Pendahuluan 1-1
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
Suatu kondisi yang optimal diharapkan dapat dicapai melalui suatu penanganan komprehensif
serta berkelanjutan yang tidak hanya melibatkan unsur pemerintah saja tetapi juga swasta dan
masyarakat. Salah satu bentuk optimalisasi tersebut adalah melalui ketersediaan jaringan
transportasi yang memadai. Dengan adanya pemerataan, maka wilayah – wilayah yang
terbelakang akan dapat menikmati hasil pembangunan dan juga dapat menjadi stimulan bagi
masyarakat untuk turut serta mensukseskan program pembangunan yang dirumuskan oleh
pemerintah. Dengan demikian kesenjangan antar wilayah dapat diminimalkan yang pada akhirnya
akan semakin memperbesar kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.
Salah satu langkah untuk mengetahui potensi sumber daya air adalah melalui studi jaringan
transportasi penyeberangan. Sektor transportasi penyeberangan secara langsung dan tidak
langsung menjadi sangat penting dikembangkan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di
wilayah – wilayah terbelakang. Saat ini transportasi merupakan bagian integral dari suatu fungsi
masyarakat. Transportasi menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup,
keterjangkauan dari lokasi kegiatan produktif, penyediaan barang – barang dan pelayanan untuk
dikonsumsi (Morlok E.K., 1988).
Oleh sebab itu, prastudi kelayakan jaringan transportasi penyeberangan merupakan hal yang
penting untuk dilakukan. Selain daripada itu, permintaan transportasi merupakan jenis permintaan
tidak langsung yang berawal dari kebutuhan manusia terhadap berbagai jenis barang dan jasa.
Dengan demikian terdapat saling ketergantungan antara transportasi dengan aktivitas industri,
pertanian, perdagangan, maupun dengan perkembangan ekonomi wilayah. Perkembangan
Pendahuluan 1-2
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
tersebut menuntut adanya penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Jika
penyediaan sarana dan prasarana tidak terpenuhi secara optimal maka akan dapat menimbulkan
persoalan yang berupa meningkatnya biaya transportasi. Dampak yang lebih serius lagi adalah
berupa terhambatnya perkembangan ekonomi daerah dalam skala yang lebih luas.
Terlepas dari harapan dan keinginan dalam arahan tersebut, saat ini kenyataan untuk
mengembangkan transportasi penyeberangan ini dihadapkan dengan kurangnya data mengenai
potensi jaringan transportasi penyeberangan. Kekurangan akan data tersebut mengakibatkan
kelemahan dalam perencanaan pengembangan transportasi penyeberangan maupun moda
transportasi lainnya. Terlepas dari banyaknya rekomendasi dari hasil studi makro terdahulu, hingga
saat ini belum diketahui secara pasti jaringan penyeberangan dan simpul transportasi
penyeberangan mana saja yang masih potensial untuk digunakan dan dikembangkan, hal tersebut
disebabkan oleh karena banyaknya sumber daya penyeberangan di Indonesia yang belum
teridentifikasi namun telah menjadi penggerak ekonomi masyarakat yang tinggal di wilayah
tersebut. Akibatnya, pembangunan dan pengembangan jaringan transportasi yang telah dilakukan
selama ini menjadi kurang terarah. Namun dengan adanya KM 6/2010 Tentang Cetak Biru
Pengembangan Transportasi Penyeberangan Tahun 2010 – 2030 maka bisa dijadikan panduan
pembukaan jaringan transportasi penyeberangan di daerah – daerah terpencil.
Sesuai dengan arahan KM Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
Lingkungan Departemen Perhubungan, langkah awal yang diperlukan untuk memulai suatu
perencanaan pengembangan jaringan transportasi penyeberangan adalah dengan memperoleh
dan menganalisis data dalam hal ini melalui kegiatan pra studi kelayakan lintas penyeberangan
yang diperkirakan dapat dikembangkan lebih lanjut ke tahap berikutnya sesuai dengan hasil
rekomendasi dari kegiatan dimaksud.
Studi – studi makro sebelumnya juga telah mengindikasikan rekomendasi program pengembangan
transportasi penyeberangan di Sulawesi Tengah - Kalimantan Timur yang memiliki potensi kuat
untuk dikembangkan lebih lanjut. Aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui Dinas
Perhubungan wilayah setempat juga merupakan masukan yang patut ditindaklanjuti, selain karena
Pendahuluan 1-3
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
aspek dukungan teknis juga aspek kontrol terhadap aspirasi daerah. Berdasarkan pemikiran –
pemikiran di atas maka perlu dilakukan kegiatan Prastudi kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti. Diharapkan konsep pembangunan
jaringan transportasi penyeberangan yang direkomendasikan dari kegiatan tersebut dapat
disesuaikan dengan kondisi setempat yang pada akhirnya mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi maupun pemerataan pembangunan
4) Belum ada/ minimnya prasarana moda lain di wilayah studi terkait yang dapat memudahkan
Pendahuluan 1-4
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
Pendahuluan 1-5
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
Tujuan dari studi ini adalah untuk menemukan kemungkinan pembukaan suatu lintas
penyeberangan pada wilayah kajian (Kabupaten Bengakalis – Kabupaten Kepulauan Meranti) yang
berindikasi layak untuk dikaji dengan sebuah studi kelayakan.
l. Kelayakan Teknis;
m. Kelayakan Ekonomi;
n. Kelayakan Lingkungan;
o. Potensi Demand.
Pendahuluan 1-6
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
Pendahuluan 1-7
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
1.4
Pendahuluan 1-8
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
Pekerjaan Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan
Meranti ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang dapat dibagi menjadi kahian literatur dan
survey lapangan:
1. Studi literatur dan review studi sebelumnya yang meliputi simpul pelabuhan yang sudah
ada, program pengembangan jaringan transportasi penyeberangan secara regional,
indikasi kebutuhan pengembangan jaringan transportasi penyeberangan antar wilayah,
literatur standar operasional, data perencanaan pengembangan kawasan yang terkait
dengan kegiatan transportasi penyeberangan serta kawasan regional sekelilingnya.
2. Studi lapangan dalam rangka melihat langsung kondisi wilayah studi dan mengumpulkan;
data sosial ekonomi, studi aksesibilitas transportasi penyeberangan.
3. Analisis dan evaluasi hasil pengumpulan data dan studi.
4. Penyusunan konsep pengembangan jaringan transportasi penyeberangan.
5. Diskusi, asistensi, dan pemaparan laporan di depan Stakeholder.
1.5 Keluaran
d. Tersedianya hasil analisa pra kelayakan ekonomi dari tiap – tiap alternatif pengembangan
lintasan penyeberangan di Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti.
Bab 1 Pendahuluan
Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang pekerjaan, landasan hukum, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup materi dan wilayah pekerjaan, keluaran, serta sistematika
penyajian.
Pendahuluan 1-9
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
Bab ini memaparkan hasil tinjauan kebijakan terkait dengan penyusunan pekerjaan ini,
yaitu berupa tinjauan kebijakan angkutan perairan, tinjauan kebijakan penyelenggaraan
angkutan penyeberangan, tinjauan kebijakan SISTRANAS, tinjauan kebijakan cetak biru
pengembangan transportasi penyeberangan,
Bab ini memaparkan gambaran umum wilayah pekerjaan yang meliputi kependudukan,
kondisi perekonomian, kondisi transportasi dan sebagainya.
Bab ini menguraikan analisis pembagian zona, analisis estimasi model transportasi yang
menguraikan tentang analisis bangkitan dan analisis distribusi perjalanan.
Bab ini menguraikan tentang analisis potensi kependudukan, potensi ekonomi, analisis
kesesuaian/ kelayakan pengembangan lintas penyeberangan berdasarkan PM 26 tahun
2012.
Bab ini menguraikan kesimpulan hasil analisis dan rekomendasi terhadap pengembangan
lintasan penyeberangan Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti.
Pendahuluan 1-10
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti
Pendahuluan 1-11