Anda di halaman 1dari 6

PRMBAHASAN A.

Pengertian Ijaz Al-Qur'an Kata ijaz diambil dari kata kerja - yang berarti melemahkan atau menjadikan tidak mampu. Ini sejalan dengan firman Allah SWT yang berbunyi : Artinya: Mengapa aku tidak mampu berbuat seperti burung gagak ini, lalu aku dapat menguburkan mayat saudaraku ini (QS. Al Maidah (5): 31). Lebih jauh Al-Qaththan mendefinisikan Ijaz dengan, . Yang artinya adalah memperlihatkan kebenaran Nabi r atas pengakuan kerasulannya, dengan cara membuktikan kelemahan orang Arab dan generasi sesudahnya untuk menandingi kemukjizatan Al-Qur'an. Pelakunya (yang melemahkan) dinamai mujiz. Bila kemampuannya melemahkan pihak lain amat menonjol sehingga mampu membungkam lawan, ia dinamai mujizat. Tambahan ta marbhuthah pada akhir kata itu mengandung makna mubalaghah (superlatif). Mukjizat sendiri didefinisikan oleh pakar agama Islam, antara lain sebagai suatu hal atau peristiwa luar biasa yang terjadi melalui seorang Nabi, sebagai bukti kenabiannya sebagai tantangan bagi orang ragu, untuk melakukan atau mendatangkan hal serupa, tetapi tidak melayani tantangan itu. Dengan redaksi yang berbeda, mukjizat didefinisikan pula sebagai suatu yang luar biasa yang diperlihatkan Allah U. Melalui para Nabi dan Rasul-Nya, sebagai bukti atas kebenaran pengakuan kenabian dan kerasulannya. Atau Al-Qhathan mendefinisikannya dengan Artinya adalah suatu kejadian yang keluar dari kebiasaan, disertai dengan unsur tantangan, dan tidak akan dapat ditandingi. B. Tujuan Ijazul Quran Dari pengertian yang telah diuraikan di atas, dapatlah diketahui bahwa tujuan ijazul Quran itu banyak, di antaranya yaitu : 1. Membuktikan bahwa Nabi Muhammad saw yang membawa mukjizat kitab Al-Quran itu adalah benar-benar seorang Nabi dan Rasul Allah. Beliau diutus untuk menyampaikan ajaranajaran Allah SWT kepada umat manusia dan untuk mencanangkan tantangan supaya menandingi al-Quran kepada mereka yang ingkar.

2. Membuktikan bahwa kitab al-Quran itu adalah benar-benar wahyu Allah SWT, bukan buatan malaikat Jibril dan bukan tulisan Nabi Muhammad saw. Sebab pada kenyataannya mereka tidak bisa membuat tandingan seperti al-Quran sehingga jelaslah bahwa al-Quran itu bukan buatan manusia. 3. Menunjukkan kelemahan mutu sastra dan balaghahnya bahasa manusia, karena terbukti pakarpakar pujangga sastra dan seni bahasa Arab tidak ada yang mampu mendatangkan kitab tandingan yang sama seperti al-Quran, yang telah ditantangkan kepada mereka dalam berbagai tingkat dan bagian al-Quran. 4. Menunjukkan kelemahan daya upaya dan rekayasa umat manusia yang tidak sebanding dengan keangkuhan dan kesombongannya. Mereka ingkar tidak mau beriman dan sombong tidak mau menerima kitab suci itu. C. Unsur-Unsur Kemukjizatan Al-Qur'an Setelah secara global kita mengetahui bahwa Al-Qur'an merupakan kalam dan mukjizat Ilahi, kami akan menjelaskan lebih luas lagi unsur-unsur kemukjizatan kitab suci ini. 1. Kefasihan dan Keindahan Al-Qur'an Unsur pertama kemukjizatan Al-Qur'an ialah kefasihan dan balaghah-nya. Artinya, untuk menyampaikan maksud dan tujuan dalam setiap masalah, Allah U menggunakan kata dan kalimat yang paling lembut, indah, ringan, serasi, dan kokoh. Melalui cara tersebut, Dia menyampaikan makna-makna yang dimaksudkan kepada para mukhathab (audiens), yaitu melalui sastra yang paling baik dan mudah dipahami. Adapun untuk mengetahui kemukjizatan Al-Qur'an dari unsur balaghah, kefasihan dan keindahan bahasanya, tidaklah mudah kecuali bagi orang-orang yang memiliki pengalaman dan spesialisasi di dalam pelbagai ilmu sastra Arab dan melakukan perbandingan antara keistimewaan-keistimewaan Al-Qur'an dan berbagai macam bahasa yang fasih, serta menguji kemampuan mereka dengan melakukan analogi dalam hal itu. Pekerjaan semacam ini tidak sulit dilakukan kecuali oleh para penyair dan sastrawan Arab, karena keistimewaan orang-orang Arab yang paling menonjol pada masa diturunkannya Al-Qur'an ialah ilmu Balaghah dan sastra. Puncak kemahiran mereka pada masa itu tampak ketika mereka mengadakan pemilihan bait-bait kasidah dan syair setelah diadakan penelitian dan penilaian yang merupakan kegiatan seni dan sastra yang paling besar. 2. Ke-ummi-an Nabi Muhammad Kendati ukurannya tidaklah besar, al-Quran adalah kitab suci yang mancakup berbagai pengetahuan, hukum-hukum dan syariat, baik yang bersifat personal maupun sosial. Untuk mengkaji secara mendalam setiap cabang ilmu tersebut memerlukan kelompok-kelompok yang terdiri dari para ahli di bidangnya masing-masing, keseriusan yang tinggi dan masa yang lama agar dapat diungkap secara bertahap sebagian rahasianya, dan agar hakikat kebenarannya bisa

