Anda di halaman 1dari 2

PG Kebon Agung memiliki proper biru yang berarti perusahaan telah melakukan

upaya pengelolaan lingkungan yang dipersyaratkan sesuai dengan ketentuan atau peraturan
yang berlaku (telah memenuhi semua aspek yang dipersyaratan oleh KLH) ini adalah nilai
minimal yang harus dicapai oleh semua perusahaan dalam bidang: Penilaian Tata Kelola Air,
Penilaian Kerusakan Lahan, Pengendalian Pencemaran Laut, Pengelolaan Limbah B3,
Pengendalian Pencemaran Udara, Pengendalian Pencemaran Air, Implementasi AMDAL.

Pabrik gula sebenarnya tidak memproduksi gula, melainkan mengambil gula yang ada
di tebu, diambil sebanyak banyaknya untuk dipisahkan. PG Kebon Agung sendiri
memproduksi nira murni dan nira kotor. Nira kotor yang dihasilkan kemudian diolah dan
ditambahkan dengan ampas halus, selanjutnya dipisahkan lagi untuk diambil kandungan gula
yang tersisa dengan menggunakan alat roda putar. Dari proses ini didapatkan cairan yang
mengandung nitrat. Cairan ini akan diolah lagi dengan alat fosfatasi, setelah di tampung ke
tanki penyimpanan dan di treatment untuk mengendapkan antara cairan dan padatan nira
kotor tersebut. Cairan dipisahkan dengan alat penyaringan dan padatannya dapat digunakan
kembali untuk pupuk tanaman. Di PG Kebon Agung sendiri terdapat hasil samping, salah
satunya adalah molase. Namun, PG. Kebon Agung tidak mengolah molase melainkan dijual
ke pabrik lain seperti pabrik MSG, dan asidatama.

PG Kebon Agung memiliki semua proses pemurnian gula, yaitu : sulfitasi, fosfatasi,
dan karbonatasi. Proses yang paling sering digunakan ialah sulfitasi karena hasil dari proses
ini lebih diminati oleh pasar dan biayanya juga lebih murah. Untuk proses fosfatasi dan
karbonatasi jarang digunakan karena kedua proses ini memerlukan biaya yang lebih mahal.

Terdapat 700 karyawan pada PG Kebon Agung, namun masih banyak karyawan yang
kurang memperhatikan kondisi safety. Hal ini dikarenakan ahli K3 yang masih sedikit, dan
juga sifat karyawan di PG Kebon Agung yang sering kali tidak patuh pada peraturan safety.
Sanksi pada karyawan yang tidak patuh belum diterapkan oleh perusahaan, namun evaluasi
mengenai K3 di PG Kebon agung terus diterapkan sebanyak 3 bulan sekali.

Untuk kualitas gula dari PG Kebon Agung sudah sangat bagus. Mereka memiliki
warna gula yang putih, sehingga PG Kebon Agung sendiri mampu bersaing dengan
perusahaan-perusahaan gula lain di pulau jawa. Tetapi kualitas gula PG Kebon Agung masih
diperlukan peningkatan supaya gula dari PG Kebon Agung mampu menjadi gula yang terbaik
di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai