Anda di halaman 1dari 11

Laporan Akhir

Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan


Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

Pendahuluan 1-1
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

1.1 Latar Belakang

“”UU Nomor 17 Tahun 2008


mendefinisikan bahwa moda
Indonesia sebagai negara kepulauan terbesar di seluruh dunia
memiliki lebih dari 17.000 pulau besar dan kecil. Mengingat kondisi
transportasi penyeberangan
merupakan moda transportasi geografis Indonesia, maka sudah seharusnya apabila kita memiliki
yang berfungsi sebagai sebuah
jembatan bergerak yang transportasi laut yang kuat untuk menghubungkan ribuan pulau -
menghubungkan jaringan jalan
atau jaringan kereta api yang pulau tersebut. Moda transportasi penyeberangan merupakan
dipisahkan oleh perairan untuk moda laut yang efisien karena dapat memindahkan manusia dan
mengangkut penumpang dan
kendaraan beserta barang melalui kendaraan karena dalam proses bongkar muat
muatannya.
cepat dan tidak membutuhkan waktu yang lama dan peralatan
bongkar seperti halnya crane.

Dengan diberlakukannya UU Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah, maka


perkembangan wilayah di Indonesia saat ini tidak hanya bergantung pada kebijakan dari
pemerintah pusat. Pemerintah daerah dituntut untuk dapat mengelola dengan baik sumber daya
yang dimilikinya. Dengan adanya upaya pendayagunaan sumber daya yang dimiliki, dampak ikutan
yang diharapkan adalah meningkatnya pendapatan daerah pada khususnya dan pembangunan
ekonomi nasional pada umumnya.

Suatu kondisi yang optimal diharapkan dapat dicapai melalui suatu penanganan komprehensif
serta berkelanjutan yang tidak hanya melibatkan unsur pemerintah saja tetapi juga swasta dan
masyarakat. Salah satu bentuk optimalisasi tersebut adalah melalui ketersediaan jaringan
transportasi yang memadai. Dengan adanya pemerataan, maka wilayah – wilayah yang
terbelakang akan dapat menikmati hasil pembangunan dan juga dapat menjadi stimulan bagi
masyarakat untuk turut serta mensukseskan program pembangunan yang dirumuskan oleh
pemerintah. Dengan demikian kesenjangan antar wilayah dapat diminimalkan yang pada akhirnya
akan semakin memperbesar kemakmuran dan kesejahteraan masyarakat.

Salah satu langkah untuk mengetahui potensi sumber daya air adalah melalui studi jaringan
transportasi penyeberangan. Sektor transportasi penyeberangan secara langsung dan tidak
langsung menjadi sangat penting dikembangkan untuk mewujudkan pemerataan pembangunan di
wilayah – wilayah terbelakang. Saat ini transportasi merupakan bagian integral dari suatu fungsi
masyarakat. Transportasi menunjukkan hubungan yang sangat erat dengan gaya hidup,
keterjangkauan dari lokasi kegiatan produktif, penyediaan barang – barang dan pelayanan untuk
dikonsumsi (Morlok E.K., 1988).

Oleh sebab itu, prastudi kelayakan jaringan transportasi penyeberangan merupakan hal yang
penting untuk dilakukan. Selain daripada itu, permintaan transportasi merupakan jenis permintaan
tidak langsung yang berawal dari kebutuhan manusia terhadap berbagai jenis barang dan jasa.
Dengan demikian terdapat saling ketergantungan antara transportasi dengan aktivitas industri,
pertanian, perdagangan, maupun dengan perkembangan ekonomi wilayah. Perkembangan

Pendahuluan 1-2
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

tersebut menuntut adanya penyediaan sarana dan prasarana transportasi yang memadai. Jika
penyediaan sarana dan prasarana tidak terpenuhi secara optimal maka akan dapat menimbulkan
persoalan yang berupa meningkatnya biaya transportasi. Dampak yang lebih serius lagi adalah
berupa terhambatnya perkembangan ekonomi daerah dalam skala yang lebih luas.