digali lebih banyak, meski hal itu tidak mudah, kecuali bagi orang-orang yang betul-betul memiliki ilmu pengetahuan, bantuan dan inayah khusus dari Allah U. Al-Quran mengandung berbagai ilmu pengetahuan yang paling tinggi, paling luhur dan berharga nilai-nilai akhlaknya, paling adil dan kokoh undang-undang pidana dan perdatanya, paling bijak tatanan ibadah, hukum-hukum pribadi dan sosialnya, paling berpengaruh dan bermanfaat nasehat-nasehat dan wejangannya, paling menarik kisah-kisah sejarahnya, dan paling baik metode pendidikan dan pengajarannya. Singkat kata, Al-Qur'an mengandung seluruh dasar-dasar yang dibutuhkan oleh setiap manusia untuk merealisasikan kebahagiaan mereka di dunia dan akhirat. Semuanya itu dirangkai dengan susunan yang indah dan menarik yang tidak ada bandingannya, sehingga semua lapisan masyarakat dapat mengambil manfaat darinya sesuai dengan potensi mereka masing-masing. Terangkumnya semua ilmu pengetahuan dan hakikat di dalam sebuah kitab seperti ini mengungguli kemampuan manusia biasa. Akan tetapi yang lebih mengagumkan dan menakjubkan adalah bahwa kitab agung ini diturunkan kepada seorang manusia yang tidak pernah belajar dan mengenyam pendidikan sama sekali sepanjang hidupnya, serta tidak pernah walaupun hanya sejenak memegang pena dan kertas. Ia hidup dan tumbuh besar di sebuah lingkungan yang jauh dari kemajuan dan peradaban. Yang lebih mengagumkan lagi, selama 40 tahun sebelum diutus menjadi nabi, ia tidak pernah terdengar ucapan mukjizat semacam itu. Sedangkan ayat-ayat al-Quran dan wahyu Ilahi yang beliau sampaikan pada masa-masa kenabiannya memiliki metode dan susunan kata yang khas dan berbeda sama sekali dari seluruh perkataan dan ucapan pribadinya. Perbedaan yang jelas antara kitab tersebut dengan seluruh ucapan beliau dapat disentuh dan disaksikan oleh seluruh masyarakat dan umatnya. Sekaitan dengan ini, Allah U berfirman, "Dan kamu tidak pernah membaca sebelum satu bukupun dan kamu tidak pernah menulis satu buku dengan tanganmu. Karena jika kamu pernah membaca dan menulis, maka para pengingkar itu betul-betul akan merasa ragu [terhadap Al-Qur'an]". (QS. Al-'Ankabut: 48) Pada ayat yang lainnya Allah SWT berfirman, "Katakanlah, 'Jikalah Allah menghendaki, niscaya aku tidak membacakannya kepadamu dan Allah tidak pula memberi tahukannya kepadamu.' Sesungguhnya aku telah tinggal bersamamu beberapa lama sebelumnya. Maka apakah kamu tidak memikirkannya?" (QS.Yunus: 16) Dan kemungkinan besar bahwa ayat 23 surah Al-Baqarah yang menegaskan, "Dan jika kalian masih merasa ragu terhadap apa yang kami turunkan kepada hamba Kami, maka buatlah yang serupa dengannya," menunjukan unsur kemukjizatan ini. Yakni, kemungkinan besar kata ganti "nya" yang terdapat pada kata "serupa dengannya" itu kembali kepada kata "hamba Kami". Kesimpulannya, barangkali kita berasumsi tentu mustahil bahwa ratusan kelompok yang terdiri dari para ilmuan yang ahli di bidangnya masing-masing bekerja sama dan saling membantu itu mampu membuat kitab yang serupa dengan al-Quran. Namun, tidak mungkin bagi satu orang yang ummi (tidak belajar baca-tulis sama sekali) mampu melakukan hal tersebut. Dengan

