Anda di halaman 1dari 231

LAPORAN AKHIR

Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas


Angkutan Sungai

KEBIJAKAN PERWUJUDAN
CETAK BIRU JARINGAN
PELAYANAN LALU-LINTAS
ANGKUTAN SUNGAI

6.1. Umum
Indonesia memiliki cukup banyak sungai-sungai yang berperan besar dalam
perhubungan, khususnya dii Pulau Sumatera. Peran dan fungsi perhubungan sungai-
sungai ini di masa datang diharapkan dapat optimal mendukung kegiatan ekonomi,
sosial, budaya, dan lingkungan, serta dapat optimal mendorong keseimbangan dan
pemerataan pembangunan antar daerah, serta memperkukuh kesatuan nasional.

Secara lebih konkrit diharapkan peran dan fungsi perhubungan sungai-sungai tersebut
dapat turut menjamin ketersediaan insfrastruktur dasar transportasi untuk mendukung
peningkatan kesejahteraan, serta turut menjamin kelancaran distribusi barang, jasa, dan
informasi untuk meningkatkan daya saing produk nasional. Lebih lanjut, peran dan fungsi
perhubungan sungai-sungai tersebut diharapkan dapat turut memperlancar arus orang
dan barang secara efektif dan efisien baik dalam lingkup global, nasional, regional,
maupun lokal.

Dengan maksud tersebut Visi dan Misi Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas
Angkutan Sungai adalah sebagai berikut:

Visi:“Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai Optimal


Mendorong Pengembangan Wilayah dan Efektif-Efisien Memperlancar
Arus Orang dan Barang”

Misi:

1. Optimalisasi Peran Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai untuk


mendorong pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah serta
menunjang daya saing perekonomian nasional dengan memperlancar arus orang
dan barang secara efektif dan Efisien. Peran Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas
Angkutan Sungai adalah sebagai:

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-1


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

a) Penghubung antar wilayah, untuk memperkuat interaksi dan keterkaitan antar


wilayah dalam bidang Politik, Ekonomi, Sosial, Budaya, Pertahanan, dan
Keamanan (POLEKSOSBUDHANKAM);
b) Penghubung antar simpul dalam jaringan prasarana transportasi secara terpadu,
intra atau antar moda, sesuai asas komplementer dan kompetitif;
c) Penghubung logistik, untuk industri dan atau perdagangan;
d) Penyedia jasa perpindahan orang atau barang, sesuai asas efektif dan efisien.

2. Optimalisasi Fungsi Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai untuk


mendorong pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah serta
menunjang daya saing perekonomian nasionaldengan memperlancar arus orang dan
barang secara efektif dan efisien. Fungsi Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan
Sungai adalah mencakup:

a) Fungsi Penunjang (Servicing Function), fungsi pelayanan yang mengikuti


kecenderungan demand melalui optimalisasi sistem transportasi yang ada;
b) Fungsi Pendorong (Promoting Function); fungsi pelayanan yang dilakukan
dengan mempertimbangkan keinginan pemerintah (intervensi) baik dengan
maksud untuk mengalihkan sebagian demand pada segmen transportasi tertentu
maupun untuk maksud pemerataan pembangunan serta keperintisan;

3. Optimalisasi Koridor Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan


Sungaiuntuk mendorong pemerataan pembangunan dan pengembangan wilayah
serta menunjang daya saing perekonomian nasionaldengan memperlancar arus
orang dan barang secara efektif dan efisien. Koridor Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas
Angkutan Sungai adalah jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai di alur
pelayaran sungai utama yang menghubungkan kota pintu gerbang dengan wilayah
pengembangan atau wilayah pertumbuhan.

Dalam mewujudkan Visi dan Misi Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan
Sungai, dirumuskan berbagai kebijakan pengembangan sebagai berikut:

1. Pola Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai;


2. Arah Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai;
3. Struktur Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai;
4. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai;
5. Alinyemen Alur Pelayaran Sungai dan Kapasitas Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan
Sungai;
6. Sarana Bantu Navigasi dan Perambuan serta Sistem Rute Pelayaran Sungai;

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-2


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

7. Strategi dan Tahapan Implementasi Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas


Angkutan Sungai.

6.2. Pola Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-


Lintas Angkutan Sungai
Pola Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai adalah
gambaran umum Jaringan Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai yang dipakai sebagai
acuan arah pengembangan. Pola Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-lintas
Angkutan Sungai memuat:

1. Peran jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang ingin dikembangkan


hingga 20 tahun mendatang;
2. Fungsi jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang ingin dikembangkan
hingga 20 tahun mendatang;
3. Koridor jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang ingin dikembangkan
hingga 20 tahun mendatang.

6.2.1 Peran Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai

Peran jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang akan dikembangkan hingga 20
tahun mendatang di wilayah Pulau Sumatera adalah sebagai berikut.

1. Peran jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai sebagai penghubung antar


wilayah, mencakup:

a. Penghubung wilayah antar negara;


b. Penghubung wilayah antar provinsi;
c. Penghubung wilayah antar kabupaten dalam provinsi;
d. Penghubung wilayah dalam kabupaten.

2. Peran jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai sebagai penghubung antar


simpul dalam jaringan prasarana transportasi secara terpadu, intra atau antar moda,
mencakup:

a. Penghubung Antarmoda Sungai-Laut;


b. Penghubung Antarmoda Sungai-Udara;
c. Penghubung Antarmoda Sungai-Kereta Api;

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-3


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

d. Penghubung Antarmoda Sungai-Jalan Raya.

3. Peran jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai sebagai penghubung logistik,


mencakup:

a. Penghubung Logistik Batubara;


b. Penghubung Logistik CPO;
c. Penghubung Logistik Karet;
d. Penghubung Logistik BBM dan Gas;
e. Penghubung Logistik Hasil Hutan.
f. Penghubung Logistik Tanaman Pangan dan Perikanan Darat

4. Peran jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai sebagai penyedia jasa


perpindahan orang atau barang, mencakup:

a. Penyedia Jasa Perpindahan Barang;


b. Penyedia Jasa Perpindahan Orang-Barang.

Paparan rinci dalam gambar dan tabel untuk peran jaringan pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai yang akan dikembangkan hingga 20 tahun mendatang di wilayah Pulau
Sumatera ini disampaikan pada sub bab berikut.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-4


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.2.1.1 Penghubung Antar Wilayah

a. Penghubung Wilayah Antar Negara

Tabel 6. 1 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Wilayah Antar Negara di


Pulau Sumatera

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Negara Tujuan  Keterangan


A.  Pulau Sumatera    
I.  Sumatera Selatan      
   Karet: Amerika Serikat, 
Jepang, Cina, Singapura,  Penghubung 
Sungai Musi  Musi Rawas‐Musi Banyuasin‐Banyuasin 
Jerman, Korea Selatan  Logistik Karet 
1  dan Thailand. 
Batubara: Singapura,  Penghubung 
Sungai Upang  Banyu Asin  Jepang, dan beberapa  Logistik Karet, 
2  negara Uni Eropa  CPO, Batubara 
Cina, India, dan beberapa  Penghubung 
Sungai Banyuasin  Banyu Asin 
3  negara Uni Eropa  logistic CPO  
Penghubung 
4  Sungai Lalan  Musi Banyuasin 
  logistik Batubara 
Penghubung 
5  Sungai Calik  Banyu Asin 
  logistik Batubara 
Penghubung 
6  Sungai Keramasan  Ogan Ilir 
    logistik Batubara 
Penghubung 
7  Sungai Ogan  Ogan Ilir 
    logistik CPO 
II.  Riau      
   1  Sungai Indragiri  Kuantan Singingi‐Indragiri Hulu‐Indragiri Hilir Eropa, Singapura, Jepang  Penghubung 
   2  Sungai Siak  Bengkalis, Siak Logistik Batubara 
   Cina, Jepang, Malaysia,  Penghubung 
3  Sungai Kampar   Pelalawan, Siak  India,Amerika  Logistik Industri 
Berbahan Kayu 
III.  Jambi      
   Batang Hari‐Muaro Jambi‐Tanjung Jabung  Thailand, India, Malaysia  Penghubung 
1  Sungai Batang Hari 
Timur  Logistik Batubara 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-5


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 1 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Wilayah Antar Negara

di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-6


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

b. Penghubung Wilayah Antar Provinsi

Tabel 6. 2 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Wilayah Antar Provinsi di Pulau Sumatera
Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Provinsi Tujuan Keterangan
A.  Pulau Sumatera          
I.  Sumatera Selatan          
   Provinsi Bangka Belitung, Nangroe Aceh Darussalam, 
1  Musi  Banyu Asin,Musi Banyuasin,Lubuk Lingau  Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Lampung, serta provinsi 
lain di Pulau Jawa 
  2  Banyuasin  Banyu Asin,Musi Banyuasin
3  Mesuji  Ogan Komering Ilir, Palembang 
4  Telang  
Barang (khususnya untuk 
Provinsi Bangka Belitung, Nangroe Aceh Darussalam, 
Banyu Asin,Ogan Komering Ilir  volume & berat yang besar, 
5  Upang  Kepulauan Riau, Riau, Jambi, Lampung, serta provinsi 
  yaitu CPO dan Batubara) 
lain di Pulau Jawa 
6  Calik 
Musi Banyuasin, Banyuasin 
  7  Lalan 
  8  Lumpur  Ogan Komering Ilir, Palembang 
  Kanal di Kecamatan Tulung 
9  Ogan Komering ilir 
Selapan 
II.  Riau    
   1  WS Kampar (Siak, Kampar)  Pelalawan, Kampar, Bengkalis   Orang dan Barang 
   (khususnya untuk volume & 
Provinsi Jambi, Pulau Jawa, Provinsi Kepulauan Riau 
2  WS Indragiri (Indragiri)  Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi  berat yang besar, yaitu 
Batubara) 
III.  Jambi          
   Batanghari, Kota Jambi, Muaro Jambi, Tanjung 
1  Sungai Batanghari  Angkutan Barang 
Jabung Timur, Tebo  Provinsi Sumatera Selatan dan Provinsi Lampung 
 
   2  Sungai Tungal  Tanjung Jabung Barat   
 
   3  Sungai Tebo  Bungo 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-7


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 2 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Wilayah Antar Provinsi di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-8


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

c. Penghubung Wilayah Antar Kabupaten

Tabel 6. 3 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Wilayah Antar Kabupaten di Pulau Sumatera

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Keterangan 


A.  Pulau Sumatera       
I.  Riau     
   1  Sungai Rokan Rokan Hilir,Rokan Hulu Orang dan Barang 
2  Sungai Siak Siak,Pekanbaru,Kampar Orang dan Barang
  
   3  Sungai Kampar Pelalawan,Kampar Orang dan Barang
4  Sungai Indragiri Indragiri Hilir,Indragiri  Orang dan Barang
   Hulu,Kuatan Singingi 
II.  Jambi   
1  Sungai Batang Hari Tanjung Jabung Timur,Muaro  Orang dan Barang
   Jambi,Jambi,Batang Hari,Tebo 
   2  Sungai Tembesi Sarolangun,Tembesi Orang dan Barang
   3  Sungai Siulak Sarolangun,Tembesi Orang dan Barang
   4  Sungai Tabir Merangin,Kerinci Orang dan Barang
5  Sungai Air Hitam Laut Tanjung Jabung Timur,Muaro  Orang dan Barang
   Jambi 
III.  Sumatera Selatan
   1  Sungai Lalan Musi Banyuasin, Banyuasin Orang dan Barang
   2  Sungai Calik Musi Banyuasin, Banyuasin Orang dan Barang
   3  Sungai Telang Banyu Asin,Ogan Komering Ilir Orang dan Barang
4  Sungai Musi Banyu Asin,Musi Banyuasin,Lubuk  Orang dan Barang
   Lingau,Lahat 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-9


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Keterangan 


   5  Sungai Dawas Musi Banyuasin,Banyu Asin Orang dan Barang
6  Sungai  Musi Banyuasin,Banyu Asin Orang dan Barang
   Batangharileko 
   7  Sungai Upang Banyu Asin,Ogan Komering Ilir Orang dan Barang
   8  Sungai Banyu Asin Banyu Asin,Musi Banyuasin Orang dan Barang
9  Sungai Saleh Banyu Asin,Ogan Komering Ilir Orang dan Barang (Khususnya 
   Tanaman Pangan) 
10  Sungai Sugihan Banyu Asin,Ogan Komering Ilir Orang dan Barang
  
   11  Sungai Lumpur Ogan Komering Ilir, Palembang Orang dan Barang
   12  Sungai Mesuji Ogan Komering Ilir, Palembang Orang dan Barang
   13  Sungai Rawas Musi Rawas, Palembang Orang dan Barang
   14  Sungai Lematang Ogan Komering Ulu,Lahat Orang dan Barang
15  Sungai Ogan Ogan Ilir,Ogan Komering Ulu Orang dan Barang (angkutan 
barang dengan volume besar dan 
   berat, khususnya untuk CPO) 
16  Sungai Komering Ogan Komering Ilir,Ogan Komering  Orang dan Barang
Ulu Timur,Ogan Komering Ulu 
   Selatan 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-10


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 3 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Wilayah Antar Kabupaten di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-11


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

d. Penghubung Wilayah Dalam Kabupaten

Tabel 6. 4 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Wilayah Dalam Kabupaten di Pulau Sumatera

      Kabupaten  Nama Sungai Wilayah Yang Dilayari


A.  Pulau Sumatera    
I.  Riau 
   1  Rokan Hulu  Rokan  Rokan IV Koto – Kepenuhan – Bonai Darussalam
Rokan  Bangko – Batu Hampar – Rimba Melintang – Tanah Putih – Tanah Putih Tanjung Melawan – Rantau 
Rokan Hilir 
   2  Kopar ‐ Pujud 
   3  Bengkalis  Bangkung Penghubung interaksi wilayah antar desa di Kecamatan Kubu
   Morang Rupat dan Rupat Utara
   4  Siak  Siak  Siak Kecil ‐ Mandau 
   Sungai Apit – Bunga Raya – Pusako – Siak – Mempura – Koto Gasib – Sungai Mandau – Tualang
   Penghubung interaksi wilayah antar desa di Kecamatan Sungai Mandau
   5  Kampar  Kampar Kampar Kiri Hilir – Kampar Kiri Tengah – Kampar Kiri – Kampar Kiri Hulu
   6  Kuantan Singingi  Indragiri Gunung Toar – Pangean – Inuman  
   7  Indragiri Hulu  Indragiri Batang Cenaku – Tempuling ‐ Sungai Lala – Pasir Penyu – Rengat – Kuala Cenaku
II.  Jambi 
   1  Tanjung Jabung Timur  Niur  Mendahara – Geragai – Muara Sabak Barat – Dendang  
   Batang Hari Nipah Panjang – Rantau Rasau – Dendang – Muara Sabak Barat – Geragai  
   Pemusir Dalam Muara Sabak Barat – Dendang  
   Air Hitam Laut Berbak – Sadu – Nipah Panjang  
   2  Muaro Jambi  Batang Hari Kumpeh – Maro Sebo – Jambi Luar Kota  
   3  Batang Hari  Batang Hari Pemayung – Maro Sebo Ilir – Muara Bulian – Muara Tembesi – Mersam  ‐ Maro Sebo Ulur 
   Tembesi Muara Tembesi – Batin XXIV  
   4  Tebo  Batang Hari Tebo Ilir – Tengah Ilir – Tebo Tengah – Sumay – Tebo Ulu – VII Koto Ilir – VII Koto  
   Tabir  Tebo Ilir – Muara Tabir  
   Sungai & Balan Penghubung interaksi wilayah antar desa dalam Kecamatan Sumay  

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-12


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

      Kabupaten  Nama Sungai Wilayah Yang Dilayari


   5  Sarolangun  Tembesi Mandiangin – Pauh – Sarolangun 
   Batang Asai Sarolangun – Pelawan – Batang Asai  
   6  Merangin  Merangin/Siulak Pemenang – Bangko  
   Tabir  Rantau Panjang ‐ Tanjung Putus ‐ Dusun Genting  
   7  Bungo  Tebo  Muara Bungo – Tanah Tumbuh  
   8  Tanjung Jabung Barat  Sungai Tungkal Kuala Tungkal ‐ Pengabuan ‐  Tungkal Ulu – Merlung 
   Mendahara Penghubung interaksi wilayah antar desa dalam Kecamatan Mendahara 
   Pangkal Duri Besar Penghubung interaksi wilayah antar desa dalam Kecamatan Betara 
III.  Sumatera Selatan 
Ogan Komering Ilir  Mesuji  Kecamatan Sungai Menang (Propinsi Sumatera Selatan) dengan Kecamatan Talang Baru (Propinsi 
   1  Lampung) 
Penghubung interaksi wilayah lintas perbatasan antara Kecamatan Cengal (pelabuhan Sungai Lumpur) 
Jeruju 
   dengan kecamatan‐kecamatan pesisir pantai di Propinsi Lampung dan Propinsi Bangka Belitung 
   Lumpur Tulung Selapan ‐ Cengal
   Sugihan Pangkalan Lapam ‐ Air Sugihan
   Pasir  Cengal
   Riding  Tulung Selapan
   Pidada  Tulung Selapan
Batang Tulung Selapan
Lebung Hitam Tulung Selapan
Pelimbangan Sungai Menang
burung Sungai Menang
Gajahmati Sungai Menang
Talangbatin Lempuing Jaya ‐ Pedamaran Timur 
Dabuk Hitam Lempuing ‐ Lempuing Jaya
Dabuk Putih Mesuji‐Mesuji Raya
Kanal di Kecamatan 
Tulung Selapan Kab. Ogan  Tulung Selapan 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-13


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

      Kabupaten  Nama Sungai Wilayah Yang Dilayari


Komering Ilir
Komering Kayu Agung ‐ Sirah Pulau Padang ‐ Jejawi 
   2  Palembang  Musi  di Gandus – Kertapati – Seberang Ulu I – Ilir Timur II
   3  Musi Banyuasin  Musi Sanga Desa ‐ Babat Toman ‐ Sekayu ‐ Teluk Kijing 
   Batangharileko  Batanghari Leko ‐ Sekayu 
   Lalan Bayung Lencir ‐ Lalan
Merang Bayung Lencir 
Medak  Bayung Lencir 
Kanal-kanal di sungai
Lalan (Kabupaten Musi
Banyuasin) Lalan 
   4  Banyuasin  Musi  Rantau Bayur – Banyuasin I – Air Saleh bagian barat – Makarti Jaya bagian timur;
   Telang  Air Saleh – Makarti Jaya bagian barat, Banyuasin II bagian timur
   Banyuasin I – Talang Kelapa – Muara Telang – Banyuasin II
   Banyuasin II – Tanjung Lago – Pulau Rimau ‐ Tungkal Ilir
   Upang  Air Salek ‐ Makarti Jaya ‐ Muara Sugihan 
desa Sungsang I – Sungsang II – Sungsang III – Sungsang IV – Marga Sungsang – Sungai Pinang – Marga 
Banyuasin 
   Sugihan – Perajen Jaya – Karangsari 
Dawas  Sungai Lilin (Kab. Musi Banyuasin) ‐ Tungkal Ilir (Kab. Banyuasin)
Tungkal Bayung Lencir (Kab. Musi Banyuasin) ‐ Tungkal Ilir (Kab. Banyuasin)
calik  Tungkal Ilir ‐ Pulau Rimau ‐ Tanjung Lago 
Sembilang Banyusin II ‐pesisir pantai ‐ Banyuasin II 
Saleh  Rambutan ‐ Muara Padang ‐ Muara Sugihan
Kanal‐kanal di sungai 
Sugihan, Telang, Upang 
dan Saleh (Kab. 
Banyuasin)  Kec. Muara Padang, Muara Sugihan, Makarti Jaya, Air Salek, Lubuk Lancang dan Tajung Lago 
Sebalik Talang Kelapa

