Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

KONSEP WAHYU

Ditujukan untuk memenuhi tugas terstruktur


Mata Kuliah : Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu : H.Mahdi,M.Ag

Disusun oleh : Kelompok 3


RIKI AMIRULLAH
AYU HARTATI
SITI FAIZAH

FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN


INSTITUT AGAMA ISLAM NEGRI (IAIN)
SYEKH NURJATI CIREBON
2018
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan hidayah-
Nya,sehingga penulis bisa menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya.

Tidak lupa penulis mengucapkan banyak terimakasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan makalah ini.

Pada kesempatan ini kami akan menjelaskan tentang " KONSEP WAHYU ". dalam
penulisan maupun isi makkalah ini masih jauh dari kesempurnaan oleh karena itu penulis
menerima dengan hati terbuka atas semua kritik dan saran dari pembaca demi kesempurnaan
penulisn selanjutnya.

Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua,Amiin

Cirebon, Oktober 2018

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................................. i


DAFTAR ISI........................................................................................................................................... ii
BAB IPENDAHULLUAN ..................................................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ................................................................................................................ 1
B. RUMUSAN MASALAH ............................................................................................................ 1
BAB IIPEMBAHASAN ......................................................................................................................... 2
A. Penegertian Wahyu ................................................................................................................... 2
B. Pengertian Wahyu Secara Istilah ............................................................................................ 2
C. Makna Dari Wahyu .................................................................................................................. 2
1. Wahyu yang berarti al-ilhām al-fitrī li al-insān.................................................................. 2
2. Wahyu yang berarti al-ilhām al-gharīziy li al-hayawān ..................................................... 3
3. Wahyu yang berarti waswasat asy-syaithan ........................................................................ 3
4. Wahyu yang berarti al-isyārah as-sarī’ah alā sabīli ar-ramzi wa al-īhāi .......................... 4
D. Proses Turunnya Wahyu .......................................................................................................... 5
1. Cara Wahyu Diturunkan kepada Malaikat ....................................................................... 5
2. . Cara Wahyu Diturunkan kepada Muhammad SAW ...................................................... 5
BAB IIIPENUTUPAN............................................................................................................................ 9
A. Kesimpulan ................................................................................................................................ 9
B. Saran .......................................................................................................................................... 9
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................................... 10

ii
BAB I
PENDAHULLUAN

A. LATAR BELAKANG

Dalam kehidupan sehari-hari, banyak permasalahan yang dihadapi manusia.


Terkadang banyak sesuatu yang bertentangan dengan akal dan pikiran manusia.
Dalam menyelesaikan masalah tersebut Allah telah menurunkan wahyu yang
berfungsi sebagai pedoman, petunjuk, serta pengatur kehidupan bagi umat-
umatnya.

Wahyu merupakan suatu yang dituangkan Allah SWT yang disampaikan


kepada nabi-nabi-Nya, yang berupa pemberitahuan yang tersembunyi dan cepat
yang khusus di berikan tanpa diketahui orang lain dan prosesnya bisa melalui
suara yaitu berupa firman atau melalui mimpi dan merupakan pedoman bagi
umat-umatnya.

B. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian wahyu ?
2. Bagaimmana cara wahyu diturunkan kepada malaikat ?
3. Bagaimmana proses turunnya wahyu kepada Muhammad SAW. ?

1
BAB II
PEMBAHASAN

A. Penegertian Wahyu
Kata wahyu ( ‫ ) الوحي‬adalah bentuk mashdar (infnitif) dari auhayûhi-wahyan dengan dua
pengertian pokok yaitu al-khafâ’ (tersembunyi) dan as-sur’ah (cepat). Oleh sebab itu,
secara etimologis wahyu didefnisikan sebagai:
‫اإلعالم الخفي السريع الخاص بمن يوجه إله بحيث يخفي على غيره‬
“Pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat yang khusus ditujukan
kepada orang yang diberitahu tanpa diketahui oleh yang lainnya”.
B. Pengertian Wahyu Secara Istilah
Wahyu apabila ditinjau dari segi istilah, terdapatbeberapa pengertian antara lain:
1. Wahyu adalah suatu pemberitahuan secara cepat dan tersembunyi dari Allah SWT kepada
para Rasul, baik melalui perantara maupun tidak.
2. Wahyu adalah kalam Allah SWT yang diturunkan kepada para Nabi-Nya.
3. Wahyu adalah “pengetahuan yang didapat seseorang di dalam dirinya serta diyakininya
bahwa pengetahuan itu datang dari Allah SWT, baik dengan perantaraan, dengan suara
atau tanpa suara maupun tanpa perantaraan".Allah SWT berfirman:

