Anda di halaman 1dari 16

JUDI PATOLOGI

Oleh :
MAULIZA
(09171057)
Pembimbing :
dr. SUKRISTORO WARDOYO, SP.KJ

Definisi Patologi Sosial

Patologi sosial adalah suatu gejala


dimana tidak ada persesuaian antara
berbagai unsur dari suatu keseluruhan
sehingga
dapat
membahayakan
kehidupan
kelompok
atau
yang
merintangi
pemuasan
keinginan
fundamental dari anggota-anggotanya,
akibatnya pengikatan sosial patah
sama sekali (Koe Soe Khiam, 1963).

Blackmar dan Billin (1923) menyatakan


bahwa, patologi sosial diartikan sebagai
kegagalan
individu
menyesuaikan
diri
terhadap
kehidupan
sosial
dan
ketidakmampuan struktur dan institusi sosial
melakukan sesuatu bagi perkembangan
kepribadian.
Menurut Soejono Soekanto, masalah sosial
adalah suatu ketidaksesuaian antara unsurunsur kebudayaan atau masyarakat yang
membahayakan kelompok sosial.

Masalah-Masalah Sosial

Stark (1975), membagi masalah-masalah sosial


menjadi tiga macam, yaitu:
Konflik dan kesenjangan, seperti: kemiskinan,
kesenjangan, konflik antar kelompok, pelecehan
seksual dan masalah sosial.
Perilaku menyimpang, seperti: kecanduan obat
terlarang,
gangguan
mental,
kejahatan,
kenakalan remaja dan kekerasan pergaulan.
Perkembangan manusia, seperti: masalah
keluarga, usia lanjut, kependudukan (seperti
urbanisasi) dan kesehatan seksual.

Definisi Perjudian
Perjudian adalah pertaruhan yang melibatkan
wang,
harta
benda
atau
sesuatu
yangmempunyai
nilai
material.
Dalam
perjudian, pihak yang kalah dalam permainan
harus membayar sejumlah nilai kepada pihak
yang menang. Tempat perjudian dikenali
sebagai kasino. Kasino perlu lesen perjudian
untuk beroperasi secara sah. Di kasino, terdapat
beberapa jenis permainan judi. Permainan yang
paling umum adalah permainan atas meja
(table game) seperti,poker, black jack,
roulette, big - small dan texas holdem.

Dalam Undang-Undang No. 7 Tahun 1974


Tentang Penertiban Perjudian (UU No. 7 Tahun
1974) tidak ada dijelaskan secara rinci defenisi
dari perjudian. Namun dalam UU No. 1 Tahun
1946 Tentang Kitab Undang-Undang Hukum
Pidana (KUHP) Pasal 303 ayat (3) KUHP :
Yang dimaksud dengan permainan judi adalah
tiap-tiap permainan, dimana kemungkinan
untuk menang pada umumnya bergantung pada
peruntungan belaka, juga karena pemainnya
lebih terlatih atau lebih mahir. Dalam
pengertian permainan judi termasuk juga segala
pertaruhan tentang keputusan perlombaan atau
permainan lainnya yang tidak diadakan antara
mereka yang turut berlomba atau bermain,
demikian juga segaa pertaruhan lainnya.

Faktor Faktor
Pendorong Perilaku Judi

Faktor Sosial dan Ekonomi


Faktor Situasional
Faktor Belajar
Faktor Persepsi tentang Kemungkinan
Kemenangan
Faktor Persepsi terhadap Keterampilan

Jenis-Jenis Perjudian

Dalam PP No. 9 tahun 1981 tentang Pelaksanaan


Penertiban Perjudian, perjudian dikategorikan menjadi tiga:
Pertama, perjudian di kasino yang terdiri dari Roulette,
Blackjack, Baccarat, Creps, Keno, Tombola, Super Pingpong, Lotto Fair, Satan, Paykyu, Slot Machine (Jackpot), Ji Si
Kie, Big Six Wheel, Chuc a Luck, Lempar paser / bulu ayam
pada sasaran atau papan yang berputar (Paseran),
Pachinko, Poker, Twenty One, Hwa Hwe serta Kiu-Kiu.
Kedua, perjudian di tempat keramaian yang terdiri dari
lempar paser / bulu ayam pada sasaran atau papan yang
berputar (Paseran), lempar gelang, lempar uang (Coin),
kim, pancingan, menembak sasaran yang tidak berputar,
lempar bola, adu ayam, adu sapi, adu kerbau, adu
domba/kambing, pacu kuda, karapan sapi, pacu anjing,
kailai, mayong/macak dan erek-erek.
Ketiga, perjudian yang dikaitkan dengan kebiasaan yang
terdiri dari adu ayam, adu sapi, adu kerbau, pacu kuda,
karapan sapi, adu domba/kambing.

Perilaku Berjudi
Sebagai
Patologis Sosial

Judi patologis adalah berjudi dengan


peningkatan jumlah uang untuk mencapai
gairah yang diinginkan. Judi patologis
adalah gelisah atau marah ketika mencoba
untuk mengurangi atau menghentikan
perjudian. Berjudi sebagai cara untuk
melarikan diri dari masalah atau untuk
melepaskan
suasana
hati
dysphoric
(misalnya, perasaan tidak berdaya, rasa
bersalah, kecemasan, depresi.

Untuk
memahami
apakah
perilaku
berjudi
termasuk perilaku yang patologis, diperlukan suatu
pemahaman tentang kadar atau tingkatan penjudi
tersebut. Hal ini penting mengingat bahwa
perilaku berjudi termasuk dalam kategori perilaku
yang memiliki kesamaan dengan pola perilaku
adiksi. Menurut Papu (2002), pada dasarnya ada
tiga tingkatan atau tipe penjudi, yaitu:
Social Gambler
Problem Gambler
Pathological Gambler

Kriteria individu yang dapat digolongkan sebagai penjudi yang


patologis menurut DSM-IV Screen (alat yang digunakan untuk
mengukur tingkatan penjudi) adalah jika individu tersebut
menunjukkan 5 (lima) faktor atau lebih dari faktor-faktor sebagai
berikut:
Preoccupation - Terobsesi dengan perjudian
Tolerance
Withdrawal
Escape
Chasing
Lying
Loss of control
Illegal Acts
Risked significant relationship
Bailout

Penyebab Patologis Perjudian antara


lain kehilangan hubungan, kehilangan
pekerjaan , comorbid conditions sering
hadir, sibuk dengan perjudian serta
kehilangan kontrol dan melakukan
tindakan ilegal.

Penjudi yang patologis akan menimbulkan


hal-hal negatif diantaranya:
timbul merasa panik, dan frustasi
kriminalitas menjadi lebih besar
muncul penyesalan yang amat sangat, tapi
terasa terlambat
reputasi sebagai pemain yang terluka, dan
jiwa yang labil
kalah, orang lain disalahkan, mencari
kambing hitam atas nasib yang menimpanya

Ada empat cara untuk pengendalian sosial pada


perilaku judi patologis, yaitu persuasif, koersif,
penciptaan situasi yang dapat mengubah sikap
dan perilaku, dan penyampaian nilai norma dan
aturan secara berulang-ulang.
Persuasif
Koersif
Penciptaan Situasi yang Dapat Mengubah
Sikap dan Perilaku (kompulsif)
Penyampaian Nilai, Norma dan Aturan
Secara Berulang-ulang (vervasi).

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai