FUNGSINYA ”
DISUSUN OLEH
Abdullah Rosyid M. (193106700077)
Ibaadiyasy Syakuur (193106700037)
Miftahur Rohmah (193106700050)
Vina Febrianti (193106700089)
Puji syukur kehadirat Allah SWT, atas berkat rahmat dan karunia-Nya sehingga
penulis mampu menyelesaikan makalah dengan judul “ HADITS, UNSUR-UNSURNYA,
DAN KEHUJJAHAN SERTA FUNGSINYA ” tepat pada waktunya.
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...............................................................................................................i
DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Pengertian Hadits, Sunnah, Khabar, Atsar................................................................2
1. Pengertian Hadits.........................................................................................................2
2. Pengertian sunnah........................................................................................................2
3. Pengertian Khabar.......................................................................................................3
4. Pengertian Atsar..........................................................................................................3
B. Hadits Qudsi..................................................................................................................4
1. Pengertian Hadits Qudsi..............................................................................................4
2. Perbedaan Hadits Qudsi dan Hadits Nabawi...............................................................4
C. Bentuk – Bentuk Hadits dan Unsur-Unsur Hadits....................................................4
1. Bentuk – Bentuk Hadits...............................................................................................4
2. Unsur – Unsur Hadits..................................................................................................6
D. Kehijjahan Hadits dan Fungsinya...............................................................................7
1. Kehujjahan dan Argumentasi......................................................................................7
2. Kedudukannya terhadap Al-Qur’an............................................................................8
3. Fungsi hadits terhadap Al-Quran.................................................................................9
4. Perkataan dan Perbuatan Rasul yang Bukan Syari'at..................................................9
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hadist merupakan dasar ajaran umat Islam setelah al-Qur’an. Meskipun demikian,
Hadist tidak dapat dipisahkan dengan Al Qur’an, karena hadist secara fungsioanal
merupakan ekspansi terhadap kandungan isi Al Qur’an. Sesuai dengan ayat Allah dalam
surat an nahl ayat 44 :
Sebagai sumber hukum kedua, kita sebagai umat Islam wajib mempelajarinya.
Terkhusus kepada para pelajar Muslim, kita harus mengetahui pula pengertian hadits dan
istilah ilmu hadits lainnya, agar kita dapat mengetahui isi dari hadits dengan baik,
sehingga untuk menularkannya kepada masyarakat pun bisa dilakukan dengan benar.
Di sini penulis dkk. akan memaparkan sedikit hasil dari beberapa buku yang telah
penulis baca, berupa pengertian hadits, sunnah, khabar, dan atsar serta hadits qudsi dan
bentuk-bentuk hadits, unsur-unsur hadits dan Kehujjahan hadits dan fungsinya.
B. Rumusan Masalah
1
BAB II
PEMBAHASAN
1. Pengertian Hadits
a. Pengertian hadist secara etimologi
Hadist berasal dari akar kata ًحدَاثَة َ ُحدُو ثًا – َو- ُث
ُ يَحْ د- َث
َ َحد
Hadist dari arti kata diatas memiliki beberapa makna , antara lain sebagai
berikut :
- ُالج َّدة
ِ yang artinya baru , dalam arti sesuatu yang ada setelah tidak ada atau
sesuatu wujud yang tidak ada.
- ُّري ِ َّ الطyang artinya lunak , lembut dan baru.
- الخَ بَ ُر َوالكَاَل ُمyang artinya ( berita , pembicaraan , perkataan )
Ketiga makna etimologis diatas lebih tepat dalam konteks istilah ulumul hadits
karena yang dimaksud hadist disini adalah berita yang datang dari Nabi
ﷺ, sedangkan makna pertama secara teologis bukan konteks Ilmu
Hadits. Menurut Al-Farra , al-hadist adalah bentuk jama’ plural dari kata uhdutsah
kemudian dijadikan plural bagi kata hadist.
b. Dari segi terminologi , banyak para ahli hadist memberikan yang berbeda
redaksi , tetapi maknanya sama. Diantaranya Mahmud ath-thahan
mendefinisikan : sesuatu yang datang dari Nabi Muhammad ﷺ
baik berupa perkataan atau perbuatan dan atau persetujuan.
