Pelajaran Sains khususnya fisika sampai saat ini masih kurang mendapatkan
tempat di hati siswa. Fisika dianggap sebagai pelajaran yang sulit dan kurang
mempelajari fisika.
dengan lebih menarik, sehingga dapat membantu siswa mengatasi kesulitan belajar.
Dalam mencapai tujuan tersebut sangat dibutuhkan suatu metode pembelajaran agar
menciptakan kondisi kelas menyenangkan dan nyaman bagi siswa, terutama dalam
karena selain siswa dilatih dalam berinteraksi, berkomunikasi dan bekerjasama, juga
kondisi kelas tidak monoton sehingga menciptakan situasi pembelajaran yang aktif
dan menyenangkan. Jika kondisi kelas menyenangkan menurut siswa, maka siswa
akan tekun, rajin, antusias menerima pelajaran dengan senang tanpa merasa tertekan,
sehingga diharapkan akan terjadi perubahan tingkah laku pada siswa baik tutur
studi Fisika, bahwa di MAN Darussalam sudah memiliki fasilitas laboratorium yang
lengkap, dan pihak sekolah pun dapat memaksimalkan fasilitas yang sudah ada untuk
mendukung proses pembelajaran. Tetapi sebagian alat-alat dan bahan tidak bisa
digunakan lagi karena rusak, ataupun sudah tidak dapat digunakan karena usia alat
yang sudah lama. Terbatasnya waktu yang dimiliki guru karena harus mengajar dan
mempersiapkan dan memperbaiki alat-alat laboratorium yang sudah rusak, atau habis
dimakan usia.
program simulasi atau animasi yang telah tersedia saat ini yang dapat diperoleh
melalui akses internet. Salah satu alternatif yang paling memungkinkan untuk
laboratorium virtual.
Dilihat dari hasil penelitian Artha (2009) dalam Lerianti (2014), dengan judul
dan Lab Virtual Ditinjau Dari Kemampuan Berpikir dan Gaya Belajar Siswa Pada
SMP Negeri 5 Yogyakarta”. Menyimpulkan bahwa, hasil belajar kognitif lebih baik
Hal ini berbanding terbalik dengan hasil penelitian Riana (2011) dalam
Dan Aktivitas Belajar Siswa Pada SMA Batik 2 Surakarta Pada Materi Koloid TP.
metode inkuiri terbimbing menggunakan lab virtual memiliki prestasi yang lebih
baik daripada prestasi belajar siswa yang diajar dengan metode inkuiri terbimbing
C. Rumusan Masalah
dalam penelitian ini adalah: “Bagaimanakah perbandingan hasil belajar fisika dengan
Darussalam?
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini adalah
E. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada siswa, guru dan
penulis.
penelitian.
F. Hipotesis
penelitin ini adalah hasil belajar fisika dengan menggunakan laboratorium nyata
G. Definisi Istilah
beberapa istilah penting yang menjadi pokok bahasan utama dalam karya tulis ini
yaitu :
1. Hasil belajar
2. Laboratorium nyata
Laboratorium nyata adalah suatu laboratorium yang semua alat bahan yang
H. Landasan Teoritis
perubahan akibat dari usaha yang dilakukan. Belajar merupakan proses yang
mengacu pada perubahan tingkah laku atau potensi individu sebagai hasil dari
merupakan suatu proses, suatu kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan.
Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni
mengalami”.
lingkungannya”.
Dalam kegiatan belajar, siswa adalah subjek dan objek dari kegiatan
pembelajaran. Oleh karena itu, proses pengajaran tidak lain adalah kegiatan
belajar siswa dalam mencapai suatu tujuan pengajaran. Semua ini akan tercapai
tujuan belajar telah ditetapkan terlebih dahulu oleh guru. Siswa yang berhasil
dalam belajar adalah yang berhasil mencapai tujuan-tujuan pembelajaran yang
diperoleh suatu hasil yang disebut juga dengan hasil belajar. Menurut Sudjana
(2009:3), “Hasil belajar siswa pada hakikatnya adalah perubahan tingkah laku
sebagai hasil belajar dalam pengertian lebih luas mencakup bidang kognitif,
dengan lingkungan dan dapat juga diperoleh dari pengalaman hidup seseorang.
Hasil belajar juga dipengaruhi oleh adanya kesempatan yang diberikan kepada
siswa. Hasil belajar yang diperoleh akan dinilai oleh guru yang dinamakan
penilaian hasil belajar. Menurut sudjana (2010:3), “penilaian hasil belajar adalah
proses pemberian nilai terhadap hasil-hasil belajar yang dicapai dengan kriteria
tertentu. Hal ini mengisyaratkan bahwa objek yang dinilainya adalah hasil
belajar siswa”.
