DIVISI 1
UMUM
Kontraktor harus melakukan segala tata cara, termasuk pembayaran bila perlu,
untuk memakai bidang tanah yang dibutuhkan untuk tempat kerja di luar
Rumija, dan Pengguna Jasa tidak bertanggungjawab atas pemakaian tanah
tersebut. Kecuali bila ditentukan dalam Spesifikasi Khusus. Pembayaran untuk
tempat kerja ini sebagaimana ditentukan dalam Pasal S1.20 “Mobilisasi”.
S1.09 (1) Kontraktor harus memasok, melengkapi, memelihara selama masa Kontrak,
semua tempat tinggalnya sendiri, barak dan gudang yang diperlukan untuk
pelaksanaan Pekerjaan, dan harus melakukan pengaturannya sendiri dengan
pemilik tanah yang akan ditempati, sesuai dengan persetujuan Konsultan
Pengawas, dan jika perlu, membayar untuk penggunaanya. Kebutuhan kantor dan
fasilitas lapangan diuraikan dalam Spesifikasi Khusus.
S1.09 (2) Pengadaan dan pemeliharaan tempat tinggal, barak dan gudang akan dibayar
sebagaimana yang disyaratkan dalam Pasal S.1.20 Mobilisasi
S1.10 LABORATORIUM
RIFKI MUCHNI
II - 1
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Penyediaan dan pemeliharaan laboratorium, termasuk personil, air, fasilitas
listrik dan seluruh pengeluaran lainnya yang harus disiapkan
denganpenyewaan akan dibayar menurut Pasal S1.20. Pada akhir Kontrak,
pembayaran semacam ini hanya untuk penggunaannya saja bukan kepemilikan
peralatan, perlengkapan dan instalasi laboratorium yang akan tetap menjadi milik
Kontraktor.
S1.12 (1) Pekerjaan tetap harus selalu disertai persetujuan Konsultan Pengawas sebelum
dikerjakan. Sebelum mulai melaksanaan pekerjaan, Kontraktor harus menyerahkan
penjelasan lengkap secara tertulis kepada Konsultan Pengawas agar Konsultan
Pengawas dapat mengatur waktu untuk pemeriksaan/inspeksi.
S1.12 (2) Bila diminta oleh Konsultan Pengawas, Kontraktor harus memberikan
penjelasan lengkap tertulis mengenai tempat asal diperolehnya material dan
tempat pekerjaan yang akan dilaksanakan.
RIFKI MUCHNI
II - 2
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
(c) Kontraktor harus mempresentasikan RK3K pada rapat persiapan
pelaksanaan pekerjaan konstruksi untuk disahkan dan ditanda tangani oleh
Pengguna Jasa sesuai ketentuan Permen PU No. 05/PRT/M/2014 tentang
Pedoman SMK3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum.
(d) Kontraktor harus melibatkan Ahli K3 Konstruksi pada paket pekerjaan dengan
risiko K3 tinggi atau sekurang-kurangnya Petugas K3 Konstruksi pada paket
pekerjaan dengan risiko K3 sedang dan kecil. Ahli K3. Konstruksi atau
Petugas K3 bertugas untuk merencanakan, melaksanakan dan
mengevaluasi Sistem Manajemen K3 Konstruksi. Tingkat risiko K3 ditetapkan
oleh Pengguna Jasa
P2K3 (Panitia Pembina K3) adalah badan pembantu di perusahaan dan tempat
kerja yang merupakan wadah kerjasama antara pengusaha dan pekerja untuk
mengembangkan kerja sama saling pengertian dan partisipasi efektif dalam
penerapan keselamatan dan kesehatan kerja. Unsur P2K3 terdiri dari Ketua,
Sekretaris dan Anggota. Ketua P2K3 adalah pimpinan puncak organisasi
Kontraktor dan Sekretaris P2K3 adalah Ahli K3 Konstruksi.
(f) Kontraktor harus membuat Laporan Rutin Kegiatan P2K3 ke Dinas Tenaga
Kerja setempat dan tembusannya disampaikan kepada Konsultan Pengawas.
(h) Kontraktor harus melakukan tinjauan ulang terhadap RK3K (pada bagian
yang memang perlu dilakukan kaji ulang) setiap bulan secara berkesinambungan
selama pelaksanaan pekerjaan konstruksi berlangsung.
(a) FasilitasPencucian
- Jika pekerja beresiko terpapar kontaminasi kulit yang diakibatkan oleh zat
beracun, zat yang menyebabkan infeksi dan iritasi atau zat sensitif lainnya;
- Jika pekerja menangani bahan yang sulit dicuci dari kulit jika
RIFKI MUCHNI
II - 3
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
menggunakan air dingin;
- Jika pekerja terpapar pada kondisi panas atau dingin yang berlebih, atau
bekerja pada kondisi basah yang tidak biasa sehingga menyebabkan para pekerja
harus membersihkan seluruh badannya, maka Kontraktor harus menyediakan
pancuran air (shower) dengan jumlah yang memadai.
i) Kontraktor harus menyediakan toilet yang memadai baik toilet khusus pria
maupun toilet khusus wanita yang diperkerjakan di dalam atau di sekitar
tempat kerja serta tempat sampah dengan kapasitas yang memadai.
ii) Jika Kontraktor mempekerjakan lebih dari 15 orang tenaga kerja, maka
persyaratan minimumnya adalah:
2) Satu kloset untuk jumlah pekerja kurang dari 15 orang, apabila jumlah
pekerja lebih dari 15 orang sampai dengan tambahan 30 orang maka
harus ditambah satu kloset.
iv) Toilet pria dan wanita harus dipisahkan dengan dinding tertutup penuh.
Toilet harus mudah diakses, mempunyai penerangan dan ventilasi yang
cukup, dan terlindung dari cuaca. Jika toilet berada di luar, harus disediakan
jalur jalan kaki yang baik dengan penerangan yang memadai di sepanjang
jalur tersebut. Toilet harus dibuat dan ditempatkan sedemikian rupa sehinga
dapat menjaga privasi orang yang menggunakannya dan terbuat dari bahan
yang mudah dibersihkan.
v) Kontraktor dapat menyediakan satu toilet jika: setiap jumlah pria dan setiap
jumlah wanita kurang dari 10 orang; toilet benar-benar tertutup; mempunyai
kunci dalam; tersedia fasilitas pembuangan pembalut wanita; tidak terdapat
urinal di dalam toilet tersebut.
vi) Dalam segala hal toilet harus menyediakan sekurang-kurangnya air bersih
dengan debit yang cukup dan lancar, plumbing system yang memisahkan air
bersih dan air kotor serta pembuangannya melalui saluran drainase dengan
sanitasi baik.
Kontraktor harus menyediakan pasokan air minum yang memadai bagi seluruh
pekerja dengan persyaratan:
RIFKI MUCHNI
II - 4
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
- Mudah diakses oleh seluruh pekerja dan diberi label yang jelas sebagai
air minum;
- Kontainer untuk air minum harus memenuhi standar kesehatan yang berlaku;
ii) Di tempat kerja harus selalu terdapat pekerja yang sudah terlatih dan/atau
bertanggung jawab dalam Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan.
ii) Akomodasi tersebut harus mempunyai lantai yang bersih, dilengkapi meja dan
kursi, serta furnitur lainnya untuk menjamin tersedianya tempat istirahat
makan dan perlindungan dari cuaca.
iv) Tempat ganti baju untuk pekerja dan tempat penyimpanan pakaian yang
tidak digunakan selama bekerja harus disediakan.Setiap pekerja harus
disediakan lemari penyimpan pakaian (locker).
(f) Penerangan
RIFKI MUCHNI
II - 5
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
oleh pekerja
(h) Ventilasi
ii) Pada kondisi tempat kerja yang sangat berdebu misalnya tempat
pemotongan beton, penggunaan bahan kimia berbahaya seperti perekat, dan
pada kondisi lainnya, Kontraktor harus menyediakan alat pelindung nafas
seperti respirator dan pelindung mata.
(a) Bekerja di tempat kerja yang tinggi harus dilakukan oleh pekerja yang
mempunyai pengetahuan, pengalaman dan mempunyai sumberdaya yang
dibutuhkan untuk menyelesaikan pekerjaan dengan selamat.
(b) Keselamatan kerja untuk bekerja pada tempat tinggi dapat menggunakan satu atau
beberapa pelindung sebagai berikut: terali pengaman lokasi kerja, jaring
pengaman, sistem penangkap jatuh.
i) Terali pengaman lokasi kerja harus dibuat sepanjang tepi lantai kerja
atau tempat kerja yang terbuka sesuai dengan Pasal S1.13 (4) (d).
ii) Jika pelataran kerja atau tempat kerja berada di atas jalan umum dan jika ada
bahaya material atau barang lain jatuh pada pengguna jalan, maka daerah di
bawah pelataran kerja atau tempat kerja harus dibebaskan dari akses orang
atau dapat digunakan jaring pengaman.
Jika terali pengaman lokasi kerja digunakan di sekeliling bangunan, atau bukaan
di atap, lantai, atau lubang lift, maka terali pengaman harus memenuhi
syarat:
- Mempunyai papan bawah (toeboard) jika terdapat resiko jatuhnya alat kerja
atau material dari atap/tempat kerja.
ii) Jaring pengaman harus dipasang sedekat mungkin pada sisi dalam area
kerja.
RIFKI MUCHNI
II - 6
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
iii) Jaring pengaman harus dipasang dengan jarak bersih yang cukup dari
permukaan lantai/tanah sehingga jika seorang pekerja jatuh pada jaring
tidak akan terjadi kontak dengan permukaan lantai/tanah.
ii) Jenis sabuk pinggang tidak boleh digunakan untuk pekerjaan atap.
iv) Perhatian harus diberikan pada titik angker untuk tali statik, jalur rel inersia,
dan/atau jaring pengaman.
(g) Tangga
- Jika tangga digunakan untuk naik ke lantai kerja di atas, pastikan bahwa
tangga berada sekurang-kurangnya 1 m di atas lantai kerja;
(h) Perancah(scaffolding)
ii) Seluruh perancah harus diinspeksi oleh orang yang berkompeten pada
saat: sebelum digunakan, sekurang-kurangnya seminggu sekali saat
digunakan, setelah cuaca buruk atau gangguan lain yang dapat
mempengaruhi stabilitasnya, jika perancah tidak pernah digunakan dalam
jangka waktu lama. Hasil inspeksi harus dicatat, termasuk kerusakan yang
diperbaiki saat inspeksi. Catatan tersebut harus ditandatangani oleh orang
yang melakukan inspeksi.