Terlepas dari harapan dan keinginan dalam arahan tersebut, saat ini kenyataan untuk
mengembangkan transportasi penyeberangan ini dihadapkan dengan kurangnya data mengenai
potensi jaringan transportasi penyeberangan. Kekurangan akan data tersebut mengakibatkan
kelemahan dalam perencanaan pengembangan transportasi penyeberangan maupun moda
transportasi lainnya. Terlepas dari banyaknya rekomendasi dari hasil studi makro terdahulu, hingga
saat ini belum diketahui secara pasti jaringan penyeberangan dan simpul transportasi
penyeberangan mana saja yang masih potensial untuk digunakan dan dikembangkan, hal tersebut
disebabkan oleh karena banyaknya sumber daya penyeberangan di Indonesia yang belum
teridentifikasi namun telah menjadi penggerak ekonomi masyarakat yang tinggal di wilayah
tersebut. Akibatnya, pembangunan dan pengembangan jaringan transportasi yang telah dilakukan
selama ini menjadi kurang terarah. Namun dengan adanya KM 6/2010 Tentang Cetak Biru
Pengembangan Transportasi Penyeberangan Tahun 2010 – 2030 maka bisa dijadikan panduan
pembukaan jaringan transportasi penyeberangan di daerah – daerah terpencil.

Sesuai dengan arahan KM Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses Perencanaan di
Lingkungan Departemen Perhubungan, langkah awal yang diperlukan untuk memulai suatu
perencanaan pengembangan jaringan transportasi penyeberangan adalah dengan memperoleh
dan menganalisis data dalam hal ini melalui kegiatan pra studi kelayakan lintas penyeberangan
yang diperkirakan dapat dikembangkan lebih lanjut ke tahap berikutnya sesuai dengan hasil
rekomendasi dari kegiatan dimaksud.

Studi – studi makro sebelumnya juga telah mengindikasikan rekomendasi program pengembangan
transportasi penyeberangan di Sulawesi Tengah - Kalimantan Timur yang memiliki potensi kuat
untuk dikembangkan lebih lanjut. Aspirasi masyarakat yang disampaikan melalui Dinas
Perhubungan wilayah setempat juga merupakan masukan yang patut ditindaklanjuti, selain karena

Pendahuluan 1-3
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

aspek dukungan teknis juga aspek kontrol terhadap aspirasi daerah. Berdasarkan pemikiran –
pemikiran di atas maka perlu dilakukan kegiatan Prastudi kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti. Diharapkan konsep pembangunan
jaringan transportasi penyeberangan yang direkomendasikan dari kegiatan tersebut dapat
disesuaikan dengan kondisi setempat yang pada akhirnya mempercepat laju pertumbuhan
ekonomi maupun pemerataan pembangunan

Pekerjaan Prastudi kelayakan Lintas Penyeberangan Kabupaten Bengkalis – Kabupaten


Kepulauan Meranti ini perlu diadakan mengingat :

1) Transportasi penyeberangan pada wilayah studi terkait (Kabupaten Bengkalis –


Kabupaten Kepulauan Meranti) dapat dibuka sebagai pionir atau perintis untuk
menghubungkan daerah tersebut dalam rangka membuka koneksi langsung.

2) Transportasi penyeberangan di Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti


diindikasikan memiliki potensi demand transportasi walaupun masih kecil di mana di
Kabupaten Bengkalis khususnya Pulau Bengkalis merupakan pulau dengan banyak
penduduk sehingga membutuhkan suplai barang – barang kebutuhan dan untuk
memasarkan produk domestik ke Kepulauan Meranti dan juga sebaliknya.

3) Masyarakat di wilayah Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti telah


menggunakan transportasi penyeberangan sebagai salah satu pilihan, meskipun untuk
rute langsung belum ada penyelenggaraan oleh pihak Pemerintah.

4) Belum ada/ minimnya prasarana moda lain di wilayah studi terkait yang dapat memudahkan

masyarakat sekitar untuk melakukan perjalanan.

