Anda di halaman 1dari 11

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadhirat Allah Subhanahu wata'ala karena dengan rahmat hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalahini.

Dalamkesempata n yang bahagiaini kamimenyampaikan ucapan terimakasih


kepadaUstadz Kholid Sirojuddin, M. M yang telah membimbing saya dalam pembuatan
makalah ini.

Kami berharap agar makalah ini dapat menjadi salah satu acuan bagi penggunanya di
dalam proses belajar mengajar.

Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
mohon Bapak Ibu guru atau pun pengguna makalah ini menyampaikan masukan kepada kami
demi kesempurnaan makalah ini.

Akhirnya permohonan maaf dan sekaligus ucapan terimakasih pada berbagai pihak atas
segala kekurangan dan bantuan yang di berikan dalam pembuatan makalah ini.

Jakarta, Selasa 8 November 2022

Penyusun

1
DAFTAR ISI

BAB I. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang 3
2. Rumusan Masalah 3
3. Tujuan Penulisan 3

BAB II PEMBAHASAN

1. Pengertian Home schooling Pendidikan Islam 4


2. Kurikulum Dan Materi Ajar Yang Diterapkan Home Schooling 4
3. Home Schooling Sebagai Pendidikan Alternatif Untuk Anak 6
4. Kelebihan dan kekurangan Home schooling 8
5. Pelaksanaan Home Schooling di Indonesia 9

BAB III PENUTUP

1. Kesimpulan 10
2. Saran 10

DAFTAR PUSTAKA

2
BAB I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini banyak sekali bermunculan lembaga pendidikan, mulai pendidikan
formal sampai dengan pendidikan non formal. Lembaga tersebut memiliki tujuan untuk
mencerdaskan generasi bangsa. Akan tetapi, tidak semua lembaga pendidikan bisa dikatakan
layak untuk pendidikan anak- anak sekarang ini, seperti pada pendidikan formal. Sering kali
pendidikan yang formal structural dan terkesan memaksa, membuat anak didik merasa
tertekan, sehingga mereka tidak bisa menjalani program belajar mengajar dengan
menyenangkan, semangat, dan penuh rasa cinta.
Selain itu, adanya persaingan antara peserta didik menyebabkan sebagian peserta didik
merasa stress sehingga anak lebih memandang belajar sebagai kewajiban beban bukan
sebagai kebutuhan. Di era sekarang, mulai bermunculan lembaga-lembaga pendidikan
alternatif sebagai upaya untuk mengatasi persoalan diatas, salah satunya adalah home
schooling.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai home schooling, maka penulis akan membahas
pada pembahasan di bawah ini.

2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Home Schooling dalam Pendidikan Islam?
b. Bagaimana kurikulum dan materi ajar yang diterapkan dalam Home schooling ?
c. Mengapa Home schooling menjadi solusi alternatif untuk anak?
d. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan Home schooling?
e. Bagaimanakah pelaksanaan Home schooling di Indonesia?

3. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian Home Schooling dalam pendidikan islam
b. Mengetahui kurikulum dan materi ajar yang diterapkan dalam Home schooling
c. Mengetahui mengapa Home schooling menjadi solusi alternatif untuk anak
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Home schooling
e. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Home schooling di Indonesia

