Anda di halaman 1dari 4

Permeabilitas Tanah

Jamulya dan Suratman Woro Suprodjo (1983), mengemukakan bahwa permeabilitas


adalah cepat lambatnya air merembes ke dalam tanah baik melalui pori makro maupun pori
mikro baik ke arah horizontal maupun vertikal. Tanah adalah kumpulan partikel padat dengan
rongga yang saling berhubungan. Rongga ini memungkinkan air dapat mengalir di dalam
partikel melalui rongga dari satu titik yang lebih tinggi ke titik yang lebih rendah. Sifat tanah
yang memungkinkan air melewatinya pada berbagai laju alir tertentu disebut permeabilitas
tanah. Sifat ini berasal dari sifat alami granular tanah, meskipun dapat dipengaruhi oleh faktor
lain (seperti air terikat di tanah liat). Jadi, tanah yang berbeda akan memiliki permeabilitas yang
berbeda.

3.2.4. Uji Permeabilitas di Lapangan

3.2.4.1. Uji Permeabilitas dengan Menggunakan Sumur Uji

Cara pemompaan air dari sumur uji, biasanya dipakai untuk


menentukan nilai koefisien permeabilitas (k) di lapangan. Dalam cara
ini, sebuah sumur digali dengan debit tertentu, secara terus menerus air
dipompa keluar dari sumur (gambar 3.11).bergantung pada sifat
tanahm, pengujian dapat berlangsung sampai beberapa hari, sampai
penurunan permukaan air tanah akibat pemompaan menunjukan
kedudukan yang tetap. Permukaan penurunan yang telah stabil, yaitu
garis penurunan muka air tanah yang terendah, diamati dari beberapa
sumur pengamat yang digali disekitar sumur pengujian tersebut.
Penurunan muka air terendah terdapat pada sumur uji.

Untuk keperluan menghitung koefisien permeabilitas (k), diperlukan


paling sedikit dua sumur pengamat. Penurunan permukaan air disuatu
lokasi, berkurang dengan bertambahnya jarak dari sumur uji. Bentuk
teoritis garis penurunan berupa lingkaran dengan pusat lingkaran pada
sumur ujinya. Jari-jari Rdalam teori hidrolika sumuran disebut jari-jari
pengaruh kerucut penurunan (radius of influence of the defression cone).

Q = A.V

=kiA

=k(dy/dx) A (m3/dt)

V = kecepatan aliran (m3/det)

A = luas aliran (m2)


I = dy/dx = gradient hidrolik

Dy = ordinat kurva penurunan

Dx = absis kurva penurunan

3.2.4.2. Uji Permeabilitas pada Sumur Artesis

Pada pengujian ini, sumur dibangun menembus lapisan tanah yang


mudah meloloskan air, dimana lapisan ini diapit oleh dua lapisan tanah
yang kedap air disebelah atas bawahnya. Air yang mengalir dipengaruhi
oleh tekanan artesis. Sumur dapat digali sampai menembus dasar, di
tengah, maupun pada batas atas lapisan lolos air. Gambar 3.12

Debit arah radial :

(3.38)

Dengan :

q = debit arah radial (m3/det)

A = 2π x T = luas tegak lurus arah aliran (m2)

T = tebal lapisan lolos air (m)

dy/dx = i = gradient hidrolik

3.2.4.3. Uji Permeabilitas dengan menggunakan Lubang Bor

Pengujian lapangan yang lain adalah pengujian dengan menggunakan


lubang bor (USBR, 1961). Cara pertama, air diizinkan mengalir dengan
tinggi energi yang tetap, ke dalam atau ke luar dari lapisan yang diuji,
lewat ujung dari lubang pipa bor. Skema pengujiannya, dapat dilihat pada
Gambar 3.13. Ujung terbawah lubang bor harus lebih dari 5d, diukur dari
lapisan atas dan bawah, dengan d adalah diameter lubang pipa.
Ketinggian air di dalam lubang bor dipelihara konstan, pebedaan tinggi air
dalam lubang dan muka air tanah = h. Debit q yang konstan, untuk
memelihara ketinggian air supaya konstan, diukur. Besar koefisien
permeabilitas, dihitung dengan persamaan yang dikembangkan dari
percobaan analogi elektris

3.2.4.4. Uji permeabilitas Menggunakan Lubang Bor dengan Cara


Tinggi Energi Berubah-ubah (Variable-head)

Dalam pengujian dengan tinggi energi berubah-ubah (variable-


head), debit yang mengalir dari lapisan ke dalam lubang bor diukur
dengan mencatat waktu (t) pada ketinggian air relative di dalam lubang
yang diukur terhadap ketinggian muka air tanah, pada perubahan tinggi
pada h1 ke h2. Hvorslev memberikan rumus untuk menentukan
permeabilitas dalam sejumlah lubang bor, dua contohnya diberikan
dalam persamaan dibawah ini.

Cara pertama, pipa bor dengan diameter dalam d, ditekan pada


jarak yang pendek D (tak lebih dari 1,5 m) di bawah muka air pada
lapisan yang dianggap mempunyai tebal tak terhingga(Gambar 3.14a).
Aliran yang terjadi, lewat lubang di ujing pipa bor. Koefisien
permeabilitas untuk kondisi ini diberikan menurut persamaan :

(3.43)

Cara kedua, sebuah lubang bor dengan pipa (casing) yang dilubangi
pada bagian bawahnya, dengan panjang L (biasa dengan pipa atau
tanpa pipa), diman L > 4a, di dalam lapisan yang dianggap
berkedalaman yang tak terhingga (Gambar 3,14b). koefisien
permeabilitas dalam kondisi ini diberikan menurut persamaan :

3.2.4.5. Uji Permeabilitas dengan Pengukuran Kecepatan


Rembesan
Permeabilitas tanah berbutir kasar, dapat diperoleh dari pengujian
kecepatan rembesan di lapangan. Cara ini meliputi penggalian lubang
tanpa pipa (trial-pit) pada titik A dan B(Gambar 3.15), dimana aliran
rembesan berjalan dari A ke B.

Gambar 3.15

Gradien hidrolik (i), ditentukan dari perbedaan muka air yang tetap
pada lubang bor A dan B, dibagi dengan jaraknya AB. Pada lubang A
dimasukan bahan warna. Waktu perjalanan bahan warna dari A ke B
dicatat. Kecepatan rembean dihitung dari panjang AB dibagi dengan
waktunya. Selanjutnya porositas tanah dapat ditentukan dalam
percobaan laboratorium. Nilai koefisien permeabilitas dihitung dengan
persamaan:

Anda mungkin juga menyukai