2. Pengertian sunnah
a. Sunnah menurut Bahasa banyak artinya , diantaranya ُيرةُ ال ُم ْتبَ َع• ة َ • الس
ِ (suatu
perjalanan yang diikuti) , baik dinilai perjalanan baik atau perjalanan buruk.
Makna sunnah yang lainnya adalah ُستَ ِم َّرة
ْ ال َعا َدةُ ال ُمyang artinya tradisi yang
berlanjut.
2
Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa sunnah menurut ulama
hadits lebih bersifat umum , yaitu meliputi segala sesuatu yang datang dari Nabi
dalam bentuk apapun , baik berkaitan dengan hukum ataupun tidak.
3. Pengertian Khabar
a. Menurut Bahasa Khabar artinya an-naba atau berita. Dari segi istilah khabar
identic dengan hadist, yaitu segala sesuatu yang disandarkan kepada Nabi ,
baik berupa perkataan , perbuatan , persetujuan , dan sifat.
Khabar lebih umum daripada hadits , dan dapat dikatakan bahwa setiap hadits
adalah khabar dan tidak sebaliknya. , khabar tidak mesti hadist.
4. Pengertian Atsar
a. Dari segi Bahasa atsar diartikan (peninggalan atau bekas sesuatu) , maksudnya
peninggalan karena bekas Nabi karena hadist itu peninggalan beliau.
Menurut ahli hadist Atsar adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi
Muhammad , para sahabat , dan ulama salaf. Sementara fuqaha khurrasan
membedakan antara atsar dan khabar , atsar adalah berita mawquf , sedangkan
khabar adalah berita marfu’.
3
B. Hadits Qudsi
4
berbagai maksud syara peristiwa dan keadaan yg berkaitan dengan akidah ,
syariah akhlak , atau lainya
ُصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل خَ ْي ُر ُك ْ•م َم ْن تَ َعلَّ َم ْالقُرْ آنَ َو َعلَّ َمه ِ ع َْن ع ُْث َمانَ َر
َ ض َي هَّللا ُ َع ْنهُ ع َْن النَّبِ ِّي
Dari Utsman ra, dari Nabi saw., beliau bersabda: “Orang yang paling baik di
antara kalian ialah orang yang belajar al-Qur`an dan mengajarkannya.”. (HR.
al-Bukhari)
َ صاَل ةُ َولَي
ْس َم َعهُ َما َما ٌء َّ ض َر ْتهُ َما• ال َ ع َْن أَبِي َس ِعي ٍد ْال ُخ ْد ِريِّ قَا َل َخ َر َج َر ُجاَل ِن فِي َسفَ ٍر فَ َح
صاَل ةَ بِ ُوضُو ٍ•ء َولَ ْم َّ ت فَأَعَا َد أَ َح ُدهُ َما ال ِ صلَّيَا ثُ َّم َو َجدَا ْال َما َء بَ ْع ُد فِي ْال َو ْق
َ َص ِعيدًا طَيِّبًا ف َ •فَتَيَ َّم َما
َصبْتَ ال ُّسنَّة َ َال لِلَّ ِذي لَ ْم ي ُِع ْد أ
َ َك فَق َ ِ يُ ِع ْد اآْل َخ ُر ثُ َّم أَتَيَا َرسُو َل هَّللا
َ ِصلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَ َذ َك َرا َذل
ك َوقَا َل لِلَّ ِذي تَ َوضَّأَ• َوأَعَا َد لَكَ اأْل َجْ ُر َم َّرتَ ْي ِن َ ُصاَل ت
َ ك •َ َوأَجْ َز ْت
Dari Abu Sa'id Al Khudri radliallahu 'anhu ia berkata: "Pernah ada dua
orang berpergian jauh dan waktu shalat telah tiba, sedang mereka tidak
membawa air, kemudian mereka berdua bertayamum dengan debu yang bersih
dan melakukan shalat, lalu keduanya mendapati air (dan waktu shalat masih
ada), kemudian salah seorang dari keduanya mengulangi shalatnya dengan
air wudhu dan yang satunya tidak mengulangi. Mereka menemui Rasulullah
5
shallallahu 'alaihi wasallam dan menceritakan hal itu. Maka beliau bersabda
kepada orang yang tidak mengulangi shalatnya: 'Kamu sesuai dengan sunnah
dan shalatmu sudah cukup'. Dan beliau juga berkata kepada yang berwudhu
dan mengulangi shalatnya: 'Bagimu pahala dua kali' ". (HR. ad-Darimi).
b. Matan
- Matan memiliki arti tanah yang tinggi.
