Oleh :
Kelompok 9
5. Wulandari ( 205040016 )
UNIVERSITAS PASUNDAN
BANDUNG
2020
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, pemelihara seluruh alam
raya yang atas limpahan rahmat, taufik dan hidayah-Nya. Sholawat serta salam tetap
tercurahkan kepada junjungan umat manusia yaitu Nabi Muhammad SAW, keluarga, para
sahabat serta orang – orang yang mengikuti jejak perjuanganNya.
Penulis dapat menyadari masih banyak kekurangan dalam penyusunan makalah ini.
Oleh karena itu penulis akan sangat menghargai kritikan dan saran untuk membangun demi
kesempurnaan penulisan makalah berikutnya. Penulis pun tak lupa mengucapkan banyak
terima kasih kepada seluruh pihak yang telah membantu dalam penyusunan makalah ini.
Penyusun
i
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI..............................................................................................................................ii
2.5 Tanggung jawab berkaitan erat dengan kedewasaan peserta didik dalam pendidikan .... 6
3.1 Kesimpulan....................................................................................................................... 7
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Kasih sayang merupakan pola hubungan yang unik diantara dua orang manusia atau
lebih. Pola hubungan ini ditandai oleh adanya perasaan kasih sayang, saling mengasihi,
saling mencintai, saling memperhatikan dan saling memberi. Peranan kasih sayang dalam
pendidikan di sekolah merupakan begian yang tak terpisahkan dalam membentuk sikap,
kepribadian dan perilaku anak disamping peran keluarga dan masyarakat.
Kewibawaan atau Gezag, adalah suatu daya mempengaruhi yang terdapat pada
seseorang, sehingga orang lain yang berhadapan dengan dia, secara sadar dan suka rela
menjadi tunduk dan patuh kepadanya. Pengenalan dan pengakuan kewibawaan
membutuhkan bahasa, sehingga pengenalan dan pengakuan wibawa itu berjalan sejajar
dengan tumbuhnya bahasa pada kanak-kanak. Bahasa merupakan tempat pertemuan
antara pendidik dan peserta didik. Dengan bahasa, peserta didik dapat mengerti apa arti
anjuran dan larangan dari pendidik, sehingga dengan demikian dapatlah dikenal dan
diakui bewibawa. Dapat dikatakan bahwa kewibawaan ialah syarat mutlak (conditiosine
qua non) untuk mendidik. Lengeveld berpendapat bahwa pendidikan anak sesungguhnya
baru dimulai pada umur 3 tahun. Jika ada usaha yang dimulai atau diberikan sebelum
anak berusia 3 tahun, ini disebut dengan pendidikan pendahuluan. Jika anak sudah dapat
mengakui kewibawaan pendidik, maka saat itulah dapat dimulai pendidikan dan
pengenalan norma yang sesungguhnya.
Tanggung jawab dalam arti harfiah ialah tanggungan beban untuk menjawab.
Bertanggung jawab selalu dalam hubungan dengan orang lain. Bertanggung jawab dapat
menerangkan perbuatan kita dan kepentingan kita dengan orang lain. Menyinggung
masalah peserta didik, khususnya pada tingkat dewasa, hendaknya para pendidik harus
1
mengetahui apa yang disebut kedewasaan. Kedewasaan adalah ketika peserta didik telah
bertanggung jawab atas keadaan dirinya baik secara psikologis, paedagogis, biologis dan
sosiologis.
2
BAB II
ISI
Dengan kasih sayang yang diberikan oleh guru, anak akan mendapatkan
bimbingan untuk menjalani kehidupan, baik yang sedang dijalani saat ini maupun
bekal kehidupan di masa yang akan datang. Guru bagi anak sebagai tempat bertanya,
mengadu, meminta pendapat, berkeluh kesah, curhat, berlindung dan posisi lainnya
dalam diri seorang anak didik.
3
memberikan nasihat dan sebisa mungkin menyadarkan tindakan yang dilakukan anak
atau bahkan berupaya menjembatani permasalahan anak dengan orang tuanya.
Seorang guru yang ramah, hangat dan selalu tersenyum, tidak memperlihatkan
muka musam atau kesal, merespon pembicaraan atau pertanyaan anak didik, akan
menumbuhkan kondisi psikologis yang menyenangkan bagi anak. Anak tidak takut
berbicara, dapat mencurahkan isi hatinya saat menghadapi masalah dan anak akan
senang melibatkan diri dalam kegiatan di sekolah. Perilaku anak didik yang terbentuk
ini pada dasarnya merupakan hasil dari mencontoh atau meneladani perilaku yang
diperlihatkan pendidik dengan penuh kasih sayang.
4
2. Kewibawaan memerintah
Selain memiliki kewibawaan pendidikan guru atau pendidik karena jabatan
juga mempunyai kewibawaan memerintah mereka telah memberi kekuasaan oleh
pemerintah atau instansi yang mengangkat mereka. Kekuasaan tersebut meliputi
pimpinan kelas, disanalah anak-anak telah diserahkan kepadanya. Bagi kepada
sekolah kewibawaan ini lebih luas, meliputi pimpinan sekolahnya.
1. Anak menghadapi pendidik sebagai pendukung norma tertentu, yang selalu dilihatnya
melaksanakan norma itu.
2. Anak kemudian mengerti bahwa tindakan-tindakan tingkah laku pendidiknya itu diatur
oleh norma.
3. Setelah anak menglihat norma terlepas dan si pendukung norma, maka tindakan atau
tingkah laku pendidik sebagai pendukung norma, selalu dibandingkan dengan norma
yang diketahui anak, juga dengan peraturan atau norma yang dikatakan oleh pendidiknya
itu.
