Anda di halaman 1dari 17

HOMESCHOOLING: MODEL PENDIDIKAN ALTERNATIF

Makalah ini dibuat guna memenuhi tugas mata kuliah Kapita Selekta Pendidikan

Dosen Pembimbing:

Dr. Joko Subando, S.Si, M.Pd

Disusun oleh:

1. Muhammad Irfan M 02.10920


2. Muhammad Yusuf S 02.10921
3. Taufiki Rohmad A 02.10961

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYYAH
INSTITUT ISLAM MAMBA’UL ‘ULUM SURAKARTA
2021/2022

KATA PENGANTAR

i
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga berhasil menyelesaikan makalah

ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul Homeschooling: Model

Pendidikan Alternatif.

Makalah ini diharapkan dapat memberikan informasi kepada kita semua

tentang bagaimana sistem homeschooling dilakukan dan juga kelebihan dan

kekurangan yang ada di dalam homeschooling.

Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna, oleh

karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami

harapkan demi kesempurnaan makalah ini.

Akhir kata, kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah

berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga

Allah SWT senantiasa meridhoi segala usaha kita. AamiinYaRabbalAlamin.

Surakarta, 28 September 2021

Tim Penyusun

DAFTAR ISI

JUDUL .............................................................................................................i

ii
KATA PENGANTAR.....................................................................................ii

DAFTAR ISI .................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ...................................................................................1


B. Rumusan Masalah...............................................................................2
C. Tujuan Makalah .................................................................................3

BAB II PEMBAHASAN

A. Konsep Model Pendidikan Home Schooling......................................4


B. Manfaat Sistem Pendidikan Home Schooling..................................10
C. Kelebohan dan Kekurangan Sistem Home Schooling......................11

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan.......................................................................................13
B. Kata Penutup.....................................................................................13
C. Daftar Pustaka...................................................................................14

iii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pendidikan harus dapat diselenggarakan secara nyaman dan

menyenangkan, tidak membuat peserta didik stress dan akhirnya membuat

mereka tidak suka belajar

Tapi ironisnya, Menurut pendapat Shindunata, praktik-praktik pendidikan

di sekolah dewasa ini berjalan seperti mesin turbo. Peserta didik dipacu untuk

menyerap ilmu sebanyak-banyaknya dalam waktu sesingkat-singkatnya.

Pendidikan berjalan sangat mekanis dan menganut prinsip profitoriented

(bisnis). Sekolah diorganisasikan seperti target utamanya adalah efisiensi.

Akibatnya anak-anak hanya dididik untuk menjadi instrument untuk meraih

efisien dsiitu.1

Model pendidikan seperti ini berimbas pada pola pembelajaran yang

diterapkan disekolah. Peserta didik hanya diharuskan menghafal tanpa

mengetahui makna dari materi-materi yang dihafal. Tidak ada proses dialog

antara peserta didik dengan guru. Pada gilirannya, proses pembelajaran

semacam ini menjadi wahana pembelengguan kreativitas peserta didik.

Pesertadidik dibebani dengan tugas-tugas yang sebetulnya mereka sendiri

Shindunata. 2008.
1
Melawan Pendidikan Turbo Refleksi Ki Hajar Dewantara.
MajalahBasis Nomor 07/08, p:15.

1
tidak memahami makna dari tugas tersebut. Selain itu, sekolah lebih

menitik beratkan pada hasil bukan proses. Sehingga seringkali bukan hanya

peserta didik, tetapi guru bahkan pengelola sekolah menghalalkan segala

cara untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Selain itu, banyak peserta didik yang mendapatkan pengalaman kurang

menyenangkan selama bersekolah seperti bullying, bentakan dan kekerasan

dari guru atau siswa lain. Pengalaman-pengalaman yang kurang berkesan

tersebut menimbulkan phobia (ketakutan) terhadap sekolah bagi anak dan

orang tua. Melihat kondisi ini, maka perlu dicarikan solusi alternative bagi

anak-anak yang kurang cocok dengan system pendidikan formal. Home

schooling dianggap menjadi salah satu alternatif yang dapat dipilih.

B. Rumusan Masalah

1. Bagaimana konsep dari sistem model pendidikan home schooling ?

2. Apakah manfaat dari adanya sistem model pendidikan home schooling?

3. Apakah kelebihan dan kekurangan dari sistem model pendidikan home

schooling?

2
C. Tujuan Makalah

1. Untuk mengetahui konsep dari sistem model pendidikan home schooling

2. Untuk mengetahui manfaat dari adanya sistem model pendidikan home

schooling

3. Untuk mengetahui kelebihan dan kekurangan dari sistem model

pendidikan home schooling

3
BAB II

PEMBAHASAN

A. Konsep Model Pendidikan Home Schooling

Legalitas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem

Pendidikan Nasional. Pada Pasal 27 menyebutkan bahwa “(1) kegiatan

pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk

kegiatan belajar secara mandiri, dan (2) hasil pendidikan informal diakui sama

dengan pendidikan formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujian

sesuai dengan standar nasional pendidikan”. Dalam Kamus Besar Bahasa

Indonesia (KBBI), home schooling adalah “sekolah rumah”.

