Anda di halaman 1dari 37

EVALUASI PROGRAM SCREENING HIV PADA IBU HAMIL

DI PUSKESMAS ParungKuda
TAHUN 2020
(Laporan Evaluasi Program)

Oleh:
dr. Rahmanindya DP

Pembimbing:
Dr. Siti Rahmi

PROGRAM INTERNSHIP DOKTER INDONESIA


PUSKESMAS PARUNG KUDA
2021
BAB I
PENDAHULUA
N
LATAR BELAKANG
Pencegahan penularan HIV
• Sesuai dengan KASUS HIV dari ibu ke anak (PPIA) atau
Peraturan Menteri Prevention of Mother to
Kesehatan Republik Child HIV Transmission
Indonesia nomor 51
(PMTCT) merupakan
tahun 2017,
screening HIV pada • Tolak ukur dari pemerintah intervensi yang sangat
ibu hamil memiliki pusat disesuaikan dengan efektif untuk mencegah
tolak ukur secara mempertimbangkan berbagai penularan tersebut. Oleh
berkala dari tahun masalah yang ada pada karena itu, salah satu
2017 – 2020 sebesar masyarakat di setiap bentuk kegiatan PPIA
60% - 100% dari puskesmas dalam bentuk
adalah pendeteksian dini
jumlah ibu hamil standar pelayanan minimal
(SPM). (screening) terhadap ibu
yang mendapatkan hamil terhadap infeksi HIV
pelayanan antenatal.
(Kementerian Kesehatan
Republik Indonesia, 2015).
Data Pencapaian dari keluaran program screening HIV
pada ibu hamil di Puskesmas Parung Kuda didapatkan
dari jumlah seluruh ibu hamil yang telah melakukan
pemeriksaan HIV selama kehamilannya (tidak menimbang
usia kehamilan) per jumlah keseluruhan ibu hamil yang
ada di wilayah kerja Puskesmas Parung Kuda.
.
Pada periode tahun 2020, jumlah ibu hamil di wilayah
kerja Puskesmas Parung Kuda adalah 1409 orang. Ibu
hamil yang telah melakukan pemeriksaan screening
HIV berjumlah 422 orang, sehingga didapatkan
pencapaian sebesar 29,9%.

Berdasarkan data tersebut, dapat disimpulkan bahwa


angka keberhasilan screening HIV pada ibu hamil di
Puskesmas Parung Kuda belum memenuhi target.
Sehingga perlu adanya evaluasi terhadap program angka
keberhasilan screening HIV.
RUMUSAN MASALAH

Berdasarkan uraian tersebut maka dapat diperoleh rumusan


masalah sebagai berikut:

• Apakah penyebab masalah yang ditemukan sehingga belum


tercapainya target pada program screening HIV pada ibu hamil
di Puskesmas ParungKuda tahun 2019 ?
• Bagaimana pelaksanaan program screening HIV pada ibu hamil
di Puskesmas ParungKuda periode tahun 2019 ?
• Apa saja solusi dari permasalahan yang dapat disarankan
kepada pihak Puskesmas ParungKuda dalam mencapai target
pelaksanaan program tersebut ?
TUJUAN UMUM

• Tujuan umum penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui program screening HIV
pada ibu hamil di Puskesmas ParungKuda Tahun 2019.

TUJUAN KHUSUS

• Mengetahui dan menentukan permasalahan dari pelaksanaan


program screening HIV pada ibu hamil di Puskesmas ParungKuda
• Mengetahui kemungkinan penyebab masalah tidak tercapainya
target dari program screening HIV pada ibu hamil di Puskesmas
ParungKuda
• Menentukan alternatif pemecahan masalah dalam pelaksanaan
program screening HIV pada ibu hamil di Puskesmas
ParungKuda.
MANFAAT

Bagi penulis (evaluator)

• Mengetahui dan menganalisa kendala yang mungkin akan dihadapi dalam menjalankan
suatu program kesehatan dan menentukan langkah yang harus dilakukan dalam
mencapai tujuan yang telah ditetapkan terhadap pencegahan penularan penyakit
menular, screening HIV dari ibu ke bayi yang dikandung

• Memperoleh pengalaman dan pengetahuan tentang evaluasi program pencegahan HIV


terutama pada ibu hamil.
MANFAAT
Bagi puskesmas yang dievaluasi
• Mengetahui besarnya masalah yang timbul dalam pelayanan kesehatan lingkungan di wilayah kerja
Puskesmas ParungKuda
• Memperoleh masukan sebagai umpan balik positif untuk meningkatkan angka keberhasilan program
Screening HIV pada ibu hamil di Puskesmas ParungKuda.

Bagi masyarakat
• Terciptanya perbaikan kesehatan masyarakat melalui deteksi HIV bagi Ibu Hamil yang tepat
• Terciptanya pelayanan kesehatan yang bermutu khususnya bagi masyarakat di wilayah kerja Puskesmas
ParungKuda.
 
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)

 AIDS (Acquired Immunodeficiency Syndrome)


adalah sekumpulan gejala/ tanda klinis pada
pengidap HIV akibat infeksi tumpangan
(oportunistik) karena penurunan sistem imun.
 Penderita HIV mudah terinfeksi berbagai penyakit
karena imunitas tubuh yang sangat lemah,
sehingga tubuh gagal melawan kuman yang
biasanya tidak menimbulkan penyakit. (Djoerban Z
dan Djazi S, 2014).
HIV pada kehamilan

Distribusi penularan dari ibu ke bayi diperkirakan


sebagian terjadi beberapa hari sebelum persalinan,
dan pada saat plasenta mulai terpisah dari dinding
uterus pada waktu melahirkan. Penularan diperkirakan
terjadi karena bayi terpapar oleh darah dan sekresi
saluran genital ibu. Namun, kebanyakan penularan
terjadi saat persalinan (waktu bayinya lahir). Selain
itu, bayi yang disusui oleh ibu terinfeksi HIV dapat
juga tertular HIV (Green, 2009).
HIV pada kehamilan

Suatu penelitian memberikan proporsi kemungkinan


penularan HIV dari ibu ke anaknya saat dalam
kandungan sebesar 23 – 30%, ketika proses
persalinan 50 – 65% dan saat menyusui 12 – 20%. Di
negara industri, transmisi HIV dari ibu ke fetus
sebesar 15 – 25% sementara di negara berkembang
sebesar 25 – 35%. Tingginya angka transmisi ini
berkaitan dengan tingginya kadar virus dalam plasma
ibu.
Tatalaksana HIV pada Kehamilan
Upaya untuk mengurangi resiko penularan dari ibu ke
bayi maka penanganan pencegahan infeksi bayi yang
lahir dari ibu terinfeksi HIV sebaiknya dimulai sejak
saat bayi di dalam kandungan.

Ibu yang sudah diketahui terinfeksi HIV sebelum hamil,


perlu dilakukan pemeriksaan untuk mengetahui jumlah
virus di dalam plasma, jumlah sel T CD4+, dan
genotype virus juga perlu diketahui, apakah ibu
tersebut sudah mendapat anti retrovirus (ARV) atau
belum.

Data tersebut kemudian dapat digunakan sebagai


bahan informasi kepada ibu tentang resiko penularan
terhadap pasangan seks, bayi, serta cara
pencegahannya (Setiawan, 2009).
 
Program Pengendalian HIV dari Ibu ke Anak
Program screening HIV pada ibu hamil adalah pemeriksaan HIV yang wajib
dilakukan oleh seluruh ibu hamil dalam pelayanan antenatal (ANC).
Program ini dititik beratkan pada pelayanan kesehatan tingkat pertama,
yaitu puskesmas, walaupun pada tingkat pelayanan lainnya program ini
tetap dapat dilakukan.

Program screening HIV pada ibu hamil di puskesmas termasuk ke dalam


program KIA dan dilakukan komunikasi serta kerja sama dengan jejaring
puskesmas, sepeti bidan desa, bidan praktek mandiri serta kader.