‫َو َم ا كَ ا َن لِ ب َ ش ٍَر أ َ ْن ي ُكَ ل ِ َم ه ُ َّللاه ُ إ ِ هَّل َو ْح ي ًا أ َ ْو ِم ْن َو َر ا ِء ِح َج ا بٍ أ َ ْو‬


)51 ( ‫ح ِك يم‬ َ ‫ي‬ ٌّ ِ‫ي ب ِ إ ِذ ْ ن ِ ِه َم ا ي َ شَا ءُ ۚ إ ِ ن ه ه ُ عَ ل‬ ِ ‫وَّل ف َ ي‬
َ ‫ُوح‬ ً ُ‫ي ُْر ِس َل َر س‬
“Dan tidak mungkin bagi seorang manusiapun bahwa Allah berkata-kata dengan dia
kecuali dengan perantaraan wahyu atau dibelakang tabir atau dengan mengutus seorang
utusan (malaikat) lalu diwahyukan kepadanya dengan seizin-Nya apa yang dia
kehendaki. Sesungguhnya dia Maha Tinggi lagiMaha Bijaksana”. (As-Syura/42: 51).
Dari pengertian wahyu tersebut dapat disimpulkan bahwa: "Wahyu Allah adalah
pengetahuan yang diberikan kepada para Nabi-Nabi-Nya dengan cara cepat dan
tersembunyi, dengan isyarat, kata-kata, baik langsung maupun tidak langsung (melalui
Malaikat Jibril)."
C. Makna Dari Wahyu
1. Wahyu yang berarti al-ilhām al-fitrī li al-insān
wahyu memiliki makna ilham yang bersifat fitri. Sebagaimana firman Allah dalam QS al-
Qashash ayat 7.

‫علَ ْي ِه فَأ َ ْل ِقي ِه ِفى ْٱل َي ِم َو ََّل‬ ِ ‫ض ِعي ِه فَإِذَا ِخ ْف‬


َ ‫ت‬ ِ ‫س ٓى أ َ ْن أ َ ْر‬ َ ‫َوأ َ ْو َح ْينَا ٓ ِإلَ ٓى أ ُ ِم ُمو‬
)7( َ‫س ِلين‬ َ ‫ى إِنها َرآدُّوهُ إِلَي ِْك َو َجا ِعلُوهُ ِمنَ ْٱل ُم ْر‬
ٓ ِ‫تَخَافِى َو ََّل تَحْ زَ ن‬
2
Artinya: “Dan kami ilhamkan kepada ibu Musa; 'Susuilah dia, dan kamu yang khawatir
terhadapnya maka jatuhlah dia ke sungai (Nil). Dan janganlah kamu khawatir dan
janganlah (pula) bersedih hati, karena nyata Kami akan menekankannya kepadamu, dan
menjadikannya (salah seorang) dari para rasul.
Makna wahyu dalam ayat di atas adalah ilham dari Allah SWT berupa naluri
kemanusiaan yang menjadi sifat bawaan dari manusia. Ayat ini turun ketika nabi Musa
a.s dilahirkan oleh ibunya pada saat Firaun memerintahkan untuk menyembelih setiap
anak laki-laki yang dilahirkan, sehingga ibunya nabi Musa cemas, lalu Allah SWT
memberikan ilham berupa naluri kepada ibunya Musa untuk menyusui anaknya dan
menghanyutkan Musa ke sungai Nil.

