Abstrak : Penggunaan teknologi metoda pelaksanaan konstruksi beton pada gedung bertingkat
mengalami perkembangan yang signifikan, baik dari pengolahan bahan campuran beton maupun peralatan
pengecorannya. Beberapa peralatan pengecoran diantaranya lift cor dan Concrete pump, keduanya
menghasilkan produktivitas yang berbeda, sehingga berpengaruh terhadap waktu dan biaya pelaksanaan.
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis produktivitas peralatan pengecoran, menganalisis biaya dan waktu,
serta titik impas metode pelaksanaan pengecoran beton ready mix pada balok dan pelat lantai gedung
bertingkat, khususnya pada lantai II, III dan IV menggunakan Lift Cor dan Concrete pump. Data
diperoleh dengan wawancara dan observasi pelaksanaan pengecoran dari proyek konstruksi
g e d u n g yang menggunakan beton ready mix dengan mutu K-300. Metoda analisis Regresi dan
Korelasi digunakan untuk memperoleh perbandingan biaya dan waktu pelaksanaan pengecoran, serta
analisis Break Even Point untuk mendapatkan titik impas volume pengecoran terhadap biaya dan waktu
pelaksanaan. Hasil analisis menunj ukkan produktivitas p engecoran menggunakan lift cor pada lantai
II, III, dan IV sebesar 7,166 m3/jam, 5,945 m3/jam, 5,125 m3/jam; dengan concrete pump untuk lantai
II, III, dan IV sebesar 36 m3/jam, 30 m3/jam, 24 m3/jam. Perbandingan biaya tiap pertambahan 1 m3
pengecoran menggunakan LC dan CP sebesar Rp. 99.330 : Rp.19.000 (5,23 : 1), dan perbandingan waktu
sebesar (8,272: 2,172) menit atau (3,8 : 1). Titik impas volume terhadap biaya pengecoran menunjukkan
bahwa pada Lt. II dengan volume lebih besar dari 95,89 m3 pengecoran lebih optimal menggunakan concrete
pump.
Kata kunci: metode pengecoran, produktivitas, lift cor, concrete pump, regresi, titik impas
Keywords: casting method, productivity, concrete lift, concrete pump, regression analysis, breakeven point
1
Staf Pengajar Program Studi Teknik Sipil, Fakultas Teknik, Universitas Udayana, Denpasar.
Corresponding email: arianyfrederika1@yahoo.com
56
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87
PENGECORAN BETON
PENDAHULUAN Beton merupakan campuran antara agregat
Teknologi pelaksanaan proyek konstruksi halus, agregat kasar, semen portland atau semen
beton pada gedung bertingkat mengalami hidraulik yang lain, dan air, dengan atau tanpa
perkembangan yang signifikan, baik dari bahan additive (tambahan) sebagai percepatan
pengolahan bahan campurannya sampai pada pemadatan (SNI 03-2847-2002). Pengecoran
tahap pengerjaannya, salah satunya pada metode beton pada balok dan pelat lantai dapat
menggunakan peralatan pengecoran beton. dilaksanakan setelah struktur kolom selesai
Peralatan yang ada harus disesuaikan dengan dikerjakan, dilanjutkan dengan pemasangan
ketinggian bangunan tersebut, disamping perancah dan bekisting, penulangan balok dan pelat
memperhatikan keadaan di lapangan maupun lantai, kemudian dilanjutkan dengan pengecoran
pertimbangan-pertimbangan lain dari kontraktor. beton. Proses pengecoran beton dimulai saat
Salah satu komponen struktur gedung bertingkat beton plastis dituangkan ke dalam cetakan baik
yang menggunakan beton dan memiliki volume menggunakan bucket (dibantu dengan alat berat)
yang besar ialah konstruksi balok dan pelat lantai. maupun melalui pipa. Beton yang sudah dituang ke
Beton merupakan campuran agregat halus, area pengecoran kemudian dikonsolidasikan dan
agregat kasar, semen, dan air dengan atau tanpa diratakan. Konsolidasi dilakukan bertujuan untuk
bahan tambahan lainnya (Murdock,1999). mengurangi rongga dalam beton, dapat dilakukan
Pengadukan beton secara masinal ada dua yaitu secara manual dengan cara merojok
beton site mix yang diproduksi dengan concrete menggunakan besi batang atau sekop, dan
mixer (molen) pada lokasi proyek dan beton ready dapat dilakukan dengan alat penggetar (vibrator).
mix (siap pakai) diproduksi pada perusahaan
batching plant di luar proyek. Dalam pelaksanaan Beton Ready Mix (Siap Pakai)
pengecoran beton secara konvensional pada Beton ready mix menurut Nilson, dkk. (2008)
gedung bertingkat yang menggunakan beton siap adalah beton yang pencampuran materialnya
pakai (ready mix), ada beberapa peralatan d i b u a t di lokasi batching plan, kemudian
pengecoran yang digunakan seperti lift cor dan beton ready mix dalam bentuk beton segar diangkut
concrete pump. Lift cor adalah alat untuk menggunakan truk mixer ke lokasi proyek.
memindahkan beton secara vertikal dengan Penggunaan beton ready mix pada konstruksi
menggunakan bucket. Concrete pump adalah alat bangunan sangat menguntungkan dibandingkan
yang berupa pipa atau selang yang dapat dipasang dengan beton yang diproduksi sendiri, terutama
kombinasi vertikal dan horisontal atau miring jika dipergunakan dalam volume yang besar dan
untuk memompa dan menyalurkan beton. pada konstruksi pracetak. Keuntungan ini
Setiap peralatan pengecoran yang digunakan didapat dari waktu yang seharusnya
menghasilkan produktivitas yang berbeda- beda dipergunakan untuk proses pembuatan beton
sehingga berpengaruh terhadap lamanya waktu dapat dihilangkan sehingga pekerjaan hanya
pengecoran dan sangat erat kaitannya dengan biaya dibutuhkan saat proses pengecoran beton, selain
yang akan dikeluarkan dalam penyelesaian itu proses pencampuran tertentu dapat tercapai dan
proyek. Pilihan menggunakan peralatan mutu beton yang diharapkan dapat terpenuhi.
pengecoran yang tepat tentu akan menguntungkan Beton ready mix dapat disiapkan dengan
kontraktor. Untuk mendapatkan acuan dalam beberapa jalan, yaitu (Peurifoy et al.,1996):
menyelesaikan pekerjaan pengecoran, maka perlu 1. Central-mixed concrete, dimana
dianalisis produktivitasnya agar dapat diperkirakan pencamp uran material beton
biaya dan waktu pelaksanaan yang optimal. sepenuhnya dilakukan dalam suatu mixer dan
Sehingga penelitian ini bertujuan untuk: diangkut ke proyek dengan menggunakan truk
1. Untuk menganalisis produktivitas pengecoran molen.
beton ready mix menggunakan peralatan lift cor 2. Shrink-mixed concrete, dimana setengah
dan concrete pump pada balok dan pelat lantai pencampuran material beton dilakukan di
gedung dalam suatu mixer kemudian dimasukkan
2. Untuk menganalisis perbandingan biaya dan dalam truk mixer dan pencampuran
waktu pelaksanaan metode pengecoran beton selanjutnya dilakukan dalam perjalanan ke
ready mix menggunakan peralatan lift cor dan lokasi proyek.
concrete pump. 3. Truck-mixed concrete, dimana pencampuran
3. Untuk menganalisis titik impas volume terhadap material beton sepenuhnya di dalam truk
biaya dan waktu masing-masing peralatan mixer, dengan 70 sampai 100 putaran pada
pengecoran beton ready mix pada balok dan suatu kecepatan yang cukup untuk
pelat lantai gedung mencampur beton. Beton jenis ini
umumnya disebut “transit mixer concrete”
karena dicampur dalam perjalanan.
57
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87
Truk mixer merupakan alat yang digunakan untuk dengan seluruh sumber daya yang digunakan
membawa campuran beton segar dari pabrik (input). Produktivitas alat tergantung pada
pembuatan ready mix (batching plan) ke lokasi kapasitas dan waktu siklus alat. Rumus dasar
proyek dengan sistem bak yang terus berputar untuk mencari produktivitas alat adalah
dengan kecepatan yang sudah diatur sedemikian (Rostiyanti, 2008):
rupa supaya campuran beton selama dalam
perjalanan tidak berkurang kualitasnya.
Produktifitas = kapasitas (1)
CT
Peralatan Pengecoran atau
Secara umum jenis peralatan pengecoran
yang digunakan dalam pelaksanaan pengecoran di
volume pekerjaan
Produktifitas = (2)
lapangan yaitu lift cor dan concrete pump. durasi
Masing - masing memiliki spesifikasi, Jika faktor efisiensi alat dimasukan maka rumus
produktifitas dan teknis pengecoran yang berbeda – menjadi :
beda. 60
1. Lift Cor adalah alat yang digunakan untuk Produktifitas = kapasitas x x efisensi (3)
mengangkut campuran beton secara vertikal,
CT
dilengkapi bucket dengan penggerak mesin Keterangan:
diesel untuk mengalirkan menuju area yang 3
Produktifitas alat dihitung dalam m /jam, waktu
dicor dengan lintasan terbuka (talang), dibuat alat ditetapkan dalam menit (60 menit)
sesuai kebutuhan di lapangan. Lift ini terdiri kapasitas = kapasitas bucket untuk menampung
dari tiang-tiang baja yang disusun secara 3
vertikal sesuai ketinggian yang diinginkan. beton dalam m
Panjang masing-masing tiang baja berbeda- CT = cyclus time / waktu siklus (menit)
beda yaitu, panjang tiang pertama 4,5 m, tiang efisiensi = waktu efektif alat bekerja dalam satu
kedua 3,5 m, tiang ketiga dan seterusnya jam (menit/jam)
memiliki panjang 3 m. Tiang baja pertama
dijadikan s e b a g a i pondasi lift, ditanam Siklus kerja pemindahan material merupakan
kurang lebih 1 meter. Tiang-tiang lift juga suatu kegiatan yang dilakukan berulang. Pekerjaan
diperkuat dengan besi pengait ke struktur utama dalam kegiatan tersebut adalah memuat,
bangunan. Lift ini dilengkapi dengan bucket memindahkan, membongkar muatan dan kembali
yang digunakan untuk menampung adukan ke kegiatan awal. Semua kegiatan itu dapat
beton, kapasitas bucket yang digunakan adalah dilakukan oleh satu alat atau beberapa alat.
0,2 m3. Bucket ini ditarik kawat baja yang Waktu yang diperlukan dalam melakukan
digerakkan oleh mesin diesel berdaya 20 Pk. kegiatan tersebut disebut waktu siklus atau cycle
time (CT), dirumuskan sebagai berikut (Rostiyanti,
2. Concrete Pump adalah alat yang dapat dipasang 2008):
kombinasi vertikal dan horisontal atau
miring, untuk menyalurkan bahan cor beton CT = LT + HT + DT + RT + ST (4)
melalui saluran tertutup (pipa/selang) dengan
pemompaan ke tempat pengecoran Keterangan:
(Rochmanhadi, 1992). Agar pompa dapat a. Waktu muat atau loading time (LT), yaitu
bekerja dengan baik, pengecoran harus dilakukan waktu yang dibutuhkan alat untuk memuat
dengan konsisten dan waktu pelaksanaan material ke dalam alat angkut sesuai
yang seragam. Pompa tersedia dalam berbagai kapasitasnya.
ukuran, dimana pompa dapat mengirimkan b. Waktu angkut atau hauling time (HT), yaitu
beton dari 8 sampai 115 m3 per jam. waktu yang diperlukan alat untuk bergerak
Pemompaan yang efektif antara 90 - 300 meter dari tempat pemuatan ke tempat pembongkaran
horizontal, atau 30 - 90 meter vertikal, namun material.
pompa jenis tertentu dapat memindahkan beton c. Waktu pembongkaran atau dumping time
sampai 1500 meter horizontal dan 300 meter (DT), yaitu waktu yang diperlukan alat untuk
vertikal. Produksi aktual tergantung dari pembongkaran material di tempat yang
beberapa hal, antara lain: tipe pompa yang ditentukan.
dipakai, ukuran pipa pengecor, dan efisiensi d. Waktu kembali atau return time (RT), yaitu
operasi. waktu yang diperlukan alat untuk kembali ke
tempat pemuatan.
Produktivitas Peralatan e. Waktu tunggu atau spotting time (ST), yaitu
Produktivitas adalah perbandingan antara waktu alat menunggu sampai alat diisi embali.
output dan input hasil yang didapat (output)
58
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87
59
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87
Y Y Y
0 X 0 X 0 X
(a) Hubungan positif (b) Hubungan negatif (c) Tidak ada hubungan
positif
Gambar 1. Tiga Grafik yang menyatakan hubungan variabel X dan Y
Sumber: Wirawan (2012)
60
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87
dan Y untuk mengukur sejauh mana titik-titik dari wawancara dan observasi (pengamatan
menggerombol sekitar sebuah garis lurus regresi. langsung) di lapangan yaitu jumlah tenaga kerja
Sedangkan koefisien determinasi ( r2 ) merupakan dan peralatan yang dibutuhkan, kapasitas alat dan
alat untuk mengukur ketepatan garis regresi volume pekerjaan serta waktu kerja alat dan tenaga
terhadap sebaran datanya. Rumusan untuk kerja saat proses pengecoran, sedangkan data
koefisien korelasi ada dua, yaitu: Analisis korelasi sekunder berupa gambar struktur bangunan, upah
biasanya dilakukan secara bersamaan dengan tenaga kerja, biaya sewa dan jenis peralatan yang
analisis regresi. Jika analisis korelasi dilakukan digunakan (lift cor dan concrete pump).
secara bersamaan dengan analisis regresi, maka
koefisien korelasi merupakan akar dari koefsien Perhitungan waktu siklus
determinasi, yang dapat dihitung dengan rumus Hasil observasi dilapangan ditabulasi dan
sebagai berikut: dihitung sehingga diperoleh waktu siklus
(9) pengecoran dengan Lift cor dan Concrete pump.
Rekapitulasi rata-rata waktu siklus terdapat pada
tabel 2 dan 3 sebagai berikut:
61
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87
62
Jurnal Spektran
http://ojs.unud.ac.id/index.php/jsn/index Vol. 5, No.1, Januari 2017, hal. 1-87
63