“” Melalui studi ini diharapkan diperoleh data mengenai potensi demand,


indikasi kelayakan ekonomi, alternatif solusi dan solusi optimal dalam
perencanaan Pra Studi Kelayakan Lintas penyeberangan di
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti di masa yang
akan datang.

Pendahuluan 1-4
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

Pendahuluan 1-5
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

1.2 Tujuan dan Sasaran

Tujuan dari studi ini adalah untuk menemukan kemungkinan pembukaan suatu lintas
penyeberangan pada wilayah kajian (Kabupaten Bengakalis – Kabupaten Kepulauan Meranti) yang
berindikasi layak untuk dikaji dengan sebuah studi kelayakan.

Penyusunan Dokumen Prastudi kelayakan Lintas Penyeberangan Kabupaten Bengakalis –


Kabupaten Kepulauan Meranti, meliputi sasaran sebagai berikut :

a. Review dan keselarasan dengan kebijakan dan dokumen


penataan kawasan yang ada;

b. Keseimbangan supply – demand kegiatan transportasi yang


telah ada;

c. Estimasi pertumbuhan kebutuhan perjalanan pada masa


akan datang;

d. Keinginan dan aspirasi daerah (locus) terkait percepatan


pembangunan wilayah tertinggal melalui pembangunan
transportasi;

e. Keinginan dan aspirasi daerah (locus) terkait peningkatan


kehandalan dan pelayanan transportasi;

f. Estimasi peningkatan dampak positif ekonomi melalui


pembangunan transportasi;

g. Dampak biaya ekonomi transportasi di wilayah kerja;

h. Dampak peningkatan pertumbuhan ekonomi;

i. Pertumbuhan sektor-sektor ekonomi selain transportasi yang


terdorong untuk berkembang;

j. Indikasi kebutuhan pembangunan sarana dan prasarana


dalam mewujudkan jaringan transportasi yang baik;

k. Indikasi lokasi-lokasi yang perlu dibangun sarana prasarana


transportasi;

l. Kelayakan Teknis;

m. Kelayakan Ekonomi;

n. Kelayakan Lingkungan;

o. Potensi Demand.

Pendahuluan 1-6
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

1.3 Landasan Hukum

a. Undang-undang Nomor 17 Tahun 2008 Tentang Pelayaran;


b. Undang-undang Nomor 26 Tahun 2007 Tentang Tata Ruang;
c. Undang-undang Nomor 7 Tahun 2004 Tentang Sumber Daya Air;
d. Undang-undang Nomor 32 Tahun 2004 Tentang Pemerintahan Daerah;
e. Keputusan Presiden Nomor 17 Tahun 1985 Tentang Keselamatan Pelayaran;
f. Peraturan Pemerintah Nomor 5 Tahun 2010 Tentang Kenavigasian;
g. Peraturan Pemerintah Nomor 20 Tahun 2010 Tentang Angkutan di Perairan;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2009 Tentang Kepelabuhanan;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 26 Tahun 2008 Tentang Rencana Tata Ruang Wilayah
Nasional;
j. Peraturan Pemerintah No. 27 tahun 2012 Tentang Izin Lingkungan;
k. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 26 Tahun 2012 Tentang Penyelenggaraan
Angkutan Penyeberangan;
l. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 6 Tahun 2010 Tentang Cetak Biru Pengembangan
Transportasi Penyeberangan Tahun 2010 - 2030;
m. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 60 Tahun 2010 tentang Organisasi dan Tata Kerja
Kementerian Perhubungan;
n. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 31 Tahun 2006 Tentang Pedoman dan Proses
Perencanaan di Lingkungan Departemen Perhubungan;
o. Keputusan Menteri Perhubungan Nomor 53 Tahun 2002 Tentang Tatanan Kepelabuhanan
Nasional;

Pendahuluan 1-7
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

1.4

Pendahuluan 1-8
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

1.4.1 Ruang Lingkup Materi

Pekerjaan Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan
Meranti ini dilakukan dalam beberapa tahapan yang dapat dibagi menjadi kahian literatur dan
survey lapangan:

