Dosen Pengampu :
Disusun Oleh :
Ibaadiyasy Syakuur (193106700037)
Miftahur Rohmah (193106700050)
Siti Jamilah (193106700081)
DAFTAR ISI.............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Pengertian Metode Pendidikan Islam.........................................................................2
B. Dasar Metode Pendidikan Islam..................................................................................3
1. Dasar Agamis.............................................................................................................3
2. Dasar Biologis............................................................................................................3
3. Dasar Psikologis.........................................................................................................4
4. Dasar Sosiologis.........................................................................................................4
C. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar...............................................................................5
D. Penggunaan Metode......................................................................................................6
1. Metode Ceramah.......................................................................................................7
2. Metode Tanya Jawab................................................................................................8
3. Metode Diskusi...........................................................................................................8
4. Metode Pemberian Tugas.........................................................................................9
5. Metode Demonstrasi..................................................................................................9
6. Metode Eksperimen...................................................................................................9
7. Metode Kerja kelompok...........................................................................................9
8. Metode Kisah...........................................................................................................10
9. Metode Amsal..........................................................................................................10
10. Metode Targhib dan Tarhib...............................................................................10
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi
spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman
nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya
bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam
diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi
untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta
bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.Mengingat
betapa urgennya pendidikan agama bagi umatnya, maka peran guru yang profesional
sebagai ujung tombak di dunia pendidikan sangat diharapkan untuk dapat mentransfer
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan agama kepada peserta didiknya dengan berbagai
metode dan teknik.
Menyadari betapa pentingnya metode dalam proses pembelajaran maka pemakalah
ingin membahas sekilas tentang "Metode Pendidikan Islam" yang bersumber dari al-Qur-
an dan Hadist. Pembahasan dalam makalah ini meliputi: Pengertian Metode Pendidikan,
Prinsip-Prinsip Metode Mengajar, Macam-macam Metode Pendidikan Islam.
B. Rumusan Masalah
2
BAB II
PEMBAHASAN
Metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-
langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan
dengan pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam
rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.
Secara sederhana, metode dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan suatu nilai
tertentu dari si pembawa pesan (guru) kepada si penerima pesan (siswa/murid). Metode
diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidik dalam lingkup peristiwa pendidikan untuk
mempengaruhi siswa kearah pencapaian hasil belajar yang maksimal sebagaimana
terangkum dalam tujuan pendidikan. Metode juga dapat disebut sebagai alat yang
digunakan untuk menciptakan proses pendidikan, menumbuhkan kegiatan yang bersifat
edukatif, dan menigkatkan mutu pendidikan.
Metode pendidikan Islam merupakan cara mengolah, menyusun dan menyajikan materi
pendidikan Islam agar dapat diterima dan dimiliki oleh anak didik dengan mudah. Metode
pendidikan ini biasa disebut -thariqatut Tarbiyah" atau "thariqatur tahzib"
1. Dasar Agamis
Pelaksanaan metode pendidikan Islam, dalam prakteknya dipengaruhi oleh corak
kehidupan beragam pendidik dan peserta didik corak kehidupan ini memberikan
dampak yang besar terhadap kepribadian peserta didik. Oleh karena itu dalam
penggunaan metode agama merupakan salah satu dasar metode pendidikan dan
pengajaran Islam.
Al-Qur’an dan Hadits tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan metode pendidikan
islam. Dalam kedudukannya sebagai dasar dan sumber ajaran Islam, maka dengan
sendirinya, metode pendidikan islam harus merujuk pada kedua sumber ajaran tersebut.
Sehingga segala penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan Islam tidak
mmenyimpang dari koridor al-Qur’an dan al-Hadits seperti penggunaan metode
demonstrasi dan eksperimen, yang tidak memperlihatkan aurat.
3
Dan uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode pendidikan Islam berdasarkan
pada agama Islam yang menjadi sumber ajaran nya adalah al-Qur’an dan Hadits.
Sehingga dalam pelaksanaannya metode tersebut disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik dan dilandasi nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits dan dilaksanakan selama tidak
keluar dari koridor al-Qur’an dan Hadits.
2. Dasar Biologis
Perkembangan biologis manusia, mempunyai pengaruh dalam perkembangan
intelektualnya. Sehingga semakin lama perkembangan biologi seseorang, maka dengan
sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Dalam memberikan pendidikan
dan pengajaran dalam pendidikan Islam, seorang pendidik harus memperhatikan
perkembangan biologis peserta didik.