3
BAB II
PEMBAHASAN

1. Pengertian Home schooling Pendidikan Islam

Menurut Jamal Makmur Asmani mengutip dari pendapat Abdurrahman, selain Home
schooling ada istilah Home education dan Home Bassed learning yaitu model alternatif
belajar selain di sekolah.
Menurut pendapat Sumardiono, bahwa pengertian home schooling adalah sebuah
keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak
dengan berbasis rumah.
Menurut Direktur Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan nasional
(Depdiknas), Ella Yulaelawati, home schooling adalah proses layanan pendidikan yang secara
sadar, teratur, dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga dan proses belajar mengajar
pun berlangsung dalam suasana yang kondusif.
Sedangkan pendidikan islam menurut Drs. Ahmad D. Marimba, pendidikan islam yaitu
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.
Menurut Musthafa Al-Gulayaini, pendidikan islam adalah menanamkan akhlak mulia
di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air pentunjuk
dan nasihat, sehingga akhlaq itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya
kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja untuk memanfaatkan
tanah air.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa home schooling pendidikan islam
adalah pendidikan anak-anak yang diselenggarakan di rumah, secara umum dilakukan oleh
orangtua namun kadangkala oleh tutor (guru pemandu) dalam pelaksanaannya
berdasarkan pada hukum-hukum agama islam.

2. Kurikulum Dan Materi Ajar Yang Diterapkan Home Schooling

Kurikulum adalah jantung pendidikan. Semua aktivitas pembelajaran digerakkan oleh


kurikulum. Oleh sebab itu, kurikulum harus mempunyai visi masa depan yang jelas, progresif
dan antisipatif. Sekarang yang menjadi pertanyaan adalah bagaimana dengan
kurikulum home schooling ini?

4
. Banyak orang tua yang mengalami kesulitan dalam memilih kurikulum apa yang akan
dipakai sampai bagaimana menjalankan kurikulum tersebut. Dalam home schooling anak
yang menjadi subjek bukan kurikulum. Sehingga pada akhirnya kurikulum yang
menyesuaikan dengan anak dan kurikulum yang diajarkan harus mengadopsi
kurikulum Diknas sesuai dengan jenjang sekolah yang ada. Dengan demikian anak tidak
kaget mengikuti ujian nasional karena sudah dipersiapkan dengan matang. Selain
kurikulum Diknas, tentu saja home schooling lebih memberikan perhatian kepada aspek
moral spiritual dan tentu saja aspek kecakapan hidup ( Life Skill) yang jarang sekali diperoleh
dalam sekolah dan untuk pemenuhan materi ajar, orang tua dapat menggunakan materi yang
sudah dimiliki, dari perpustakaan kota / kabupaten ataupun hasil kreativitas sendiri. Selain itu
di internet juga tersedia ide-ide materi pengajaran yang dapat diperoleh secara gratis.

Untuk materi ajar, keluarga home schooling dapat menggunakan buku-buku yang ada
di toko buku. Mereka dapat memilih buku yang paling disukai anak tanpa tergantung
keharusan memilih buku dari penerbit tertentu. Mereka dapat menggunakan sumber-sumber
apa pun yang ada didekat dengan lingkungannya untuk menyusun kurikulum.

Kurikulum home shcooling diharapkan dapat mencerminkan kegiatan untuk


membangun kemampuan kepribadian anak dan kemampuan ilmu Islam/ tsaqofah (mencakup
materi aqidah, bahasa arab, Al-Qur’an, As-Sunnah, fiqh, siroh nabi dan sejarah kaum
muslimin) dan membangun kemampuan keterampilan sainteks (kognitif, bahasa, motorik
kasar, motorik halus, seni, kemandirian dan sosial emosional).

Konsep kurikulum homeschooling ini mengacu pada konsep kurikulum humanistik.


Kurikulum humanistik dikembangkan oleh para ahli pendidikan humanistik. Aliran ini lebih
memberikan tempat utama kepada peserta didik. Mereka bertolak dari asumsi bahwa anak
adalah yang pertama dan utama dalam pendidikan. Peserta didik (peserta didik/warga belajar)
adalah subjek yang menjadi pusat kegiatan pendidikan. Mereka percaya bahwa anak
mempunyai potensi, yaitu suatu kemampuan, bakat, kekuatan dan segala apa yang dimiliki
oleh peserta didik untuk berkembang dan dikembangkan.

5
Dari uraian di atas, diperoleh simpulan bahwa kurikulum homeschooling bersifat
customzed, sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Dengan demikian, konsep
kurikulumnya mengacu pada konsep humanistik. Model pengembangannya pun bersifat
nonteknik-nonsaintifik, sehingga tanggung jawab pengembangan berada pada orang tua,
pendamping belajar dan homeschooler itu sendiri.

3. Home Schooling Sebagai Pendidikan Alternatif Untuk Anak

Kenyataan bahwa pendidikan formal tidak bisa memberikan apa yang diharapkan oleh
orang tua menjadikan home schooling sebagai solusi pendidikan alternatif bagi orang tua
yang menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
Banyak beberapa pertimbangan bagi orang tua yang masih ragu untuk memilih
homeschooling sebagai pendidikan anaknya, antara lain:

a. Sistem belajar dilakukan dan diawasi sendiri oleh orang tua


Orang tua yang cenderung khawatir terhadap pengaruh negatif pergaulan anak dan
tidak puas dengan kinerja sekolah formal dapat memiliki home schooling sebagai solusi . Hal
ini dikarenakan home schooling merupakan pendidikan yang pada pelaksanaannya dilakukan
sendiri oleh orang tua. Sehingga orang tua dapat memantau secara langsung perkembangan
anak. Akan tetapi dengan catatan bahwa segala sesuatu yang terkait dengan pelaksanaan
home schooling menjadi tanggung jawab penuh orang tua.

b. Kegiatan belajar flexibel


Nama sekolah rumah atau home schooling bukan berarti kegiatan belajar sepenuhnya
dilaksanakan dirumah. Kegiatan belajar dapat diatur atau dikondisikan sesuai dengan
kebutuhan anak dan orang tua. Kegiatan belajar dapat dilakukan di maanpun dan kapanpun
orang tua atau peserta didik mau. Misalnya pada saat orang tua akan pergi ke kantor pos
untuk mengirim surat, pada saat itu pula orang tua dapat mengajarkan berbagai hal kepada
anak seperti tata cara menulis surat yang baik, bahasa yang baik untuk menulis surat,
langkah-langkah untuk mengirimkan surat, dan masih banyak yang lainnya.

6
c. Perkembangan psikologis anak
Banyak orang tua mengkhawatirkan dampak psikologis home schooling seperti
kurangnya sosialisasi anak dengan temannya. Padahal sebenarnya orang tua tidak perlu
mengkhawatirkan hal tersebut, karena seperti yang telah dikemukakan pada bagian atas
bahwa home schooling memiliki 3 jenis. Dan 2 dari 3 jenis home schooling tersebut
merupakan jenis home schooling yang pelaksanaannya dilakukan bersama-sama dengan
keluarga lain. sehingga dampak buruk psikologis dapat ditanggulangi dengan kedua jenis
home schooling tersebut. Orang tua yang memiliki anak yang sama-sama mengikuti home
schooling dapat bekerja sama untuk sesekali mengumpulkan anaknya dalam kegiatan belajar
bersama di suatu tempat yang sesuai dengan materi apa yang akan diajarkan.

d. Tersedianya sarana yang lengkap di lingkungan


Tersedianya sarana memang penting untuk diperhatikan mengingat tanpa adanya sarana
yang lengkap maka jalanya proses kegiatan belajar akan terhambat. Dan yang
menggembirakan perkembangan homeschooling pada saat ini juga diikuti dengan
perkembangan fasilitas di dunia nyata. Fasilitas tersebut antara lain fasilitas pendidikan
(perpustakaan, museum, lembaga penelitian), fasilitas umum (taman, stasiun, jalan raya),
fasilitas sosial (taman, panti asuhan, rumah sakit), fasilitas bisnis (mall, pameran, restoran,
pabrik, sawah, perkebunan), dan fasilitas teknologi dan informasi (internet dan audivisual).

