Teguh Muliya
Indra Surya Sukma
1.1.PENDAHULUAN
Aidag dan Stearns (1995) menjelaskan bahwa manajemen adalah suatu proses
perencanaan, pengorganisasian dan pengelolaan staf, kepemimpinan dan
pengawasan dalam organisasi yang dilakukan secara sistematis guna mencapai
tujuan tertentu1. Manajemen Islam berbeda dengan manajemen konvensional, yang
merupakan suatu system yang aplikasinya bersifat bebas nilai, serta berorientasi
kepada kamanfaatan manusia semata.
1
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan Nilai dan Praktik
Syariah dalam Bisnis Kontemporer, Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014, hlm,115.
1.2.PEMBAHASAN
A. Manajemen Islam
Manajemen pada dasarnya merupakan disisplin ilmu yang telah lama adanya mulai dari
zaman SM tepatnya dizaman mesir kuno. Seiring berkembangnya ilmu manajemen maka
lambat laun lahirlah konsep ilmu manajemen dalam prespektif Islam. Istilah manajemen
sendiri berasal dari bahasa prancis kuno, management, yang memiliki arti seni pelaksanaan
dan pengaturan3 adapun dalam konsep Islam manajemen itu sendiri barasal dari bahasa ara
yaitu al-idaroh Istilah Management atau Idarah adalah suatu keadaan timbal balik,
berusaha supaya menaati peraturan yang telah ada. Idarah dalam pengertian umum
adalah segala usaha, tindakan dan kegiatan manusia yang berhubungan dengan
perencanan dan pengendalian segala sesuatu secara tepat guna.
Asal penemuan ilmu management itu bermula dari timbulnya berbagai macam
persoalan yang berhubungan dengan bisnis sehingga berkembang menjadi sebuah ilmu
untuk mencapai berbagai macam tujuan.
2
Ahmad Ibrahim Abu Sinn, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan Kontemporer,
RajaGranfindo, Jakarta, 2006, hlm.220.
3 Fuad Riyadi, “Urgensi Manajemen Dalam Bisnis Islam”. Bisnis, Vol. 3, No. 1, Juni 2015
4
Amiur Nuruddin. Konsep Keadilan Dalam Al-Qur’an dan Implikasinya Terhadap
Tanggungjawab Moral, Yogyakarta .Disertasi, Program Pascasarjana IAIN :.Medan. 1995. Hal 26
5
Zainarti. “Manajemen Islami Prespektif Al-Qur’an”. Jurnal Iqra’ Volume 08 No.01 Mei, 2014
Pilar pertama, tauhid artinya memandang bahwa segala aset dari transaksi
bisnis yang terjadi di dunia adalah milik Allah, manusia hanya mendapatkan
amanah untuk mengelolanya.
Keempat pilar tersebut akan membentuk konsep etika manajemen yang fair
ketika melakukan kontrak-kontrak kerja dengan perusahaan lain ataupun antara
pimpinan dengan bawahan.
6
Zainarti. “Manajemen Islami Prespektif Al-Qur’an”. Jurnal Iqra’ Volume 08 No.01 Mei, 2014
Setelah kita membahas mengenai manajemen syari’ah (Islam), alangkah baiknya jika
kita terlebih dahulu mengulang kembali apa itu defenisi manajemen, manajemen
konvensional dan manajemen syari’ah. Dalam berbagai literature manajemen mengandung
tiga pengertian, yaitu manajemen sebagai suatu proses, manajemen sebagai kolektivitas
orang-orang yang melakukan aktivitas manajemen, serta manajemen sebagai suatu seni
(art) dan sebagai suatu ilmu pengetahuan (science).
Beberapa pakar memnganggap manajemen berasal dari bahasa prancis kuno yaitu
management berarti seni pelaksanaan, dan beberapa pakar lainnya berpendapat bahwa
manajemen berasal dari bahasa ingrris yaitu management, dengan kata kerja to manage
yang secara umum berarti mengurusi, mengemudikan, megelola, menjalankan, membina
dan memimpin7. Sedangkan manajemen dalam aliran islam memiliki dua pengertian,
yakni:8. Pertama, sebagai ilmu, dan Kedua sebagai suatu aktivitas.
Seringkali Manajemen dipandang sebagai salah satu ilmu umum yang tidak
berkaitan dengan nilai, dan peradaban sehingga hukum mempelajarinya adalah
Fardu kifayah. Sedangkan sebagai aktivitas ia terikat pada aturan syara’, nilai atau
Hadlarah islam.
7
Buchari Alma dan Donni Juni Priansa, Manajemen Bisnis Syariah Alfabeta, Bandung, 2014, hlm.
114.
8
Subnarji Harahap “Implementasi Manajemen Syari’ah Dalam Fungsi-Fungsi Manajemen”. At-
Tawassuth, Vol. 2, No. 1, 2017
Etika Pemasaran
Jika semua faktor jiwa kepemimpinan yang telah diterangkan diatas ada
pada setiap orang dengan rasa tanggung jawab, maka akan terciptalah mekanisasi
roda kepemimpinan yang harmonis, berjalan lancar, dan tertib sehingga dengan
demikian keberhasilan dan kemenangan akan mudah dicapai sebagai tujuan utama.
Hal yang paling penting dalam manajemen menurut perspektif Islam adalah
adanya sifat ri’ayah atau jiwa kepemimpinan. Hal ini merupakan faktor yang paling
utama dalam konsep manajemen. Watak dasar ini merupakan bagian penting dari
manusia sebagai khalifah di muka bumi. Perbuatan yang baik dan memperhatikan
apa yang akan diperbuatnya pada hari esok dimaksudkan dengan adanya
perencanaan yang tersusun rapi dan teratur untuk memulai suatu tindakan atau
aktivitas pada masa yang akan datang, hal inilah yang seharusnya tertanam pada
kita sebagai calon seorang pemimpin
A. Kesimpulan
Berkaca kepada pesatnya perkembangan aktivitas bisnis pada era sekarang mulai dari
revolusi industri ingris hingga era digitallisasi sekarang ini tentu sistem manajemen
mengalami banyak perkembangan serta perubahan yang sangat pesat dari masa kemasa.
Hal ini membuktikan bahwasannya manajemen merupakan sebuah hal yang amat penting
dalam kemajuan sebuah bisnis dan akan berdampak kepada kemajuan perekonomian
sebuah negara.
Perkembangan sistem manajemen di era sekarang ini masih didominasi oleh sistemem
ekonomi atau manejemen yang begitu erat dengan gaya manajemen barat, dalam
prakteknya manajemen barat banyak yang dirpengaruhi oleh kapitalisme dan sekularisme
yang pada kenyataannya telah gagal dalam menjawab kebutuhan manajemen yang baik di
dalam perkembangan sebuah bisnis. Oleh karena itu, Manajemen barat jelaslah sangat
berbeda dengan manajemen islam. Karena sistem manajemen islam lebih mengutakan
nilai-nilai ketuhanan atau tauhid serta keadilan dan kejujuran dalam prakteknya.
B. Daftar Pustaka
Alma, Buchari dan Priansa, Donni Juni, Manajemen Bisnis Syariah Menanamkan
Nilai dan Praktik Syariah dalam Bisnis Kontemporer,
Penerbit Alfabeta, Bandung, 2014.
Sinn ,Ahmad Ibrahim Abu, Manajemen Syariah Sebuah Kajian Historis dan
Kontemporer, RajaGranfindo, Jakarta, 2006, hlm.220.
Riyadi , Fuad, “Urgensi Manajemen Dalam Bisnis Islam”. Bisnis, Vol. 3, No. 1,
Juni 2015.