1. Konsepdasarhomeschooling antara lain :

a. Homeschooling akan lebih fokus pada 4 hal pokok yaitu Activities

Plan dengan memberikan stimulasi kepada anak sehingga anak

mengetahui berbagai macam hal.Mencari media pembelajaran melalui

aktivitas harian. Melakukan observasi hasil pencapaian masing-masing

anak secara individual tanpa membandingkan dengan pencapaian anak

lain. Mengambil jalur evaluasi formal melalui Sistem Pusat Kegiatan

Belajar Masyarakat (PKBM) dan Ujian Paket.

b. Prinsip-prinsip pokok yang dikembangkan yaitu mengembangkan

kreativitas, akhlak dan memberikan kesempatan kepada anak untuk

bertanya tentang apa saja.

4
c. Definisi cerdas dan berkarakter secara sederhana adalah apabila seorang

anak selalu tertarik untuk mengetahui, mencoba, menggali, dan aktif

menggunakan perasaandan logikanya, sertaselalu berusaha mencari

cara memecahkan masalahnya dan masalah orang lain. Dengan fokus

mengembangkan kecerdasan dan karakter anak.

d. Mengembangkan kemampuan anak bukan sesuai kemauan dan ambisi

orang tuanya tapi kepada potensi unggul alamiah bawaan lahirnya.

e. Mengarahkan profesi anak dengan mengedepankan passion yang

dimiliki sang anak sehingga ia melakukannya dengan sepenuh hati,

bahagia dan bermanfaat bagi diri dan orang lain.

f. Sistem evaluasi tidak ditekankan pada test dan nilai melainkan

pada perilaku kecerdasan dan akhlaknya yang dapat dirasakan atau

dilihat langsung.

g. Menjadikan anak sebagai alat ukur keberhasilan kurikulum dan

program pembelajaran dan bukan sebaliknya.2

2. Model pembelajaran yang diterapkan dalam homeschooling antara lain :

a. School at home adalah model pendidikan yang serupa dengan yang

diselenggarakan di sekolah. Hanya saja, tempatnya tidak di sekolah

tetapi dirumah.

Edy, Ayah. 2013. Ayah Edy Menjawab. Jakarta:Naura Books, p:155.


2

5
b. Unit Studies adalah model pendidikan yang berbasis pada tema. Dalam

pendekatanini, pesertadidik tidak belajar satu mata pelajaran tertentu ,

tetapi mempelajari banyak mata pelajaran sekaligus melalui sebuah

tema. Metode ini berkembang atas pemikiran bahwa proses belajar

seharusnya terintegrasi, bukan terpecah belah.

c. Charlote Manson atau The Living Books adalah model pendidikan

melalui pengalaman dunia nyata. Pendekatannya dengan mengajarkan

kebiasaan baik,keterampilan dasar (membaca, menulis, matematika)

serta mengekspos anak dengan pengalaman nyata.

d. The Classical adalah model pendidikan yang dikembangkan sejak

abad pertengahan. Pendekatan ini menggunakan kurikulum yang

terstruktur berdasarkan tiga tahap perkembangan anak yang disebut

Trivium. Penekanan metode ini adalah kemampuan ekspresi verbal dan

tertulis, pendekatannya berbasis teks/literatur.

e. The Walddorf adalah model pendidikan yang dikembangkan oleh

RudolfSteiner,banyak ditetapkan di sekolah-sekolah alternatif

Walddorf diAmerika. Karena Steiner berusaha menciptakan setting

sekolah yang mirip keadaan rumah,metodenya mudah diadaptasi

untuk homeschooling.

f. The Montessori adalah model pendidikan yang dikembangkan

Dr.Maria Montessori.Pendekatan ini mendorong penyiapan lingkungan

pendukung yang nyata dan alami, mengamati proses interaksi anak-

6
anak dilingkungan, serta terus menumbuhkan lingkungan sehingga

anak-anak dapat mengembangkan potensinya,baik secara fisik, mental

maupun spiritual.

g. Unschooling adalah pendekatan yang berangkat dari keyakinan bahwa

anak-anak memiliki keinginan natural untuk belajar. Jika keinginan

itu difasilitasi dan dikenalkan dengan pengalaman di dunia nyata,

meraka akan belajar lebih banyak dari pada melalui metode lainnya.