2. Wahyu yang berarti al-ilhām al-gharīziy li al-hayawān


kata wahyu dalam Al-Qur'an membahas dengan naluri pada binatang, seperti dalam QS
an-Nahl 68-69:

ِ َ‫َوأ َ ْو َحى َرب َُّك إلَى النهحْ ِل أ َ ِن ات ه ِخذِي ِمن‬


‫الجبَا ِل بُيُوتًا َو ِمنَ ال ه‬
‫ش َج ِر َو ِم هما‬
‫سبُ َل َربِ ِك ذُلُالً يَ ْخ ُر ُج ِمن‬ ِ ‫) ث ُ هم ُك ِلي ِمن ُك ِل الث ه َم َرا‬68( َ‫شون‬
ُ ‫ت فَا ْسلُ ِكي‬ ُ ‫يَ ْع ِر‬
‫إن فِي ذَ ِل َك آليَةً ِلقَ ْو ٍم‬ ِ ‫طونِ َها ش ََراب ُّم ْخت َ ِلف أ َ ْل َوانُهُ فِي ِه ِشفَاء ِللنه‬
‫اس ه‬ ُ ُ‫ب‬
)69( َ‫َيتَفَ هك ُرون‬
Artinya: "Dan Tuhanmu mewahyukan kepada lebah, 'Buatlah sarang-sarang di bukit-bukit, di
pohon-pohon kayu, dan di tempat-tempat yang dibikin manusia.

Makna wahyu dalam ayat ini bermakna insting. Artinya bahwa Allah SWT
memberikan insting kepada lebah untuk membuat sarang mereka di pegunungan,
pepohonan, kayu dan di tempat-tempat yang dibuat oleh manusia. Pemberian insting ini
merupakan hidayah dan ilham khusus yang diberikan Allah SWT kepada hewan agar
dapat bertahan hidup dan melangsungkan kehidupannya.

3. Wahyu yang berarti waswasat asy-syaithan


kata wahyu memiliki arti bisikan jahat, baik bersumber dari setan, jin, maupun
manusia. Surat al-An'am ayat 112 menyatakan:

3
‫ُوح ي‬ِ ‫اإل نْ ِس َو الْ ِج ِن ي‬ ِ ْ ‫ط ي َن‬ ِ ‫ك َج ع َ لْ ن َا لِ كُ ِل ن َ ب ِ ي ٍ عَ د ًُّو ا شَ ي َ ا‬َ ِ‫َو كَ ذ َ ل‬
‫ك َم ا‬ َ ُّ ‫ف الْ ق َ ْو ِل غُ ُر و ًر ا ۚ َو ل َ ْو شَا َء َر ب‬ َ ‫ض ُز ْخ ُر‬ ٍ ْ‫ض هُ ْم إ ِ ل َ ى ب َ ع‬
ُ ْ‫ب َ ع‬
)112 ( ‫ف َ ع َ ل ُو ه ُ ۖ ف َ ذ َ ْر ه ُ ْم َو َم ا ي َ فْ ت َ ُر و َن‬

Artinya: “Danemikianlah Kami jadikan setiap-kali nabi itu musuh, yaitu syaitan-syaitan
(dari jenis) manusia dan (dari jenis) jin, sebahagian mereka membisikkan kepada
sebahagian yang lain perkataan-perkataan yang indah-indah untuk menipu (manusia)
. Jikalau Tuhanmu menghendaki, niscaya mereka tidak mengerjakannya, maka
menyerahkanlah mereka dan apa yang mereka ada-adakan. ”
Makna wahyu dalam ayat ini bermakna bisikan setan kepada rekan-rekannya agar
mereka membisikan kepada manusia untuk membantah apa yang telah ditetapkan oleh
Allah SWT dan Rasulnya berupa larangan memakan bangkai dan daging hewan yang
disembelih tanpa menyebut nama Allah SWT atau untuk mengerjakan kejelekan dan
kejahatan diantara umat manusia

