Anda di halaman 1dari 5

ISSN 2528-3200 Jurnal Pendidikan Eksakta, Vol. 3. No.

5, Juli 2018

MODEL HIGHER ORDER THINKING VIRTUAL LABORATORY:


MODEL PRAKTIKUM FISIKA BERBASIS KETERAMPILAN
BERPIKIR KRITIS DAN PEMECAHAN MASALAH
SECARA KREATIF
Sutarno1,2, Agus Setiawan1, Andi Suhandi1, Ida Kaniawati1 dan Dedy Hamdani2
1
Program Studi Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam,
Sekolah Pascasarjana, Universitas Pendidikan Indonesia,
Jl. Dr. Setiabudhi No. 229, Bandung 40154
2
Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan MIPA
Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas Bengkulu
Jalan W.R. Supratman, Kandang Limun, Bengkulu 38123
Email: m.sutarno@unib.ac.id

ABSTRAK

Model praktikum virtual berbasis keterampilan berpikir tingkat tinggi telah berhasil dikembangkan sebagai
model aktivitas laboratorium berorientasi keterampilan berpikir kritis (KBK) dan keterampilan pemecahan
masalah secara kreatif (KPMK) mahasiswa, disebut model higher order thinking virtual laboratory (HOT-V
Lab). Implementasi model HOT-V Lab pada praktikum fisika telah terbukti menghasilkan efektivitas yang
tinggi dalam meningkatkan KBK dan KPMK mahasiswa. Artikel ini mendeskripsikan karakteristik model
HOT-V Lab berdasarkan sintaks, konteks masalah, aktivitas dan pertanyaan-pertanyaan penuntun yang
tercermin dari lembar kerja praktikum yang digunakan. Selain itu, identifikasi karakteristik model HOT-V
Lab juga didasarkan pada hasil penilaian ahli dan persepsi mahsiswa terhadap implementasi model HOT-V
Lab dalam meningkatkan KBK dan KPMK. Aspek penilaian ahli yang digunakan untuk mengeksplorasi
karakteristik model HOT-V Lab meliputi sintaks model, konteks masalah, konsep fisika, kemampuan
meningkatkan keterampilan berpikir tingkat tinggi dan virtual lab yang digunakan. Sedangkan tanggapan
mahasiswa yang dijadikan daya dukung untuk mengidentifikasi karakteristik model HOT-V Lab meliputi
aspek kemampuan memotivasi belajar fisika, kemampuan meningkatkan KBK dan KPMK. Berdasarkan hasil
identifikasi, diperoleh bahwa model HOT-V Lab memiliki tahapan-tahapan khusus yang merepresentasikan
langkah-langkah pemecahan masalah untuk melatih KBK dan KPMK mahasiswa. Disimpulkan bahwa
kegiatan praktikum fisika menggunakan model HOT-V Lab memenuhi karakteristik pembelajaran ber-
orientasi pada pembekalan keterampilan berpikir tingkat tinggi.

Kata Kunci: Karakteristik Model HOT-V Lab, Keterampilan Berpikir Kritis, Model HOT-V Lab,
Pemecahan masalah secara kreatif.

ABSTRACT

The virtual experiment model based on higher-order thinking skills has been successfully developed as a
model of laboratory activities to provide students’ critical thinking skills (CTS) and creative problem solving
skills (CPSS), called the higher order thinking virtual lab model (HOT-V Lab). The implementation of the
HOT-V Lab model in physics experiments have resulted in high effectiveness in improving CTS and CPSS.
This paper describes the characteristics of the HOT-V Lab model based on the syntax, context of the problem,
activity, and guiding questions used. In addition, the identification of the characteristics of the HOT-V Lab
model is also based on the results of expert review and student perceptions of the implementation of the
HOT-V Lab model in improving the CTS and CPSS. Based on the results of the identification, it was found
that the HOT-V Lab model has specific stages that represent problem-solving steps to train CTS and CPSS. It
was concluded that the physical experiment activities using the HOT-V Lab model fulfill the characteristics
of learning based on higher order thinking skills (HOTS).

