Puji syukur kehadhirat Allah Subhanahu wata'ala karena dengan rahmat hidayah-Nya
saya dapat menyelesaikan makalahini.
Kami berharap agar makalah ini dapat menjadi salah satu acuan bagi penggunanya di
dalam proses belajar mengajar.
Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan, untuk itu
mohon Bapak Ibu guru atau pun pengguna makalah ini menyampaikan masukan kepada kami
demi kesempurnaan makalah ini.
Akhirnya permohonan maaf dan sekaligus ucapan terimakasih pada berbagai pihak atas
segala kekurangan dan bantuan yang di berikan dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun
1
DAFTAR ISI
BAB I. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang 3
2. Rumusan Masalah 3
3. Tujuan Penulisan 3
BAB II PEMBAHASAN
1. Kesimpulan 10
2. Saran 10
DAFTAR PUSTAKA
2
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Pada masa sekarang ini banyak sekali bermunculan lembaga pendidikan, mulai pendidikan
formal sampai dengan pendidikan non formal. Lembaga tersebut memiliki tujuan untuk
mencerdaskan generasi bangsa. Akan tetapi, tidak semua lembaga pendidikan bisa dikatakan
layak untuk pendidikan anak- anak sekarang ini, seperti pada pendidikan formal. Sering kali
pendidikan yang formal structural dan terkesan memaksa, membuat anak didik merasa
tertekan, sehingga mereka tidak bisa menjalani program belajar mengajar dengan
menyenangkan, semangat, dan penuh rasa cinta.
Selain itu, adanya persaingan antara peserta didik menyebabkan sebagian peserta didik
merasa stress sehingga anak lebih memandang belajar sebagai kewajiban beban bukan
sebagai kebutuhan. Di era sekarang, mulai bermunculan lembaga-lembaga pendidikan
alternatif sebagai upaya untuk mengatasi persoalan diatas, salah satunya adalah home
schooling.
Untuk mengetahui lebih lanjut mengenai home schooling, maka penulis akan membahas
pada pembahasan di bawah ini.
2. Rumusan Masalah
a. Apa pengertian Home Schooling dalam Pendidikan Islam?
b. Bagaimana kurikulum dan materi ajar yang diterapkan dalam Home schooling ?
c. Mengapa Home schooling menjadi solusi alternatif untuk anak?
d. Apa sajakah kelebihan dan kekurangan Home schooling?
e. Bagaimanakah pelaksanaan Home schooling di Indonesia?
3. Tujuan Penulisan
a. Mengetahui pengertian Home Schooling dalam pendidikan islam
b. Mengetahui kurikulum dan materi ajar yang diterapkan dalam Home schooling
c. Mengetahui mengapa Home schooling menjadi solusi alternatif untuk anak
d. Mengetahui kelebihan dan kekurangan Home schooling
e. Mengetahui bagaimana pelaksanaan Home schooling di Indonesia
3
BAB II
PEMBAHASAN
Menurut Jamal Makmur Asmani mengutip dari pendapat Abdurrahman, selain Home
schooling ada istilah Home education dan Home Bassed learning yaitu model alternatif
belajar selain di sekolah.
Menurut pendapat Sumardiono, bahwa pengertian home schooling adalah sebuah
keluarga yang memilih untuk bertanggung jawab sepenuhnya atas proses pendidikan anak
dengan berbasis rumah.
Menurut Direktur Pendidikan Kesetaraan Departemen Pendidikan nasional
(Depdiknas), Ella Yulaelawati, home schooling adalah proses layanan pendidikan yang secara
sadar, teratur, dan terarah dilakukan oleh orang tua atau keluarga dan proses belajar mengajar
pun berlangsung dalam suasana yang kondusif.
Sedangkan pendidikan islam menurut Drs. Ahmad D. Marimba, pendidikan islam yaitu
bimbingan jasmani dan rohani berdasarkan hukum-hukum agama islam menuju terbentuknya
kepribadian utama menurut ukuran-ukuran islam.
Menurut Musthafa Al-Gulayaini, pendidikan islam adalah menanamkan akhlak mulia
di dalam jiwa anak dalam masa pertumbuhannya dan menyiraminya dengan air pentunjuk
dan nasihat, sehingga akhlaq itu menjadi salah satu kemampuan (meresap dalam) jiwanya
kemudian buahnya berwujud keutamaan, kebaikan, dan cinta bekerja untuk memanfaatkan
tanah air.
Dari uraian tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa home schooling pendidikan islam
adalah pendidikan anak-anak yang diselenggarakan di rumah, secara umum dilakukan oleh
orangtua namun kadangkala oleh tutor (guru pemandu) dalam pelaksanaannya
berdasarkan pada hukum-hukum agama islam.