4. Wahyu yang berarti al-isyārah as-sarī’ah alā sabīli ar-ramzi wa al-īhāi


kata wahyu yang bermakna memberikan isyarat, tanda dan simbol yang terdapat
dalam Surat al-Maryam ayat 11:

َ ‫سبِ ُحوا بُ ْك َرة ً َو‬


‫ع ِشيًّا‬ ِ ‫علَى قَ ْو ِم ِه ِمنَ ْال ِمحْ َرا‬
َ ‫ب فَأ َ ْو َحى إِلَ ْي ِه ْم أَن‬ َ ‫فَخ ََر َج‬
)11(

Artinya “Maka ia keluar dari mihrab menuju kaumnya, lalu ia memberi isyarat kepada
mereka; hendaklah kamu bertasbih di waktu pagi dan petang”.
Makna wahyu dalam ayat diatas bermakna suatu isyarat yang cepat (reflek) dengan
memberikan isyarat berupa simbol atau tanda. Ayat ini menjelaskan tentang nabi
Zakariya yang keluar dari mushallanya ketika memerintahkan kaumnya untuk bertasbih
pada waktu pagi dan petang, sedangkan saat itu ia sedang menjalankan perintah Allah
SWT untuk tidak berbicara kepada manusia sebagai tanda atas kebenaran janji Allah
SWT kepadanya untuk memberikan anak. Oleh karena itu nabi Zakariya secara reflek
memberikan isyarat kepada kaumnya dengan menggunakan tangannya dan dengan
sesuatu yang lainnya.

4
D. Proses Turunnya Wahyu
1. Cara Wahyu Diturunkan kepada Malaikat
Wahyu (Qur’an) diturunkan langsung oleh Allah ke Lauh al-Mahfudz. Lauh Mahfuz
berarti papan yang terjaga. Penyebutan ini hanya sekali dijumpai dalam Al-Qur’an:

ٍ ‫( فِى لَ ْو‬21)‫َب ْل ه َُو قُ ْر َءان هم ِجيد‬


(22) ٍ‫ح همحْ فُوظ‬
“Bahkan yang didustakan mereka itu ialah Al-Quran yang mulia, yang (tersimpan)
dalam Lauh Mahfudz.” (QS. Al-Buruj/85: 21-22).
Kebanyakan Ulama cenderung memahami bahwa Lauh al-Mahfudz itu sesuatu yang
berada di alam gaib; padanya terdapat segenap rancangan atau ketentuan-ketentuanAllah
bagi segenap ciptaan-Nya.
Adapun tentang cara Allah menurunkan Wahyu (Qur’an) kepada Malaikat, ada tiga
pendapat:
a. Malaikat Jibril menerima wahyu secara pendengaran dari Allah dengan lafadznya
yang khusus. Al-Qur’an itu diturunkan sekaligus kepada Malaikat Jibril di Baitul
Izzah yang berada di langit dunia pada malam lailatul qadar:

ِ ‫ض َخ ِليفَةً قَالُواْ أَتَجْ َع ُل ِفي َها َمن يُ ْف‬


‫س ُد‬ ِ ‫َو ِإ ْذ قَا َل َر ُّبكَ ِل ْل َمالَ ِئ َك ِة ِإ ِني َجا ِع ٌل ِفي األ َ ْر‬
ِ ُ‫س ِفك‬
)30( ‫الد َماء‬ ْ ‫ِفي َها َو َي‬
“Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku
hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi.” Mereka berkata:“Mengapa
Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat
kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih
dengan memuji dan mensucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku
mengetahui apa yang tidak kamu ketahui.” (QS. Al Baqarah/2: 30).
b. Jibril menghafalnya dari lauhul mahfuz.
c. Maknanya disampaikan kepada Jibril, sedang lafalnya adalah lafal Jibril, atau lafal
Muhammad SAW.
Dari tiga pendapat tersebut, pendapat yang pertama itulah yang benar dan
yang dijadikan pengangan oleh Ahlus Sunnah Wal Jama’ah
2. . Cara Wahyu Diturunkan kepada Muhammad SAW
Wahyu (Al-Qur’an) diturunkan kepada Nabi Muhammad SAW dengan berbagai cara:
a. Melalui mimpi yang benar
Wahyu dengan cara ini disampaikan langsung kepada paranabi
tanpa perantaraMalaikat. Contohnya adalah mimpi Nabi Ibrâhîm AS
agar menyembelih puteranya Ismâ’îl. Allah SWTberfrman:

5
‫) فَلَ بمَََّّّا بَ َلَََّّّ ََ َم َعَََّّّيُ ال ب‬101( ‫الِ ٍَ ِلَََّّّي ي‬
‫سَََّّّ ْع َي َقَََّّّا َل َيَََّّّا بُ ََََّّّ بي‬ ‫َفبَ ب‬
‫شَََّّّ َْ َنابُ ِبمَََُّّّ ي‬
ِ َََّّّ‫ق َْ َمَََّّّاذَا ت ََََّّّ ََِ قََََّّّا َل َيَََّّّا أ َ َب‬
ُ ‫ِإ ِنَََّّّي أ َ َرِ ِفَََّّّي ا ْل َم ََََّّّ ِاِ أ َ ِنَََّّّي أ َ ْذبَ ُرَََّّّكَ فََََّّّا ْن‬
‫) فَلَ بمَََّّّا‬102( َ‫َُ ِمَََّّّنَ ال ب َََّّّا ِب َِين‬ ‫لَََّّّا َء ب‬ َ َُ ‫ا ْف َعَََّّّ ْل َمَََّّّا ت َََُّّّ ِْ َم‬
َ َْ ِ‫إََََّّّ َ ِج ُدنِي إ‬
‫) قَََََّّّّ ْد‬104( ُ ‫) َونَا َد ْي َََََّّّّابُ أ َ َْ َيََََّّّّا إِ ْبََََّّّّ ََا ِ ي‬103( ‫ين‬ ْ َ‫أ‬
ِ ََََّّّّ‫إََََّّّّلَ َما َوتَلبََََّّّّيُ ِل ْل َج ِب‬
‫) إَِب َََّّ َّلَا لَ ُهََّّ َّ َو‬105( َ‫سََّّ َّ ِين‬
ِ ْ‫ا ْل ُمر‬ ُّ َ ‫صََّّ َّ بد ْق‬
ِ َّ ََّّ‫الَ ْا َيََّّ َّا إِنبََّّ َّا َََّّْ َّلَ ِلكَ نَ ْج‬ َ
‫علَ ْيََََّّّّ ِي‬
َ ‫) َوت َ ََ ْْ َََََّّّّا‬107( ‫ع ِقََََّّّّي ي‬ ‫) َوفَََََّّّّ َد ْي َابُ ِبََََّّّّ ِل ْب ي‬106( ‫ا ْلََََّّّّبَال ُء ا ْل ُم ِبََََّّّّي ُن‬
َ ‫م‬
ِ ََََّّّّ‫) َََََّّّّْلَ ِلكَ نَ ْج‬109( َ ‫علَََََِّّّّ إِ ْبََََّّّّ ََا ِ ي‬َ ٌِ ‫إََََّّّّال‬ َ )108( َ‫ِفََََّّّّي اِ ِخََََّّّّ َِين‬
‫) َوبَ ب‬111( َ‫) إِنبَََََّّّّّيُ ِمَََََّّّّّ ْن ِعبَا ِدنََََََّّّّّا ا ْل ُمَََََّّّّّ ِْ ِم ِين‬110( َ‫سَََََّّّّّ ِين‬
ُ‫شَََََّّّّّ َْنَاب‬ ِ ْ‫ا ْل ُمر‬
)112( َ‫ل نَ ِبيََََََََََََََََّّّّّّّّّّّّّّّّا ِمََََََََََََََََّّّّّّّّّّّّّّّّنَ ال ب ََََََََََََََََّّّّّّّّّّّّّّّّا ِل ِرين‬
َ ‫إََََََََََََََََّّّّّّّّّّّّّّّّ َرا‬
ْ ‫) ِب ِإ‬

