Anda di halaman 1dari 16

A.

Judul: PERBANDINGAN HASIL BELAJAR FISIKA DENGAN


MENGGUNAKAN LABORATORIUM NYATA DAN LABORATORIUM
VIRTUAL KELAS X MAN DARUSSALAM

B. Latar Belakang Masalah

Pelajaran Sains khususnya fisika sampai saat ini masih kurang mendapatkan

tempat di hati siswa. Fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kurang

menyenangkan. Gurupun melakukan berbagai cara untuk mengatasi supaya mata

pelajaran fisika lebih asik dan menyenangkan, sehingga termotivasi untuk

mempelajari fisika.

Berkaitan dengan masalah di atas, perlu diupayakan suatu bentuk

pembelajaran yang mampu mengaktifkan siswa dalam penyajian materi fisika

dengan lebih menarik, sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar.

Dalam mencapai tujuan tersebut sangat dibutuhkan suatu metode pembelajaran agar

menciptakan kondisi kelas menyenangkan dan nyaman bagi siswa, terutama dalam

memahami materi fisika.

Metode eksperimen dengan media laboratorium sangat cocok diterapkan,

karena selain siswa dilatih dalam berinteraksi, berkomunikasi dan bekerjasama, juga

dilatih untuk mampu bersaing. Metode eksperimen diharapkan dapat membuat

kondisi kelas tidak monoton sehingga menciptakan situasi pembelajaran yang aktif

dan menyenangkan. Jika kondisi kelas menyenangkan menurut siswa, maka siswa

akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran dengan senang tanpa merasa tertekan,

sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada siswa baik tutur

katanya, sopan santunnya, motoriknya maupun gaya hidupnya.


Berdasarkan hasil observasi awal dan wawancara bebas dengan guru bidang

studi Fisika, bahwa di MAN Darussalam sudah memiliki fasilitas laboratorium yang

lengkap, dan pihak sekolah pun dapat memaksimalkan fasilitas yang sudah ada untuk

mendukung proses pembelajaran. Tetapi sebagian alat-alat dan bahan tidak bisa

digunakan lagi karena rusak, ataupun sudah tidak dapat digunakan karena usia alat

yang sudah lama. Terbatasnya waktu yang dimiliki guru karena harus mengajar dan

sibuk dengan aktifitas lain mengakibatkan tidak ada kesempatan untuk

mempersiapkan dan memperbaiki alat-alat laboratorium yang sudah rusak, atau habis

dimakan usia.

Untuk mengatasi masalah kurangnya waktu, sarana dan prasarana dalam

melakukan praktikum maka dapat diatasi dengan cara memanfaatkan Teknologi

Informasi dan Komunikasi (TIK) dalam proses pembelajaran, misalnya program-

program simulasi atau animasi yang telah tersedia saat ini yang dapat diperoleh

melalui akses internet. Salah satu alternatif yang paling memungkinkan untuk

menunjang proses pembelajaran yaitu dengan sistem pembelajaran menggunakan

laboratorium virtual.

Dilihat dari hasil penelitian Artha (2009) dalam Lerianti (2014), dengan judul

“Pembelajaran IPA dengan Inkuiri Bebas Termodifikasi Menggunakan Lab Nyata

dan Lab Virtual Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir dan Gaya Belajar Siswa Pada

SMP Negeri 5 Yogyakarta”. Menyimpulkan bahwa, hasil belajar kognitif lebih baik

pada media Lab Nyata dari pada Lab Virtual.

Hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Riana (2011) dalam

Lerianti (2014), dengan judul “Pembelajaran Kimia Dengan Metode Inkuiri


Terbimbing Menggunakan Lab Virtual dan Lab Nyata Ditinjau Dari Gaya Belajar

Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada SMA Batik 2 Surakarta Pada Materi Koloid TP.