4. Bila ternyata pendidik mempunyai tingkah laku yang cocok dengan norma yang
dikemukakannya atau dinasehatinya, maka anak akan menerima norma itu dengan
sukarela. Tetapi bila perdidik tahu bahwa tindakan atau perbuatan pendidik itu tidak
cocok atau bahkan bertentangan dengan norma yang dinasihatkan, maka anak didik akan
menolaknya, dan tidak akan melaksanakan norma itu.
5
( alam, sosial, dan budaya ), negara dan Tuhan. Berdasarkan pengertian tanggung jawab
di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa tanggung jawab adalah tolak ukur sederhana
terhadap sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya.
2.5 Tanggung jawab berkaitan erat dengan kedewasaan peserta didik dalam
pendidikan
Menyinggung masalah peserta didik, khususnya pada tingkat dewasa, Karena para
pendidik harus mengetahui apa yang disebut kedewasaan. Karena pada hakekatnya
pendidikan adalah mendewasakan anak. Kedewasaan adalah ketika perdik telah
bertanggung jawab atas keadaan dirinya baik secara psikologis, paedagogis, biologis
dan sosiologis.
6
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pemahaman pendidik terhadap konsep kasih sayang mendasari bagaimana sikap
pendidik dalam menjalankan proses pendidikan sehingga anak didik dapat belajar dalam
suasana yang penuh dengan kehangatan. Peranan kasih sayang dalam pendidikan baik di
sekolah maupun di lingkungan keluarga merupakan bagian yang tidak terpisahkan dalam
membentuk sikap, kepribadian dan perilaku anak. Dengan kasih sayang yang diberikan
oleh guru, anak akan mendapatkan bimbingan untuk menjalani kehidupan, baik yang
sedang dijalani saat ini maupun bekal kehidupan di masa yang akan datang. Pada kondisi
ini, guru semestinya berlaku bijaksana, mendengarkan masalah yang dihadapi anak,
memberikan nasihat dan sebisa mungkin menyadarkan tindakan yang dilakukan anak
atau bahkan berupaya menjembatani permasalahan anak dengan orang tuanya. Guru
Sebagai Figur Teladan Seorang guru yang ramah, hangat dan selalu tersenyum, tidak
memperlihatkan muka musam atau kesal, merespon pembicaraan atau pertanyaan anak
didik, akan menumbuhkan kondisi psikologis yang menyenangkan bagi anak. Perilaku
anak didik yang terbentuk ini pada dasarnya merupakan hasil dari mencontoh atau
meneladani perilaku yang diperlihatkan pendidik dengan penuh kasih sayang.
Justru karena wibawa dan pelaksanan wibawa itu mempunyai tujuan untuk
membawa sianak ketingkat kedewasaannya, yaitu mengenal dan hidup yang sesuai
dengan norma-norma, maka jadi syaratlah bagi para pendidik untuk memberi contoh
dengan jalan menyesuaikan dirinya dengan norma-norma itu sendiri. Kewibawaan
Pendidik Kewibawaan ini sama halnya dengan kewibawaan pendidikan yang ada pada
orang tua, guru, atau pendidik karena jabatan atau berkenan dengan jabatannya sebagai
pendidik, telah diserahi sebagian dari tugas orang tua untuk mendidik anak-anak. Setelah
anak menglihat norma terlepas dan si pendukung norma, maka tindakan atau tingkah
laku pendidik sebagai pendukung norma, selalu dibandingkan dengan norma yang
diketahui anak, juga dengan peraturan atau norma yang dikatakan oleh pendidiknya itu.
Bila ternyata pendidik mempunyai tingkah laku yang cocok dengan norma yang
dikemukakannya atau dinasehatinya, maka anak akan menerima norma itu dengan
sukarela.Tetapi bila perdidik tahu bahwa tindakan atau perbuatan pendidik itu tidak
7
cocok atau bahkan bertentangan dengan norma yang dinasihatkan, maka anak didik akan
menolaknya, dan tidak akan melaksanakan norma itu.
3.2 Saran
Kita sebagai calon pendidik hendaknya mempunyai rasa kasih sayang karena tanpa
kasih sayang , anak akan berkembang menurut kemauannya sendiri, maka dari itu
seorang calon pendidik harus mempunyai rasa kasih sayang terhadap anak didiknya.
Seorang guru harus memiliki kewibawaan , tanpa kewibawaan pendidik akan kehilangan
kepercayaan diri anak didiknya. Seorang pendidik harus memiliki rasa tanggung jawab
yang tinggi terhadap tugasnya sebagai guru yaitu mendidik dan mengajar anak-anak
yang telah dipercayakan orang tua anak kepadanya.
8
DAFTAR PUSTAKA
https://panjirifat.blogspot.com/2016/06/makalah-kasih-sayang-kewibawaan-
dan_29.html?m=1 ( Diakses pada tanggal 8-Februari-2021 ).
http://www.teoripendidikan.com/2014/08/contoh-makalah-kasih-sayang-
dalam.html#:~:text=Dalam%20lingkungan%20sekolah%2C%20kasih%20sayang,tujuan
%20pendidikan%20akan%20mudah%20diwujudkan. ( Diakses pada tanggal 8-Februari-
2021 ).
http://mulyawati393dewa.blogspot.com/2016/11/makalah-pedagogik-kasih-sayang-
dalam.html?m=1 ( Diakses pada tanggal 8-Februari-2021 ).