Anda di halaman 1dari 30

Konsep stigma dan pengaruhnya terhadap layanan kesehatan

Stigma adalah tanda atau ciri yang telah menandakan pemiliknya membawa
sesuatu yang buruk dan oleh sebab itu dinilai lebih rendah dibandingkan dengan orang
normal.

Tipe Stigma

Efek Stigma
1. Stigma sulit mencari bantuan 3. Stigma menyebabkan diskriminasi
2. Stigma membuat semakin sulit sehingga sulit mendapatkan
memulihkan kehidupan normal akomodasi dan pekerjaan.
karena dapat menyebabkan menarik 4. Masyarakat bisa lebih kasar dan
diri dari masyarakat. kurang manusiawi.
5. Keluarga akan merasa lebih terhina
dan terganggu.
Stigma dalam konsep budaya
Misalnya, norma dan persepsi budaya menentukan indikator sosial penyakit mental,
sehingga berdampak pada isyarat stigmatisasi. Nilai-nilai budaya juga dapat mempengaruhi
penerimaan diskriminasi. Stigma penyakit mental, dari beberapa kelompok Asia, misalnya,
dapat menyebabkan persepsi bahwa kecacatan penyakit mental mencerminkan kekurangan
keluarga. Hal ini dapat menyebabkan mereka menjaga jarak diri dari orang dengan penyakit
mental untuk melindungi integritas kerabat mereka.
Stigma dalam konteks islam/SPIRITUAL
Dalam beberapa konteks, stigma dan diskriminasi terhadap penderita HIV & AIDS justru
diperkuat oleh pemuka/pemimpin agama, dengan menggunakan kekuasaan yang mereka miliki.
Misalnya, dalam suatu symposium intemasional forum keagamaan negara Afrika, disampaikan
bahwa penderita HIVIAIDS terinfeksi penyakit tersebut karena dosa-dosanya dan mereka
"pantas" mendapatkan penderitaan tersebut.
Dalam konteks di mana stigma terhadap penderita HIVIAIDS sangat kuat maka penderita
cenderung lebih tertutup (segan untuk membuka status diri) sehingga tidak dapat mengakses
pelayanan kesehatan dan dukungan yang mereka butuhkan secara optimal. Dalam kasus-kasus
yang berat, hal semacam ini bisa menyebabkan tindakan bunuh diri
INTERVENSI STIGMA
1. PROTES : Protes untuk menghilangkan penyataan negative masyarakat, media, dan
iklan.
2. PENDIDIKAN : Memberikan informasi yang lengkap dan jelas mengenai
penyakit sehingga orang yang berpengetahuan lebih bisa bijak
3. KONTAK : Orang yang memiliki penyakit dapat berkumpul dengan
orang yang memiliki penyakit yang sama sehingga dapat meningkatkan harga
diri dan semakin percaya diri

ISS 1 TIK 2 KEBUTUHAN SEKSUALITAS DLM KEPERAWATAN


DEFINISI
DIMENSI
1. DIMENSI SOSIO-KULTURAL makhluk sosial berhubungan dengan
Sudut pandang brdsrkna norma dan apa yang telah orang tua mereka
peraturan sesuai budaya dan tunjukkan kepada mereka. Orangtua
kehidupan sosial di suatu lingkungan memperlakukan anak laki-laki dan
msyarakat. Misalnya termasuk cara perempuan secara berbeda
dan perilaku yang diperbolehkan berdasarkan jender. Bila anknya
selama berpacaran, atau aktivitas perempuan maka diajarkan/diberikan
seksual lainnya pengertian mengenai menjadi
2. DIMENSI AGAMA DAN ETIK perempuan begitupula dgn ank laki2
Seksualitas juga berkaitan dengan yg diberi pengertian menjadi laki2.
standar pelaksanaan agama dan etik.
Contoh sikap yang ditunjukan pada 4. DIMENSI STATUS
seksualitas dari agama, etik dan KESEHATAN
pandangan tradisional tentang Kesehatan seksual sebagai integrasi
hubungan seks yang hanya bisa aspek somatik,
dilakukan bila dalam ikatan emosional,intelektual, dan sosial dari
perkawinan saja. kehidupan seksual, dengan cara yang
3. DIMENSI PSIKOLOGI positif yang memperkaya dan
Seksualitas mengandung perilaku meningkatkan pengetahuan dan
yang dipelajari. Seseorang urusan kepribadian, komunikasi, dan
memandang diri mereka sebagai cinta ( Kozier, 2011).
ASPEK SEKSUALITAS
1. ASPEK BIOLOGI Seksualitas dipndg sbgai suatu bntuk
Seksualitas dipandang scra anatomi budaya/tradisi/adat/keyakinan di
dan fisiologis mengenai sist. setiap daerahnya. Cth kalo bbrpa
Reproduksi, Vagina itu apa, kota2 PEREMPUAN YG MAU
fungsinya utk apa, letaknya dmna MENIKAH ITU SBLUMNYA
dll. HRUS PERAWAN, harus Virgin dlu
2. ASPEK PSIKOLOGIS dalam artian dia perempuan baik2 yg
Dipndg sbgai bentuk kesadaran bisa menjaga dirinya. Cth lain
identitas diri, bhwa AKU INI dipedesaan disana PEREMPUAN
PEREMPUAN, AKU INI LAKI2. UMUR 20TH BLM MENIKAH
Sehingga mereka tau apa yg sesuai SUDH DI CAP PERAWAN TUA.
dgn identitas mereka masing2. Cth Hal ini jelas berbeda sekali antra
perempuan itu akan jdi lebih budaya di desa dan di kota2 besar. Di
feminism, suka hal2 yg indah. Kalo kota2 besar umur 20th belum
laki2 akan lebih gentle/maskulin menikah msh dianggap wajar, tdk
keren. begitu dipermasalahkan, namun di
3. ASPEK SOSIAL BUDAYA desa justru kebalikannya.

