KELOMPOK IV
PENDAHULUAN
dalam tubuh dapat berlangsung dengan baik karena adanya eznim, suatu protein
yang berfungsi sebagai biokatalis. Protein diperoleh dari makanan yang berasal
dari hewan maupun tumbuhan. Protein yang berasal dari hewan disebut dengan
protein hewani sedangkan protein yang berasal dari tumbuhan disebut dengan
asam-asam amino yang menyusun satu molekul protein berkisar dari 50 sampai
1000 unit. Protein merupakan senyawa yang sangat penting dalam sistem
kehidupan, sebab protein memainkan peranan yang vital dalam semua aktivitas
sel-sel tubuh makhluk hidup, mulai dari virus, bakteri, hingga sampai kepada
digunakan mengandung asam amino dan protein sehingga dilakukan reaksi uji
terhadap asam amino dan reaksi uji terhadap protein serta reaksi spesifik asam
amino dan protein dengan menggunakan pereaksi yang sesuai. Dari percobaan ini
adanya asam amino dan protein dalam suatu zat dengan menggunakan pereaksi
tertentu.
1.2 Maksud dan Tujuan Percobaan
Adapun maksud dari percobaan asam amino dan protein adalah mengenal
2. untuk mengidentifikasi adanya gugus hidroksil fenil yang terikat pada protein
3. untuk mengidentifikasi asam amino atau adanya gugus amina dan asam
Adapun prinsip dari percobaan ini yakni untuk mengetahui adanya protein
pada sample larutan dengan melakukan beberapa uji yaitu uji millon, uji ninhidrin,
METODE PERCOBAAN
Alat-alat yang digunakan dalam percobaan ini adalah tabung reaksi, rak
tabung, pipet tetes, penangas air, bunsen, kasa, dan penjepit tabung.
dengan 2 mL larutan asam amino dan protein, dan ditambahkan 5 tetes pereaksi
dengan 2 mL larutan asam amino dan protein, dan ditambahkan 0,5 mL larutan
Tabel 1. Hasil Pengamatan Asam Amino dan Protein Terhadap Pereaksi Millon
Perubahan Perubahan Pereaksi berlebih
Larutan contoh setelah ditambah setelah setelah
pereaksi Millon dipanaskan dipanaskan
L- Glisin Bening Bening Bening
L-Sistin Keruh Sedikit endapan Keruh
Ada endapan Keruh dan
L-Sistein Keruh
putih terbentuk endapan
L-Alanin Bening Bening Bening
L-Tirosin Keruh Kuning Merah bata
L-Aspharagin Keruh Keruh Keruh
L- Arginin Bening Bening Bening
Methionin Keruh Keruh Keruh
Protein Keruh Keruh Keruh
Tabel 3. Hasil Pengamatan Asam Amino dan Protein Terhadap Pereaksi Biuret
Larutan Ditambah Ditambah CuSO4
Ditambah
contoh NaOH 2N 0,01 N berlebih
CuSO4 0,01 N
2.2.1.2 Reaksi
a. H CH CO2H + Hg(NO3)2
NH2
Glisin
b.
SH NH2
Sistein
d. CH3 CH CO2H + Hg(NO3)2
NH2
Alanin
OOC
H2 2+ -H2O
e. 2
NH CH C OH + Hg2 + HNO3
NO2
tirosin
COOH
H2
+H N
3 C C OH + HgO
H
COO
H2 -H2O
C CH + Hg22+ + HNO3
f.
NH2
N
H COOH
triptofan H2
C CH + HgO
+
H3N
N
H
O NH2
i. O O
H N CH C NH CH2 C OH + Hg(NO3)2
H R
Protein
2.2.1.2.2 Reaksi Ninhidrin
a. H CH CO2H + O
OH
NH2 O
Glisin O
O + H-CHO + NH + CO
O 3 2
OH
b. HOOC CH2CH S S CH2CH COOH + O O
OH
NH2 NH2
Sistin O
d. CH3 CH CO2H + O
OH
NH2 O
Alanin
e. HO CH2 H CO2H + O
OH
NH2
Tirosin O
O
CH2 CH CO2H + O
f.