Keywords: Higher order Thinking Virtual Lab, The Characteristics of the HOT-V Lab Model, Critical
Thinking Skills, Creative Problem Solving Skills.

I. PENDAHULUAN tingkat tinggi (higher order thinking skills, HOTS)


peserta didik (Chang, 2015; Binkley, et al., 2012).
Konsep pedidikan abad 21 diantaranya di- Demikian pula pada pembelajaran sains, terdapat
tekankan pada pembekalan keterampilan berpikir penekanan pembekalan keterampilan berpikir ting-

Sutarno, Agus Setiawan, Andi Suhandi, Ida Kaniawati dan Dedy Hamdani Halaman 189
ISSN 2528-3200 Jurnal Pendidikan Eksakta, Vol. 3. No. 5, Juli 2018

kat tinggi baik melalui pembelajaran di kelas mau- Lab digunakan sebagai media untuk memvisualisasi
pun melalui aktivitas praktikum di laboratorium gejala atau fenomena mikroskopis yang tidak me-
(Sutarno, Setiawan, Suhandi, Kaniawati, & Putri. mungkinkan diobservasi menggunakan peralatan
2017; Heller, Keith & Anderson, 1991). Keteram- riil di laboratorium. Selain itu, virtual lab berfungsi
pilan tersebut sangat dibutuhkan mengingat peserta sebagai pengganti peralatan riil untuk mengumpul-
didik saat ini berada pada era modern yang diken- kan data-data praktikum.
dalikan oleh pesatnya arus informasi. Penguasaan Pengujian efektivitas model HOT-V Lab da-
HOTS sangat penting agar mereka mampu beradap- lam meningkatkan KBK dan KPMK telah dilaku-
tasi pada berbagai situasi. Selain itu, kebutuhan kan melalui praktikum efek fotolistrik dan pem-
dunia kerja saat ini lebih memprioritaskan sumber bentukan laser dalam kurun waktu tahun 2017
daya manusia yang kritis, kreatif, dan problem sol- sampai dengan 2018. Berdasarkan hasil pengujian,
ver dalam menghadapi berbagai situasi (Feldman, diperoleh bukti kuat bahwa model HOT-V Lab
2002). mampu menghasilkan efektivitas yang tinggi dalam
Pembekalan HOTS melalui aktivitas prakti- meningkatkan keterampilan berpikir kritis (KBK)
kum sangat potensial dilakukan. Aktivitas prakti- dan pemecahan masalah secara kreatif (KPMK)
kum dapat mendorong pelibatan siswa pada penga- mahasiswa. Jumlah mahasiswa yang memperoleh
laman melakukan observasi, menghasilkan perta- peningkatan skor KBK dan KPMK dengan kategori
nyaan-pertanyaan, membuat prediksi, merencakan tinggi mencapai lebih dari 75%. Selain itu, diper-
prosedur praktikum, menggunakan peralatan untuk oleh bahwa penerapan model HOT-V Lab pada
mengumpulkan data, menganalisis dan menginter- kegiatan praktikum fisika menghasilkan ukuran
pretasi data, dan memberikan penjelasan lebih dampak (effect size) yang tinggi terhadap pening-
lanjut (National Research Council, 1996). Ragam katan keterampilan berpikir kritis dan pemecahan
aktivitas yang dilakukan siswa pada kegiatan masalah mahasiswa.
praktikum berpotensi dapat mengembangkan kete- Paper ini bertujuan mendeskripsikan karak-
rampilan berpikir siswa dari tingkat rendah menuju teristik model HOT-V Lab yang secara empiris
berpikir tingkat tinggi. telah terbukti mampu meningkatkan KBK dan
Salah satu faktor penentu bagi keberhasilan KPMK mahasiswa. Identifikasi karakteristik model
aktivitas laboratorium dalam melatih dan membe- HOT-V Lab penting dilakukan agar model tersebut
kalkan keterampilan berpikir tingkat tinggi adalah dapat diterapkan untuk topik-topik praktikum lain-
model praktikum yang digunakan. Model prakti- nya. Pengetahuan dan informasi terkait karakteris-
kum merepresentasikan tahapan dan aktivitas kerja tik model HOT-V Lab akan membantu para pendi-
yang dilakukan. Dengan demikian, setiap model dik dan peneliti dalam mengimplementasikan
praktikum memiliki tujuan belajar khusus yang model tersebut untuk kepentingan pembelajaran
hendak dibekalkan kepada siswa melalui aktivitas atau penelitian lebih lanjut.
praktikum menggunakan model tersebut. Sebagai
contoh, model verification lab ditujukan untuk II. METODE PENELITIAN
membangun dan meningkatkan pemahaman konsep
siswa (Hofstein & Lunetta, 2003), model inquiry Karakteristik model HOT-V Lab diidentifi-
lab untuk melatih keterampilan proses sains dan ke- kasi secara deskriptif melalui analisis isi model
mampuan menetapkan hukum empiris berdasarkan yang terdiri dari sintaks model, konteks masalah,
bukti-bukti (Wenning, 2005), dan model problem aktivitas praktikum, dan pertanyaan-pertanyaan pe-
solving lab untuk melatih keterampilan siswa dalam nuntun yang digunakan pada setiap tahapan prak-
menerapkan langkah-langkah strategi pemecahan tikum. Fitur-fitur yang diperoleh pada setiap bagian
masalah (Heller & Heller, 2010). Model praktikum model disintesis untuk menghasilkan gambaran
yang secara khusus didesain untuk membekalkan utuh karakteristik model HOT-V Lab. Identifikasi
aspek keterampilan berpikir tingkat tinggi secara karakteristik model HOT-V Lab juga dilakukan
lebih luas belum banyak dilakukan. berdasarkan data hasil penilaian ahli (expert re-
Sutarno, Setiawan, Suhandi, & Kaniawati view) yang diberikan oleh tiga orang pakar pembe-
(2018) dalam serangkaian penelitiannya telah ber- lajaran fisika dan tiga orang pakar media pembela-
hasil mengembangkan model praktikum berbasis jaran berbasis ICT terhadap lembar kerja praktikum
keterampilan berpikir tingkat yang disebut model berbasis HOT-V Lab. Proses analisis karakteristik
higher order thinking virtual laboratory (model model juga didukung oleh data tanggapan 63 maha-
HOT-V Lab). Model HOT-V Lab merupakan mo- siswa calon guru fisika (12 laki-laki dan 51 perem-
del praktikum virtual yang diorientasikan untuk puan dengan rentang usia 19-22 tahun) yang terlibat
melatihkan keterampilan berpikir kritis dan peme- dalam implementasi model HOT-V Lab pada prak-
cahan masalah secara kreatif melalui praktikum tikum efek fotolistrik dan pembentukan laser se-
yang melibatkan materi-materi fisika dengan ting- lama kurun waktu tahun 2017 sampai dengan 2018.
kat abstraksi tinggi. Virtual lab pada model HOT-V

Sutarno, Agus Setiawan, Andi Suhandi, Ida Kaniawati dan Dedy Hamdani Halaman 190
ISSN 2528-3200 Jurnal Pendidikan Eksakta, Vol. 3. No. 5, Juli 2018

III. HASIL DAN PEMBAHASAN tan-kegiatan yang harus dilakukan mahasiswa sebe-
lum melakukan praktikum. Sedangkan fase aktivi-
Sebagian besar materi fisika terdiri atas kon- tas lab berisi kegiatan-kegiatan selama mahasiswa
sep-konsep mikroskopis dengan tingkat abstraksi melakukan praktikum di laboratorium. Fase pra-lab
tinggi, terutama pada materi fisika tingkat lanjut terdiri atas tahap persiapan, konteks masalah, per-
seperti fisika modern. Praktikum untuk mengeks- nyataan masalah, rumusan masalah, pertanyaan pra-
plorasi konsep-konsep mikroskopis dan abstrak prediksi, prediksi kelompok, dan penentuan dan
umumnya masih jarang dilakukan mengingat keter- pemilihan gagasan. Sedangkan fase aktivitas lab
batasan ketersediaan peralatan praktikum tingkat terdiri atas tahap eksplorasi, eksplanasi, dan kesim-
lanjut di sekolah maupun di perguruan tinggi (Putri, pulan. Seluruh aktivitas praktikum pada model
Sutarno & Risdianto, 2014; Putri, Risdianto & HOT-V Lab dilakukan dalam kelompok kecil yang
Sutarno, 2017). Teknologi virtual lab memberikan terdiri dari 2-3 mahasiswa per kelompok. Tahapan
peluang baru untuk mengatasi permasalahan terse- praktikum model HOT-V Lab dan aktivitas yang
but melalui kegiatan praktikum virtual. Eksplorasi terlibat ditunjukkan pada Tabel 1.
kemampuan virtual lab dalam meningkatkan pema- Tahapan-tahapan praktikum model HOT-V
haman konsep fisika telah banyak dilakukan (Park, Lab sebagaimana ditunjukkan pada tabel 1 meng-
Lee & Han, 2015; Srisaswadi & Kroothkeaw, 2014; gambarkan langkah-langkah strategi pemecahan
Pyatt & Sims, 2012), namun demikian pengem- masalah secara sistematis. Setiap tahapan model
bangan dan pemanfaatan virtual lab untuk melatih- HOT-V Lab berisi petunjuk singkat aktivitas dan
kan keterampilan berpikir tingkat tinggi masih pertanyaan-pertanyaan penuntun yang dapat meng-
sangat jarang dilakukan. Kenyataan ini mendorong arahkan pada aktivitas yang harus dilakukan maha-
dikembangkannya model HOT-V Lab. Model siswa. Selain itu, pertanyaan-pertanyaan penuntun
HOT-V Lab diorientasikan untuk membekalkan yang digunakan dirancang untuk melatihkan indi-
KBK dan KPMK mahasiswa melalui kegiatan kator-indikator KBK dan KPMK yang telah dite-
praktikum fisika tingkat lanjut. tapkan. Dengan demikian, pertanyaan penuntun
Terdapat 10 indikator KBK yang ditargetkan pada model HOT-V Lab berperan sebagai pemandu
dapat bekalkan melalui implementasi model HOT- aktivitas praktikum dan stimulus bagi pengem-
V Lab yaitu keterampilan mengevaluasi validitas bangan KBK dan KPMK mahasiswa.
data, menginterpretasi hasil eksperimen, menginter- Konteks masalah yang memuat permasala-
pretasi hubungan antar variabel, menarik kesimpu- han praktikum pada model HOT-V Lab (Sutarno,
lan berdasarkan informasi yang disajikan pada tabel Setiawan, Suhandi, & Kaniawati, 2018) dideskrip-
atau grafik, mengidentifikasi elemen-elemen kunci sikan dalam bentuk narasi masalah dengan karak-
suatu argumen, menarik pernyataan (statement) teristik: (1) permasalahan dikaitkan dengan kehidu-
yang tepat berdasarkan suatu set data, memprediksi pan sehari-hari (real world problems), (2) maha-
kemungkinan suatu kejadian, menentukan nilai siswa diposisikan sebagai tokoh utama yang meng-
yang diharapkan dengan situasi yang diketahui, hadapi permasalahan, (3) permasalahan memuat se-
menguji prosedur untuk memecahkan masalah, dan jumlah batasan sehingga dalam pemecahannya ma-
keterampilan mengenali karakteristik masalah dan hasiswa dihadapkan pada beberapa kendala/keter-
merencanakan pemecahan yang sesuai. Indikator batasan, (4) memuat beberapa gagasan alternatif
KBK tersebut diadopsi dari kerangka kerja Halpern yang ditawarkan untuk memecahkan masalah, (6)
(2014). Sedangkan indikator KPMK yang ditarget- materi fisika yang terlibat dalam permasalahan ber-
kan dapat dibekalkan melalui HOT-V Lab yaitu isi gejala/fenomena-fenomena mikroskopis yang
keterampilan menghasilkan dan memilih beberapa hanya dapat diobservasi melalui virtual lab yang
pernyataan yang dapat merepresentasikan masalah, digunakan, dan (7) menekankan pada kerja kolabo-
menghasilkan dan memilih berbagai data/informasi rasi dalam proses pemecahan masalah.
yang sesuai, menghasilkan dan memilih pertanya- Secara keseluruhan, kegiatan praktikum
an-pertanyaan yang dapat mengarahkan pada solusi menggunakan model HOT-V Lab telah memenuhi
pemecahan masalah, menghasilkan dan memilih karakteristik pembelajaran berorientasi pada pe-
ide-ide untuk memecahkan masalah, serta mengha- ngembangan keterampilan berpikir tingkat tinggi
silkan dan memilih rencana tindakan yang akan sebagaimana diungkapkan oleh Lewis dan Smith
diterapkan untuk memecahkan masalah. Indikator (1993), yaitu: (1) memuat contoh model proses ber-
KPMK tersebut diadopsi dari kerangka kerja The pikir dalam memecahkan masalah, (3) memuat akti-
Creative Education Foundation (2015). Setiap vitas organisasi dan metakognisi (misalnya aktivitas
indikator KPMK memuat aspek keterampilan ber- membuat rancangan tabel data untuk mengorgani-
pikir divergen dan berpikir konvergen. sasi data hasil praktikum, mengatur sumber daya
Aktivitas praktikum model HOT-V Lab di- yang ada untuk memecahkan masalah secara kola-
kelompokkan ke dalam dua fase lab, yaitu fase pra- boratif, dan aktivitas mengevaluasi solusi yang
lab dan fase aktivitas lab. Fase pra-lab berisi kegia- diperoleh untuk melihat kembali apakah prediksi

Sutarno, Agus Setiawan, Andi Suhandi, Ida Kaniawati dan Dedy Hamdani Halaman 191
ISSN 2528-3200 Jurnal Pendidikan Eksakta, Vol. 3. No. 5, Juli 2018

Tabel 1. Tahapan dan Aktivitas PraktikumModel HOT-V Lab

Fase Lab Tahap Praktikum Aktivitas Mahasiswa


Menemukan dan membaca materi terkait topik praktikum untuk
Persiapan
memperkuat pengetahuan dan pemahaman
Membaca deskripsi masalah untuk memahami permasalahan yang akan
Konteks Masalah
dipecahkan
Membuat pernyataan masalah sesuai permasalahan yang terdapat pada
Pernyataan Masalah
konteks masalah
Pra-Lab Rumusan Masalah Membuat rumusan masalah berdasarkan informasi fokus praktikum
Menjawab pertanyaan yang dapat mengarahkan pada kemampuan
Pertanyaan Pra-Prediksi
merumuskan prediksi kelompok
Merumuskan prediksi kelompok (jawaban sementara dari rumusan
Prediksi Kelompok
masalah)
Penentuan dan Pemilihan Menghasilkan dan memilih gagasan yang dapat mengarahkan pada solusi
Gagasan pemecahan masalah
Eksplorasi
1. Fungsi Alat Mengeksplorasi cara penggunaan dan fungsi alat, serta rentang nilai yang
dapat diukur
2. Prosedur Menjawab pertanyaan prosedur
a. Pertanyaan Prosedur
b. Langkah-langkah Merumuskan langkah-langkah praktikum berdasarkan jawaban pertanyaan
Aktivitas Lab
praktikum prosedur
c. Tabel data Merancang tabel data yang sesuai
3. Pengumpulan Data Melakukan pengumpulan data (pengukuran dan pengamatan)
4. Analisis Data Melakukan analisis data yang dapat mengarahkan pada solusi
Eksplanasi Memberikan penjelasan terkait hasil analisis data dan proses praktikum
Kesimpulan Menarik kesimpulan berdasarkan hasil analisis data dan eksplanasi

kelompok yang telah dibuat sebelumnya sesuai Hampir seluruh mahasiswa (99,8%) yang
dengan data-data praktikum yang diperoleh), (4) terlibat dalam implementasi model HOT-V Lab
menghadirkan permasalahan-permasalahan yang pada praktikum efek fotolistrik dan pembentukan
tidak biasa, serta memuat pendekatan untuk meme- laser memberikan persetujuan terhadap model
cahkan masalah, (5) melibatkan mahasiswa dalam HOT-V Lab untuk meningkatkan keterampilan ber-
aktivitas kolaborasi, dan (6) didukung oleh tekno- pikir kritis dan pemecahan masalah secara kreatif.
logi ICT (information and communication techno- Mahasiswa menyatakan bahwa model HOT-V Lab
logy) untuk membangun keterampilan membuat dapat meningkatkan motivasi belajar fisika, me-
analogi, berpikir logis, penalaran ilmiah, inferensi, ningkatkan keterampilan berpikir kritis, dan me-
dan pemecahan masalah. ningkatkan keterampilan pemecahan masalah se-
Hasil penilaian ahli terhadap model HOT-V cara kreatif.
Lab menunjukkan bahwa: (1) Tahapan praktikum
model HOT-V Lab sesuai dengan tahapan pemeca- IV. SIMPULAN DAN SARAN
han masalah secara sistematis, (2) konteks masalah
yang disajikan sesuai dengan persoalan dunia nyata Berdasarkan hasil penelitian dan pembaha-
yang berhubungan dengan konsep-konsep fisika, san dapat ditarik beberapa kesimpulan, sebagai
(3) konsep fisika yang dikaji terkait erat dengan berikut: 1) Sintaks model HOT-V Lab terdiri dari
permasalahan yang akan dipecahkan melalui tahap persiapan, konteks masalah, pernyataan ma-
kegiatan praktikum, (4) aktivitas praktikum model salah, rumusan masalah, pertanyaan pra-prediksi,
HOT-V Lab berpotensi dapat membekalkan kete- prediksi kelompok, penentuan dan pemilihan, gaga-
rampilan berpikir kritis dan pemecahan masalah se- san, eksplorasi (fungsi alat, prosedur, pengumpulan
cara kreatif, (5) pertanyaan penuntun yang terdapat data, dan analisis data), eksplanasi, dan kesimpulan.
pada setiap tahap model HOT-V Lab dapat menga- 2) Model HOT-V Lab memiliki karakteristik:
rahkan mahasiswa pada aktivitas yang diharapkan, sintaks model merepresentasikan langkah-langkah
(6) pertanyaan penuntun yang digunakan dapat pemecahan masalah secara sistematis; memuat per-
mengarahkan pada aktivitas praktikum yang dapat tanyaan penuntun dan aktivitas praktikum yang
menstimulus keterampilan berpikir kritis dan dapat melatihkan keterampilan berpikir kritis dan
pemecahan masalah secara kreatif, dan (7) virtual pemecahan masalah secara kreatif; permasalahan
lab yang digunakan relevan dengan konteks masa- praktikum dikaitkan dengan kehidupan sehari-hari
lah, topik praktikum, dan materi yang dikaji. yang berhubungan dengan konsep fisika, dalam

Sutarno, Agus Setiawan, Andi Suhandi, Ida Kaniawati dan Dedy Hamdani Halaman 189
ISSN 2528-3200 Jurnal Pendidikan Eksakta, Vol. 3. No. 5, Juli 2018

