27 rumah sakit di Jepang. Skala Sensitivitas
Antarbudaya dan Skala Otonomi Profesional dalam Keperawatan digunakan
untuk mengukur sensitivitas antarbudaya dan otonomi profesional
Perubahan yang cepat dalam kondisi sosial dapat mempengaruhi otonomi. Salah
satu perubahan tersebut adalah globalisasi, dimana perawat dihadapkan pada
perawatan pasien yang berasal dari budaya yang berbeda dengan bahasa, agama, dan
latar belakang sosial yang berbeda. Kebutuhan akan perawatan yang kompeten secara
budaya dalam masyarakat multikultural yang semakin beragam membutuhkan keahlian
tambahan dari staf perawat (Flowers, 2004).

Komunikasi adalah isu kunci dalam menangani kualitas perawatan untuk pasien
yang beragam secara budaya. Salah satu strategi yang berguna untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan mengadopsi konsep kepekaan antarbudaya, yang
didefinisikan sebagai “kemampuan individu untuk mengembangkan emosi positif
menuju pemahaman dan penghargaan perbedaan budaya yang mempromosikan
perilaku yang tepat dan efektif dalam komunikasi antarbudaya” (Chen & Starosta, 1997,
hal.5)
Kesimpulan
Memasukkan konten keperawatan transkultural ke dalam
program pelatihan di sekolah dan rumah sakit dapat
meningkatkan otonomi profesional perawat Jepang dengan
mempromosikan sensitivitas antar budaya
Saran
Untuk meningkatkan otonomi profesional perawat Jepang saat merawat pasien
dengan budaya yang beragam, kuliah tentang pengetahuan
budaya, studi kasus klinis yang terkait dengan perawatan pasien non Jepang,
permainan peran bagaimana memberikan perawatan yang kompeten secara budaya
perlu dimasukkan ke dalam kursus pendidikan berkelanjutan untuk semua perawat
praktik dan orientasi semua perawat baru yang bekerja di rumah sakit. Untuk
mahasiswa sarjana, mata kuliah antropologi dan keperawatan transkultural perlu
disediakan
Telaah Jurnal 3
Jurnal : Journal of Hospital Administration
Peneliti : Nazik M.A. Zakari, Hanadi Hamadi,
George Audi
Judul : Cultural diversity and work engagement
in nursing: A qualitative case study analysis
Tahun : 2019
Studi ini menyoroti pentingnya memahami dampak
keragaman budaya pada keterlibatan kerja di Arab Saudi.
Para perawat ditunjuk sebagai tugas yang menantang
untuk mempertahankan dan mempromosikan seni, upaya
keterlibatan kerja di dalam rumah sakit yang berbeda
dalam struktur, kepemilikan, berbagai generasi perawat
dan keragaman budaya mereka.
Tujuan
Tujuan utama dari penyelidikan saat ini adalah
untuk lebih memahami bagaimana keragaman budaya
mendorong keterlibatan kerja

Metode
Penelitian ini menggunakan desain wawancara studi kasus ganda
induktif, interpretatif, dan penjelasan dari 16 perawat di 8
rumah sakit di Arab Saudi.
Kami mengidentifikasi tiga
tema utama: nilai dan latar
belakang keluarga, budaya pribadi
yang beragam dan iklim mikro
organisasi yang dirasakan
Rumah sakit di Arab Saudi sangat kompleks dan sangat bergantung pada
tenaga perawat yang sebagian besar terdiri dari ekspatriat. Temuan ini menambah
semakin banyak penelitian yang berkaitan dengan masa depan tenaga kerja
keperawatan, keselamatan pasien, dan kualitas asuhan keperawatan di Arab Saudi.
Oleh karena itu, perasaan dan keterlibatan positif di rumah dan di tempat kerja
menunjukkan keterlibatan yang lebih tinggi.

Demikian juga, karakteristik pekerjaan yang mungkin dianggap sebagai


sumber daya, motivator atau pemberi energi, seperti dukungan sosial, jelas terkait
dengan keterlibatan kerja.
Kesimpulan
Penelitian ini menunjukkan bahwa perbedaan budaya antara
perawat Saudi dan ekspatriat berdampak pada keterlibatan kerja.
Temuan ini dapat digeneralisasikan ke negara lain yang sangat
bergantung pada pekerja perawat imigran untuk mengisi kekurangan
tersebut. Temuan dari penelitian ini akan menciptakan kesadaran
interaksi budaya di antara perawat dan dampaknya pada praktik
keperawatan saat negara bertransisi melalui gerakan pemberdayaan
perempuan.
Saran
• Nilai-nilai dan latar belakang keluarga, budaya pribadi yang
beragam dan iklim mikro organisasi yang dirasakan, faktor-faktor
yang dirasakan memengaruhi keterlibatan kerja perawat.

• Karakteristik profesional dan pribadi seperti tingkat


pendidikan, status perkawinan dan posisi ditemukan
mempengaruhi tingkat keterlibatan kerja
Kuwano, N., Fukuda, H., & Murashima, S. (2015). Factors Affecting Professional Autonomy of
Japanese Nurses Caring for Culturally and Linguistically Diverse Patients in a Hospital Setting
in Japan. Journal of Transcultural Nursing, 27(6), 567–573.
https://doi.org/10.1177/1043659615587588
Naragale, Y. M., Kusumaningrum, T., & Pradanie, R. (2020). The Influence of Transcultural
Nursing Based on Health Education on Knowledge, Attitude, Mother Actions and Family
Support among Breastfeeding Mother. Pediomaternal Nursing Journal, 6(1), 29.
https://doi.org/10.20473/pmnj.v6i1.17805
Zakari, N. M. A., Hamadi, H., & Audi, G. (2019). Cultural diversity and work engagement in
nursing: A qualitative case study analysis. Journal of Hospital Administration, 8(4), 46.
https://doi.org/10.5430/jha.v8n4p46
DO YOU HAVE ANY
QUESTIONS?
youremail@freepik.com
+91 620 421 838
yourcompany.com
CREDITS: This presentation template was
created by Slidesgo, including icons by Flaticon
and infographics & images by Freepik

Please keep this slide for attribution

Anda mungkin juga menyukai