Anda di halaman 1dari 14

METODE PENDIDIKAN ISLAM

Dosen Pengampu :

Disusun Oleh :
Ibaadiyasy Syakuur (193106700037)
Miftahur Rohmah (193106700050)
Siti Jamilah (193106700081)

Program Studi Pendidikan Agama Islam


Fakultas Agama Islam
Universitas Ibnu Chaldun
Jakarta
Tahun 2020
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI.............................................................................................................................1
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
A. Latar Belakang..............................................................................................................1
B. Rumusan Masalah.........................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................2
A. Pengertian Metode Pendidikan Islam.........................................................................2
B. Dasar Metode Pendidikan Islam..................................................................................3
1. Dasar Agamis.............................................................................................................3
2. Dasar Biologis............................................................................................................3
3. Dasar Psikologis.........................................................................................................4
4. Dasar Sosiologis.........................................................................................................4
C. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar...............................................................................5
D. Penggunaan Metode......................................................................................................6
1. Metode Ceramah.......................................................................................................7
2. Metode Tanya Jawab................................................................................................8
3. Metode Diskusi...........................................................................................................8
4. Metode Pemberian Tugas.........................................................................................9
5. Metode Demonstrasi..................................................................................................9
6. Metode Eksperimen...................................................................................................9
7. Metode Kerja kelompok...........................................................................................9
8. Metode Kisah...........................................................................................................10
9. Metode Amsal..........................................................................................................10
10. Metode Targhib dan Tarhib...............................................................................10
BAB III KESIMPULAN........................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA.............................................................................................................12

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Agama memiliki peran yang amat penting dalam kehidupan umat manusia. Agama
menjadi pemandu dalam upaya mewujudkan suatu kehidupan yang bermakna, damai dan
bermartabat. Menyadari betapa pentingnya peran agama bagi kehidupan umat manusia
maka internalisasi nilai-nilai agama dalam kehidupan setiap pribadi menjadi sebuah
keniscayaan, yang ditempuh melalui pendidikan baik pendidikan di lingkungan keluarga,
sekolah maupun masyarakat. Pendidikan Agama dimaksudkan untuk peningkatan potensi
spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa dan berakhlak mulia.
Peningkatan potensi spritual mencakup pengenalan, pemahaman, dan penanaman
nilai-nilai keagamaan, serta pengamalan nilai-nilai tersebut dalam kehidupan individual
ataupun kolektif kemasyarakatan. Peningkatan potensi spritual tersebut pada akhirnya
bertujuan pada optimalisasi berbagai potensi yang dimiliki manusia yang aktualisasinya
mencerminkan harkat dan martabatnya sebagai makhluk Tuhan. Pendidikan Agama Islam
diberikan dengan mengikuti tuntunan bahwa agama diajarkan kepada manusia dengan visi
untuk mewujudkan manusia yang bertakwa kepada Allah SWT dan berakhlak mulia, serta
bertujuan untuk menghasilkan manusia yang jujur, adil, berbudi pekerti, etis, saling
menghargai, disiplin, harmonis dan produktif, baik personal maupun sosial.Mengingat
betapa urgennya pendidikan agama bagi umatnya, maka peran guru yang profesional
sebagai ujung tombak di dunia pendidikan sangat diharapkan untuk dapat mentransfer
ilmu pengetahuan yang berkaitan dengan agama kepada peserta didiknya dengan berbagai
metode dan teknik.
Menyadari betapa pentingnya metode dalam proses pembelajaran maka pemakalah
ingin membahas sekilas tentang "Metode Pendidikan Islam" yang bersumber dari al-Qur-
an dan Hadist. Pembahasan dalam makalah ini meliputi: Pengertian Metode Pendidikan,
Prinsip-Prinsip Metode Mengajar, Macam-macam Metode Pendidikan Islam.

B. Rumusan Masalah

1. Apa Pengertian Metode Pendidikan ?


2. Apa Pengertian Metode Pendidikan Islam ?
3. Apa Dasar Metode Pendidikan Islam ?
4. Apa Saja Prinsip Metode Mengajar ?
5. Apa Saja Metode Pendidikan Islam ?

