Oleh :
Marsa Achadian Tyarpratama
NIM. 135060107111002
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
2015
PENDAHULUAN
Pada kenyataannya, tanah lempung lunak secara teknis kurang menguntungkan untuk
suatu pekerjaan konstruksi. Indeks plastisitas yang tinggi, sifat ekspansif yang tinggi, daya
dukung yang rendah, dan kandungan air yang tinggi sehingga sulit terdrainasi karena
permeabilitas tanah relatif rendah, serta kompresibilitas yang besar membuat tanah ini
mengalami penurunan yang besar dan dalam waktu yang sangat lama. Hal ini seringkali
menjadi kendala saat pelaksanaannya.
Salah satu cara untuk mengatasi masalah tersebut adalah dengan menggunakan metode
pre-loading yang dikombinasikan dengan pre-fabricated vertical drains (PVD). Pre-loading
atau pemberian beban awal dilakukan dengan cara memberikan beban berupa timbunan
sehingga menyebabkan tanah lempung akan termampatkan sebelum konstruksi didirikan. Pre-
fabricated vertical drains adalah sistem
drainase rekayasa yang dipasang vertikal di
dalam lapisan tanah lunak. Sistem drainase
vertikal ini berbentuk menyerupai sabuk
berpenampang persegi panjang, dimana
terbagi atas bagian luar (jacket) sebagai
penyaring dan bagian inti (core) berupa
komponen geotekstil sebagai media
penyaliran air.
Kombinasi sistem ini bertujuan untuk mempercepat waktu konsolidasi lapisan tanah
lempung dibawahnya, sehingga penurunan yang terjadi dapat diatur sedemikian rupa sebelum
pekerjaan konstruksi dimulai. Karena dengan penggunaan PVD, aliran air pori baik pada arah
vertikal maupun radial/horizontal dapat dikeluarkan lebih cepat. Sebagai salah satu tinjauan
mengenai pemanfaatan PVD adalah hasil analisa penggunaan pre-fabricated vertical drain
pada tanah lunak di daerah Surabaya-Gempol (Diana Dewi, 1998). Dari hasil analisa tersebut
didapat bahwa dengan merencanakan parameter desain dari sistem PVD, waktu untuk
mencapai penurunan tanah total dapat direncanakan sesuai dengan waktu mulainya
pelaksanaan pekerjaan konstruksi yang diinginkan.
KAJIAN TEORI
dimana :
Cv = koefisien konsolidasi ( cm2/dtk )
Tv = faktor waktu tergantung dari derajat konsolidasi
t = waktu yang dibutuhkan untuk mencapai derajat konsolidasi U% (dtk)
h = tebal tanah (cm)
Apabila ( Po + P ) > Pc
e. Pre-loading
Tinggi timbunan kritis beban preloading ini dihitung berdasarkan daya dukung
tanah lempung mula-mula. Kekuatan geser tanah lempung, dalam hal ini kohesi tanah,
akan mempengaruhi tinggi timbunan yang akan pergunakan. Daya dukung tanah
lempung dalam perencanaan beban preloading dihitung sebagai berikut :
dimana :
t 3
γtimb = berat volum e tanah timbunan ( /m )
Hcr = tinggi timbunan kritis (m)
menggunakan persamaan :
c u’ = ∆c u + c u
dimana :
dimana :
t = waktu yang diperlukan untuk mencapai Uh (dtk)
D = diameter ekuivalen lingkaran (cm)
= 1,13 x S untuk pola susunan bujursangkar
= 1,05 x S untuk pola susunan segitiga
Ch = koefisien konsolidasi aliran horisontal (cm2/dtk)
F(n) = faktor hambatan disebabkan karena jarak antara PVD.
Uh = derajat konsolidasi tanah arah horisontal (%)
APLIKASI
Gambar 5.3 Grafik Hubungan antara Tinggi Timbunan Akhir (Hfinal) dengan Sc
(Settlement)
.
DAFTAR PUSTAKA
Kuswanda, Wahyu P. 2015. Problematika Pembangunan Pada Tanah Lunak dan Alternatif
Penanganannya.
Anonim. Alternatif Metode Perbaikan Tanah untuk Penanganan Masalah Stabilitas Tanah
Lunak pada Packing Plant PT. Semen Gresik di Kariangau, Balikpapan,
(http://digilib.its.ac.id/public/ITS-paper-34131-3111105036-Paper.pdf), diakses pada 19
Oktober 2015.