Perkembangan jasmani (biologis) seorang juga mempunyai pengaruh yang sangat
kuat terhadap dirinya. Seorang yang menderita cacat jasmani akan mempunyai
kelemahan dan kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang yang normal,
misalnya seorang yang mempunyai kelainan pada matanya (rabun jauh), maka dia di
depan, maka dia tidak dapat bermain-main pada waktu guru memberikan pelajarannya,
sehingga dia memperhatikan seluruh materi yang disampaikan guru. Karena hal itu
berlangsung terus menerus,maka dia akan lebih mampu dan berhasil disbanding dengan
teman lainnya, apalagi dia termotivasi dengan kelainan matanya tersebut.
3. Dasar Psikologis
Metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif, bila didasarkan pada
perkembangan dan kondisi psikis peserta didik. Sebab perkembangan dan kondisi
psikis peserta didik memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap internalisasi nilai
dan transformasi ilmu. Dalam kondisi jiwa yang labil (neurosis), menyebabkan
transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
Perkembangan psikis seseorang berjalan sesuai dengan perkembangan biologisnya,
sehingga seorang pendidik dalam menggunakan metode pendidikan bukan saja
memperlakukan psikologisnya, tetapi juga biologisnya. Karena seseorang yang secara
biologis menderita cacat, maka secara psikologis dia akan merasa tersiksa karena
ternayat dia merasakan bahwa teman-temannya tidak mengalami seperti apa yang
dideritanya. Dengan memperhatikan hal yang demikian ini, seorang pendidik harus jeli
dan dapat membedakan kondisi jiwa peserta didik ; karena pada dasarnya manusia tidak
ada yang sama.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam menggunakan metode pendidikan
seorang pendidik disamping memperhatikan kondisi jasmani peserta didik juga perlu
memperhatikan kondisi jiwa atau rohaninya, sebab manusia pada hakikatnya terdiri atas
dua unsur yaiitu jasmani dan rohaninya, yang kedua-duanya merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
4. Dasar Sosiologis
Interaksi yang terjadi diantara sesama peserta didik dan interaksi antara guru dan
peserta didik, merupakan interaksi timbal balik. Yang kedua belah pihak akan saling
memberikan dampak positif pada keduanya. Dalam kenyataan secara sosiologis
4
seseorang individu dapat memberikan pengaruh pada lingkungan social masyarakatnya
dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, guru dalam berintertaksi denga peserta
didiknya hendaklah memeberikan tauladan dalam proses sosialisasi dengan pihak
lainnya, seperti dikala berhubungan dengan peserta didik, sesame guru, karyawan, dan
kepala sekolah.
Interaksi pendidikan yang terjadi dalam masyarakat justru memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan peserta didik dikala ia berada di lingkungan
masyarakatnya. Kadang-kadang interaksi/pengaruh dan masyarakat tersebut
berpengaruh pula terhadap lingkungan kelas dan sekolah.
Salah satu fungsi pendidikan adalah proses pewarisan nilai dan budaya masyarakat
dan satu generasi kepada generasi berikutnya atau oleh pihak yang lebih tua kepada
yang lebih muda. Dalam interaksi sosiologis terjadi pula proses pembelajaran. Pada saat
itu seseorang yang lebih tua (pendidik) dituntut untuk menggunakan nilai-nilai yang
sudah diterima oleh aturan etika dan kaidah umum masyarakat tersebut. Dan
diharapkan pula agar pendidik mampu mengembangkan dan menginternalisasikan
nilai-nilai tersebut kepada peserta didik dengan memperhatikan perkembangan
kebudayaan dan peradaban yang muncul. Sehingga proses pembelajaran yang terjadi
dapat menginterlisasikan nilai, dan nilai tersebut aplikatif dalam kehidupan peserta
didik selanjutnya.
5
8. Metode tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman-pengalaman
belajar melalui kegiatan belajar yang banyak dan bervariasi.
9. Metode tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik kearah kegiatan-
kegiatan yang menyangkut proses deferensiasi dan integrasi.
10. Metode tersebut haruas memberi peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan.
11. Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan/kelemahan metode lain.
Metode Tanya-jawab, metode demonstrasi, metode eksperiment, metode diskusi, dan
metode proyek, kesemuanya dapat digunakan untuk mendukung kelemahan metode
ceramah, kenyataan yang diterima secara umum bahwa metode yang baik merupakan
sintesa dari banyak metode atau prosedur.
