Makalah Ini Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah “Tafsir Tarbawi”
2021
BAB I
PENDAHULUAN
2. QS. AT TAHRIM AYAT 6
َ ارةُ َعلَيْها
َ يَأَيُهَا الَ ِذي َْن أَ َمنُ ْوا قُ ْوا أَ ْنفُ َس ُك ْم َوأَ ْهلِ ْي ُك ْم نَارًا َوقُ ْو ُدهَا النَاسُ َو ْال ِح َج
َملَئِ َكةٌ ِغالَظٌ ِش َدا ٌ>د الَيَ ْعص ُْو َن هللاَ َمآأَ َم َرهُ ْم َويَ ْف َعلُ ْو َن َماي ُْؤ َمر ُْو َن
Artinya : ”Hai orang-orang yang beriman, peliharalah dirimu dan keluargamu dari api
neraka yang bahan bakarnya adalah manusia dan batu ; penjaganya adalah malaikat-malaikat
yang kasar, yang keras, yang tidak mendurhakai Allah terhadap apa yang diperintahkan-Nya
kepada mereka dan selalu mengerjakan apa yang diperintahkan”. (QS. At Tahrim Ayat 6)
Dalam ayat ini terdapat lafadz perintah berupa fi’il amr yang secara langsung dan tegas,
yakni lafadz (peliharalah atau jagalah), hal ini dimaksudkan bahwa kewajiban setiap mukmin
salah satunya adalah menjaga dirinya sendiri dan keluarganya dari siksa neraka. Dalam tafsir
jalalain penjagaan tersebut adalah dengan pelaksanaan perintah taat kepada Allah SWT.
Merupakan tanggung jawab setiap manusia untuk menjaga dirinya sendiri serta
keluarganya, sebab manusia merupakan pemimpin bagi dirinya sendiri dan keluarganya yang
nanti akan dimintai pertanggungjawabannya. Sebagaimana sabda Rasulullah SAW, (artinya) :
”Dari Ibnu Umar ra. Berkata : saya mendengar Rasulullah SAW, bersabda : setiap hari dari
kamu adalah pemimpin, dan setiap dari kamu akan dimintai pertanggaungjawaban atas
kepemimpinannya, seorang imam adalah pemimpin dan akan ditanyai atas kepemimpinannya,
orang laki-laki adalah pemimpin dalam keluarganya dan akan ditanyai atas
kepemimpinannya…”. (HR. Bukhari dan Muslim).
Diriwayatkan bahwa ketika ayat ke-6 ini turun, Umar berkata : ”Wahai Rasulullah, kami
sudah menjaga diri kami dan bagaimana menjaga keluarga kami?” Rasulullah SAW,
menjawab : ”Larang mereka mengerjakan apa yang kamu dilarang mengerjakannya dan
perintahkanlah mereka melakukan apa yang Allah memerintahkan kepadamu
melakukannya. Begitulah cara meluputkan mereka dari api neraka. Neraka itu di jaga oleh
malaikat yang kasar dan keras yang pemimpinnya berjumlah sembilan belas malaikat, mereka
dikuasakan mengadakan penyiksaan di dalam neraka, tidak mendurhakai Allah terhadap apa
yang diperintahkan-Nya kepadanya”. Maka jelas bahwa tugas manusia tidak hanya menjaga
dirinya sendiri, namun juga keluarganya dari siksa neraka. Untuk dapat melaksanakan taat
kepada Allah SWT, tentunya harus dengan menjalankan segala perintah-Nya, serta menjauhi
segala larangan-Nya. Dan semua itu tak akan bisa terjadi tanpa adanya pendidikan syari’at. Maka
disimpulkan bahwa keluarga juga merupakan objek pendidikan.
يَ ْغفِرْ لَ ُك ْم ِّم ْن ُذنُوْ بِ ُك ْم َويُ َؤ ِّخرْ ُك ْم اِ ٰلٓى اَ َج ٍل ُّم َس ًّمىۗ اِ َّن اَ َج َل هّٰللا ِ اِ َذا َج ۤا َء اَل يُؤَ َّخ ۘ ُر لَوْ ُك ْنتُ ْم
َتَ ْعلَ ُموْ ن
4. niscaya Dia mengampuni sebagian dosa-dosamu dan menangguhkan kamu
(memanjangkan umurmu) sampai pada batas waktu yang ditentukan. Sungguh,
ketetapan Allah itu apabila telah datang tidak dapat ditunda, seandainya kamu
mengetahui.”