1. Studi literatur dan review studi sebelumnya yang meliputi simpul pelabuhan yang sudah
ada, program pengembangan jaringan transportasi penyeberangan secara regional,
indikasi kebutuhan pengembangan jaringan transportasi penyeberangan antar wilayah,
literatur standar operasional, data perencanaan pengembangan kawasan yang terkait
dengan kegiatan transportasi penyeberangan serta kawasan regional sekelilingnya.
2. Studi lapangan dalam rangka melihat langsung kondisi wilayah studi dan mengumpulkan;
data sosial ekonomi, studi aksesibilitas transportasi penyeberangan.
3. Analisis dan evaluasi hasil pengumpulan data dan studi.
4. Penyusunan konsep pengembangan jaringan transportasi penyeberangan.
5. Diskusi, asistensi, dan pemaparan laporan di depan Stakeholder.

1.5 Keluaran

Keluaran yang diharapkan dalam studi ini yaitu :

a. Menampilkan beberapa alternatif bentuk pengembangan jaringan transportasi


Penyeberangan yang komprehensif, integral, rasional, kontekstual, antisipatif, akuntabel
dan responsif terhadap perkembangan serta berpegang kepada pendekatan kesisteman.

b. Menampilkan bentuk pengembangan utama / ideal yang direkomendasikan untuk segera


ditindaklanjuti dalam kegiatan Studi Kelayakan.

c. Tersedianya data perkiraan demand.

d. Tersedianya hasil analisa pra kelayakan ekonomi dari tiap – tiap alternatif pengembangan
lintasan penyeberangan di Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti.

1.6 Sistematika Pembahasan

Bab 1 Pendahuluan

Pada bab ini dijelaskan mengenai latar belakang pekerjaan, landasan hukum, tujuan dan
sasaran, ruang lingkup materi dan wilayah pekerjaan, keluaran, serta sistematika
penyajian.

Pendahuluan 1-9
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

Bab 2 Tinjauan Kebijakan

Bab ini memaparkan hasil tinjauan kebijakan terkait dengan penyusunan pekerjaan ini,
yaitu berupa tinjauan kebijakan angkutan perairan, tinjauan kebijakan penyelenggaraan
angkutan penyeberangan, tinjauan kebijakan SISTRANAS, tinjauan kebijakan cetak biru
pengembangan transportasi penyeberangan,

Bab 3 Profil Wilayah

Bab ini memaparkan gambaran umum wilayah pekerjaan yang meliputi kependudukan,
kondisi perekonomian, kondisi transportasi dan sebagainya.

Bab 4 Gambaran Eksisting Transportasi Penyeberangan

Bab ini menguraikan tentang kondisi transportasi penyeberangan di Kabupaten Bengkalis –


Kabupaten Kepulauan Meranti.

Bab 5 Analisis Transportasi Lintas Penyeberangan

Bab ini menguraikan analisis pembagian zona, analisis estimasi model transportasi yang
menguraikan tentang analisis bangkitan dan analisis distribusi perjalanan.

Bab 6 Analisis Pra Kelayakan Lintas Penyeberangan

Bab ini menguraikan tentang analisis potensi kependudukan, potensi ekonomi, analisis
kesesuaian/ kelayakan pengembangan lintas penyeberangan berdasarkan PM 26 tahun
2012.

Bab 7 Kesimpulan dan Rekomendasi

Bab ini menguraikan kesimpulan hasil analisis dan rekomendasi terhadap pengembangan
lintasan penyeberangan Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti.

Pendahuluan 1-10
Laporan Akhir
Pra Studi Kelayakan Lintas Penyeberangan
Kabupaten Bengkalis – Kabupaten Kepulauan Meranti

1.1 Latar Belakang............................................................................................................................2


1.2 Tujuan dan Sasaran.....................................................................................................................6
1.3 Landasan Hukum.........................................................................................................................7
1.4 ....................................................................................................................................................8
1.4.2 Ruang Lingkup Materi......................................................................................................9
1.5 Keluaran......................................................................................................................................9
1.6 Sistematika Pembahasan.............................................................................................................9

Pendahuluan 1-11

Anda mungkin juga menyukai