Anda di halaman 1dari 11

MAKALAH KETERAMPILAN DASAR KLINIK KEBIDANAN

PENGAMBILAN SPESIMEN DARAH

DOSEN PENGAMPU : Adriana M. S. Boimau,SST.,M.Kes

OLEH

KELOMPOK 1 :

Nama :

1. Ade Irma Danggameza 7. Beatrix Mako Seran


2. Anggun Prastika Day Hambati 8. Deici Fransisca Henuk
3. Anjelina Leli Sena 9. Dewi Yanti Mbau
4. Ansi Rosalinda Djami Banggu 10. Dina Natalia Chatrin Kelendonu
5. Arianti Awa Ringu 11. Evanggelina Knaofmone
6. Athia Tsabita Ismail

Kelas : 1B

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA

POLTEKKES KEMENKES KUPANG

JURUSAN KEBIDANAN

2022

1
KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa sehingga penulis dapat
menyelesaikan makalah ini dalam bentuk maupun isinya yang sangat sederhana. Makalah ini
dibuat untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh dosen untuk memahami bagaimana
Pengambilan Spesimen Darah.

Penulis menyadari bahwa pembuatan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan baik
dalam teknis penulisan maupun materi, oleh karena itu kritik dan saran yang membangun sangat
di harapkan untuk dapat menyusun penulisan makalah dengan lebih baik lagi pada penyusunan
makalah selanjutnya.

Dalam penulisan makalah ini penulis menyampaikan ucapan terimah kasih kepada pihak-
pihak yang membantu dalam menyelesaikan makalah ini.

Kupang, Februari 2022

Penulis

2
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………….2

DAFTAR ISI……………………………………………………………………………………3

BAB I PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG………………………………………………………………….4
B. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH………………………………………………...4
C. RUMUSAN MASALAH……………………………………………………………….4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. KRITERIA SPESIMEN YANG BAIK DAN TRANSPORTASI SPESIMEN PRINSIP


UMUM…………………………………………………………………………………5
B. PENANGANAN SPESIMEN DARAH……………………………………………….7

BAB III PENUTUP

A. KESIMPULAN………………………………………………………………………..10
B. SARAN………………………………………………………………………………..10
DAFTAR PUSTAKA…………………………..……………………………………………...11

3
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG

Darah merupakan cairan yang terdapat pada semua mahluk hidup (kecuali
tumbuhan) yang berfungsi menginmkan zat-zat yang dibutuhkan oleh orgasme tersebut
Darah juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap bakten dan virus Pada dasarnya
darah berfungsi sebagai alat transportan zat-zat yang terdapat dalam tubuh guna
kelangsungan hidup mahluk hidup tersebut.
Di dalam darah terdapat komposisinya yakna plasma darah dan sel-sel darah Di
dalam darah selatar 55%nya adalah plasma darah Plasma darah merupakan cara-cara yang
terdapat disekitar sel-sel darah bebas Wana pada plasma darah tergantung pada spesies dan
jumlah plasma darah Sel-sel darah terdiri dari sel darah merah (entant), sel darah
putih Geukent) dan keping keping darah (trombont).
Didalam darah terdapat serum darah yang merupakan komponen bukan sel darah
juga bukan faktor koagulan Serum merupakan plasma darah tanpa fibrinogen Serum terdin
dan protein (yang tidak digunakan untuk pembekuan darah) termanuk cara elektraist,
antibodi. antigen, hermon dan semua substansi exogenous.

B. RUMUSAN MASALAH

1. Bagaimana kriteria spesimen yang baik dan transportasi spesimen prinsip umum?
2. Bagaimana penanganan spesimen darah?

C. TUJUAN PEMBUATAN MAKALAH

1. Untuk memahami kriteria spesimen yang baik dan transportasi specimen prinsip
umum.
2. Untuk mengetahui bagaimana spesimen darah.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. KRITERIA SPESIMEN YANG BAIK DAN TRANSPORTASI SPESIMEN


PRINSIP UMUM

Spesimen yang dapat digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi adalah spesimen


yung memenuhi kriteria spesimen yang baik, disertai pelabelan pada wadah dan pengisian
formulir permintaan pemeriksaan yang lengkap. Spesimen kemudian dikirim ke
laboratorium dengan kondisi yang sesuai dengan jenis spesimen dan mikroba yang akan
dikultur atau dideteksi

Kriteria umum spesimen yang memenuhi syarat:

a) Jenis spesimen sesuai dengan lokasi dugaan sumber infeksi.


b) Waktu pengambilan spesimen tepat atau pada fase aktif, sebelum pemberian antibiotik
atau 3 hari setelah antibiotik dihentikan. Apabila pasien datang ke rumah sakit sedang
dalam terapi antibiotik, maka spesimen diambil sesaat sebelum pemberian antibiotik
intravena berikutnya
c) Wadah spesimen steril (pengecualian spatur untuk pewarnaan dan kultur M
tuberculosir dan kultir feses bisa digunakan wadah bersih, kering, dan transparan),
bertutup ulir, dan tidak mudah pecah atau bocor
d) Spesimen tertentu memerlukan medium transpor, terutama spesimen yang
diambil dengan swab
e) Label pada wadah mencantumkan nama pasien, jenis kelamin, nomor rekam modik.
tempat perawatan, jam dan tanggal pengambilan spesimen, dan jenis spesimen. Bila
dalam bentuk jaringan atau sekret dituliskan organ atau sistem asal specimen.
f) Volume spesimen cukup.
g) Pengiriman dalam suhu yang sesuai dan sampai di laboratorium dalam waktu 2 jam
Jika diperkirakan terjadi penundaan, spesimen dikirim dalam suhu dingin (4° C)
atau menggunakan medium transpor yang sesuai.

5
h) Spesimen untuk hiakan bakteri anaerob dikirim di dalam medium transpor khusus
anaerob atau modium cair tioglikolat, dalam perangkat transpor anaerob pada suhu
ruang.
i) Spesumen dikirim dengan formulir permintaan pemeriksaan yang diisi lengkap dan
benar, antara lain meliputi:
a. Identitas pasien: nama, jenis kelamin, usia tempat tanggal lahir, diagnosis klinis
keterangan lain seperti riwayat pemberian antibiotik (nama dan lama pemberian)
tanda dan gejala spesifik yang mengarah pada etiologi tertentu, dan kondisi sistem
imun (imunokompeten atau munokompromi)
b. Lokasi pasien poliklinik unit gawat darurat ruang rawat/nang rawat intensif
c. Data spesimen: jenis spesimen, lokasi atau organ asal spesimen (terutama untuk
biopsi dan sekret atau pus, waktu (tanggal dan jam) pengambilan specimen
d. Jenis pemeriksaan mikrobiologi yang diminta
e. Data dokter nama dan nomor telepon

Kriteria penolakan spesimen atau diterima dengan catatan:


1. Label tidak sesuai dengan identitas dan permintaan
2. Wadah bocor atau spesimen tumpah atau menggunakan wadah yang tidak steril.
3. Jenis spesimen tidak sesuai lokasi dugaan sumber infeksi.
4. Jumlah spesimen tidak cukup.
5. Waktu pengambilan tidak tepat
6. Pengiriman lebih dari batas waktu yang ditentukan, terutama pada spesimen yang tidak
menggunakan medium transpor
7. Penderita yang sudah mendapat antibiotik, kecuali dengan keterangan khusus
8. Pengambilan dan pengiriman spesimen anaerob tidak menggunakan medium transpor
khusus dan perangkat anaerob,
9. Spesimen diberi pengawet seperti formalin.