PERKEMBANGAN SEKSUAL
USIA 0-18 BULAN Karakteristik :
Karakteristik : - Identitas gender trus berkembang
- Mengetahui identitas gender melalui
- Sudah ada penetapan gender sbgai
toilet training, sehingga dia tau
laki2 / perempuan
bahwa dia laki2/perempuan
- Area genetalia mulai sensitive
ditandai dgn adanya ereksi penis dan Intervensi :
lubrikasi vagina, serta bayi yg mulai
- Edukasi dgn menyebutkan bagian2
aktif kemmpuan sensorisnya sprt
tubuh dan orgtua mulai mendekatkan
meraba, melihat,mencium mendengr
diri kpd ank mererka, Ayah dekat
Intervensi : dgn ank perempuan dan Ibu dekat
dgn ank laki2 agra anak2 bisa belajr
- Org tua/pengasuh perlu mengetahui
bgaimna berperilaku sesuai gender
perilaku tersebut sebagai hal yang
umum terjadi pada anak anak USIA PRA SEKOLAH 4-5 THN
Karakteristik :
USIA TOODLER 1-3 TAHUN
- Sadar diri bhwa dia laki2/perempuan
- Mengeksplorasi bgian2 dri tubuh - Karakteristik seks primer dan
sndiri serta mngetahui fungsinya sekunder berkembang
- Mulai berteman dgn teman2 - Mulai mengenal dan
sejenisnya. Laki2 brtemna dgn laki, mengembangkan hubungan dengan
prmpuan berteman dgn perempuan pasangan yang diminati
- terjadi menstruasi
Intervensi :
- Mungkin beradaptasi dalam aktivitas
- Reaksi orang tua yang berlebihan seksual.
terhadap eksplorasi genitalia
Intervensi :
menimbulkan perasaan bahwa “seks”
itu hal yang buruk - Remja membutuhkan informasi
mengenai perubahan tubuh
USIA SEKOLA 6-12 THN
- Kelompok teman sebaya sangat
Karakteristik : berprngaruh pada masa ini dan
membantu dalam pembentukan
- Semakin sadar diri peran gender.
- Berteman dgn teman2 sejenisnya - Berkencan membantu remaja
- Menerapkan kesopnan dan keinginan mempersiapkan diri untuk menjalani
yg privasi peran sebagai orang dewasa.
Intervensi :
- Berikan orang tua dan anak USIA DEWASA MUDA 18-40 THN
kesempatan untuk mengekspresikan BACA AJA!
kekhawatiran mereka dan ajukan Karakteristik :
pertanyaan terkait seks.
- Jawab semua pertanyaan dengan data Intervensi :
faktual dan mungkin tindak lanjuti
dengan buku dan materi lain yang
sesuai. USIADEWASA MENENGAH USIA 40-
- Beri advis kepada org tua untuk 65 THN
mendiskusikan informasi dasar
Karakteristik :
mengenai hubungan seksual,
menstruasi, dan reproduksi dengan Intervensi :
ank anak dengan usia sekitar 10
tahun.
USIA LANSIA >65 THN KEATAS

USIA REMAJA 12-1 THN Karakteristik :

Karakteristik : Intervensi :

FAKTOR YG MEMPENGARUHI
1. AGAMA persetujuan org dewasa, ditmpt
Agama sngt mempengaruhi seksual pribadi dan tdk
dimna telah trdpat pedoman utk merugikan/membahayakan org lain
perilaku seksual dan situasi yg dpt 3. BUDAYA
diterima juga perilaku seksual yg Contohnya budaya memengaruhi
dilarang dan trdpt konsekuensi bila cara berpakian brdsrkn jenis
melanggar peraturan tsb. Contoh kelamin, hrapan perilaku dan
bbrp agama memandang bentuk tanggung jawab sosial dan praktiks
seksual selai hbungungn pria dgn seks tertentu sesuai budaya
wanita sbgai sesuatu yg tdk alami. 4. STATUS KESEHATAN
Cntoh lainnya wanita harus Pikiran tubuh dan emosi yg sehat sgt
mempertahankan keperawanannya penting utk kesejahteraan seksual.
sblm menikah yg menjadi keharusan Bnyk faktor kesehatan yg dpt
utk setiap wanita mengganggu ekspresi seksual. Cnth :
penyakit jantung, kanker prostat,
diabetes mellitus, peyakit sendi,
2. ETIKA PERSONAL penyakit menular seks, gangguan
Yaitu sikap yang ditampilkan oleh mental dan lain2.
seseorang dimana khusunya dlm hal 5. MEDIKASI
seksualitas yg dianggap aneh oleh Ada bbrp resep obat yg memiliki
org lain mislnya : mastrubasi, efek samping yang mempengaruhi
hubungan seksual anal dan oral, dan fungsi seksual. Contohnya obat
pria berpakaian maupun wanita antidepresan dan penyalahgunaan
berpakian sprt pria. Bnyk org obat narkotik yg dpt mnyebabkan
menerima ekspresi seksual dm disfungsi seksual
beragam bntk bila dilakukan dgn

PENYIMPANGAN SEKS tidak sehat dan bersih. Inipun


1. Homoseksual dan lesbianisme : perlu asuhan yang khusus secara
individual.
Ditandai dengan ketertarikan Urolagnia
kepada sesama jenis. Kepuasan dicapai dengan urine
2. Zofilia : Kepuasan seksual yang diminum
5. Fotorisme atau priksionisme
dicapai dengan objek binatang. Kepuasan seksual dicapai oleh
3. Nekropilia : Kepuasan seksual seorang laki2 dgn dengan
dicapai dengan menggunakan menggesekkan penis pada tubuh
wanita ditempat public sprt
objek mayat
kereta api,bus, pesawat, halte, dll
4. Koprofilai 6. Yaitu suatu bentuk kelainan
Kepuasan seksual diperoleh sexual di mana seseorang
dengan mengunakan objek feses. laki-laki mendapatkan
Hal ini sungguh sangat
7. kepuasan seks dengan jalan 15. Yaitu suatu bentuk kelainan
menggesek-gesek / menggosok- sexual di mana seseorang
gosok alat kelaminnya ke laki-laki mendapatkan
8. tubuh perempuan di tempat 16. kepuasan seks dengan jalan
publik / umum seperti di kereta, menggesek-gesek / menggosok-
pesawat, bis, dll gosok alat kelaminnya ke
9. Yaitu suatu bentuk kelainan 17. tubuh perempuan di tempat
sexual di mana seseorang publik / umum seperti di kereta,
laki-laki mendapatkan pesawat, bis, dll
10. kepuasan seks dengan jalan 18. Yaitu suatu bentuk kelainan
menggesek-gesek / menggosok- sexual di mana seseorang
gosok alat kelaminnya ke laki-laki mendapatkan
11. tubuh perempuan di tempat 19. kepuasan seks dengan jalan
publik / umum seperti di kereta, menggesek-gesek / menggosok-
pesawat, bis, dll gosok alat kelaminnya ke
12. Yaitu suatu bentuk kelainan 20. tubuh perempuan di tempat
sexual di mana seseorang publik / umum seperti di kereta,
laki-laki mendapatkan pesawat, bis, dll
13. kepuasan seks dengan jalan
menggesek-gesek / menggosok- 6. Gronto
gosok alat kelaminnya ke penyimpangan seksual dimna pelaku
14. tubuh perempuan di tempat mencari kepuasan seksualnya kpd
publik / umum seperti di kereta, lansia
pesawat, bis, dll

