Dosen Pembimbing :
Ibrahim HS, SKM, MNSc
Penelaah Jurnal
01 Nur Sabina Zulhijjah
2012101010016
I LOVE
IT!
03 Ulya Husra
2012101010070
Metode
Desain penelitian ini adalah penelitian Pra Eksperimental dengan
menggunakan data kuantitatif. Sampel sebanyak 30 ibu menyusui yang
berkunjung ke Puskesmas Bakunase Kota Kupang Nusa Tenggara Timur dan
diperoleh dengan teknik total sampling. Data yang diperoleh dari angket
pengetahuan, angket sikap, angket tindakan, dan angket dukungan sosial dan
keluarga kemudian dianalisis menggunakan uji statistik Wilcoxon.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat pengaruh
pendidikan kesehatan berbasis keperawatan transkultural terhadap
pengetahuan, sikap, tindakan ibu, dukungan sosial dan keluarga
dalam menyusui.
Dengan mayoritas ibu menyusui usia 31-40 tahun dan usia bayi
6 bulan-1 tahun. Berpengaruh pemberian pendidikan kesehatan
berbasis keperawatan transcultural terhadap sikap ibu menyusui
yang diberikan pendidikan kesehatan setelah menyusui ibu menjadi
lebih paham untuk membersihkan payudaranya sebelum menyusui
bayinya.
Kesimpulan
Pendidikan kesehatan berbasis keperawatan transcultural berpengaruh
terhadap pengetahuan ibu, sikap ibu, dan dukungan keluarga bagi ibu
dalam menyusui.
Saran
Untuk penelitian selanjutnya, peneliti selanjutnya dapat melakukan
penelitian pendidikan kesehatan berbasis transkultural keperawatan
pada sasaran yang berbeda dan dapat melakukan analisis terhadap
faktor-faktor yang berhubungan dengan pengetahuan, sikap, tindakan
ibu, dan dukungan keluarga dalam pemberian ASI.
Telaah Jurnal 2
Metode
Desain cross-sectional deskriptif digunakan. Peserta termasuk 238
perawat klinis yang bekerja di 27 rumah sakit di Jepang. Skala Sensitivitas
Antarbudaya dan Skala Otonomi Profesional dalam Keperawatan digunakan
untuk mengukur sensitivitas antarbudaya dan otonomi profesional
Perubahan yang cepat dalam kondisi sosial dapat mempengaruhi otonomi. Salah
satu perubahan tersebut adalah globalisasi, dimana perawat dihadapkan pada
perawatan pasien yang berasal dari budaya yang berbeda dengan bahasa, agama, dan
latar belakang sosial yang berbeda. Kebutuhan akan perawatan yang kompeten secara
budaya dalam masyarakat multikultural yang semakin beragam membutuhkan keahlian
tambahan dari staf perawat (Flowers, 2004).
Komunikasi adalah isu kunci dalam menangani kualitas perawatan untuk pasien
yang beragam secara budaya. Salah satu strategi yang berguna untuk mengatasi
masalah ini adalah dengan mengadopsi konsep kepekaan antarbudaya, yang
didefinisikan sebagai “kemampuan individu untuk mengembangkan emosi positif
menuju pemahaman dan penghargaan perbedaan budaya yang mempromosikan
perilaku yang tepat dan efektif dalam komunikasi antarbudaya” (Chen & Starosta, 1997,
hal.5)
Kesimpulan
Memasukkan konten keperawatan transkultural ke dalam
program pelatihan di sekolah dan rumah sakit dapat
meningkatkan otonomi profesional perawat Jepang dengan
mempromosikan sensitivitas antar budaya
Saran
Untuk meningkatkan otonomi profesional perawat Jepang saat merawat pasien
dengan budaya yang beragam, kuliah tentang pengetahuan
budaya, studi kasus klinis yang terkait dengan perawatan pasien non Jepang,
permainan peran bagaimana memberikan perawatan yang kompeten secara budaya
perlu dimasukkan ke dalam kursus pendidikan berkelanjutan untuk semua perawat
praktik dan orientasi semua perawat baru yang bekerja di rumah sakit. Untuk
mahasiswa sarjana, mata kuliah antropologi dan keperawatan transkultural perlu
disediakan
Telaah Jurnal 3
Jurnal : Journal of Hospital Administration
Peneliti : Nazik M.A. Zakari, Hanadi Hamadi,
George Audi
Judul : Cultural diversity and work engagement
in nursing: A qualitative case study analysis
Tahun : 2019
Studi ini menyoroti pentingnya memahami dampak
keragaman budaya pada keterlibatan kerja di Arab Saudi.
Para perawat ditunjuk sebagai tugas yang menantang
untuk mempertahankan dan mempromosikan seni, upaya
keterlibatan kerja di dalam rumah sakit yang berbeda
dalam struktur, kepemilikan, berbagai generasi perawat
dan keragaman budaya mereka.
Tujuan
Tujuan utama dari penyelidikan saat ini adalah
untuk lebih memahami bagaimana keragaman budaya
mendorong keterlibatan kerja
Metode
Penelitian ini menggunakan desain wawancara studi kasus ganda
induktif, interpretatif, dan penjelasan dari 16 perawat di 8
rumah sakit di Arab Saudi.
Kami mengidentifikasi tiga
tema utama: nilai dan latar
belakang keluarga, budaya pribadi
yang beragam dan iklim mikro
organisasi yang dirasakan
Rumah sakit di Arab Saudi sangat kompleks dan sangat bergantung pada
tenaga perawat yang sebagian besar terdiri dari ekspatriat. Temuan ini menambah
semakin banyak penelitian yang berkaitan dengan masa depan tenaga kerja
keperawatan, keselamatan pasien, dan kualitas asuhan keperawatan di Arab Saudi.
Oleh karena itu, perasaan dan keterlibatan positif di rumah dan di tempat kerja
menunjukkan keterlibatan yang lebih tinggi.