e. Pengakuan pemerintah terhadap Homeschooling


Homeschooling bukanlah pendidikan yang berdiri sendiri tanpa di akui oleh
pemerintah. Homeschooling merupakan pendidikan yang mendapatkan pengakuan dari
pemerintah hal ini dibuktikan dengan peserta homeschooling bisa mendapatkan ijazah oleh
diknas. Ijazah tersebut bias didapat dengan mengikuti ujian kesetaraan. Selain itu pihak yang
melaksanakan homeschooling harus proaktif dengan melapor pada dinas setempat agar
dicatat.
Melihat beberapa pertimbangan di atas maka sepantasnya layak jika homeschooling
dijadikan solusi pendidikan alternative untuk anak. Akan tetapi semuanya kembali pada
pemikiran masing-masing orang tua, apakah percaya bahwa dengan homeschooling anak
dapat menjadi pribadi yang lebih baik ketimbang bila di sekolahkan di sekolah formal.

7
4. Kelebihan dan kekurangan Home schooling

a. Kelebihan dari home schooling

Huzaifah Hamid (2008) mengemukakan beberapa keunggulan homeschooling sebagai


pendidikan alternatif sebagai berikut. Sistem ini menyediakan pendidikan moral atau
keagamaan, lingkungan sosial dan suasana belajar yang lebih baik, menyediakan waktu
belajar yang lebih fleksibel. Juga memberikan kehangatan dan proteksi dalam pembelajaran
terutama bagi anak yang sakit atau cacat, menghindari penyakit sosial yang dianggap orang
tua dapat terjadi di sekolah seperti tawuran, kenakalan remaja, narkoba dan pelecehan. Selain
itu sistem ini juga memberikan keterampilan khusus yang menuntut pembelajaran dalam
waktu yang lama seperti pertanian, seni, olahraga, dan sejenisnya, memberikan pembelajaran
langsung yang kontekstual, tematik, dan nonskolastik yang tidak tersekat-sekat oleh batasan
ilmu.

b. Kekurangan dari home schooling

Di sisi lain, homeschooling mempunyai kelemahan-kelemahan yang dapat disebutkan


berikut ini membutuhkan komitmen dan tanggung jawab tinggi dari orang tua; dinamika
bersosialisasi dengan teman sebaya relatif rendah; ada resiko kurangnya kemampuan bekerja
dalam tim (team work), organisasi dan kepemimpinan; proteksi berlebihan dari orang tua. Hal
ini dapat menyebabkan kurangnya interaksi dengan teman sebaya dari berbagai status sosial
yang dapat memberikan pengalaman berharga untuk belajar hidup di masyarakat.

Faktor tingginya biaya homeschooling juga menjadi salah satu kekurangan, karena
dipastikan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pendidikan homeschooling lebih besar
dibanding jika kita mengikuti pendidikan formal di sekolah umum.

8
5. Pelaksanaan Home Schooling di Indonesia
Kehadiran home schooling di Indonesia mulai marak pada tahun 2005. Kehadirannya
lebih dilatar belakangi sebagai upaya mengantisipasi keberadaan sekolah regular (pendidikan
formal) yang tidak merata ditiap-tiap daerah. Selain itu, ada pula motivasi untuk memperkaya
bentuk dan ragam pelaksanaan pendidikan, khususnya bagi anak berbakat dan memiliki
potensi khusus. Penyelenggaraan home schooling bagi anak berbakat atau bertalenta itu
mampu memenuhi dan memuaskan anak karena lebih mengakomodasi kebutuhan anak, misal
untuk pengaturan jadwal belajar yang fleksibel. Sehingga, kegiatan utama anak tidak
terganggu.