KETERAMPILAN PERAWAT
1. Memiliki pengetahuan dan kenyamanan dgn seksualitas mereka sendiri
2. Mengetahui dasar2 tentang seksualitas, baik secara anatomi, fisiologi dan
psikologis
3. Dapat Menerima dan memahami seksualitas merupakan salah satu intervensi
penting dalam layanan keperawatan sekaligus utk bekerjsama dgn klien utk
mngekspresikan seksualitas nya dgn berbagai cara
4. Sbgai keterampilan komunikasi teraupetik dgn klien
5. Memiliki penegtahuan tntg pertumbuhan dan perkembangan seksual sepanjnag
hidup
6. Memiliki kemampuan mngetahui kebutuhan klien dan keluarganya dgn topik
seksualitas

KONTROVERSI BUDAYA SEKSUALITAS


Tradisi “Makkatte” dari suku Bugis di Makassar, yaitu tradisi khitan yang dilakukan
kepada anak perempuan usia 4-7 tahun. Tradisi ini masih menimbulkan kontoversi di Indonesia
karena dianggap sebagai bentuk kekerasan kepada perempuan. Sehingga PBB mengecam
tindakan ini karena dianggap bertentangan dengan HAM perempuan.
“Makkatte” ini adalah tradisi budaya suku Bugis sebagai tanda ke-islaman. Dimana bila
ada anak perempuan belum di-khitan maka ank peempuan ini dianggap belum sah memeluk
agama islam.
Dari segi kesehatan dan agama, khitan wajib dilakukan kepada laki-laki yang sudah
baligh dan Sunnah untuk perempuan. Khitan ini juga dapat membersihkan kotoran2 pada alat
reproduksi sehingga dpt mencegah terjadinya masalah kesehatan pada area reproduksi.

Konsep Stress
Stres adalah suatu kondisi ketika individu berespons terhadap perubahan dalam status
keseimbangan normal.
Stressor adalah setiap kejadian atau stimulus yang menyebabkan individu mengalami
stress.

Penyebab Stress
a. Faktor Predisposisi (PENYEBAB MEMPENGARUHI INDIVIDU)
 Biologi : latar belakang genetik,
status nutrisi, kepekaan biologis,
 Sosiokultural : usia, gender,
kesehatan umum, dan terpapar racun.
pendidikan, pendapatan, okupasi,
posisi sosial, latar belakangbudaya,
 Psikologis : kecerdasan,
keyakinan, politik, pengalaman
keterampilan verbal, moral, personal,
sosial, dan tingkatan sosial.
pengalaman masa lalu,konsep diri,
motivasi, pertahanan psikologis, dan
kontrol.
b. Faktor Presitipasi
 Kejadian yang menekan  Ketegangan hidup : Stres dapat
(stressful ) : yaitu aktivitas sosial, meningkat karena kondisi kronis
lingkungan sosial, dan keinginan yang meliputi ketegangan keluarga
sosial yang terus-menerus, ketidakpuasan
kerja, dan kesendirian.

Tahapan Stress
TAHAP 1 (ringan)  Merasa mampu menyelesaikan
pekerjaan lebih dari biasanya, namun
 Semangat bekerja besar, berlebihan
tanpa disadari cadangan energi
(over acting)
semakin menipis
TAHAP 2 (muncul keluhan)  Detakan jantung lebih keras dari
biasanya (berdebar-debar)
 Merasa mudah lelah
 Otot-otot punggung dan tengkuk
 Sering mengeluh lambung/perut
terasa tegang
tidak nyaman (bowel discomfort)
 Tidak bisa santai
TAHAP 3 (keluhan semakin nyata)
 Gangguan lambung dan usus  Perasaan ketidaktenangan dan
semakin nyata; misalnya keluhan ketegangan emosional semakin
maag, buang air besar tidak teratur meningkat
(diare)  Gangguan pola tidur (insomnia)
 Ketegangan otot-otot semakin terasa

TAHAP 4 (gejala stress muncul)


 Aktivitas pekerjaan yang semula  Seringkali menolak ajakan
mudah diselesaikan menjadi terasa (negativism) karena tiada semangat
lebih sulit dan kegairahan
 kehilangan kemampuan untuk  Timbul perasaan ketakutan dan
merespons secara (adequate) kecemasan yang tidak dapat
 Gangguan pola tidur disertai dengan dijelaskan apa penyebabnya.
mimpi-mimpi yang menegangkan

TAHAP 5 (gejala stress yg berlanjut)


 Kelelahan fisik dan mental
 Ketidakmampuan untuk  Timbul perasaan ketakutan,
menyelesaikan pekerjaan sehari-hari kecemasan yang semakin meningkat,
 Gangguan sistem pencernaan mudah bingung dan panik.
semakin berat

TAHAP 6 (tahap klimaks yg bisa mengalami panic attack)


 Debaran jantung teramat keras  Sekujur badan terasa gemetar, dingin
 sesak napas dan keringat bercucuran
 Pingsan atau kolaps (collapse).
Penilaian Terhadap Stress
1. Respon kognitif e. Tidak percaya
a. Kehilangan f. Antisipasi
b. Ancaman g. Kaget.
c. Tantangan.
3. Respon Fisiologis
2. Respon Afektif Refleksikan interaksi
a. Sedih neuroendokrin : hormon,
prolaktin, hormon
b. Takut
adrenokortikotropik (ACTH),
c. Marah vasopresin, oksitosin, insulin,
d. Menerima epineprin morepineprin, dan
neurotransmiter lain di otak

KONSEP DIRI
Konsep diri adalah mencakup semua persepsi diri yaitu penampilan, nilai, dan keyakinan
yang mempengaruhi perilaku dan ditunjukkan ketika menggunakan katakata saya atau
aku
FAKTOR PEMBENTUKAN KONSEP DIRI
FAKTOR YG MMPENGARUHI KONSEP DIRI

\
KONSEP KEHILANGAN

Kehilangan(loss)adalah suatu keadaan individu yang berpisah dengan sesuatu yang sebelum nya ada,
kemudian menjadi tidak ada

Tipe Kehilangan

 Aktual/nyata. Mudah dikenal atau  Persepsi. Misalnya: seseorang yang


identifikasi oleh orang lain, misalnya berhenti bekerja/PHK, menyebabkan
amputasi,kematian orang yang sangat perasaan kemandirian dan kebebasannya
berarti/dicintai menjadi menurun