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Metode Pendidikan Islam

Metode dalam Bahasa Arab, dikenal dengan istilah thariqah yang berarti langkah-
langkah strategis yang dipersiapkan untuk melakukan suatu pekerjaan. Bila dihubungkan
dengan pendidikan, maka metode itu harus diwujudkan dalam proses pendidikan, dalam
rangka mengembangkan sikap mental dan kepribadian agar peserta didik menerima
pelajaran dengan mudah, efektif dan dapat dicerna dengan baik.

Secara sederhana, metode dapat diartikan sebagai cara untuk menyampaikan suatu nilai
tertentu dari si pembawa pesan (guru) kepada si penerima pesan (siswa/murid). Metode
diartikan sebagai tindakan-tindakan pendidik dalam lingkup peristiwa pendidikan untuk
mempengaruhi siswa kearah pencapaian hasil belajar yang maksimal sebagaimana
terangkum dalam tujuan pendidikan. Metode juga dapat disebut sebagai alat yang
digunakan untuk menciptakan proses pendidikan, menumbuhkan kegiatan yang bersifat
edukatif, dan menigkatkan mutu pendidikan.

Metode pendidikan Islam merupakan cara mengolah, menyusun dan menyajikan materi
pendidikan Islam agar dapat diterima dan dimiliki oleh anak didik dengan mudah. Metode
pendidikan ini biasa disebut -thariqatut Tarbiyah" atau "thariqatur tahzib"

B. Dasar Metode Pendidikan Islam

Metode pendidikan Islam dalam penerapannya banyak menyangkut permasalahan


individual atau social peserta didik dan pendidik itu sendiri, sehingga dalam menggunakan
metode seorang pendidik harus memperhatikan dasar-dasar umum metode pendidikan
Islam. Sebab metode pendidikan itu hanyalah merupakan saran atau jalan menuju tujuan
pendidikan, sehingga segala jalan yang ditempuh oleh seorang pendidik haruslah mengacu
pada dasar-dasar metode pendidikan tersebut. Dalam hal ini tidak bias terlepas dari dasar
agamis, biologis, psikologis dan sosiologis.

1. Dasar Agamis
Pelaksanaan metode pendidikan Islam, dalam prakteknya dipengaruhi oleh corak
kehidupan beragam pendidik dan peserta didik corak kehidupan ini memberikan
dampak yang besar terhadap kepribadian peserta didik. Oleh karena itu dalam
penggunaan metode agama merupakan salah satu dasar metode pendidikan dan
pengajaran Islam.
Al-Qur’an dan Hadits tidak bisa dilepaskan dari pelaksanaan metode pendidikan
islam. Dalam kedudukannya sebagai dasar dan sumber ajaran Islam, maka dengan
sendirinya, metode pendidikan islam harus merujuk pada kedua sumber ajaran tersebut.
Sehingga segala penggunaan dan pelaksanaan metode pendidikan Islam tidak
mmenyimpang dari koridor al-Qur’an dan al-Hadits seperti penggunaan metode
demonstrasi dan eksperimen, yang tidak memperlihatkan aurat.