Unschooling tidak berangkat dari textbook, tetapidari minat anak yang

difasilitasi.

h. The Ecletic adalah pendekatan yang memberikan kesempatan pada

keluarga untuk mendesain sendiri program homeschooling yang

sesuai,dengan memilih atau menggabungkan dari sistem yang ada.3

3. Adatiga jenis homeschooling yang dikenal di Indonesia berdasarkan

penerapannya, seperti yang diungkapkan oleh Mulyadi antara lain :4

a. Homeschooling Tunggal adalah homeschooling yang dilaksanakan

oleh orang tua dalam satu keluarga tanpa bergabung dengan

lainnya.Biasanya homeschooling jenis ini diterapkan karena adanya


Sumardiono.
3
2007. Homeschooling-A Leap For Better Learning-Lompatan
CaraBelajar. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, p:21.

4
Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling KeluargaKakSeto:Mudah, Murah, Meriah,
danDirestuiPemerintah. Bandung:Kaifa, pp:36-42.

7
tujuan atau alasan khusus yang tidak dapat diketahui atau

dikompromikan dengan komunitas homeschooling lain. Alasan lain

adalah karenalokasi atautempat tinggal sipelaku homeschooling yang

tidak memungkinkan berhubungan dengan komunitas homeschooling

lain.

b. Homeschooling Majemuk adalah homeschooling yang dilaksanakan

oleh dua atau lebih keluarga untuk kegiatan tertentu sementara kegiatan

pokok tetap dilaksanakan oleh orang tua masing-masing. Alasannya

terdapat kebutuhan yang dapat dikompromikan oleh beberapa keluarga

untuk melakukan kegiatan bersama.

c. Komunitas Homeschooling yaitu gabungan beberapa homeschooling

majemuk yang menyusun dan menentukan silabus, bahan ajar,

kegiatan pokok(olahraga,musik/seni,dan bahasa), sarana/prasarana,dan

jadwal pembelajaran. Komitmen penyelenggaraan antara orang tua dan

komunitasnya kurang lebih 50:50.

4. Sistem homeschooling terbagi menjadi tiga antara lain :

a. Personal Homeschooling yaitu orang tuanya sendiri yang

mengajarkan langsungkepada anak, tanpa meminta bantuan siapa pun.

b. Homeschooling Tutorial yaitu dengan memanggil guru les atau

mengikutkan anakkursus dibidang yang disukai anak, tujuannya agar

anak menjadi spesialis.

8
c. Komunitas yaitu jika orang tua tidak mampu mengajari, bisa

diikutkan dalam komunitas homeschooling.5

5. Sistem penilaian homeschooling mengikuti model penilaian pendidikan

kesetaraan yang dilakukan dengan:Penilaian mandiri dengan mengerjakan

berbagai latihan yang terintegrasi dalam setiap modul.Penilaian formatif oleh

tutor melalui pengamatan, diskusi, penugasan, ulangan, proyek, dan

portopolio dalam proses tutorial Penilaian semester Ujian Nasional oleh Pusat

Penilaian Pendidikan, Badan Penelitian dan Pengembangan, Departemen

Pendidikan Nasional.Ujian nasional pendidikan kesetaraan untuk program

Paket A untuk SD, Ujian pendidikan kesetaraan tersebut dimaksudkan untuk

menyetarakan lulusan peserta didik dari pendidikan nonformal dengan

pendidikan formal atau sekolah. Hal ini sesuai dengan UU Nomor 20 tahun

2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional dan PP Nomor 19 tahun 2005

tentang standar nasional pendidikan.Terdaftar pada Kelompok Belajar dan

tercatat dalam buku induk.Memiliki STTB/ Ijazah/ Surat Keterangan yang

berpenghargaan sama dengan STTB dari satuan pendidikan yang setingkat

lebih rendah, dengan tahun penerbitan sekurang-kurangnya dua tahun sebelum

mengikuti ujian nasional.Duduk di kelas VI SD untuk Paket A, dan telah

menyelesaikan seluruh modul pembelajaran yang harus dipelajari pada

Edy, Ayah. 2013. Ayah Edy Menjawab. Jakarta:Naura Books, p:152.


5

9
masing-masing program atau telah menyelesaikan seluruh program pada

SD/MI sederajat disertai bukti berupa hasil penilaian berupa rapor. Pada saat

ujian telah berumur sekurang-kurangnya 12 tahun untuk Paket A.

B. Manfaat Sistem Pendidikan Home Schooling

Manfaat home schooling antara lain:

1. Anak-Anak Menjadi Subjek Belajar

Melaluihomeschooling, anakdiberi peluang untuk menentukan materi

pelajaran sesuai keinginannya dan juga gaya belajarnya. Dengan

menjadikan anak sebagai subjek belajar,maka belajar yang diselenggarakan

si anak dapat berlangsung secara nyaman dan menyenangkan.