12. Satu metode dapat dipergunakan untuk berbagai jenis materi atau mata pelajaran satu
materi atau mata pelajaran memerlukan banyak metode.
13. Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis.
Sebab dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak
hanya monoton dan zaklik dengan satu macam metode saja.
D. Penggunaan Metode
Langgulung berpendapat bahwa penggunaan metode didasarkan atas tiga aspek pokok
yaitu :
1) Sifat-sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam
yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah.
2) Berkenaan dengan metode-metode yang betul-betul berlaku yang disebutkan dalam
Al-Qur’an atau disimpulkan daripadanya.
3) Membicarakan tentang pergerakan (motivation) dan disiplin dalam istilah Al-Qur’an
disebut ganjaran (Shawab) dan hukuman (Iqab).
Dalam pendidikan yang diterapkan di Barat, metode pendidikan hampir sepenuhnya
tergantung kepada kepentingan peserta didik, para guru hanya bertindak sebagai
motivator, stimulator, fasilitator, ataupun hanya sebagai instruktur. Sistem yang cenderung
dan mengarah kepada peserta didik sebagai pusat (child centre) ini sangat menghargai
adanya perbedaan individu para peserta didik (individual diffrrencies). Hal ini
menyebabkan para guru hanya bersikap merangsang dan mengarahkan para peserta didik
mereka untuk belajar dan mereka diberi kebebasan, sedangkan pembentukan karakter dan
pembinaan moral hamper kurang menjadi perhatian guru.
Akibat penerapan metode yang demikian itu menyebabkan pendidikan kurang
membangun watak dan kepribadian. Dihubungkan dengan fenomena yang timbul di
masyarakat dimana guru semakin tidak dihormati oleh peserta didiknya.
Pada titik awal ini sudah terdapat perbedaan yang besar antara metode pendidikan
Islam dengan pendidikan Barat yang dianggap sebagai metode pendidikan modern itu.
Metode pendidikan Islam sangat menghargai kebebasan individu, selama kebebasan itu
sejalan dengan fitrahnya, sehingga seorang guru dalam mendidik tidak dapat memaksa
peserta didiknya dengan cara yang bertentangan dengan fitrahnya. Akan tetapi sebaliknya
6
guru dalam membentuk karakter peserta didiknya, tidak boleh duduk diam sedangkan
peserta didiknya memilih jalan yang salah.
Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah
dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis peserta didiknya Ia harus
mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mudah diterima.
Dalam hal ini tidaklah cukup dengan pendidik bersikap lemah lembut saja. Ia harus pula
memikirkan metode-metode yang akan digunakannya, seperti baik, efektivitas,
penggunaan metode dan sebagainya. Untuk itu seorang mengajarkan suatu mata pelajaran,
seperti bercerita, mendemonstrasikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendiskusikan
yang digunakan oleh ahli pendidikan Islam dan zaman dahulu sampai sekarang, dan
mempelajari prinsip-prinsip metodologi dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah
ﷺ.
Umat Islam sebagai umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab suci al-Qur'an, yang
lengkap dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal,
sudah barang tentu dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada Filsafat hidup yang
bersumber dari al-Qur'an.
Nabi Muhammad ﷺsebagai pendidik pertama, pada masa awal
pertumbuhan Islam telah menjadikan al-Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam di samping
sunnah beliau sendiri.
Kedudukan aI-Qur'an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat
aI-Qur'an itu sendiri.
7
bersumberkan kepada al-Qur'an dan al-Hadits, maka pendidikan itu bukanlah pendidikan
Islam, tetapi pendidikan asing.
Di bawah ini dikemukakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip
dasarnya dari Al-Qur'an dan hadits :
1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah, suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui
penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip metode ini ada dalam
Al-Qur’an.
Firman Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى:
Wahai manusia! Sesungguhnya kezhalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu
sendiri; itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu,
kelak akan Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Yunus : 23)
8
bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepadamu(bermaksud) mengajarkan agama
kamu“. (HR. Bukhori)
3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/penyampaian bahan pembelajaran dimana
pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/membicarakan dan
menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Prinsip metode ini ada
dalam Al-Qur’an.
Firman Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
(QS. As-Syura : 38)
5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang
proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya. Prinsip
Metode ini ada dalam hadits.
dari Jabir, dia berkata, ‘Aku menyaksikan Nabi shallallahu alaihi wa sallam melempar
umrah dari atas hewan tunggangannya pada hari Nahr, dan bersabda ;
“Hendaklah kalian mengambil manasik haji kalian dariku, sesungguhnya aku tidak
mengetahui, barangkali aku tidak akan sempat melakukan haji lagi setelah hajiku ini.”
