Penguat Differensial
Penguat beda atau Differential Amplifier merupakan rangkaian yang banyak dipakai dalam
rangkaian terintegrasi termasuk Op-Amp. Pada prinsipnya rangkaian penguat beda terdiri atas
dua buah transistor yang emitornya dihubungkan jadi satu. Umumnya masukan penguat beda ada
dua buah (berasal dari masing-masing transistor) dan keluarannya ada sa- tu atau dua buah (berasal
dari salah satu atau kedua transistor).
Penguat diferensial bisa mengukur maupun memperkuat isyarat - isyarat kecil yang
terbenam dalam isyarat yang jauh lebih besar. Empat buah tahanan presisi dan sebuah Op-
Amp membentuk sebuah penguat diferensial seperti yang tampak pada Gambar 5.6.
Terminal masukannya ada dua yaitu V1 dan V2, dimana V1 sebagai masukan negatif dan
V2 sebagai masukan positif. Tegangan keluaran dan penguat diferensator Vout sebanding
dengan perbedaan tegangan yang diterapkan ke masukan negatif dan masukan positifnya,
sehingga gain diferensial akan tergantung dan perbandingan tahanan-tahanannya.
vo = Ad (v1 - v2)
dimana
Dari persamaan tersebut terlihat bahwa apabila kedua sinyal masukan adalah
sama atau selisih kedua masukan adalah nol (vd= v1 - v2 = 0), maka sinyal keluaran vo
adalah nol. Akan tetapi dalam kenyataannya (dalam pratek) tidaklah demikian, karena
keluaran penguat beda tidak hanya dipengaruhi oleh masukan sinyal beda (vd) tetapi
juga oleh masukan sinyal common-mode (vc).
dalam hal ini: vd = v1 - v2
vc = (v1 + v2) / 2
vo = Ad.vd + Ac.vc
dimana
Ad = faktor penguatan dalam differential-mode
Oleh karena kualitas penguat beda ditentukan oleh harga Ad dan Ac (penguat
beda yang baik adalah yang mempunyai Ad besar dan Ac kecil), maka perbandingan
antara Ad dan Ac disebut dengan CMRR atau Common-mode rejection ratio dengan
persamaan sebagai be- rikut.
CMRR = | Ad/Ac |
Dalam praktek, untuk mendapatkan Ad, maka dibuat v1 = - v2, sehingga vc = 0.
Dengan demikian sinyal keluaran yang diperoleh vo = Ad.vd. Sedangkan untuk
mendapatkan Ac, maka dibuat v1 = v2, sehingga vd = 0. Dengan demikian sinyal
keluaran yang diperoleh vo = Ac. vc.
2. Analisi DC
Analisis dc dilakukan pada satu sisi transistor, dengan asumsi bahwa kedua transistor adalah
identik (kedua 𝛽sama). Rangkaian ekivalen dc untuk satu sisi transistor adalah terlihat pada
gambar
atau
sehingga dalam gambar 42 terlihat bahwa pada emitor terdapat resistor sebesar 2RE
dengan arus yang mengalir sebesar IE.
Loop input gambar 42:
IC = 𝛽.IB
Loop output
VCE = Vcc - IC. RC - IE.2RE + VEE
Oleh karena sinyal v1 dan v2 sama (amplitudo maupun fasanya sama), maka sinyal pada
emitor adalah sama, yakni: ve = ie.2RE. Artinya adalah bahwa pada kaki emitor terda- pat beban
sebesar 2RE.
v1 = v2
maka:
vd = v1 - v2 = 0
vc = (v1 + v2) / 2 = v1 = v2
Sinyal keluaran, vo :
vo = Ad.vd + Ac.vc
vo = Ad. 0 + Ac.vc
dengan demikian:
Ac = vo/vc
Kedua, analisis ac diperlukan untuk menentukan faktor penguatan pada differential- mode
(Ad). Untuk itu masukan penguat beda harus v1 = -v2, artinya amplitudo kedua masu- kan adalah sama
tetapi fasanya berlawanan. Rangkaian satu sisi transistor untuk mode beda (differential-mode) terlihat
pada gambar 44. Pada gambar tersebut sinyal masukannya ada- lah vd = 2.v1 (atau boleh juga vd = -
2.v2). Dalam hal ini vc adalah nol.
Perhatikan bahwa pada kaki emitor tidak terdapat beban RE. Dalam mode beda (dif
ferential-mode) pada kaki emitor memang tidak dirasakan adanya beban. Hal ini bisa dije
laskan karena sinyal masukan kedua transistor mempunyai fasa yang berlawanan dengan
amplitudo yang sama, sehingga pada kaki emitor kedua sinyal akan saling meniadakan dan
akibatnya drop sinyal pada beban emitor menjadi nol. Dengan demikian pada ekivalen ac ti- dak
digambarkan beban RE, karena seolah-olah terjadi hubung singkat (tidak ada drop si- nyal).
v1 = - v2
maka:
dan
vc = (v1 + v2) / 2= 0
Sinyal keluaran, vo :
vo = Ad.vd + Ac.vc
vo = Ad. (2.v1) + Ac.0
dengan demikian:
Ad = vo / (2.v1)
CMRR = | Ad / Ac |