Usaha yang dilakukan untuk meningkatkan pengetahuan ibu hamil akan


HIV baik dari penyebab hingga komplikasi yang dapat terjadi sehingga
kesadaran ibu hamil akan pentingnya screening HIV menjadi meningkat.
(Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2015).
BAB III
BAHAN DAN METODE
EVALUASI
KERANGKA KONSEP EVALUASI

INPUT PROSES OUTPUT


SDM: dokter umum 3 orang,  Pelaksanaan program Target cakupan minimal
dokter gigi 1 orang, bidan 20 screening HIV pada ibu yang ingin dicapai 100%
orang, perawat 15 orang, hamil
analis laboratorium 1 orang,
ahli gizi 1 orang, sanatarian 1
orang, farmasi 2 orang,
tenaga kerja sukarela 9 orang

Sarana: Laboratorium 1 buah

Lingkungan:jumlah ibu hamil


di wilayah kerja Puskesmas
Parung Kuda adalah 1409
orang. Ibu hamil yang telah
melakukan pemeriksaan
screening HIV berjumlah 422
orang
PENGUMPULAN DATA

DATA PRIMER DATA SEKUNDER


Wawancara dengan petugas yang terkait Laporan Program screening HIV pada
dengan program screening HIV pada ibu ibu hamil di Puskesmas ParungKuda
hamil di Puskesmas ParungKuda, yaitu
pemegang program, petugas laboratorium,
pada periode tahun 2020.
dan bidan koordinator. Pengamatan
kegiatan program screening HIV pada ibu
hamil di Puskesmas ParungKuda.
CARA ANALISIS

MenetapKan Tolak Ukur dari Pencapaian


Program

Membandingkan Pencapaian Keluaran


BAB IV
PROFIL PUSKESMAS
ParungKuda
Puskesmas Parung Kuda adalah salah satu
puskesmas yang terletak di Kabupaten
Kabupaten Sukabumi, terletak di Wilayah
Kecamatan Parung Kuda , Desa Parung Kuda
(105°BT dan 6°LS). Wilayah kerja Puskesmas
Parung Kuda terdiri dari delapan desa, yaitu,
Parung Kuda, Sundawenang, Pondokkaso
Landeuh, Bojongkokosan, Palasarihilir,
Langensari, Kompa, Babakan Jaya..
Jumlah Penduduk
Wilayah Kerja Puskesmas ParungKuda

Jarak Puskesmas Parung Kuda ke Ibu kota Kabupaten ±46 KM. Sedangkan ke Ibu
Kota Provinsi ±27 KM. Wilayah kerja Puskesmas Parung Kuda merupakan daerah
dataran rendah dengan ketinggian rata-rata 396 M di atas permukaan laut. Batas-batas
wilayah kerja Puskesmas Parung Kuda adalah sebagai berikut :
Utara : Berbatasan dengan Desa Bojongkokosan Kec. Parungkuda
Timur: : Berbatasan dengan Desa Cibunar Jaya Kec. Ciambar
Selatan : Berbatasan dengan Desa Sundawenang Kec. Parungkuda
Barat : Berbatasan dengan Desa Langensari Kec. Parungkuda

Jumlah penduduk di Wilayah Kerja Puskesmas Parung Kuda pada


tahun 2017 berjumlah 9844 jiwa, KK 1840 rumah tangga  yang
terdiri dari 4284 penduduk laki-laki dan 5020 penduduk perempuan.
21
Sumber Daya Manusia
Puskesmas ParungKuda
PROGRAM PUSKESMAS

Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) Upaya Kesehatan Perorangan (UKP)


BAB V
HASIL EVALUASI DAN
PEMBAHASAN
Penetapan Tolak Ukur dan Pencapaian dari unsur keluaran
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 51 tahun 2017, screening HIV pada ibu hamil memiliki tolak
ukur secara berkala dari tahun 2017 – 2020 sebesar 60% - 100% dari jumlah ibu hamil yang mendapatkan pelayanan antenatal

Didapatkan kesenjangan antara target pemeriksaan dengan pencapaian sebesar 29,9%


PENENTUAN PRIORITAS
PENYEBAB MASALAH
PENENTUAN PRIORITAS
PENYEBAB MASALAH
PENENTUAN PRIORITAS
CARA PEMECAHAN
MASALAH

DAN

ALTERNATIF PEMECAHAN
MASALAH
BAB VII
KESIMPULAN DAN SARAN
KESIMPULAN

• Terdapat masalah pada program screening HIV pada ibu hamil di Puskesmas
Parung Kuda pada tahun 2020 dengan capaian 76,7% dari target 100%

• Penyebab utama dari masalah program screening HIV pada ibu hamil di
Puskesmas Parung Kuda adalah kurangnya optimalisasi kerja sama dan
koordinasi antara puskesmas dan petugas dalam pelaksanaan program

• Alternatif pemecahan masalah yang paling mungkin dapat dilakukan untuk


mengatasi permasalahan pada program screening HIV pada ibu hamil di
Puskesmas Parung Kuda adalah membuat program pemeriksaan bersama
berkoordinasi dengan kader dan bidan setempat, dengan cara beberapa
ibu hamil secara berkala dijadwalkan dan pergi bersama dengan kader ke
puskesmas
KESIMPULAN
Kegiatan yang selama ini sudah berjalan adalah seluruh pemeriksaan
dipusatkan di puskesmas, sehingga perlu ibu hamil yang datang sendiri ke
puskesmas untuk melakukan pemeriksaan. Hal tersebut memuat banyak faktor
sehingga ibu hamil tidak melakukan pemeriksaannya. Peran petugas dalam
mendorong ataupun memfasilitasi kegiatan ini di luar puskesmas dapat
meningkatkan pencapaian program.
 
Seperti pilihan pemecahan jalan keluar dengan cara berkoordinasi dengan
petugas kesehatan untuk bersama sama melakukan pemeriksaan ke
puskesmas akan memotivasi dan akan memudahkan ibu hamil itu sendiri dalam
melakukan pemeriksaan, sehingga screening dapat ditingkatkan.

Hal ini juga lebih mudah dilakukan bagi puskesmas karena tidak membutuhkan
petugas baru dalam pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan kegiatan ini
memerlukan pelatihan bagi bidan yang nantinya akan diamanahkan untuk
memotivasi dan memberi pengarahan pada ibu hamil akan pentingnya screening
HIV.
 
SARAN
Alternatif pemecahan masalah dari program screening HIV pada ibu hamil
di Puskesmas Parung Kuda yang paling mungkin dapat dilakukan adalah

• Membuat program pemeriksaan bersama berkoordinasi dengan


kader dan bidan setempat, dengan cara beberapa ibu hamil
dijadwalkan dan pergi bersama dengan kader ke puskesmas

• Memberikan reward pada kader/bidan yang dapat meningkatkan


angka screening HIV ibu hamil pada desanya masing masing

• Melakukan kunjungan rumah oleh bidan desa dan kader untuk


menarik minat ibu hamil

Hal ini juga lebih mudah dilakukan bagi puskesmas karena tidak
membutuhkan petugas baru dalam pelaksanaan kegiatan. Pelaksanaan
kegiatan ini memerlukan pelatihan bagi bidan dan kader yang nantinya
akan diamanahkan untuk memotivasi dan memberi pengarahan pada ibu
hamil akan pentingnya screening HIV.
SARAN
Berkoordinasi dengan melakukan pemeriksaan bersama, selain ANC yang
dilakukan oleh bidan, pasien diwajibkan untuk melakukan screening HIV di
puskesmas

Mengamanahkan kepada bidan dan tenaga kesehatan setempat untuk


memotivasi akan pentingnya screening HIV dalam kehamilan pada pasien
yang melakukan pemeriksaan.