OH
N
H Triptofan NH2 O
O
O COH + NH3 + CO2
O +
g. NH CH2 CH2 CH2 CH CO2H + O
OH OHN
H2N CH NH2 NH2 H
Arginin O O
O H2
O NH CH2 CH2 C COH + NH3 + CO2
O NH2 + O
OH H2N CH NH2
O
h. H2NCCH2CH2 CHCO OH 2 + OH
gelatin O
i. O
O O O
H N CH C NH CH2 C OH + OH
H R O
Protein
NH2
Glisin
NH2 NH2
Sistin
c.
CH2 CH2 CH CO2H + NaOH + CuSO4
SH NH2
Sistein
d. CH3 CH CO2H + NaOH + CuSO4
NH2
Alanin
O NH2
gelatin C2H5
H H
H2N C N C COOH
H
O
Cu + Na2SO4 + H2O
C2H5 O
H
HOOC C N CH
H
NH2
i. O O C O
H N CH C NH CH2C OH + NaOH H N CH C NH CH2C ONa + H2O
H R H R
Protein
R R O
H2N HC CH N CH C OH
O H
C O
H N CH C NH CH2C ONa + CuSO4 Cu
H H
O R H O
OH C HC NH CH CH NH2
R
2.2.2 Pembahasan
dan alanin tetap bening dan tidak terjadi perubahan warna ketika ditambahkan
peraksi Millon. Sementara tirosin dan gelatin saat ditambahkan pereaksi Millon
dipanaskan dan diberi pereaksi lebih, tirosin berubah menjadi warna merah bata
sedangkan gelatin menjadi merah muda. Asam amino sistin, sistein, dan putih
setelah dipanaskan dan diberi pereaksi berlebih, sistin dan sistein tetap dan tidak
sesuai dengan pendapat dari bahwa produk yang dihasilkan positif maka akan
terbentuk warna merah bata. Hal ini menandakan bahwa tirosin gelatin, dan
protein memiliki gugus fenol. Hal tersebut sesuai dengan teori bahwa perubahan
warna terjadi akibat gugus fenol pada tirosin ternitrasi membentuk garam merkuri
dengan pereaksi Millon yang akan membentuk kompleks yang berwarna merah
(Elzagheid, 2018).
Setelah melakukan percobaan ini, dapat diketahui bahwa ketika glisin
hal yang sama dengan alanin, gelatin, dan putih telur. Sedangkan ketika sistin
Terjadi pula hal yang sama dengan sistein, dan tirosin. Selanjutnya, ketika alanin
larutannya berubah menjadi warna ungu muda. Lain halnya dengan gelatin, ketika
ditambahkan ninhidrin, larutannya berubah menjadi warna merah muda keruh dan
berubah lagi menjadi ungu pekat. Uji ini akan positif jika ada senyawa-senyawa
yang didalamnya mengandung sedikitnya satu gugus karboksil dan asam amino
bebas. Uji ninhidrin yang positif akan ditandai dengan terbentuknya warna
biru/ungu hal ini sesuai pendapat dari Harding dan. Pada percobaan ini, hanya
beberapa larutan saja yang perubahannya sesuai dengan teori, yaitu glisin, protein,
alanin, dan gelatin. Sedangkan beberapa larutan lainnya tidak sesuai dengan teori
karena tidak mengalami perubahan warna. Pada uji ini akan menghasilkan larutan
dihasilkan dari senyawa ninhidrin dengan atom nitrogen pada asam amino.
Semakin pekat warna ungu yang dihasilkan maka akan semakin besar
pada saat ditambahkan larutan NaOH 2 N larutan tetap bening. Pada sistein dan
sistin ketika ditambahkan dengan setetes CuSO4 0,01 N larutan berubah menjadi
warna hijau. Pada alanin, tirosin, dan glisin pada saat ditambahkan dengan setetes
CuSO4 0,01 N larutan menjadi berwarna biru. Sedangkan pada gelatin dan putih
telur pada saat ditambahkan dengan setetes CuSO4 0,01 N larutan berubah warna
menjadi agak keunguan. Pada prinsip kerja biuret menguji ada atau tidaknya
ikatan peptida. Dimana ion Cu2+ (dari pereaksi biuret) dalam suasana basa akan
kompleks berwarna biru hingga ungu. Sedangkan pada percobaan yang dilakukan,
hanya protein dan gelatin yang menghasilkan warna ungu, yang memiliki ikatan
peptida lebih dari dua sehingga bisa diidentifikasi dalam uji biuret ini, dan hasil
ujinya positif. Apabila warnanya ungu maka ikatan peptidanya panjang, apabila
warnanya kemerah mudaan maka ikatan peptidanya pendek (Putri dkk., 2016).