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-14


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

      Kabupaten  Nama Sungai Wilayah Yang Dilayari


Komering Rambutan
   5  Ogan Komering Ulu Timur  Komering Cempaka – Semendawai Barat – Madang Suku II – Buay Pemuka Peliung – Martapura
   6  Muara Enim  Lematang Sungai Rotan – Tanah Abang – Rambang Dangku
Blidah Muara Belida 
Payajelik  Talang Ubi ‐ Penukal Utara ‐ Penukal 
Niru Rambang Dangku ‐ Gunung Megang 
Benakat  Benakat 
Lubai Lubai 
Rambang  Lubai ‐ Rambang 
anak S. Ogan Kelekar ‐ Gelumbang ‐ Tanjung Batu 
   7  Ogan Ilir  Keramasan Indralaya – Indralaya Utara
Ogan  Muara Kuang ‐ Rambang Kuang ‐ Lubuk Keliat ‐ Rantau Alai ‐ Pemulutan Barat ‐ Pemulutan Selatan ‐
   Pemulutan ‐ Kandis 
Rambang  Rambang Kuang 
Anak Sungai Ogan  Indralaya Selatan ‐ Tanjung Raja ‐ Pemulutan Barat 
   8  Musi Rawas  Musi  Bulan Tengah Suku Ulu ‐ Muara Kelingi ‐ Muara Lakitan 
   Kelingi  Muara Beliti ‐ Tuah Negeri ‐ Muara Kelingi 
   Lakitan Selangit ‐ Suku Tengah Lakitan Ulu ‐ Purwodadi ‐ Sumber Harta ‐ Megang Sakti ‐ Muara Lakitan  
Pering Bulan Tengah Suku Ulu ‐ Muara Lakitan 
Semanggus Muara Lakitan 
Rupit Karang Jaya ‐ Rupit
Minak  Karang Jaya ‐ Rupit 
Rawas Ulu Rawas ‐ Rawas Ulu ‐ Rupit ‐ Karang Dapo ‐ Rawas Ilir 
9  Danau Ranau Banding Agung ‐ Buay Pematang ‐ Warkuk Ranau Selatan 
Ogan Komering Ulu Selatan 
Komering Muaradua
10  Ogan Komering Ulu  Ogan Lubuk Batang 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-15


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

      Kabupaten  Nama Sungai Wilayah Yang Dilayari


11  Lintang Merapi Timur ‐ Merapi Barat
Lahat 
Panga  Jarai ‐ Kikim Selatan ‐ Kikim Tengah ‐ Kikim Barat 
IV.  Lampung 
Penghubung interaksi antara kecamatan Gunung Ratu (Desa Sukau) Propinsi Lampung  dengan 
Lampung Barat  Danau Ranau 
   1  Kecamatan Tanjungsari Propinsi Sumatera Selatan (Danau Ranau) 
        
Tulang Bawang  Mesuji  kecamatan Rawajitu Utara, Mesuji Timur, Mesuji, Tanjung Raya dengan kecamatan Sungai Menang, 
   2  Pedamaran timur dan Cengal Propinsi Sumatera Selatan (Sungai Mesuji) 
   Kecamatan Rawajitu Utara bagian utara – Mesuji bagian utara – Tanjung Raya bagian utara
   Buaya  Kecamatan Mesuji Timur bagian tengah – Tanjung Raya bagian tengah
   Tulang Bawang Kecamatan Bahuga – Pakuan Ratu dalam kabupaten Way Kanan 
   Gunung Terang – Way Kenanga – Lambu Kibang
Rawajitu Selatan – Rawa Pitu – Gedung Aji Baru – Gedung Meneng bagian barat laut – Penawar Aji –
   Gedung Aji – Banjar Margo – Banjar Agung – Menggala  
Dente Teladas bagian barat daya – Gunung Meneng bagian selatan – Menggala bagian selatan – Gunung 
Terusan‐Anak Air Seputih 
   Batin  
   Lampung Timur  Way Sekampung Asahan – Sragi dalam kabupaten Lampung Timur 
   Way Bungur ‐ Gedong dalam Kabupaten Lampung Timur

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-16


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 4 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Wilayah Dalam Kabupaten di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-17


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.2.1.2 Penghubung Antar Simpul Dalam Jaringan Prasarana Transportasi Secara Terpadu

a. Penghubung Antarmoda Sungai-Laut

Tabel 6. 5 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Antar Moda Sungai-Laut di Pulau Sumatera dan Kalimantan

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


A.  Pulau Sumatera          
I.  Riau             
Sungai Rokan  Kuantan Singingi‐Indragiri Hulu‐Indragiri Hilir Pelabuhan Tanah Putih Tanjung  Angkutan Orang‐Barang
   1  Melawan  
   2  Sungai Siak  Rokan Hilir ‐ Dumai  Pelabuhan Pekanbaru Angkutan Orang‐Barang
   3  Sungai Indragiri  Rokan Hulu‐Rokan Hilir‐Dumai  Pelabuhan Tembilahan Angkutan Orang‐Barang
   Siak ‐ Pekanbaru  Pelabuhan Pulau Pisang Angkutan Orang‐Barang
   Pelabuhan Rantaupanjang    
   Pelabuhan Rotansemulu   
   Pelabuhan Teluksebah   
   Pelabuhan Teluk Sialang 
   Kampar ‐ Pekanbaru Pelabuhan Telukkinai Angkutan Orang‐Barang
   Pelabuhan Kuala Enok 
   4  Sungai Keritang   Indragiri Hilir Pelabuhan Sungai Udang Angkutan Orang‐Barang
      Pelabuhan Keritang   
   Pelabuhan Tanjung Pasir
   5  Sungai Siak   Siak‐Pekanbaru‐Kampar Pelabuhan Sabak Auh Angkutan Orang‐Barang
   Pelabuhan Sungai Apit
   6  Sungai Merbau   Bengkalis Pelabuhan Merbau Angkutan Orang‐Barang
   7  Sungai Suir  Pelabuhan Tebing Tinggi
   8  Sungai Guntung  Indragiri Hilir Pelabuhan Sungai Guntung Angkutan Orang‐Barang

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-18


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


II.  Jambi    
   1  Sungai Batang Hari  Tebo Pelabuhan Jambi Angkutan Orang‐Barang
   2  Sungai Tungkal  Tanjung Jabung Timur Pelabuhan Kuala Tungkal
III.  Sumatera Selatan    
   1  Sungai Musi  Musi Rawas‐Musi Banyuasin‐Banyuasin Pelabuhan Tanjung  Api‐Api Angkutan Orang‐Barang
   2  Sungai Komering  Musi Banyuasin Pelabuhan Boom Baru Palembang
   3  Sungai Ogan  Ogan Ilir ‐ Palembang Pelabuhan Ogan 
   4  Sungai Lumpur  Ogan Komering Ilir Pelabuhan Sungai Lumpur

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-19


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 5 Penghubung Antar Moda Sungai-Laut di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-20


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

b. Penghubung Antarmoda Sungai-Kereta Api

Tabel 6. 6 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Antar Moda Sungai-Kereta


Api di Pulau Sumatera

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Pelabuhan Terpadu Keterangan


A.  Pulau Sumatera    
1  Pelabuhan Khusus PT. 
Sungai Ogan Ilir - Barang, khususnya untuk 
Bukit Asam (Pelabuhan 
Keramasan Palembang komoditas batubara 
Kertapati) 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-21


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 6 Penghubung Antar Moda Sungai-Kereta Api di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-22


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

c. Penghubung Antarmoda Sungai-Jalan Raya

Tabel 6. 7 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Antar Moda Sungai-Jalan Raya di Pulau Sumatera
Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 
A.  Pulau Sumatera          
I.  Sumatera Selatan       
    1  Musi ‐ Telang‐ Palembang Pelabuhan 16 Ilir   Angkutan Orang‐Barang
Upang  Ogan Komering Ilir    
      Pelabuhan Sei Lais  
Ogan Komering Ilir    
      Ogan Ilir,Ogan Komering Ulu  Pelabuhan Sungsang I     
      Ogan Komering Ilir,Ogan Komering  Pelabuhan Upang     
Ulu Timur,Ogan Komering Ulu Selatan    
      Pelabuhan Makarti Jaya  
     
         Pelabuhan Muara Telang     
   Pelabuhan Sungai di sungai Upang bagian hilir    
     
   (muara) 
  
         Pelabuhan Merahmata  
  
      Pelabuhan Mukitjaya 
  
         Pelabuhan Sebalik  
         Pelabuhan Gasing  
  
      Pelabuhan Tanjunglago 
         Pelabuhan Sri Menanti  
      Pelabuhan Simpang PU  
      Pelabuhan Makartijaya 
      Pelabuhan Sungsang I  

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-23


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


    2   Musi Banyuasin,Banyu Asin Pelabuhan Bayung Lencir  Angkutan Orang‐Barang
     
      Pelabuhan Karang Agung  
     
         Pelabuhan Bayung Lencir    
      Calik, Sembilang,     Pelabuhan Sungai Lilin    
Medak, Merang,       
      Pelabuhan Kuala Puntian 
Tungkal, Lilin,       
      Sebalik     Pelabuhan Teluk Betung     
         Pelabuhan Sukadamai    
      Pelabuhan Penuguan  
      Pelabuhan Salek Mukti  
    3   Banyu Asin,Ogan Komering Ilir  Pelabuhan 16 Ilir    Angkutan Orang‐Barang
 Musi Banyuasin,Banyu Asin    
      Pelabuhan Muara Padang 
Saleh, Batang,       
         Pelabuhan Cinta Manis     
Sugihan 
      Pelabuhan Muara Sugihan     
  
      Pelabuhan Rambutan 
    4   Ogan Komering Ilir Pelabuhan Tulung Selapan  Angkutan Orang‐Barang
         Pelabuhan Sungai Lumpur      
     
      Lebung Hitam,  Pelabuhan Desa Jeruju 
     
      Riding, Pidada,     Pelabuhan Lebung Hitam/ Kuala Dua Belas     
Lumpur,       
      Pelabuhan Desa Pidada 
Sekarim, Jeruju,       
      Pasir  Pelabuhan Cengal  
         Pelabuhan Pagardewa      

      Pelabuhan Sungai Menang 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-24


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


    5  Pelabuhan Pedamaran Timur     
      Pelabuhan Lempuing Jaya     
      Pelabuhan Sungai Menang    
Dabuk Hitam, 
       Ogan Komering Ilir  Pelabuhan Mesuji Raya     
Dabuk Putih, 
  
      Sibungbung,  Pelabuhan Sungai Menang    
  
      Gajahmati,  Pelabuhan Wiralaga 
     
Mesuji, Burung 
         Pelabuhan Sungai Menang     
  
      Sungai Sidang    
  
         Pelabuhan Sungai Sidang       
    6     Pelabuhan Jaka Baring     
         Pelabuhan Kayu Agung    
      Rambang     Pelabuhan Martapura    
         Pelabuhan Rambutan    
         Pelabuhan Madang Suku II    
    7   Ogan Komering Ilir,Ogan Komering  Pelabuhan Jaka Baring     
      Ulu Timur,Ogan Komering Ulu Selatan  Pelabuhan Jejawi     
  
      Pelabuhan Sirah Pulau Padang     
Komering, Ogan,    
         Pelabuhan Kayu Agung    
Lubai 
         Pelabuhan Pampangan     
  
       Pelabuhan Pangkalan Lapam    
  
         Pelabuhan Rambutan    

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-25


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


         Pelabuhan Kayu Agung     
  
      Pelabuhan Cempaka     
  
         Pelabuhan Semendawai Barat     
         Pelabuhan Madang Suku II     
  
      Pelabuhan Buay Pemuka Peliung     
  
         Pelabuhan Muaradua    
         Pelabuhan Indralaya Utara     
  
      Pelabuhan Jakabaring     
  
         Pelabuhan Indralaya     
         Pelabuhan Beringin    
  
      Pelabuhan Peninjauan    
  
         Pelabuhan Pemulutan Barat      
         Pelabuhan Pemulutan     
  
       Pelabuhan Tanjung Batu    
         Pelabuhan Pemulutan Selatan     
      Pelabuhan Tanjung Raja    
      Pelabuhan Kandis     
      Pelabuhan Rantau Alai    
      Pelabuhan Lubuk Keliat     
      Pelabuhan Muara Kuang     
    8  Payajelik,     Pelabuhan Tangga Buntung     

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-26


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


      Lintang, Niru,     Pelabuhan Muara Lematang      
Blidah 
         Pelabuhan Penukal Utara    
         Pelabuhan Muara Belida    
         Pelabuhan Muara Lematang     
         Pelabuhan Sungai Rotan    
         Pelabuhan Tanah Abang     
         Pelabuhan Tebat Agung    
         Pelabuhan Muara Enim     
         Pelabuhan Merapi Barat    
    9  Pelabuhan Tangga Buntung     
      Pelabuhan Pangkalan Bulian    
      Pelabuhan Teluk Kijing     
      Batangharileko   Musi Banyuasin,Banyu Asin  Pelabuhan Tanahabang     
  
         Pelabuhan Pangkalan Bulian     
      Pelabuhan Teluk Bintal     
  
      Pelabuhan Sukasuban    
    10  Pelabuhan Sekayu     
Musi, Rawas,   Banyu Asin,Musi Banyuasin,Lubuk 
      Minak, Rupit,  Lingau,Lahat, Musi Rawas,   Pelabuhan Babat     
      Lakitan,     Pelabuhan Muara Rawas (Sangadesa)     
Semangus,    
      Pelabuhan Bingin Teluk     
Pering, panga    
         Pelabuhan Muara Rupit     

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-27


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


         Pelabuhan Sekayu     
  
      Pelabuhan Babat     
  
         Pelabuhan Bingin Teluk (Rawas Ilir)     
         Pelabuhan Rawas Ulu    
  
      Pelabuhan Rupit (Muara Rupit)      
  
         Pelabuhan Ulu Rawas    
         Pelabuhan Muara Rupit     
  
       Pelabuhan Karangjaya    
  
         Pelabuhan Muara Rawas (Sangadesa)      
         Pelabuhan Muara Lakitan     
  
      Pelabuhan Muara Kelingi     
  
      Pelabuhan Bulan Tengah Suku Ulu     
  
      Pelabuhan Muara Beliti    
      Pelabuhan Muara Lakitan     
      Pelabuhan Bulan Tengah Suku Ulu    
      Pelabuhan Jarai    
    11     Pelabuhan Banding Agung     
Danau Ranau 
         Pelabuhan Kota Batu    
II.  Riau          
    1  Pelabuhan Dumai (Gate City)    
Rokan‐Bangkung   Rokan Hilir,Rokan Hulu 
         Pelabuhan Kubu    

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-28


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


         Pelabuhan Tanah Putih Tanjung Melawan     
  
       Pelabuhan Pujud    
  
         Pelabuhan Kepenuhan    
         Bonai Darussalam       
         Kanto Darussalam     
      Rokan IV Koto    
    2  Pelabuhan Pekanbaru     
       Siak,Pekanbaru,Kampar  Pelabuhan Pekanbaru     
  
         Pelabuhan Perawang     
         Pelabuhan Teluklancang     
Siak    
      Pelabuhan Pekalar     
  
         Pelabuhan Siak Kecil     
       Pelabuhan Sungai Mandau     
  
       Pelabuhan Mandau    
    3  Pelabuhan Pekanbaru     
       Siak,Pekanbaru,Kampar,Pelalawan  Pelabuhan Kuala Kampar (Teluk Dalam)    
  
      Pelabuhan Pangkalan Kerinci     
  
      Siak‐Kampar     Pelabuhan Langgam    
         Pelabuhan Pekanbaru     
  
      Terak Buloh     
  
         Pelabuhan Kampar Kiri Hulu    

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-29


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


         Pelabuhan Teratah Bulok    
       Pelabuhan Bangkinang    
    4  Pelabuhan Tembilahan     
       Pelabuhan Pulau Pisang     
      Anak Serka   Indragiri Hilir  Pelabuhan Kuala Gaung     
      Pelabuhan Lahangtengah     
  
      Pelabuhan Simpanggaung    
    5  Pelabuhan Tempuling     
      Pelabuhan Sungai Salak     
      Pelabuhan Telukkiambang     
       Indragiri Hilir,Indragiri Hulu,Kuatan  Pelabuhan Rengat     
      Indragiri  Singingi  Pelabuhan Cerenti     
          Pelabuhan Teluk Kuantan    
  
        Pelabuhan Cerenti     
      Pelabuhan Peranap     
  
      Pelabuhan Muara Petai     
    6  Pelabuhan Kuala Enok     
      Keritang  Pelabuhan Sungai Udang     
 Indragiri Hilir 
         Pelabuhan P. Kijang     
    7  Pelabuhan  Sungaisalak     
Indragiri   Indragiri Hilir,Indragiri Hulu,Kuatan 
      Singingi  Pelabuhan  Kuala Cenaku     

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-30


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


         Pelabuhan  Pangkalansai     
      Pelabuhan  Batang Cenaku     
   8   Siak,Pekanbaru,Kampar,Bengkalis  Pelabuhan Pekanbaru     
         Pelabuhan Teluklancang     
         Pelabuhan Buatan     
Siak‐Merbau    
         Pelabuhan Rimbapandan     
      Pelabuhan Siak Sri Indrapura     
  
      Pelabuhan Tebingtinggi    
III.  Jambi          
    1   Pelabuhan Muara Bulian    
      Batanghari‐  Tanjung Jabung Timur,Muaro  Pelabuhan Muara Bulian     
Sumai‐Tebo‐ Jambi,Jambi,Batang Hari,Tebo 
      Tabir  Pelabuhan Muara Tembesi     
  
        Pelabuhan Muara Tebo    
    2  Pelabuhan Tanjung    
Batanghari‐Niur‐  Tanjung Jabung Timur,Muaro 
      Pelabuhan Tanjung     
Pemusir Dalam   Jambi,Jambi,Batang Hari,Tebo 
         Pelabuhan Muara Sabak    
    3  Pelabuhan Nipah Panjang     
 Tanjung Jabung Timur,Muaro 
      Batanghari  Pelabuhan Tanjung    
Jambi,Jambi,Batang Hari,Tebo 
         Pelabuhan Tanjung     
    4  Batanghari‐ Pelabuhan Muara Mura Bulian    
 Tanjung Jabung Timur,Muaro 
      Tembesi‐ Jambi,Jambi,Batang Hari,Tebo  Pelabuhan Muara Bulian     