- menurut istilah suatu kalimat tempat berakhirnya sanad adapun istilah lainnya
lafaz-lafaz hadits yang didalamnya terkandung makna-maknanya.
Dari hal ini dapat disimpulkan bahwa teks atau isi hadits itu sendiri.
c. Rawi
- bentuk jamaknya adalah "ruwah" yang berarti orang yang memberitakan atau
meriwayatkan hadits. baik itu ia meriwayatkan melalui lisan maupun tulisan
yang ia dengar langsung dari gurunya.
Contoh :
اخبرنا حنظلة بن ابى سفيان عن اكرمة بن خالد عن ابن عمر: حدثنا عبيدهللا بن موسى قال
بني االسالم على خمس شهادة ان الاله االهللا.م. قال رسول هللا ص: رضي• هللا عنهما قال
• “رواه البخارى.”وان محمد رسول هللا واقام• الصالة وايتاء الزكاة والحج وصوم• رمضان
“telah menceritakan kepada kami ubaidullah bin musa, ia berkata : telah
mengabarkan kepada kami handhalah bin abi sufyan dari ikrimah bin khalid dari
ikrimah bin khalid dari ibnu umar radhiyallahu ‘anhuma berkata : telah
bersabda rasulullah saw : didirikan islam itu atas lima perkara : syahadat bahwa
tidak ada tuhan selain allah dan muhammad rasulullah, mendirikan solat,
membayar zakat, berhaji dan puasa dalam bulan ramadhan”.(Riwayat Bukhari)
6
Ikrimah bin Khalid sebagai sanad ketiga.
Ibnu Umar ra. Sebagai sanad keempat atau akhir sanad.
didirikan islam itu atas lima perkara : syahadat bahwa tidak ada tuhan selain
allah dan muhammad rasulullah, mendirikan solat, membayar zakat, berhaji
dan puasa dalam bulan ramadhan”
disebut Matan
sedangkan, Rawi
Ibnu Umar ra. ………………………sebagai rawi pertama
Ikrimah bin Khalid …………………sebagai rawi kedua
Handhalah bin Abi Sufyan ………….sebagai rawi ketiga
Ubaidullah bin Musa ……………….sebagai rawi keempat
Imam Bukhari ………………………sebagai rawi kelima atau rawi terakhir.
Sanad dan Rawi akan terlihat sama. Akan tetapi yang membedakannya yaitu
terletak pada pembukuan atau pentadwinan hadits. Orang yang menerima
hadits dan menghimpunnya dalam suatu kitab disebut perawi. Dengan
demikian perawi dapat disebut mudawwin (orang yang membukukan dan
menghimpun hadits).
Seluruh kaum muslimin telah sepakat bahwa sabda, perbuatan dan taqrir
rasulullah ﷺ. Yang dimaksudkan sebagai undang-undang atau pedoman
hidup ummat yang harus diikuti, dan yang sampai kepada kita dengan sanad
(sandaran) yang sahih, sehingga memberikan keyakinan yang pasti atau dugaan yang
kuat bahw a hal itu datang dari rasulullah, adalah sebagai hujjah bagi kaum
muslimin dan sebagai sumber sya’at tempat para mujahid mengeluarkan hukum-
hukum syarah.
Untuk membuktikan kebenaran hadist sebagai sumber hukum Islam, para ulama
hadist mengemukakan beberapa argumentasi baik dilihat dari
rasional,teologis,alquran,sunnah,dan ijma.
a. Argumentasi Rasional/teologis
Beriman kepeda rosulullah merupakan salah satu dari rukun iman yang enam
yang harus diyakini oleh setiap muslim. Keimanan diperintahkan oleh Allah
7
dalam alquran agar manusia beriman dan taat kepada nabi baik perkataab maupun
perbuatan.
b. Argumentasi Al-Qur’an
Didalam alquran dijelaskan bahwa nabi muhammad memiliki peran yang
sangat penting dalam kaitanya dengan agama. Beliau diberikan tugas untuk
menjelaskan alquran, sebagai suri tauladan yang wajib dikuti oleh Islam.