narasi masalah mahasiswa didudukkan sebagai Heller, P., Keith, R. & Anderson, S. (1991). Teaching
pelaku yang mengalami permasalahan, permasala- Problem Solving Through Cooperative Grouping.
han memuat sejumlah batasan sehingga dalam pe- Part 1: Group Versus Individual Problem Solving.
nyelesaiannya mahasiswa dihadapkan pada ber- American Journal of Physics, 60 (7), 627-636.
Hofstein, A. & Lunetta, V. N. (2003). The Labority in
bagai kendala/keterbatasan, memuat beberapa gaga-
Science Education: Foundations for the Twenty
san alternatif yang ditawarkan untuk memecahkan First Century. Science Education, 88, 28-54.
masalah, materi fisika yang terlibat dalam permasa- Lewis, A.& Smith, D. (1993). Defining Higher Order
lahan berisi konsep-konsep abstrak dan micros- Thinking. Theory into Practice, 32(3), 131-137.
kopis yang hanya dapat divisualisasi menggunakan National Research Council. (1996). The National Science
virtual lab. 3) Kegiatan praktikum model HOT-V Education Standards. Washington DC: National
Lab memenuhi karakteristik pembelajaran berorien- Academic Press.
tasi keterampilan berpikir tingkat tinggi. Putri, D.H., Risdianto, E. & Sutarno. (2017). Identifikasi
Berdasarkan identifikasi aktivitas praktikum Keterlaksanaan Praktikum Fisika SMA dan
Pembekalan Keterampilan Abad 21. Prosiding
pada aspek keterampilan pemecahan masalah se- Seminar Nasional Sains dan Entrepreneurship IV
cara kreatif, ditemukan bahwa jumlah aktivitas (hlm. 114-123). Universitas PGRI Semarang:
yang mengarahkan pada keterampilan berpikir kon- UPGRIS Press.
vergen lebih dominan dibandingkan dengan kete- Putri, D.H., Sutarno, M., & Risdianto, E. (2014). Profil
rampilan berpikir divergen. Implementasi model Peralatan dan Keterlaksanaan Praktikum Fisika
SMA di Wilayah Miskin Propinsi Bengkulu. Jurnal
HOT-V Lab pada topik praktikum selanjutnya Exacta, 12(1), 1-6.
dapat dilakukan dengan menyeimbangkan jumlah Park, J., Lee, K. & Han, J. (2015). Interactive
aktivitas berpikir divergen dan konvergen. Visualization of Magnetic Field for Virtual Science
Experiments. J Vis: The Visualizations Society of
UCAPAN TERIMAKASIH Japan.
Pyatt, K. & Sims, R. (2012). Virtual and Physical
Experimentation in Inquiry-Based Science Labs:
Penelitian ini didanai oleh Kementrian Riset Attitudes, Performance and Access. J Sci Educ
dan Teknologi Pendidikan Tinggi Republik Indo- Technol,21, 133-147.
nesia melalui Beasiswa Pendidikan Pascasarjana Srisawasdi, N. & Kroothkeaw, S. (2014). Supporting
Dalam Negeri (BPPDN). Penulis mengucapkan Students’ Conceptual Development of Light
Refraction by Simulation-Based Open Inquiry with
terimakasih atas seluruh fasilitas yang diberikan.
Dual-Situated Learning Model. J. Comput.Educ,
1(1), 49-79.
DAFTAR PUSTAKA Sutarno, Setiawan, A., Suhandi, A., Kaniawati, I & Putri,
H.P. (2017). Keterampilan Pemecahan Masalah
Binkley, M. (2012). Defining Twenty-First Century Mahasiswa dalam Pembelajaran Bandul Fisis
Skills. New York: Spinger. Menggunakan Model Problem Solving Virtual
Chang, Y., Li, B. D., Chen, H. C.& Chiu, F. C. (2015). Laboratory. Jurnal Pendidikan Fisika dan
Investigating the synergy of critical thinking and Teknologi, 3 (2). Universitas Mataram.
creative thinking in the course of integrated activity Sutarno, S., Setiawan, A., Suhandi, S & Kaniawati, I.
in Taiwan. Educational Psychology, 35(3), 341- (2018). The Development of Higher Order
360. Thinking Virtual Laboratory on Photoelectric
Feldman, D.A. (2002). Critical Thinking. United States: Effect. Makalah Disampaikan pada International
Von Hoffmann Graphics, Inc. Conference on Mathematics and Science Education
Halpern, D. F. (2014). Thought and Knowledge: An 2018. Universitas Pendidikan Indonesia.
Introduction to Critical Thinking (5thed.). New The Creative Education Foundation. (2015).Creative
York, NY: Psychology Press. Problem Solving Tools & Techniques Resource
Heller, P. & Heller, K. (2010). Problem Solving Labs in Guide.
Cooperative Group Problem Solving in Physics. Wenning, C.J. (2005). Levels of inquiry: Hierarchies of
Departement of Physics University of Minnesota. Pedagogical Practices and Inquiry Processes. J.
Phys. Tchr. Educ. Online 2(3), 3-12.

Sutarno, Agus Setiawan, Andi Suhandi, Ida Kaniawati dan Dedy Hamdani Halaman 190

Anda mungkin juga menyukai