Anda di halaman 1dari 5

TRANSPORTING (PENGANGKUTAN)

abstrak
Beton diangkut dengan berbgai cara, mulai dari kereta dorong penuang (dumpers), truk ready-
mix, sampai pompa beton.
Sedikitnya ada 3 macam gerakan, yaitu dari pengadukan sampai ke lokasi, dari lokasi ke bagian
yang dicor secara vertikal dan horizontal.

Pengangkutan (Transporting)
Pengangkutan beton dari lokasi pencampuran ke lokasi pengadukan harus sedemikian cepat,
sehingga beton tidak kering sehingga mempengaruhi pada saat pelaksanaan pengecorannya
( workabilitas ). Pada saat pengangkutan juga perlu diperhatikan segregasi agar terhindar dari
beton yang tak seragam. Pada pelakasanaan proyek Hotel Novotel Bandar Lampung
pengangkutan dari lokasi pengaan selang tedukan menggunakan mixer truck, dan dipindahkan ke
bucket untuk mencapai daerah yang sulit untuk dijangkau, pada bucket disambung dengang
tremie untuk menghindari tinggi jatuh yang berlebihan ( > 1,5 m ) sehingga tidak terjadi
segregasi. Adukan beton yang dibuat dengan tangan maupun dengan mesin harus diangkut ke
tempat penuangan sebelum semen mulai behidrasi ( bereaksi dengan air). Selama pengangkutan
harus selalu dijaga agar tidak ada bahan-bahan yang tumpah/keluar atau yang memisahkan diri
dari campuran. Cara pengangkutan adukan beton ini tergan tung jumlah adukan yang dibuat dan
keadaan tempat penuangan. Pengangkutan adukan beton dapat dilakukan menempatkan di dalam
ember, gerobakdorong, truk aduk beton, ban berjalan atau pompa. Umumnya pengadukan beton
dilakukan di dekat lokasi penuangan, dan pengangkutan dengan ember atau gerobak cukup
memuaskan
Bila tempat pengadukan beton cukup jauh dari tempat penuangannya, pengangkutan dilakukan
dengan truk beton. Pengangkutan dengan pompa dilakukan bila antara tempat pengadukan beton
dan tempat penuangan cukup ramai sehingga tidak dapat dilakukan dengan ember atau gerobak.
Pengankutan dengan ban berjalan dipilih bika penagangkutan berlangsung secara terus menerus
dan ditujukan ke tempat yang lebih tinggi. Menurut SNI - 03 - 2847 - 2002 pengangkutan adukan
meliputi :
a. Beton harus diantarkan dari tempat pencampuran ke lokasi pengecoran dengan cara yang dapat
mencegah terjadinya pemisahan ( segresi ) atau hilangnya bahan.
b. Peralatan pengantar harus mampu menghantarkan beton ke tempat pengecoran tanpa
pemisahan bahan dan tanpa sela yang dapat mengakibatkan hilangnya plastisitas campuran.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam pengankutan beton dari tempat penyiapan adukan ke
tempat pengecoran adalah sebagai berikut:
a. Harus dihindari adanya pemisahan dan kehilangan bahan-bahan.
b. Cara pengangkutan adukan beton harus lancar sehingga tidak terjadi perbedaan waktu
pengikatan yang menyolok antara beton yang sudah dicor dan yang akan dicor.
c. Adukan beton umumnya sudah harus dicor dalam waktu 1 jam setelah pengadukan dengan air
dimulai. Jangka waktu tersebut dapat diperpanjang sampai 2 jam bila adukan beton digerakkan
kontinyu secara mekanis.
d. Apabila jangka waktu pengangkutan memakan waktu yang panjang, harus dipakai bahan
penghambat pengikatan.
e. Pengangkutan harus diorganisir sedemikian sehingga pengecoran tidak terganggu / berhenti
karena keterlambatan pengangkutan / pengiriman beton.

Cara - Cara Pengangkutan beton


Berbagai macam cara pengangkutan beton bisa dipakai diantaranya :
a. Grobak satu roda, kereta dorong,
b. Gerobak ( lorries ),
c. Pembawa beton yang digantung dengan rantai dan mempunyai bukaan di bagian bawahnya,
d. Ban berjalan,
e. Pompa adukan beton dan pencor secara pneumatic.