demikian, kedatangan al-Quran dengan segenap keistimewaan dan keunggulannya dari seorang yang ummi merupakan unsur lain dari kemukjizatan kitab suci itu. 3. Konsistensi Kandungan Al-Quran Al-Qur'an adalah sebuah kitab suci yang Allah turunkan selama 23 tahun dari kehidupan Nabi Muhammad r, yaitu masa-masa yang penuh dengan berbagai tantangan, ujian dan berbagai peristiwa yang pahit maupun yang manis. Akan tetapi, semua itu sama sekali tidak mempengaruhi konsistensi dan kepaduan kandungan al-Quran serta keindahan susunan katanya. Kepaduan dan ketiadaan ketimpangan dari sisi bentuk dan kandungannya merupakan unsur lain dari kemukjizatan al-Quran. Allah U berfirman, "Apakah mereka tidak merenungkan al-Quran. Seandainya al-Quran itu datang dari selain Allah, pasti mereka akan menemukan banyak pertentangan." (QS. An-Nisa': 82) Al-Quran adalah kalam Allah Yang Maha Kuasa, Pencipta segala sesuatu dari ketiadaan. Dialah Tuhan yang ilmu-Nya meliputi segala sesuatu. Tidak hanya kitab ini bebas dari segala pertentangan, akan tetapi setiap penggal informasi yang dikandung al-Quran semakin mengungkapkan keajaiban kitab suci ini hari demi hari. D. Macam-macam Ijazul Quran Dalam menjelaskan macam-macam Ijaz al-Quran para ulama berbeda pendapat. Hal ini disebabkan karena perbedaan tinjauan masing-masing, di antaranya yaitu : 1. Dr. Abd. Rozzaq Naufal, dalam kitab Al-Ijazu al-Adadi Lil Quranil Karim menerangkan bahwa ijazil Quran itu ada 4 macam, adalah sebagai berikut : a) Al-Ijazul Balaghi yaitu kemukjizatan segi sastra balaghahnya, yang muncul ada pada masa peningkatan mutu sastra Arab. b) Al-Ijazut Tasyrii yaitu kemukjizatan segi pensyariatan hukum-hukum ajarannya yang muncul pada masa penetapan hukum-hukum syariat Islam. c) Al-Ijazul Ilmu yaitu kemukjizatan segi ilmu pengetahuan, yang muncul pada masa kebangkitan ilmu dan sains di kalangan umat Islam. d) Al-Ijazul Adadi, yaitu kemukjizatan segi quantity / matematis, statistik yang muncul pada abad ilmu pengetahuan dan teknologi sekarang. 2. Imam al-Khotthoby (wafat 388 H) dalam buku al-Bayan fi Ijazil Quran mengatakan bahwa kemukjizatan al-Quran itu terfokus pada bidang kebalaghahan saja. 3. Imam al-Jahidh (w. 255 H) di dalam kitab Nudzumul Quran dan Hujajun Nabawiyah serta alBayan wa at-Tabyin menegaskan bahwa kemukjizatan al-Quran itu terfokus pada bidang susunan lafal-lafalnya saja, maksudnya, ijazul Quran itu hanya satu macam saja, yaitu kemukjizatan susunannya dengan semboyan :

4. Moh. Ismail Ibrahim dalam buku yang berjudul Al-Quran wa Ijazihi al-Ilmi mengatakan, orang yang mengamati al-Quran dengan cermat, mereka akan mengetahui bahwa kitab itu merupakan gudang berbagai disiplin ilmu dan pengetahuan, baik ilmu-ilmu lama maupun ilmuilmu baru. KESIMPULAN Ijaz al-Quran adalah ilmu yang berkaitan dengan kemukjizatan al-Quran. beberapa unsur Kemukjizatan Al-Qur'an antara lain yaitu : 1. Kefasihan dan Keindahan Al-Qur'an 2. Ke-ummi-an Nabi Muhammad 3. Konsistensi Kandungan al-Quran Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa ijazu al-Quran merupakan bagian terpenting dari Ulum al-Quran, karena ijaz al-Quran berfungsi sebagai pembawa kebenaran, bahwa al-Quran yang diwahyukan kepada Nabi Muhammad adalah murni dari Allah U dan tidak ada unsur-unsur apapun yang bisa menandingi arti dan makna yang terkandung dalam al-Quran walau satu ayat pun, dan kita wajib mengimani dan tidak boleh mengingkari kemurnian al-Quran. al-Quran ini adalah Mukjizat terbesar yang diberikan Allah kepada Nabi Muhammad .

Makalah Ulum al-Quran IJAZ AL QURAN Dosen Pengampu : M. Farchan.. Di susun guna memenuhi salah satu tugas Ulum al-Quran jurusan Sastra Arab Fakultas Sastra dan Seni Rupa Universitas Sebelas Maret Surakarta Tahun Akademik 2012/2013 Oleh : 1. Ani choirunnisa (C1011007) 2. Astri fahmilia (C1011008) 3. Bunga Suryani (C1011009) Universitas Sebelas Maret Surakarta 2012

Anda mungkin juga menyukai