RIFKI MUCHNI
II - 7
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
- Tersedia akses yang cukup pada lantai kerja perancah.
Alat elektrik portabel yang dapat digunakan di situasi lembab hanyalah alat yang
memenuhi syarat:
RIFKI MUCHNI
II - 8
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
- Mempunai alat pengukur arus sisa (residual).
- Dilengkapi dengan pintu dan kunci. Pintu harus dirancang dan dan ditempel
sedemikian rupa sehingga tidak akan merusak kabel lentur yang tersambung
dengan panel dan harus dapat melindungi switch dari kerusakan mekanis.
Pintu harus diberi tanda: HARAP SELALU DITUTUP.
Alat crane, excavator, rig pengebor, atau plant mekanik lainnya, struktur atau
perancah tidak boleh berada kurang dari 4 m di bawah saluran listrik udara tanpa
ijin tertulis dari pemilik saluran listrik.
- Seluruh pekerja dan personil lainnya yang terlibat harus dilatih cara
penggunaan alat pelindung diri dan harus memahami alasan
penggunaannya.
- Jika dipandang tidak praktis untuk melindungi bagian atas dan jika ada resiko
terluka dari objek jatuh, maka Kontraktor menyediakan helm pelindung dan
seluruh personil yang terlibat di lapangan harus menggunakannya.
RIFKI MUCHNI
II - 9
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
sepatu dengan ujung besi di bagian jari kaki.
- Tangan dan mata pekerja harus dilindungi terhadap kontak dengan semen.
Usahakan kontak dengan semen seminimum mungkin. Penggunaan krim
pelindung dapat mengurangi resiko kerusakan kulit.
ii) Seluruh bahan kimia harus disimpan di kontainer asalnya dalam suatu
tempat yang aman dan berventilasi baik.
iii) Seluruh pekerja harus dilatih jika menangani bahan kimia atau zat
berbahaya termasuk tindakan darurat yang perlu dilakukan jika terjadi
masalah.
(d) Asbestos
RIFKI MUCHNI
II -10
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
iii) Gunakan jaring dengan lembar yang tidak lulus udara. Lakukan uji udara
sebelum menggunakan daerah kerja
- Ledakan tabung akibat kebocoran oksigen dari selang atau alat pijar
pemotong.
iii) Penyimpanan
iv) Peralatan
RIFKI MUCHNI
II -11
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
segera kontak suppliernya.
- Bahan mudah terbakar harus dipindahkan dari daerah kerja dan alat
pemadam yang memadai harus disediakan oleh Kontraktor.
(a) Umum
ii) Pemicu pada alat pemaku dan stapler tidak boleh ditekan kecuali ujung
alat diarahkan pada suatu permukaan benda yang aman.
iii) Perhatian khusus harus diberikan jika memaku di daerah tepi suatu benda.
iv) Jika sumber tenaga alat pemaku dan stapler otomatis menggunakan tenaga
pnematik, tidak diperkenankan menggunakan sumber gas yang berbahaya
dan mudah terbakar.
vi) Pelindung pendengaran dan pelindung mata yang sesuai harus digunakan
saat menggunakan alat tersebut.
i) Gergaji mesin, mesin pengaduk beton, alat pemotong beton dan alat
bermesin lainnya harus dilengkapi dengan alat pengaman sepanjang waktu.
- Gunakan hanya alat dan metoda yang tepat untuk setiap jenis
pekerjaan yang dilakukan.
RIFKI MUCHNI
II -12
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
- Alat pemotong harus terjaga ketajamannya.
i) Alat pengangkat material dan orang harus didirikan oleh orang yang
berkompeten.
ii) Operator harus orang yang terlatih dan diberikan izin khusus untuk
mengoperasikan alat.
iii) Alat pengangkat harus berada di atas pondasi yang kokoh dan diikat pada
bangunan atau struktur.
iv) Akses untuk operator dan personil yang melakukan pemeliharaan harus
aman.
vi) Tinggi pintu keranjang minimum 2 m dan mempunyai kunci yang aman.
Pintu solid harus mempunyai panel yang tembus pandang.
vii) Jarak dari lantai keranjang ke permukaan tanah tidak boleh lebih dari 50
mm.
xi) Alat penyelamat harus ada untuk menghentikan keranjang jika jatuh atau
bergerak terlalu cepat.
xiii) Harus tersedia suatu mekanisme untuk keadaan darurat dan untuk
mengeluarkan orang yang terjebak dalam keranjang.
RIFKI MUCHNI
II -13
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
xv) Jika memungkinkan, sediakan alat komunikasi antara operator dan personil
yang bekerja
vi) Alat kendali (tuas, saklar, dan sebagainya) harus diberi keterangan yang
jelas.
viii) Setiap jib crane dengan kapasitas lebih dari 1 ton harus mempunyai
indikator beban aman (safe load indicator) yang diperiksa setiap minggu.
xi) Asisten operator harus dilatih untuk memberikan sinyal pada operator
dan untuk mengikatkan beban secara benar dan mengetahui
kapasitas pengangkatan crane.
xiii) Gigi pengangkat harus dalam kondisi baik dan telah diperiksa secara
menyeluruh.
(a) Pembayaran yang diberikan kepada Kontraktor harus mencakup seluruh biaya
untuk penanganan keselamatan dan kesehatan kerja (K3) termasuk biaya untuk Ahli
RIFKI MUCHNI
II -14
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
K3 Konstruksi pada paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 tinggi atau Petugas
K3 Konstruksi pada setiap paket pekerjaan yang mempunyai risiko K3 sedang dan
kecil. Ahli 3 adalah seseorang yang mempunyai sertifikat dari yang berwenang
dan sudah berpengalaman sekurang-kurangnya 2 (dua) tahun dalam pelaksanaan
K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum yang dibuktikan dengan referensi
pengalaman kerja. Petugas K3 adalah petugas di dalam organisasi Kontraktor yang
telah mengikuti pelatihan/sosialisasi K3 Konstruksi Bidang Pekerjaan UmuM
Konstruksi Bidang Pekerjaan Umum dengan cara memberi surat peringatan ke-1
dan ke-2. Apabila peringatan ke-2 tidak ditindaklanjuti, maka Pengguna Jasa
dapat menghentikan pekerjaan dan akan mengurangi pembayaran semua item
pekerjaan sebesar 1% (satu persen) dari tagihan bulanan (Monthly Certificate
of Payment) Kontraktor hingga rencana SMK3 Konstruksi dapat terpenuhi
sesuai jadwalnya.
S1.20 (1) Bila di dalam Daftar Kuantitas dan Harga (Bid Schedule) tercantum mata
pembayaran untuk “Mobilisasi” maka pembayaran yang dimaksud adalah
mencakup hal-hal sebagai berikut :
(b) Pembangunan Kantor, tempat tinggal/barak, tempat kerja (base camp), bengkel,
gudang dan lain-lain;
(d) Butir-butir lain yang telah diuraikan dalam Spesifikasi Umum dan
Spesifikasi Khusus dan termasuk ke dalam "Mobilisasi".
S1.20 (2) Kontraktor dapat, selalu dengan persetujuan Konsultan Pengawas, setiap saat
selama pekerjaan, melakukan setiap perubahan, pengurangan dan/atau
penambahan Peralatan Konstruksi dan pemasangan.
Pekerjaan juga akan meliputi demobilisasi dari tempat kerja oleh Kontraktor pada
RIFKI MUCHNI
II -15
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
akhir Kontrak, termasuk pembongkaran semua instalasi, instalasi
konstruksi dan peralatan dari tanah milik Pemerintah, serta pemulihan tempat
kerja pada kondisi semula sebelum permulaan pekerjaan.
S1.20 (3) Dalam jangka waktu 7 (tujuh) hari dari Perintah Mulai Kerja (Noticeto
Proceed), Kontraktor harus menyiapkan, menyerahkan dan mendapatkan
persetujuan program mobilisasi dari Pengguna Jasa. Mobilisasi ini harus
diselesaikan dalam jangka waktu 60 (enam puluh) hari dari tanggal mulai kerja
kecuali kantor, laboratorium dan tempat tinggal harus sudah diselesaikan
dalam jangka waktu 30 (tiga puluh lima) hari dari Tanggal Mulai Kerja.
S1.20 (4) Pembayaran-pembayaran dalam Pasal ini akan dilaksanakan dalam 3 (tiga) kali
angsuran untuk setiap mata pembayaran sebagai berikut :
RIFKI MUCHNI
II -16
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
konstruksi.
DIVISI 4
PEKERJAAN TANAH
Galian Biasa mencakup semua pekerjaan penggalian dalam batas ruang milik
jalan kecuali galian struktur dan galian batu; pemindahan, pemuatan,
pengangkutan, penimbunan dan penyempurnaannya atau pembuangan,
pembentukan bidang galian, dan penyempurnaan bidang galian yang terbuka
(exposed), sesuai dengan Spesifikasi dan garis, ketinggian, kelandaian, ukuran
dan penampang melintang yang tercantum dalam Gambar dan petunjuk
Konsultan pengawas.
Ketentuan yang sesuai dari Pasal S4.02 merupakan bagian dari Pasal S4.03
"Galian Biasa" ini.
Material yang memenuhi persyaratan dan berasal dari galian menurut Pasal ini
harus dipergunakan sejauh mungkin untuk pekerjaan-pekerjaan permanen
menurut Pasal S4.06, atau material galian dianggap sebagai material buangan
(waste) bila Konsultan Pengawas menentukan demikian dan diperlakukan sesuai
ketentuan Pasal S4.07.
Bila dari penggalian diperoleh material baik yang memenuhi syarat maupun
yang tidak, Kontraktor harus melaksanakan penggalian sedemikian rupa
sehingga material yang memenuhi syarat digali secara terpisah tanpa tercampur
dengan material lain yang tidak memenuhi syarat, untuk digunakan dalam
RIFKI MUCHNI
II -17
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
pekerjaan.
Bila material yang tidak memenuhi syarat berada di bawah subgrade pada daerah
galian atau di bawah dasar timbunan diperintahkan oleh Konsultan Pengawas
untuk dibuang, maka tanah bekas galian tersebut harus dipadatkan, sampai
kedalaman 20 cm, terhadap 100 persen dari kepadatan kering maksimum
menurut SNI 1742 : 2008 (AASHTO T99-15-(2015)). Pembayaran untuk
pekerjaan pemadatan ini sudah harus tercakup dalam Harga Satuan untuk
pekerjaan Galian Biasa.