2009/2010”. Menyimpulkan bahwa, prestasi belajar siswa yang diajar menggunakan

metode inkuiri terbimbing menggunakan lab virtual memiliki prestasi yang lebih

baik daripada prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing

menggunakan lab nyata.

Berdasarkan latar belakang diatas peneliti ingin melakukan penelitian dengan

judul, “Perbandingan Hasil Belajar Fisika Dengan Menggunakan Laboratorium

Nyata dan Laboratorium Virtual Kelas X MAN Darussalam”.

C. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah diatas maka yang menjadi rumusan

dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah perbandingan hasil belajar fisika dengan

menggunakan laboratorium nyata dan laboratorium virtual kelas X MAN

Darussalam?

D. Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah

untuk mengetahui perbandingan hasil belajar fisika dengan menggunakan

laboratorium nyata dan laboratorium virtual kelas X MAN Darussalam.

E. Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa, guru dan

penulis.

1. Bagi siswa, meningkatkan motivasi siswa dalam belajar, berani bertanya,

mampu menerapkan prinsip kerjasama dalam kelompok, dapat menjawab dan


menyampaikan pendapat serta dapat meningkatnya kemampuan belajar

khususnya pada pelajaran fisika.

2. Bagi guru, sebagai motivasi untuk meningkatkan keterampilan bervariasi

yang dapat memperbaiki sistem pembelajaran.

3. Bagi peneliti, sebagai sarana untuk menambah wawasan dan ilmu

pengetahuan tentang penerapan metode eksperimen dalam proses belajar

mengajar serta mendapat pengalaman dan pengetahuan dalam melakukan

penelitian.

F. Hipotesis

Berdasarkan latar belakang dan anggapan dasar, maka hipotesis dalam

penelitin ini adalah hasil belajar fisika dengan menggunakan laboratorium nyata

lebih baik daripada laboratorium virtual di kelas X MAN Darussalam.

G. Definisi Istilah

Untuk mempermudah pemahaman isi karya tulis ini, maka didefenisikan

beberapa istilah penting yang menjadi pokok bahasan utama dalam karya tulis ini

yaitu :

1. Hasil belajar

Hasil belajar adalah kemampuan-kemampuan yang dimiliki oleh siswa

setelah ia menerima pengalaman belajarnya. (Sudjana, 2009:22).

2. Laboratorium nyata

Laboratorium nyata adalah suatu laboratorium yang semua alat bahan yang

digunakan untuk keperluan kegiatan praktikum adalah benar-benar nyata (bisa

dipegang dan dilihat). (Suyatna dalam Lerianti, 2014).


3. Laboratorium virtual.

Laboratorium virtual adalah alat-alat dalam program komputer dan

dioperasikan dengan komputer. (Budiyono dalam Melani, 2014:17).

H. Landasan Teoritis

1. Pengertian Belajar dan Hasil belajar

Secara umum, belajar adalah suatu aktivitas yang menimbulkan

perubahan akibat dari usaha yang dilakukan. Belajar merupakan proses yang

berkesinambungan yang mengubah seseorang dalam berbagai cara. Belajar

mengacu pada perubahan tingkah laku atau potensi individu sebagai hasil dari

pengalaman yang didapatkan. Perubahan tersebut hendaknya terjadi akibat

interaksi dengan lingkungannya. Menurut Hamalik (2010:27), “Belajar

merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.

Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni

mengalami”.

Menurut Slameto (2003:2), “Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.

Dalam kegiatan belajar, siswa adalah subjek dan objek dari kegiatan

pembelajaran. Oleh karena itu, proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan

belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Semua ini akan tercapai

jika siswa berusaha aktif untuk mencapainya. Dalam kegiatan pembelajaran,

tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Siswa yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang

telah ditentukan sebelumnya. Dari proses yang berlangsung tersebut akan

diperoleh suatu hasil yang disebut juga dengan hasil belajar. Menurut Sudjana

(2009:3), “Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku

sebagai hasil belajar dalam pengertian lebih luas mencakup bidang kognitif,

afektif, dan psikomotorik”.