Oleh karena itu, dapat dikatakan bahwa belajar ialah perubahan dalam
terdapat dalam kegiatan pembelajaran yang dapat diterapkan pada saat mengajar.
mengkomunikasikan hasilnya.
siswa menemukan bukti kebenaran dari teori yang sedang dipelajarinya. Selain
itu metode ini juga mendorong siswa terlatih dalam cara berpikir sistematis, dan
melatih siswa untuk melakukan sesuatu dengan cermat dan teliti sehingga
3. Pengertian Laboratorium
masalah baru, dan untuk menjelaskan sebuah konsep secara ilmiah untuk
yang telah disiapkan sebelumnya oleh guru. Dengan simulasi ini siswa dapat
mengumpulkan data dengan cepat dalam situasi apapun tanpa takut alatnya
Salah satu laboratorium virtual yang saat ini sudah tersedia untuk
Colorado. PhET adalah sofware simulasi interaktif yang berbasis research dan
dalam PhET terdapat simulasi yang bersifat teori dan percobaan yang
1. Jenis Penelitian
Kemudian diadakan post test. Dari post test diambil kesimpulan dengan cara
Darussalam.
keterangan mengenai apa yang ingin kita ketahui”. Karena pendekatan yang
digunakan oleh peneliti adalah pendekatan secara kuantitatif. Oleh karena itu,
data yang terkumpul harus diolah secara statistik agar dapat ditafsirkan dengan
baik. Data-data dari hasil penelitian yang diperoleh selanjutnya akan dianalisis
Post-test Group Design yaitu desain penelitian dimana akan diadakan pre-test
selesai juga akan diadakan postest. Menurut Arikunto (2006:85), “Di dalam
desain ini observasi dilakukan sebanyak 2 kali yaitu sebelum eksperimen dan
penelitian”. Pada penelitian ini yang menjadi populasi adalah seluruh siswa kelas
X MAN Darussalam.
diteliti”. Dari populasi yang ada akan dipilih sampel untuk penelitian. Penentuan
sama. Sesuai dengan rekomendasi bidang studi Fisika sampel dalam penelitian
ini adalah siswa kelas X/IPA1 dan siswa kelas X/IPA2. Dari dua kelas sampel
yang didapat, masing-masing kelas akan dijadikan kelas eksperimen yang akan
di uji hasil belajarnya melalui laboratorium nyata dan laboratorium virtual
mengetahui atau mengukur kemampuan siswa kedua kelas ini homogen atau
tidak.
siwa pada pembelajaran dengan metode eksperimen. Tes yang digunakan tes
digunakan adalah tes buatan guru yang dibuat berupa multiple choice test (tes
pilihan ganda) dan nilai yang didapatkan akan dijadikan sebagai data
penelitian.
kedua kelas yang akan dijadikan sampel homogen atau tidak. Apabila
Varianterbesar
F= (Sudjana, 2005:250)
varian terkecil
pengujian terima Ha jika Fhitung > Ftabel berarti kedua data adalah tidak
homogen.
rumus:
k
2
x =∑ ¿ ¿ ¿ (Sudjana, 2005:273)
i=1
nilai x 2hitung dibandingkan dengan nilai x 2tabel dengan taraf signifikan (α) 0,05
pada derajat kebebasan (dk) = k-3 dengan mengacu pada tabel Chi Kuadrat.
sebaliknya jika x 2hitung ≥ x 2tabel maka distribusi data dinyatakan tidak normal.
faktor yang satu dengan faktor yang lain ada kesamaan, kesinambungan atau
signifikan atau tidak. Untuk mengetahui ada atau tidaknya perbedaan hasil
yang signifikan antara dua kelas sampel, maka perlu dilakukan uji hipotesis.
Uji hipotesis yang digunakan adalah uji t dengan taraf signifikan 0,05.
berikut:
x́ 1− x́ 2
t hitung =
2 2
( n1−n2 ) s 1+ ( n2−1 ) s2 1 Sugiyono (2011:273)
√ n1 +n 2−2 (n )
1
+
1
n2
Keterangan :
Kriteria pengujian yang berlaku ialah terima H0 jika thitung ≤ ttabel dan
J. Daftar Pustaka
Djamarah, Syaiful Bahri. 2010. Strategi belajar Mengajar. Jakarta: Rineka Cipta.