3
Dan uraian di atas dapat dikatakan bahwa metode pendidikan Islam berdasarkan
pada agama Islam yang menjadi sumber ajaran nya adalah al-Qur’an dan Hadits.
Sehingga dalam pelaksanaannya metode tersebut disesuaikan dengan kebutuhan peserta
didik dan dilandasi nilai-nilai al-Qur’an dan Hadits dan dilaksanakan selama tidak
keluar dari koridor al-Qur’an dan Hadits.
2. Dasar Biologis
Perkembangan biologis manusia, mempunyai pengaruh dalam perkembangan
intelektualnya. Sehingga semakin lama perkembangan biologi seseorang, maka dengan
sendirinya makin meningkat pula daya intelektualnya. Dalam memberikan pendidikan
dan pengajaran dalam pendidikan Islam, seorang pendidik harus memperhatikan
perkembangan biologis peserta didik.
Perkembangan jasmani (biologis) seorang juga mempunyai pengaruh yang sangat
kuat terhadap dirinya. Seorang yang menderita cacat jasmani akan mempunyai
kelemahan dan kelebihan yang mungkin tidak dimiliki oleh orang yang normal,
misalnya seorang yang mempunyai kelainan pada matanya (rabun jauh), maka dia di
depan, maka dia tidak dapat bermain-main pada waktu guru memberikan pelajarannya,
sehingga dia memperhatikan seluruh materi yang disampaikan guru. Karena hal itu
berlangsung terus menerus,maka dia akan lebih mampu dan berhasil disbanding dengan
teman lainnya, apalagi dia termotivasi dengan kelainan matanya tersebut.
3. Dasar Psikologis
Metode pendidikan Islam baru dapat diterapkan secara efektif, bila didasarkan pada
perkembangan dan kondisi psikis peserta didik. Sebab perkembangan dan kondisi
psikis peserta didik memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap internalisasi nilai
dan transformasi ilmu. Dalam kondisi jiwa yang labil (neurosis), menyebabkan
transformasi ilmu pengetahuan dan internalisasi nilai akan berjalan tidak sesuai dengan
yang diharapkan.
Perkembangan psikis seseorang berjalan sesuai dengan perkembangan biologisnya,
sehingga seorang pendidik dalam menggunakan metode pendidikan bukan saja
memperlakukan psikologisnya, tetapi juga biologisnya. Karena seseorang yang secara
biologis menderita cacat, maka secara psikologis dia akan merasa tersiksa karena
ternayat dia merasakan bahwa teman-temannya tidak mengalami seperti apa yang
dideritanya. Dengan memperhatikan hal yang demikian ini, seorang pendidik harus jeli
dan dapat membedakan kondisi jiwa peserta didik ; karena pada dasarnya manusia tidak
ada yang sama.
Dengan demikian dapat dikatakan bahwa dalam menggunakan metode pendidikan
seorang pendidik disamping memperhatikan kondisi jasmani peserta didik juga perlu
memperhatikan kondisi jiwa atau rohaninya, sebab manusia pada hakikatnya terdiri atas
dua unsur yaiitu jasmani dan rohaninya, yang kedua-duanya merupakan satu kesatuan
yang tidak dapat dipisahkan.
4. Dasar Sosiologis
Interaksi yang terjadi diantara sesama peserta didik dan interaksi antara guru dan
peserta didik, merupakan interaksi timbal balik. Yang kedua belah pihak akan saling
memberikan dampak positif pada keduanya. Dalam kenyataan secara sosiologis

4
seseorang individu dapat memberikan pengaruh pada lingkungan social masyarakatnya
dan begitu pula sebaliknya. Oleh karena itu, guru dalam berintertaksi denga peserta
didiknya hendaklah memeberikan tauladan dalam proses sosialisasi dengan pihak
lainnya, seperti dikala berhubungan dengan peserta didik, sesame guru, karyawan, dan
kepala sekolah.
Interaksi pendidikan yang terjadi dalam masyarakat justru memberikan pengaruh
yang sangat besar terhadap perkembangan peserta didik dikala ia berada di lingkungan
masyarakatnya. Kadang-kadang interaksi/pengaruh dan masyarakat tersebut
berpengaruh pula terhadap lingkungan kelas dan sekolah.
Salah satu fungsi pendidikan adalah proses pewarisan nilai dan budaya masyarakat
dan satu generasi kepada generasi berikutnya atau oleh pihak yang lebih tua kepada
yang lebih muda. Dalam interaksi sosiologis terjadi pula proses pembelajaran. Pada saat
itu seseorang yang lebih tua (pendidik) dituntut untuk menggunakan nilai-nilai yang
sudah diterima oleh aturan etika dan kaidah umum masyarakat tersebut. Dan
diharapkan pula agar pendidik mampu mengembangkan dan menginternalisasikan
nilai-nilai tersebut kepada peserta didik dengan memperhatikan perkembangan
kebudayaan dan peradaban yang muncul. Sehingga proses pembelajaran yang terjadi
dapat menginterlisasikan nilai, dan nilai tersebut aplikatif dalam kehidupan peserta
didik selanjutnya.

C. Prinsip-Prinsip Metode Mengajar


Agar pengguna metode lebih efektif, maka setiap metode harus memiliki prinsip-p
rinsip sebagai berikut :
1. Metode tersebut harus memanfaatkan teori kegiatan mandiri. Belajar merupakan
akibat dari kegiatan peserta didik. Pada dasarnya belajar berujud melalui pengalaman,
memberi reaksi, dan melakukan.
2. Metode tersebut harus memanfaatkan hukum pembelajaran. Kegiatan metode dalam
pembelajaran berjalan dengan cara tertib dan efisien sesuai dengan hukum-hukum
dasar yang mengatur pengoprasiaannya.
3. Metode tersebut harus berawal dari apa yang sudah diketahui peserta didik.
Memanfaatkan pengalaman masa lampau peserta didik yang mengandung unsur-unsur
yang sama dengan unsur-unsur materi pembelajaran yang dipelajari akan melancarkan
pembelajaran.
4. Metode tersebut harus didasarkan atas teori dan praktek yang terpadu dengan baik
yang bertujuan menyatukan kegiatan pembelajaran.
5. Metode tersebut harus memperhatikan perbedaan individual dan menggunakan
prosedur-prosedur yang sesuai dengan ciri-ciri pribadi seperti kebutuhan, minat serta
kematangan mental dan fisik.
6. Metode harus merangsang kemampuan berpikir dan nalar para peserta didik.
7. Metode tersebut harus disesuaikan dengan kemajuan peserta didik dalam hal
keterampilan, kebiasaan, pengetahuan, gagasan, dan sikap peserta didik, karena semua
ini merupakan dasar dalam psikologi perkembangan.

5
8. Metode tersebut harus menyediakan bagi peserta didik pengalaman-pengalaman
belajar melalui kegiatan belajar yang banyak dan bervariasi.
9. Metode tersebut harus menantang dan memotivasi peserta didik kearah kegiatan-
kegiatan yang menyangkut proses deferensiasi dan integrasi.
10. Metode tersebut haruas memberi peluang bagi peserta didik untuk bertanya dan
menjawab pertanyaan.
11. Kelebihan suatu metode dapat menyempurnakan kekurangan/kelemahan metode lain.
Metode Tanya-jawab, metode demonstrasi, metode eksperiment, metode diskusi, dan
metode proyek, kesemuanya dapat digunakan untuk mendukung kelemahan metode
ceramah, kenyataan yang diterima secara umum bahwa metode yang baik merupakan
sintesa dari banyak metode atau prosedur.
12. Satu metode dapat dipergunakan untuk berbagai jenis materi atau mata pelajaran satu
materi atau mata pelajaran memerlukan banyak metode.
13. Metode pendidikan Islam harus digunakan dengan prinsip fleksibel dan dinamis.
Sebab dengan kelenturan dan kedinamisan metode tersebut, pemakaian metode tidak
hanya monoton dan zaklik dengan satu macam metode saja.

D. Penggunaan Metode

Langgulung berpendapat bahwa penggunaan metode didasarkan atas tiga aspek pokok
yaitu :
1) Sifat-sifat dan kepentingan yang berkenaan dengan tujuan utama pendidikan Islam
yaitu pembinaan manusia mukmin yang mengaku sebagai hamba Allah.
2) Berkenaan dengan metode-metode yang betul-betul berlaku yang disebutkan dalam
Al-Qur’an atau disimpulkan daripadanya.
3) Membicarakan tentang pergerakan (motivation) dan disiplin dalam istilah Al-Qur’an
disebut ganjaran (Shawab) dan hukuman (Iqab).
Dalam pendidikan yang diterapkan di Barat, metode pendidikan hampir sepenuhnya
tergantung kepada kepentingan peserta didik, para guru hanya bertindak sebagai
motivator, stimulator, fasilitator, ataupun hanya sebagai instruktur. Sistem yang cenderung
dan mengarah kepada peserta didik sebagai pusat (child centre) ini sangat menghargai
adanya perbedaan individu para peserta didik (individual diffrrencies). Hal ini
menyebabkan para guru hanya bersikap merangsang dan mengarahkan para peserta didik
mereka untuk belajar dan mereka diberi kebebasan, sedangkan pembentukan karakter dan
pembinaan moral hamper kurang menjadi perhatian guru.
Akibat penerapan metode yang demikian itu menyebabkan pendidikan kurang
membangun watak dan kepribadian. Dihubungkan dengan fenomena yang timbul di
masyarakat dimana guru semakin tidak dihormati oleh peserta didiknya.
Pada titik awal ini sudah terdapat perbedaan yang besar antara metode pendidikan
Islam dengan pendidikan Barat yang dianggap sebagai metode pendidikan modern itu.
Metode pendidikan Islam sangat menghargai kebebasan individu, selama kebebasan itu
sejalan dengan fitrahnya, sehingga seorang guru dalam mendidik tidak dapat memaksa
peserta didiknya dengan cara yang bertentangan dengan fitrahnya. Akan tetapi sebaliknya

