Anda di halaman 1dari 2

PLAGIARISM SCAN REPORT

Words 679 Date January 17,2020

Characters 5064 Exclude Url

0% 100% 0 36
Plagiarism Unique Plagiarized Unique Sentences
Sentences
Content Checked For Plagiarism

BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Logam kadmium banyak digunakan secara luas pada industri paduan logam,
pelapisan logam, elektronika dan tekstil. Kadmium yang dibuang ke perairan akan menyebabkan kerusakan sistem fisiologis
tubuh seperti pada pernapasan, sirkulasi darah, penciuman dan organ-organ vital (Agustina, 2014). Komarawidjaja (2017)
menyebutkan bahwa logam kadmium telah mencemari lahan sawah di Desa Jelegong, Bandung akibat limbah cair yang
dihasilkan industri tekstil setempat, yaitu sebesar 0,02-0,17 mg/l. Kasus pencemaran kadmium di Jepang (itai-itai disease)
disebabkan oleh penambangan yang dilakukan Mitsui Mining dan Smelting Co., Ltd pada tahun 1967 dengan total logam
kadmium sebesar 1-6,88 mg/l (Nogawa dkk, 2011). Penyakit itai-itai menyebabkan gejala ginjal kronis dan penyakit tulang.
Mengacu pada kasus-kasus berikut, kandungan logam berat kelas II sekelas kadmium berdasarkan Peraturan Pemerintah
Nomor 82 tahun 2001 tentang Pengelolaan Kualitas Air dan Pengendalian Pencemaran Air tidak boleh melebihi 0,01 mg/l
(Republik Indonesia, 2001). Limbah logam berat dapat diolah dengan berbagai teknologi seperti membran filtrasi, ion-
exchange, adsorpsi, elektrokimia dan oksidasi. Selain itu, salah satu alternatif lainnya dalam pengolahan limbah yang
mengandung logam berat adalah penggunaan bahan biologis sebagai biosorben dengan proses yang disebut biosorption.
Keuntungan penggunaan proses biosorption diantaranya adalah biaya yang relatif murah, efisiensi tinggi, serta kemudahan
proses regenerasinya. Berbagai alternatif limbah produk pertanian dapat digunakan sebagai bahan baku biosorben seperti
serbuk kayu (Mohan dkk, 2007), sekam padi (Upendra dan Bandyopadhyay, 2006), serbuk buah bit (Reddad dkk, 2008) dan kulit
pisang (Memon dkk, 2008). Pisang kepok (Musa acuminate balbisian) merupakan salah satu jenis buah-buahan tropis dengan
ketersediaan melimpah dengan produksi mencapai 7,162 juta ton berdasarkan rilis Badan Pusat Statistik Indonesia pada tahun
2017. Menurut Basse (2000), jumlah kulit pisang kira-kira 1/3 dari buah pisang yang belum dikupas. Kulit pisang mengandung
lignin (6-12%), pektin (10-21%), selulosa (7,6-9,6%) dan hemiselulosa (6,4-9,4%) (Mohapatra dkk, 2010). Senyawa pektin dalam
kulit pisang dapat digunakan untuk menghilangkan kelebihan kation atau logam berat (Schiewer and Patil, 2008). Sherly dan
Sari (2014) melakukan aktivasi kulit pisang kepok menggunakan H2SO4 untuk menyerap logam krom. Aktivasi kulit pisang kepok
dengan H2SO4 mencapai optimum pada konsentrasi 2 M dengan persen penyerapan logam kadmium sebesar 98,5%. Somaia
dkk (2015) melakukan penelitian adsorpsi logam kadmium menggunakan arang aktif kulit pisang yang diaktivasi dengan HCl
dan NaOH. Efisiensi adsorpsi logam kadmium sebesar 98,35% dengan dosis biosorben optimum sebesar 0,8 gram pada pH 4.
Desmukh dkk (2017) mengadsorpsi larutan kadmium menggunakan kulit pisang sebagai biosorben. Kondisi maksimum pH 4-7
dengan persen penyerapan logam kadmium sebesar 85%. Berdasarkan penelitian terkait, biosorben kulit pisang kepok
menunjukkan performa penyerapan logam berat yang sangat baik dengan ketersediaan bahan baku melimpah. Dalam
penelitian kali ini, biosorben kulit pisang kepok diuji keefektifannya sebagai penyerap logam kadmium dengan memodifikasi
jenis aktivator serta mengetahui pengaruh pH dan dosis adsorben dalam proses adsorpsi. 1.2. Rumusan Masalah 1.
Bagaimana pengaruh jenis aktivator H3PO4 dan H2SO4 terhadap kemampuan biosorben kulit pisang kepok dalam menyerap
kadmium? 2. Bagaimana pengaruh pH kadmium dan dosis biosorben terhadap proses adsorpsi? 3. Berapakah persen removal
maksimum dari biosorben kulit pisang kepok dalam menyerap kadmium? 4. Bagaimana isoterm adsorpsi dari biosorben kulit
pisang kepok dalam menyerap kadmium? 1.3. Tujuan Penelitian 1. Mengetahui pengaruh konsentrasi H3PO4 dan H2SO4
terhadap kemampuan biosorben kulit pisang kepok dalam menyerap kadmium. 2. Mengetahui pengaruh pH
kadmium dan dosis adsorben terhadap proses adsorpsi. 3. Mengetahui persen removal maksimum dari biosorben kulit
pisang kepok dalam menyerap kadmium. 4. Mengetahui isoterm adsorpsi dari biosorben kulit pisang kepok dalam menyerap
kadmium. 1.4. Manfaat Penelitian 1. Meningkatkan nilai guna dari limbah kulit pisang kepok. 2. Menjadi solusi untuk
mengurangi kandungan kadmium dalam limbah cair. 1.5. Ruang Lingkup 3. Adsorben dalam penelitian ini menggunakan
limbah kulit pisang kepok kuning yang berasal dari usaha nugget pisang “Mr.Pisang”. 4. Variabel bebas dalam penelitian ini
adalah pH larutan ion logam kadmium, konsentrasi aktivator dan waktu kontak antara adsorben kulit pisang kepok dan
larutan ion logam kadmium. 5. Variabel tetap dalam penelitian ini adalalah ukuran adsorben, waktu penjemuran adsorben,
temperatur pengeringan adsorben, massa adsorben, volume larutan H3PO4 dan volume ion logam kadmium. 6. Variabel
terikat dalam penelitian ini adalah konsentrasi aktivator optimum, kapasitas adsorpsi, pH optimum, waktu kontak optimum,
efisiensi adsorpsi dan bentuk isoterm adsorpsi.

Sources Similarity

Anda mungkin juga menyukai