Bila material galian adalah batuan konglomerat atau batuan lunak sedemikian rupa
sehingga menurut pendapat Konsultan Pengawas material tersebut mempunyai
kuattekan uniaksial 300 – 400 kg/cm2 sesuai dengan ASTM D7012 Standard
Test Methods for Compressive Strength and Elastic Moduli of Intact Rock Core
Specimens under Varying States of Stress and Temperatures Metoda C dan
menurut pendapat Konsultan Pengawas tidak dapat dilakukan dengan
menggunakan excavator bucketsehingga tidak perlu dibor dan diledakkan, maka
Kontraktor dapat menggunakan excavator bucketyang dilengkapi dengan kuku
baja khusus, jenis penetration plus tipdengan kuat leleh 10.200 kg/cm2 (1.000)
MPa.
Kuantitas yang harus dibayar adalah jumlah meter kubik material yang telah
disetujui untuk digali. Material harus diukur didasarkan pada posisi semula pada
tanah asli, setelah pekerjaan Pembersihan Tempat Kerja (Divisi 2) dan
Pembongkaran (Divisi 3).
Volume material yang digali untuk pengalihan jalan sementara yang dibuat
Kontraktor, tidak akan diukur untuk berdasarkan Pasal ini (S4.03), karena
pekerjaan ini dibayar menurut ketentuan dalam Pasal S1.19 "Manajemen dan
KeselamatanLalulintas"
Kuantitas pekerjaan galian biasa harus dibayar dalam Harga Satuan Kontrak per
meter kubik sebagaimana tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga. Harga
dan pembayaran itu merupakan kompensasi penuh untuk seluruh pekerjaan
galian, meliputi penggalian, pemindahan, pengangkutan,
penempatan, penambahan/pengurangan kadar air, pemadatan, atau pembuangan
dan penggalian badan jalan; untuk pekerjaan membentuk dan menyelesaikan
RIFKI MUCHNI
II -18
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
permukaan, dan untuk penyediaan tenaga kerja, material pendukung, peralatan,
perlengkapan, dan keperluan insidentil untuk menyelesaikan pekerjaan
sebagaimana tercantum dalam Gambar dan ditentukan dalam Spesifikasi ini,
serta petunjuk Konsultan Pengawas.
4.03 (2) Galian Biasa untuk Material Pengisi di Median meter kubik
4.03 (5) Galian Batu Lunak untuk dibuang [Waste] meter kubik
DIVISI 10
STRUKTUR BETON
S10.01 BETON
Beton semen portland harus berupa campuran semen, air, agregat kasar
dan agregat halus.
Kelas Penggunaannya:
A-1
- Precast prestressed concrete box girders
- Precast prestressed concrete I-girders
- Precast prestressed concrete U-girders
- Prestressed concrete box girders
- Precast prestressed concrete hollow core slab units
A-2
- Prestressed Concrete Cantilevered Pier Heads and Columns
- Prestressed Concrete Portal Pier
RIFKI MUCHNI
II -19
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
- Prestressed Concrete Hollow Slabs
- Precast Cross Beams
B-1
- Reinforced concrete slab bridges
- Reinforced concrete deck slabs
- Diapragms of Prestressed Concrete I-girder and U-girder bridges
- Reinforced concrete hollow slab
- Concrete Barriers
- Pipe Culverts
- Reinforced concrete centilever pier columns and heads
- Stairs and Pier Column for Pedestrian Bridges
- Reinforced Concrete Piled Slabs
- Kerb (bertulang dan tanpa tulangan)
B-2
- Cast - in place reinforced concrete piles
C
- Wall Piers
- Abutments,footing of piers, retaining walls
- Approach slabs
- Stairs on embankment and foundations of street lighting poles
- Box culverts (termasuk dinding sayap/wing walls)
- RC frames and encasement of pipe culverts
- Planting Boxes
- Curbs (reinforced) and precast plates for slabs
- Stairs of pedestrian bridge
- Piers of pedestrian bridge
- U-ditches
D.
- Dinding penahan tanah tipe gravitasi
- Concrete foot paths
- Head walls, penopang gorong-gorong pipa
E.
- Levelling concrete, backfill concrete pada stone masonry
sebagimana disebutkan dalam Gambar
AA
- Segmental precast prestressed concrete , U-girders
- Preccast/Segmental prestressed concrete I-girders
- Segmental prestressed concrete U-girders
- Prestressed concrete spun pile
P
- Concrete Pavement.
RIFKI MUCHNI
II -20
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Perbandingan campuran dan takaran berat untuk beton ditentukan seperti di
bawah ini dan harus dilakukan bila material yang disediakan oleh
Kontraktor sudah disetujui.
i) CampuranPercobaan
RIFKI MUCHNI
II -21
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Catatan :
1) Jenis beton sebagaimana Pasal S.10.01 (1)(b)
2) Slump harus ditentukan menurut SNI 1972 : 2008 (AASHTO T119-09 atau JISA1101).
3) Uji kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22-07), SNI 03-6813-2002
(ASTM C943-80)
4) Uji kuat tekan beton menurut SNI 03-1974-1990 (AASHTO T22-07) dan SNI 03-4810-1998
(AASHTO T23-04).
5) Bila ada perselisihan mengenai kesesuaian dengan Spesifikasi ini, hasil uji silinder
merupakan jawaban terakhir, kecuali bila Konsultan Pengawas secara tertulis menyetujui uji
silinder untuk tujuan pengendalian.
6) Kuat lentur diuji dengan Metoda Pembebanan Tiga Titik menurut SNI 03-4431-1997
(AASHTO T97-03).
Berat agregat per meter kubik beton dalam Tabel 10-1-1 adalah
berdasarkan pemakaian agregat dengan bulk specific gravity 2,65 pada
keadaan permukaan kering jenuh; pasir alam bergradasi seragam
yang mempunyai modulus kehalusan sebesar 2,75; agregat kasar
bergradasi seragam dengan ukuran tertentu.
Bila digunakan pasir pecah (angular), atau pasir hasil crusher atau pasir
yang modulus kehalusannya lebih dari 2,75, jumlah agregat halus harus
ditambah dan agregat kasar dikurangi. Bila modulus kehalusan pasir
kurang dari 2,75, agregat halus harus dikurangi dan agregat kasar
ditambah. Untuk setiap perubahan modulus kehalusan sebesar 0,10
(sebanding dengan 2,75), persentase jumlah pasir berubah 1% terhadap
berat total agregat kasar dan agregat halus.
RIFKI MUCHNI
II -22
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
dari 2,65.
iv) Penyesuaian untuk berbagai hasil campuran. Bila kadar semen pada
beton, setelah diuji menurut AASHTO T121-05, berbeda lebih dari plus
atau minus 2 (dua) % dari yang ditentukan dalam Tabel 10-1- 1, maka
perbandingan campuran harus diubah oleh Konsultan Pengawas agar
kadar semen tetap dalam batas yang ditentukan kadar air tidak boleh
melebihi ketentuan.
RIFKI MUCHNI
II -23
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Specification 8.4.3 Maximum Cementitious 593 kilogram/m3 for
High Performance Concrete). Cara lain dapat juga dengan menurunkan
rasio air/semen dengan pemakaian bahan tambahan jenis plasticizer
yang berfungsi untuk meningkatkan kinerja kelecakan adukan beton
tanpa menambah air atau mengurangi penggunaan air dalam campuran
beton tanpa mengurangi kelecakan adukan beton.
Kontraktor harus mendapatkan sejumlah hasil pengujian kuat tekan benda uji
beton dari pekerjaan beton yang dilaksanakan. Setiap hasil adalah nilai rata-
rata dari dua nilai kuat tekan benda uji dalam satu set benda uji (1 set = 3
buah benda uji ), yang selisih nilai antara keduanya ≤ 5% untuk satu umur,
untuk setiap kuat tekan beton dan untuk setiap jenis komponen struktur yang
dicor terpisah pada tiap hari pengecoran.
Untuk pencampuran secara manual, maka pada pekerjaan beton dengan jumlah
masing-masing mutu beton ≤ 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji untuk setiap
maksimum 5 m3 beton dengan minimum satu hasil uji tiap hari. Dalam
segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari empat hasil
untuk masing-masing umur. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah
60 m3, maka untuk setiap maksimum 10 m3 beton berikutnya setelah jumlah
60 m3 tercapai harus diperoleh satu hasil uji.
Untuk pengecoran hasil produksi ready mix, maka pada pekerjaan beton
dengan jumlah masing-masing mutu ≤ 60 m3 harus diperoleh satu hasil uji
untuk setiap maksimum 15 m3 beton secara acak, dengan minimum satu hasil
uji tiap hari. Dalam segala hal jumlah hasil pengujian tidak boleh kurang dari
empat. Apabila pekerjaan beton mencapai jumlah 60 m3, maka untuk setiap
maksimum 20 m3 beton berikutnya setelah jumlah 60 m3 tercapai harus
RIFKI MUCHNI
II -24
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
diperoleh satu hasil uji. Contoh beton untuk pengujian harus diuji oleh
Kontraktor di laboratorium lapangan atau di laboratorium yang letak dan
kelengkapannya memadai. Kontraktor harus bertanggungjawab untuk menjaga
dan mencegah kerusakan contoh beton untuk pengujian, selama penanganan,
pengangkutan dan penyimpanannya.
i) PersiapanSpecimen
Kuat tekan ultimate beton harus ditentukan pada contoh yang dibuat
menurut SNI 03-6813-2002 (ASTM C943-80) atau, bila tidak
memungkinkan, dengan SNI 2458 : 2008 (AASHTO T141-05 atau
ASTM C172-04) dan SNI 03-4810-1998 (AASHTO T23-04 atau
ASTM C31). Silinder uji yang dibuat di laboratorium harus sesuai
dengan SNI 03-2493-1991 (AASHTO T126-90 atau ASTM C192- 07).
Pengujian tekan dengan silinder harus sesuai dengan ketentuan SNI 03-
1974-1990 (AASHTO T22-07 atau ASTM C39-05). (ii) Kuat tekan
dan Kuat Lentur.