4
. Banyak orang tua yang mengalami kesulitan dalam memilih kurikulum apa yang akan
dipakai sampai bagaimana menjalankan kurikulum tersebut. Dalam home schooling anak
yang menjadi subjek bukan kurikulum. Sehingga pada akhirnya kurikulum yang
menyesuaikan dengan anak dan kurikulum yang diajarkan harus mengadopsi
kurikulum Diknas sesuai dengan jenjang sekolah yang ada. Dengan demikian anak tidak
kaget mengikuti ujian nasional karena sudah dipersiapkan dengan matang. Selain
kurikulum Diknas, tentu saja home schooling lebih memberikan perhatian kepada aspek
moral spiritual dan tentu saja aspek kecakapan hidup ( Life Skill) yang jarang sekali diperoleh
dalam sekolah dan untuk pemenuhan materi ajar, orang tua dapat menggunakan materi yang
sudah dimiliki, dari perpustakaan kota / kabupaten ataupun hasil kreativitas sendiri. Selain itu
di internet juga tersedia ide-ide materi pengajaran yang dapat diperoleh secara gratis.
Untuk materi ajar, keluarga home schooling dapat menggunakan buku-buku yang ada
di toko buku. Mereka dapat memilih buku yang paling disukai anak tanpa tergantung
keharusan memilih buku dari penerbit tertentu. Mereka dapat menggunakan sumber-sumber
apa pun yang ada didekat dengan lingkungannya untuk menyusun kurikulum.
5
Dari uraian di atas, diperoleh simpulan bahwa kurikulum homeschooling bersifat
customzed, sesuai dengan minat dan kebutuhan anak. Dengan demikian, konsep
kurikulumnya mengacu pada konsep humanistik. Model pengembangannya pun bersifat
nonteknik-nonsaintifik, sehingga tanggung jawab pengembangan berada pada orang tua,
pendamping belajar dan homeschooler itu sendiri.
Kenyataan bahwa pendidikan formal tidak bisa memberikan apa yang diharapkan oleh
orang tua menjadikan home schooling sebagai solusi pendidikan alternatif bagi orang tua
yang menginginkan anaknya mendapatkan pendidikan sesuai dengan yang diharapkan.
Banyak beberapa pertimbangan bagi orang tua yang masih ragu untuk memilih
homeschooling sebagai pendidikan anaknya, antara lain:
6
c. Perkembangan psikologis anak
Banyak orang tua mengkhawatirkan dampak psikologis home schooling seperti
kurangnya sosialisasi anak dengan temannya. Padahal sebenarnya orang tua tidak perlu
mengkhawatirkan hal tersebut, karena seperti yang telah dikemukakan pada bagian atas
bahwa home schooling memiliki 3 jenis. Dan 2 dari 3 jenis home schooling tersebut
merupakan jenis home schooling yang pelaksanaannya dilakukan bersama-sama dengan
keluarga lain. sehingga dampak buruk psikologis dapat ditanggulangi dengan kedua jenis
home schooling tersebut. Orang tua yang memiliki anak yang sama-sama mengikuti home
schooling dapat bekerja sama untuk sesekali mengumpulkan anaknya dalam kegiatan belajar
bersama di suatu tempat yang sesuai dengan materi apa yang akan diajarkan.
7
4. Kelebihan dan kekurangan Home schooling
Faktor tingginya biaya homeschooling juga menjadi salah satu kekurangan, karena
dipastikan biaya yang dikeluarkan untuk memberikan pendidikan homeschooling lebih besar
dibanding jika kita mengikuti pendidikan formal di sekolah umum.
8
5. Pelaksanaan Home Schooling di Indonesia
Kehadiran home schooling di Indonesia mulai marak pada tahun 2005. Kehadirannya
lebih dilatar belakangi sebagai upaya mengantisipasi keberadaan sekolah regular (pendidikan
formal) yang tidak merata ditiap-tiap daerah. Selain itu, ada pula motivasi untuk memperkaya
bentuk dan ragam pelaksanaan pendidikan, khususnya bagi anak berbakat dan memiliki
potensi khusus. Penyelenggaraan home schooling bagi anak berbakat atau bertalenta itu
mampu memenuhi dan memuaskan anak karena lebih mengakomodasi kebutuhan anak, misal
untuk pengaturan jadwal belajar yang fleksibel. Sehingga, kegiatan utama anak tidak
terganggu.
9
BAB III
PENUTUP
1. Kesimpulan
2. Saran
10
DAFTAR PUSTAKA
http://ainunnajib1994.blogspot.com/2016/03/makalah-home-schooling.html# Diakses
pada Selasa, 8 November 2022
https://www.homeschoolingtalenta-jakartatimur.com/pengembangan-kurikulum-home
schooling/artikel-homeschooling/ Diakses pada Selasa, 8 November 2022
http://cahgombongkebumen.blogspot.com/2018/03/makalah-home-schooling.html
Diakses pada Selasa, 8 November 2022
https://hsks.sch.id/index.php/program/program-homeschooling/kegiatan-pembelajaran
Diakses pada Selasa, 8 November 2022
11