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-31


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


      Siulak/Marangin‐    Pelabuhan Muara Tembesi     
Batang Asai    
      Pelabuhan Pauh     
  
      Pelabuhan Sarolangun    
    5  Tungkal     Pelabuhan Marabahan    
IV.  Lampung          
    1  Pelabuhan Sungai Sidang     
      Pelabuhan Wiralaga     
      Mesuji‐Buaya   Mesuji, Ogan Komering Ilir  Pelabuhan Pagardewa    
  
      Pelabuhan Mesuji    
 
        Pelabuhan Tanjung Raya    
    2  Pebuhan Menggala    
      Pelabuhan Kuala Teladas    
      Way Kanan, Tulang Bawang  Pelabuhan Bahuga    
Tulang Bawang 
      (Menggala dan sekitar), dan Tulang  Pelabuhan Pagar Dewa    
Bawang Barat 
      Pelabuhan Mengala     
  
         Pelabuhan Tulang Bawang Tengah    
    3     Pelabuhan Gunung Batin     
Terusan    
      Pelabuhan Kuala 
  
    4     Pelabuhan Gedong Dalam     
Anak S.Seputih    
      Dermaga Cabang 
  

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-32


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Pelabuhan Terpadu  Keterangan 


    5  Pelabuhan Jabung     
Sekampung 
         Pelabuhan Sragi    
    6  Pelabuhan Heni Harong      
Danau Ranau 
         Pelabuhan Lombok     

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-33


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 7 Penghubung Antar Moda Sungai-Jalan Raya di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-34


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.2.1.3 Penghubung Logistik


a. Penghubung Logistik Batubara

Tabel 6. 8 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Logistik Batubara

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Pulau/Negara Tujuan


A.  Pulau Sumatera       
I.  Sumatera Selatan    
   1 Lalan Musi Banyuasin - Banyuasin Singapura, Jepang, beberapa negara Uni Eropa, Pulau Jawa

   2 Calik Banyuasin Singapura, Jepang, beberapa negara Uni Eropa, Pulau Jawa

   3 Dawas Musi Banyuasin Singapura, Jepang, beberapa negara Uni Eropa, Pulau Jawa
   4 Keramasan Ogan Ilir - Palembang Singapura, Jepang, beberapa negara Uni Eropa, Pulau Jawa
   5 Musi Musi Rawas - Musi Banyuasin - Banyuasin - Palembang - Banyuasin Singapura, Jepang, beberapa negara Uni Eropa, Pulau Jawa
   6 Rawas Musi Rawas Palembang (Pelabuhan Khusus Batubara)

   7 Kelingi Lubuk Linggau - Musi Rawas Palembang (Pelabuhan Khusus Batubara)

   8 Payajelik Muara Enim Palembang (Pelabuhan Khusus Batubara)

   9 Lintang Lahat - Muara Enim Palembang (Pelabuhan Khusus Batubara)


   10 Blidah Muara Enim - Banyuasin Palembang (Pelabuhan Khusus Batubara)

   11 Upang Banyuasin Singapura, Jepang, beberapa negara Uni Eropa, Pulau Jawa

   12 Batangharileko Musi Banyuasin Palembang (Pelabuhan Khusus Batubara)

   13 Benakat Muara Enim Palembang (Pelabuhan Khusus Batubara)


14 Lematang Muara Enim Palembang (Pelabuhan Khusus Batubara)
II.  Riau    
   1  Indragiri  Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi 
2  Sungai Guntung  Indragiri Hilir  Provinsi Jambi, Pulau Jawa, Provinsi Kepulauan Riau, Negara tujuan 
3  Anak Serka  Indragiri Hilir  eksport batubara di  Eropa, Singapura, Jepang 
4  Keritang  Indragiri Hilir 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-35


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 8 Penghubung Logistik Batubara di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-36


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

b. Penghubung Logistik CPO

Tabel 6. 9 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Logistik CPO

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


A.  Pulau Sumatera 
I.  Riau 
   1  Sungai Rokan  Rokan Hulu, Rokan hilir Industri CPO yang berpusat di Dumai
2  Sungai Kampar  Pelalawan, Siak Industri outlet di Pekanbaru, untuk selanjutnya didistribusikan ke 
   pusat industri CPO di Kota Dumai 
3  Sungai Siak  Bengkalis, Siak Industri outlet di Pekanbaru, untuk selanjutnya didistribusikan ke 
   pusat industri CPO di Kota Dumai 
4  Sungai Indragiri  Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi pelabuhan outlet di Kuala Enok untuk selanjutnya didistribusikan 
   ke pusat industri CPO di Kota Dumai atau di ekspor 
5  Keritang  Indragiri Hilir pelabuhan outlet di Kuala Enok untuk selanjutnya didistribusikan 
   ke pusat industri CPO di Kota Dumai atau di ekspor 
II.  Jambi 
   1  Sungai Balan  Tebo Industri CPO di Kota Jambi
2  Sungai Batang hari  Batang Hari, Kota Jambi, Muaro Jambi, Tanjung  Industri CPO di Kota Jambi
   Jabung Timur, Tebo 
   3  Sungai Tebo  Bungo, Tebo Industri CPO di Kota Jambi
   4  Sungai Tabir  Merangin, Tebo Industri CPO di Kota Jambi
   5  Sungai Batang Asai  Sarolangun Industri CPO di Kota Jambi
   6  Sungai Tembesi  Sarolangun Industri CPO di Kota Jambi
   7  Sungai Sumai   Tebo Industri CPO di Kota Jambi
   8  Sungai Siulak/Maringin  Sarolangun Industri CPO di Kota Jambi
   9  Sungai Niur  Tanjung Jabung Timur Industri CPO di Kota Jambi
   10  Sungai Pematang Dalam  Tanjung Jabung Timur Industri CPO di Kota Jambi
   11  Sungai Air Hitam Laut  Tanjung Jabung Timur Industri CPO di Kota Jambi

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-37


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


12  Sungai Pangkal Duri Besar  
13  Sungai Tungkal 
14  Sungai Mendahara 
III.  Lampung 
1  Sungai Mesuji  Mesuji, Ogan Komering Ilir Industri CPO di Wiralaga, selanjutnya  dibawa menuju Pelabuhan 
Mesuji dan dilanjutkan dengan menggunakan moda laut melalui 
   Laut Jawa menuju Pulau Jawa 
2  Buaya  Mesuji, Ogan Komering Ilir menuju Pelabuhan Laut Mesuji, selanjutnya dibawa menggunakan 
   moda laut menuju Pulau Jawa 
3  Tulang Bawang  Kabupaten Way Kanan, Kab. Tulang Bawang  Industri CPO di Negeri Besar, selanjutnya dibawa  menuju 
(Menggala dan sekitar), dan Kab. Tulang Bawang  Pelabuhan Laut Menggala, selanjutnya dibawa menggunakan 
Barat   moda sungai‐laut dari Pelabuhan Menggala melalui sungai Tulang 
   Bawang – Laut Jawa menuju Pulau Jawa 
IV.  Sumatera Selatan 
   1 Lalan Musi Banyuasin - Banyuasin Banyuasin  (Pelabuhan  Tanjung  Api‐Api  dan  Pelabuhan 
Khusus CPO di Banyuasin) 
   2 Calik Banyuasin Banyuasin  (Pelabuhan  Tanjung  Api‐Api  dan  Pelabuhan 
Khusus CPO di Banyuasin) 
   3 Dawas Musi Banyuasin Banyuasin  (Pelabuhan  Tanjung  Api‐Api  dan  Pelabuhan 
Khusus CPO di Banyuasin) 
   4 Musi Musi Rawas - Musi Banyuasin - Banyuasin - Cina, India, beberapa negara Uni Eropa, dan Pulau Jawa 
Palembang - Banyuasin
   5 Upang Banyuasin Cina, India, beberapa negara Uni Eropa, dan Pulau Jawa 
   6 Rawas Musi Rawas Industri CPO di Palembang 
   7 Rupit Musi Rawas Industri CPO di Palembang
   8 Lakitan Musi Rawas Industri CPO di Palembang
   9 Lubai Muara Enim - Ogan Ilir Industri CPO di Ogan Ilir 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-38


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


   10 Ogan Ogan Ilir - Palembang Industri CPO di Ogan Ilir
   11 Anak S.Ogan Prabumulih - Ogan Ilir Industri CPO di Ogan Ilir 
  12 Mesuji Ogan Komering Ilir Pulau Jawa
  13 Jeruju Ogan Komering Ilir Pulau Jawa
  14 Gajahmati Ogan Komering Ilir Pulau Jawa
  15 Pelimbangan Ogan Komering Ilir Pulau Jawa
  16 Burung Ogan Komering Ilir Pulau Jawa

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-39


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 9 Penghubung Logistik CPO di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-40


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

c. Penghubung Logistik Karet

Tabel 6. 10 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Logistik Karet

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


A.  Pulau Sumatera 
I.  Riau 
  1  Sungai Rokan  Rokan Hulu, Rokan hilir
  2  Sungai Bangkung  Rokan Hilir
  3  Sungai Morang  Bengkalis
  4  Sungai Kampar  Pelalawan, Siak Dumai dan Pekanbaru 
  5  Sungai Siak  Bengkalis, Siak
  6  Sungai Siur  Bengkalis
  7  Sungai Merbau  Bengkalis
II.  Jambi 
  1  Sungai Batanghari  Batanghari, Kota Jambi, Muaro Jambi, Tanjung Jabung Timur, Tebo
  2  Sungai Tungkal  Tanjung Jabung Timur
Kota Jambi, untuk diekspor ke Singapura 
  3  Sungai Tabir  Merangin, Tebo
  4  Sungai Batang Asai  Sarolangun
III.  Lampung 
  1  Tulang Bawang  Kabupaten Way Kanan, Tulang Bawang (Menggala dan sekitar),  Menggala, Pulau Jawa
Mesuji, dan Tulang Bawang Barat 
IV.  Sumatera Selatan 
  1 Lalan Musi Banyuasin - Banyuasin Banyuasin (Pelabuhan Tanjung Api‐Api 
dan Pelabuhan Khusus Karet di 
Banyuasin) 
  2 Calik Banyuasin Banyuasin (Pelabuhan Tanjung Api‐Api 
dan Pelabuhan Khusus Karet di 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-41


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


Banyuasin) 
  3 Lumpur Ogan Komering Ilir Pulau Jawa 
  4 Talangbatin Ogan Komering Ilir Pulau Jawa
  5 Sibungbung Ogan Komering Ilir Pulau Jawa 
  6 Dabuk Putih Ogan Komering Ilir Pulau Jawa 
  7 Mesuji Ogan Komering Ilir Pulau Jawa 
  8 Jeruju Ogan Komering Ilir Pulau Jawa
  9 Pasir Ogan Komering Ilir Pulau Jawa 
  10 Minak Musi Rawas Industri Karet di Palembang 
  11 Rupit Musi Rawas Industri Karet di Palembang
  12 Rawas Musi Rawas Industri Karet di Palembang 
  13 Musi Musi Rawas - Musi Banyuasin - Banyuasin - Palembang - Amerika Serikat, Jepang, Cina, Singapura, 
Banyuasin Jerman, Korea Selatan, Thailand dan 
Pulau Jawa. 
  14 Upang Banyuasin Amerika Serikat, Jepang, Cina, Singapura, 
Jerman, Korea Selatan, Thailand dan 
Pulau Jawa. 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-42


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 10 Penghubung Logistik Karet di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-43


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

d. Penghubung Logistik BBM dan Gas

Tabel 6. 11 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Logistik BBM dan Gas

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


A.  Pulau Sumatera 
I.  Riau 
   1  Sungai Rokan  Rokan Hulu, Rokan hilir Kilang Pertamina Sei Pakning Dumai, untuk didistribusikan keseluruh 
wilayah di sungai Rokan 
   2  Sungai Bangkung  Rokan Hilir Kilang Pertamina Sei Pakning Dumai, untuk didistribusikan keseluruh 
wilayah di sungai Bangkung 
   3  Sungai Morang  Bengkalis Kilang Pertamina Sei Pakning Dumai, untuk didistribusikan keseluruh 
wilayah di sungai Morang 
   4  Sungai Siak  Bengkalis, Siak Khususnya Back loading di Sei Pakning Dumai dan Pekanbaru, 
umumnya untuk didistribusikan ke seluruh kabupaten di sekitar sungai 
   5  Kampar  Pelalawan, Siak Khususnya Back loading di Sei Pakning Dumai dan Pekanbaru, 
umumnya untuk didistribusikan ke seluruh kabupaten di sekitar sungai 
   6  Suir  Bengkalis Khususnya Back loading di Sei Pakning Dumai dan Pekanbaru, 
umumnya untuk didistribusikan ke seluruh kabupaten di sekitar sungai 
   7  Merbau  Khususnya Back loading di Sei Pakning Dumai dan Pekanbaru, 
umumnya untuk didistribusikan ke seluruh kabupaten di sekitar sungai 
   8  Sungai Indragiri  Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi Khususnya Back loading di Tembilahan, umumnya untuk didistribusikan 
ke seluruh kabupaten di sekitar sungai 
   9  Guntung  Indragiri Hilir Khususnya Back loading di Tembilahan, umumnya untuk didistribusikan 
ke seluruh kabupaten di sekitar sungai 
   10  Keritang  Khususnya Back loading di Tembilahan, umumnya untuk didistribusikan 
ke seluruh kabupaten di sekitar sungai 
   11  Anak Serka   Khususnya Back loading di Tembilahan, umumnya untuk didistribusikan 
ke seluruh kabupaten di sekitar sungai 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-44


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


II.  Jambi    
   1  Sungai Batang Hari  Batang Hari, Kota Jambi, Muaro Jambi, Tanjung  Seluruh wilayah di Sungai Batang Hari
Jabung Timur, Tebo 
   2  Sungai Tabir  Merangin, Tebo Seluruh wilayah di Sungai Tabir
   3  Sungai Sumai  Seluruh wilayah di Sungai Sumai
Tebo 
   4  Sungai Balan  Seluruh wilayah di Sungai Balan
   5  Sungai Siulak/Maringin  Seluruh wilayah di Sungai Siulak/Maringin
   6  Sungai Batang Asai  Sarolangun  Seluruh wilayah di Sungai Batang Asai
   7  Sungai Tembesi  Seluruh wilayah di Sungai Tembesi
   8  Sungai Tebo  Bungo, Tebo  Seluruh wilayah di Sungai Tebo
   9  Sungai Niur  Seluruh wilayah di Sungai Niur
   10  Sungai Pematang Dalam   Tanjung Jabung Timur  Seluruh wilayah di Sungai Pematang Dalam 
   11  Sungai Air Hitam Laut  Seluruh wilayah di Sungai Air Hitam Laut
III.  Lampung    
   1  Sungai Seputih  Lampung Timur Seluruh wilayah di Sungai Seputih
   2  Sungai Terusan  Tulang Bawang Seluruh wilayah di Sungai Terusan
   3  Danau Ranau  Lampung Barat Seluruh wilayah di Danau Ranau
IV.  Sumatera Selatan    
   1  Musi  Palembang ‐ Banyuasin Provinsi Bangka Belitung 
   2  Upang  Banyuasin Provinsi Bangka Belitung

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-45


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 11 Penghubung Logistik BBM dan Gas di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-46


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

e. Penghubung Logistik Hasil Hutan

Tabel 6. 12 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Logistik Hasil Hutan

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


A.  Pulau Sumatera   
I.  Riau 
   1  Rokan, Bangkung, Kabupaten Rokan Hulu, (Kecamatan Pujud, Rokan IV Koto, Industri kapal di Bangko dan Kubu, dan untuk
Morang dan Bonai Darussalam) keperluan industri di Kota Dumai
II.  Jambi    
   1  Pangkal Duri Besar, Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Kecamatan Batara) dan Muara Sabak , Kuala Tungkal
Tungkal dan Mendahara Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Kecamatan Mendahara).
III.  Lampung    
   1  Tulang Bawang Kabupaten Way Kanan Pulau Jawa dan industri berbahan kayu di Negara
Lain
   2  Buaya - Mesuji Kabupaten Mesuji industri berbahan baku kayu di Talang Batu, Pulau
Jawa
IV.  Sumatera Selatan    
   1 Lalan Musi Banyuasin - Banyuasin Banyuasin  (Pelabuhan  Tanjung  Api‐Api 
dan  Pelabuhan  Khusus  Kayu  di 
Banyuasin) 
   2 Sembilang Banyuasin Banyuasin  (Pelabuhan  Tanjung  Api‐Api 
dan  Pelabuhan  Khusus  Kayu  di 
Banyuasin) 
   3 Batanghari Leko Industri kayu di Palembang 
   4 Rawas Musi Rawas Industri kayu di Palembang 
   5 Kelingi Musi Rawas Industri kayu di Palembang 
   6 Lematang Muara Enim Industri kayu di Palembang
   7 Musi Musi Rawas - Musi Banyuasin - Banyuasin - Industri  kayu  di  Palembang  dan  Pulau 
Palembang - Banyuasin Jawa 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-47


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Kab/negara/pulau lain)


  8 Sugihan Banyuasin Industri kayu di Ogan Komering Ilir
  9 Lumpur Ogan Komering Ilir Pulau Jawa 
  10 Riding Ogan Komering Ilir Industri kayu di Ogan Komering Ilir 
  11 Pidada Ogan Komering Ilir Industri kayu di Ogan Komering Ilir
  12 Sekarim Ogan Komering Ilir Industri kayu di Ogan Komering Ilir
  13 Lebung Hitam Ogan Komering Ilir Industri kayu di Ogan Komering Ilir 
  14 Kedongdong Ogan Komering Ilir Industri kayu di Ogan Komering Ilir 
  15 Jeruju Ogan Komering Ilir Industri kayu di Ogan Komering Ilir
  16 Mesuji Ogan Komering Ilir Pulau Jawa
  17 Gajahmati Ogan Komering Ilir Pulau Jawa
  18 Burung Ogan Komering Ilir Pulau Jawa

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-48


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 12 Penghubung Logistik Hasil Hutan di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-49


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

f. Penghubung Logistik Tanaman Pangan-Perikanan Darat

Tabel 6. 13 Sungai Berperan Sebagai Penghubung Logistik Perikanan Darat

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Penghubung Tanaman Pangan) Tujuan (Penghubung Perikanan Darat)