Hasil belajar diperoleh sebagai akibat dari proses belajar. Belajar

merupakan perubahan tingkah laku seseorang sebagai akibat interaksinya

dengan lingkungan dan dapat juga diperoleh dari pengalaman hidup seseorang.

Hasil belajar juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada

siswa. Hasil belajar yang diperoleh akan dinilai oleh guru yang dinamakan

penilaian hasil belajar. Menurut sudjana (2010:3), “penilaian hasil belajar adalah

proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan kriteria

tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil

belajar siswa”.

Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa belajar ialah perubahan dalam

diri seseorang yang menghasilkan perubahan positif dalam diri seseorang.

Sedangkan hasil belajar merupakan kemampuan yang dimiliki siswa setelah

menerima pengalaman belajar.

2. Pengertian Metode Eksperimen

Metode eksperimen merupakan salah satu dari beberapa metode yang

terdapat dalam kegiatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada saat mengajar.

Metode eksperimen sangat cocok digunakan untuk membuktikan suatu konsep


yang membutuhkan percobaan untuk melihat gejala apa saja yang dapat

ditimbulkan. Metode eksperimen menurut Djamarah (2010:84) adalah:

Metode Eksperimen (percobaan) adalah cara penyajian pelajaran, di mana


siswa melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sendiri
sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode
percobaan ini siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau
melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek,
menganalisis, membuktikan dan menarik kesimpulan sendiri mengenai
suatu objek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut
untuk mengalami sendiri , mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu
hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan atau proses yang dialaminya itu.

Dalam kegiatan pembelajaran, metode eksperimen secara langsung

melibatkan siswa dalam melakukan percobaan untuk mencari jawaban terhadap

sebuah pokok permasalahan. Metode ini melatih siswa dalam mengembangkan

kemampuan psikomotor, menarik kesimpulan suatu permasalahan, serta mampu

mengkomunikasikan hasilnya.

Penggunaan metode ini bertujuan untuk membantu siswa mencari dan

menemukan sendiri berbagai jawaban atas persoalan-persoalan yang

dihadapinya dengan mengadakan percobaan sendiri. Dengan metode eksperimen

siswa menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajarinya. Selain

itu metode ini juga mendorong siswa terlatih dalam cara berpikir sistematis, dan

melatih siswa untuk melakukan sesuatu dengan cermat dan teliti sehingga

terhindar dari sikap kecerobohan dan kekeliruan dalam memaknai sesuatu.

Menurut Djamarah, (2010:84) metode eksperimen mempunyai kelebihan

dan kekurangan yaitu sebagai berikut:

Kelebihan metode eksperimen :


(1) Membuat siswa lebih percaya atas kebenaran atau kesimpulan
berdasarkan percobaannya.
(2) Dalam membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru
dengan penemuan dari hasil percobaannya dan bermanfaat bagi
kehidupan manusia.
(3) Hasil-hasil percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk
kemakmuran umat manusia.

Kekurangan metode eksperimen :


(1) Metode ini lebih sesuai dengan bidang-bidang sains dan teknologi.
(2) Metode ini memerlukan berbgai fasilitas peralatan dan bahan yang tidak
selalu mudah diperoleh dan mahal.
(3) Metode ini menuntut ketelitian, keuletan dan ketabahan.
(4) Setiap percobaan tidak selalu memberikan hasil yang diharapkan karena
mungkin ada faktor-faktor tertentu

3. Pengertian Laboratorium

Laboratorium adalah suatu tempat yang menyediakan alat-alat dan bahan

untuk melakukan suatu percobaan atau penelitian. Menurut Sukirman dalam

Melismayanti (2014:5), “laboratorium adalah tempat yang digunakan untuk

melakukan suatu percobaan”. Laboratorium dapat berupa ruang yang tertutup,

yang dilengkapi dengan alat-alat dan bahan untuk melaksanakan percobaan /

praktikum. Dengan adanya laboratorium siswa dapat memperoleh data/informasi

yang diamati secara langsung, serta dapat mempelajari IPA sebagaimana

seharusnya. Ada dua macam laboratorium :