6
guru dalam membentuk karakter peserta didiknya, tidak boleh duduk diam sedangkan
peserta didiknya memilih jalan yang salah.
Upaya guru untuk memilih metode yang tepat dalam mendidik peserta didiknya adalah
dengan menyesuaikan metode dengan kondisi psikis peserta didiknya Ia harus
mengusahakan agar materi pelajaran yang diberikan kepada peserta didik mudah diterima.
Dalam hal ini tidaklah cukup dengan pendidik bersikap lemah lembut saja. Ia harus pula
memikirkan metode-metode yang akan digunakannya, seperti baik, efektivitas,
penggunaan metode dan sebagainya. Untuk itu seorang mengajarkan suatu mata pelajaran,
seperti bercerita, mendemonstrasikan, mencobakan, memecahkan masalah, mendiskusikan
yang digunakan oleh ahli pendidikan Islam dan zaman dahulu sampai sekarang, dan
mempelajari prinsip-prinsip metodologi dalam ayat-ayat Al-Qur’an dan sunnah Rasulullah
‫ﷺ‬.
Umat Islam sebagai umat yang dianugerahkan Tuhan suatu kitab suci al-Qur'an, yang
lengkap dengan petunjuk yang meliputi seluruh aspek kehidupan dan bersifat universal,
sudah barang tentu dasar pendidikan mereka adalah bersumber kepada Filsafat hidup yang
bersumber dari al-Qur'an.
Nabi Muhammad ‫ ﷺ‬sebagai pendidik pertama, pada masa awal
pertumbuhan Islam telah menjadikan al-Qur'an sebagai dasar pendidikan Islam di samping
sunnah beliau sendiri.

Kedudukan aI-Qur'an sebagai sumber pokok pendidikan Islam dapat dipahami dari ayat
aI-Qur'an itu sendiri.

Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬:


Artinya
"dan kami tidak menurunkan kepada Al Kitab (Al-Qur'an) ini meIainkan agar kamu dapat
menjelaskan kepada mereka perselisihan itu dan menjadi petunjuk dan rahmat bagi kaum
yang beriman”. (Q.S. An-Nahl : 64)

Selanjutnya firman Allah ‫ ُس ْب َحانَهُ َو تَ َعالَى‬:


Artinya
”Ini adalah sebuah kitab yang kami turunkan kepadamu penuh dengan berkah supaya
mereka memperhatikan ayat-ayatNya dan dengan mendapat pelajaran orang-orang yang
mempunyai pikiran”.(Q.S. Shad : 29)

Sehubungan dengan masalah ini, Muhammad Fadhil Al-Jamali menyatakan sebagai


berikut :

“Pada hakikatnya Al-Qur'an itu merupakan perbendaharaan yang besar untuk


kebudayaan manusia, terutama bidang kerohanian. Ia pada umumnya merupakan kitab
pendidikan kemasyarakatan, moril (akhlak) dan spiritual (kerohanian).”

Begitu pula An-Nadwi mempertegas dengan menyatakan bahwa pendidikan dan


pengajaran umat Islam itu haruslah bersumberkan kepada aqidah Islamiyah. Menurut
beliau lagi, sekiranya pendidikan umat Islam itu tidak didasarkan kepada aqidah yang

7
bersumberkan kepada al-Qur'an dan al-Hadits, maka pendidikan itu bukanlah pendidikan
Islam, tetapi pendidikan asing.