Dalam rangkaian ayat di atas, Allah memberitahukan bahwa Dia pernah mengutus Nuh
kepada kaumnya dan memerintahkan kepadanya agar dia memperingatkan kepada mereka
mengenai azab Allah yang akan menimpa mereka itu. Kata Nuh kepada kaumnya, “Wahai
kaumku, sesungguhnya aku adalah pemberi peringatan kepadamu. Kamu haruslah
menyembah Allah dan mentaati-Nya. Jika kamu lakukan yang demikian, tentu Allah akan
mengampuni dosa-dosamu, memanjangkan umurmu dan melepaskan darimu siksa-Nya.
Siksa Allah itu bila datang tidak dapat ditolak dan dihindarkan, karena Dialah Yang Maha
Agung lagi Maha Kuasa atas segala sesuatu, dan Maha Mulia yang tunduk kepada
kemuliaan-Nya seluruh makhluk.
Menurut Al-Maraghi, para ulama menyimpulkan bahwa ketaatan, kebaktian dan
silaturrahim itu benar-benar dapat memanjangkan umur. Hal itu dikarenakan ketakwaan dan
ketaatan itu menyebabkan kesucian ruh dan kebersihan raga, sehingga pada akhirnya dapat
memanjangkan umur. Dengan demikian, keamanan dapat terjamin, keutamaan tercapai dan
keuntungan materi terwujud.
Kata-kata dalam ayat keempat surat Nuh di atas tidaklah saling bertentangan. Walaupun
Allah mengatakan akan menangguhkan umur (memanjangkan umur) jika mereka beriman,
tapi hal itu tidak bertentangan dengan kalimat setelahnya bahwa apabila ajal telah datang,
maka tidak dapat ditangguhkan. Penjelasannya adalah sebagaimana yang disebutkan oleh
Az-Zamakhsyari, bahwa Allah s.w.t. misalnya menntukan batas usia normal kaum Nuh jika
mereka beriman itu adalah 1000 tahun. Akan tetapi jika mereka tetap kafir, maka umurnya
hanya sampai permulaan 900 tahun. Oleh karenanya Allah memerintahkan mereka agar
beriman, sehingga mereka tetap ditangguhkan usianya hingga usia normal terpanjang, yaitu
1000 tahun tadi.
Dalam surat Nuh di atas, Allah s.w.t. memerintahkan Nabi Nuh untuk memberikan
pelajaran keimanan dan mendidik kaumnya agar mereka tidak dihukum oleh Allah s.w.t.
Oleh karenanya, objek pendidikan dalam surat ini adalah sebuah kaum atau sebuah bangsa,
yang dalam hal ini diwakili oleh bangsa Nabi Nuh a.s.
4.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
QS. An Nisaa’ ayat 170, manusia baik yang muslim atau non muslim merupakan objek
dakwah dan tarbiyah. Namun disini perlu diluruskan, bahwa proses dakwah dan tarbiyah
tidak harus dengan kekerasan dan perang, tetapi dengan jalan yang hikmah, mauidzoh
hasanah dan argumen yang bertanggung jawab.
QS. At Tahrim ayat 6, menunjukkan perintah untuk menjaga diri dan keluarga dari api
neraka, yang bisa disimpulkan juga merupakan untuk tarbiyah diri dan keluarga.
QS. Nuh ayat 1-4 , Allah s.w.t. memerintahkan Nabi Nuh untuk memberikan pelajaran
keimanan dan mendidik kaumnya agar mereka tidak dihukum oleh Allah s.w.t. Oleh
karenanya, objek pendidikan dalam surat ini adalah sebuah kaum atau sebuah bangsa, yang
dalam hal ini diwakili oleh bangsa Nabi Nuh a.s.
Pendidikan atau tarbiyah merupakan proses penting untuk melaksanakan taat kepada
Allah SWT, dan menggapai ridho-Nya, sebab belajar dan mengajar diwajibkan dalam Islam.
Manusia seluruhnya merupakan objek pendidikan (tarbiyah dan dakwah), namun perlu
adanya prioritas untuk kedua hal tersebut, yaitu dimulai dari diri sendiri, kemudian keluarga,
kerabat, orang Islam dan akhirnya kepada sesama manusia (non muslim).
DAFTAR PUSTAKA
http://tafsirtematis.wordpress.com/kajian-lain/
http://c.1asphost.com/sibin/Alqur’an_Tafsir.asp?pageno=6&SuratKe=9#Top.