Nilai kuat tekan dan kuat lentur dalam pelaksanaan (site working
strength) pada umur beton 28 hari tidak boleh kurang dari kekuatan
minimum menurut Tabel 10-1-1, sesuai kelas betonnya dan dihitung
dengan menggunakan persamaan S.10.01.(1).e.(iii). Bila ternyata
hasil uji contoh tersebut tidak memenuhi syarat, maka beton yang
diproduksi pada saat pengambilan contoh tersebut dianggap semua tidak
memenuhi syarat.Mutu beton dan mutu pelaksanaan dianggap memenuhi
syarat, apabila dipenuhi syarat-syarat berikut :
- Tidak boleh lebih dari 5% ada di antara jumlah minimum (20
atau 30) nilai hasil pemeriksaan benda uji berturut-turut terjadi
kurang dari fc’ atau ’bk.
RIFKI MUCHNI
II -25
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Catatan :
Simbol-simbol fck, fcm, fci digunakan untuk benda uji silinder 150 mm –
300 mm sedangkan untuk benda uji kubus 150 x 150 x 150 mm dapat
digunakan simbol-simbol bk, bm dan i sebagai pengganti fck,
fcm, dan fci.
RIFKI MUCHNI
II -26
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
harus bertanggung jawab untuk mencegah kerusakan pada contoh uji
selama pembuatan dan pengangkutannya.
iii) Selama turun hujan atau bila udara penuh debu atau tercemar.
RIFKI MUCHNI
II -27
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Beton massa (mass concrete) tidak boleh melampaui panas hidrasi
lebih dari 70ºC, perbedaan temperatur luar dan dalam tidak boleh
melampaui 20ºC.
(g) Toleransi
i) Toleransi dimensi
- Panjang keseluruhan sampai dengan 6 m + 5 mm
- Panjang keseluruhan lebih dari 6 m +15 mm
- Panjang balok,pelat dek, kolom dinding atau antara
0 dan +10 mm
kepala jembatan
(a) Umum
Semua material yang harus disediakan dan dipergunakan, yang tidak dibahas
dalam pasal ini, harus sesuai dengan ketentuan dari bagian lain.
RIFKI MUCHNI
II -28
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
(b) Semen
i) BahanKimia
ii) Mineral
Mineral yang berupa bahan tambahan atau bahan limbah dapat berbentuk
abu terbang (fly ash), pozzolan, mikro silica atau silica fume. Apabila
digunakan bahan tambahan berupa abu terbang, maka bahan tersebut
harus sesuai dengan standar spesifikasi yang ditentukan dalam SNI
03-2460-1991 tentang Spesifikasi abu terbang sebagai Bahan
Tambahan untuk Campuran Beton atau ASTM C618-15 Coal Fly Ash
and Raw or Calcined Natural Pozzolan for Use in Concrete.
(d) Air
Air yang dipergunakan untuk beton harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Air yang dipergunakan dalam pencampuran, pengawetan, atau pekerjaan
lainnya harus bersih dan bebas dari minyak, garam, asam, alkali, gula,
tumbuhan atau zat lainnya yang merusak hasil pekerjaan. Bila diminta oleh
Konsultan Pengawas, air harus diuji dengan diperbandingkan terhadap air
suling.
i) Agregat halus untuk beton harus terdiri dari pasir alam atau, bila
disetujui Konsultan Pengawas, material lembut lainnya dengan sifat
sama, mempunyai butir yang bersih, keras dan awet, serta harus
bersih dan bebas dari debu, lumpur, lempung, bahan organik, dan
kotoran lainnya, dalam jumlah melebihi batas toleransi.
ii) Agregat halus harus bergradasi merata dan harus memenuhi
ketentuan gradasi sebagai berikut :
RIFKI MUCHNI
II -30
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Gradasi Agregat Halus
Ukuran Kumulatif
Ayakan presentase berat
(mm)
9,5 yang lolos
100
4,75 95 – 100
2,36 80 - 100
1,18 50 - 85
0,600 25 - 60
0,300 10 - 30
0,15 2 – 10
Bila modulus kehalusan berbeda-beda lebih dari 0.20 dari nilai yang
digunakan untuk menentukan perbandingan campuran beton, maka
agregat halus itu harus ditolak, kecuali bila perbandingan campuran
disesuaikan, dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
iii) Kadar zat yang mengganggu dalam agregat halus tidak boleh
melebihi batas yang ditentukan dalam Tabel 10-1-2. Terhadap zat
pengganggu lainnya yang tidak tercakup dalam tabel itu, harus
ditentukan cara penanganannya dengan petunjuk dari Konsultan
Pengawas.
Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm harus
dilakukan menurut SNI 03-4142-1996 (JIS A1103 atau AASHTO T11-
05).
Tabel 10-1-2 Sifa tAgregat Halus Batas Zat Pengganggu dalam Agregat
Halus (%Berat)
RIFKI MUCHNI
II -31
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
i) Agregat kasar harus terdiri dari satu atau lebih dari satu material
berikut : batu pecah, kerikil, ampas tanur tinggi, atau material lembam
lainnya yang disetujui dengan sifat yang sama, mempunyai dengan sifat
yang sama, mempunyai butir-butir yang bersih, keras dan awet.
ii) Agregat kasar harus bersih dan bebas dari butiran-butiran yang
panjang atau bulat, bahan organik dan bahan pengganggu lainnya dalam
melebihi batas toleransi.
RIFKI MUCHNI
II -32
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Analisa saringan agregat halus harus dilakukan menurut SNI 03-
1968-1990 (JIS A1102 atau AASHTO T27-06). Dalam menetapkan
ukuran maksimum batuan harus selalu mempertimbangkan jarak bersih
antar tulangan pada setiap struktur beton.
iv) Agregat kasar harus mempunyai ketahanan abrasi dengan mesin Los
Angeles tidak lebih dari 30 % sesuai dengan pengujian SNI 2417 :
2008 (AASHTO T96-02(2006)) dan kekekalan agregat tidak lebih dari
12 % dengan sodium sulfat sesuai dengan pengujian SNI 3407 : 2008
(AASHTO T104-99(2003)) .
Tabel 10-1-3 Sifat Agregat Kasar Batas kadar zat Pengganggu dalam Agregat Kasar
(Persentase Berat)
Keterangan :
1) Untuk agregat pecah, bila material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm terdiri dari debu yang
butirannya bersih dari lempung dan serpihan (shale), maka persentase ini dapat dinaikkan
menjadi 1,5.
2) Ketentuan ini tidak berlaku pada pasir buatan dari ampas tanur tinggi.
vi) Pengujian untuk material yang lebih halus dari saringan 0,075 mm
harus dilakukan menurut SNI 03-4142-1996 (JIS A1103 atau AASHTO
T11-05)
Sebelum digunakan, hasil uji agregat dari setiap sumber harus disetujui oleh
Konsultan Pengawas. Uji agregat yang sedang digunakan harus berdasarkan
perintah Konsultan Pengawas.
RIFKI MUCHNI
II -33
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Filler untuk setiap sambungan (joint) harus disediakan satu lempengan untuk
seluruh kedalaman dan lebar yang ditentukan, kecuali bila ada ketentuan lain
dari Konsultan Pengawas. Bila untuk satu sambungan diperbolehkan
menggunakan lebih dari satu lempengan, ujung yang hendak dihubungkan
harus disambung erat dan rapat, dengan bentuk yang tepat, dengan memakai
alat penjepit atau cara yang disetujui Konsultan Pengawas.
i) Penyimpanan Semen
Semen dapat diangkut dengan bin yang disetujui di pabrik. Semen harus
disimpan di gudang anti lembab dengan ketinggian lantai sekurang-
kurangnya 30 cm dari tanah, sedemikian rupa mudah untuk
diperiksa dan digunakan. Semen karung tidak boleh ditumpuk lebih dari
13 sak. Semen yang menjadi basah atau keadaannya tidak memadai tidak
boleh digunakan. Semen yang disimpan oleh Kontraktor lebih dari 60
hari harus disetujui dulu oleh Konsultan Pengawas, bila harus digunakan.
Bila Konsultan Pengawas mengijinkan penggunaannya, semen dari
berbagai merek, tipe, atau dari pabrik lain harus disimpan terpisah.
Semen dari karung bekas tidak boleh digunakan.
Agregat halus dan agregat kasar harus disimpan terpisah agar tidak
tercampuri material asing satu sama lain. Agregat harus disimpan
sedemikian rupa agar kadar air selalu merata, dan harus ditangani
sedemikian rupa agar tidak terjadi segregasi. Agregat harus
disimpan terlindung dari sorotan langsung sinar matahari. Agregat dari
sumber yang berbeda tidak boleh disimpan dalam tempat yang sama
tanpa ijin dari Konsultan Pengawas.
(j) Perekat
i) Pendahuluan
RIFKI MUCHNI
II -34
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Keterangan :
1) “Suhu Kamar” berarti kondisi suhu standar Kelas - 2 menurut JIS Z8703 atau ASTM D5854-96(2015)
winter Tipe; yang besarnya, secara berturut-turut adalah 300C ± 20 C, 200C ± 20C, dan 100C ± 20C.
3)
“Umur campuran” (Pot life) adalah 70% dari jangka waktu sejak pencampuran sampai saat mulai
pengentalan.
4) “Ketebalan kendur minimum” berarti ketebalan minimum lapisan perekat yang terbentuk dengan
memakai perekat itu pada permukaan tegak lurus sampai ketebalan kira-kira 1 mm, dan diukur setelah
perekat itu dikendurkan ke bawah.
5) Daya rekat diukur melalui uji geser (shearing test).
Bila peralatan itu tidak dipelihara kebaikan kerjanya, atau bila peralatan
itu terbukti tidak memadai, ketika digunakan oleh kontraktor, untuk mencapai
hasil kerja yang ditentukan, peralatan tersebut harus diperbaiki, atau diganti
atau ditambah, sesuai dengan petunjuk Konsultan Pengawas.
i) Umum
RIFKI MUCHNI
II -35
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Perlengkapan untuk mencampur komponen lain dari campuran harus
disediakan pada batching plant, sesuai dengan permintaan Konsultan
Pengawas, bisa jenis stasioner atau pun jenis yang dapat berpindah-
pindah. Alat tersebut harus selalu dijaga agar sesuai degan ketentuan
untuk melakukan mekanisme penimbangan yang benar.
iii) Timbangan
Timbangan agregat dan semen harus dari tipe palang (beam Tipe)
ataupun tipe cakram non-pegas. Alat timbangan harus mempunyai
ketepatan sampai 0,5% untuk berbagai pemakaian. Untuk memeriksa
ketepatan, harus disediakan sepuluh anak timbangan dengan berat
masing-masing 25 kg. Tiang tumpu, gandar dan suku cadang lainnya
yang terbuka harus selalu bersih.
Bila menggunakan timbangan palang (beam Tipe) harus ada alat yang
dapat menunjukkan bahwa beban dalam hopper timbangan hampir
mencapai berat yang diinginkan. Alat penunjuk ini harus bisa
menunjukkan angka timbangan sekurang-kurangnya 100 kg dan
sampai beban ekstra 25 kg.
Semen dapat diukur menurut beratnya, atau menurut sak standar. Bila
diukur menurut beratnya, harus disediakan hopper dan timbangan
tersendiri dengan dilengkapi alat untuk mentransfer semen dari
hopper ke timbangan. Penanganan harus dilakukan sebaik-baiknya.
(b) Mixer
RIFKI MUCHNI
II -36
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
waktu tertentu dan mengeluarkan adukan tanpa segregasi.
iii) Central Plant Mixer - Mixer ini harus tipe drum, yang bisa
mengaduk agregat, semen dan air secara merata dalam jangka waktu
tertentu, dan bisa mengeluarkan adukan tanpa menimbulkan segregasi.
Central Plantsmixer harus dilengkapi dengan alat kontrol timing yang
dapat mencegah material campuran keluar sebelum jangka waktu
pengadukan terpenuhi.
Sistem penyaluran air untuk mixer bisa memakai tank pengukur yang
ditera atau meteran, dan tidak harus menjadi bagian integral dari
mixer.
iv) Truck Mixer atau Transit Mixer - Mixer ini harus dilengkapi alat
penghitung bertenaga listrik untuk memperlihatkan jumlah putaran drum
atau mata pisaunya, dan alat penghitung ini harus dihidupkan bersamaan
dengan dimulainya pelaksanaan pengadukan pada kecepatan tertentu. Isi
mixer tidak boleh melebihi 60% volume kotor drum. Mixer harus bisa
mengaduk bahan-bahan beton secara merata, dan bisa mengeluarkan
beton secara merata tanpa segregasi.
Kecuali bila akan dipakai hanya sebagai agitator truck mixer, harus
dilengkapi dengan alat pengukur jumlah air untuk setiap takaran. Jumlah
air yang dipakai harus sesuai ketentuan dengan toleransi 1%.
(c) Vibrator
Kecuali bila ada ketentuan lain, beton harus dipadatkan (consolidated) dengan
vibrator mekanik yang bekerja di dalam beton. Bila perlu, vibrasi harus
dibantu dengan pemadat dengan tangan menggunakan alat yang memadai
untuk menjamin kepadatan yang memadai.
RIFKI MUCHNI
II -37
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
(d) Cetakan
i) Cetakan harus terbuat dari kayu atau logam, harus sesuai dengan
bentuk, garis dan ukuran yang ditentukan dalam Gambar, dan harus
kokoh sehingga bentuknya harus tidak berubah bila diisi, atau
karena pengeringan dan pembasahan, vibrasi dan lain-lain.
ii) Cetakan harus dilengkapi dengan rangka, penjepit, penopang, dan alat
lain, agar posisi dan bentuknya tetap sesuai dengan ketentuan dalam
Gambar.
iii) Cetakan harus bisa dibongkar dengan mudah dan aman. Sambungan
pada tepi atau bidang harus horisontal atau pun vertikal setepat
mungkin, dan harus cukup rapat agar material tidak bocor.
iv) Cetakan lengkung harus beradius sesuai dengan ketentuan Gambar, dan
cetakan fleksibel yang memadai harus dibuat sesuai dengan radius
tersebut.
vi) Cetakan harus bebas dari debu, pelumas, atau bahan asing lainnya.
Dilarang menggunakan material atau cara yang akan mengakibatkan
material melekat pada beton atau menghitamkan beton. Cetakan
harus diminyaki sebelum tulangan baja dipasang dan selain itu,
cetakan kayu harus disirami air segera sebelum beton dicor.
vii) Untuk dinding, tiang yang sempit dan lain-lain, yang mana alas
cetakan tidak bisa dicapai, maka papan bawah cetakan harus bisa dilepas
agar mempermudah pembersihan material asing segera sebelum beton
dicor.
viii) Cetakan untuk permukaan yang nampak / terbuka (exposed) harus dibuat
dengan lis segitiga berukuran tidak kurang dari 2 x 2 cm, untuk
mencegah agar mortar tidak tumpah dan untuk membuat champer
(sudut) yang lurus pada setiap tepian beton yang tajam.
RIFKI MUCHNI
II -38
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
(e) Penakaran dan Pengangkutan Material
Untuk pengadukan di tempat kerja, agregat harus diangkut dari batching plant
ke mixer dalam bak takaran, bak kendaraan, atau kontainer lainnya yang
kapasitas dan konstruksinya cukup memadai untuk mengangkut material.
Pemisahan kelompok-kelompok material harus memadai sehingga material
tidak bocor dari satu kompartemen kekompartemen lain, selama dalam
perjalanan atau waktu dikeluarkan.
Semen yang masih dalam wadah aslinya dapat ikut diangkut di atas
agregat. Jumlah sak semen yang ditentukan untuk setiap kelompok
material harus disimpan di atas agregat untuk kelompok itu. Semen dari sak
harus ditumpahkan dulu ke agregat sebelum dicorkan ke mixer.
ii) Pengadukan di tempat pekerjaan - Beton harus diaduk dalam batch mixer
yang tipe dan kapasitasnya disetujui oleh Konsultan Pengawas.
Beton harus diaduk sebanyak volume beton yang harus segera diperlukan
atau dikerjakan, dan beton yang kekentalannya tidak sesuai
ketentuan, pada waktu dicor, tidak boleh digunakan.
RIFKI MUCHNI
II -39
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
untuk waktu yang cukup lama, mixer harus bersih. Bila pengadukan
dimulai lagi, material campuran yang pertama dimasukkan ke dalam
mixer harus memiliki kadar air, pasir dan semen yang cukup untuk
menutupi permukaan dalam dari drum tanpa mengurangi jumlah
bahan adukan yang ditentukan.
iii) Central Mixing Plant - Bila beton diaduk di central plant, mixer dan
metoda yang digunakan harus memenuhi ketentuan Sub pasal S
10.01 (3)(b)(iii). Beton hasil adukan harus diangkut dari central
mixing plant ke lokasi pekerjaan dengan truk pengaduk (agiator truck)
atau Dump Truck, sesuai dengan persetujuan Konsultan Pengawas.
Kecuali bila ada ijin tertulis lain dari Konsultan Pengawas, truk
pengaduk harus dilengkapi dengan drum putar kedap air, dan harus bisa
mengangkut dan mengeluarkan beton tanpa segregasi. Kecepatan
pengadukan drum harus antara 2 s/d 6 putaran per menit. Volume beton
adukan dalam drum tidak boleh melebihi ketentuan pabrik, atau lebih
dari 70% volume kotor drum.
Bak dari dump truck harus licin dan kedap air. Harus disediakan penutup
untuk melindungi material dari hujan. Truk ini harus mengangkut beton
ke lokasi pekerjaan dalam keadaan campuran jadi dan teraduk
sempurna. Adukan dianggap merata, bila contohdari batas
seperempat dan tiga perempat muatan tidak mempunyai slump yang
berbeda lebih dari 2,5 cm. Pengecoran beton harus selesai dalam 30
menit sejak pengisian air ke dalam campuran semen dan agregat.
iv) Pengadukan dalam truk - Beton dapat diaduk pada truk mixer
dengan desain yang disetujui. Pengadukan dalam truk harus sesuai
dengan ketentuan berikut. Mixer-nya dapat berupa drum putar tertutup
yang kedap air atau tipe dayung/mata pisau putar atap terbuka (open top
revolving blade). Mixer harus dapat menyatukan semua bahan menjadi
adukan yang merata, dan harus mengeluarkan beton secara merata pula.
Perbedaan maksimum slump dari contoh yang diambil dari batas
seperempat dan tiga perempat dari muatan yang dikeluarkan adalah 2,5
cm. Kecepatan pengadukan untuk mixer tipe drum putar tidak boleh
kurang dari 4 putaran per menit, atau tidak boleh melebihi kecepatan
keliling drum yang sebesar 1 m/detik. Untuk mixer yang atap terbuka,
kecepatan pengadukan harus antara 4 dan 16 putaran per menit pada
mata pisaunya. Kecepatan pengadukan untuk mixer tipe drum putar
maupun tipe mata pisau putar adalah antara 2 dan 6 putaran per menit
drum atau mata pisau.
Kapasitas truck mixer harus sesuai dengan ketentuan pabrik, kecuali bila
penambahan kapasitas tidak melebihi batas yang ditentukan di sini.
Standard kapasitas normal, dalam persentase volume kotor drum,
RIFKI MUCHNI
II -40
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
tidak boleh lebih dari 50% untuk truck mixer dan 70% untuk agitator
truck.
(h) Kekentalan
Slump harus diukur menurut SNI 1972 : 2008 (AASHTO T119-07 atau JIS
A1101), dan harus memenuhi ketentuan Tabel 10-1-1. Untuk beton Self
Compacted Concrete (SCC), penilaian mengenai kelecakan (workability) harus
dilakukan melalui uji slump flow (ASTM C1611-14).
(a) Umum
(b) Pondasi
RIFKI MUCHNI
II -41
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Pondasi yang mempunyai beton leveling kelas E (atau batuan) harus digali
dengan toleransi 0-5 cm. Setiap kelebihan harus diisi dengan material dari
lapisan atasnya, tidak boleh ditimbun dengan material galian.
Pondasi tiang pancang (pile foundation) harus dibuat sesuai dengan ketentuan
dalam pasal-pasal yang terkait dan sesuai ketentuan dengan Gambar.
Perancah harus dibuat dengan pondasi yang cukup kuat untuk mendukung /
menopang berat / muatan beton tanpa mengalami lendutan yang berarti.
Perancah yang tidak bisa dibuat pada pondasi dengan dasar telapak yang
padat, harus ditopang dengan tiang pancang perancah, atas biaya dari
Kontraktor.
Bagian dalam cetakan untuk hollow slab harus dibuat dari plywood, logam tipis
atau bahan lainnya. Kekuatan bahan-bahan itu harus cukup untuk melawan
tekanan beton dan daya apungnya.
Tipe dan struktur sambungan dan penutup cetakan bentuk silinder harus rapat
beton tidak bocor, dan harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Diameter
nominal silinder berarti diameter bagian luar atau diameter luar dari bagian
tonjolan bila logam cetakan yang tipis mempunyai tonjolan. Tinggi tonjolan
(projection) harus kurang dari 10 mm.
