Anda di halaman 1dari 6

Artikel Penelitian

KEJADIAN KECELAKAAN KERJA JKMA


PEKERJA ASPAL MIXING PLANT Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas
diterbitkan oleh:
(AMP) & BATCHING PLANT DI PT. Program Studi S-1 Kesehatan Masyarakat
Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Andalas
LWP PEKANBARU TAHUN 2015 p-ISSN 1978-3833
e-ISSN 2442-6725
Diterima 29 Oktober 2015 10(2)145-150
Disetujui 28 April 2016 @2016 JKMA
Dipublikasikan 1 Juni 2016 http://jurnal.fkm.unand.ac.id/index.php/jkma/

Dwi Sapta Aryantiningsih1 , Dewi Husmaryuli1


Prodi Ilmu Kesehatan Masyarakat STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Riau
1

Abstrak
Kecelakaan mengakibatkan kerugian jiwa, harta benda dan terjadi akibat adanya kontak dengan sumber
energi yang melebihi ambang batas atau struktur. Data di Provinsi Riau angka kecelakaan kerja seba
nyak 491 kasus3. Data dari PT. LWP Pekanbaru didapatkan peningkatan kasus kecelakaan kerja. Tujuan
penelitian untuk mengetahui Faktor Yang Berhubungan Dengan Kecelakaan Kerja Pada Pekerja. Jenis
penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional. Populasi sebanyak 40 pekerja dan seluruhnya menjadi
responden. Instrumen penelitian menggunakan kuesioner dan lembar observasi. Analisis yang dilakukan
yaitu univariat dan bivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa responden yang pernah mengalami
kecelakaan kerja sebanyak 23 orang (57,5%). Variabel yang berhubungan secara signifikan dengan ke
celakaan kerja adalah umur dan penggunaan alat pelindung diri (APD). Peneliti mengharapkan agar pihak
perusahaan dapat memberikan informasi kepada pekerja dan membuat peraturan dalam menggunakan
APD dan menyediakan APD yang sesuai di setiap unit produksi.

Kata Kunci: Umur, Penggunaan APD, Kecelakaan Kerja

OCCURRENCE OF ACCIDENTS AT ASPHALT MIXING PLANT (AMP) AND


BATCHING PLANT WORKER IN LWP COMPANY PEKANBARU 2015
Abstract
Accidents is the incidence of unwanted, resulting in loss of life, property and are the result of contact with
a source of energy that exceeds the threshold or struktur. Data in the province of Riau of work accidents
as many as 491 kasus3. Data from LWP Co Pekanbaru obtained an increase in cases of work accidents.
The aim of the study was to determine the Factors related With Occupational Accidents In Worker. This
research is Quantitative design cross sectional. Batching Plant section as many as 40 workers and all res
pondents. The results showed that respondents who had experienced occupational accidents as many as
23 people (57.5%). Variables significantly related with workplace accidents are age and the use of personal
protective equipment (PPE). Researchers hope that the company can provide information to workers and
make regulations on the use of PPE and provide appropriate PPE in each production unit.
Keywords: Age, use PPE, accident

Korespondensi Penulis:
Prodi IKM STIKes Payung Negeri Pekanbaru, Jl. Tamtama No.6 Kecamatan Payung Sekaki Pekanbaru. RIAU
Hp. 081378163808 Email : ihsanyuldi@gmail.com /dwisapta.ryan@payungnegeri.ac.id

145
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal.145-150

Pendahuluan Internasional Labor Organization (ILO)


Kecelakaan menurut Frank E. Bird Jr mengemukakan bahwa kecelakaan akibat kerja
terkait kecelakaan pada perusahaan adalah pada dasarnya disebabkan oleh tiga faktor, yai
suatu kejadian yang tidak dikehendaki, dapat tu faktor manusia, pekerjaannya, dan lingku
mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan ngan di tempat kerja. Menurut Sumamur
harta benda. Keadaan itu biasanya terjadi se 80-85% kecelakaan disebabkan oleh kelalaian
bagai akibat dari adanya kontak dengan sum (unsafe human acts) dan kesalahan manusia (hu-
ber energi yang melebihi ambang batas atau man error). Kelalaian dan kesalahan manusia
struktur. Dengan perkembangan pembangu tersebut meliputi faktor usia, jenis kelamin,
nan menimbulkan konsekuensi meningkat pengalaman kerja, dan pendidikan. Bird dan
kan intensitas kerja yang mengakibatkan pula Germain menjelaskan bahwa suatu kerugian
meningkatnya resiko kecelakaan di lingkungan (loss) disebabkan oleh serangkaian faktor-fak
kerja.(1) tor yang berurutan seperti yang terdapat da
Kecelakaan disebut juga kejadian yang lam loss causation model yang terdiri lock of con-
tidak terduga dan tidak diharapkan. Tidak trol (kurang terkendali) basic causes (penyebab
terduga, oleh karena dibelakang peristiwa itu dasar) Immediate Causes (penyebab langsung)
tidak terdapat unsur kesengajaan. Kecelakaan seperti tindakan yang tidak standar dalam
dapat terjadi dikarenakan oleh pekerjaan atau penggunaan alat pelindung diri (APD).(5) Dari
pada waktu melaksanakan pekerjaan.(2) faktor pekerjaan mencakup giliran kerja yang
Menurut data terakhir di Indonesia disebutkan sebagai pekerjaan yang secara per
tercatat sebanyak 103.283 kasus kecelakaan manen atau sering pada jam kerja yang tidak
kerja yang tercatat bahwa setiap harinya ada teratur atau tidak biasa (08.00-17.00). Yang ter
9 pekerja peserta Jamsostek meninggal dunia masuk giliran kerja yaitu pergantian dan jad
akibat kecelakaan kerja. Jumlah ini mening wal kerja khusus.(6)
kat dari tahun ke tahunnya bila dibandingkan Adapun tujuan penelitian ini yaitu un
angka kecelakaan kerja pada tahun 2012 ter tuk mengetahui faktor- faktor yang berhubu
dapat 103.074 kasus, pada tahun 2011 terdapat ngan dengan kecelakaan kerja pada pekeraja
99.491 kasus, dan pada tahun 2010 terdapat Aspal mixing plant (AMP) dan Batching Plant Di
98.711 kasus.(3). PT LWP Tahun 2015.
Berdasarkan di Propinsi Riau angka
kecelakaan kerja sebanyak 491 kasus dengan Metode Penelitian
sumber kecelakaan kerja terbanyak yaitu ba Penelitian ini merupakan penelitian
gian mesin sebanyak 93 kasus.(4) Jika dilihat kuantitatif bersifat teknik analitik korelasi
dari jenis pekerjaan di PT. LWP, PT ini me dengan menggunakan desain cross sectional
rupakan perusahaan yang bergerak dalam study. Populasi yang digunakan dalam pene
bidang General, Contractor, Developer dan juga litian ini adalah seluruh pekerja Aspal mixing
Supplier yang akan menyalurkan atau memasar plant (AMP) dan Batching Plant, yang bekerja
kan suatu material kontruksi dengan menggu di PT.LWP Pekanbaru yaitu sebanyak 40 orang
nakan alat transportasi dan menggunakan me pekerja, dalam penelitian ini subjek penelitian
sin produksi yaitu Aspal Mixing Plant (AMP), adalah semua pekerja (total sampling). Instru
Batching Plant, Stone Crusher, laboratorium, men penelitian yaitu kuesioner dan lembar
dan workshop. Dari hasil survey pendahuluan observasi. Analisis data dilakukan secara uni
pada pekerja Aspal Mixing Plant (AMP) dan variat dan bivariat.
Batching Plant menyatakan bahwa kecelakaan
kerja yang pernah dialami oleh pekerja sebagai Hasil
berikut terpeleset, terkena cairan semen, ter Dari hasil penelitian diperoleh bahwa
timpa batu, terjatuh, terjepit oleh benda, kaki sebagian besar responden yang pernah me
terkena peralatan kerja, terkena aspal, tangan ngalami kecelakaan kerja sebanyak 23 orang
terkena mesin. (57,5%), umur pekerja sebagian besar berisiko

146
Aryantiningsih, Husmaryuli | Kecelakaan Kerja

(< 31 tahun) yaitu 28 orang (70%), tingkat itu, responden yang menggunakan APD kate
pendidikan terakhir mayoritas kategori rendah gori berisiko (pemakaian APD tidak lengkap)
(SD, SMP, SMA) yaitu 26 orang (65%), mayori beresiko 6,8 kali mengalami kecelakaan kerja
tas masa kerja berisiko (kurang 3 tahun) yaitu dibandingkan dengan responden yang meng
25 orang (62,5%) dan penggunaan APD kate gunakan APD kategori tidak beresiko.
gori berisiko (pemakaian APD tidak lengkap)
yaitu 26 orang (65%). Pembahasan
Selanjutnya dilakukan analisis bivariat Analisis Univariat menunjukan bahwa
antara variabel independen dengan kecelakaan responden yang pernah mengalami kecelakaan
kerja dan didapatkan hasil yaitu umur yang kerja sebanyak 23 orang (57,5%). Menurut
berisiko dan mengalami kecelakaan kerja yaitu Frank E. Bird Jr terkait teori kecelakaan pada
sebanyak 21 orang (75%). Hal ini lebih tinggi perusahaan adalah yaitu kecelakaan adalah
jika dibandingkan dengan yang berumur tidak suatu kejadian yang tidak dikehendaki, dapat
beresiko dan mengalami kecelakaan kerja yaitu mengakibatkan kerugian jiwa serta kerusakan
2 orang (17%). Selain itu, responden yang be harta benda dan biasanya terjadi sebagai aki
rumur kategori berisiko (<31 tahun) berisiko bat dari adanya kontak dengan sumber energi
15 kali mengalami kecelakaan kerja dibanding yang melebihi ambang batas atau struktur.(1)
kan responden yang berumur kategori tidak Berdasarkan hasil penelitian dapat
berisiko. diketahui bahwa distribusi berdasarkan umur
Hasil analisis untuk tingkat pendidikan pekerja, kategori beresiko yang berumur <
diperoleh bahwa responden yang memiliki 31 tahun yaitu sebanyak 28 orang (70%). De
pendidikan kategori berisiko dan mengalami ngan bertambahnya umur seseorang akan ter
kecelakaan kerja sebanyak 16 orang (61,5%). jadi perubahan pada aspek fisik dan psikologi
Hal ini lebih banyak jika dibandingkan yang (mental). Pertumbuhan pada fisik secara garis
berpendidikan tidak beresiko dan mengalami besar ada empat kategori perubahan. Pertama,
kecelakaan kerja sebanyak 7 orang (50%). Na perubahan ukuran, kedua, perubahan pro
mun, hasil analisis bivariat didapatkan tidak porsi, ketiga hilangnya ciri-ciri lama, keempat,
ada hubungan yang signifikan antara tingkat timbulnya ciri-ciri baru. Ini terjadi akibat pe
pendidikan dengan kecelakaan kerja, matangan fungsi organ. Pada aspek psikologis
Hasil analisis untuk masa kerja dipe atau mental taraf berfikir seseorang semakin
roleh hasil bahwa responden yang memiliki matang dan dewasa.(7).
masa kerja berisiko dan mengalami kecelakaan Berdasarkan hasil penelitian bahwa dari
kerja yaitu 15 orang (60%). Keadaan ini lebih 40 responden terdapat responden yang be
banyak dibandingkan masa kerja yang tidak risiko (pendidikan rendah) sebanyak 26 orang
beresiko dan mengalami kecelakaan kerja se (65%). Pendidikan seseorang mempengaruhi
banyak 8 orang (53%). Hasil analisis bivariat cara berfikir dalam menghadapi pekerjaan,
didapatkan tidak ada hubungan yang sig demikian juga dalam menerima latihan kerja
nifikan antara masa kerja dengan kecelakaan baik praktek maupun teori termasuk diantara
kerja. nya cara pencegahan dan menghindari terja
Hasil analisis untuk penggunaan APD dinya kecelakaan kerja.(8)
diperoleh hasil bahwa responden yang meng Berdasarkan hasil penelitian dapat
gunakan APD kategori berisiko dan mengala diketahui bahwa distribusi berdasarkan masa
mi kecelakaan kerja yaitu 19 orang (73%), hal kerja, kategori berisiko 3 tahun yaitu seba
ini lebih banyak dibandingkan yang menggu nyak 25 orang (62,5%). Berdasarkan berbagai
naan APD kategori tidak beresiko dan me penelitian dengan meningginya masa kerja dan
ngalami kecelakaan kerja yang hanya 4 orang keterampilan akan disertai dengan penurunan
(28,5%). Hasil analisis bivariat didapatkan ha angka kecelakaan kerja. Kewaspadaan terdapat
sil ada hubungan yang signifikan antara peng kecelakaan akibat kerja bertambah baik sejalan
gunaan APD dengan kecelakaan kerja. Selain dengan pertambahan usia dan lamanaya kerja

147
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal.145-150

di tempat kerja yang bersangkutan.(9) pendidikan tidak beresiko dan mengalami ke


Berdasarkan hasil penelitian dapat celakaan kerja sebanyak 7 orang (50%). Ha
diketahui bahwa distribusi berdasarkan peng sil analisis bivariat didapatkan hasil tidak ada
gunaan APD, kategori berisiko yaitu sebanyak hubungan yang signifikan antara tingkat pen
26 orang (65%). Pengunaan alat pelindung diri didikan dengan kecelakaan kerja. Pendidikan
(APD) adalah tahap akhir untuk pengendalian seseorang mempengaruhi cara berfikir dalam
bahaya ditempat kerja. Walaupun demikian menghadapi pekerjaan, demikian juga dalam
penggunaan APD akan menjadi sangat pen menerima latihan kerja baik praktek maupun
ting dilakukan jika pengendalian secara elimi- teori termasuk diantaranya cara pencegahan
nasi, substitusi, engineering, dan administratif ti dan menghindari terjadinya kecelakaan ker
dak dapat mengurangi bahaya meskipun sudah ja.(8) Dengan proses pembelajaran seseorang
dilakukan secara maksimal. Penggunaan APD secara aktif mengembangkanpotensi dirinya
banyak dilakukan pada perusahaan formal dan untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
informal untuk pengendalian bahaya.(10) pengendalian diri, kepribadian.(9)
Analisis bivariat menunjukkan bahwa Hubungan tingkat pendidikan dengan
ada hubungan yang signifikan antara umur lapangan yang tersedia yaitu bahwa pekerja
dengan kejadian kecelakaan kerja. Umur yang dengan tingkat pendidikan rendah, seper
berisiko dan mengalami kecelakaan kerja yai ti SD, SMP, SMA atau bahkan tidak pernah
tu 21 orang (75%) lebih banyak dibandingkan bersekolah akan bekerja dengan mengandal
yang berumur tidak beresiko dan mengalami kan fisik. Hal ini dapat mempengaruhi terja
kecelakaan kerja yaitu 2 orang (17%). Respon dinya kecelakaan karja karena beban fisik yang
den yang berumur kategori berisiko (<31 ta berat dapat mengakibatkan kelelahan yang
hun) berisiko mengalami kecelakaan kerja 15 merupakan salah satu faktor yang mempe
kali dibandingkan responden yang berumur ngaruhi terjadinya kecelakaan akibat kerja.(13)
kategori tidak berisiko. Berdasarkan hasil penelitian didapatkan
Umur mempunyai pengaruh yang sangat bahwa responden yang memiliki masa kerja
penting tehadap kejadian kecelakaan kerja. berisiko dan mengalami kecelakaan kerja yai
Sukamto (2004) mengemukakan bahwa ke tu 15 orang (60%) hal ini lebih banyak diban
celakaan umunya paling sering terjadi antara dingkan masa kerja yang tidak beresiko dan
usia 17 dan 29 tahun, kemudian akan turun mengalami kecelakaan kerja sebanyak 8 orang
sesudah mencapai titik terendah pada umur (53%). Hasil analisis bivariat didapatkan hasil
30 tahun.(9) tidak ada hubungan yang signifikan antara
Banyaknya kasus kecelakaan pada umur masa kerja dengan kecelakaan kerja. Pengala
30 tahun ini cenderung untuk berperilaku man merupakan suatu cara untuk mempe
sembrono, kurang pengalaman, senang men roleh pengetahuan yang kekal. Dengan kata
coba-coba. Hal ini mengakibatkan perilaku lain, orang yang memiliki pengalaman akan
tidak aman dan atau membuat kondisi kerja jauh lebih baik pengetahuannya dibandingkan
yang tidak aman.(11). dengan orang tidak berpengalaman.(14)
Sebaiknya pihak perusahaan pada saat Berdasarkan berbagai penelitian dengan
rekrutmen, memilih pekerja pada umur yang meningginya masa kerja dan keterampilan akan
tidak berisiko (31 tahun) sehingga para peker disertai dengan penurunan angka kecelakaan
ja dapat bekerja dengan berperilaku aman. kerja. Kewaspadaan terdapat kecelakaan akibat
Dengan demikian pekerja dapat terhindar dari kerja bertambah baik sejalan dengan pertam
kecelakaan kerja. bahan usia dan lamanya kerja di tempat kerja
Berdasarkan hasil penelitian menun yang bersangkutan.(10)
jukan bahwa responden yang memiliki pen Berdasarkan hasil penelitian diperoleh
didikan kategori berisiko dan mengalami responden yang menggunakan APD kategori
kecelakaan kerja sebanyak 16 orang (61,5%), berisiko dan mengalami kecelakaan kerja yai
hal ini lebih banyak dibandingkan yang ber tu 19 orang (73%), hal ini lebih banyak diban

148
Aryantiningsih, Husmaryuli | Kecelakaan Kerja

dingkan yang menggunaan APD kategori tidak nifikan dengan kecelakaan kerja adalah umur
beresiko dan mengalami kecelakaan kerja yang dan penggunaan alat pelindung diri (APD).
hanya 4 orang (28,5%). Hasil analisis bivariat Adapun hubungan signifikan antara umur
didapatkan hasil ada hubungan yang signifikan dengan kecelakaan kerja dapat dilihat dengan
antara penggunaan APD dengan kecelakaan nilai P value 0,002 (POR=15,000; CI 95%
kerja. Responden yang menggunakan APD =2,626- 85,681) dan hubungan antara peng
kategori berisiko (pemakaian APD tidak leng gunaaan alat pelindung diri (APD) dengan
kap) beresiko 6,8 kali mengalami kecelakaan kejadian kecelakaan kerja dengan nilai P value
kerja dibandingkan dengan responden yang 0,017 (POR=6,786; CI 95% =1,596-28,858).
menggunakan APD kategori tidak beresiko. Adapun variabel yang tidak berhubungan sig
Menurut Frank E. Brid (1985) faktor nifikan dengan kecelakaan kerja yaitu tingkat
penyebab kecelakaan salah satunya yaitu tinda pendidikan dengan nilai P value 0,712 dan
kan yang tidak standar. Tindakan yang dimak masa kerja dengan nilai P value 0,934.
sud seperti tidak menggunakan alat pelindung
diri (APD) dalam bekerja atau melepas alat Ucapan Terima Kasih
pengaman. Tindakan ini dapat membahaya Dalam penyusunan tulisan ini, penulis
kan dirinya atau orang lain yang dapat berak mendapat banyak masukan dan informasi.
hir dengan kecelakaan.(1) Oleh karena itu penulis ingin mengucapkan
Hasil dari observasi masih banyak dari banyak terimakasih kepada Ketua Sekolah
pekerja yang tidak menggunakan APD dengan Tinggi Ilmu Kesehatan (STIKes) Payung Ne
lengkap, meskipun APD telah disiapkan oleh geri Pekanbaru dan Pimpinan PT. LWP Pe
pihak perusahaan. Hal itu disebabkan para kanbaru serta teman-teman di STIKes Payung
pekerja merasa tidak nyaman dalam penggu Negeri Pekanbaru.
naan APD karena ukuran/size yang tidak se
suai dan lingkungan kerja yang panas. Selain Daftar Pustaka
itu, APD yang disediakan oleh pihak perusa 1. Ramli, S. Sistem Manajeman Keselamatan
haan adalah sama untuk setiap unit kerja yang dan Kesehatan Kerja OHSAS 18001. Jakar
ada, padahal penggunaan APD tergantung ta; Dian Rakyat. 2010.
pada setiap jenis pekerjaan. 2. Triwibowo, C, dkk.. Kesehatan Lingku
Menurut Ridley (2008) persyaratan ngan dan K3. Yogyakarta; Nuha Medika.
umum penyediaan alat pelindung diri yang 2013
efektif harus sesuai dengan bahaya yang di 3. Jamsostek. Angka Kecelakaan Kerja Lima Ta
hadapi, terbuat dari material yang akan tahan hun Terakhir Cenderung Naik. www.Poskota
terhadap bahaya tersebut, cocok bagi orang News. htm
yang akan menggunakannya, tidak menganggu 4. Depnakertrans. Angka Kecelakaan Kerja
kerja operator yang sedang bertugas, memiliki berdasarkan Sumber Kecelakaan di Propinsi
konstruksi yang sangat kuat, tidak menggang RIAU Tahun 2014. www. pusdatinaker.balitfo.
gu PPE lain yang sedang dipakai secara ber depnakertrans.go.id. 2014.
samaan, tidak meningkatkan risiko terhadap 5. Katia. Analisis Kecelakaan Kerja Pada
pemakainya.(15) Proyrk Penambangan Batubara Admo
Oleh karena itu perusahaan harus mem PT.Saptaindra Sejati Berdasarkan Laporan
buat regulasi mengenai kewajiban menggu Kecelakaan Tahun 2006-2008. www.lon
nakan APD bagi pekerja dan menyesuaikan tar.ui.ac.id. 2009.
jenis APD untuk setiap pekerjaan. Hal ini ber 6. Kuswadji,S. Pengaturan Tidur Pekerja
tujuan agar kecelakaan kerja dapat dikurangi Shift. Jakarta. Cermin Dunia Kedokteran.
atau bahkan dihindari. 1997
7. Santrock, W. Remaja. Erlangga: Jakarta.
Kesimpulan 2007.
Variabel yang berhubungan secara sig 8. Sumamur. Higiene Perusahaan Dan Ke

149
Jurnal Kesehatan Masyarakat Andalas |April 2016 - September 2016 | Vol. 10, No. 2, Hal.145-150

sehatan Kerja (Hiperkes), Jakarta; Sagung


Seto. 2009.
9. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003.
Sistem Pendidikan Nasional. Indonesia.
http://sdm.data.kemdikbud.go.id/SNP/
dokumen/undang-undang-no-20-ten
tang-sisdiknas.pdf
10. Fadillah,A. Gambaran Kecelakaan Kerja
pada Pembangunan Struktur Basement
Crown Internasional Hotel PT. Nusa Raya
Cipta Medan Tahun 2004.http://reposito
ry.usu.ac.id. 2004.
11. Putra, T.H, Pengaruh Shift Kerja Terhadap
Kelelahan Kerja Karyawan Bagian Produk
si Seksi Reduksi PT. INALUM Kuala Tan
jung Tahun 2011 http://repository.usu.
ac.id. 2012
12. Depnakertrans RI. Kecelakaan kerja dan
faktor-faktor yang berhubungan di Indone
sia (Berdasarkan data PT. Jamsostek Tbk),
Majalah keselamatan kerja dan hiperkes,
40(3), 31-45.2007.
13. Hernawati E. Faktor-Faktor yang Ber
hubungan dengan Kejadian Kecelakaan
Kerja Berdasarkan Karakteristik Pekerja
dan Unit Kerja di Area pertambangan PT.
ANTAM TBK UBPE Pongkor Jawa Barat
Tahun 2008. http://repository.uinjkt.ac.id
. 2008
14. Notoatmodjo,S. Ilmu Kesehatan Ma
syarakat, Edisi Revisi,Jakarta; Rineka Cip
ta. 2010
15. Ridley, J. Kesehatan dan Keselamatan Ker
ja Edisi Ketiga.Jakarta; Erlangga. 2008.

150

Anda mungkin juga menyukai