A.  Pulau Sumatera 
I.  Riau 
   1  Sungai Rokan   Rokan Hulu, Rokan hilir Bagan Siapi‐api dan Kota Dumai Bagan Siapi‐api dan Kota Dumai
   2  Sungai Bangkung  Rokan Hilir  Bagan Siapi‐api dan Kota Dumai Bagan Siapi‐api dan Kota Dumai
   3  Sungai Morang  Bengkalis  Bagan Siapi‐api dan Kota Dumai Bagan Siapi‐api dan Kota Dumai
   4  Sungai Kampar  Pelalawan, Siak Pekanbaru Pekanbaru
   5  Siak  Bengkalis, Siak Pekanbaru Pekanbaru
II.  Jambi 
   1  Sungai Batang  Batang Hari, Kota Jambi, Muaro Jambi,  Menuju Ke industri pangan terdekat, pasar 
Hari  Tanjung Jabung Timur, Tebo  terdekat dan atau Kota Jambi 
   2  Sungai Tabir  Merangin, Tebo Menuju Ke industri pangan terdekat, pasar 
terdekat dan atau Menuju Ranjaupanjang  Menuju pasar terdekat  
atau Muara Bungo 
   3  Sungai Sumai  Tebo  Menuju Kota Jambi
   4  Sungai Balan  Tebo  Menuju Kota Jambi
   5  Sungai  Sarolangun  Menuju Pasar di sarolangun 
Siulak/Maringin 
   6  Sungai Batang  Sarolangun  Menuju Pasar di sarolangun  Menuju Pasar di sarolangun 
Asai 
   7  Sungai Tembesi  Sarolangun  Menuju Pasar di sarolangun 
   8  Sungai Tebo  Bungo, Tebo  Menuju Muara Bungo  Menuju pasar terdekat , dan atau menuju 
muara bungo 
   9  Sungai Niur  Tanjung Jabung Timur Menuju Kota Jambi
Menuju pasar terdekat  
   10  Sungai Pematang  Tanjung Jabung Timur Menuju Kota Jambi

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-50


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Penghubung Tanaman Pangan) Tujuan (Penghubung Perikanan Darat)


Dalam 
   11  Sungai Air Hitam  Tanjung Jabung Timur Menuju Kota Jambi
Laut 
   12  Sungai Pangkal  Tanjung Jabung Barat menuju industri pangan terdekat, pasar 
Duri Besar  terdekat dan atau menuju kuala tungkal 
   13  Sungai Tungkal   Tanjung Jabung Barat menuju industri pangan terdekat, pasar 
terdekat dan atau menuju kuala tungkal 
   14  Sungai  Tanjung Jabung Timur Menuju Kota Jambi
Mendahara 
III.  Lampung 
   1  Sungai Mesuji  Mesuji, Ogan Komering Ilir menuju kota Menggala  Kota Menggala, P. Jawa
   2  Buaya  Mesuji, Ogan Komering Ilir menuju kota Menggala 
   3  Tulang Bawang  Kabupaten Way Kanan, Kab. Tulang Bawang  menuju kota Menggala  Kota Menggala, P. Jawa
(Menggala dan sekitar), dan Kab. Tulang 
Bawang Barat  
   4  Terusan  Tulang Bawang menuju kota Menggala  Kota Menggala
   5  Anak S. Seputih   Lampung timur Menuju Metro Menuju Metro
IV.  Sumatera Selatan 
   1 Calik Banyuasin Industri  pengolahan  tanaman  pangan  Industri ikan di Palembang 
di Palembang 
   2 Banyuasin Banyuasin Industri  pengolahan  tanaman  pangan  Industri ikan di Palembang 
di Palembang 
   3 Lalan Banyuasin Industri  pengolahan  tanaman  pangan  ‐ 
di Palembang 
   4 Musi Musi Banyuasin - Banyuasin - Palembang Industri  pengolahan  tanaman  pangan  Industri ikan di Palembang 
di Palembang 
   5 Komering Ogan Komering Ilir - Banyuasin - Industri  pengolahan  tanaman  pangan  Industri ikan di Palembang 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-51


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Tujuan (Penghubung Tanaman Pangan) Tujuan (Penghubung Perikanan Darat)


Palembang di Palembang
   6 Upang Banyuasin Industri  pengolahan  tanaman  pangan  Industri ikan di Palembang 
di Palembang 
   7 Telang Banyuasin Industri  pengolahan  tanaman  pangan  Industri ikan di Palembang 
di Palembang 
   8 Saleh Banyuasin Industri  pengolahan  tanaman  pangan    
di Palembang 
   9 Sugihan Banyuasin Industri  pengolahan  tanaman  pangan    
di Palembang 
   10 Sekarim Ogan Komering Ilir Palembang, Lampung, Pulau Jawa/
Regional
   11 Lumpur Ogan Komering Ilir Palembang, Lampung, Pulau Jawa/
Regional Pulau Jawa/ Regional
   12 Mesuji Ogan Komering Ilir Palembang, Lampung, Pulau Jawa/
Regional Pulau Jawa/ Regional
   13 Dabuk Hitam Ogan Komering Ilir Palembang, Lampung, Pulau Jawa/   
Regional
  14 Dabuk Putih Ogan Komering Ilir Palembang, Lampung, Pulau Jawa/   
Regional
  15 Burung Ogan Komering Ilir Palembang, Lampung, Pulau Jawa/
Regional

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-52


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 13 Penghubung Logistik Perikanan Darat di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-53


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.2.1.4 Penyedia Jasa Perpindahan Orang Atau Barang

a. Penyedia Jasa Perpindahan Barang

Tabel 6. 6 Sungai Berperan Sebagai Penyedia Jasa Perpindahan Barang

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Keterangan


A.  Pulau Sumatera
I.  Sumatera Selatan
   1  Sungai Minak Khususnya untuk komoditas karet 
  2  Sungai Sembilang Khususnya untuk komoditas hasil hutan
  3  Sungai Benakat Khususnya untuk komoditas batubara 
  4  Kanal di Kec. Tulung Selapan Khususnya untuk komoditas hasil hutan 
  5  Lubai Khususnya untuk komoditas CPO 

b. Penyedia Jasa Perpindahan Orang-Barang

Tabel 6. 7 Sungai Berperan Sebagai Penyedia Jasa Perpindahan Orang-Barang

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari
A.  Pulau Sumatera 
I.  Riau 
   1  Wilayah Sungai Kampar (Siak, Kampar, Suir, Merbau) Pelalawan, Kampar, Bengkalis 
   2  Sungai Indragiri  Kuantan Singingi‐Indragiri Hulu‐Indragiri Hilir
   3  Sungai Siak  Bengkalis, Siak
   4  Sungai Kampar   Pelalawan, Siak
   5  WS Indragiri (Indragiri, Guntung, Anak Serka, Kerintang) Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi
   6  Sungai Rokan  Rokan Hilir,Rokan Hulu

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-54


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari
   7  Sungai Siak  Siak,Pekanbaru,Kampar
   8  Sungai Kampar  Pelalawan,Kampar
   9  Sungai Indragiri  Indragiri Hilir,Indragiri Hulu,Kuatan Singingi
II.  Jambi 
   1  Sungai Tebo  Tebo 
   2  Sungai Batang Hari  Batang Hari‐Muaro Jambi‐Tanjung Jabung Timur
Tanjung Jabung Timur,Muaro Jambi,Jambi,Batang 
   3  Sungai Batang Hari 
Hari,Tebo 
   4  Sungai Tembesi  Sarolangun,Tembesi
   5  Sungai Siulak  Sarolangun,Tembesi
   6  Sungai Tabir  Merangin,Kerinci
III.  Lampung 
   1  Sungai Tulang Bawang Tulang Bawang,Way Kanan
IV.  Sumatera Selatan 
Musi Rawas ‐ Musi Banyuasin ‐ Banyuasin ‐
   1  Musi 
Palembang ‐ Banyuasin 
   2  Telang  Banyuasin 
   3  Upang  Banyuasin 
   4  Banyuasin  Banyuasin 
   5  Dawas  Banyuasin 
   6  Tungkal  Musi Banyuasin ‐ Banyuasin 
   7  Calik  Banyuasin 
   8  Sembilang  Banyuasin 
   9  Saleh  Banyuasin 
Kanal‐kanal di sungai Sugihan, Telang, Upang dan Saleh (Kab. 
   10  Banyuasin 
Banyuasin) 
   11  Sebalik  Banyuasin 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-55


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari
Ogan Komering Ulu Selatan ‐ Ogan Komering Ulu 
   12  Komering  Timur ‐ Ogan Komering Ilir ‐ Banyuasin ‐ 
Palembang 
   13  Batang  Banyuasin 
   14  Sugihan  Ogan Komering Ilir
   15  Lebung Hitam  Ogan Komering Ilir 
   16  Riding  Ogan Komering Ilir 
   17  Pidada  Ogan Komering Ilir
   18  Lumpur  Ogan Komering Ilir 
   19  Sekarim  Ogan Komering Ilir 
   20  Kedongdong  Ogan Komering Ilir 
   21  Mesuji  Ogan Komering Ilir
   22  Jeruju  Ogan Komering Ilir 
   23  Pasir  Ogan Komering Ilir 
   24  Pelimbangan  Ogan Komering Ilir 
   25  Burung  Ogan Komering Ilir
   26  Gajahmati  Ogan Komering Ilir 
   27  Talangbatin  Ogan Komering Ilir 
28  Dabuk Hitam  Ogan Komering Ilir 
29  Dabuk Putih  Ogan Komering Ilir
30  Danau Ranau  Ogan Komering Ulu Selatan 
31  Ogan  Ogan Komering Ulu ‐ Ogan Ilir ‐ Palembang 
32  Keramasan  Ogan Ilir ‐ Palembang
33  Rambang  Muara Enim ‐ Ogan Ilir 
34  anak S. Ogan  Muara Enim ‐ Ogan Ilir 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-56


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari
35  Lematang  Muara Enim ‐ Banyuasin
36  Blidah  Muara Enim ‐ Banyuasin 
37  Payajelik  Muara Enim ‐ Musi Banyuasin 
38  Niru  Muara Enim
39  Lintang  Lahat ‐ Muara Enim
40  Panga  Lahat ‐ Musi Rawas 
41  Kelingi  Musi Rawas 
42  Lakitan  Musi Rawas
43  Pering  Musi Rawas 
44  Semanggus  Musi Rawas 
45  Rupit  Musi Rawas 
46  Rawas  Musi Rawas
47  Batangharileko  Musi Banyuasin 
48  Lalan  Musi Banyuasin 
49  Merang  Musi Banyuasin 
50  Medak  Musi Banyuasin
51  Kanal‐kanal di sungai Lalan (Kabupaten Musi Banyuasin)  Musi Banyuasin 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-57


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 14 Penyedia Jasa Perpindahan Barang di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-58


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.2.2 Fungsi Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai

Fungsi jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang akan dikembangkan hingga
20 tahun mendatang di wilayah Pulau Sumatera mencakup Fungsi Penunjang
(Servicing Function) dan Fungsi Pendorong (Promoting Function).

Fungsi Penunjang (Servicing Function), fungsi pelayanan yang mengikuti kecenderungan


demand melalui optimalisasi sistem transportasi yang ada.

Fungsi Pendorong (Promoting Function), fungsi pelayanan yang dilakukan dengan


mempertimbangkan keinginan pemerintah (intervensi) baik dengan maksud untuk
mengalihkan sebagian demand pada segmen transportasi tertentu maupun untuk
maksud pemerataan pembangunan serta keperintisan.

Fungsi pendorong juga dapat bermakna katalis bagi pengembangan jaringan


transportasi, yaitu fungsi pelayanan yang dilakukan dapat mempercepat perubahan
bentuk jaringan pelayanan transportasi yang semula berbentuk jaringan linear, berubah
menjadi berbentuk jaringan pohon, kemudian berubah menjadi jaringan yang saling
bertautan (meshes), dan akhirnya berubah menjadi jaringan hub and spoke.

Fungsi pendorong juga dapat bermakna enabler (memungkinkan dengan segera) bagi
pertumbuhan kawasan di pedalaman (inland).

Penetapan fungsi jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang akan


dikembangkan hingga 20 tahun mendatang di wilayah Pulau Sumatera tersebut telah
memperhatikan kondisi jalan saat ini dan perkiraan kondisi jalan 20 tahun mendatang,
menimbang kebijakan atau peraturan yang ada untuk membatasi muatan jalan atau
membagi beban jalan, memperhatikan kegiatan di wilayah sekitar sungai yang perlu
ditunjang dan didorong dengan angkutan sungai hingga 20 tahun mendatang,
memperhatikan kemungkinan jalur logistik optimal dengan angkutan sungai
(mempertimbangkan jarak tempuh), memperhatikan kemampuan daya saing angkutan
sungai (mempertimbangkan biaya dan waktu tempuh), serta memperhatikan preferensi
masyarakat terhadap transportasi sungai.

Paparan rinci dalam gambar dan tabel untuk fungsi jaringan pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai yang akan dikembangkan hingga 20 tahun mendatang di wilayah Pulau
Sumatera disampaikan pada sub bab berikut.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-59


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.2.2.1 Fungsi Penunjang

Tabel 6. 8 Sungai Berfungsi Sebagai Fungsi Penunjang

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Wilayah Pelayanan


A.  Pulau Sumatera 
I.  Riau 
   1  Buatan ‐ Teluk Lancang ‐ Tualang
Sungai Siak   Bengkalis, Siak 
   2  Buatan ‐ Pekanbaru ‐ Petapahan ‐ Batu gajah (Tapung)
III.  Lampung 
   1  Sungai Tulang Bawang  Tulang Bawang Kuala Teladas ‐ Rawajitu Selatan ‐ Gedung Aji ‐
Menggala 
   2  Sungai Tulang Bawang  Menggala ‐ Tulang Bawah Tengah
   3  Sungai Mesuji  Mesuji, Tulang Bawang Menggala ‐ Pagadewa
IV.  Sumatera Selatan 
   1  Sungai Minak Musi Rawas Karang Jaya ‐ Rupit 
  2  Sungai Sembilang Musi Banyuasin Banyuasin II ‐ Pesisir Pantai  
  3  Sungai Benakat Muara Enim Talang Ubi ‐ Benakat ‐ Gunung Megang
  4  Kanal di Kec. Tulung Ogan Komering Ilir
Selapan Tulung Selapan 
  5  Lubai Ogan Komering Ulu Lubai ‐ Rambang Kuang
  6  Musi Kota Palembang Gandus ‐ Kertapati ‐ Seberang Ulu I ‐ Ilir Timur I ‐
Seberang Ulu II ‐ Ilir Timur II ‐ Plaju ‐  Bukit Kecil ‐ 
Kemuning ‐ Kalidoni 
  7  Ogan Ogan Komering Ulu ‐ Ogan Ilir Lubuk Batang ‐ Peninjauan ‐ Muara Kuang
  8  Lematang Muara Enim Muara  Enim  ‐  Ujan  Mas  ‐  Gunung  Megang  ‐ 
Rambang Dangku 
  9  Lintang Lahat Merapi Barat ‐ Merapi Timur ‐ Muara Enim 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-60


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 15 Sungai di Pulau Sumatera Sebagai Fungsi Penunjang

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-61


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.2.2.2 Fungsi Pendorong

Tabel 6. 9 Sungai Berfungsi Sebagai Fungsi Pendorong

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Wilayah Pelayanan


A.  Pulau Sumatera 
I.  Riau 
   1  Sungai Bangkung  Rokan Hilir  Bangkung ‐ Bagan Siapi‐api ‐ Selat Malaka ‐ Dumai 
  2  Rantau Kopar ‐ Rokan IV koto
Sungai Rokan  Rokan Hulu, Rokan Hilir 
   3  Bangko ‐ Bagan Siapi‐api ‐ Selat Malaka ‐ Dumai 
   4  Lubuk muda ‐ Siak Kecil ‐ Sungai mandau ‐ Mandau
   5  Sungai Siak  Bengkalis, Siak  Selat Bengkalis ‐ Sabak Auh ‐ Rimba Pandan ‐ Buatan
   6  Buatan ‐ Teluk Lancang ‐ Pelalar 
   Kuala Kampar (Selat bengkalis) ‐ Teluk Meranti ‐ Pelalawan ‐ Pangkalan Bunut ‐ 

Pangkalan Kerinci 
   8  Sungai Kampar  Pelalawan, Kampar  Pangkalan Kerinci ‐ Lipat kain ‐ Kampar kiri hulu
   9  Pangkalan Kerinci ‐ Langgam 
   10  Sungai Guntung ‐ Kateman Teluk Belekong ‐ Ular Beban 
   11  Teluk Pinang ‐ Gaung 
   12  Teluk Pinang ‐ Gaung anak serka ‐ Batang Tuaka 
   13  Sungai Indragiri  Indragiri Hulu, Indragiri Hilir, Kuantan Singingi  Kuala Enok ‐ Parit Sungai ‐ Kuala Indragiri ‐ Tembilahan 
   14  Tembilahan ‐ Kuala Cenaku 
   15  Kuala Cenaku ‐ Seberida ‐ Batang Cenaku 
   16  Sungai Keritang  Indragiri Hilir  Pulau Kijang ‐ Reteh ‐  Keritang 
   17  Sungai Rokan  Rokan Hulu, Rokan Hilir Rantau Kopar ‐ Rokan IV koto
II.  Jambi 
   1  Sungai Niur  Tanjung Jabung Timur  Nipah Panjang ‐ Rantau rasau ‐ Tanjung ‐ jambi 
   Batang Hari, Kota Jambi, Muaro Jambi, Tanjung Jabung 
2  Jambi ‐ Muara Bunan ‐ Muara Tembesi ‐ Sungai Bengkal ‐ Muara Tebo ‐ Aurcina 
Sungai Batang hari  Timur, Tebo 
   3  Sarolangun  Muara Tembesi ‐ Mandiangin ‐ Pauh ‐ Sarolangun

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-62


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Wilayah Pelayanan 


  4  Sarolangun ‐ Pelalawan ‐ Batang Asai
   5  Sungai Tembesi  Sarolangun  Sarolangun ‐ Pulau Bayur ‐ Muarasiau
   6  Sungai Tebo  Bungo, Tebo  Muara Tebo ‐ Muara Bungo ‐ Tanah Tumbuh 
   7  Sungai Siulak/Maringin  Sarolangun  Pauh ‐ Pemenang ‐ Bangko 
   8  Sungai Tabir  Merangin, Tebo Peninjauan ‐ Rantau Panjang ‐ Tanjung Putus ‐ Dususn Genting
   9  Sungai Tungkal  Tanjung Jabung Barat  Kuala Tungkal ‐ Pengabuan ‐ Tungkal Ulu ‐ Meriung 
   Sungai Pangkal Duri 
10  Tanjung Jabung Barat  Betara 
Besar 
   11  Sungai Mendahara  Tanjung Jabung Timur Mendahara
   12  Sungai Pemusir Dalam  Tanjung Jabung Timur  Muara Sabak  
   13  Sungai Sumai  Tebo  Tebo Ulu ‐ Sumai 
   14  Sungai Air Hitam Laut  Tanjung Jabung Timur Sadu ‐ Berbak 
III.  Lampung 
   Rawajitu Selatan ‐ Rawajitu Utara (Muara Mesuji) ‐ Sungai Sidang ‐ Wiralaga ‐ Pagar 
1  Sungai Tulang Bawang  Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, way Kanan 
Dewa 
   2  Sungai Mesuji ‐ Buaya  Mesuji, Ogan Komering Ilir  Tanjung Raya ‐ Sungai Sindang 
   3  Sungai Tulang Bawang  Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, way Kanan Menggala ‐ Pakuan ratu ‐ Bahuga
   4  Sungai Terusan  Tulang Bawang  Kuala (Muara S.Terusan) ‐ Gedung Meneng ‐ Gunung Batin 
   5  Sungai Anak Seputih  Lampung Timur  Dermaga Cabang ‐ Way Bungur ‐ Gedong Dalam 
   6  Sungai Sekampung  Lampung Timur Jabung ‐ Muara W. Sekampung
   7  Sungai Semangka  Tanggamus  Semaka ‐ Muara W. Semaka 
   8  Danau Ranau  Lampung Barat  Danau Ranau 
IV.  Sumatera Selatan 
   Jaya Loka ‐ Bulan Tengah Suku Ulu ‐ Suka Karya ‐ Tuah Negeri ‐ Muara Kelingi ‐ Muara 
Musi Rawas ‐ Musi Banyuasin ‐ Banyuasin; Palembang ‐ 
1  Musi  Lakitan ‐ Sangadesa ‐ Babat Toman ‐ Sekayu ‐ Lais ‐ Rantau Bayur; Banyuasin I ‐ Makarti 
Banyuasin 
Jaya ‐ Banyuasin II  
   2  Telang  Banyuasin  Banyuasin I ‐ Tanjung Lago ‐ Muara Telang ‐ Banyuasin II 
   3  Upang  Banyuasin  Air Salek ‐ Makarti Jaya ‐ Muara Sugihan 
  4  Banyuasin  Banyuasin  Lubuk Lancang ‐ Tanjung Lago
  5  Dawas  Banyuasin  Sungai Lilin (Kab. Musi Banyuasin) ‐ Tungkal Ilir (Kab. Banyuasin) 
  6  Tungkal  Musi Banyuasin ‐ Banyuasin  Bayung Lencir ‐ Tungkal Ilir 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-63