Di bawah ini dikemukakan metode mengajar dalam pendidikan Islam yang prinsip
dasarnya dari Al-Qur'an dan hadits :

1. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah, suatu cara pengajian atau penyampaian informasi melalui
penuturan secara lisan oleh pendidik kepada peserta didik. Prinsip metode ini ada dalam
Al-Qur’an.
Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬:
Wahai manusia! Sesungguhnya kezhalimanmu bahayanya akan menimpa dirimu
sendiri; itu hanya kenikmatan hidup duniawi, selanjutnya kepada Kamilah kembalimu,
kelak akan Kami kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan. (QS. Yunus : 23)

2. Metode Tanya Jawab


Metode Tanya jawab ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru mengajukan
beberapa pertanyaan kepada murid tentang bahan pelajaran yang telah diajarkan atau
bacaan yang telah mereka baca. Sedangkan murid memberikan jawaban berdasarkan
fakta. Prinsip Metode ini ada dalam hadits.
“Dari Umar r.a dia berkata : Suatu ketika kami (para shahabat) duduk didekat
Rasulullah saw, tiba-tiba datanglah seorang laki-laki yang mengenakan baju yang
sangat putih dan berambut sangat hitam, tidak tampak padanya tanda-tanda
perjalanan jauh dan tidak ada seorangpun diantara kami yang mengenalnya. Hingga
kemudian dia duduk di hadapan Nabi lalu menempelkan kedua lututnya kepada kepada
lututnya (Rasulullah saw) seraya berkata: “Ya Muhammad!, beritahukan kepadaku
tentang Islam?”,Rasulullah saw menjawab :“Islam adalah engkau bersaksi bahwa
tidak ada Tuhan yang berhak disembah dengan benar kecuali Allah, dan sesungguhnya
Muhammadadalah utusan Allah, mendirikan salat, menunaikan zakat, berpuasa di
bulan Ramadhan dan pergi haji jika engkau telah mampu melakukannya“, kemudian di
aberkata: “Anda benar “. Kami semua heran, dia yang bertanya dia pula yang
membenarkan. Kemudian dia bertanya lagi:“Beritahukan aku tentang Iman“.Lalu
beliau bersabda: “Engkau beriman kepada Allah, malaikat-malaikat-Nya,kitab-kitab-
Nya, rasul-rasul-Nya dan hari akhir dan engkau beriman kepada takdir yang baik
maupun yang buruk“, kemudian dia berkata: “Anda benar“. Kemudian dia berkata
lagi: “Beritahukan aku tentang Ihsan“. Lalubeliau bersabda: “Ihsan adalah engkau
beribadah kepada Allah seakan-akan engkau melihatnya, jika engkau tidak melihatnya
maka Dia melihat engkau”. Kemudian dia berkata: “Beritahukan aku tentang hari
kiamat (kapankejadiannya)”. Beliau bersabda: “Yang ditanya tidak lebih tahu dari
yang bertanya“. Dia berkata: “Beritahukan aku tentang tanda-tandanya“, beliau
bersabda: “Jika seorang hamba melahirkan tuannya dan jika engkau melihat seorang
bertelanjang kaki dan dada, miskin dan penggembala domba, (kemudian)berlomba-
lomba meninggikan bangunannya“, kemudian orang itu berlalu dan aku diam dalam
waktu yang cukup lama. Kemudian beliau (Rasulullah) bertanya:“Tahukah engkau
siapa yang bertanya?”. aku berkata: “Allah dan Rasul-Nya lebih mengetahui“. Beliau

8
bersabda: “Dia adalah Jibril yang datang kepadamu(bermaksud) mengajarkan agama
kamu“. (HR. Bukhori)

3. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah suatu cara penyajian/penyampaian bahan pembelajaran dimana
pendidik memberikan kesempatan kepada peserta didik/membicarakan dan
menganalisis secara ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan atau
menyusun berbagai alternative pemecahan atas sesuatu masalah. Prinsip metode ini ada
dalam Al-Qur’an.
Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬:
Dan (bagi) orang-orang yang menerima (mematuhi) seruan Tuhannya dan mendirikan
shalat, sedang urusan mereka (diputuskan) dengan musyawarat antara mereka; dan
mereka menafkahkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka.
(QS. As-Syura : 38)

4. Metode Pemberian Tugas


Metode pemberian tugas ialah suatu cara mengajar dimana seorang guru memberikan
tugas-tugas tertentu kepada murid-murid, sedangkan hasil tersebut diperiksa oleh guru
dan murid mempertanggungjawabkannya. Prinsip metode ini ada dalam Al-Qur’an.
Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬:
1). Hai orang yang berkemul (berselimut), 2). Bangunlah, lalu berilah peringatan! 3).
Dan Tuhanmu agungkanlah! 4. Dan pakaianmu bersihkanlah, 5). Dan perbuatan dosa
tinggalkanlah, 6). Dan janganlah kamu memberi (dengan maksud) memperoleh
(balasan) yang lebih banyak. 7). Dan untuk (memenuhi perintah) Tuhanmu,
bersabarlah. (QS. Al-Mudatsir : 1-7)

5. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah suatu cara mengajar dimana guru mempertunjukkan tentang
proses sesuatu, atau pelaksanaan sesuatu sedangkan murid memperhatikannya. Prinsip
Metode ini ada dalam hadits.
dari Jabir, dia berkata, ‘Aku menyaksikan Nabi shallallahu alaihi wa sallam melempar
umrah dari atas hewan tunggangannya pada hari Nahr, dan bersabda ;
“Hendaklah kalian mengambil manasik haji kalian dariku, sesungguhnya aku tidak
mengetahui, barangkali aku tidak akan sempat melakukan haji lagi setelah hajiku ini.”
(HR. Muslim)

6. Metode Eksperimen
Yang dimaksud dengan metode eksperimen ialah suatu cara mengajar dengan
menyuruh murid melakukan sesuatu percobaan, dan setiap proses dari hasil percobaan
itu diamati oleh setiap murid, sedangkan guru memperhatikan yang dilakukan oleh
murid sambil memberikan arahan. Prinsip Metode ini ada dalam hadits.
“Menceritakan kepada kami Abu Awanat, dari Sima, dari Musa ibn Thalhah, dari
ayahnya RA, katanya, “Aku berjalan bersama-sama Rasulullah ‫ﷺ‬, maka
di tengah jalan kami bertemu dengan sekelompok orang yang sedang diatas pohon
kurma. Beliau bertanya, “Apa yang sedang kalian perbuat?” Jawab mereka, “Kami

9
sedang mencangkok pohon kurma.” Kata Rasulullah ‫ﷺ‬, “Menurut
dugaanku, pekerjaan itu tidak ada gunanya.” Lalu mereka hentikan pekerjaan mereka.
Tetapi kemudian dikabarkan orang kepada beliau bahwa pekerjaan mereka itu
berhasil baik. Maka Rasulullah ‫ ﷺ‬bersabda, “Jika pekerjaan itu ternyata
bermanfaat bagi mereka, teruskanlah! Aku hanya menduga-duga. Maka janganlah di
ambil peduli dugadugaan itu. Tetapi jika aku berbicara mengenai agama Allah, maka
pegang teguhlah itu, karena aku sekali-kali tidak akan berdusta terhadap Allah.”(H.R
Muslim)

7. Metode Kerja kelompok


Metode kerja kelompok adalah "suatu cara mengajar dimana guru membagi murid-
muridnya ke dalam kelompok belajar tertentu dan setiap kelompok diberi tugas-tugas
tertentu dalam rangka mencapai tujuan pembelajaran. Prinsip metode ini ada dalam Al-
Qur’an.
Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬:
Dan tidak sepatutnya orang-orang mukmin itu semuanya pergi (ke medan perang).
Mengapa sebagian dari setiap golongan di antara mereka tidak pergi untuk
memperdalam pengetahuan agama mereka dan untuk memberi peringatan kepada
kaumnya apabila mereka telah kembali, agar mereka dapat menjaga dirinya.
(QS.At-Taubah : 122)

8. Metode Kisah
Metode kisah ialah suatu cara mengajar dimana guru memberikan materi pembelajaran
melalui kisah atau cerita. Prinsip metode ini ada dalam Al-Qur’an.
Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬:
Kami menceritakan kepadamu kisah yang paling baik dengan mewahyukan Al Quran
ini kepadamu, dan sesungguhnya kamu sebelum (Kami mewahyukan)nya adalah
termasuk orang-orang yang belum mengetahui. (QS. Yusuf : 3)

9. Metode Amsal
Metode amsal yaitu suatu cara mengajar, dimana guru menyampaikan materi
pembelajaran dengan membuat/melalui contoh atau perumpamaan. Prinsip metode ini
ada dalam Al-Qur’an.
Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬:
Perumpamaan mereka seperti orang-orang yang menyalakan api, setelah menerangi
sekelilingnya, Allah melenyapkan cahaya (yang menyinari) mereka dan membiarkan
mereka dalam kegelapan, tidak dapat melihat. (QS. Al-Baqarah : 17)