Jenis Kehilangan anggota keluarga

1. Kehilangan objek eksternal :misalnya 4. Kehilangan suatu aspek diri : misalnya


kecurian anggota/citra tubuh

2. Kehilangan lingkungan : pindah 5. Kehilangan hidup : kematian anggota


rumah/pindah pekerjaan keluarga

3. Kehilangan sesuatu/ seseorang : misalnya


hilang pekerjaan,

Manifestasi Kehilangan

1. Mengungkapkan rasa kehilangan 4. Kehilangan selera makan


2. Menangis 5. Sulit Berkosentrasi
3. Mengalami gangguan tidur

KONSEP PERKEMBANGAN PENYAKIT

Etiologi

1. Golongan Biologis 2. Golongan Non-Biologis

PATOGENESIS

1. Fase Prapatogenesis Fase ini dimulai sejak munculnya gejala penyakit.


Umumnya, gejala yang muncul pada fase ini masih
Terjadi interaksi manusia dgn agen penyebab sakit. relatif ringan sehingga manusia sering kali tidak
Dimna bila daya tahan tubuh fase ini masih kuat, menghiraukannya
maka penyakit tdk akan muncul
4. Fase Penyakit Lanjut
2. Fase Inkubasi
Kelanjutan dari fase penyakit dini; terjadi akibat
Agen masuk ke dlm tubuh manusia, tetapi blm melemahnya kondisi tubuh seseorang akibat
muncu gejala. BIla agen masuk ketika daya tahan bertambah parahnya penyakit.
tubuh pada fase ini menurun maka agen/bibit
penyakit akan berkembang sehingga menimbulkan 5. Fase Akhir Penyakit.
gangguan pada tubuh manusia.

3. Fase Penyakit Dini


Proses berakhirnya penderitaan manusia ditandai dgn
sembuh sempurna, sembuh dgn cacat, sembuh sbgai
pembawa atau meningg

KONSEP SPIRITUALITAS
ASPEK SPIRITUALITAS
1. Berhubungan dengan sesuatu yang 3. Menyadari kemampuan untuk
tidak diketahui atau ketidakpastian menggunakan sumber dan kekuatan
dalam kehidupan dalam diri sendiri
2. Menemukan arti & tujuan hidup 4. Mempunyai perasaan keterikatan
dengan diri sendiri dan dengan tuhan
atau yang maha tinggi
Konsep
1. Agama 3. Pengampunan 5. Transendensi
2. Iman 4. Harapan

Konsep terkait spiritualitas


 Religi Dimensi psikologi berhubungan dengan
hubungan antar manusia seperti: berduka,
Religi merupakan jembatan menuju spiritual kehilangan, dan permasalahan emosional.
yang membantu cara berfikir, merasakan,
dan berperilaku serta membantu seseorang. ● Kebudayaan
● Dimensi Psikologi Hubungan spiritual dengan kebudayaan
yaitu spiritual dipengaruhi seluruhnya oleh
kebudayaan
Konsep keperawatan transcultural dalam menangani penyakit kejiwaan
Menurut leininger (2002) Transkultural keperawatan adalah suatu area/wilayah
keilmuwan budaya pada belajar dan praktik keperawatan yang fokus memandang
perbedaan dan kesamaan diantara budaya dengan menghargai asuhan, sehat dan sakit
didasarkan pada nilai budaya kepercayaan dan tindakan, dan ilmu ini digunakan untuk
memberi asuhan keperawatan khususnya budaya atau kebutuhan budaya kepada manusia.
Asuhan Keperawatan yang diberikan kepada individu sesuai dengan latar belakang
budaya.
1) Mempertahankan budaya budaya lain yang lebih mendukung
Diberikan sesuai nilai-nilai peningkatann kesehatan, misal pada
kebudayaan sehingga indivisu dapat pasien setelah operasi yang pantang
meningkatkan atau mempertahankan makan makanan yang berbau amis,
status kesehatannya. Misalnya maka dapat diganti dengan memakan
budaya minum air putih setiap sumber protein hewani lain seperti
bangun tidur. putih telur.
2) Negosiasi atau mengakomodasi 3) Mengganti atau mengubah budaya
budaya individu (REKTURISASI)
Mengganti budaya dilakukan bila
Perawat membantu individu untuk
budaya yang dianut merugikan bagi
dapat memeilih dan menentukan
kesehatan. seperti budaya merokok.
Skizofrenia
Gangguan psikotik yang ditandai dengan gangguan utama dalam pikiran, emosi dan
perilaku pikiran. Pasien skizofrenia menarik diri dari orang lain dan kenyataan, sering sekali
masuk ke dalam kehidupan fantasi yang penuh delusi dan halusinasi.
Gejala utama yang dirasakan oleh penderita skizofrenia paranoid adalah:
a.Halusinasi suara. d.Merasa dirinya lebih hebat dari kenyataan
(delusi kebesaran).
b.Merasa cemas, curiga, berhati-hati, dan
suka menyendiri. e.Delusi paranoid yang rutin dan stabil
c.Gangguan persepsi. f. Mengalami perasaan cemburu tidak
realistis (delusi cemburu)

Stigma terhadap korban


Anggapan lain yang masih ada dan dipertahankan oleh masyarakat adalah memiliki
anggota keluarga dengan skizofrenia adalah aib, sehingga harus disembunyikan. Keluarga
lebih memilih untuk merahasiakan keberadaan penderita skizofrenia dari pada membawanya
kerumah sakit untuk diberikan terapi penyembuhan.

Keperawatan transcultural dengan masalah Kesehatan mental


A. Trauma adalah suatu kejadian yang dialami dan meninggalkan bekas.
Reaksi reaksi trauma : seperti kecemasan, ketakutan , kekhawatiran kesedihan, dendam, amarah ,
malu, tidak percaya diri bahkan ada yang disertai reaksi fisik seperti gemetar , gemeretak
mengepal tangan , sakit di dada berteriak teriak, menangis dan hal reaksi negatif.
Strategi keperawatan transcultural dalam Kesehatan mental trauma
Tindakan yang dapat dilakukan untuk korban trauma:
1. Kenali gejala trauma, lakukan
pendekatan lembut dan penuh kasih 3. Penanganan trauma disesuaikan
sayang, empati, bertindak hati-hati dan dengan permasalahan yang dimiliki, yaitu
tawarkan bantuan. fisik, emosional, intelektual dan spiritual
2. Mengobrol, mendengarkan keluhan, 4.Mengubah pandangan untuk membantu
memotivasi individu untuk melakukan memperbaiki kondisi kesehatan dan pola
aktivitas. hidup klien ke arah yang lebih baik.

