Anda di halaman 1dari 5

Seismograf

Pengertian seismograf adalah suatu alat yang


digunakan untuk mengukur gempa atau getaran yang terjadi pada permukaan bumi.
Seismograf disebut juga seismometer yang dalam bahasa Yunani berarti mengukur
gempa bumi. Seismograf akan mencatat getaran dalam bentuk grafik yang disebut
seismogram. Seismograf juga berperan dalam menentukan lokasi episentrum

Seismograf pertama kali ditemukan oleh peneliti dari Cina pada zaman Dinasti Han
yang bernama Zhang Heng. Setelah beberapa abad lamanya, seorang ilmuwan dari
Italia membuat seismograf dari merkuri dengan tabung yang berbentuk huruf U. Tak
lama setelah itu, ilmuwan Inggris membuat seismograf modern untuk pertama kalinya.
Ilmuwan dari Inggris itu bernama John Milne. Dia juga yang memprakarsai dibuatnya
stasiun pengamat gempa bumi (stasiun seismologi). Seismograf modern pertama
tersebut lalu dikembangkan lagi di Amerika sehingga menjadi seismograf yang dipakai
hingga zaman modern ini.

Jenis- Jenis Seismograf

Terdapat beberapa jenis seismograf. Berdasarkan fungsinya, seismograf dibagi menjadi


2 yakni seismograaf vertikal dan horizontal. Berikut adalah uraian singkatnya.

Seismograf vertikal Seismograf jenis ini memiliki fungsi sebagai pencatat getaran
atau gelombang gempa vertikal (baca juga : Macam- Macam Gempa Bumi). Seismograf
vertikal dipasang pada satu titik saja.
Seismograf horizontal Seismograf jenis ini memiliki fungsi sebagai pencatat getaran
atau gelombang gempa horizontal. BMKG biasa memasang 2 pasang seismograf
horizontal dengan arah timur- barat serta utara- selatan.

Seismograf juga dapat dibedakan menjadi 2 berdasarkan caranya membaca data, yaitu
seismograf manual dan digital.

Seismograf manual Seismograf ini sudah mampu mencatat gempa horizontal


maupun vertikal. Gempa horizontal dicatat berdasarkan arahnya, sedang arah gempa
vertikal yang tercatat oleh seismograf ini adalah arah gempa kompresi.
Seismograf digital Seismograf ini sudah lebih canggih karena dilengkapi dengan
display panel dan dapat mentransfer data dengan cepat. Seismograf digital juga
menggunakan teknologi elektromagnetik seismographer.

Cara Kerja Seismograf

Suatu seismograf mempunyai 2 bagian


penting yaitu gantungan pemberat (massa stasioner) yang berujung lancip seperti
jarum dan roll pita. Kedua komponen tersebut sangat sensitif terhadap getaran karena
aktivitas seisme (baca : Pengertian Seisme) maupun karena adanya ledakan nuklir.
Sebelum digunakan, suatu seismograf harus dikalibrasi terlebih dahulu agar dapat
mencatat getaran dengan akurat. Terdapat bermacam- macam cara untuk
mengkalibrasi seismograf, diantaranya yaitu menggunakan alat yang disebut meja
getar, menggunakan teknik kumparan, meggunakan pulsa dan menggunakan
teknik bridge calibration. Setelah dikalibrasi, seismograf siap untuk digunakan. Cara
kerja seismograf dapat dijabarkan seperti berikut :

1. Saat getaran gempa dirasakan oleh seismograf, roll pita akan terus bergerak sehingga
ujung massa stasioner yang bergetar menyentuh roll pita.
2. Seismograf akan mencatat gelombang primer terlebih dahulu karena gelombang ini
mempunyai kecepatan rambat yang sangat tinggi. Setelah itu, seismograf melanjutkan
pencatatan gelombang sekunder yang berkecepatan rendah.
3. Kedua gelombang tersebut dicatat dalam bentuk seismogram yang terlihat seperti
garis- garis pada roll pita.
4. Ahli gempa (seismologist) kemudian menganalisa garis- garis tersebut, lalu
menghitung besaran gempa.