Memberikan reward pada kader/bidan yang dapat meningkatkan angka


screening HIV ibu hamil pada desanya masing masing
Memberikan tambahan uang transport bagi bidan desa dalam pelaksanaan
program

Memberikan sosialisasi kepada masyarakat mengenai pentingnya screening


HIV dalam kehamilan
DAFTAR PUSTAKA

 
Djoerban Z, Djauzi S. 2014. HIV/AIDS di Indonesia. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku ajar
ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6. Jakarta: InternaPublishing.
 
Kementerian Kesehatan RI. 2018. Laporan Situasi Perkembangan HIV-AIDS & PIMS di Indonesia Januari-Desember 2017. Jakarta :
Kemeterian Kesehatan RI.
 
Kementerian Kesehatan Republik Indonesia. 2015. Pedoman Manajemen Program Pencegahan Penularan HIV dan Sifilis dari Ibu
ke Anak. Jakarta: Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.
 
Murtiastutik D. 2008. HIV & AIDS. Dalam: Lumintang H, Barakbah J, Martodihardo S.. Buku Ajar Infeksi Menular Seksual. Surabaya:
Airlangga University Press.
 
World Health Organization (WHO). 2018. HIV/AIDS: Data and statistics [internet] [diunduh pada 1 agustus 2019]. Tersedia dari: https://www.who.int/hiv/data/en/
 
Merati TP, Djauzi S. 2014. Respon imun infeksi HIV. Dalam: Sudoyo AW, Setiyohadi B, Alwi I, Simadibrata MK, Setiati S. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Edisi ke-6.
Jakarta: InternaPublishing.
 
Fauci AS, Lane HC. 2005. Human Immunodeficiency Virus Disease: AIDS and related disorders. Dalam: Kasper DL, Fauci AS, Longo DL, Braunwald E, Hause SL,
Jameson JL. Harrison’s Principles of Internal Medicine. Edisi ke-17. The United States of America: McGraw-Hill.
 
Djauzi S, Djoerban Z. 2002. Penatalaksanaan HIV/AIDS di pelayanan kesehatan dasar. Jakarta: Balai Penerbit FKUI.
 
Departemen Kesehatan RI. 2007. Panduan tatalaksana klinis infeksi HIV pada orang dewasa dan remaja: Pedoman nasional terapi antiretroviral. Edisi ke-2. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI.

Prawirohardjo S. 2009. Ilmu Kandungan. Jakarta : Yayasan Bina Pustaka Sarwono Prawirohardjo.
 
Cunningham FG, Leveno, Bloom, Hauth, Rouse, Spong. 2009. Obstetri Williams Volume I. Edisi ke-23. Jakarta : EGC.
 
Setiawan IM. 2009. Tatalaksana pencegahan penularan vertikal dari ibu terinfeksi hiv ke bayi yang dilahirkan [internet] [diunduh pada 1 agustus 2019]. Tersedia dari:
http://indonesia.digitaljournals.org/index.php/idnmed/article/viewFile/690/690
 
Green CW. 2009. HIV: Kehamilan dan kesehatan perempuan. Jakarta: Yayasan Spiritia.
 
Health Technology Assessment (HTA) Indonesia. 2009. Skrining HIV di rumah sakit dalam upaya pencegahan penyebaran HIV [internet] [diunduh pada 1 agustus
2019]. Tersedia dari: http://buk.depkes.go.id/index.php?option=com_docman&task=doc_download&gid=283&Itemid=142
 
PRI ParungKuda. 2017. Gambaran Umum Puskesmas [internet] [diunduh pada 1 agustus 2019]. Tersedia dari : http://pritanjungsarinatar.com/wp/?page_id=43
 
Mentri Kesehatan Republik Indonesia. 2017. Peraturan mentri kesehatan Republik Indonesia nomor 52 tahun 2017 tentang eliminasi penularan human
immunodeficiency virus, sifilis dan hepatitis B dari ibu ke anak. Jakarta: Mentri Kesehatan Republik Inonesia
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai