Anda di halaman 1dari 4

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Berkembangnya persaingan dunia konstruksi menuntut perusahaan dalam
bidang konstruksi untuk meningkatkan efektifitas kerja pada segala tahap
penyelesaian proyek. Elemen penting dalam menunjang penyelesaian proyek adalah
pemilihan alat berat, pengendalian waktu serta pengawasan terhadap mutu yang
dihasilkan. Pemilihan alat berat biasanya dilakukan pada tahap perencanaan. Jenis
peralatan, jumlah dan kapasitas alat yang akan digunakan merupakan faktor yang
penting dalam menentukan alat yang akan dipakai. Apabila terjadi kesalahan dalam
memilih jenis peralatan akan berdampak pada keterlambatan pelaksanaan proyek,
sehingga diperlukan adanya pengendalian waktu agar sesuai dengan perencanaan
awal. Selain itu pengawasan dalam setiap pelaksanaan juga diperhatikan, karena
akan berdampak terhadap mutu yang dihasilkan.
Saat ini proyek konstruksi di Bali mengalami kemajuan yang pesat. Hal ini
dapat dilihat dari banyaknya pembangunan seperti mall, hotel, dll. Pada umumnya
pembangunan tersebut menggunakan konstruksi beton. Konstruksi beton masih
menjadi pilihan utama, karena pembangunan konstruksi beton dianggap paling
ekonomis dan mudah dilaksanakan.
Pekerjaan struktur khususnya pada balok dan plat lantai dalam pembangunan
gedung bertingkat banyak menggunakan beton ready mix atau beton siap pakai.
Beton ready mix atau beton siap pakai adalah beton yang pencampurannya dilakukan
oleh perusahaan batching plan di luar proyek. Beton ready mix akan di distribusikan
dengan bantuan truck mixer ke lokasi proyek. Penyediaan truck mixer serta jarak
tempuh menuju lokasi proyek menjadi faktor yang dapat mempengaruhi suatu
kontraktor menggunakan produksi beton pada batching plan yang akan dipilih.
Pada pelaksanaan proyek konstruksi terdapat banyak item pekerjaan yang
dilakukan, salah satunya adalah pekerjaan pengecoran balok dan plat lantai.
Pengecoran balok dan plat lantai dapat menggunakan tower crane dan concrete
pump.
1
Tower crane merupakan alat bantu yang digunakan untuk memindahkan material
secara vertikal dan horizontal, tower crane juga digunakan untuk memindahkan
beton dari truck mixer sampai ke lokasi pengecoran dengan menggunakan bucket.
Sedangkan concrete pump merupakan alat bantu pengecoran yang berupa pompa dan
pipa yang dipasang dengan kombinasi vertikal dan horizontal atau miring untuk
memompa dan menyalurkan beton pada balok dan plat yang akan dicor.
Pada pembangunan Hotel Avani Nusa Dua Circle pihak kontraktor memilih
untuk menggunakan tower crane dan concrete pump dalam pelaksanaan pengecoran.
Hal ini dikarenakan luasnya area proyek dan jangka waktu penyelesaian proyek
tersebut. Pada pekerjaan pengecoran Gedung A (Hotel) menggunakan tower crane,
sedangkan pada pekerjaan pengecoran Gedung Circle menggunakan concrete pump.
Penggunaan kedua alat dalam satu proyek memiliki kelebihan dan kekurangan.
Selain itu banyak pertimbangan – pertimbangan dalam memilih peralatan pengecoran
yang digunakan, sehingga diharapkan mendapatkan produktifitas yang sesuai dengan
waktu penyelesaian dan biaya pelaksanaan yang terbaik.
Pelaksanaan pengecoran untuk kedua alat ini juga memperhatikan nilai slump
beton yang terkait workability beton yang dibutuhkan. Oleh karena itu pihak
kontraktor menggunakan nilai slump yang berbeda saat pengecoran dengan
menggunakan tower crane dan concrete pump. Perbedaan nilai slump tersebut akan
mempengaruhi proporsi mix desain beton, sehingga biaya material beton yang
dikeluarkan juga berbeda.
Dengan latar belakang di atas perlu dilakukan penelitian untuk mengetahui
perbandingan tower crane dan concrete pump sebagai peralatan pengecoran ditinjau
dari segi waktu dan biaya serta pengaruhnya terhadap produktifitas yang dihasilkan
pada proyek pembangunan Hotel Avani Nusa Dua Circle.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan latar belakang yang diuraikan, maka permasalahan yang akan
dibahas sebagai berikut :
1. Berapakah perbandingan waktu dan biaya pelaksanaan pengecoran
dengan menggunakan tower crane dan concrete pump pada konstruksi
gedung bertingkat.

2
2. Berapakah biaya satuan beton akibat perbedaan nilai slump pada
pelaksanaan pengecoran menggunakan tower crane dan concrete pump.
3. Berapakah titik impas (break even point) volume pengecoran terhadap
waktu dan biaya menggunakan tower crane dan concrete pump.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian yang diharapkan dalam penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui perbandingan waktu dan biaya pelaksanaan
pengecoran dengan menggunakan tower crane dan concrete pump pada
konstruksi gedung bertingkat.
2. Untuk mengetahui biaya satuan beton akibat perbedaan nilai slump pada
pelaksanaan pengecoran menggunakan tower crane dan concrete pump.
3. Untuk mengetahui titik impas (break even point) volume pengecoran
terhadap waktu dan biaya menggunakan tower crane dan concrete pump.

1.4 Manfaat Penelitian


Manfaat penelitian ini diharapkan dapat menambah pengetahuan dan
informasi tentang pemilihan alat pengecoran pada konstruksi gedung. Khususnya
mengetahui produktifitas, waktu siklus dan biaya dari masing – masing alat agar
biaya yang dikeluarkan dapat diperkirakan. Selain itu dapat mengetahui pengaruh
perbedaan nilai slump yang digunakan terhadap proporsi bahan dan biaya satuan
beton.

1.5 Batasan Masalah


Adapun batasan – batasan masalah dari penelitian ini sebagai berikut :
1. Pengecoran yang diamati menggunakan beton ready mix dengan mutu K-
350
2. Penelitian dilakukan pada balok dan plat lantai konstruksi gedung dengan
studi kasus pada proyek yang menggunakan tower crane dan concrete
pump.
3. Tinjauan dilakukan pada balok dan plat lantai II dan III.

3
4. Diasumsikan tower crane juga digunakan untuk pengecoran, selain untuk
mobilisasi material lainnya
5. Biaya sewa tower crane dihitung sesuai dengan waktu yang dibutuhkan
untuk pengecoran.
6. Biaya peralatan berdasarkan biaya sewa satu perusahaan, upah tenaga
kerja menggunakan standar upah Dinas PU Provinsis Bali Tahun 2015,
dan harga satuan bahan menggunakan SNI.
7. Pelaksanaan pengecoran diasumsikan tidak ada kendala atau hambatan
yang terjadi (akses, area kerja, cuaca, dan kerusakan peralatan).
8. Perbandingan waktu dan biaya dilakukan ketika tower crane dan concrete
pump digunakan pada satu lokasi proyek
9. Kapasitas volume truck mixer yang digunakan adalah 6 m3.
10. Volume pengecoran dengan tower crane maksimum 30 m3 karena batasan
jangkauan operator saat malam hari.
11. Concrete pump yang digunakan adalah type standart dengan tinggi
jangkauan pompa 20 meter.
12. Concrete pump diasumsikan tidak berpindah tempat.

Anda mungkin juga menyukai