“Maka Kami beri dia khabar gembira dengan seorang anak yang
amat sabar. Maka tatkala anak itu sampai (pada umur
sanggup)berusaha bersama-sama Ibrâhîm, Ibrâhîm berkata: «Hai
anakkusesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku
menyembelihmu.Maka pikirkanlah apa pendapatmu!» Ia menjawab:
«Hai bapakku,kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya
Allah kamuakan mendapatiku termasuk orang-orang yang
sabar».Tatkalakeduanya telah berserah diri dan Ibrâhîm
membaringkan anaknya ataspelipis(nya), (nyatalah kesabaran
keduanya ). Dan Kami panggillahdia: “Hai Ibrâhîm, sesungguhnya
kamu telah membenarkan mimpiitu. Sesungguhnya demikianlah
Kami memberi balasan kepada orangorang yang berbuat baik.
Sesungguhnya ini benar-benar suatu ujianyang nyata. Dan Kami
tebus anak itu dengan seekor sembelihanyang besar. Kami abadikan
untuk Ibrâhîm itu (pujian yang baik) dikalangan orang-orang yang
datang kemudian, (yaitu)”Kesejahteraandilimpahkan atas
Ibrâhîm”. Demikianlah Kami memberi balasankepada orang-orang
yang berbuat baik. Sesungguhnya ia termasuk hamba hamba Kami
yang beriman. Dan Kami beri dia kabar gembiradengan (kelahiran)
Ishâq seorang Nabi yang termasuk orang-orangyang saleh.” (Q.S.
Ash-Shaffât 37: 101-112)

6
b. Dari Balik Tabir
Wahyu dengan cara ini juga disampaikan secara langsung kepada para nabi
tanpa perantara Malaikat. Nabi yangmenerima wahyu dapat mendengar kalam Ilahi
akan tetapidia tidak dapat melihat-Nya seperti yang terjadi kepada Nabi Mûsa AS.
Allah SWT berfrman:

‫َو ل َ هم ا َج ا َء ُم و سَ ى لِ ِم ي ق َ ا ت ِ ن َا َو ك َ ل ه َم ه ُ َر ب ُّ ه ُ ق َ ا َل َر ب ِ أ َ ِر ن ِ ي أ َنْ ظ ُ ْر‬


ُ ‫ك ۚ ق َ ا َل ل َ ْن ت َ َر ا ن ِ ي َو ل َ ِك ِن ا ن ْ ظ ُ ْر إ ِ ل َ ى ال ْ َج ب َ ِل ف َ إ ِ ِن ا سْ ت َق َ هر َم كَ ا ن َ ه‬
َ ْ‫إ ِ ل َ ي‬
‫ف ت َ َر ا ن ِ ي ۚ ف َ ل َ هم ا ت َ َج ل ه ى َر ب ُّ ه ُ لِ ل ْ َج ب َ ِل َج ع َ ل َ ه ُ د َك ًّ ا َو َخ هر ُم و سَ ى‬ َ ‫ف َ سَ ْو‬
‫ك َو أ َن َا أ َ هو ُل ال ْ ُم ْؤ ِم ن ِ ي َن‬
َ ْ‫ت إ ِ ل َ ي‬
ُ ْ‫ك ت ُب‬ َ ‫ص ِع ق ً ا ۚ ف َ ل َ هم ا أ َف َ ا‬
َ َ ‫ق ق َ ا َل س ُ بْ َح ا ن‬ َ
“Dan tatkala Mûsa datang untuk (munajat dengan Kami) pada waktu yang telah
Kami tentukan dan Tuhan telah berfrman (langsung)kepadanya, berkatalah Mûsa:
“Ya Tuhanku, nampakkanlah (diriEngkau) kepadaku agar aku dapat melihat kepada
Engkau». Tuhanberfrman: «Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi
lihatlahke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala)niscaya kamu
dapat melihat-Ku». Tatkala Tuhannya menampakkandiri kepada gunung itu,
diadikannya gunung itu hancur luluh danMûsa pun jatuh pingsan. Maka setelah
Mûsa sadar kembali, diaberkata: «Maha suci Engkau, aku bertaubat kepada Engkau
dan akuorang yang pertama-tama beriman”. (Q.S. Al-‘Arâf 7: 143)
c. Melalui Perantaraan Malaikat
Cara yang ketiga wahyu Allah diturunkan kepada paranabi-Nya adalah melalui
perantaraan malaikat dari Keseluruhan ayat-ayat dariKitab Suci Al-Qur’an diturunkan
dengan cara ini. Ada beberapa caraMalaikat Jibrîl datang menyampaikan wahyu
kepada Nabi Muhammad SAW.
- Datang kepada Nabi suara seperti dencingan lonceng dan suara yang amat kuat
yang mempengaruhi faktor-faktorkesadaran, sehingga Nabi dengan segala
kekuatannyasiap menerima pengaruh itu.
- Malaikat menjelma menjadi seorang laki-laki lalu datang menyampaikan wahyu
kepada Nabi ,Maka pada saat itu pula Nabi Muhammad Saw. tidak melihat
apapun, hanya merasa bahwa wahyu itu sudah berada di dalam kalbunya.
- Jibril mendatangi Nabi menyerupai seorang laki-laki yang sangat
tampan, ini terkait dengan Hadis Nabi yang berisi dialog Nabi
dengan Malaikat Jibril tentang iman
- Jibril memperlihatkan dirinya dengan rupa yang asli yang
mempunyai 600 sayap kepada Nabi Muhammad SAW.