Diantaranya firman Allah dalam surat An-Nisa ayat 136 :
هّٰلل
•ْْٓ ب الَّ ِذ
ٓي اَ ْن َز َل ِم ْن ِ ب الَّ ِذيْ نَ َّز َل ع َٰلى َرسُوْ لِ ٖه َو ْال ِك ٰت ِ ٰيٓاَيُّهَا الَّ ِذ ْينَ ٰا َمنُ ْٓوا ٰا ِمنُوْ ا بِا ِ َو َرسُوْ لِ ٖه َو ْال ِك ٰت
ۤ هّٰلل
ض ٰلاًل ۢ بَ ِع ْيدًا
َ ض َّل َ قَ ْب ُل َۗو َم ْن يَّ ْكفُرْ بِا ِ َو َم ٰل ِٕٕىِ• َكتِ ٖه َو ُكتُبِ ٖه َو ُر ُسلِ ٖه َو ْاليَوْ ِم ااْل ٰ ِخ ِر فَقَ ْد
“Wahai orang-orang yang beriman! Tetaplah beriman kepada Allah dan Rasul-
Nya (Muhammad) dan kepada Kitab (Al-Qur'an) yang diturunkan kepada Rasul-
Nya, serta kitab yang diturunkan sebelumnya. Barangsiapa ingkar kepada Allah,
malaikat-malaikat-Nya, kitab-kitab-Nya, rasul-rasul-Nya, dan hari kemudian,
maka sungguh, orang itu telah tersesat sangat jauh.”
c. Argumentasi Hadist/Sunnah
Banyak hadist yang menggambarkan tenytang pentingnya taat kepada nabi
muhammad saw. diantaranya adalah pesan rosul agara menjadikan hadist sebagai
pedoman hidup disamping alquran. Bila ummat islam berpegang teguh kepada
dua sumber hukum ini, maka mereka akan selamat mereka akan selamat. Nabi
Bersabda :
“Aku tinggalkan kepada kamu dua perkara, kamu tidak akan tersesat selamanya
selama kamu berpegang dengan kedua-duanya, yaitu kitab Allah (Alquran) dan
Sunahku.” (HR Al-Hakim)
8
al-quran kedudukannya lebih tinggi dari hadits. Karena penjelas tidak perlu ada jika
sesuatu yang di jelaskan tidak ada, tetapi tidak sebaliknya.
b. Bayan at-Tafsir
Yang dimaksud dengan bayan at-tafsir adalah menjelaskan dan menafsirkan
ayat-ayat al-quran yang dating secara mujmal , ‘am dan mutlaq. Fungsi hadits
sebagai penagsir Al-quran dapat dibagi tiga, yaitu:
c. Bayan Tasyri
adalah penjelasan yang berupa penetapan suatu hukum atau syar’i yang tidak
didapati nashnya dalam al-qur’an bayan ini juga disebut juga bayan za’id ‘ala al-
kitab al-karim.
d. Bayan an-Nasakh
adalah penjelasan hadis yang menghapus ketentuan hokum yang terdapat
dalam al-quran. Hadist yang datang setelah alqur’an menghapus ketentuan-
ketentuan dalam alqur’an. Dalil syar’i(alqur’an) yang datang lebih dahulu dan
telah dihapus hokum yang ditunjukanya disebut Mansukh.