B. Bullying : menggertak dan mengganggu orang yang lebih lemah yg dilakukan oleh
sekelompok org scra berulg-ulang
Strategi keperawatan transcultural dalam Kesehatan mental bullying
1. Bicaralah dengan bully dan cobalah cari
tahu mengapa mereka merasa perlu
4. Bantu bully untuk menebus kesalahan
berperilaku seperti itu.
pada korbannya
2. Pastikan remaja bully mengerti bahwa
5. Bersiap untuk mengkonfrontasi bully
perilaku merekalah yang tidak disukai,
ketika mereka mulai membuat alasan atas
bukan mereka.
perbuatannya seperti ‘itu cuma bercanda’
3. Yakinkan pelaku bully bahwa Anda atau ‘dia yang salah’
bersedia membantu utk mengubah perilaku
jdi lebih baik.
C. Pasung : tindakan memasang sebuah balok kayu pada tangan dan/atau kaki seseorang,
diikat atau dirantai, diasingkan pada suatu tempat tersendiri
Faktor Penyebab Pasung
1. melukai orang lain, risiko 2. gangguan jiwa tidak bisa
membunuh, keluyuran dan disembuhkan/berbahaya
mengganggu kenyamanan
lingkungan

Strategi keperawatan transcultural dalam Kesehatan mental pasung


Perawat dan tenaga kesehatan lainnya juga ikut adil dalam program bebas pasung dimana
program tersebut bertujuan untuk mengubah stigma dimasyarakat terhadap budaya pasung.
Dimana peran perawat kesehatan jiwa sbgi pendidik dan koordintor kegiatan.

ISS2 TIK 2 KONSEP PERILAKU RESOPUN TERHADAP PENYAKIT


Definisi PERILAKU ada dua disini, ada dri KBBI dan dari Notoatmodjo, jdi kita rangkum saja.
PERILAKU adalah respon/tanggapan seseorang thdp dari lingkungannya.
Definisi REAKSI RESPON reaksi, jawaban, pengaruh atau akibat dari sebuah proses
komunikasi /Respon yang timbul berupa reaksi positif atau negatif terhadap sebuah objek,
peristiwa atau interaksi dengan orang lain.

DIMENSI KONSEP SAKIT


1. Disease
Dimensi sakit yang menggambarkan sakit dalam bentuk fisik. Disease adlh bentuk reaksi
biologis ditandai oleh perubahan-perubahan fungsi tubuh terhadap suatu organisme, benda asing,
ataupun luka (injury). yang muncul melalui gejala-gejala tertentu. Disease dapat ditemukan
melalui suatu diagnosis. Adapun contoh disease, antara lain: demam, influenza, kanker, AIDS,
dan berbagai penyakit lain.

2. Sickness
Dimensi sickness menggambarkan konsep sakit secara psikologis. Konsep sakit dalam dimensi
sickness ini merupakan penilaian seseorang terhadap penyakit sehubungan dengan pengalaman
yang langsung dialaminya. Konsep sickness muncul akibat adanya ketidaknyamanan dalam diri
seseorang akibat faktor psikis.
3. Ilness
Konsep sakit dalam dimensi illness merupakan konsep sakit secara sosiologis. Konsep sakit
ini berkaitan dengan penerimaan sosial terhadap seseorang sebagai orang yang sedang sakit
(illness maupaun disease). Seseorang yang dalam keadaan illness biasanya dibenarkan
melepaskan tanggung jawab, peran atau kebiasaan sehari-harinya yang dilakukan saat sehat
secara sementara akibat. Sakit dalam konsep sosiologis ini berkenaan dengan peran khusus
yang dilakukan sehubungan dengan perasaan kesakitannya dan sekaligus memiliki tanggung
jawab baru, yaitu mencari kesembuhan

TAHAP SAKIT
TAHAP 1 (MENGALAMI GEJALA) dan implikasi penyakit terhadap kesehatan
dimasa yang akan datang. Profesi kesehatan
Pada tahap ini pasien menyadari bahwa “ada
mungkin akan menentukan bahwa mereka
sesuatu yang salah” pada tubuh mereka yang
tidak menderita suatu penyakit atau justru
dikenali ketika ada sensasi atau keterbatasan
menyatakan jika mereka menderita penyakit
fungsi fisik gejala perubahan fisik bisa
yang bisa mengancam kehidupannya.
merasakan rasa nyeri, ada nya benjolan, dll)
TAHAP 4 (PERAN KLIEN
TAHAP 2 (ASUMSI TENTANG PERAN
INDEPENDEN)
SAKIT)
Pada tahap ini klien menerima keadaan
Tahap ini terjadi saat pasien merasakan
sakitnya, sehingga klien bergantung pada
gejala menetap atau semakin berat, sehingga
pemberi pelayanan kesehatan untuk
orang yang sakit akan melakukan
menghilangkan gejala yang ada
memberitahukan kepada keluarga, orang
terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia TAHAP 5 (PEMULIHAN DAN
benar-benar sakit dan harus diistirahatkan. REHABILITAS)
TAHAP 3 (KONTAK DGN Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit,
PELAYANAN KESEHATAN) dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya
penurunan demam. Penyembuhan yang
Pada tahap ini pasien mulai mencari
tidak cepat, menyebabkan seorang klien
kepastian dan pengobatan akan sakitnya.
butuh perawatan lebih lama sebelum
Sehingga pasien akan datang mencari tenaga
kembali ke fungsi optimal, misalnya pada
kesehatan mencari penjelasan mengenai
penyakit kronis.
gejala yang dirasakan, penyebab penyakit,

FAKTOR YG MEMPENGARUHI PERILAKU SAKIT


1. Faktor Internal Faktor internal yang mempengaruhi
A) persepsi individu terhadap B.) Asal Atau Jenis Penyakit
gejala dan sifat sakit yang dialami, Pada penyakit akut dimana gejala
dimana klien akan segera mencari relatif singkat dan berat serta
pertolongan jika gejala tersebut dapat mungkin mengganggu fungsi pada
mengganggu rutinitas kegiatan seluruh dimensi yang ada, Maka
sehari-hari. Misalnya: Tukang Kayu klien akan segera mencari
yang menderita sakit punggung, dan pertolongan dan mematuhi program
merasa hal tersebut bisa terapi yang diberikan untuk
membahayakan dan mengancam kesembuhannya dan mencegah
kehidupannya maka ia segera kekambuhan.
mencari pertolongan.