2. Objek yang Dipelajari Sangat Luas dan Nyata.

Homeschooling akan membawa anak-anak untuk belajar di dunia nyata,

di alam yang sangat terbuka. Disamping itu, objek yang dipelajari anak

pun bisa sangat luas, seluas langit dan bumi.

3. Ajang Menanamkan Cinta Belajar.

Homeschooling dapat menyadarkan para orang tua bahwa belajar bisa

dilakukan dimana saja, termasuk di rumah. Secara naluriah anak sejak

berada di kandungan ibunya sudah dilengkapi dengan kemauan kuat

untuk belajar. Namun perlu didukung oleh lingkungan belajar yang

kondusif agar semangat dan cinta belajar anak dapat tumbuh dan

berkembang maksimal.

10
4. Memberikan Kemudahan Belajar Karena Fleksibel.

Kunci utama penyelenggaraan homeschooling adalah adanya kelenturan

atau fleksibilitas.Jadi tidak boleh kaku dan terlalu terstruktur sebagaimana

sekolah formal, apabila tidak flesibel maka homeschooling justru akan

kehilangan makna utamanya.

5. Mendukung Belajar Secara Konstektual.

Metode Homeschooling sangat kontekstual karena seorang anak dapat

mengaitkan isi materi yang dipelajarinya dengan pengalaman mereka

sendiri, dan menemukan makna serta memberi alasan kepada mereka untuk

belajar.6

C. Kelebihan dan Kekurangan dari Sistem Model Home Schooling


1. Kelebihanhomeschooling antara lain :

a. Lebih mengedepankan kemandirian dan kreativitas individual bukan

pembelajaran secara klasikal.

b. Memberikan peluang untuk mencapai kompetensi individual

semaksimal mungkin sehingga tidak selalu harus terbatasi untuk

membandingkan dengan kemampuan tertinggi, rata-rata, atau bahkan

terendah.

c. Terlindungi dari tawuran, kenakalan, pergaulan menyimpang, dan

konsumerisme.
6
Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling KeluargaKakSeto:Mudah, Murah, Meriah,
danDirestuiPemerintah. Bandung:Kaifa, pp:36-42.

11
2. Kelemahan homeschooling antara lain :

a. Anak-anak yang belajar dihomeschooling kurang berinteraksi

dengan teman sebaya dari berbagai status sosial yang dapat

memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat.

b. Sekolah merupakan tempat belajar yang khas yang dapat melatih

anak untuk bersaing dan mencapai keberhasilan yang setinggi-

tingginya.

c. Homeschooling dapat mengisolasi pesertadidik dari kenyataan-

kenyataan yang kurang menyenangkan, sehingga dapat berpengaruh

pada perkembangan individu.

d. Apabila anak hanya belajar di homeschooling kemungkinan ia akan

terisolasi dari lingkungan sosial yang kurang menyenangkan,

sehinggaia kurang siap untuk menghadapi berbagai kesalahan atau

ketidakpastian.

12
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Legalitas Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem


Pendidikan Nasional. Pada Pasal 27 menyebutkan bahwa “(1) kegiatan
pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan berbentuk
kegiatan belajar secara mandiri, dan (2) hasil pendidikan informal diakui sama
dengan pendidikan formal dan non formal setelah peserta didik lulus ujian
sesuai dengan standar nasional pendidikan”.
Manfaat home schooling antara lain:
1) Anak-Anak Menjadi Subjek Belajar
2) Objek yang Dipelajari Sangat Luas dan Nyata.
3) Ajang Menanamkan Cinta Belajar.
4) Memberikan Kemudahan Belajar Karena Fleksibel.
5) Mendukung Belajar Secara Konstektual.

B. Saran
Kami menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak
kekurangan dan jauh dari kesempurnaan. Maka dari itu kritik dan saran yang
membangun sangat kami harapkan demi terciptanya makalah yang lebih baik
selanjutnya. Dan insyaallah dengan hadirnya makalah ini dapat memberikan
manfaat bagi pembaca.

13
DAFTAR PUSTAKA

Shindunata. 2008. Melawan Pendidikan Turbo Refleksi Ki Hajar Dewantara.


MajalahBasis Nomor 07/08, p:15.

Edy, Ayah. 2013. Ayah Edy Menjawab. Jakarta:Naura Books, p:155.

Sumardiono. 2007. Homeschooling-A Leap For Better Learning-Lompatan


CaraBelajar. Jakarta:PT. Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, p:21.

Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling KeluargaKakSeto:Mudah, Murah, Meriah,


danDirestuiPemerintah. Bandung:Kaifa, pp:36-42.

Edy, Ayah. 2013. Ayah Edy Menjawab. Jakarta:Naura Books, p:152.

Mulyadi, Seto. 2007. Homeschooling KeluargaKakSeto:Mudah, Murah, Meriah,


danDirestuiPemerintah. Bandung:Kaifa, pp:36-42.

14

Anda mungkin juga menyukai