Tipe Pengukuran Gempa

Dalam mengukur gelombang akibat gempa bumi, seismograf memiliki 2 tipe


pengukuran yakni pengukuran besaran gempa dan intensitasnya. Skala pengukukuran
kedua tipe tersebut juga berbeda. Untuk intensitas gempa bumi menggunakan skala
mercalli, sedangkan untuk pengukuran besaran gempa menggunakan skala richter.
Skala richter ini lah yang sering kita dengar saat terjadi bencana gempa bumi. Berikut
ini adalah beberapa hal yang terjadi akibat gempa bumi menurut besarnya skala richter.

Gempa berukuran 1.0 hingga 3.0 skala richter, getarannya tidak terasa sehingga tidak
dihiraukan oleh manusia.
Gempa berukuran 3.0 hingga 3.9 skala richter, mengakibatkan lampu atau benda lain
yang menggantung akan mulai goyang. Getaran gempa juga dirasakan oleh penduduk
yang tinggal di daerah pusat gempa.
Gempa berukuran 4.0 hingga 4.9 skala richter, mengakibatkan bergetarnya kaca
jendela bangunan, beriaknya permukaan air serta bergeraknya daun pintu membuka
dan menutup.
Gempa berukuran 5.0 hingga 5.9 skala richter, mengakibatkan manusia sulit berdiri
dengan baik. Selain itu, getaran juga dapat memecahkan kaca, meruntuhkan dinding
bangunan yang lemah dan membentuk gelombang di permukaan air sungai atau
danau.
Gempa berukuran 6.0 hingga 6.9 skala richter, berdampak pada runtuhnya bebatuan
secara bersamaan, runtuhnya bangunan bertingkat dan membuat celah- celah di dalam
tanah akibat retakan.
Gempa berukuran 7.0 hingga 7.9 skala richter, menimbulkan tanah longsor (baca
: Penyebab Tanah Longsor), merusak bendungan, merobohkan jembatan dan
menyebabkan kerusakan parah di daerah pusat gempa.
Gempa berukuran 8.0 skala richter ke atas, menimbukjan kerusakan parah di daerah
beradius ratusan kilometer dari pusat gempa. Jika hiposentrum (baca : Pengertian
Hiposentrum) gempa terjadi di bawah laut, maka akan menjadi penyebab terjadinya
tsunami. (baca : Manfaat Tsunami Early Warning System)

Sedangkan menurut besaran skala mercalli, intensitas gempa dapat menyebabkan


beberapa hal berikut (baca juga : Akibat Gempa Bumi Bagi Kehidupan).

Skala I Hanya akan terekam oleh seismograf.


Skala II sampai skala III Penduduk di pusat gempa akan merasakan getaran.
Skala IV sampai skala V Pintu akan bergerak- gerak dan benda- benda akan
berjatuhan. Hewan- hewan akan merasa ketakutan. Jika gempa terjadi pada malam
hari, maka akan membangunkan warga di daerah gempa karena beberapa bangunan
mulai terasa bergoyang.
Skala VI sampai skala VII Benda- benda yang berat dan besar akan segera
berjatuhan, terjadi retakan di dinding dan di jalan- jalan sehingga warga mulai panik.
Skala VIII sampai skala IX Terjadi longsor (baca : Pengertian Longsor) dan
meruntuhkan dinding- dinding bangunan sehingga kepanikan semakin menjadi.
Skala X sampai skala XI Lebar retakan di dalam lapisan tanah dapat mencapai satu
meter, longsor semakin meluas dan meruntuhkan batu- batuan (baca : Jenis Jenis
Batuan).
Skala XII Menyebabkan kerusakan yang sangat parah pada permukaan tanah dan
juga bangunan- bangunan di pusat gempa.

Anda mungkin juga menyukai