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Wilayah Pelayanan 


  7  Calik  Banyuasin  Tungkal Ilir ‐ Pulau Rimau ‐ Tanjung Lago
  8  Sembilang  Banyuasin  Banyusin II ‐pesisir pantai ‐ Banyuasin II
  9  Saleh  Banyuasin  Rambutan ‐ Muara Padang ‐ Muara Sugihan 
  Kanal‐kanal di sungai 
Sugihan, Telang, Upang  Kec. Muara Padang, Muara Sugihan, Makarti Jaya, Air Salek, Lubuk Lancang dan Tajung 
10  Banyuasin 
dan Saleh (Kab.  Lago 
Banyuasin) 
  11  Sebalik  Banyuasin  Talang Kelapa 
  Muaradua ‐ Simpang ‐ Jayapura ‐ Martapura ‐ Bunga Mayang ‐ Buay Pemuka Peliung ‐
Ogan Komering Ulu Selatan ‐ Ogan Komering Ulu Timur ‐ 
12  Komering  Belitang II ‐ Madang Suku II ‐ Semendawai Timur ‐ Semendawai Barat ‐ Cempaka ‐ Kayu 
Ogan Komering Ilir ‐ Banyuasin  
Agung ‐ Sirah Pulau Padang ‐ Jejawi ‐ Rambutan 
  13  Batang  Ogan Komering Ilir Tulung Selapan 
  14  Sugihan  Ogan Komering Ilir  Pangkalan Lapam ‐ Air Sugihan 
  15  Lebung Hitam  Ogan Komering Ilir  Tulung Selapan 
  16  Riding  Ogan Komering Ilir Tulung Selapan 
  17  Pidada  Ogan Komering Ilir  Tulung Selapan 
  18  Lumpur  Ogan Komering Ilir  Tulung Selapan ‐ Cengal 
  19  Sekarim  Ogan Komering Ilir Tulung Selapan 
  20  Kedongdong  Ogan Komering Ilir  Cengal ‐ Tulung Selapan 
  21  Mesuji  Ogan Komering Ilir  Sungai Menang 
  22  Jeruju  Ogan Komering Ilir Cengal
  23  Pasir  Ogan Komering Ilir Cengal
  24  Pelimbangan  Ogan Komering Ilir  Sungai Menang 
  25  Burung  Ogan Komering Ilir Sungai Menang 
  26  Gajahmati  Ogan Komering Ilir  Sungai Menang 
  27  Talangbatin  Ogan Komering Ilir  Lempuing Jaya ‐ Pedamaran Timur 
  28  Dabuk Hitam  Ogan Komering Ilir Lempuing ‐ Lempuing Jaya
  29  Dabuk Putih  Ogan Komering Ilir Mesuji ‐ Mesuji Raya 
  30  Danau Ranau  Ogan Komering Ulu Selatan  Banding Agung ‐ Buay Pematang ‐ Warkuk Ranau Selatan 
  Muara Kuang ‐ Rambang Kuang ‐ Lubuk Keliat ‐ Rantau Alai ‐ Pemulutan Barat ‐
31  Ogan  Ogan Komering Ulu ‐ Ogan Ilir ‐ Palembang 
Pemulutan Selatan ‐ Pemulutan ‐ Kandis 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-64


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Wilayah Pelayanan 


  32  Keramasan  Ogan Ilir ‐ Palembang Indralaya Utara ‐ Kandis
  33  Rambang  Muara Enim ‐ Ogan Ilir Rambang Kuang 
  Kelekar ‐ Gelumbang ‐ Tanjung Batu ‐ Indralaya Selatan ‐ Tanjung Raja ‐ Pemulutan 
34  anak S. Ogan  Muara Enim ‐ Ogan Ilir 
Barat 
  35  Lematang  Muara Enim ‐ Banyuasin  Tanah Abang ‐ Sungai Rotan ‐ Rantau Bayur 
  36  Blidah  Muara Enim ‐ Banyuasin Gelumbang ‐ Muara Belida ‐ Rantau Bayur
  37  Payajelik  Muara Enim ‐ Musi Banyuasin  Talang Ubi ‐ Penukal Utara ‐ Lais 
  38  Niru  Muara Enim  Rambang Dangku ‐ Gunung Megang 
  39  Panga  Lahat ‐ Musi Rawas Jarai ‐ Kikim Selatan ‐ Kikim Tengah ‐ Kikim Barat
  40  Kelingi  Musi Rawas  Muara Beliti ‐ Tuah Negeri ‐ Muara Kelingi 
  Selangit ‐ Suku Tengah Lakitan Ulu ‐ Purwodadi ‐ Sumber Harta ‐ Megang Sakti ‐ Muara 
41  Lakitan  Musi Rawas 
Lakitan  
  42  Pering  Musi Rawas  Bulan Tengah Suku Ulu ‐ Muara Lakitan 
  43  Semanggus  Musi Rawas  Muara Lakitan 
  44  Rupit  Musi Rawas  Karang Jaya ‐ Rupit 
  45  Rawas  Musi Rawas  Ulu Rawas ‐ Rawas Ulu ‐ Rupit ‐ Karang Dapo ‐ Rawas Ilir 
  46  Batangharileko  Musi Banyuasin Batanghari Leko ‐ Sekayu
  47  Lalan  Musi Banyuasin  Bayung Lencir ‐ Lalan 
  48  Merang  Musi Banyuasin  Bayung Lencir 
  49  Medak  Musi Banyuasin Bayung Lencir 
  Kanal‐kanal di sungai 
50  Lalan (Kabupaten Musi  Musi Banyuasin  Lalan 
Banyuasin) 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-65


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 16 Sungai di Pulau Sumatera Sebagai Fungsi Pendorong

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-66


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.2.3 Koridor Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai

Koridor Jaringan Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai merupakan jaringan pelayanan


lalu-lintas angkutan sungai di alur pelayaran sungai utama yang menghubungkan kota
pintu gerbang dengan wilayah pengembangan atau wilayah pertumbuhan, dimana
perencanaan pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai akan
dilakukan secara lebih rinci. Dalam penentuan koridor jaringan pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai yang akan dikembangkan hingga 20 tahun mendatang di wilayah Pulau
Sumatera telah memperhatikan:

1. Alur pelayaran sungai utama di Pulau Sumatera

2. Kota pintu gerbang di Pulau Sumatera

3. Wilayah pengembangan atau wilayah pertumbuhan di Pulau Sumatera

Alur pelayaran utama sungai adalah alur sungai yang memenuhi klasifikasi alur pelayaran
sungai kelas I, II, dan III.

Kota pintu gerbang merupakan titik akses utama terhadap jaringan pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai untuk angkutan orang atau barang melalui jaringan transportasi darat,
laut, atau udara.Dimana berpotensi untuk dikembangkan fasilitas utama interkoneksi dan
interoperability antar moda.

Wilayah pengembangan atau wilayah pertumbuhan merupakan wilayah dimana dari


aspek sumberdaya alam, geografi, kependudukan, dan kegiatan perlu di tunjang atau di
dorong dengan transportasi sungai.

Paparan rinci dalam gambar dan tabel untuk koridor jaringan pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai yang akan dikembangkan hingga 20 tahun mendatang di wilayah Pulau
Sumatera disampaikan pada sub bab berikut.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-67


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tabel 6. 10 Koridor Sungai di Pulau Sumatera

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Koridor


I.  Riau 
   1  Rokan‐Bangkung  Rokan Hulu, Rokan Hilir, Dumai koridor 1, Dumai  (Gate City)– Selat Malaka ‐ Bagan Siapi‐api – Rimba Melintang –
Tanah Putih – Rantau Kopar – Rokan IV Koto. Pengembangan Trayek  Bagan Siapi‐api 
– Kubu, Trayek  Sikapas – Kepenuhan, dan Sikapas – Pujud 
   2  Siak  Pekanbaru, Siak Bengkalis Koridor 2, Pekanbaru (Gate City) – Teluklancang – Buatan – Rimbapandan – SiakSri 
Indrapura – Sabak Auh ‐ Sungaiapit. Pengembangan trayek Sungai Apit – Siak Kecil – 
Sungai Mandau – Mandau dan trayek Buatan – Teluklancang – Pekalar 
   3  Siak‐Kampar  Pekanbaru, Kampar, Pelalawan Koridor 3, Pekanbaru – Teratahbulok – Pangkalan Kerinci – Teluk Meranti – Kuala 
Kampar. Trayek Pangkalan Kerinci – Langgam 
   4  Siak‐Kampar  Pekanbaru,Kampar Koridor 4, Pekanbaru (gate city)–Teratak Buloh – Langgam – Lipatkain – Kampar Kiri 
Hulu. Termasuk pula trayek Teratah Bulok – Bangkinang 
   5  Anak Serka  Indragiri Hilir Koridor 5, Tembilahan (Gate City) – Pulau Pisang – Kuala Gaung – Lahangtengah ‐
Simpanggaung 
   6  Guntung‐Indragiri  Indragiri Hilir Koridor 6, Tembilahan (Gate City) – P. Pisang – Sungaiguntung – Rantaupanjang –
Rotansemulu – Teluksebah – Teluk Sialang – Telukkinai, termasuk untuk keperluan 
wisata 
   7  Indragiri  Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kuantan Singingi Koridor 7, Tembilahan (Gate City) – Tempuling – Sungaisalak – Telukkiambang –
Rengat – Japura – Cerenti – Teluk Kuantan 
   8  Keritang  Indragiri Hilir, Indragiri Hulu koridor 8, Tembilahan (Gate City) – Tanjung Pasir (P.Niur) – Kualaenok – Sungai 
udang – Pulaukijang (Reteh) – Keritang 
   9  Indragiri  Indragiri Hilir, Indragiri Hulu Koridor 9, Tembilahan – Sungaisalak – Kuala Cenaku ‐ Pangkalansai – Batang Cenak
   10  Siak‐Merbau  Bengkalis Koridor 10, Pekanbaru (Gate City) – Teluklancang – Buatan – Rimbapandan – SiakSri 
Indrapura – Sabak Auh – Sungaiapit – Kec. Merbau – Kec. Tebingtinggi 
II.  Jambi 
   1  Batanghari‐Sumai‐Tebo‐ Jambi, Batanghari, Tebo, Tanjung Jabung Timur Koridor 1,  Jambi (gate city) ‐ Muara Bulian ‐ Muara Tembesi ‐ Sungai Bengkal ‐
Tabir  Muara Tebo – Aurcina, Sumai ‐ Tebo Ulu ‐ Muara Tebo, Tanah Tumbuh ‐ Muara 
Bungo ‐ Muara Tebo dan Dusun Genting ‐ Tanjung Putus ‐ Rantau Panjang – 
Peninjauan 
   2  Batanghari‐Niur‐Pemusir  Jambi, Muaro Jambi, Tajung Jabung Timur Koridor 2, Jambi (gate city) ‐ Tanjung ‐ Muara Sabak
Dalam  
   3  Batanghari  Jambi, Muaro Jambi, Tajung Jabung Timur Koridor 3, Berbak ‐ Sadu ‐ Nipah Panjang ‐ Rantau Rasau – Jambi (gate city)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-68


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Koridor


   4  Batanghari‐Tembesi‐ Jambi, Muaro Jambi, Batanghari,Sarolangun Koridor 4, Jambi (gate city) ‐ Muara Tembesi ‐ Pauh ‐ Sarolangun ‐ Pulau Bayur –
Siulak/Marangin‐Batang Asai  Muarasiau, Sarolangun ‐ Pelawan ‐ Batang Asai dan Bangkok ‐ Pemenang ‐ Pauh 
   5  Tungkal  Tanjung Jabung Barat Koridor 5, Kuala Tungkal ‐  Pengabuan ‐ Tungkal Ulu – Merlung dan Mendahara ‐
Betara ‐ Kuala Tungkal. 
III.  Lampung 
   1  Mesuji‐Buaya  Tulang Bawang Koridor 1, Wiralaga (gate city) – Mesuji Timur bagian utara – Sungai Sidang – Muara 
sungai Mesuji, termasuk pula rute Wiralaga – Pagardewa   
   2  Tulang Bawang  Tulang Bawang‐Way Kanan Koridor 2, Menggala (gate city) – Gedung Aji – Rawajitu Selatan – Kuala Teladas 
(muara sungai Tulang Bawang), termasuk pula rute Menggala – Negeri Besar ‐ 
Pakuan Ratu ‐ Bahuga 
   3  Terusan  Tulang Bawang Koridor 3, Menggala (gate city) – Gunung Batin – Gunung Meneng – Kuala (muara 
sungai Terusan)  
   4  Anak S.Seputih  Lampung Tengah, Lampung Timur Koridor 4, Metro (gate city) – Gedong Dalam – Way Bungur – Dermaga cabang 
   5  Sekampung  Lampung Timur Koridor 5, Jabung (gate city) – Mekarjaya – Sragi (muara way Sekampung)
   6  Danau Ranau  Lampung Barat, Ogan Komering Ulu Selatan  Koridor 6, Dermaga Lombok – Sekau. Termasuk pula rute angkutan orang‐wisata di 
(Provinsi Sumatera Selatan)  Danau Ranau  
IV.  Sumatera Selatan 
   1  Telang‐Upang  Palembang, Banyu Asin Koridor 1, Palembang (gate city) – Banyuasin I (Upang) – Makarti Jaya – Sungsang. 
Termasuk pula Palembang – Mukitjaya – Sebalik – Muara Telang – Sungsang, 
Palembang ‐ Banyuasin I (Upang) – daerah hilir Air Salek, Palembang – Mukitjaya ‐ 
Gasing – Tanjung Lago, serta pengembangan angkutan wisata sungai Musi (dalam 
kota Palembang) 
   2  Calik, Sembilang, Medak,  Banyu Asin, Musi Banyuasin Koridor 2, Sungsang (gate city) – Karang Agung (Lalan) – Muara Merang – Muara 
Merang, Tungkal, Lilin,  Medak ‐ Bayung Lencir. Termasuk pula Sungsang (gate city) – Penuguan – 
Sebalik  Telukbetung ‐ Sungai Lilin, Sungsang – Penuguan – Telukbetung ‐ Bentayan – 
Sukadamai, Sungsang – Salek Mukti – Kuala Puntian – Sribanung. 
   3  Saleh, Batang, Sugihan  Palembang, Banyu Asin, Ogan Komering Ilir Koridor 3, Palembang (gate city) – Cintamanis – Muara Padang. Termasuk pula rute 
angkutan sungai dalam kabupaten Banyuasin bagian timur laut, timur dan teggara 
   4  Lebung Hitam, Riding,  Palembang, Ogan Komering Ilir Koridor 4, Palembang (gate city) – Tulung Selapan – Simpangtiga ‐ Sungai Lumpur 
Pidada, Lumpur, Sekarim,  (angkutan sungai terpadu, darat dan sungai). Termasuk pula rute  angkutan sungai‐
Jeruju, Pasir  laut kawasan pesisir pantai di kecamatan Tulung Selapan, pesisir pantai kecamatan 
Cengal, pengembangan rute angkutan sungai  Tulung Selapan – Simpangtiga – Cengal 
– Sungai Menang. 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-69


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Koridor


   5  Dabuk Hitam, Dabuk Putih,  Palembang, Ogan Komering Ilir Koridor 5, Palembang (gate city) – Kayu Agung – Tugumulyo – Muara Pinang 
Sibungbung, Gajahmati,  (angkutan sungai terpadu, darat dan sungai). Termasuk pula rute Muara Pinang – 
Mesuji, Burung  Sungai Menang – muara sungai Mesuji 
   6  Rambang  Palembang, Ogan Komering Ilir, Ogan Komering  Koridor 6, Palembang (gate city) – Sungai Pinang – Jejawi – Sirah Pulau Padang –
Ulu Timur, Ogan Komering Ulu Selatan  Kayu Agung. Termasuk pula rute Kayu Agung ‐ Sirah Pulau Padang – Pampangan – 
Desabaru (Kec. Rambutan), dan Kayu Agung – Cempaka ‐ Madang Suku II – 
Martapura – Muaradua. 
   7  Komering, Ogan, Lubai  Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering Ulu Koridor 7, Palembang (gate city) –  Pemulutan – Indralaya – Rantau Alai – Lubuk 
Keliat. Termasuk pula rute Lubuk Keliat – Muara Kuang – Peninjauan ‐ Lubuk Batang, 
Lubuk Keliat – Rambang Kuang – Lubai, Palembang – Pemulutan – Indralaya – 
Tanjungraja – Kelekar. 
   8  Payajelik, Lintang, Niru,  Palembang, Muara Enim Koridor 8, Palembang (gate city) – Muara Belida ‐ Muara Lematang. Termasuk pula 
Blidah  rute Muara Lematang – Penukal Utara, Muara Belida ‐ Gelumbang, Muara Lematang 
– Tanah Abang ‐ Tebat Agung – Rambang Dangku, dan Muara Lematang – Tanah 
Abang ‐ Tebat Agung – Muara Enim – Merapi Barat – Merapi Timur. 
   9  Batangharileko  Palembang, Banyu AsinMusi Banyuasin Koridor 9, Palembang (gate city) – Lais / Telukkijing – Tanah Abang. Termasuk pula 
rute Tanah Abang – Pangkalanbulian – Lubukbintal – Sukasuban 
   10  Musi, Rawas, Minak, Rupit,  Palembang, Banyu Asin, Musi Banyuasin, Musi  Koridor 10, Palembang (gate city) – Sekayu – Babat Toman ‐ Sangadesa – Bingin 
Lakitan, Semangus, Pering,  Rawas, Lahat  Teluk – Muara Rupit. Termasuk pula rute Sanga Desa ‐ Muara Lakitan ‐ Muara Kelingi 
panga  – SP. VI (Bulan Tengah Suku Ulu) – Kikim Barat – Kikim Selatan ‐ Jarai, Sanga Desa – 
Muara Lakitan – SP. V (Bulan Tengah Suku Ulu), Muara Lakitan – Muara Megang – 
Babat – Tarawas (Suku Tengah Lakitan Ulu),  Muara Kelingi – Lubuk Rumbai – 
Mandur – Muara Beliti, Muara Rupit – Lesung Batu – Teladas – Muara Kuis (Ulu 
Rawas), Muara Rupit – Batugajah – Embacang Lama ‐ Karang Jaya. 
   11  Danau Ranau  Ogan Komering Ulu Selatan Koridor 11, Angkutan danau di Danau Ranau. 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-70


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 17 Koridor Sungai di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-71


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.3. Arah Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-


Lintas Angkutan Sungai
Arah Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai adalah gambaran
pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang sudah disertai
dengan jangkauan waktu berdasarkan skala prioritas. Jangkauan waktu adalah dalam
rentang waktu jangka menengah (dalam priode lima tahun) dan jangka panjang (dalam
periode dua puluh tahun). Skala prioritas adalah penentuan prioritas berdasarkan kriteria
politis, kriteria administratif, kriteria ekonomis, dan kriteria teknis.

Kriteria Politis mengukur apakah kebijakan pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas


angkutan sungai sesuai dengan peraturan dan kebijakan yang ada, serta dapat diterima
dan sesuai harapan mayoritas stakeholders. Kriteria Administratif mengukur apakah
kebijakan pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dapat dengan
segera dilaksanakan. Menimbang aspek pembiayaan, aspek organisasi dan sumberdaya
manusia, serta aspek operasional. Kriteria Ekonomis mengukur apakah kebijakan
pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dapat memberikan
manfaat yang lebih besar dibandingkan biaya yang dikeluarkan. Kriteria teknis mengukur
apakah kebijakan pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dapat
secara teoritis mencapai tujuannya, yaitu melayani perpindahan orang dan barang secara
efektif dan efisien.

Penilaian skala prioritas pengembangan koridor jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan


sungai di Pulau Sumatera dilakukan menggunakan metode analisis multikriteria
berdasarkan kriteria disebut diatas. Bobot untuk masing-masing kriteria dirumuskan
berdasarkan hasil survei yang dilakukan terhadap perwakilan stakeholders di Pulau
Sumatera. Sedangkan penilaian tiap kriteria untuk tiap koridor dilakukan secara indikatif
berdasarkan ranking dari nilai indikator yang mewakili kriteria-kriteria yang digunakan
(berdasarkan data situasi lingkungan saat ini dan masa mendatang) serta penilaian dari
perwakilan stakeholders.

Paparan rinci dalam gambar dan tabel untuk arah pengembangan jaringan pelayanan
lalu-lintas angkutan sungai yang akan dikembangkan hingga 20 tahun mendatang di
wilayah Pulau Sumatera disampaikan pada sub bab berikut.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-72


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.3.1.1 Prioritas Jangka Menengah

Tabel 6. 11 Prioritas Jangka Menengah Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai di Pulau Sumatera

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Wilayah Pelayanan


I.  Riau 

   Koridor 2,  Pekanbaru (Gate City) – Teluklancang – Buatan – Rimbapandan – SiakSri Indrapura –


Sabak Auh ‐ Sungaiapit. Pengembangan trayek Sungai Apit – Siak Kecil – Sungai Mandau – 
1  Siak  Pekanbaru, Siak Bengkalis 
Mandau dan trayek Buatan – Teluklancang – Pekalar. 

   Koridor 10, Pekanbaru (Gate City) – Teluklancang – Buatan – Rimbapandan – SiakSri Indrapura –


2  Siak‐Merbau  Bengkalis  Sabak Auh – Sungaiapit – Kec. Merbau – Kec. Tebingtinggi. 

   Koridor 3, Banjarmasin (gate city) – Kuripan – Paminggir – Jenamas – Betung (Barito Timur) – 
3  Siak‐Kampar  Pekanbaru, Kampar, Pelalawan 
Buntok – Muara Teweh – Puruk Cahu 
II.  Jambi 
   Batanghari‐Tembesi‐ Koridor 4, Jambi (gate city) ‐ Muara Tembesi ‐ Pauh ‐ Sarolangun ‐ Pulau Bayur – Muarasiau, 
1  Jambi, Muaro Jambi, Batanghari,Sarolangun 
Siulak/Marangin‐Batang Asai  Sarolangun ‐ Pelawan ‐ Batang Asai dan Bangkok ‐ Pemenang – Pauh 
   Koridor 5, Kuala Tungkal ‐  Pengabuan ‐ Tungkal Ulu – Merlung dan Mendahara ‐ Betara ‐ Kuala 
2  Tungkal  Tanjung Jabung Barat 
Tungkal   
III.  Sumatera Selatan 
   Koridor 1, Palembang (gate city) – Banyuasin I (Upang) – Makarti Jaya – Sungsang. 
Pengembangan rute angkutan sungai Palembang – Muktijaya – Sebalik – Muara Telang – 
1  Telang‐Upang  Palembang, Banyu Asin  Sungsang, rute Palembang ‐ Banyuasin I (Upang) – daerah hilir Air Salek, Palembang – Muktijaya ‐ 
Gasing – Tanjung Lago, serta pengembangan angkutan wisata sungai Musi (dalam kota 
Palembang) 
   Koridor 2, Sungsang (gate city) – Karang Agung (Lalan) – Muara Merang – Muara Medak ‐ Bayung 
Lencir. Pengembangan rute angkutan sungai Sungsang (gate city) – Penuguan – Telukbetung ‐ 
Calik, Sembilang, Medak,  Sungai Lilin, Sungsang – Penuguan – Teluk betung ‐ Bentayan – Sukadamai, Sungsang – Salek 
2  Banyu Asin, Musi Banyuasin 
Merang, Tungkal, Lilin, Sebalik  Mukti – Kuala Puntian – Sribanung, pengembangan rute angkutan sungai di sungai Medak dan 
sungai Merang, serta pengembangan rute angkutan sungai – perairan pantai khususnya untuk 
angkutan barang (Lalan – sungai Sembilang ‐ perairan pantai – Pelabuhan Tanjung Api‐Api)  

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-73


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari  Wilayah Pelayanan


   Koridor 8, Palembang (gate city) – Muara Belida ‐ Muara Lematang (kecamatan Rantau Bayur). 
Pengembangan rute angkutan sungai Muara Lematang – Penukal Utara, Muara Belida ‐ 
3  Payajelik, Lintang, Niru, Blidah  Palembang, Muara Enim 
Gelumbang, Muara Lematang – Tanah Abang ‐ Tebat Agung – Rambang Dangku, dan Muara 
Lematang – Tanah Abang ‐ Tebat Agung – Muara Enim – Merapi Barat – Merapi Timur. 
IV.  Lampung 

Koridor 1, adalah jaringan pelayanan lalu‐lintas angkutan sungai yang menghubungkan Wiralaga 
   1  Mesuji‐Buaya  Tulang Bawang  (gate city) – Mesuji Timur bagian utara – Sungai Sidang – Muara sungai Mesuji, termasuk pula 
rute Wiralaga – Pagardewa 

Koridor 2, Menggala (gate city) – Gedung Aji – Rawajitu Selatan – Kuala Teladas (muara sungai 
Tulang Bawang), termasuk pula rute Menggala – Negeri Besar ‐ Pakuan Ratu ‐ Bahuga. 
   2  Tulang Bawang  Tulang Bawang‐Way Kanan 
Pengembangan rute  Menggala – Tulang Bawang Tengah dan rute Menggala – Pagar Dewa 
adalah bagian dari pengembangan prioritas 2. 

Koridor 3, Menggala (gate city) – Gunung Batin – Gunung Meneng – Kuala (muara sungai 


   3  Terusan  Tulang Bawang 
Terusan). 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-74


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 18 Prioritas Jangka Menengah Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-75


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.3.1.2 Prioritas Jangka Panjang

Tabel 6. 12 Prioritas Jangka Panjang Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai di Pulau Sumatera

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Wilayah Pelayanan


I.  Riau 
1  Keritang  Indragiri Hilir, Indragiri Hulu  Koridor 8, Tembilahan (Gate City) – Tanjung Pasir (P.Niur) – Kualaenok – Sungai udang – Pulaukijang (Reteh) – Keritang 
Koridor 4, Pekanbaru (gate city)–Teratak Buloh – Langgam – Lipatkain – Kampar Kiri Hulu. Termasuk pula trayek Teratah Bulok –
2  Siak‐Kampar  Pekanbaru,Kampar  Bangkinang. 
 
Indragiri Hilir, Indragiri Hulu, Kuantan  Koridor 7, Tembilahan (Gate City) – Tempuling – Sungaisalak – Telukkiambang – Rengat – Japura – Cerenti – Teluk Kuantan. Trayek 
3  Indragiri 
Singingi  Cerenti – Peranap – Muarapetai 
 
4  Siak‐Kampar  Pekanbaru, Kampar, Pelalawan  Koridor 3, Pekanbaru – Teratahbulok – Pangkalan Kerinci – Teluk Meranti – Kuala Kampar. Trayek Pangkalan Kerinci – Langgam. 
Koridor 6, Tembilahan (Gate City) – P. Pisang – Sungaiguntung – Rantaupanjang – Rotansemulu – Teluksebah – Teluk Sialang –
5  Guntung‐Indragiri  Indragiri Hilir 
Telukkinai, termasuk untuk keperluan wisata. 
 
6  Anak Serka  Indragiri Hilir Koridor 5, Tembilahan (Gate City) – Pulau Pisang – Kuala Gaung – Lahangtengah ‐ Simpanggaung 
Indragiri  Indragiri Hilir, Indragiri Hulu Koridor 9, Tembilahan – Sungaisalak – Kuala Cenaku ‐ Pangkalansai – Batang Cenak.

 
II.  Jambi 
   1  Batanghari‐Niur‐Pemusir  Jambi, Muaro Jambi, Tajung Jabung 
Koridor 2, Jambi (gate city) ‐ Tanjung ‐ Muara Sabak 
Dalam   Timur 
   2  Jambi, Muaro Jambi, Tajung Jabung 
Batanghari  Koridor 3, Berbak ‐ Sadu ‐ Nipah Panjang ‐ Rantau Rasau – Jambi (gate city) 
Timur 
   3  Jambi, Batanghari, Tebo, Tanjung  Koridor 1, Jambi (gate city) ‐ Muara Bulian ‐ Muara Tembesi ‐ Sungai Bengkal ‐ Muara Tebo – Aurcina, Sumai ‐ Tebo Ulu ‐ Muara Tebo, 
Batanghari‐Sumai‐Tebo‐Tabir 
Jabung Timur  Tanah Tumbuh ‐ Muara Bungo ‐ Muara Tebo dan Dusun Genting ‐ Tanjung Putus ‐ Rantau Panjang – Peninjauan 
III.  Sumatera Selatan 
   1  Lebung Hitam, Riding, Pidada,  Palembang, Ogan Komering Ilir Koridor 4, Palembang (gate city) – Tulung Selapan – Simpangtiga ‐ Sungai Lumpur. Pengembangan rute  angkutan sungai‐laut kawasan 
Lumpur, Sekarim, Jeruju,  pesisir pantai di kecamatan Tulung Selapan (Sungai Lumpur – Lebunghitam – Sungai Pidada), pesisir pantai kecamatan Cengal (Sungai 
Pasir  Lumpur – Jeruju – Sungai Pasir), pengembangan rute angkutan sungai  Tulung Selapan – Simpangtiga – Cengal – Muara Pinang 
   2  Musi, Rawas, Minak, Rupit,  Palembang, Banyu Asin, Musi  Koridor 10, menghubungkan Palembang (gate city) – Sekayu – Babat Toman ‐ Sangadesa – Bingin Teluk – Muara Rupit. Pengembangan 
Lakitan, Semangus, Pering,  Banyuasin, Musi Rawas, Lahat  rute Sanga Desa ‐ Muara Lakitan ‐ Muara Kelingi – SP. VI (Bulan Tengah Suku Ulu) – Kikim Barat – Kikim Selatan ‐ Jarai, Sanga Desa – 
panga  Muara Lakitan – SP. V (Bulan Tengah Suku Ulu), Muara Lakitan – Muara Megang – Babat – Tarawas (Suku Tengah Lakitan Ulu),  Muara 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-76


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Nama Sungai  Wilayah Yang Dilayari Wilayah Pelayanan


Kelingi – Lubuk Rumbai – Mandur – Muara Beliti, Muara Rupit – Lesung Batu – Teladas – Muara Kuis (Ulu Rawas), Muara Rupit –
Batugajah – Embacang Lama ‐ Karang Jaya 
    Dabuk Hitam, Dabuk Putih,  Palembang, Ogan Komering Ilir Koridor 5, Palembang (gate city) – Kayu Agung – Tugumulyo – Muara Pinang. Koridor 5, adalah jaringan pelayanan lalu‐lintas angkutan 
Sibungbung, Gajahmati,  sungai yang menghubungkan Muara Pinang ‐ Pagardewa – Sungai Menang – Wiralaga – muara sungai Mesuji, Muara Pinang – 
Mesuji, Burung  Pedamaran Timur, Muara Pinang – Mesuji Raya, Muara Pinang – Pagardewa – Sungai Menang – Karangsia, Muara Pinang – Pagardewa 
– Sungai Menang – Sungai Ceper, dan Muara Pinang – Pagardewa – Sungai Menang – Gajahmati 
    Komering, Ogan, Lubai  Palembang, Ogan Ilir, Ogan Komering  Koridor 7, Palembang (gate city) –  Pemulutan – Indralaya – Rantau Alai – Lubuk Keliat. Pengembangan rute angkutan sungai Lubuk 
Ulu  Keliat – Muara Kuang – Peninjauan ‐ Lubuk Batang, Lubuk Keliat – Rambang Kuang – Lubai, Palembang – Pemulutan – Indralaya – 
Tanjungraja – Kelekar, serta Palembang – Indralaya Utara 
    Rambang  Palembang, Ogan Komering Ilir, Ogan  Koridor 6, Palembang (gate city) – Sungai Pinang – Jejawi – Sirah Pulau Padang – Kayu Agung. Pengembangan rute angkutan sungai 
Komering Ulu Timur, Ogan Komering  Kayu Agung ‐ Sirah Pulau Padang – Pampangan – Desabaru (Kec. Rambutan), dan Kayu Agung – Cempaka ‐ Madang Suku II – 
Ulu Selatan  Martapura ‐ Muaradua 
    Saleh, Batang, Sugihan  Palembang, Banyu Asin, Ogan  Koridor 3, Palembang (gate city) – Cintamanis – Muara Padang. Pengembangan rute angkutan sungai di kanal‐kanal kecamatan Muara 
Komering Ilir  Padang dan kecamatan Muara Sugihan, rute angkutan sungai Muara Padang ‐ daerah hilir sungai Sugihan, Muara Padang – daerah hilir 
sungai Saleh dan Muara Padang – daerah sekitar sungai Batang,  Muara Padang – Sebokor – Desabaru (Kec. Rambutan) 
    Batangharileko  Palembang, Banyu AsinMusi  Koridor 9, Palembang (gate city) – Lais / Telukkijing – Tanah Abang. Pengembangan rute angkutan sungai Tanah Abang –
Banyuasin  Pangkalanbulian – Lubukbintal – Sukasuban 
    Danau Ranau  Ogan Komering Ulu Selatan
Koridor 11, Danau Ranau. Pengembangan angkutan danau wisata 
IV.  Lampung 
   1  Sekampung  Lampung Timur Koridor 5, Jabung (gate city) – Mekarjaya – Sragi (muara way Sekampung) 
Anak S.Seputih  Lampung Tengah, Lampung Timur
   2  Koridor 4, Metro (gate city) – Gedong Dalam – Way Bungur – Dermaga cabang. 

Danau Ranau  Lampung Barat, Ogan Komering Ulu 
3  Selatan (Provinsi Sumatera Selatan)  Koridor 6, Dermaga Lombok ‐ Sekau.  Termasuk pula rute angkutan orang‐wisata di Danau Ranau 
 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-77


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 19 Prioritas Jangka Panjang Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-78


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.4. Struktur Pengembangan Jaringan Pelayanan


Lalu-lintas Angkutan Sungai
Struktur Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai adalah tatanan
trayek lalu-lintas angkutan sungai yang terpadu, dikembangkan sesuai pola serta arah
pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai.Tatanan trayek lalu-lintas
angkutan sungai terdiri dari trayek tetap teratur dan trayek tidak tetap tidak teratur.

Hierarki trayek tetap dan teratur lalu-lintas angkutan sungai ditentukan berdasarkan
fungsi simpul transportasi sungai yang terhubung dan cakupan wilayah pelayanan, terdiri
dari Trayek Utama dan Trayek Cabang.

Trayek utama menghubungkan antar pelabuhan sungai yang berfungsi sebagai pusat
penyebaran. Trayek Utama dapat berupa: trayek lalu-lintas angkutan sungai antar
propinsi atau trayek lalu-lintas angkutan sungai antar kabupaten dalam propinsi.

Trayek cabang menghubungkan antar pelabuhan sungai yang berfungsi sebagai pusat
penyebaran dengan yang bukan berfungsi sebagai pusat penyebaran atau antar
pelabuhan sungai yang bukan berfungsi sebagai pusat penyebaran. Trayek Cabang dapat
berupa: trayek lalu-lintas angkutan sungai antar kabupaten dalam propinsi atau trayek
lalu-lintas angkutan sungai dalam kabupaten.

Pelabuhan Sungai Pusat Penyebaran adalah pelabuhan sungai yang mempunyai cakupan
pelayanan yang luas melayani penumpang dalam jumlah besar, mempengaruhi
perkembangan ekonomi secara regional atau berbagai kabupaten, berperan dalam
transportasi antar propinsi atau antar kabupaten, dan memiliki fasilitas pelabuhan yang
memadai, serta dapat memberikan pelayanan minimal sesuai dengan standar nasional.

Pelabuhan Sungai Bukan Pusat Penyebaran adalah pelabuhan sungai yang mempunyai
cakupan pelayanan dan mempengaruhi perkembangan ekonomi relatif terbatas, berperan
dalam transportasi antar kabupaten dalam propinsi atau dalam kabupaten.

Penentuan dermaga sungai sebagai pusat penyebaran atau bukan pusat penyebaran
dilakukan dengan memperhatikan tiga kriteria, yaitu: (1) terletak di kota yang merupakan
pusat kegiatan ekonomi; (2) indikasi permintaan; dan (3) indikasi berfungsi penyebaran.

