Anda di halaman 1dari 21

Book Reading

BATU SALURAN KEMIH


Pendahuluan

Satu saluran kemih menurut


Batu ginjal sebagian besar
tempatnya digolongkan menjadi
mengandung batu kalsium. Batu
batu ginjal dan batu kandung
oksalat, kalsium oksalat, atau
kemih. Lokasi batu ginjal
kalsium fosfat, secara bersama
dijumpai khas di kaliks atau
dapat dijumpai sampai 65-85%
pelvis dan bila akan keluar dapat
dari jumlah keseluruhan batu
terhenti di ureter atau di
ginjal.
kandung kemih.
Patogenesis dan Klasifikasi

Batu ginjal dapat terbentuk bila beberapa faktor pembentuk kristal kalsium  menimbulkan
agregasi pembentukan batu.

Agregasi kristal cukup besar  tertinggal dan ditimbun pada ductus kolektikus akhir.

Timbunan akan membesar. pada bagian sel epitel yang mengalami lesi.

80% persen pasien batu ginjal merupakan batu kalsium, kalsium oksalat atau agak jarang sebagai
kalsium fosfat Jenis batu lainnya terdiri dari batu sistin, batu asam urat dan batu struvit.
Faktor Risiko
Usia Jenis Kelamis Profesi Mentalitas Konstitusi Nutrisi Musim Ras Keturunan

Kelainan morfologi Gangguan aliran air keruh Infeksi saluran kemih Kelainan metabolik Faktor genetic

Ekskresi bahan pembentuk batu meningkat Ekskresi inhibitor krital menurun

Perubahan fisiko-kimia supersaturasi

Kelainan kristaluria, agregalasi Kristal, pertumbuhan Kristal

Batu saluran kemih


Faktor Risiko

Hiperkalsiuria

• Menyebabkan hematuria tanpa ditemukan batu.


• Hiperkalsiuria absortif  kenaikan absorpsi kalsium di
lumen usus.
• Hiperkalsiuria puasa  kelebihan kalsium dari tulang.
• Hiperkalsiuria ginjal  kelainan reabsorbsi kalsium di
tubulus ginjal
Faktor Risiko

Hipositraturia

• Penurunan ekskresi inhibitor pembentukan kritas dalam air kemih.


• Hal ini dijumpai pada asidosis metabolic kronik, diare kronik,
diversi ureter, atau masukan protein tinggi.

Hiperurikosuria

• Peningkatan asam urat air kemih  pembentukan batu kalsium.


• Biasanya pada pasien dengan diet urin tinggi.
Faktor Risiko

Penurunan jumlah air kemih

• Karena masukan cairan sedikit  peningkatan reaktan dan


pengurangan aliran air kemih  pembentukan batu.

Jenis cairan yang diminum

• Minuman softdrink lebih dari 1 liter per minggu 


pengasaman dengan asam fosfor  risiko penyakit batu >>
Faktor Risiko

Hiperoksaluria

• Peningkatan ekskresi oksalat diatas normal (Normal= 45mg/hari).


• Absorbsi oksalat intestinal meningkat karena a) diet kalsium
rendah; b) hiperkalsuria; c) akibat reseksi pembedahan usus.

Ginjal spongiosa medulla

• akibat adanya kelainan ductus kolektikus terminal dengan daerah


statis yang memacu presipitasi kristal dan kelekatan epitel tubulus.
Faktor Risiko

Faktor diet

• Masukan natrium klorida : disebabkan sebagian oleh


reabsorbsikalsium secara pasif mengikuti natrium dan
air pada tubulus proksimal dan sepanjang lengkung
Henle. Penurunan reabsorbsi natrium proksimal
disebabkan oleh volume berlebih menyebabkan
pengurangan transportasi kalsium dan peningkatan
ekskresi kalsium air kemih.
Faktor Risiko

Faktor diet

• Masukan protein : sebagian besar protein hewani


memiliki kandungan fosfat 10-15x 
menghasilkan asam amino dan asam urat 
pembentukan batu. Hipositraturia akibat asidosis
dapat menambah pembentukan batu pada pasien
dengan diet protein tinggi.
Faktor Risiko

