MAKALAH
Diajukan untuk memenuhi Ujian Tengah Semester :
Kepribadian Guru
Dosen Pengampu:
Lutfi Abdul Manaf, M.Pd. I
Disusun oleh :
PAI 4 H
JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI TULUNGAGUNG
SEPTEMBER 2021
Kata Pengantar
ii
DAFTAR ISI
COVER ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ................................................................................ ii
DAFTAR ISI ............................................................................................. iii
BAB I PENDAHULUAN ........................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG MSALAH ................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................ 1
C. TUJUAN PEMBAHASAN MASALAH ......................................... 1
BAB II PEMBAHASAN ............................................................................ 3
A. LEMBAGA PENDIDIKAN SEKOLAH ......................................... 3
B. LEMBAGA PENDIDIKAN MADRASAH DAN PESANTREN .... 5
C. LEMBAGA PENDIDIKAN KELUARGA ...................................... 8
D. LEMBAGA PENDIDIKAN MASYARAKAT .............................. 11
BAB III PENUTUP .................................................................................. 15
A. KESIMPULAN ............................................................................. 15
B. SARAN ......................................................................................... 15
DAFTAR RUJUKAN ............................................................................... 17
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1
2
1
Hasbullah, Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agam Islam, (Jakarta : PT. Raja
Grafindo Persada, 2003), h. 10.
3
4
3
Hasbullah, Dasar-Dasar…, h. 47.
6
4
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian Guru Upaya Mengembangkan Kepribadian
Guru yang Sehat di Masa Depan,(Yogyakarta : Penerbit CV. Cinta Buku Griya Abimana I/ A1),
Hal. 81.
5
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian… Hal 82-83.
7
dengan sistem madrasah dan sekolah umum yang telah terintegrasi dengan
sistem pendidikan nasional. Perkembangan pesantren ke arah lembaga
pendidikan Islam modern pelan tapi pasti. 6
Tujuan terbentuknya pondok pesantren adalah: (1) tujuan umum,
yaitu membimbing anak didik untuk menjadi manusia yang berkepribadian
Islam, yang dengan ilmu agamanya ia sanggup menjadi, mubalig Islam
dalam masyarakat sekitar melaui ilmu dan amalnya; (2) tujuan khusus,
yaitu mempersiapkan para santri untuk menjadi orang alim dalam ilmu
agama yang diajarkan oleh kiai yang bersangkutan serta dalam
mengamalkan dan mendakwahkannya dalam masyarakat.7
Sistem yang ditampilkan dalam pondok pesantren mempunyai
keunikan dibandingkan dengan sistem yang diterapkan dalam lembaga
pendidikan pada umumnya, yaitu:8
1. Memakai sistem tradisional, yang memiliki kebebasan penuh
dibandingkan dengan sekolah modern, sehingga terjadi hubungan dua
arah antara kiai dan santri.
2. Kehidupan di pesantren menampakkan semangat demokrasi, karena
mereka praktis bekerja sama mengatasi problem non kurikuler mereka
sendiri.
3. Para santri tidak mengidap penyakit simbolis, yaitu perolehan gelar
dan ijazah, karena sebagian besar pesantren tidak mengeluarkan
ijazah, sedangkan santri dengan ketulusan hatinya masuk pesantren
tanpa adanya ijazah tersebut. Hal itu karena tujuan utama mereka
hanya ingin keridhaan Allah SWT semata.
4. Sistem pondok pesantren mengutamakan kesederhanaan, idealisme,
persaudaraan, persamaan, rasa percaya diri, dan keberanian hidup.
6
Muhajir, “PESANTREN SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM (Pesantren
Akomodatif dan Alternatif)” JURNAL SAINTIFIKA ISLAMICA, Vol.1 No. 2, Tahun 2014, hal. 15.
7
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian...Hal. 83.
8
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian…,Hal. 84.
8
9
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian…,Hal. 84.
10
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian…,Hal. 85.
11
Moh. Roqib dan Nurfuadi, Kepribadian…,Hal. 87.