BAB III
3.1 Kesimpulan
1. pada pereaksi Millon, gelatin dan protein positif mengandung gugus hidroksi
2. pada pereaksi Ninhidrin, glisin, alanin, triptofan, arginin, gelatin dan protein
perubahan warna.
3. pada uji Biuret, gelatin dan protein terbukti positif mengandung ikatan
3.2 Saran
terkadang sulit zat apa yang bereaksi dan tidak bereaksi dikarenakan pengambilan
Astawan, M. dan Aviana T., 2003, Pengaruh Jenis Larutan Perendaman Serta
Metode Pengeringan Terhadap Sifat Fisik, Kimia Dan Fungsional Gelatin
Dari Kulit Cucut, Jurnal Teknologi dan Industri Pangan, 14(1): 7-13.
Fessenden, Ralp J. dan Fessenden, Joan S., 1997, Kimia Organik Edisi Ketiga
Jilid Kedua, Jakarta, Erlangga.
Maharani, E.T. dan Yusrin, 2010, Kadar Protein Kista Artemia Curah yang Dijual
Petambak Kota Rembang dengan Variasi Suhu Penyimpanan, Prosiding
Seminar Nasional Unimus 2010, 13(1): 30-35.
Wilbraham, A. C. dan Matta, M. S., 1992, Pengantar Kimia Organik dan Hayati,
Bandung: Institut Teknologi Bandung.
Akram, M., Asif H.M., Uzair M., Akhtar, N., Madni, A., Shah, S.M.A., Hasan, Z.,
and Ullah, A., 2016, Amino acids: A review article, Journal of Medicinal
Plants Research, 5, (17); 3997- 4000.
Bintang, M., Rahmawati, F., Safira, U.M., dan Andrianto, D., 2020, Biokimia
Fisik, IPB Press, Bogor.
Imtihani, N. H., Permatasari, N. S., 2020, Sintesis dan Karakteristik Kitosan dari
Limah Kulit Udang Kaki Putih, Simbiosa, 9, (2); 129-137.
Purnama, R.C., Retnaningsih, A., dan Aprianti, I., 2019, Perbandingan Kadar
Protein Susu Cair Uht Full Cream pada Penyimpanan Suhu Kamar dan
Suhu Lemari Pendingin dengan Variasi Lama Penyimpanan dengan
Metode Kjeldhal, Jurnal Analis Farmasi, 4, (1); 50-58.
Sari, E. M., Nurilmala, M., dan Abdullah, A., 2017, Profil Asam Amino dan
Senyawa Bioaktif Kuda Laut (Hippocampus comes),Jurnal Ilmu dan
Teknologi Kelautan Tropis, 9, (2); 605-617.
Subroto, E., Lembong, E., Filianti, F., Indiarto, R., Primalia, G., Putri, M.S.K.Z.,
Theodora, H.C., and Junar, S., 2020, The Analysis Techniques Of Amino
Acid And Protein In Food And Agricultural Products, International
Journal of Scientific & Technology Research, 9, (10); 29-36.
Sufitri., Bahri, S., Khairuddin., Sumami, K. N., Rahim, A. E., 2020, Perbandingan
Kadara Perebusan dan Pengukusan dengan Menggunaan Uji Buiret, Jurnal
Riset Kimia, 6, (1); 67-73.
Yu, Y. dan Fukugawa, N., K., 2020, Protein and Amino Acids, Present
Knowledge in Nutrition, 1, (2); 1-35.
Lampiran 1. Bagan kerja
1. Uji Millon
Pereaksi Millon
Hasil
2. Uji Ninhidrin
Hasil
3. Uji Biuret
Hasil
Lampiran 2. Dokumentasi Percobaan
A. Uji Millon