2. . Faktor ekternal
gejala yang terlihat dari suatu 4. Faktor Ekonomi
penyakit yg dapat mempengaruhi semakin tinggi tingkat ekonomi
citra tubuh dan perilaku sakit. seseorang biasanya ia akan lebih
Misalnya: orang yang mengalami cepat tanggap terhadap gejala
bibir kering dan pecah-pecah penyakit yang ia rasakan. Sehingga
mungkin akan lebih cepat mencari ia akan segera mencari pertolongan
pertolongan dari pada orang dengan ketika merasa ada gangguan pada
serak tenggorokan karena suaranya kesehatannya.
akan mengalami gangguan. 5. Faktor kemudahan
3. Faktor kelompok sosial akses terhadap sistem pelayanan,
Kelompok sosial klien akan dekatnya jarak klien dengan RS,
membantu mengenali ancaman klinik atau tempat pelayanan medis
penyakit, atau justru meyangkal lain mempengaruhi menggunakan
potensi terjadinya suatu penyakit. sistem pelayanan kesehatan.
Misalnya: Ada 2 orang wanita, yang
berasal dari dua kelompok sosial Jauhnya jarak sarana kesehatan
yang berbeda menemukan adanya berpengaruh dalam mencari bantuan
benjolan pada Payudaranya saat kesehatan. Semakin jauh jarak pusat
melakukan SADARI. Kemudian kesehatan dari rumah maka mereka
mereka mendiskusikannya dengan tidak
temannya masing-masing. Teman pergi ke tempat pelayanan kesehatan
WANITA 1 mendorong mencari tersebut, masyarakat lebih memilih
pengobatan untuk menentukan mengobati sendiri ataupun pergi ke
apakah perlu dibiopsi atau tidak; dukun atau orang pintar lainnya.
sedangkan teman WANITA 2
mengatakan itu hanyalah benjolan 6. Faktor dukungan sosial
biasa dan tidak perlu diperiksakan ke dukungan sosial disini meliputi
dokter. beberapa institusi atau perkumpulan
yang bersifat peningkatan kesehatan. yang mendukung aksi cegah kanker
Contohnya komunitas SADARI payudara
.

DOMAIN PERILAKU SAKIT


1. PENGETAHUAN berkaitan dengan pemeliharaan
KESEHATAN kesehatan, seperti sikap
Yg mencakup apa yang terhadap penyakit menular dan
diketahui oleh seseorang tidak menular
terhadap cara memelihara
kesehatan, seperti 3. PRAKTEK KESEHATAN
pengetahuan tentang penyakit Yaitu kegiatan atau aktivitas
menular, pengetahuan tentang orang dalam memelihara
faktor terkait yang kesehatan, seperti tindakan
mempengaruhi kesehatan, pencegahan terhadap penyakit
pengetahuan tentang fasilitas menular dan tidak menular,
pelayanan kesehatan, dan tindakan terhadap faktor-faktor
pengetahuan untuk menghindari yang terkait dan atau
penyakit kecelakaan. memengaruhi kesehatan,
tindakan tentang fasilitas
2. SIKAP pelayanan kesehatan, dan
Sikap terhadap kesehatan tindakan untuk menghindari
adalah pendapat atau penilaian kecelakaan.
seseorang terhadap hal-hal yang

PERILAKU SAKIT YG BERHUBUNGAN DENGAN KEHILANGAN


 Perilaku adaptif
Perilaku ini merupakan perilaku yang masih dapat diterima oleh norma-norma social
dan kebudayaan secara umum yang berlaku di masyarakat. Contohnya yaitu: seseorang
akibat suatu hal (misalnya penyakit, kecelakaan, atau keturunan) sehingga kehilangan
penglihatannya, maka ia harus beradaptasi dengan kondisinya yg baru ini. Bentuk
adaptasi ini bisa berupa mempelajari huruf Braille, lebih menajamkan indra2 lain spt
indra pendengaran, indra perabanya, memanfaatkan apapun berkaitan audio utk medgr
atau mengetahui apapun, atau bentuk adaptasi lainnya.
 Perilaku mal-adaptif
Perilaku ini merupakan perilaku yang diberikan individu dalam menyelesaikan
masalahnya menyimpang dari norma-norma dan kebudayaan suatu tempat. Contohnya
yaitu: seseorang mengalami kekecewaan, frustasi, marah, rendah diri, depresi, dan
memutuskan untk BUNUH DIRI dimana Perilaku ini adlh perilaku yg tdk sesuai dgn
norma dan kebudayaan.