7
)14( ‫) ِعندَ ِس ْد َرةِ ْٱل ُمنتَ َهى‬13( ‫َولَقَ ْد َر َءاهُ ن َْزلَةً أ ُ ْخ َرى‬
“Dan sesungguhnya Muhammad telah melihat Jibril itu (dalam
rupanya yang asli) pada waktu yang lain, (yaitu) di Sidratil
Muntaha.” (QS. An-Najm/53: 13-14)

8
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Wahyu adalah pemberitahuan secara tersembunyi dan cepat dan khusus ditujukan
kepada orang yang diberitahu tanpadi ketahui orang lain. wahyu Allah adalah
pengetahuan yang diberikan kepada para Nabi-Nabi-Nya dengan cara cepat dan
tersembunyi, dengan isyarat, kata-kata, baik langsung maupun tidak langsung (melalui
Malaikat Jibril)."

Wahyu yang diturunkan Allah swt kepada para Nabi, termasuk kepada Nabi
Muhammad saw, adalah kalam Allah, dan tentunya tidak akan sama dengan hasil kreasi
manusia. Dengan sendirinya wahyu ini pun metahistoris; tidak terikat sejarah; tidak
terikat oleh ruang dan waktu. Kalau memang wahyu, khususnya al-Qur’an merupakan
hasil kreasi manusia tepatnya Nabi Muhammad saw, tentu manusia-manusia yang lainpun
akan mampu membuat karya yang serupa dengan al-Qur’an. Akan tetapi fakta berbicara
lain, al-qur’an tidak bisa disamai oleh karya manusia yang ada waktu itu, bahkan sampai
hari ini.

B. Saran
Penulis menyadari bahwa dalam pembuatan makalah ini masih banyak terdapat
kesalahan dan kekurangan maka dari itu penulis mengharapkan keritikan dan saran dari
semua pihak demi kesempurnaan makalah dimasa yang akan datang.

9
DAFTAR PUSTAKA

Terjemah AL – QUR'AN Departemen agama


Ilyas,yunahar. 2014. Kuliah Ulumul Qur'an.ITQAN Publishing.Yogyakarta
Ansyory,anhar.2012.Pengantar Ulumul Qur'an.Lembaga Pengembangan Studi Islam
Universitas Ahmad Dahlan. Yogyakarta
https://www.nu.or.id/post/read/93379/memahami-makna-wahyu-dan-proses-turunnya-al-
quran

10

Anda mungkin juga menyukai