Cetakan dalam (internal form) harus didudukan pada posisi yang tepat sehingga
tidak rusak waktu beton dicor. Untuk mengencangkan internal forms, harus
digunakan baut bentuk - U dan metoda penopang atau penguat cetakan ini
harus disetujui oleh Konsultan Pengawas. Baut bentuk U dan suku cadangan
lainnya harus dapat menahan daya apung cetakan.
RIFKI MUCHNI
II -42
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
(e) Tulangan Beton
Bila sudah melimpah lebih dulu, cetakan dan baja tulangan harus
dibersihkan dengan sikat kawat sebelum beton dicor ke cetakan.
Talang, pipa, atau corong yang digunakan sebagai alat bantu pengecoran
beton harus diletakkan sedemikian rupa agar beton tidak mengalami
segregasi. Alat-alat tersebut harus selalu bersih dari beton atau
mortar yang melekat.
ii) Tiang Beton - Beton untuk tiang atau untuk balok harus dicorkan
dalam satu kali pengecoran secara kontinyu, kecuali bila ditentukan lain
dalam Gambar atau oleh Konsultan Pengawas.
iii) Concrete slab dan girder spans - Slab dan girder dengan bentang 10
m atau kurang harus dicor dalam satu kali pengecoran secara kontinyu,
kecuali bila ditentukan lain dalam Gambar. Sebaiknya beton mulai
dicor mulai tengah bentang menuju ujung-ujungnya.
Beton untuk slab (lantai) harus dicor sekali pengecoran secara kontinyu
dan satu lapisan untuk setiap bentang, kecuali bila ditentukan lain dalam
Gambar.
RIFKI MUCHNI
II -43
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
harus dilanjutkan pengecoran beton untuk bagian slabnya.
Prosedur konstruksi untuk concrete deck slab pada box girder harus
sedemikian rupa untuk mengurangi tekanan yang berlebihan pada beton
yang baru dicor.
Segera sebelum beton dicor, permukaan atas dari beton yang dicor
terdahulu harus dikerik (hammered) sampai agregatnya timbul dan
dibersihkan. Kontraktor harus memeriksa penyusutan dan pelonggaran
falsework dan harus mengencangkan baut untuk memperkecil lendutan
cetakan.
iv) Wall, pier dan lain-lain - Bila tembok, pier, kolom, dan struktur
lainnya membentuk sambungan konstruksi horisontal, beton tidak boleh
dicor di atas beton lain yang tidak boleh berumur kurang dari 12 jam.
Sebelum beton dicor ke dinding, slab bawah/alas harus bersih dari segala
serpihan kayu, bekas gergajian, dan lain-lain. Kontraktor harus
mengajukan proposal, untuk disetujui Konsultan Pengawas, mengenai
pengecoran dinding gorong-gorong sebelum pekerjaan gorong-gorong
dimulai. Beton tidak boleh untuk lapisan y a n g tingginya lebih
dari 1 m relatif terhadap beton yang dicorkan terlebih dahulu
Pengecoran harus dilakukan secara sistematis.
vi) Menuang Beton di dalam air - Beton tidak boleh dicor di dalam air tanpa
persetujuan dan pengawasan dari Konsultan Pengawas, dan metoda
seperti berikut ini : Untuk mencegah segregasi, beton harus dicor dalam
bentuk massa padat, memakai alat tabung atau pipa atau ember (bucket)
atau alat lain, dan tidak boleh diganggu setelah dicor. Pada tempat
perletakan beton air harus dijaga agar tenang. Beton jangan dicorkan
dalam air yang mengalir. Metode pengecoran atau pengecoran beton
harus teratur agar tercipta permukaan yang horisontal.
Dalam satu kali pengecoran yang kontinyu harus diletakkan sekat beton.
Bila menggunakan tabung atau pipa, sekat ini harus terdiri dari sebuah
tabung atau pipa dengan diameter tidak kurang dari 25 cm dikerjakan
pada bagian-bagian yang mempunyai kopeling flens (flanged coupling)
yang dipasang dengan paking.
RIFKI MUCHNI
II -44
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
metoda sedemikian rupa agar beton tidak rusak karena air. Ujung
pengeluaran (discharge end) terbenam dalam beton dan tabung
tremie harus harus berisi beton secukupnya agar air tidak masuk.
Cut-off plate untuk water stop yang digunakan untuk sambungan sendi
ekspansi haruslah PVC fleksibel sesuai dengan JIS K6773 dan harus
ditempatkan sesuai dengan Gambar.
RIFKI MUCHNI
II -45
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Water stop harus dipasang dengan teguh untuk mencegah
pergeseran selama pengecoran. Jika pengecoran beton untuk water stop
salah posisi atau bentuk, maka beton sekitarnya harus dibuang, water
stop dipasang ulang, dan beton diganti, semua biaya ini menjadi
tanggung jawab Kontraktor.
xi) Baut angkur (anchor bolts) - Semua baut angkur pada pier atau
abutment harus dipasang tepat pada lubang yang dibuat pada saat
pengecoran beton. Lubang dapat dibuat dengan menusukkan batang
kayu, pipa logam, atau alat lainnya yang sudah diminyaki, ke dalam
beton baru, dan mencabutnya lagi setelah beton agak mengeras.
Diameter lubang paling sedikit 10 mm. Baut harus dipasang dengan tepat
dan ditutup dengan mortar kasar (grout) yang memenuhi lobang. Grout
ini harus berupa adukan (mortar) yang tidak susut, dengan jenis yang
disetujui Konsultan Pengawas.
RIFKI MUCHNI
II -46
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
xii) Shoes dan bearing plate - Daerah bridge seat bearing harus dibuat
tinggi dan sesuai dengan level yang ditentukan. Shoes dan bearing plate
harus dipasang menurut ketentuan Pasal S10.10.
xiv) Pipa, saluran kabel atau pipa kabel-Pipa, saluran kabel atau pipa kabel
yang tertanam dalam beton akan dipasang oleh Kontraktor sebelum
beton dicorkan. Kecuali bila ditentukan lain, pipa yang ditanam
dalam beton harus pipa standar, ringan dan anti karat. Pipa harus diikat
kuat-kuat agar tidak bergeser waktu beton dicorkan.
xv) Pier dan abutment - Tidak boleh meletakkan beban bangunan atas di
atas pier atau abutment yang sudah selesai, sebelum ada perintah
Konsultan Pengawas, tetapi jangka waktu minimum untuk pengerasan
beton bangunan bawah, sebelum beban bangunan atas diletakkan di
atasnya, adalah 7 hari, bila yang digunakan adalah semen portland
normal.
Cetakan dan falsework pada bagian bawah beton tidak boleh dibongkar,
RIFKI MUCHNI
II -48
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
sebelum dipastikan beton tersebut sudah mencapai kekuatan cukup,
tanpa memperhatikan umur beton. Bila tidak ada ketentuan kekuatan,
cetakan dan falsework tidak boleh dibongkar sebelum ada ijin dari
Konsultan Pengawas.
Cetakan untuk telapak (footing) yang dibuat dalam cofferdam atau crib
dapat dibiarkan ditempatnya bila menurut Konsultan Pengawas
pembongkarannya dapat membahayakan cofferdam atau crib, dan bila
cetakan yang tidak dibongkar itu harus tidak terlihat pada struktur
yang telah selesai. Cetakan-cetakan lain harus dibongkar, baik yang
berada di atas maupun di bawah muka tanah atau muka air.
iii) Penyebab hasil kerja ditolak - Bila lubang-lubang atau rongga- rongga
kecil terlalu banyak (keropos), maka bagian struktur yang berlubang
terlalu banyak itu harus ditolak, dan dengan perintah tertulis dari
Konsultan Pengawas. Kontraktor harus membongkar dan mengulangi
pekerjaan pada bagian struktur tersebut, dengan biaya sendiri.
RIFKI MUCHNI
II -49
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
finishing), kecuali bila ada ketentuan lain.
ii) Permukaan kerb dan footpath- Permukaan kerb dan footpath yang
tampak harus di-finishing sesuai dengan garis dan kelandaiannya.
Permukaan kerb harus digosok dengan alat dari kayu sampai halus tetapi
tidak licin. Permukaan footpath harus agak dikasarkan secara merata
dengan disikat arah melintang jalan.
Beton pada jembatan, caps, dan bagian atas dinding harus ditempa
dengan mal datar dan digosok sampai grade yang ditentukan.
Kecuali bila ada dalam Gambar, permukaan beton tidak boleh
dilapisi adukan semen (mortar).
RIFKI MUCHNI
II -50
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
membuang butir/partikel lepas. Permukaan akhir tidak boleh mempunyai
tambalan, pasta, bubuk-bubuk dan bekas-bekas lain yang tidak
dikehendaki.
- Pengeringan Beton
RIFKI MUCHNI
II -51
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
- Cara Pemakaian
- Penyambungan
- Pengawetan (Curing)
(k) Pembersihan
RIFKI MUCHNI
II -52
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
S10.01(5) Metoda Pengukuran
Beton diukur menurut jumlah meter kubik menurut kelas beton yang selesai
dan sudah disetujui. Dalam menghitung jumlah tersebut, ukuran yang
digunakan adalah sesuai dengan ketentuan dalam Gambar dan perintah tertulis
Konsultan Pengawas, namun pengukuran ini tidak berlaku untuk beton pada
konstruksi sementara. Jumlah yang diukur harus tidak dikurangi oleh
volume yang ditempati pipa yang berdiameter kurang dari 20 cm, ataupun
ditempati baja tulangan, baut angkur (anchor), pipa, lubang cucuran (weep
holes) atau tiang yang tertanam dalam beton. Pengurangan hanya akan
diadakan untuk volume baja struktur, termasuk tiang pancang baja dalam
beton. Pengukuran juga harus tidak dilakukan untuk beton yang digunakan
pada Konstruksi Cofferdam, Falsework atau volume formwork dan falsework.
Tidak ada tambahan pembayaran untuk setiap tambahan kadar semen, untuk
bahan additive, tidak juga untuk penyelesaian setiap pekerjaan beton yang
diuraikan atau lantai beton. Beton kelas B yang diijinkan untuk digunakan
pada struktur yang ditentukan menggunakan beton kelas C atau D harus diukur
dan dibayar sebagai beton kelas C dan D. Beton kelas C yang diijinkan
untuk digunakan, pada struktur yang seharusnya menggunakan beton kelas D
harus diukur dan dibayar sebagai beton kelas D.
