Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

ASUHAN KEBIDANAN NEONATUS & BAYI

“Tingkat Rujukan Pada Bayi”

DOSEN PENGAMPUH : Firda K. Kiah, SST., M.Keb

KELOMPOK 2

1. Helena Faustina Bena 9. Mariana Kula


2. Ina Lestiyaningsih Dadi Data 10. Marselina Florensia Kewa
3. Julia Da Costa 11. Merlin Mariana Napa
4. Lizhensia Amelia Seren 12. Nastia Putri Ayu Koten
5. Magdalena Sir 13. Natasya Nunu
6. Marlie Trinita Damaledo 14. Nessa Astika Bako
7. Maria Margareta Bue 15. Ni Gusti Ketut Tara
8. Maria Asni Taek

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

PRODI D-III KEBIDANAN

TAHUN 2022
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat dan
karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah dengan judul “Tingkat Rujukan Pada Bayi”
dengan tepat waktu. Tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas mata
kuliah Asuhan Kebidanan Neonatus dan Bayi. Selain itu, makalah ini dibuat dengan harapan
dapat memberikan pengertian dan pemahaman seputar tingkat rujukan pada bayi kepada para
pembaca.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih sangatlah jauh dari kata sempurna. Oleh sebab
itu, kritik dan saran yang membangun sangat diperlukan. Semoga makalah ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca.

Kupang, 02 November 2022,

Kelompok 2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar ....................................................................................................................


Daftar Isi .............................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ........................................................................................................
B. Tujuan......................................................................................................................
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Prinsip Dasar Rujukan Pada Bayi............................................................................
B. Indikasi Rujukan Pada Bayi....................................................................................
C. Tingkat Rujukan Pada Bayi.....................................................................................
D. Jenis-Jenis Rujukan.................................................................................................
E. Mekanisme Rujukan................................................................................................
BAB III PENUTUP
A. Kesimpulan..............................................................................................................
B. Saran........................................................................................................................
Daftar Pustaka......................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Pendahuluan
Rujukan adalah suatu jaringan sistem pelayanan yang memungkinkan terjadinya
penyerahan tanggung jawab secara timbal balik atas timbulnya suatu kasus atau masalah
kesehatan masyarakat, baik secara vertikal maupun horizontal, kepada yang lebih
kompeten, terjangkau dan dilakukan secara rasional. Pengertian sistem rujukan menurut
Sistem Kesehatan Nasional Depkes RI 2009, merupakan suatu sistem penyelenggaraan
pelayanan kesehatan yang melaksanakan pelimpahan tanggung jawab timbal balik
terhadap satu / lebih kasus penyakit atau masalah kesehatan secara vertikal dari unit
berkemampuan kurang kepada unit yang lebih mampu atau secara horizontal antar unit-
unit yang setingkat kemampuannya.
Rujukan Kebidanan adalah suatu pelimpahan tanggung jawab timbal balik atas
kasus atau masalah kebidanan yang timbul baik secara vertikal maupun horizontal.
Rujukan Darurat Kebidanan adalah rujukan kasus-kasus yang harus dilaksanakan segera
oleh karena bila terlambat akan menyebabkan meningkatnya kesakitan (morbiditas) dan
kematian (mortalitas), sedangkan rujukan berkualitas adalah rujukan yang dilaksanakan
dengan penuh tanggung jawab dan mengikuti prosedur tetap penanganan gawat darurat
yang baku atau yang telah disepakati.
Tujuan sistem rujukan neonatus adalah memberikan pelayanan kesehatan pada
neonatus dengan cepat dan tepat, menggunakan fasilitas kesehatan neonatus seefesien
mungkin dan mengadakan pembagian tugas pelayanan kesehatan neonatus pada unit-unit
kesehatan sesuai dengan lokasi dan kemampuan unit-unit tersebut serta mengurangi
angka kesakitan dan kematian bayi. Rujukan ibu hamil dan neonatus yang berisiko tinggi
merupakan komponen yang penting dalam dalam sistem pelayanan kesehatan maternal.
Dengan memahami sistem dan cara rujukan yang baik, tenaga kesehatan diharapkan
dapat memperbaiki kualitas pelayanan pasien. Apabila terjadi kedaruratan pada ibu dan
janin maka kehamilan harus segera diterminasi serta memerlukan rujukan ke fasilitas
yang lebih lengkap.
B. Tujuan Makalah
Tujuan Penulisan makalah ini adalah untuk memberikan pengertian dan
pengetahuan kepada para pembaca tentang tingkat rujukan pada bayi.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Prinsip Dasar Rujukan Pada Bayi