(HR. Muslim)
6. Metode Eksperimen
Yang dimaksud dengan metode eksperimen ialah suatu cara mengajar dengan
menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan, dan setiap proses dari hasil percobaan
itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh
murid sambil memberikan arahan. Prinsip Metode ini ada dalam hadits.
“Menceritakan kepada kami Abu Awanat, dari Sima, dari Musa ibn Thalhah, dari
ayahnya RA, katanya, “Aku berjalan bersama-sama Rasulullah ﷺ, maka
di tengah jalan kami bertemu dengan sekelompok orang yang sedang diatas pohon
kurma. Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian perbuat?” Jawab mereka, “Kami
9
sedang mencangkok pohon kurma.” Kata Rasulullah ﷺ, “Menurut
dugaanku, pekerjaan itu tidak ada gunanya.” Lalu mereka hentikan pekerjaan mereka.
Tetapi kemudian dikabarkan orang kepada beliau bahwa pekerjaan mereka itu
berhasil baik. Maka Rasulullah ﷺbersabda, “Jika pekerjaan itu ternyata
bermanfaat bagi mereka, teruskanlah! Aku hanya menduga-duga. Maka janganlah di
ambil peduli dugadugaan itu. Tetapi jika aku berbicara mengenai agama Allah, maka
pegang teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan berdusta terhadap Allah.”(H.R
Muslim)
8. Metode Kisah
Metode kisah ialah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran
melalui kisah atau cerita. Prinsip metode ini ada dalam Al-Qur’an.
Firman Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى:
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran
ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah
termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS. Yusuf : 3)
9. Metode Amsal
Metode amsal yaitu suatu cara mengajar, dimana guru menyampaikan materi
pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan. Prinsip metode ini
ada dalam Al-Qur’an.
Firman Allah ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى:
Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi
sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (QS. Al-Baqarah : 17)
10
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ´Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya.
(QS. Bayyinah : 7-8)
Disamping metode mengajar model idealis yang digali dari al-Qur'an dan Hadits
metode mengajar dalam pendidikan Islam bisa pula dengan model pragmatis dengan
mengambil metode yang datang dari teori pendidikan non-lslam dengan cara :
1) Adopsi , yaitu mengambil metode pendidikan non-Islam secara utuh selama tidak
bertentangan dengan al-Qur'an dan Hadits.
2) Asimilasi, yaitu mengambil metode pendidikan non-Islam “dengan menyesuaikan
disana sini.
3) Legitimasi, yaitu mengambil metode pendidikan non-Islam, kemudian dicarikan
nash untuk justifikasinya.
Dengan model yang demikian maka metode pendidikan Islam akan berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
11
BAB III
KESIMPULAN
Dari apa yang ditulis dapat disimpulkan bahwa, metode dapat diartikan sebagai cara untuk
menyampaikan suatu nilai tertentu dari si pembawa pesan (guru) kepada si penerima pesan
(siswa/murid). Metode pendidikan Islam merupakan cara mengolah, menyusun dan
menyajikan materi pendidikan Islam agar dapat diterima dan dimiliki oleh anak didik dengan
mudah. Metode pendidikan ini biasa disebut -thariqatut Tarbiyah" atau "thariqatur tahzib"
Dasar metode pendidikan Islam terdiri dari dasar agamis, dasar biologis, dasar psikologis
dan dasar sosiologis Dasar agamis berdasarkan pada agama Islam yang menjadi sumber
ajaran nya adalah al-Qur’an dan Hadits. Dasar biologis dimana dalam memberikan
pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan Islam, seorang pendidik harus memperhatikan
perkembangan biologis peserta didik karena perkembangan biologis mempunyai pengaruh
dalam perkembangan intelektualnya. Dasar psikologis meliputi perkembangan dan kondisi
psikis peserta didik memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap internalisasi nilai dan
transformasi ilmu. Dasar sosiologis disini merupakan interaksi yang terjadi diantara sesama
peserta didik dan interaksi antara guru dan peserta didik.
Metode mengajar pendidikan Islam merupakan sebuah metode dimana metode ini ada
landasan Al-Qur’an dan Haditsnya. Metode ini diantaranya, metode ceramah, metode tanya
jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode ekperimen,
metode kerja kelompok, metode kisah, metode amsal, metode targhib dan tarhib.
12
DAFTAR PUSTAKA
13