9
dasar bagi pendidikan akhlak dan pandangan hidup keagamaan. Sifat dan
tabiat anak sebagian besar diambil dari kedua orang tuanya dan dari
anggota kelurga yang lain. Sebagai komunitas masyarakat terkecil,
keluarga memiliki arti penting dan strategis dalam pembangunan
komunitas masyarakat yang lebih luas. Oleh karena itu, kehidupan
keluarga yang harmonis perlu dibangun di atas dasar sistem interaksi yang
kondusif sehingga pendidikan dapat berlangsung dengan baik.12
Menurut Drijarkara, pendidikan secara prinsip adalah berlangsung
dalam lingkungan keluarga. Pendidikan merupakan tanggung jawab orang
tua, yaitu ayah dan ibu yang merupakan figur sentral dalam pendidikan.
Ayah dan ibu bertanggung jawab untuk membantu memanusiakan,
membudayakan, dan menanamkan nilai-nilai terhadap anak-anaknya.
Bimbingan dan bantuan ayah dan ibu tersebut akan berakhir apabila sang
anak menjadi dewasa, menjadi manusia sempurna atau manusia
purnawan.pendidikan keluarga adalah pendidikan yang berlangsung dalam
keluarga yang dilaksanakan oleh orang tua sebagai tugas dan tanggung
jawabnya dalam mendidik anak dalam keluarga, atau proses transformasi
perilaku dan sikap di dalam kelompok atau unit sosial terkecil dalam
masyarakat. Sebab keluarga merupakan lingkungan budaya yang pertama
dan utama dalam menanamkan norma dan mengembangkan berbagai
kebiasaan dan perilaku yang penting bagi kehidupan pribadi, keluarga dan
masyarakat.13
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia disebutkan bahwa
“Keluarga”: ibu bapak dengan anak-anaknya, satuan kekerabatan yang
sangat mendasar di masyarakat.8 Keluarga merupakan sebuah institusi
terkecil di dalam masyarakat yang berfungsi sebagai wahana untuk
12
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga, h.3
13
Drijarkara, Pendidikan Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1964), h.64-65
10
14
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi Kedua,
(Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.471
15
Muhaimin Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filososfis dan Kerangka
Dasar Operasionalisasinya, h.289
16
Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995), cet. Ke-
3, h.346
11
17
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: PT. Al-
Ma‟arif, 1980) h.147
18
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: FIP
IKIP, 1986), h. 133
12
20
Wens Tanlain, dkk, Dasar-Dasar Ilmu pendidikan, (Jakarta: Gramedia,1989), h.
14
15
16
Hasbullah. 2003. Dasar-Dasar Ilmu Pendidikan (Umum dan Agam Islam. Jakarta
: PT. Raja Grafindo Persada.
Idris, Zahara. 1981. Dasar-Dasar Kependidikan. Bandung:Angkasa.
Moh. Roqib dan Nurfuadi. 2020. Kepribadian Guru Upaya Mengembangkan
Kepribadian Guru yang Sehat di Masa Depan. Yogyakarta : Penerbit CV.
Cinta Buku Griya Abimana I/ A1.
Muhajir, “PESANTREN SEBAGAI INSTITUSI PENDIDIKAN ISLAM
(Pesantren Akomodatif dan Alternatif)” JURNAL SAINTIFIKA
ISLAMICA, Vol.1 No. 2, Tahun 2014, hal. 15.
Syaiful Bahri Djamarah, Pola Komunikasi Orang Tua & Anak dalam Keluarga,
h.3.
Drijarkara, Pendidikan Filsafat, (Jakarta: PT Pembangunan, 1964), h.64-65
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi
Kedua, (Jakarta: Balai Pustaka, 1996), h.471
Muhaimin Abd Mujib, Pemikiran Pendidikan Islam: Kajian Filososfis dan
Kerangka Dasar Operasionalisasinya, h.289
Hasan Langgulung, Manusia dan pendidikan, (Jakarta: Al-Husna Zikra, 1995),
cet. Ke- 3, h.346
Hasan Langgulung, Beberapa Pemikiran tentang Pendidikan Islam, (Bandung: PT.
Al-Ma‟arif, 1980) h.147
Sutari Imam Barnadib, Pengantar Ilmu Pendidikan Sistematis, (Yogyakarta: FIP
IKIP, 1986), h. 133
Undang-Undang No. 20 Tahun 2003 tentang SISDIKNAS.
Wens Tanlain, dkk, Dasar-Dasar Ilmu pendidikan, (Jakarta:
Gramedia,1989), h.
17