Apabila setelah dilahirkan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan
fasilitas dan keahlian yang lebih memadai, bayi harus dirujuk. Keputusan untuk merujuk
bayi baru lahir sebaiknya dibuat oleh petugas pelayanan kesehatan
(perawat/bidan/dokter) atas dasar kesepakatan dengan keluarga. Setiap petugas pelayanan
kesehatan harus mengetahui kewenangan dan tanggung jawab tugas masing-masing
sesuai dengan jenjang pelayanan kesehatan tempatnya bertugas.
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan pelaksanaan rujukan adalah :
1. Berfungsinya mekanisme rujukan dari tingkat masyarakat dan puskesmas hingga
rumah sakit tempat rujukan
2. Adanya komunikasi dua arah antara yang merujuk dan tempat rujukan
3. Tersedianya tenaga kesehatan yang mampu, terampil dan siaga selama 24 jam
4. Tersedianya alat kesehatan dan obat-obatan sesuai kebutuhan di tempat yang
merujuk dan tempat rujukan
5. Tersedianya sarana angkutan/transportasi selama 24 jam
6. Bagi keluarga tidak mampu tersedia dukungan dana untuk transport, perawatan
dan pengobatan di rumah sakit
7. Tersediannya dana intensif bagi petugas kesehatan yang siaga 24 jam.
B. Indikasi Rujukan Pada Bayi
1. Bayi berat lahir rendah < 2.000 gram
2. Bayi tidak mau minum ASI
3. Tangan dan kaki bayi teraba dingin
4. Bayi mengalami gangguan/kesulitan bernafas
5. Bayi mengalami perdarahan atau tersangka perdarahan
6. Bayi mengalami kejang-kejang
7. Bayi mengalami gejala ikterik yang meningkat
8. Bayi mengalami gangguan saluran cerna disertai muntah-muntah, diare atau tidak
buang air besar sama sekali dengan perut membuncit
9. Bayi menunjukkan tanda infeksi berat seperti meningitis atau sepsis
10. Bayi menyandang kelainan bawaan
C. Tingkat Rujukan Pada Bayi
1. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III
Merupakan penerima rujukan BBL yang lahir di rumah atau pondok
bersalin. Unit ini memberikan pelayanan dasar pada bayi yang baru lahir di
puskesmas dengan tempat tidur atau rawat inap dan rumah bersalin. Kasus
rujukan yang dapat dilakukan adalah: bayi kurang bulan, sindroma gangguan
pernafasan, kejang, cacat bawaan yang memerlukan tindakan segera, gangguan
pengeluaran mekonium disertai kembung, dan muntah, kuning yang timbulnya
terlalu awal atau lebih dari dua minggu dan diarhe. Pada unit ini perlu penguasaan
terhadap pertolongan pertama kegawatan bayi baru lahir seperti pengenalan
tanda-tanda sindroma gangguan nafas, infeksi atau sepsis, cacat bawaan yang
memerlukan penanganan segera, masalah ikterus, muntah perdarahan, berat badan
lahir rendah dan diare.
2. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat II
Pada unit ini telah ditempatkan sekurang kurangnya empat tenaga dokter
ahli. Pelayanan yang diberikan di unit ini berupa pelayanan kehamilan dan
persalinan normal maupun risiko tinggi. Perawatan bayi baru lahir kali ini
meliputi kemampuan pertolongan resusitasi bayi baru lahir maupun resusitasi
pada kegawatan selama pemasangan pita endotrakeal, terapi oksigen, pemberian
cairan intavena. Terapi sinar dan transfusi tukar, penataksanaan hipoglikemi
perawatan bayi BBLR dan bayi lahir dengan tindakan. Sarana penunjang berupa
laboratorium dan pemeriksaan radiologis telah tersedia pada unit ini. Unit ini juga
telah ada dokter bedah sehingga dapat melakukan tindakan bedah segera pada
bayibayi
3. Unit perawatan bayi baru lahir tingkat I
ada unit ini semua aspek yang berhubungan dengan masalah perinatologi
dan neonatologi dapat ditangani. Unit ini merupakan pusat rujukan sehingga
kasus yang ditangani sebagian besar merupakan kasus risiko tinggi baik dalam
kehamilan, persalinan maupun bayi baru lahir.
D. Jenis-Jenis Rujukan
Menurut tata hubungannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan internal dan rujukan
eksternal.
1. Rujukan internal adalah rujukan horizontal yang terjadi antar unit pelayanan di
dalam institusi tersebut. Misalnya dari jejaring puskesmas (puskesmas pembantu)
ke puskesmas induk
2. Rujukan eksternal adalah rujukan yang terjadi antar unit-unit dalam jenjang
pelayanan kesehatan, baik horizontal (dari puskesmas ke puskesmas rawat inap)
maupun vertikal (dari puskesmas ke rumah sakit umum daerah)