Pelat beton pracetak tidak diukur untuk pembayaran tetapi akan dianggap
telah termasuk dalam harga satuan dari lantai beton bertulang.
Kuantitas baja tulangan dan mata pembayaran lainnya dalam Kontrak lain yang
termasuk dalam struktur yang telah selesai dan diterima harus diukur untuk
pembayaran seperti yang diuraikan untuk mata pembayaran yang tercakup.
Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas untuk masing-masing kelas beton
tertentu, harus dibayar menurut Harga Satuan Kontrak per meter kubik beton
seperti diuraikan di bawah ini. Pembayaran ini merupakan konpensasi penuh
untuk penyediaan dan pemakaian semua material, termasuk tenaga kerja,
peralatan, cetakan (formwork), falsework (perancah dan penopang); termasuk
pemancanganformwork untuk balok dan slab; untuk pekerjaan pencampuran,
pengecoran, finishing dan perawatan beton dan lain-lain; dan semua pekerjaan
insidentil yang diperlukan termasuk penyediaan dan pelaksanaan bangunan
terjunan (drainage fall) dan sistemnya serta suling-suling. Penyediaan,
pemasangan dan finishing sambungan ekspansi dan baja tulangan harus
dibayar tersendiri dan tidak termasuk ke dalam pembayaran untuk beton.
RIFKI MUCHNI
II -53
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
RIFKI MUCHNI
II -54
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
RIFKI MUCHNI
II -55
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
07 (Grade 60). Penulangan anyaman baja harus mengikuti AASHTO M55-07.
Baja tulangan tidak boleh disimpan diletakkan di atas tanah dan harus
disimpan dalam bangunan atau tertutup dengan baik. Baja tulangan ulir
harus diangkut dan dipelihara lurus atau dibengkokkan dengan bentuk
seperti terlihat pada Gambar. Tidak boleh dibengkokan dan diluruskan
kembali atau dibengkokan dua kali pada titik yang sama pada baja tulangan.
ii) Kecuali bila ditentukan lain, semua batang tulangan yang harus
dibengkokkan maka harus dibengkokan dalam keadaan dingin. Bila
batang tulangan dibengkokan dengan pemanasan, maka cara
pengerjaannya harus disetujui dulu oleh Konsultan Pengawas; dan harus
dilakukan sedemikian rupa agar sifat fisik baja tidak berubah.
iii) Batang tulangan yang tidak bisa diluruskan tidak boleh digunakan.
Batang tulangan yang telah tertanam sebagian dalam beton tidak
boleh dibengkokan, kecuali bila tertera dalam Gambar atau ada
ketentuan lain.
(b) Pemasangan
iii) Batang tulangan harus diikat pada setiap titik pertemuan dengan
kawat besi yang diperkuat, dengan diameter 0,9 mm atau lebih, atau
dengan jepitan yang sesuai.
iv) Jarak batang-batang tulangan dari cetakan harus dijaga agar tidak
berubah, dengan gantungan logam (metal hanger), balok adukan
RIFKI MUCHNI
II -56
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
penopang dari logam, atau penopang lainnya yang disetujui
Konsultan Pengawas.
(c) Penyambungan
iv) Pengelasan baja tulangan harus dikerjakan hanya bila ada detailnya
dalam Gambar, atau ada ijin tertulis dari Konsultan Pengawas.
(d) Toleransi
i) Toleransi untuk fabrikasi harus seperti yang disyaratkan dalam SNI 03-
6816-2002.
RIFKI MUCHNI
II -57
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Tabel 10-2-3Selimut beton untuk komponen yang dibuat dengan cara diputar
Persyaratan ini berlaku untuk struktur dan komponen beton bertulang dan beton
prategang dengan umur rencana 50 tahun atau lebih. Persyaratan ini diberlakukan
sehubungan dengan kondisi dan klasifikasi lingkungan. Klasifikasi lingkungan
yangberpengaruh terhadap struktur beton seperti berikut:
RIFKI MUCHNI
II -58
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
a. Air tawar B1
b. Air laut
(i) terendam secara permanen B2
(ii) berada di daerah pasang surut C
c. Air yang mengalir U
5. Komponen struktur di dalam lingkungan lainnya U
yang tidak terlindung dan tidak termasuk dalam
kategori yang disebutkan di atas.
Khusus untuk klasifikasi lingkungan “U”, mutu dan karakteristik beton harus
ditentukan secara khusus agar dapat menjamin keawetan jangka panjang
komponen struktur dalam lingkungan tidak terlindung yang khusus.
Jumlah batang tulangan yang harus dibayar adalah jumlah berat (kg) batang
tulangan yang dipasang menurut ketentuan Gambar atau perintah tertulis
Konsultan Pengawas Berat dihitung berdasarkan tabel-tabel berikut :
Ukuran Batang D10 D13 D16 D19 D22 D25 D29 D32
(Bars) (diameter.mm)
Berat per liner meter 0,617 1,04 1,58 2,23 2,98 3,85 5,19 6,31
dalam kilogram
Panjang yang harus diukur dalam menghitung berat material untuk dibayar ini
harus tertera dalam Gambar atau diperintahkan secara tertulis oleh Konsultan
Pengawas. Penulangan anyaman baja, harus diukur sebagai meter persegi luas
anyaman. Sambungan tambahan yang dilakukan Kontraktor untuk
kepentingan sendiriatau sambungan yang tidak tertera dalam Gambar atau tidak
disetujui Konsultan Pengawas, harus tidak diukur dan dibayar.
Penjepit, tali dan material lain penguat kedudukan batang tulang harus tidak
diukur untuk pembayaran. Batang tulangan yang digunakan pada
pekerjaan pada butir pembayaran dalam Divisi 6, 12 dan 13 (kecuali pondasi
untuk tinag lampu yang tinggi), harus tidak diukur untuk pembayaran menurut
Pasal S.10.02 ini.
Jumlah batang tulang baja yang diukur secara tersebut di atas harus dibayar
menurut Harga Satuan Kontrak per kilogram batang yang sudah terpasang dan
RIFKI MUCHNI
II -59
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
diterima. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan
tenaga kerja, peralatan dan material, yang diperlukan untuk pembuatan,
pembengkokan, pembentukan, pemasangan dan jika perlu, pengelasan
batang baja dengan tenaga gas, penyimpanan dan pengangkutan batang baja
tulangan.
(a) Umum
Pekerjaan ini meliputi struktur beton pra-tekan dan bagian beton pra-tekan dari
struktur gabungan (composite) yang dibangun sesuai dengan garis, grade,
disain dan ukuran yang tertera dalam Gambar, atau ketentuan Konsultan
Pengawas, dan ketentuan Spesifikasi ini dan lainnya.
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan alat-alat sistem pra- tekan
yang harus digunakan, termasuk juga pipa saluran, angkur (anchorage) dan
grout yang digunakan untuk pressure grouting ducts.
(b) Definisi-definisi
(a) Umum
Semua material yang harus disediakan dan digunakan, yang tidak tercakup
dalam pasal ini, harus sesuai dengan ketentuan dalam pasal lain yang
berhubungan.
(c) BajaPra-tegang
ii) Untaian kawat baja berdaya tarik tinggi harus dibebaskan dari patri
(weld free) dan dari tegangannya setelah dihampar, dan harus sesuai
dengan ketentuan SNI 07-1154-1989 atau JIS G3536 atau AASHTO
M203-07 “Uncoated Seven Wire Stress Relieved Strand for Prestressed
Concrete”.
(d) Angkur(Anchorages)
Semua alat angkur untuk post-tensioning harus bisa menahan baja pra-
tekan dari beban yang memberikan tegangan yang tidak kurang dari 95% daya
tarik minimum baja pra-tekan.
Semua pipa saluran harus dari bahan logam dan kedap adonan semen
RIFKI MUCHNI
II -61
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
(mortar tight). Pipa harus cukup kuat untuk mempertahankan bentuknya
menahan tekanan kerja. Bila ada ketentuan mengenai grouting, lubang udara
dan grout harus dibuat dengan pipa atau alat lainnya, agar semprotan
grout dapat mengisi seluruh rongga sepanjang pipa saluran.
(f) Grout
Material grouting tersusun dari semen portland, air dan adukan muai
(expansive admixture) plus retarder, sesuai dengan persetujuan dari Konsultan
Pengawas. Air harus dapat diminum (potable). Adukan yang mengandung
klorida atau nitrat tidak boleh digunakan.
Yang pertama dimasukkan ke mixer adalah air, lalu disusul semen dan adukan.
Grout harus dicampur/diaduk dalam alat pengaduk mekanik dengan tipe yang
mampu menghasilkan grout yang merata. Grout tidak boleh dilembekkan
kembali dengan air. Sebelum dipompakan, grout harus terus diaduk.
(g) Beton
Beton harus sesuai dengan ketentuan Beton kelas A-1, A-2 atau AA Pasal
S10.01 dari Spesifikasi ini, dan dengan ketentuan di bawah ini, kecuali bila
dinyatakan lain dalam Gambar.
(a) Umum
Semua ketentuan yang dapat diberlakukan dari Pasal S10.01 (4) “Pelaksanaan
Pekerjaan” harus ditaati, kecuali yang mungkin harus diubah dalam pasal
ini. Beton pra-tekan harus dicetak, ditekan, diberi pengawetan, dan
dilindungi di bengkel, tempat pembuatan, dan lain-lain lokasi yang disetujui
Konsultan Pengawas, dimana pembuatan bagian- bagiannya dapat diperiksa
dan dikontrol.
RIFKI MUCHNI
II -62
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Kontraktor harus memberi tahu Konsultan Pengawas, tidak kurang dari 3 hari
sebelumnya, tanggal dimulainya pembuatan dan tanggal mulai
dilaksanakannya pekerjaan penekanan beton, pencetak unit-unit, dan
pemindahan tekanan.
(c) MenempatkanBajaTulang
(d) MetodePretensioning
RIFKI MUCHNI
II -63
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Tekanan ikat (bond stress) tidak boleh diberikan kepada beton atau angkur
akhir (end anchors) tidak boleh dilepas sebelum beton mencapai kuat
tekan tidak kurang dari 85% kekuatan umur 28 hari yang telah ditentukan oleh
contoh standar yang dibuat dan diberi pengawetan sama dengan suku- sukunya.
Elemen-elemen pra-tekan harus dipotong atau dilepaskan dengan cara
tertentu sehingga eksentrisitas pra-tekan minimum.