9
Perkataan-perkataan maupun perbuatan-perbuatan beliau yang bukan merupakan
syari'at yang harus diatati dan diikuti adalah sebagai berikut:
a. Segala sesuatu yang keluar dari beliau dalam fungsinya sebagai manusia biasa,
seperti berdiri, duduk, berjalan, tidur, makan, dan lain-lain. Perbuatan-perbuatan
tersebut muncul dari beliau bukan dalam kafasitasnya sebagai Rasulullah, tetapi
sebagai manusia biasa. Namun perlu diperhatikan, apabila perbuatan
kemanusiaan tersebut didukung oleh dalil yang menunjukkan bahwa yang
dimaksud dengan perbuatan itu adalah tuntunan, maka perbuatan tersebut
termasuk hukum syari'at (Islam) berdasarkan petunjuk dalil tersebut.
b. Segala sesuatu yang keluar dari beliau yang semata-mata hanya sebagai
kebijaksanaan dalam masalah keduniaan, misalnya tindakan Rasulullah
ﷺpada waktu perang Badar. Beliau menempatkan satu divisi
angkatan perang di suatu tempat yang menurut beliau adalah tempat yang
strategis. Tetapi tiba-tiba salah seorang sahabat bertanya kepada beliau tentang
penempatan angkatan perang tersebut. Apakah penempatan tersebut atas petunjuk
Tuhan ataukah hanya semata-mata ijtihad beliau sendiri. Kalau hanya
berdasarkan ijtihad beliau sendiri, si penanya mengusulkan agar dipindahkan ke
tempat lain yang lebih strategis. Oleh karena penempatan itu hanya menurut
ijtihad beliau sendiri. yang dalam hal ini beliau kurang mengenal tempat itu jika
dibandingkan dengan si pengusul yang sudah menguasai liku-liku daerah
tersebut, maka usul sahabat itu diterima oleh Rasulullah ﷺ.
c. Contoh lain adalah diperbolehkannya beliau menikah lebih dari empat istri.
Perbuatan ini berlaku khusus bagi Nabi, bukan untuk umatnya. Adapun umat
Islam diperbolehkan maksimal memiliki empat orang istri, itupun apabila
memenuhi persyaratan tertentu. Hal ini dijelaskan dalam Alquran surat an-Nisa'
ayat 3:
10
BAB III
KESIMPULAN
Dari apa yang ditulis dapat disimpulkan bahwa, Hadits adalah sesuatu yang datang dari
Nabi Muhammad ﷺbaik berupa perkataan atau perbuatan dan atau
persetujuan. Sunnah yaitu meliputi segala sesuatu yang datang dari Nabi dalam bentuk
apapun , baik berkaitan dengan hukum ataupun tidak. Khabar yaitu segala sesuatu yang
disandarkan kepada Nabi , baik berupa perkataan , perbuatan , persetujuan , dan sifat. Dan
Atsar adalah sesuatu yang disandarkan kepada Nabi Muhammad , para sahabat , dan ulama
salaf. Hadits Qudsi ialah hadist yang oleh nabi ﷺ, disandarkan kepada allah
maksudnya nabi meriwayatkan bahwa itu adalah kalam Allah , maka rasul ﷺ
menjadi perawi kalam Allah ini dari lafal nabi sendiri.
Bentuk-Bentuk Hadits terdiri dari Hadits Qauli (perkataan), Fi’li (perbuatan), dan taqriri
(persetujuan). Sedangkan, unsur-unsur hadits terdiri dari Sanad, Matan, dan Rawi. sanad
adalah para perawi sebelum matan hadits. Matan adalah lafaz-lafaz hadits yang didalamnya
terkandung makna-maknanya. sedangkan, rawi adalah orang yang memberitakan atau
meriwayatkan hadits.
Kehujjahan Hadits dan fungsinya yaitu Kehujjahan dan argumentasi yang terdiri dari
argumentasi rasional, argumentasi al-quran, dan argumentasi hadits. Sedangkan,
kedudukan hadits terhadap al-quran yaitu sebagai penjelas dan penjabar al-quran. Fungsi
Hadits terhadap al-quran yaitu sebagai penjelas al-quran, sebagai penafsir al-quran, sebagai
penetap suatu hokum yang tidak terdapat dalam al-quran dan sebagai penjelasan hadis
yang menghapus ketentuan hukum yang terdapat dalam al-quran.
Perkataan dan perbutan rasul ﷺyang bukan syariat yaitu. Segala sesuatu
yang keluar dari beliau dalam fungsinya sebagai manusia biasa. Segala sesuatu yang keluar
dari beliau yang semata-mata hanya sebagai kebijaksanaan dalam masalah keduniaan.
11
DAFTAR PUSTAKA
12