Bila spesimen tidak memenuhi persyaratan diatas maka diusahakan untuk mengambil
spesimen ulang. Namun, bila pengambilan ulang tidak dimungkinkan (misalnya spesimen
diambil sat operasi, cairan serebrospinal atau spesimen diambil dengan cara invasif
lainnya), dokter penanggung jawab laboratorium memberi penjelasan kepada dokter

6
pengirim Berdasarkan permintaan dokter pengirim, spesimen yang tidak memenuhi kriteria
tersebut tetap diproses dan pada hasil ditambahkan catatan tentang kondisi spesimen serta
pertimbangan interpretasinya. Medium transpor dapat diminta di laboratorium
mikrobiologi. Ketidakjelasan pada kriteria umum, penolakan spesimen, dan cara
pengambilan spesimen dapat dikomunikasikan kepada pihak laboratorium.

B. PENANGANAN SPESIMEN DARAH

Pengambilan spesimen darah untuk pemeriksaan kultur mikroba harus memperhatikan hal
berikut:
1. Darah diambil pada saat suhu badan naik dan sebelum pemberian antibiotik atau 3 hari
setelah antibiotik dihentikan. Apabila pasien datang ke rumah sakit sedang dalam terapi
antibiotik, maka darah setap diambil sesaat sebelum pemberian antibiotik berikutnya.
Nama antibiotik dan lama pemberian dicatat pada formulir permintaan pemeriksaan.
2. Darah diambil dari 2 tempat (misalnya tangan kanan dan kini), pada pasien dewasa
masing-masing sebanyak 1 set yang terdiri dari 10-20 ml. Untuk kultur aerob dan 10-
20 ml. untuk kultur anacrob, schingga volume darah total yang diambil untuk kultur
adalah 40-80 ml
3. Apabila pengambilan darah dengan volume sesuai yang tercantuan pada no. 2 tidak
memungkinkan maka diutamakan pengambilan darah hanya untuk pemeriksaan kultur
aerob dari 2 tempat. Pada keadaan sepsis akibat infeksi yang mungkin disebabkan oleh
bakteri anaerob (misalnya infeksi intra abdominal, gangren diabetik, abses) kultur
unaerob tetap harus dilakukan.
4. Pada pasien endokarditis infektif, sangat dianjurkan pengambilan darah untuk
diagnosis pertama kali sebanyak 3 set dari 3 tempat berbeds, masing-masing 10-20 ml.
untuk setiap botol kultur acrob dan anaerob.

7
Alat dan Bahan :

1. Larutan antiseptic
2. Spuit (jarum suntik)
3. Medium cair dalam botol dengan sistem tertutup (BACTEC atau Bac Talert atau
medium lain yang sejenis) yang sesuai (untuk kultur aerobi/anaerob pediatric
aerob/pediatrik anaerob) atau tabung vakum yang berisi antikoagulan sodium
polyanethol sulfonate (SPS) 0,025%.

Cara pengambilan spesimen darah:

1. Lokasi pengambilan adalah vena perifer, bukan arteri atau peralatan kateter intravena
2. Lokasi pungsi vena perifer ditetapkan
3. Karet penutup botol kultur darah didisinfeksi dengan isopropil alkohol 70% lalu
dibiarkan mengering di udara (jangan ditiup).
4. Lokasi pungsi vena dibersihkan dengan dua jenis antiseptik yang direkomendasikan
oleh CISI, yaitu isopropil alkohol 70% dam klorheksidin glukonat. Kulit dibersihkan
dengan alkohol 70% lalu dibiarkan mengering, kemudian klorheksidin glukonat
diusapkan dan dibiarkan kering di udara selama kurang lebih 30 detik, tidak bolch
ditiup. Kedua antiseptik diusap pada kulit dengan cara melingkar dengan arah dari
dalam keluar lingkaran Tidak diperbolehkan melakukan pungi pada saat kulit masih
terlihat hasah oleh cairan antiseptik. Klorheksidin tidak digunakan pada bayi 2 bulan.
Antiseptik lain yang memiliki potensi sama adalah tinktur iodin, sedangkan povidone
iodin memiliki potensi lebih lemah.
5. Kulit tidak boleh lagi dipalpasi setelah pemberian antiseptik
6. Punksi vena dilakukan.
7. Darah diambil sesuai dengan volume yang dibutuhkan dan langsung dimasukkan ke
dalam botol kultur
8. Apabila darah diperlukan untuk beberapa jenis pemeriksaan (misalnya hematologi,
kimia darah, dll), maka urutan distribusi darah pertama adalah untuk botol medium
kultur darah. Hal tersebut dilakukan untuk meminimalkan terjadinya kontaminasi
mikroba

8
9. Spesimen darah dimasukkan ke dalam botol medium secara aseptik
10. Direkomendasikan untuk selalu melakukan kultur aerob dan kultur anaerob yang
diambil dari 2 lokasi yang berbeda (2 set durah) dalam satu waktu
11. Botol kultur darah segera dikirimkan ke tabratorium dalam 2-3 jam (terbaik). Jika
terjadi penundaan pengiriman ke laboratorium, spesimen dalam botol medium cair
kultur darah dapat disimpan pada suhu ruang selama maksimal 1x24 jam.

Cara Pengambilan Spesimen Tip Kateter Vena:

Alat dan Bahan:

1. Larutan antiseptik (isopropil alkohol 70% dan klorheksidin glukonat)


2. Gunting steril
3. Tabung steril

Pengambilan spesimen:

1. Kulit disekitar kateter dibersihkan dengan larutan antiseptic


2. Kateter dilepaskan secara aseptik lalu dipotong dengan gunting steril 5 cm di bagian
ujung kateter dan dimasukkan ke dalam tabung atau wadah steril.
3. Kateter dikirim segera ke laboratorium dalam waktu 30 menit untuk menghindari
spesimen kering

Cara Pengambilan Spesimen Darah dari Hub Kateter:

Alat dan Bahan:

1. Larutan antiseptik (isopropil alkohol 70% dan klorheksidin glukonat)


2. Spuit (jarum suntik)
3. Medium cair dalam botol dengan sistem tertutup.

Pengambilan spesimen:

1. Bersihkan hub kateter dengan larutan antiseptik dan dibiarkan kering di udara
2. Ambil darah sesuai dengan volume yang diperlukan
3. Spesimen darah dimasukkan kedalam botol medium secara aseptik.
4. Botol kultur darah segera dikirimkan ke labratorium dalam 2-3 jam (terbaik).

9
BAB III

PENUTUP

A. KESIMPULAN

Darah merupakan cairan yang terdapat pada semua mahluk hidup (kecuali
tumbuhan) yang berfungsi menginmkan zat-zat yang dibutuhkan oleh orgasme tersebut
Darah juga berfungsi sebagai pertahanan tubuh terhadap bakten dan virus Pada dasarnya
darah berfungsi sebagai alat transportan zat-zat yang terdapat dalam tubuh guna
kelangsungan hidup mahluk hidup tersebut.
Spesimen yang dapat digunakan untuk pemeriksaan mikrobiologi adalah spesimen
yung memenuhi kriteria spesimen yang baik, disertai pelabelan pada wadah dan pengisian
formulir permintaan pemeriksaan yang lengkap. Spesimen kemudian dikirim ke
laboratorium dengan kondisi yang sesuai dengan jenis spesimen dan mikroba yang akan
dikultur atau dideteksi.

B. SARAN

Semoga para pembaca dalam membaca makalah ini bisa bermanfaat bagi semua pihak baik
itu mahasiswa maupun yang lainnya. Kami menyadari bahwa dalam pembuatan dan
penulisan makalah ini banyak kekurangan, maka dari itu kami membutuhkan berbagai
masukan-masukan, kritik ataupun saran yang bersifat membangun dalam pembuatan
makalah selanjutnya.

10
DAFTAR PUSTAKA

Mirawati Sudiro, dkk. 2017. Penanganan Spesimen Untuk Pemeriksaan Mikrobiologi. Jakarta :
FKUI.

Novenna, Theodora. Makalah Hewan Lab Pengambilan Darah Sapi. Diakses dari :
https://id.scribd.com pada 17 February 2022 pukul 10. 33 WITA.

11

Anda mungkin juga menyukai