Faktor diet

• Masukan kalsium : Pemberian masukan kalsium pada


waktu makan akan mengikat masukan oksalat secara
maksimal. Bila diberikan di luar saat makan, kalsium
kehilangan kesempatan mengikat masukan oksalat
oksalat tetap diekskresi dan kalsium tetap bebas dalam
lumen intestinal  kenaikan absorbsi kalsium dan
kenaikan ekskresi kalsium dalam air kemih.
Faktor Risiko

Faktor diet

• Masukan kalium : Diet tinggi kalium dapat mengurangi


risiko pembentukan batu dengan menurunkan ekskresi
kalsium dan dengan meningkatkan ekskresi sitrat dalam
air kemih.
• Sukrosa : sukrosa dan turunan karbohidrat lainnya
dapat meningkatkan ekskresi kalsium dalam air kemih
dengan mekanisme yang belum diketahui.
Faktor Risiko

Faktor diet

• Vitamin : Vitamin B6 (piridoksin) bermanfaat mengurangi


ekskresi oksalat dalam air kemih pada pasien dengan
hiperoksaluria idiopatik. Penurunan risiko pembentukan batu
pada perempuan yang mengkonsumsi vitamin B6 lebih dari
40mg/hr, namun tidak pada laki-laki.
• Asam lemak : penurunan ekskresi kalsium air kemih pada
pasien hiperkalsiuria idiopatik setelah pemberian suplemen
kapsul minyak ikan.
Faktor Risiko

Faktor diet

• Masukan air : Peningkatan volume. masukan air dapat


mengurangi risiko pembentukan batu sehingga sangat
dianjurkan bagi para pasien batu ginjal, maupun untuk
proteksi. Dengan meningkatnya volume air kemih maka
tingkat kejenuhan kalsium oksalat menurun sehingga
mengurangi kemungkinan pembentukan kristal.
Evaluasi pasien batu ginjal
Cara penetapan diagnosis :

Riwayat penyakit batu (usia, jenis kelamin, penyakit infeksi, penggunaan obat-
obatan)

Gambaran batu saluran kemih (USG, radiografi, urogram, CT-sca helical dan
kontras).

Investigasi biokimiawi (pemeriksaan pH, berat jenis, sedimen)


Pengobatan

Mengatasi gejala

• Nyeri akibat bartu dijelaskan memalui 2 mekanisme : 1)


dilatasi sistem sumbatan dengan peregangan reseptor sakit
dan 2) iritasi lokal dinding ureter disertai edema
• Diagnosis banding kolik BSK seperti kolik ginjal akibat
kompresi, nyeri abdomen karena GIT (appendicitis), vascular,
ginekologi (kista ovarium), dan lain-lain.
• Tindakan emergensi untuk pasien kolik ginjal. Pasien
disarankan untuk tirah baring, berikan spasme analgetik.
Pengobatan

Pengambilan batu

• Batu dapat keluar spontan (<6mm) dengan


keluhan kolik berulang. Berikan terapi pencegahan
kolik, terapi antiedema, diuresis dan aktivitas fisik.
• Pengambilan batu dengan gelombang kejutan
litotrips ekstrakorporeal, percutaneous
nefrolitomi, pembedahan.
Pengobatan

Pemberian obat

• Hiperkalsiuria idiopatik  batasi masukan garam dan


berikan diuretic tiazid (HCT 25-50 mg/hari). Hindari
kejadian hypokalemia, jika perlu tambahkan kalium
sitrat atau kalium karbonat.
• Pemberian fosfat netral (ortofosfat)  mengurangi
ekskresi kalsium dan meningkatkan ekskresi inhibitor
kristalisasi
Pengobatan

Pemberian obat

• Hiperurikosuria  berikan allopurinol 100-300 mg/hari.


• Hipositrauria  berikan kalium sitrat
• Hiperoksaluria enteric pengurangan absorbsi oksalat
intestinal. Berikan diet rendah lemak dan rendah oksalat.
Pertimbangan pemberian fosfor elemental
• Batu kalsium fosfat  berikan kalium sitrat.
Kesimpulan

Tatalaksana awal yang dilakukan adalah evaluasi faktor risiko batu saluran kemih.

Terapi diberikan untuk mengatasi keluhan dan mencegah serta mengobati gangguan
akibat batu saluran kemih.

Pengambilan batu dapat dilakukan dengan pembedahan/ litotripsi

Pengenalan faktor risiko  memberikan hasil pengobatan dan memberikan


pencegahan timbulnya batu saluran kemih yang lebih baik
Terimakasih

Anda mungkin juga menyukai