3.1 Laboratorium nyata (Riil)

Laboratorium sains sangat bermanfaat bagi para pelajar untuk

memperoleh informasi, dan untuk membangun konsep umum, menyelesaikan

masalah baru, dan untuk menjelaskan sebuah konsep secara ilmiah untuk

memperoleh kesimpulan sesuai dengan ilmu atau teori yang dipelajari.

Istilah laboratorium riil digunakan untuk menggambarkan

laboratorium yang bentuknya nyata, yaitu suatu tempat yang didalamnya


terdapat semua alat dan bahan yang benar-benar nyata untuk digunakan

sebagai keperluan kegiatan praktikum. Pada umumnya laboratorium ini

digunakan di sekolah-sekolah untuk melaksanakan kegiatan praktikum .

3.2 Laboratorium Virtual

Laboratorium virtual merupakan software simulasi interaktif yang

dirancang khusus untuk kegiatan eksperimen. Menurut Budiyono dalam

Melani (2014:17), “Laboratorium virtual adalah alat-alat dalam program

komputer dan dioperasikan dengan komputer”. Software komputer ini berisi

animasi-animasi alat dan bahan yang di desain khusus untuk kegiatan

eksperimen. Jadi siswa tinggal menjalankannya sesuai dengan lembar kerja

yang telah disiapkan sebelumnya oleh guru. Dengan simulasi ini siswa dapat

mengumpulkan data dengan cepat dalam situasi apapun tanpa takut alatnya

rusak atau pecah.

Salah satu laboratorium virtual yang saat ini sudah tersedia untuk

menunjang proses pembelajaran adalah media virtual produksi dari PhET

Colorado. PhET adalah sofware simulasi interaktif yang berbasis research dan

berlisensi gratis (free software). Berdasarkan situs resmi PhET

http://phet.colorado.edu tujuan pembuatan software ini adalah membantu

siswa untuk menvisualisasikan konsep secara utuh dan jelas, kemudian

menjamin pendidikan yang efektif serta kebergunaan yang berkelanjutan. Di

dalam PhET terdapat simulasi yang bersifat teori dan percobaan yang

melibatkan pengguna secara aktif.


I. Metode Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah penelitian eksperimen semu.

Menurut Arikunto (2006:85), “Dalam penelitian eksperimen semu ini peneliti

mengadakan treatment satu kali yang diperkirakan sudah mempunyai pengaruh.

Kemudian diadakan post test. Dari post test diambil kesimpulan dengan cara

melihat rata-rata hasil dan membandingkan dengan standar yang diinginkan”.

Peneliti menggunakan penelitian eksperimen karena sesuai dengan tujuan dari

penelitian yaitu untuk mengetahui perbandingan hasil belajar fisika dengan

menggunakan laboratorium nyata dan laboratorium virtual kelas X MAN

Darussalam.

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif. Menurut Margono

(2007:105), “penelitian kuantitatif adalah suatu proses menemukan pengetahuan

yang menggunakan data berupa angka sebagai alat untuk menemukan

keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”. Karena pendekatan yang

digunakan oleh peneliti adalah pendekatan secara kuantitatif. Oleh karena itu,

data yang terkumpul harus diolah secara statistik agar dapat ditafsirkan dengan

baik. Data-data dari hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis

dengan menggunakan uji statistik.

Adapun desain penelitian yang digunakan adalah bentuk Pre-test and

Post-test Group Design yaitu desain penelitian dimana akan diadakan pre-test

sebelum diadakan perlakuan pembelajaran, dan setelah perlakuan pembelajaran

selesai juga akan diadakan postest. Menurut Arikunto (2006:85), “Di dalam
desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan

susudah eksperimen. Observasi yang dilakukan sebelum eksperimen (0 1) disebut

pre-test, dan observasi sesudah eksperimen (02) disebut pos-test”.