Sebagai lembaga penyelenggara pendidikan informal, keberadaan home


schooling adalah legal. Keberadaan home schooling merujuk dasar hukum formal yang diatur
dalam UUD 1945 maupun dalam UU No 20 tahun 2003 tentang System Pendidikan Nasional.
Sehingga, siswa home scooling juga berhak memiliki ijazah sebagaimana siswa sekolah
formal, sehingga dapat melanjutkan jenjang pendidikan ke perguruan tinggi manapun di
Indonesia.
Keberadaannya pun telah diatur dalam UU No 20 tahun 2003 tentang sisdiknas, pasal
27 ayat 1 “ kegiatan pendidikan informal yang dilakukan oleh keluarga dan lingkungan
berbentuk kegiatan belajar secara mandiri.”
Kualitas hasil pendidikan model home schooling di Indonesia diakui dirjen pendidikan
luar sekolah Departemen Pendidikan Nasional, Ace Suryadi, tidak berbeda dengan lulusan
sekolah regular. Kalangan pelajar tingkat SMA atau yang sederajat, yang mengikuti
program home schooling cukup banyak yang berhasil diterima diberbagai perguruan tinggi
ternama di Indonesia. Program home schooling diakui pula lebih efektif dan termasuk turut
membantu dan mempercepat program wajib belajar.
Selain itu, pemerintah juga menjamin kemudahan bagi pelajar peserta program home
scooling untuk mengikuti ujian kesetaraan, seperti ujian paket A, B, dan C. setelah lulus,
mereka akan diberi ijazah yang diakui pemerintah.

9
BAB III
PENUTUP

1. Kesimpulan

a. Home schooling pendidikan islam adalah pendidikan anak-anak yang diselenggarakan di


rumah, secara umum dilakukan oleh orangtua namun kadangkala oleh tutor (guru
pemandu) berdasarkan hukum-hukum agama islam untuk menjadikan terbentuknya
kepribadian islam.
b. Kurikulum yang diajarkan harus mengadopsi kurikulum Diknas sesuai dengan jenjang
sekolah yang ada. Dengan demikian anak tidak kaget mengikuti ujian nasional karena
sudah dipersiapkan dengan matang. Selain kurikulum diknas, tentu saja home schooling
lebih memberikan perhatian kepada aspek moral spiritual dan tentu saja aspek kecakapan
hidup ( Life Skill) yang jarang sekali diperoleh dalam sekolah.
c. Home schooling ini memiliki kelebihan dan kelemahan salah satu kelebihannya yaitu
dapat mengetahui potensi anak sejak dini tanpa terikat oleh waktu dan mampu
menigkatkan kemandirian dan kreativitas anak. Sedangkan salah satu kelemahannya
yaitu minimnya pergaulan diantara anggota home schooling karena faktor perbedaan
usia.
d. Pelaksanaan home schooling di Indonesia sudah diakui. Begitu juga dengan legalitas
ijazahnya dengan mengikuti ujian kesetaraan. Hal ini sudah tertera dalam UU No.20
tahun 2003.

2. Saran

Pembelajaran sekolah rumah sebaiknya menyesuaikan dengan standar kompetensi yang


telah ditentukan oleh Departemen Pendidikan Nasional. Ini agar sejalan dengan pertumbuhan
dan kemampuan anak dan dapat diikutkan dalam evaluasi dan ujian yang diselenggarakan
secara nasional. Perlu adanya dukungan yang lebih luas dari pemerintah yang sementara ini
hanya mendukung sebatas legalitas formal melalui UU SisDikNas yang menggolongkannya
sebagai bagian dari pendidikan informal (keluarga).

10
DAFTAR PUSTAKA

http://ainunnajib1994.blogspot.com/2016/03/makalah-home-schooling.html# Diakses
pada Selasa, 8 November 2022

https://www.homeschoolingtalenta-jakartatimur.com/pengembangan-kurikulum-home
schooling/artikel-homeschooling/ Diakses pada Selasa, 8 November 2022

http://cahgombongkebumen.blogspot.com/2018/03/makalah-home-schooling.html
Diakses pada Selasa, 8 November 2022

https://hsks.sch.id/index.php/program/program-homeschooling/kegiatan-pembelajaran
Diakses pada Selasa, 8 November 2022

https://rumahinspirasi.com/artikel-tentang-homeschooling/ Diakses pada Selasa, 8


November 2022

11

Anda mungkin juga menyukai