Menurut lingkup pelayanannya, sistem rujukan terdiri dari rujukan medik dan rujukan
kesehatan.

1. Rujukan kesehatan. Rujukan kesehatan meliputi pencegahan dan peningkatan


kesehatan. Rujukan kesehatan dilaksanakan secara bertahap yaitu pada tingkat
dasar di masyarakat melalui Puskesmas dari Dinas Kesehatan
Kabupaten/KotaProvinsi, misalnya penanganan wabah, bantuan sarana, misalnya,
obat-obatan dan, bantuan teknologi, misalnya, pemeriksaan limbah rujukan medis
2. Rujukan medic. Rujukan medis meliputi pelayanan kesehatan untuk
meningkatkan pemulihan dan pengobatan, konsultasi penderita, untuk keperluan
diagnostik, pengobatan dan tindakan, pengiriman bahan (spesimen) pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap, mendatangkan atau mengirimkan tenaga yang
lebih kompeten atau ahli untuk meningkatkan pelayanan pengobatan setempat.
E. Mekanisme Rujukan
Mekanisme rujukan terkait dengan kondisi neonatus, bayi, balita dan anak pra
sekolah. Bidan dapat membuat suatu keputusan kemana anak akan dilakukan rujukan
sesuai dengan jenis penyakitnya.
1. Penemuan masalah pada tingkat kader atau dukun bayi terlatih Penemuan
neonatus, bayi dan balita yang tidak dapat ditangani oleh kader / dukun bayi,
maka segera dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
2. Penentuan tingkat kegawatdaruratan pada tingkat bidan desa, puskesmas
Penentuan tingkat kegawatdaruratan kasus sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab tenaga kesehatan pada tingkatannya serta penentuan kasus yang
dapat ditangani sendiri dan kasus yang harus dirujuk.
3. Pemberikan informasi kepada penderita dan keluarga Pemberian informasi
mengenai kondisi atau masalah bayi yang akan dirujuk kepada orangtua atau
keluarga bayi, sehingga orangtua atau keluarga memahami kondisi
4. Pengiriman informasi pada tempat rujukan yang dituju
a. Memberitahukan kepada petugas di tempat rujukan bahwa akan ada
penderita yang dirujuk
b. Meminta petunjuk pelayanan yang perlu dilakukan dalam rangka
persiapan dan selama dalam perjalanan ke tempat rujukan
c. Meminta petunjuk dan cara penanganan untuk menolong penderita bila
penderita tidak mungkin dikirim
5. Persiapan penderita (BAKSOKUDA)
a. B (Bidan) Pastikan ibu / bayi / klien didampingi oleh tenaga kesehatan
yang kompeten dan memiliki kemampuan untuk melaksanakan
kegawatdaruratan
b. A (Alat) Bawa perlengkapan dan bahan-bahan yang diperlukan seperti
spuit, infus set, tensimeter dan stetoskop
c. K (keluarga) Beritahu keluarga tentang kondisi terakhir ibu (klien) dan
alasan mengapa ia dirujuk. Suami dan anggota keluarga yang lain harus
menerima ibu (klien) ke tempat rujukan.
d. S (Surat) Beri surat ke tempat rujukan yang berisi identifikasi ibu (klien),
alasan rujukan, uraian hasil rujukan, asuhan atau obat-obat yang telah
diterima ibu
e. O (Obat) Bawa obat-obat esensial yang diperlukan selama perjalanan
merujuk
f. K (Kendaraan) Siapkan kendaraan yang cukup baik untuk memungkinkan
ibu (klien) dalam kondisi yang nyaman dan dapat mencapai tempat
rujukan dalam waktu cepat
g. U (Uang) Ingatkan keluarga untuk membawa uang dalam jumlah yang
cukup untuk membeli obat dan bahan kesehatan yang diperlukan di tempat
rujukan
h. DA (Darah dan do’a) Siapkan darah untuk sewaktu-waktu membutuhkan
transfusi darah apabila terjadi perdarahan
6. Pengiriman Penderita (Ketersediaan sarana kendaraan) Untuk mempercepat
pengiriman penderita sampai ke tujuan, perlu diupayakan kendaraan / sarana
transportasi yang tersedia untuk mengangkut penderita
7. Tindak lanjut penderita
a. Penderita yang telah dikembalikan melaporkan pada instansi rujukan
terkait jika memerlukan tindak lanjut
b. Lakukan kunjungan rumah bila penderita yang memerlukan tindakan
lanjut tidak melapor
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan
Apabila setelah dilahirkan bayi menjadi sakit atau gawat dan membutuhkan
fasilitas dan keahlian yang lebih memadai, bayi harus dirujuk. Keputusan untuk merujuk
bayi baru lahir sebaiknya dibuat oleh petugas pelayanan kesehatan
(perawat/bidan/dokter) atas dasar kesepakatan dengan keluarga. Setiap petugas pelayanan
kesehatan harus mengetahui kewenangan dan tanggung jawab tugas masing-masing
sesuai dengan jenjang pelayanan kesehatan tempatnya bertugas.
Unit perawatan bayi baru lahir tingkat III merupakan penerima rujukan BBL yang
lahir di rumah atau pondok bersalin. Unit ini memberikan pelayanan dasar pada bayi
yang baru lahir di puskesmas dengan tempat tidur atau rawat inap dan rumah bersalin.
Pada unit perawatan bayi baru lahir tingkat II unit ini telah ditempatkan sekurang
kurangnya empat tenaga dokter ahli. Pelayanan yang diberikan di unit ini berupa
pelayanan kehamilan dan persalinan normal maupun risiko tinggi. Pada unit perawatan
bayi baru lahir tingkat I semua aspek yang berhubungan dengan masalah perinatologi dan
neonatologi dapat ditangani.
B. Saran
Saran yang dapat kami berikan adalah agar bidan sebagai tenaga kesehatan
tidak terlambat untuk merujuk bayi agar komplikasi atau kegawatdaruratan yang diderita
oleh bayi dapat segera ditangani dan tidak menjadi lebih parah.
DAFTAR PUSTAKA

1. Noordiati, SST., MPH. 2018. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan Anak
Prasekolah. Malang. Penerbit Wineka Media
2. Astuti Setiyani, S.ST., M.Kes, dkk. 2016. Asuhan Kebidanan Neonatus, Bayi, Balita, dan
Anak Prasekolah. Kementrian Kesehatan RI.

Anda mungkin juga menyukai