2. Tempat dan Waktu Penelitian

Tempat penelitian ini dilakukan di MAN Darussalam. Waktu penelitian

akan dilakukan pada semester ganjil tahun ajaran 2016/2017.

3. Populasi dan Sampel

Populasi adalah objek keseluruhan yang ditentukan oleh peneliti untuk

dipelajari. Menurut Arikunto (2006:130), “Populasi adalah keseluruhan subyek

penelitian”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas

X MAN Darussalam.

Sedangkan sampel adalah bagian terkecil dari jumlah populasi. Menurut

Arikunto (2006:131), “Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang

diteliti”. Dari populasi yang ada akan dipilih sampel untuk penelitian. Penentuan

sampel dilakukan dengan teknik purposive sampling. Menurut Arikunto

(2006:16), “purposive sampling yaitu menentukan sampel dengan pertimbangan

tertentu yang dipandang dapat memberikan data secara maksimal”.

Pengambilan sampel disesuaikan dengan kriteria-kriteria tertentu yang

diterapkan berdasarkan tujuan penelitian ini. Berdasarkan pertimbangan ini,

peneliti menetapkan kriteria tingkat pemahaman kedua kelas sampel relatif

sama. Sesuai dengan rekomendasi bidang studi Fisika sampel dalam penelitian

ini adalah siswa kelas X/IPA1 dan siswa kelas X/IPA2. Dari dua kelas sampel

yang didapat, masing-masing kelas akan dijadikan kelas eksperimen yang akan
di uji hasil belajarnya melalui laboratorium nyata dan laboratorium virtual

dengan materi yang sama.

4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang dilakukan pada penelitian ini yaitu:

4.1 Pre test

Sebelum dilakukan penelitian, terlebih dahulu di uji kemampuannya

sesuai dengan kriteria yang ditetapkan. Tahap ini dilakukan untuk

mengetahui atau mengukur kemampuan siswa kedua kelas ini homogen atau

tidak.

4.2 Post test

Tahap ini dilakukan untuk memperoleh data mengenai hasil belajar

siwa pada pembelajaran dengan metode eksperimen. Tes yang digunakan tes

prestasi (achievement test), yaitu tes yang digunakan untuk mengukur

pencapaian seseorang setelah mempelajari sesuatu. Tes prestasi yang

digunakan adalah tes buatan guru yang dibuat berupa multiple choice test (tes

pilihan ganda) dan nilai yang didapatkan akan dijadikan sebagai data

penelitian.

5. Teknik Pengolahan Data

5.1 Uji Homogenitas

Uji homogenitas digunakan untuk mengetahui apakah data varians

kedua kelas yang akan dijadikan sampel homogen atau tidak. Apabila

kesimpulan menunjukkan data homogen, maka data berasal dari populasi


yang sama dan layak diuji statistik. Data yang akan diuji dalam penelitian ini

yaitu data postest. Uji homogenitas yang dilakukan menggunakan rumus:

Varianterbesar
F= (Sudjana, 2005:250)
varian terkecil

Selanjutnya, menentukan besar Ftabel menggunakan taraf signifikansi

sebesar 5 persen (0,05) dengan derajat kebebasan = n-1. Dengan kriteria

pengujian terima Ha jika Fhitung > Ftabel berarti kedua data adalah tidak

homogen.