1. PERILAKU ORANG SAKIT YANG DAPAT DIAMATI


Menurut Sri Kusmiyati dan Desmaniarti dalam Irwan (2014), terdapat tujuh perilaku orang
sakit yang dapat diamati yaitu;
1) Fearfullness (merasa ketakutan), sakit dengan melebih-lebihkan
saat sakit biasanya memiliki apapun persoalan meskipun hnya
perasaan takut. Seperti takut masalah kecil. Akibatnya pasien
penyakitnya tidak sembuh, takut menjadi cerewet, banyak menuntut,
mengalami kecacatan, atau takut dan banyak mengeluh tentang
mati,. masalah sepele.
2) Regresi(menarik diri),yaitu salah 5) Reaksi emosional tinggi, org sakit
satu perasaan yang muncul pada jdi lebih sensitive terhadap hal hal
orang sakit bersamaan dgn ansietas remeh sehingga menyebabkan
(kecemasan). Ketika sakit muncul reaksi emosional tinggi.
rasa cemas maka bisanya kita 6) Perubahan persepsi terhadap
menarik diri dari lingkungannya. orang lain,
3) Egosentris, perilaku yg 7) Berkurangnya minat, karena
memikirkan dirinya sendiri, menderita sakit biasanya mereka
biasanya saat sakit akan cnderung tdk terlalu berminat utnk
memikirkan dirinya sendiri, mikir melakukan apapun sehingga ia
penyakitnya sendiri, mikir tidak mempunyai perhatian
kesembuhannya sendiri, dll terhadap segala sesuatu yang ada di
lingkungannya.
4) Terlalu memperhatikan persoalan
kecil, yaitu perilaku individu yang
Upaya Pencegahan Penyakit
a. Peningkatan kesehatan (Health
Promotion).
c. Menggunakan diagnosa secara dini dan
1) Penyediaan makanan sehat cukup pengobatan yang
kualitas maupun
cepat dan tepat (Early Diagnosis and
kuantitas. Promotion).
2) Perbaikan hygiene dan sanitasi 1) Mencari kasus sedini mungkin.
lingkungan.
2) Melakukan pemeriksaan umum secara
3) Peningkatan pelayanan kesehatan rutin.
kepada masyarakat
3) Pengawasan selektif terhadap penyakit
Contohnya pelayanan kesehatan tertentu
reproduksi bagi remaja
misalnya kusta, TBC, kanker serviks.
yang hamil diluar nikah, yang terkena
4) Meningkatkan keteraturan pengobatan
penyakit infeksi
terhadap penderita.
akibat seks bebas dan Pelayanan Keluarga
5) Mencari orang-orang yang pernah
Berencana.
berhubungan
dengan penderita berpenyakit menular.
b. Perlindungan umum dan khusus Sehingga ada informasi lebih lanjut
terhadap penyakit tertentu bagaimana cara pemulihan dri penyakit ini
(Spesific Protection). 6) Pemberian pengobatan yang tepat pada
setiap
1) Memberikan imunisasi pada golongan
yang rentan permulaan kasus.
untuk mencegah terhadap penyakit-
penyakit tertentu.
2) Isolasi terhadap penyakit menular.
3) Perlindungan terhadap keamanan
kecelakaan di
d. Pembatasan kecacatan (Dissability
tempat-tempat umum dan ditempat
Limitation)
kerja.
1) Penyempurnaan dan intensifikasi
4) Perlindungan terhadap bahan–bahan yang
pengobatan lanjut
bersifat
agar terarah dan tidak menimbulkan
karsinogenik, bahan-bahan racun maupun
komplikasi.
alergi.
2) Pencegahan terhadap komplikasi dan 2) Menyadarkan masyarakat untuk
kecacatan. menerima mereka
3) Perbaikan fasilitas kesehatan bagi kembali dengan memberi dukungan
pengunjung untuk moral, setidaknya
dimungkinkan pengobatan dan bagi yang bersangkutan untuk bertahan.
perawatan yang lebih
3) Mengusahakan perkampungan
intensif. rehabilitasi sosial
sehingga setiap penderita yang telah cacat
mampu
e. Pemulihan kesehatan (Rehabilitation)
mempertahankan diri.
1) Mengembangkan lembaga-lembaga
rehablitasi dengan 4) Penyuluhan dan usaha-usaha
kelanjutannya harus tetap
mengikutsertakan masyarakat.
dilakukan kpd seseorang setelah ia
sembuh dari suatu penyakit
Konsep Keperawatan Transkultural Selama Proses Kehamilan dan Melahirkan Anak
Ada tiga pedoman yang ditawarkan dalam keperawatan transkultural yaitu:
● Culture care preservation or mengakibatkan anak yang dikandungnya
maintenance (mempertahankan budaya), akan terlilit tali pusar.
dilakukan bila budaya pasien tidak
-Ibu hamil dilarang untuk memotong
bertentangan dengan kesehatan.
rambut karena dipercaya akan terjadi hal
Misal : yang tidak baik bagi janin
-Posisi menungging dipercaya untuk ● Culture care repatterning or
mengubah posisi bayi yang awalnya posisi restructuring (restrukturisasi budaya),
sungsang kembali ke posisi normal dilakukan bila budaya yang dimiliki
merugikan kesehatan
-Masak. Ibu hamil tidak bolek memasak
di tungku(menggunakan kayu bakar) karena Misal :
dipercaya akan mempersulit kelahiran
-Makan buah salak dipercaya akan
(karna tungku kayu bakar mengandung
mengakibatkan kulit bayi bersisik seperti
black karbon)
buah salak.
-Olahraga. Jalan-jalan pagi dipercaya
-Wanita hamil dan suaminya dilarang
akan meningkatkan stamina tubuh untuk
menyembelih/membunuh binatang.
persiapan persalian.
Sebab, jika itu dilakukan bisa menimbulkan
● Culture care accommodation or cacat pada janin
negotiation (negosiasi budaya), dilakukan
-Makan di depan pintu dipercaya dapat
untuk beradaptasi terhadap budaya yang
mempersulit proses kelahiran bayi
lebih menguntungkan kesehatan.
Budaya Melahirkan
Misal :
1. Traditional Home Birth. Dilakukan
-Ibu hamil tidak boleh minum jamu
oleh wanita Afrika karena jarak ke
karena dipercaya dapat membahayakan janin
layanan kesehatan jauh
yang dikandung
2. Support During Childbirth.
-Ibu hamil dilarang mengalungkan Ditemani suami, orgtua, sesepuh/
handuk dileher karena dipercaya dapat sendirian
3. Cultural Expression of Labor 2. Lotus birth (melahirkan bayi yg
Pain. Mengekspresikan rasa sakit msh terhubung dgn plasenta)
melahirkan mislnya dgn berteriak. 3. Calm birth (program edukasi
4. Birth Position persalinan utk kurangi stress slma
5. Cultural Meaning Attached to melahirkan dgn teknik relaksasi)
Infant Gender 4. Hypno birth (hypnosis utk proses
melahirkan)
TREN PERSALINAN
5. Section Caesarea (tindakan
1. Water birth (membuat rileks dan pembedahan persalinan yg tidk bisa
mengurangi rasa sakit kontraksi) dilakukan dlm metode normal

Aplikasi Teori Leininger dalam pendidikan, praktek dan administrasi keperawatan


SIAPA MADELINE LEININGER’S
Leininger merupakan salah seorang ahli teori keperawatan yang revolusioner, intelektual, juga
menjadi seorang peneliti, pendidik dan pemimpin dalam memahami konsep budaya kemudian
menggabungkan konsep tersebut dengan layanan kesehatan.
• Lahir di Sutton, London 13 Juli 1925, dan hidup sampai 10 Agustus 2012;
• Pendidikan (BACA AJA!)
• 1950 : Pada tahun 1950, leininger bekerja pada child guidance home / sebuah bimbingan
anak
ia mengalami cultur shock ketika dia menyadari bahwa perilaku (recurrent
behavioral pattern) pada anak memiliki dasar budaya yang harus dipahami;
sEHINGGA, leininger menyimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan tentang budaya dan
kurangnya rasa peduli merupakan penyebab kurangnya pemahaman dalam layanan keperawatan,
dimana hal tersebut sangat dibutuhkan untuk mendukung kepatuhan pasien,penyembuhan dan
pemulihan kesehatan
 1995
Fokus Pembahasan Transcultural Nursing
Dinamika budaya yang mempengaruhi hubungan perawat klien; Sehingga Leininger
kemudian mengembangkan teori: “Culture Care”, keanekaragaman dan universalitas
(teori culture care Diversity and University) dengan tujuan menyesuaikan tindakan
keperawatan sejalan dengan prinsip budaya. Sehinggga dapat membawa hal2 baru
pengembangan baru baik sari segi pendidikan,pelayanan,penelitian keperawatan, praktek
professional keperawatan, atau pun lainnya yg lebih mengharagai setiap
keanekrawagaman budaya yg ada.
Culture Care Theory
Yaitu teori yg berfokus pada CARE dan CULTURAL utk mengembangkan pengetahun dan
praktik kep transcultural. Dmn dlm teori cultural care ni mencakup segala sesuatu mengenai
kehidupan manusia baik dri segi sosial-kultur , pandangan dunia, nilai cultural, konteks
lingkungan, bahasa sbgai komunikasi dgn sistem  professional praktik keperawaratn
Tujuan dan Kegunaan
• Tujuan:
– Menyediakan sebuah perawatan berbasis budaya dalam meningkatkan kesehatan
dan kesejahteraan klien;
– Memandu perawat dan tenaga kesehatan lain dalam memberikan perawatan sesuai
dengan nilai-nilai budaya klien;
– Meningkatkan keselarasan antara tindakan perawatan dan nilai, kepercayaan,
norma dan cara hidup klien sehingga dapat membantu meningkatkan efektifitas
perawatan klien.
• Manfaat:
– Membantu peneliti dan petugas klinik menemukan, mendokumentasikan,
mengetahui dan menjelaskan saling ketergantungan antara perawatan dan budaya
sambil memperhatikan perbedaan dan kesamaan diantara budaya;
– Teori ini membantu perawat peneliti dalam menemukan makna, pola, ekspresi
dan praktik baru terkait dengan perawatan berbasis budaya yang mempengaruhi
kesehatan dan kesejahteraan individu, keluarga dan kelompok budaya;

• Lanjutan:
– Menjadi dasar berfikir dalam pengembangan pengetahuan atau model layanan
yang berbasis budaya
SLIDE 9 ADALAH :
Ada konsep Culture Care leiningers
Secara pandang dunia add bbrp faktor mengenai culture care
1.Faktor teknologi :
Dari kseluruhan faktor2 tsb fokus utama dripda indivdu, keluarga dan komunitas itu
7.Culture Care Acomodation
Teknik negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untukTeknik
negosiasi dalam memfasilitasi kelompok orang dengan budaya tertentu untuk
beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan p beradaptasi/berunding terhadap tindakan dan
pengambilan kesehatan.engambilan kesehatan.
8.Cultural Care Repattering.
Menyusun kembali dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusanMenyusun kembali
dalam memfasilitasi tindakan dan pengambilan keputusan professional yang dapat membawa
perubahan cara hidup seseorang. professional yang dapat membawa perubahan cara hidup
seseorang.

9.Culture Congruent / Nursing Care


Suatu kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidupSuatu
kesadaran untuk menyesuaikan nilai-nilai budaya / keyakinan dan cara hidupindividu/ golongan
atau institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yangindividu/ golongan atau
institusi dalam upaya memberikan asukan keperawatan yang bermanfaat. bermanfaat.
’Cultural Diversity (Cultural Plurality):
Keanekaragaman budaya pada suatu bangsa/negara. Dimana pada konteks ini Indonesia
mmiliki banyak sekali keanekaragaman budaya (cth di aceh ada : budaya upacara
pernikahan, peusijuk, meugang, dll), ras (di indonesia ada ras Malayan-mongoloid yaitu
ras di wilayah sumatera,jawa, bali, Kalimantan dan sulawesi serta ras Melanesoid di
wilayah papua, dan maluku), etnis, suku (ada bnyk suku di Indonesia bbrp diantaranya
suku aceh, jawa, batak, minang, sunda, dayak dll), agama yaitu ada 6 agama yg diakui di
Indonesia, islam,Kristen,katolik, hindu, budha dan konghucu. Dimana setiap
keberagamana ini masih berkembang dan masih dilestarikan di masing2 daerh.
Dgn kata lain kehidupan masyarakat Indonesia memiliki keberagaman latar belakang
suku, budaya, agama dan ras yg berbeda-beda. Maka dari itu masyarakat Indonesia
termasuk masyarakat plural-majemuk karena setiap kelompok2 masyarakatnya memiliki
keberagman budaya.

Keunikan budaya yg ada di Indonesia mencakup dari berbagai macam konsep, Misanya
dari segi Budaya. Kebudayaan di Aceh, budaya nya sangat kental dgn unsur2 ke-islaman.
Sehingga setiap peraturan dan nilai2 yg ada di provinsi Aceh memberi arahan dan
pengaruh kpd masyarakat utk menerapkan budaya2 syariat keislaman seperti memakai
jilbab, menggunkan pkaian yg terttup, dan memperingati hari2 besar agama islam.
Selain itu dri budaya komunikasi, aceh memilikki bbrp bahasa daerah yg msih digunakan
sbgi bhasa dlm keseharian masyarakatnya. Seperti bhsa aceh, gayo, alas, kluet,

Dari segi Agama, Indonesia meiiki 6 agajma yg diakui oleh ngra yaitu islam, Kristen,
katolik, hindu, budha & konghucu. Keberagaman ini mewujudkan bahwa Indonesia
mempunyai tingkat toleransi antar perbedaan yg tinggi. Dimna kita harus menghargai
setiap perbedaan antar sesame masyarakat demi menjaga dan menpersatukan bangsa
Indonesia .

Sikap & perilaku negative dlm dunia kerja multicultural


1. Sikap Kebencian, ini biasanya muncul ketika adanya perbedaan pada suatu kelompok,
egosentrisme ataupun permsalahan individualisme. Yg muncul bisa jadi karena perbedaan
budaya, suku, agama, ras, dan lain2 sehingga menimbulkan rasa ketidaksukaan dan
kebencian.
2. Sikap prasangka, yaitu memandang sesuatu scra negative shingga dpt menimbulkan
kesalahpahaman. Prasangka ini sangat erat kaitannnya dgn diskriminasi dimana dgn
timbul prasangka akan berakhir mendiskriminasikan org lain akibat kesalahpahaman
ataupun perbedaan sudut pndang yg terlihat. sehingga menimbulkan konflik.
Contoh diskriminasi yg mash ada di Indonesia adalah diskriminasi kpd penderita
HIV/AIDS yg msh dijauhi oleh masyarakat krena takut tertular.
Sebagai wrga negara Indonesia, perilaku diskriminasi ini dpt membuat kehidupan antr
bermsyarakt mnjdi tidak harmonis. Maka perlu diberikan pendidikan utk menghindari
sikap diskriminasi, karena setiap manusia memiliki hak nya masing2. Adapun sikap
menghindari diskriminasi adalh dgn menghormati & menghargai setiap pendapat,
menyadari bhwa setiap manusia berada pada derajat yg sama dan memiliki hak nya
masing2
3. Rasis, yaitu sikap memandang rendah suatu ras. Perlakuan seperti ini merupakan sikap
diskriminasi thdp suatu ras. Misalnya memperlakukan seseorang atau kelompok secara
tidak adil karena perbedaan warna kulit, keturunan, status asal etnis atau asal negara
mereka. Rasis ini sering sekali terjadi di Amerika sana antara orang berkulit putih yg rasis
kepada org berkulit hitam.
4. Kekerasan, akibat adanya perbedaan sering memunculkan tindakan2 kekerasan antar
perbedaan tsb. Bentuk kekerasan yg dilakukan bisa berupa fisik maupun verbal. Di dunia
kerja kedua bentuk kekerassan tsb pasti pernah terjadi. Contohnya kasus penganiayaan
dan pelecahan kpd perawat, dimana perawat ini dianiaya ketika dianggap tidak baik
dalam melakukan perawatan srta dilecehkan baik scra fisik maupun verbal. Dari hal ini
kita tahu bahwa kekerasan bisa trjadi dimana saja akibat adanya sikap yg egosentris dari
individualism, lingkungan yg tidak ramah dan ketidak setaraan gender.

Anda mungkin juga menyukai