10. Metode Targhib dan Tarhib


Metode targhib dan tarhib, adalah cara mengajar dimana guru memberikan materi
pembelajaran dengan menggunakan ganjaran terhadap kebaikan dan hukuman terhadap
keburukan agar peserta didik melakukan kebaikan dan menjauhi keburukan. Prinsip
metode ini ada dalam Al-Qur’an.
Firman Allah ‫ ُسب َْحانَهُ َو تَ َعالَى‬:
Sesungguhnya orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal saleh, mereka itu
adalah sebaik-baik makhluk.

10
Balasan mereka di sisi Tuhan mereka ialah surga ´Adn yang mengalir di bawahnya
sungai-sungai; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya. Allah ridha terhadap
mereka dan merekapun ridha kepada-Nya. Yang demikian itu adalah (balasan) bagi
orang yang takut kepada Tuhannya.
(QS. Bayyinah : 7-8)

Disamping metode mengajar model idealis yang digali dari al-Qur'an dan Hadits
metode mengajar dalam pendidikan Islam bisa pula dengan model pragmatis dengan
mengambil metode yang datang dari teori pendidikan non-lslam dengan cara :
1) Adopsi , yaitu mengambil metode pendidikan non-Islam secara utuh selama tidak
bertentangan dengan al-Qur'an dan Hadits.
2) Asimilasi, yaitu mengambil metode pendidikan non-Islam “dengan menyesuaikan
disana sini.
3) Legitimasi, yaitu mengambil metode pendidikan non-Islam, kemudian dicarikan
nash untuk justifikasinya.

Dengan model yang demikian maka metode pendidikan Islam akan berkembang
sesuai dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.

11
BAB III
KESIMPULAN

Dari apa yang ditulis dapat disimpulkan bahwa, metode dapat diartikan sebagai cara untuk
menyampaikan suatu nilai tertentu dari si pembawa pesan (guru) kepada si penerima pesan
(siswa/murid). Metode pendidikan Islam merupakan cara mengolah, menyusun dan
menyajikan materi pendidikan Islam agar dapat diterima dan dimiliki oleh anak didik dengan
mudah. Metode pendidikan ini biasa disebut -thariqatut Tarbiyah" atau "thariqatur tahzib"
Dasar metode pendidikan Islam terdiri dari dasar agamis, dasar biologis, dasar psikologis
dan dasar sosiologis Dasar agamis berdasarkan pada agama Islam yang menjadi sumber
ajaran nya adalah al-Qur’an dan Hadits. Dasar biologis dimana dalam memberikan
pendidikan dan pengajaran dalam pendidikan Islam, seorang pendidik harus memperhatikan
perkembangan biologis peserta didik karena perkembangan biologis mempunyai pengaruh
dalam perkembangan intelektualnya. Dasar psikologis meliputi perkembangan dan kondisi
psikis peserta didik memberikan pengaruh yang sangat besar terhadap internalisasi nilai dan
transformasi ilmu. Dasar sosiologis disini merupakan interaksi yang terjadi diantara sesama
peserta didik dan interaksi antara guru dan peserta didik.
Metode mengajar pendidikan Islam merupakan sebuah metode dimana metode ini ada
landasan Al-Qur’an dan Haditsnya. Metode ini diantaranya, metode ceramah, metode tanya
jawab, metode diskusi, metode pemberian tugas, metode demonstrasi, metode ekperimen,
metode kerja kelompok, metode kisah, metode amsal, metode targhib dan tarhib.

12
DAFTAR PUSTAKA

Al-Qur’an Al-Karim dan Terjemahannya dengan transliterasi, Departemen Agama RI,


Semarang: PT. Karya Toha Putra,t.t.
Ramayulis. 2015. Ilmu Pendidikan Islam. Jakarta : Kalam Mulia.
Rubini. 2018. Metode Pembelajaran Berbasis Hadits. Yogyakrata : STAI Masjid Syuhada
Saehudin, Ahmad Izzan. 2015. Tafsir Pendidikan Konsep Pendidkan Berbasis Al-Quran.
Bandung : Humaniora

13

Anda mungkin juga menyukai