5.2 Uji Normalitas

Uji normalitas digunakan untuk mengetahui apakah data yang diperoleh

berdistribusi normal atau tidak. Uji normalitas yang dilakukan menggunakan

rumus:

k
2
x =∑ ¿ ¿ ¿ (Sudjana, 2005:273)
i=1

Keterangan dengan x 2= chi kuadrat, Ei = frekuensi harapan, dan 0 i=

frekuensi hasil pengamatan. Setelah angka nilai x 2hitung diperoleh, kemudian

nilai x 2hitung dibandingkan dengan nilai x 2tabel dengan taraf signifikan (α) 0,05

pada derajat kebebasan (dk) = k-3 dengan mengacu pada tabel Chi Kuadrat.

Ketentuan jika x 2hitung ≤ x 2tabel maka distribusi data dinyatakan normal,

sebaliknya jika x 2hitung ≥ x 2tabel maka distribusi data dinyatakan tidak normal.

5.3 Uji Hipotesis


Analisis tahap akhir dilakukan untuk menguji hipotesis penelitian.

Pengujian hipotesis penelitian menggunakan analisis faktor yaitu bila antar

faktor yang satu dengan faktor yang lain ada kesamaan, kesinambungan atau

tumpang tindih. Digunakan untuk menguji apakah kelas eksperimen 1 dan

kelas eksperimen 2 yang ditetapkan memiliki perbedaan rata-rata yang

signifikan atau tidak. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil

yang signifikan antara dua kelas sampel, maka perlu dilakukan uji hipotesis.

Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t dengan taraf signifikan 0,05.

Pengujian hipotesis digunakan statistik uji-t, dengan hipotesis sebagai

berikut:

H0 : µ1 = µ2 hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan

laboratorium nyata sama dengan hasil belajar siswa yang diajarkan

menggunakan laboratorium virtuil.

Ha : µ1 > µ2 hasil belajar siswa yang diajarkan dengan menggunakan

laboratorium nyata lebih baik dibandingkan dengan hasil belajar siswa

yang diajarkan menggunakan laboratorium virtual.

Pengujian hipotesis ini menggunakan rumus:

x́ 1− x́ 2
t hitung =
2 2
( n1−n2 ) s 1+ ( n2−1 ) s2 1 Sugiyono (2011:273)
√ n1 +n 2−2 (n )
1
+
1
n2

Keterangan :

t hitung = harga observasi atau t hitung,


x́ 1= rata-rata nilai kelas eksperimen I.

x́ 2= rata-rata nilai kelas eksperimen II.

s21= varian kelas eksperimen I.

s22= varian kelas eksperimen II.

n1= banyaknya data kelas eksperimen I.

n2 =¿ banyaknya data kelas eksperimen II.

Kriteria pengujian yang berlaku ialah terima H0 jika thitung ≤ ttabel dan

tolak H0 jika t mempunyai nilai selain itu pada derajat kebebasan dk = (

n1 +n 2−2 ¿ dan peluang (1-α) dengan α = 0,05.

J. Daftar Pustaka

Arikunto, Suharsimi 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Jakarta:


Rineka Cipta.

Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.

Hamalik. 2010. Proses Belajar Mengajar. Jakarta: PT Bumi Aksara.

Lerianti, E. 2014. Perbandingan Hasil Belajar Dengan Menggunakan Laboratorium


Nyata Dan Laboratorium Virtual Dalam Materi Asam Basa Kelas Xi Ipa Sma
Nusantara Kota Jambi. Jambi : Universitas Jambi.

Margono, S. 2009. Metodelogi Penelitian Pendidikan. Jakarta: Rineka Cipta.

Melani. 2014. Penerapan Media Laboratorium Virtual Phet Untuk Meningkatkan


Hasil Belajar Fisika Pada Siswa Di Sma Negeri 4 Banda Aceh. Banda Aceh :
Universitas Syiah Kuala.

Melismayanti. 2014. Kemampuan Pengelolaan Laboratorium Fisika Sekolah


Menengah Atas Negeri Se-kota Banda Aceh. Banda Aceh : Universitas Syiah
Kuala.

Slameto. 2003. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rajawali


Pers.
Sudjana, N. 2009. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.

Sugiyono. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta.

Anda mungkin juga menyukai