(e) Pengawetan(Curing)
Dua sampai empat jam setelah penuangan beton dan setelah beton
mencapai tahap kering awal, proses awal pengawetan uap harus
dilakukan. Bila beton diberi campuran pelambat (retardingadmixture),
maka tenggang waktu itu harus ditambah menjadi 4 sampai 6 jam. Metode
pengawetan air harus digunakan sejak beton dituang sampai pengawetan uap
mulai diberikan. Kelembaban uap harus 100% agar kadar air tidak hilang, dan
agar kadar air cukup untuk proses hidrasi pada semen. Pengawetan uap tidak
boleh langsung pada beton.
Selama pemakaian uap, suhu udara sekitar harus naik tidak lebih dari 22C per
jam sampai tercapai suhu maksimum, dan suhu itu harus
dipertahankan sampai beton mencapai kekuatan yang diinginkan. Dalam
menghentikan proses pengawetan uap, suhu udara sekitar tidak boleh lebih
dari 22C per jam sampai tercapai suhu 10C lebih tinggi dari suhu udara
tempat beton harus dibuka. Maksimum suhu pengawetan harus 60C
sampai 67C.
Bila Kontraktor memilih pengawetan dengan metoda khusus yang lain, metoda
dan detail harus disetujui oleh Konsultan Pengawas.Kecuali ditentukan lain
dan disetujui, pengawetan harus sesuai dengan ketentuan pada Pasal S10.01.
(f) MetodePost-tensioning
Semua cetakan sisi dan dalam untuk girder harus dibongkar sebelum
RIFKI MUCHNI
II -64
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
pelaksanaan post-tensioning. Falsework di bawah slab yang menyangga
struktur utama tidak boleh dilepaskan sebelum jangka waktu minimum 48 jam
setelah proses grouting pada tendon post-tensioning, atau pun sebelum
syarat-syarat lain dalam spesifikasi ini terpenuhi. Falsework penyangga harus
dibangun sedemikian rupa sehingga bagian struktur utama dapat bebas
melepaskan falsework dan mengalami pemendekan pada waktu proses post-
tensioning.
Harus ada catatan mengenai tekanan (gauge pressure) dan perpanjangan pada
setiap waktu, dan harus diajukan kepada Konsultan Pengawas untuk disetujui.
Gaya dari alat angkur (anchoring devices) harus disebarkan pada beton dengan
alat yang disetujui yang dapat menyebarkan tekanan beban secara efektif pada
beton.
Bila ujung unit yang sudah diberi post-tensioning harus tidak ditutupi beton,
peralatan angkur (anchoring devices) harus dihentikan agar ujung baja pra-
tekan dan semua bagian peralatan angkur berada sekurang- kurangnya 50 mm
ke dalam permukaan akhir dari suku unit, kecuali bila ada penanaman
(embedment) yang lebih besar pada Gambar Rencana. Setelah proses post-
tensioning, ceruk-ceruk harus ditambal dengan beton, dan diberi finishing
sesuai dengan Gambar.
Baja post-tensioned harus diikat ke beton. Semua baja Pra-tekan yang harus
diikatkan ke beton harus bersih dari kotoran, karat, minyak, atau bahan-bahan
lain yang berbahaya.
Baja pra-tekan harus diikatkan ke beton dengan menambal rongga antara pipa
(ducts) dan tendon dengan adukan grout. Semua pipa (ducts) harus bersih dari
bahan-bahan yang berbahaya yang dapat merusak ikatan grout atau
mengganggu proses grouting (Pengisian adukan semen).
Pipa injeksi grout harus dipasangi katup penutup mekanis. Lubang angin dan
pipa semprotan harus dipasangi katup (klep), sumbat atau alat lain yang
dapat menahan tekanan pompa. Katup (klep dan sumbat itu tidak boleh dilepas
atau dibuka hingga adukan benar-benar terisi dan padat.
Penanganan dan pemindahan beton pra-tekan precast harus hati-hati. Slab dan
girder precast harus diangkut dengan posisi tegak lurus,
RIFKI MUCHNI
II -65
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
tidak boleh ada guncangan pada titik-titik penyanggaan dan arah reaksi
yang berkenaan dengan suku unit harus ditentukan bila suku unit sudah
mencapai posisi final. Bila Kontraktor menganggap lebih baik mengangkut
atau menyimpan unit-unit beton pra-tekan precast dengan posisi lain, maka
resikonya ditanggung sendiri setelah memberitahu Konsultan Pengawas. Unit-
unit yang oleh Konsultan Pengawas dianggap tidak memenuhi standar harus
diganti atas tanggungan biaya Kontraktor sendiri.
Setiap suku beton pra-tekan precast harus ditandai untuk menunjukkan tipe,
tanggal pencetakan/pengecoran dan penguatan.
Bila ada perintah dari Konsultan Pengawas, satu tiang atau lebih harus diuji
beban (loading test). Kontraktor harus meminta persetujuan Konsultan
Pengawas terlebih dahulu, mengenai detail tata cara pengujian. Balok yang
harus diuji pada titik-titik dudukan (bearing), harus diberi penyangga, dan
defleksi naiknya akibat tenaga pra-tekan harus diukur relatif terhadap garis
yang menghubungkan titik-titik itu.
Defleksi rentang tengah (midspan deflection) relatif terhadap garis acuan harus
diukur untuk setiap penambahan beban. Kurva defleksi beban, yang tersusun
dari nilai-nilai pengukuran itu, harus menunjukkan tidak adanya perbedaan
yang berarti dengan garis lurus. Gambar harus menunjukkan, atau Konsultan
Pengawas harus menentukan, beban-beban yang harus diberikan dan
defleksi-defleksinya yang tidak boleh dilewati.
RIFKI MUCHNI
II -66
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Jumlah beton pra-tekan (I-girder dan U-girder) yang harus diukur untuk
pembayaran adalah jumlah suku/bagian struktur beton pra-tekan precast
disediakan, dipasang ditempat, lengkap dan diterima. Setiap bagian meliputi
beton, tulang penguat dan baja pra-tekan, dan material lain yang
terkandung atau terpasang dalam unit balok atau lempeng (slab).
Untuk beton, pengukuran mangacu ke Pasal S10.01, dan untuk baja tulangan
ke Pasal S10.02.
Plat pracetak (concrete plate) dibayar berdasarkan jumlah meter persegi sesuai
dengan Gambar.
Baja pra-tekan yang digunakan pada Butir Pembayaran dalam Spesifikasi ini
harus tidak diukur tersendiri untuk pembayaran dalam Pasal S10.03 ini.
RIFKI MUCHNI
II -67
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
RIFKI MUCHNI
II -68
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
RIFKI MUCHNI
II -69
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Pekerjaan ini meliputi penyediaan dan pemasangan bearing shoes dan bearing
pads untuk bangunan atas jembatan, dan lembaran karet untuk RC frame
dan plat injak (approach slabs).
Material untuk bearing shoes tipe umum harus memenuhi ketentuan berikut:
JIS G3101 : Baja Gulung untuk struktur umum SS-41 (ASTM A36-91)
JIS G5102 : Kuningan Tuang Kuat Tarik Tinggi HBsC3 (ASTM A216-
89)
Bearing Pads terdiri lapisan elastometer dan logam, atau elastometer dan kain
direkatkan menjadi satu kesatuan, dan harus memenuhi ketentuan berikut:
Horizontal/deformation : 50 % max
Laminasi haruslah lembaran baja ringan rol yang tertanam dengan tebal
minimum elastomer sebesar 3,2 mm.
Sebelum pengadaan bridge bearing Kontraktor harus mengajukan, bersama-
sama dengan contoh, kepada Konsultan Pengawas untuk persetujuan sertifikat
pabrik yang menyatakan bahwa bridge bearing tersebut memenuhi ketentuan
dari spesifikasi.
Sampel yang dipilih secara acak hingga 5 unit harus diambil dari setiap 100
unit dan diuji untuk mengkonfirmasi apakah memenuhi ketentuan
spesifikasi.
RIFKI MUCHNI
II -70
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
Material untuk rubber sheet adalah karet sintetis chloroprene atau styrene -
butadiene.
Kontraktor harus menyerahkan sertifikat dari pabrik, untuk disetujui
Konsultan Pengawas sebelum menyediakan lembaran karet.
RIFKI MUCHNI
II -71
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
(b) Bearing Pads
Bearing pads harus dipasang tepat pada tempatnya sesuai dengan petunjuk
Konsultan Pengawas atau ketentuan dalam Gambar.
Bila dipasang diatas lapisan tipis adukan semen (mortar), adukan itu harus
diberi pengawet dan harus sudah mencapai kekuatan yang cukup sebelum
balok jembatan diletakkan.
Bearing pads harus dijaga tetap pada posisinya selama penempatan belok
jembatan. Bila balok jembatan telah terpasang, bearing pads dan daerah
sekitarnya harus dibersihkan.
Lembaran karet harus dipasang pada Mesnager hinge (concrete hinge) slab
jembatan menerus pada ujung RC frame dan approach slab yang berdekatan
sebagaimana nampak pada Gambar atau atas petunjuk Konsultan Pengawas.
Kuantitas bearing shoes akan diukur berdasarakan jumlah dari tiap jemis yang
lengkap dan diterima.
RIFKI MUCHNI
II -72
1511051021
Laporan Pra Proyek
Pembangunan Jembatan STA 34 + 675 Jalan Tol Pandaan-Malang
(b) Bearing Pads
Pekerjaan yang diukur secara tersebut di atas dibayar menurut Harga Satuan
Kontrak. Pembayaran ini merupakan kompensasi penuh untuk penyediaan,
pembuatan, pengangkutan, pengecatan dan pemakaian segala material,
termasuk tenaga kerja, peralatan, dan kebutuhan-kebutuhan insidental lainnya.
Detail asesori seperti tertera dalam Gambar, dan mencakup batang angkur dan
penutupnya, baja tulangan, dan lain-lain.
10.11(24) Elastomeric
Elastomeric Bearing
Bearing Pad
Pad untukPC
420 x 500Void
x 49 100
(Fix)Buah Buah
x 500 x 38(Move)
10.11(7)
10.11(25) Rubber Bearing Sheet 200 x 200 x 20 Buah
RIFKI MUCHNI
II -73
1511051021
10.11(26) Rubber Bearing Sheet 250x25 Meter Panjang
10.11(42) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 4.700kN (Fix) Buah
10.11(43) Elastomeric Bearing Shoe untuk Gelajar Baja 4.700kN (Move) Buah
10.11(44) Pot Bearing,1900/220/80 kN Buah
RIFKI MUCHNI
II -74
1511051021