Paparan rinci dalam gambar dan tabel untuk struktur pengembangan jaringan pelayanan
lalu-lintas angkutan sungai yang akan dikembangkan hingga 20 tahun mendatang di
wilayah Pulau Sumatera disampaikan pada sub bab berikut.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-79


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tabel 6. 21 Struktur Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai di Pulau Sumatera

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
I.  Riau    
   1  Rokan‐Bangkung  Rokan Hulu,  koridor 1, Dumai  (Gate  Cabang Pelabuhan Dumai (Gate City) ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 
Rokan Hilir,  City)– Selat Malaka ‐ Bagan  Pelabuhan Tanah Putih  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Dumai  Siapi‐api – Rimba Melintang  Tanjung Melawan 
– Tanah Putih – Rantau  Cabang Pelabuhan Tanah Putih  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 
Kopar – Rokan IV Koto.  Tanjung Melawan 
Pengembangan Trayek   Pelabuhan Kubu  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Bagan Siapi‐api – Kubu, 
Trayek  Sikapas –  Cabang Pelabuhan Tanah Putih  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 
Kepenuhan, dan Sikapas –  Tanjung Melawan  
Pujud  Pelabuhan Pujud  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Cabang Pelabuhan Tanah Putih  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 
Tanjung Melawan 
Pelabuhan Kepenuhan tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Cabang Pelabuhan Tanah Putih  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 
Tanjung Melawan  
Bonai Darussalam     tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Kanto Darussalam   tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Rokan IV Koto  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
2  Siak  Pekanbaru, Siak  Koridor 2, Pekanbaru (Gate  Cabang Pelabuhan Pekanbaru  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Bengkalis  City) – Teluklancang –  Pelabuhan Sungai Apit ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-80


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Buatan – Rimbapandan – Cabang Pelabuhan Pekanbaru  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
SiakSri Indrapura – Sabak 
Auh ‐ Sungaiapit.  Pelabuhan Perawang  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pengembangan trayek  Pelabuhan Teluklancang  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Sungai Apit – Siak Kecil –  Pelabuhan Pekalar   tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Sungai Mandau – Mandau  Cabang Pelabuhan Sungai Apit   ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 
dan trayek Buatan – 
Pelabuhan Siak Kecil  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Teluklancang – Pekalar 
Pelabuhan Sungai Mandau  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Mandau ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
3  Siak‐Kampar  Pekanbaru,  Koridor 3, Pekanbaru – Cabang Pelabuhan Pekanbaru  ada ada Bukan Pusat Penyebaran  
Kampar,  Teratahbulok – Pangkalan  Pelabuhan Kuala Kampar  ada ada Bukan Pusat Penyebaran  
Pelalawan  Kerinci – Teluk Meranti –  (Teluk Dalam) 
Kuala Kampar. Trayek  Cabang Pelabuhan Pangkalan Kerinci  ada ada Bukan Pusat Penyebaran  
Pangkalan Kerinci – 
Pelabuhan Langgam ada ada Bukan Pusat Penyebaran  
Langgam 
4  Siak‐Kampar  Pekanbaru,Kam Koridor 4, Pekanbaru (gate  Cabang Pelabuhan Pekanbaru  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
par  city)–Teratak Buloh –  Terak Buloh   tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Langgam – Lipatkain – 
Pelabuhan Kampar Kiri Hulu ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Kampar Kiri Hulu. Termasuk 
Cabang Pelabuhan Teratah Bulok tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
pula trayek Teratah Bulok – 
Bangkinang  Pelabuhan Bangkinang tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
5  Anak Serka  Indragiri Hilir  Koridor 5, Tembilahan (Gate  Cabang Pelabuhan Tembilahan  ada Ada Pusat Penyebaran
City) – Pulau Pisang – Kuala  Pelabuhan Pulau Pisang  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
Gaung – Lahangtengah ‐  Pelabuhan Kuala Gaung  ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-81


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Simpanggaung Pelabuhan Lahangtengah  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  

Pelabuhan Simpanggaung tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  


6  Guntung‐ Indragiri Hilir  Koridor 6, Tembilahan (Gate  Cabang Pelabuhan Tembilahan  ada Ada Pusat Penyebaran
Indragiri  City) – P. Pisang –  Pelabuhan P. Pisang  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
Sungaiguntung – 
Pelabuhan Sungaiguntung  ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
Rantaupanjang – 
Rotansemulu – Teluksebah  Pelabuhan Rantaupanjang  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
– Teluk Sialang – Telukkinai,  Pelabuhan Rotansemulu  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
termasuk untuk keperluan  Pelabuhan Teluksebah  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
wisata  Pelabuhan Teluk Sialang  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Telukkinai tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
7  Indragiri  Indragiri Hilir,  Koridor 7, Tembilahan (Gate  Cabang Pelabuhan Tembilahan  ada Tidak Pusat Penyebaran
Indragiri Hulu,  City) – Tempuling –  Pelabuhan Tempuling  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Kuantan  Sungaisalak –  Pelabuhan Sungai Salak  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Singingi  Telukkiambang – Rengat –  Pelabuhan Telukkiambang  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Japura – Cerenti – Teluk  Pelabuhan Rengat   ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Kuantan 
Pelabuhan Cerenti   tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Teluk Kuantan tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
      Cabang Pelabuhan Cerenti   tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Peranap  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Muara Petai  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
8  Keritang  Indragiri Hilir,  koridor 8, Tembilahan (Gate  Cabang Pelabuhan Tembilahan  ada Ada Pusat Penyebaran
Indragiri Hulu  City) – Tanjung Pasir  Pelabuhan Tanjung Pasir  ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
(P.Niur) – Kualaenok – 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-82


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Sungai udang – Pulaukijang  Pelabuhan Kuala Enok  ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
(Reteh) – Keritang 
Pelabuhan Sungai Udang  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan P. Kijang  ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Keritang  ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
9  Indragiri  Indragiri Hilir,  Koridor 9, Tembilahan – Cabang Pelabuhan Tembilahan  ada Ada Pusat Penyebaran
Indragiri Hulu  Sungaisalak – Kuala Cenaku  Pelabuhan  Sungaisalak  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
‐ Pangkalansai – Batang  Pelabuhan  Kuala Cenaku  ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
Cenak  Pelabuhan  Pangkalansai  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan  Batang Cenaku  tidak ada Ada Bukan Pusat Penyebaran  
10  Siak‐Merbau  Bengkalis  Koridor 10, Pekanbaru  Cabang Pelabuhan Pekanbaru  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 
(Gate City) – Teluklancang –  Pelabuhan Teluklancang  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Buatan – Rimbapandan –  Pelabuhan Buatan   ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
SiakSri Indrapura – Sabak  Pelabuhan Rimbapandan  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Auh – Sungaiapit – Kec. 
Pelabuhan Siak Sri Indrapura  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran 
Merbau – Kec. Tebingtinggi 
Pelabuhan Sabak Auh  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Sungaiapit  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Merbau  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Tebingtinggi ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
II.  Jambi    
   1  Batanghari‐ Jambi,  Koridor 1,  Jambi (gate city)  Cabang Pelabuhan Jambi   ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Sumai‐Tebo‐ Batanghari,  ‐ Muara Bulian ‐ Muara 
Tabir  Tebo, Tanjung  Tembesi ‐ Sungai Bengkal ‐  Pelabuhan Muara Bulian ada Tidak Pusat Penyebaran
Jabung Timur  Muara Tebo – Aurcina,  Cabang Pelabuhan Muara Bulian  ada Tidak Pusat Penyebaran

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-83


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Sumai ‐ Tebo Ulu ‐ Muara  Pelabuhan Muara Tembesi  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Tebo, Tanah Tumbuh ‐ 
Muara Bungo ‐ Muara Tebo  Pelabuhan Muara Tebo tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
dan Dusun Genting ‐ 
Tanjung Putus ‐ Rantau 
Panjang – Peninjauan 
2  Batanghari‐Niur‐ Jambi, Muaro  Koridor 2, Jambi (gate city) ‐ Cabang Pebuhan Jambi   ada Tidak Pusat Penyebaran
Pemusir Dalam   Jambi, Tajung  Tanjung ‐ Muara Sabak  Pelabuhan Tanjung  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Jabung Timur  Cabang Pelabuhan Tanjung   tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Muara Sabak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
3  Batanghari  Jambi, Muaro  Koridor 3, Berbak ‐ Sadu ‐ Cabang Pelabuhan Nipah Panjang  ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Jambi, Tajung  Nipah Panjang ‐ Rantau  Pelabuhan Tanjung  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Jabung Timur  Rasau – Jambi (gate city)  Cabang Pelabuhan Tanjung   tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Jambi  ada Tidak Pusat Penyebaran
4  Batanghari‐ Jambi, Muaro  Koridor 4, Jambi (gate city) ‐ Utama Pelabuhan Jambi   ada Tidak Pusat Penyebaran
Tembesi‐ Jambi,  Muara Tembesi ‐ Pauh ‐  Pelabuhan Muara Mura Bulian ada Tidak Pusat Penyebaran
Siulak/Marangin‐ Batanghari,Saro Sarolangun ‐ Pulau Bayur – 
Cabang Pelabuhan Muara Bulian  ada Tidak Pusat Penyebaran
Batang Asai  langun  Muarasiau, Sarolangun ‐ 
Pelawan ‐ Batang Asai dan  Pelabuhan Muara Tembesi  tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Bangkok ‐ Pemenang ‐ Pauh  Pelabuhan Pauh   tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Pelabuhan Sarolangun ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
5  Tungkal  Tanjung Jabung  Koridor 5, Kuala Tungkal ‐   Cabang Pelabuhan Kuala Tungkal  ada Tidak Pusat Penyebaran
Barat  Pengabuan ‐ Tungkal Ulu –  Pelabuhan Marabahan tidak ada Tidak Bukan Pusat Penyebaran  
Merlung dan Mendahara ‐ 
Betara ‐ Kuala Tungkal. 
III.  Sumatera Selatan    

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-84


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
   1  Musi  Palembang,  Koridor 1, Palembang (gate  Utama Pelabuhan 16 Ilir ‐  Ada Ada Pusat Penyebaran
Banyu Asin  city) – Banyuasin I (Upang)  Pelabuhan Sei Lais ‐  Ada Pusat Penyebaran
– Makarti Jaya – Sungsang.   Pelabuhan Sungsang I ‐ Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Penyeberangan  Ada Pusat Penyebaran
Tanjung Api‐Api 
Cabang Pelabuhan Sei Lais –   Ada Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Upang   Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Upang ‐  Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Makarti Jaya  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Makarti Jaya ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sungsang I Ada Pusat Penyebaran
Cabang Pelabuhan Sei Lais ‐  Ada Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Muara Telang  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Muara Telang ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sungsang I Ada Pusat Penyebaran
Cabang Antar Pelabuhan Sungai dalam  Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
kota Palembang *) 
2  Telang  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Sei Lais ‐  Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Merahmata Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Merahmata ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Mukitjaya Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Gasing ‐   Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Tanjunglago Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Sri Menanti ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-85


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Pelabuhan Simpang PU  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Simpang PU ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Makartijaya Ada Bukan Pusat Penyebaran 
3  Sebalik  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Mukit Jaya ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sebalik   Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Sebalik ‐  Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Gasing  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Sebalik ‐  Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sri Menanti  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
4  Upang  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Upang ‐   Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sungai di sungai  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Upang bagian hilir (muara) 
5  Lalan  Musi Banyuasin  Koridor 2, Sungsang (gate  Cabang Pelabuhan Sungsang I ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
city) – Karang Agung (Lalan)  Pelabuhan Bayung Lencir Ada Bukan Pusat Penyebaran 
– Muara Merang – Muara  Cabang Pelabuhan Sungsang I ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Medak ‐ Bayung Lencir.   Pelabuhan Karang Agung Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Karang Agung ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Bayung Lencir Ada Bukan Pusat Penyebaran 
6  Merang  Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan di Desa S. Merang ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Bayung Lencir Ada Bukan Pusat Penyebaran 
7  Medak  Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan di Desa S. Merdak ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Bayung Lencir Ada Bukan Pusat Penyebaran 
8  Kanal‐Kanal di S.  Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan di Desa‐Desa Kec.  Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Lalan  Bayung Lencir ‐  

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-86


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Pelabuhan Karang Agung Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan di Desa‐Desa Kec.  Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Bayung Lencir ‐  
Pelabuhan Bayung Lencir Ada Bukan Pusat Penyebaran 
9  Calik ‐ Dawas  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Sungsang I ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Sungai Lilin Ada Bukan Pusat Penyebaran 
10  Calik  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Sungsang I ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Kuala Puntian  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Kuala Puntian ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Teluk Betung  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Teluk Betung ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sungai Lilin Ada Bukan Pusat Penyebaran 
11  Banyuasin  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Sungsang I ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Sukadamai Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Sungsang I ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Penuguan Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Penuguan ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Teluk Betung  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Teluk Betung ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sukadamai Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Sungsang I ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Pelabuhan Simpang PU Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Simpang PU ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Salek Mukti Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-87


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Cabang Pelabuhan Salek Mukti ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Kuala Puntian Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
12  Musi ‐ Saleh  Banyuasin  Koridor 3, Palembang (gate  Cabang Pelabuhan 16 Ilir  ‐   Ada Ada Bukan Pusat Penyebaran 
city) – Cintamanis – Muara  Pelabuhan Muara Padang Ada Bukan Pusat Penyebaran 
13  Musi  Banyuasin  Padang.   Cabang Pelabuhan 16 Ilir –   Ada Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Cinta Manis  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
(Banyuasin I) 
14  Saleh  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Cinta Manis ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muara Padang Ada Bukan Pusat Penyebaran 
15  Saleh ‐ Sugihan  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Muara Padang – Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Desa di kanal‐kanal  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
sugihan dan saleh *) 
16  Sugihan  Cabang Pelabuhan Muara Padang – Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muara Sugihan Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Muara Padang ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Rambutan Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
17  Batang  Banyuasin  Cabang Pelabuhan Muara Sugihan ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Desa di sungai  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Batang 
18  Lumpur  Ogan Komering  Koridor 4, Palembang (gate  Cabang Pelabuhan Tulung Selapan ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir  city) – Tulung Selapan –  Pelabuhan Sungai Lumpur  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ogan Komering  Simpangtiga ‐ Sungai  Cabang Pelabuhan Cengal ‐   Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir  Lumpur  Pelabuhan Pagardewa ‐ Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sungai Menang Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-88


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
19  Lumpur ‐ Pasir ‐  Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Sungai Lumpur – Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Jeruju  Ilir  Pelabuhan Desa Sungai Pasir ‐ Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Desa Jeruju Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
20  Lumpur ‐ Lebung  Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Sungai Lumpur – Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Hitam ‐ Riding ‐  Ilir  Pelabuhan Lebung Hitam/  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pidada  Kuala Dua Belas ‐  
Pelabuhan Desa Pidada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
21  Lumpur ‐ Mesuji  Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Tulung Selapan ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir  Pelabuhan Cengal  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
22  Sekarim  Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Tulung Selapan ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir  Pelabuhan Desa di Kec. Tulung  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Selapan 
23  Kedongdong  Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Tulung Selapan ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir 
Pelabuhan Desa di Kec. Cengal Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
24  Mesuji  Ogan Komering  Koridor 5, Palembang (gate  Cabang Pelabuhan Pedamaran Timur ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir  city) – Kayu Agung –  Pelabuhan Sungai Menang Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
25  Talangbatin  Ogan Komering  Tugumulyo – Muara Pinang  Cabang Pelabuhan Lempuing Jaya ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir  Pelabuhan Sungai Menang Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
26  Dabuk Putih,  Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Mesuji Raya ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Dabuk Hitam  Ilir  Pelabuhan Sungai Menang Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Sungai Menang – Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir  Pelabuhan Wiralaga Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Sungai Menang ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-89


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Ilir  Pelabuhan Sungai Sidang Ada Bukan Pusat Penyebaran 

Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Sungai Sidang – Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 


Ilir  Pelabuhan desa kawasan  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
pesisir      
27  Pelimbangan,  Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Wiralaga ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Burung,  Ilir  Pelabuhan desa Kec. Sungai  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Gajahmati  Menang 
28  Komering ‐ Musi  Ogan Komering  Koridor 6, Palembang (gate  Utama Pelabuhan Jaka Baring ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Ilir ‐ Banyuasin  city) – Sungai Pinang – 
‐ Palembang  Jejawi – Sirah Pulau Padang  Pelabuhan Kayu Agung  Ada     Pusat Penyebaran 
29  Komering  Ogan Komering  – Kayu Agung.   Cabang Pelabuhan Kayu Agung –  Ada  Tidak Ada  Pusat Penyebaran 
Ilir   Pelabuhan Martapura  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Kayu Agung –   Ada  Tidak Ada  Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Rambutan  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Kayu Agung –   Ada  Tidak Ada  Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Madang Suku II  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Jaka Baring ‐   Ada  Tidak Ada  Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Jejawi  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Jejawi ‐  Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sirah Pulau Padang   Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Sirah Pulau Padang   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Kayu Agung  Ada     Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Sirah Pulau Padang  Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-90


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Pelabuhan Pampangan  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Pampangan ‐   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Pangkalan Lapam Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Kayu Agung ‐   Ada  Tidak Ada  Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Cempaka  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Cempaka ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Semendawai Barat  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Semendawai Barat ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Madang Suku II Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Madang Suku II ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Buay Pemuka 
Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Peliung 
Cabang Pelabuhan Buay Pemuka 
Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Peliung ‐  
Pelabuhan Martapura  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Martapura ‐   Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muaradua  Tidak Ada       
30  Komering ‐ Saleh  Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Pangkalan Lapam ‐   Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir ‐ Banyuasin   Pelabuhan Rambutan  Tidak Ada       
31  Musi ‐  Palembang ‐  Koridor 7, Palembang (gate  Cabang Pelabuhan Jakabaring ‐   Ada  Tidak Ada  Pusat Penyebaran 
Keramasan  Ogan Ilir  city) –  Pemulutan –  Pelabuhan Indralaya Utara  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
32  Musi ‐ Ogan  Palembang ‐  Indralaya – Rantau Alai –  Cabang Pelabuhan Jakabaring ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Ogan Ilir  Lubuk Keliat.   Pelabuhan Indralaya  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
33  Ogan ‐ Rambang  Ogan Ilir ‐  Cabang Pelabuhan Indralaya ‐  Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-91


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
‐ Lubai  Muara Enim 
Pelabuhan Beringin  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
34  Ogan ‐ Anak S.  Ogan Ilir  Cabang Pelabuhan Pemulutan Barat ‐ Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ogan  Pelabuhan Pemulutan  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Indralaya ‐  Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Pemulutan Barat   Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
35  Ogan  Ogan Ilir ‐ Ogan  Cabang Pelabuhan Indralaya ‐   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Komering Ulu  Pelabuhan Peninjauan  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Ogan Ilir  Cabang Pelabuhan Indralaya ‐  Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Tanjung Batu  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Indralaya ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Pemulutan Selatan   Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Pemulutan Selatan ‐  Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Tanjung Raja  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Tanjung Raja ‐   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Kandis  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Kandis ‐   Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Rantau Alai  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Ogan Ilir ‐ Ogan  Cabang Pelabuhan Rantau Alai ‐   Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Komering Ulu  Pelabuhan Lubuk Keliat   Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Ogan Komering  Cabang Pelabuhan Lubuk Keliat ‐  Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Ulu  Pelabuhan Muara Kuang   Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
36  Musi ‐ Payajelik  Palembang ‐  Koridor 8, Palembang (gate  Cabang Pelabuhan Tangga Buntung ‐   Ada  Ada  Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-92