Alat - alat berat yang digunakan dalam pengangkutan beton, antara lain :
Alat Pemroses Material : Alat ini dipakai untuk mengubah batuan dan mineral alam menjadi
suatu bentuk dan ukuran yang diinginkan. Hasil dari alat ini misalnya adalah batuan bergradasi,
semen, beton, dan aspal. Yang termasuk didalam alat ini adalah crusher. Alat yang dapat
mencampur material-material di atas juga dikategorikan ke dalam alat pemroses material seperti
concrete batch plant dan asphalt mixing plant.
Pengangkutan Beton (Transporting Concrete)

Saat ini pemakaian beton semakin banyak dijumpai untuk berbagai macam
konstruksi bangunan. Hal ini dikarenakan beton memiliki berbagai macam
keuntungan, antara lain seperti memiliki kekuatan yang tinggi,perawatan yang
murah, dan dapat dicor sesuai dengan bentuk dan ukuran yang dikehendaki. Beton
merupakan elemen pembentuk struktur yang merupakan campuran dari
semen,agregat halus, agregat kasar dan air, dengan atau tanpa bahan tambahan
lainnya.

Dalam hal pencapaian mutu pekerjaan beton terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi hasil dari pekerjaan beton. Faktor-faktor tersebut dapat kita
kelompokkan menjadi faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal mencakup
mutu bahan-bahan campuran beton (mix design). Faktor eksternal mencakup
proses pelaksanaan. Ketelitian dalam memilih mutu bahan dan proporsi campuran
akan sia-sia jika dalam pengolahan beton dilapangan tidak diperhatikan,cara
pengolahan ini akan menentukan kualitas dari beton yang akan dibuat. Adapun
tahapan dalam pelaksanaan pembetonan dilapangan meliputi:

1. Pekerjaan Persiapan

2. Penakaran (batching)

3. Pencampuran/pengadukan (Mixing)

4. Pengangkutan (Transporting)

5. Penuangan/pengecoran (Placing)

6. Pemadatan (Compacting)

7. Penyelesaian Akhir (Finishing)

8. Perawatan (Curing)

Setelah pengadukan selesai,campuran beton dibawa ketempat penuangannya atau


ketempat dimana konstruksi akan dibuat. Pengangkutan beton dari tempat
pengadukan hingga ketempat penyimpanan akhir (sebelum dituang) harus
dilakukan sedemikian rupa untuk mencegah terjadinya pemisahan atau kehilangan
material. Alat angkut yang digunakan harus mampu menyediakan beton ditempat
penyimpanan akhir dengan lancar tanpa mengakibatkan pemisahan dari bahan
yang telah dicampur dan tanpa hambatan yang dapat mengakibatkan hilangnya
plastisitas beton antara pengangkutan yang berurutan (PB,1989:28). Dalam SNI 03
-4433-1997 Spesifikasi beton siap pakai, ASTM C689 Spesifikasi untuk Beton yang
dibuat melalui Penakaran Volume dan Pencampuran Menerus dan SNI 03 2002
menjelaskan pengantaran/ pengangkutan beton memenuhi syarat :

1. Beton harus diantarkan dari tempat pencampuran ke lokasi pengecoran


dengan cara yang dapat mencegah terjadinya pemisahan atau hilangnya
bahan.

2. Peralatan pengantar harus mampu mengantarkan beton ke tempat


pengecoran tanpa pemisahan bahan dan sela yang dapat mengakibatkan
hilangnya plastisitas campuran.

Yang perlu diperhatikan dalam Pengangkutan beton segar harus memenuhi


ketentuan-ketentuan berikut ini:

1. Pengangkutan beton dari tempat pengadukan hingga ke tempat yang dicor


harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak terjadi segregasi.

2. Pengangkutan harus dilakukan sedemikian rupa sehingga tidak


mengakibatkan perubahan sifat beton yang telah direncanakan, seperti
faktor air semen, slump, dan keseragaman adukan.

3. Waktu pengangkutan tidak boleh melebihi 30 menit. Bila diperlukan jangka


waktu yang lebih lama, maka harus dipakai bahan tambahan penghambat
pengikatan (admixture type retarder).

http://googleweblight.com/?
lite_url=http://www.ferryndalle.com/2011/09/pengangkutan-beton-
transporting.html?m%3D1&ei=YHe6NVH7&lc=id-
ID&s=1&m=235&host=www.google.co.id&ts=1488395037&sig=AJsQQ1AlW7YpqsX
O6voYG6riOBO9n2tUrA

http://googleweblight.com/?lite_url=http://infocom-hmjts-
uty.blogspot.com/2012/03/transporting-pengangkutan.html?m%3D1&ei=2M6-
ywYF&lc=id-
ID&s=1&m=235&host=www.google.co.id&ts=1488395368&sig=AJsQQ1CPDWzXhfe
x_Sq5mp6Vitof6ZmGnw

Anda mungkin juga menyukai