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Banyuasin ‐  city) – Muara Belida ‐
Pelabuhan Muara Lematang ‐   Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Musi Banyuasin  Muara Lematang.  
‐ Muara Enim  Pelabuhan Penukal Utara Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
37  Musi ‐ Blidah  Palembang ‐  Cabang Pelabuhan Tangga Buntung ‐ Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Muara Enim  Pelabuhan Muara Belida  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
38  Lematang  Muara Enim  Cabang Pelabuhan Muara Lematang ‐   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sungai Rotan  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Sungai Rotan ‐   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Tanah Abang  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Tanah Abang ‐  Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Tebat Agung Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Cabang Pelabuhan Tebat Agung ‐   Tidak Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muara Enim  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
39  Lematang ‐  Muara Enim ‐  Cabang Pelabuhan Muara Enim ‐   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Lintang  Lahat 
Pelabuhan Merapi Barat  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
40  Musi ‐  Palembang ‐  Koridor 9, Palembang (gate  Cabang Pelabuhan Tangga Buntung ‐   Ada  Ada  Pusat Penyebaran 
Batangharileko  Banyuasin ‐  city) – Lais / Telukkijing – 
Musi Banyuasin  Tanah Abang.   Pelabuhan Pangkalan Bulian  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
41  Musi  Palembang ‐  Cabang Pelabuhan Tangga Buntung ‐    Ada  Ada  Pusat Penyebaran 
Banyuasin ‐ 
Musi Banyuasin  Pelabuhan Teluk Kijing  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
42  Batangharileko  Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan Teluk Kijing ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Tanahabang ‐  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Pangkalan Bulian Ada Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-93


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan Pangkalan Bulian  Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Teluk Bintal ‐ Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Sukasuban Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
43  Musi  Palembang ‐  Koridor 10, Palembang  Utama Pelabuhan Tangga Buntung ‐  Ada  Ada  Pusat Penyebaran 
Musi Banyuasin  (gate city) – Sekayu – Babat  Pelabuhan Sekayu  Ada Pusat Penyebaran
Musi Banyuasin  Toman ‐ Sangadesa – Bingin  Cabang Pelabuhan Sekayu ‐   Ada Tidak Ada Pusat Penyebaran
Teluk – Muara Rupit.  Pelabuhan Teluk Kijing    Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan Muara Rawas 
Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
‐ Musi Rawas  (Sangadesa) ‐  
Pelabuhan Muara Lakitan‐   Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muara Kelingi  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Musi Rawas  Cabang Pelabuhan Muara Kelingi ‐  Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Bulan Tengah Suku 
Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Ulu  
44  Musi ‐ Rawas  Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan Sekayu ‐   Ada  Ada  Pusat Penyebaran 
‐ Musi Rawas  Pelabuhan Babat ‐  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muara Rawas 
Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
(Sangadesa) ‐  
Pelabuhan Bingin Teluk ‐  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muara Rupit   Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan Sekayu ‐   Ada  Tidak Ada  Pusat Penyebaran 
‐ Musi Rawas  Pelabuhan Babat ‐  Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muara Rawas 
Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
(Sangadesa)  

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-94


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
45  Musi ‐ Pering ‐  Musi Rawas  Cabang Pelabuhan Muara Lakitan ‐  Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Semanggus  Pelabuhan Bulan Tengah Suku 
Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Ulu 
46  Rawas  Musi Banyuasin  Cabang Pelabuhan Muara Rawas 
Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
‐ Musi Rawas  (Sangadesa) ‐  
Pelabuhan Bingin Teluk (Rawas 
Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir) 
Musi Rawas  Cabang Pelabuhan Bingin Teluk (Rawas 
Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Ilir) ‐ 
Pelabuhan Muara Rupit (Rupit)   Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Musi Rawas  Cabang Pelabuhan Muara Rupit (Rupit)   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Rawas Ulu  Tidak Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
Musi Rawas  Cabang Pelabuhan Muara Rupit (Rupit)   Ada  Tidak Ada  Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Ulu Rawas  Ada     Bukan Pusat Penyebaran 
47  Rupit  Musi Rawas  Cabang Pelabuhan Muara Rupit (Rupit) Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Karangjaya Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
48  Kelingi  Musi Rawas  Cabang Pelabuhan Muara Kelingi ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Muara Beliti Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
49  Panga  Lahat  Cabang Pelabuhan Bulan Tengah Suku  Tidak Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ulu ‐ 
Pelabuhan Jarai  Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
50  Danau Ranau  Ogan Komering  Koridor 11, Angkutan danau  Cabang Pelabuhan Banding Agung ‐ Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
Ulu Selatan  di Danau Ranau.   Pelabuhan Kota Batu Ada Bukan Pusat Penyebaran 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-95


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
Cabang Pelabuhan Pariwisata  Ada Tidak Ada Bukan Pusat Penyebaran 
(Pelabuhan Air Panas dan 
Pelabuhan PT. PUSRI) 
IV.  Lampung    
   1  Mesuji‐Buaya  Tulang Bawang  Koridor 1, Wiralaga (gate  Utama Pelabuhan Sungai Sidang  tidak ada Pusat Penyebaran 
city) – Mesuji Timur bagian  Pelabuhan Wiralaga ada Pusat Penyebaran 
utara – Sungai Sidang – 
Cabang Pelabuhan Wiralaga  ada Pusat Penyebaran 
Muara sungai Mesuji, 
Pelabuhan Pagardewa tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  
termasuk pula rute 
Wiralaga – Pagardewa    Cabang Pelabuhan Sungai Sidang  tidak ada Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Mesuji  ada Bukan Pusat Penyebaran  
Cabang Pelabuhan Sungai Sidang  tidak ada Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Tanjung Raya tidak ada Bukan Pusat Penyebaran 
2  Tulang Bawang  Tulang Bawang‐ Koridor 2, Menggala (gate  Cabang Pebuhan Menggala  tidak ada Pusat Penyebaran     
Way Kanan  city) – Gedung Aji –  Pelabuhan Kuala Teladas ada Bukan Pusat Penyebaran 
Rawajitu Selatan – Kuala  Cabang Pelabuhan Menggala tidak ada Pusat Penyebaran 
Teladas (muara sungai  Pelabuhan Bahuga  tidak ada Bukan Pusat Penyebaran 
Tulang Bawang), termasuk  Cabang Pelabuhan Menggala  tidak ada Pusat Penyebaran 
pula rute Menggala – 
Pelabuhan Pagar Dewa tidak ada Bukan Pusat Penyebaran 
Negeri Besar ‐ Pakuan Ratu 
‐ Bahuga  Cabang Pelabuhan Mengala  tidak ada Bukan Pusat Penyebaran 
Pelabuhan Tulang Bawang  tidak ada Bukan Pusat Penyebaran 
Tengah 
3  Terusan  Tulang Bawang  Koridor 3, Menggala (gate  Cabang Pelabuhan Gunung Batin  tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  
city) – Gunung Batin –  Pelabuhan Kuala  tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  
Gunung Meneng – Kuala 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-96


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Trayek 
Wilayah 
Nama Sungai  Koridor  Trayek  Pelabuhan Terhubung  Pelabuhan  Tetap dan  Fungsi Pelabuhan 
Pelayanan 
Teratur 
(muara sungai Terusan) 

4  Anak S.Seputih  Lampung  Koridor 4, Metro (gate city)  Cabang Pelabuhan Gedong Dalam  tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  


Tengah,  – Gedong Dalam – Way  Dermaga Cabang  tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  
Lampung Timur  Bungur – Dermaga cabang  
5  Sekampung  Lampung Timur  Koridor 5, Jabung (gate city)  Cabang Pelabuhan Jabung   tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  
– Mekarjaya – Sragi (muara  Pelabuhan Sragi  tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  
way Sekampung) 
6  Danau Ranau  Lampung Barat,  Koridor 6, Dermaga Lombok  Cabang Pelabuhan Heni Harong   tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  
Ogan Komering  – Sekau. Termasuk pula rute  Pelabuhan Lombok   tidak ada Bukan Pusat Penyebaran  
Ulu Selatan  angkutan orang‐wisata di 
(Provinsi  Danau Ranau  
Sumatera 
Selatan) 

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-97


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 20 Struktur Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai di Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-98


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.5. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan


Lalu-lintas Angkutan Sungai
Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai adalah unsur-
unsur pembentuk sistem/sub sistem jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang
bersifat fungsional, baik fisik maupun non fisik.Elemen pengembangan jaringan
pelayanan lalu-lintas angkutan sungai adalah bagian penting dan dibutuhkan untuk
pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai.

Salah satu modal dasar identifikasikebutuhan elemen pengembangan adalah inventarisasi


kondisi jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai saat ini. Kondisi jaringan
pelayanan lalu-lintas angkutan sungai saat ini digambarkan melalui penilaian kinerja,
mencakup aspek selamat, aksesibilitas tinggi, terpadu, kapasitas mencukupi, teratur,
lancer dan cepat, mudah dicapai, tepat waktu, nyaman, tarif terjangkau, tertib, aman,
polusi rendah, beban public rendah, dan utilitas tinggi. Kondisi jaringan pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai saat ini secara umum sebagai berikut:

a. Selamat. Tingkat keselamatan di jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai


relatif masih rendah. Beberapa kecelakaan kapal yang terjadi di sungai, jumlah rambu
sungai yang relatif kurang, dan minimnya alat keselamatan pelayaran di kapal sungai
merupakan indikasi perlunya peningkatan keselamatan pelayanan angkutan sungai.
b. Aksesibilitas Tinggi. Jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang utama
terdapat di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan Pulau Papua. Secara umum
aksesibilitas pelayanan angkutan sungai belum mencakup bagian besar alur pelayaran
sungai utama di Pulau Sumatera, Pulau Kalimantan, dan Pulau Papua, masih banyak
alur pelayaran sungai utama yang belum dilayani angkutan sungai umum kapal motor
dengan trayek tetap dan teratur.
c. Terpadu. Secara umum belum ada infrastruktur dan mekanisme interkoneksi dan
interoperasi antara moda sungai dan moda lain. Angkutan sungai belum dipandang
sebagai feeder yang penting untuk angkutan laut. Pembangunan moda jalan dan rel
belum mempertimbangkan secara optimal potensi angkutan sungai sebagai pemadu
moda.
d. Teratur. Secara umum jadwal keberangkatan angkutan sungai belum teratur.
e. Lancar dan Cepat. Secara umum pelayanan lalu-lintas angkutan sungai belum
lancar dan cepat, diperlukan angkutan sungai yang lebih cepat dan lebih besar dari
speed boat namun tidak menimbulkan ombak serta kebisingan yang besar (perlu
inovasi teknologi).

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-99


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

f. Kapasitas Mencukupi. Secara umum kapasitas angkutan sungai belum mencukupi,


perlu penambahan sarana dan prasarana. Jumlah sarana dan prasarana angkutan
sungai saat ini secara umum dipaparkan pada gambar dibawah ini.

g. Mudah dicapai. Secara umum dermaga angkutan sungai mudah dicapai (jika ada,
letak dermaga umumnya dekat dengan permukiman), hanya perlu peningkatan
fasilitas infrastrukturnya. Dermaga angkutan sungai menjadi sulit untuk dicapai
disebabkan jumlah dermaga yang kurang.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-100


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

h. Tepat Waktu. Secara umum pelayaran angkutan sungai belum tepat waktu baik
jadwal keberangkatan maupun jadwal kedatangan.
i. Nyaman. Secara umum insfrastruktur angkutan sungai kurang terawat dan usang.
Diperlukan dermaga yang sesuai standar disertai dengan fasilitas pendukungnya.
Perlu pembenahan sarana atau prasarana interface untuk mengkoneksi antara kapal
dan dermaga (interface kecil dalam jumlah banyak lebih baik dibandingkan besar
dalam jumlah sedikit).
j. Tarif Terjangkau. Secara umum besar tarif angkutan sungai cukup mahal, perlu
penyesuaian tarif agar angkutan sungai dapat bersaing dengan moda lain.
k. Tertib. Belum ada pengaturan sistem rute dan tata cara lalu-lintas sungai, khususnya
di daerah ramai, padat penduduk dan lalu-lintas, dan pasar tepi sungai. Standar dan
aturan terkait sarana dan prasarana angkutan sungai juga belum ada. Standar terkait
tata cara membuat bangunan di sekitar sungai sehingga mendukung pelayaran sungai
belum ada. Belum jelasnya pertanggungjawaban atas pelayaran kapal di sungai.
Belum jelasnya mekanisme kerjasama antar pemangku kepentingan atas pelayaran
kapal di sungai.
l. Aman. Gangguan yang umum terjadi adalah masalah sendimentasi/ pendangkalan
sungai, penyempitan alur sungai, kurangnya air draft karena bangunan, banjir di
dermaga (overtopping), sampah dan limbah industri, sampah dan tanaman air, asap
dari kebakaran hutan dan kabut tebal, penerangan yang kurang.
m. Polusi Rendah. Polusi suara adalah masalah utama angkutan sungai, namun suara
yang keras juga memberi peringatan bagi kapal lain guna menghindari tabrakan.
Perlu rekayasa mesin kapal baru yang lebih kedap suara. Juga masalah pencemaran
air sungai oleh bekas oli dan bahan bakar yang tumpah.
n. Beban Publik Rendah.Perlu disadari bahwa angkutan sungai sangat bermanfaat
mengingat masih banyak kondisi jaringan jalan yang buruk, bahkan ada yang
terputus, banyak komunitas dekat air, ada beberapa desa tertinggal di pinggir sungai,
dan banyak kegiatan logistik jika difasilitasi dengan angkutan sungai menjadi lebih
murah. Namun pemanfaatan angkutan sungai belum optimal, walau berbagai studi
telah menunjukan bahwa transportasi sungai lebih hemat energi dan lebih ramah
lingkungan.
Kebutuhan bahan bakar transportasi sungai untuk tiap ton-km angkutan barang
adalah seperenam kebutuhan transportasi jalan dan separuh kebutuhan tranportasi
kereta api. Transportasi sungai mengeluarkan polusi suara dan gas relatif rendah.
Hasil studi dewasa ini menunjukan total biaya eksternal transportasi sungai tujuh kali
lebih rendah dibandingkan transportasi jalan.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-101


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

o. Utilitas Tinggi. Optimalisasi faktor muat perlu dibenahi. Perlu penerapan teknologi
informasi agar konsumen tidak lama menunggu untuk mencapai faktor muat ideal.

Dengan kinerja seperti tersebut diatas menunjukan saat ini kondisi jaringan pelayanan
transportasi sungai belum optimal, kondisi ini memberikan dampak yang menjadi
“Pokok Permasalahan” pada transportasi sungai, yaitu:

1. Terbangunnya pencitraan (image)bahwa kinerja pelayanan angkutan sungai buruk


dan tidak modern;
2. Terbangunnya pencitraan (image) bahwa angkutan sungai tidak mampu bersaing
dengan moda jalan dan rel;
3. Publik, pengambil kebijakan publik, dan pelaku usaha kurang menyadari bahwa
angkutan sungai dapat berperan besar dalam menunjang daya saing perekonomian
nasional, membantu pemerataan pembangunan, dan mengentaskan daerah
tertinggal;
4. Keberpihakan para pemangku kepentingan terhadap pemanfaatan angkutan sungai
menjadi kurang;
5. Kurangnya kerjasama antar pemangku kepentingan untuk mengoptimalkan manfaat
angkutan sungai, serta memperjelastanggung jawab para pemangku kepentingan;
6. Manfaat angkutan sungai tidak diberdayakan secara optimal untuk meningkatkan
kesejahteraan masyarakat; dan akhirnya
7. Minat masyarakat terhadap angkutan sungai makin berkurang, terjadi kecenderungan
permintaan angkutan sungai yang menurun, sehingga dukungan
finansial/kemampuan pembiayaan kembali menjadi kurang;
8. Dukungan finansial dari pemangku kepentingan kurang memadai; akibatnya
9. Investasi dan modernisasi pelayanan angkutan sungai menjadi sangat lambat,
sehingga insfrastruktur kurang terawat dan usang, kondisi ini memperburuk citra
angkutan sungai dan melemahkan potensi yang dimilikinya.

Pokok permasalahan diatas diduga disebabkan antara lain:

1. Belum tersosialisasi dengan baik keunggulan dan manfaat angkutan sungai dalam
menunjang perekonomian lokal dan nasional;
2. Belum tersosialisasi dengan baik keunggulan dan manfaat angkutan sungai dalam hal
mempercepat penurunan daerah tertinggal dan pemerataan pembangunan khususnya
untuk daerah pedalaman;

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-102


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

3. Belum tersosialisasi dengan baik keunggulan dan manfaat angkutan sungai dalam hal
mitigasi perubahan iklim dan penghematan energi. Ide pengoptimalan angkutan
sungai selaras dengan ide pelestarian DAS.
4. Belum memadai dukungan pemangku kepentingan (otoritas terkait) terhadap
optimalisasi angkutan sungai;
5. Belum memadai dukungan masyarakat (lokal dan nasional) terhadap optimalisasi
pemanfaatan angkutan sungai;
6. Belum lengkapnya peraturan dan perundangan yang dapat mendukung pemanfaatan
angkutan sungai secara optimal;
7. Belum digunakannya sistem manajemen modern untuk mengelola transportasi sungai,
salah satu akibatnya data dan informasi terkait angkutan sungai menjadi minim dan
sulit diakses oleh publik;
8. Investasi dan dukungan teknologi modern di sektor transportasi sungai sangat
terbatas;
9. Tingkat pelayanan angkutan sungai masih rendah (ketersediaan dan frekuensi
layanan moda sungai masih terbatas);
10.Jaringan transportasi sungai masih terbatas (baik jaringan pelayanan maupun
jaringan prasarana);
11.SDM yang belum memiliki kompetensi dalam manajemen dan operasi angkutan
sungai, standar, norma, kriteria dan acuan.

Menimbang kondisi sistem pelayanan lalu-lintas angkutan sungai saat ini,


diperlukansolusi tepat dan komprehensif mengatasi permasalahan pokok yang adaguna
mewujudkan kondisi jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai yang diharapkan,
yaitu sesuai Visi dan Misi pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai.

Elemen pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai adalah


perwujudan solusi komprehensif untuk meningkatkan kinerja sistem pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai saat ini.Kebutuhan elemen pengembangan dirumuskan berdasarkan
kerangka pikir sistem pelayanan angkutan sungai, secara skematis digambarkan pada
gambar ….. …. … … … …

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-103


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 1 Sistem Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai

Berdasarkan kerangka pikir sistem pelayanan angkutan sungai tersebut, kebutuhan


elemen pengembangan, sebagai perwujudan solusi komprehensif,dirumuskan sesuai
kebutuhan INPUT dan PROSESuntuk meningkatkan kinerja sistem pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai. Kebutuhan elemen pengembangan tersebut terdiri dari:

1. Meningkatkan Administrasi Negara di Sektor Angkutan Sungai;


2. Meningkatkan Keselamatan dan Keamanan Pelayaran Sungai;
3. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia Serta Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
4. Meningkatkan Pemeliharaan dan Peningkatan Lingkungan Hidup, Serta Penghematan
Penggunaan Energi;
5. Meningkatkan Penyediaan Dana Pembangunan Transportasi Sungai;
6. Meningkatkan Pembinaan Pengusahaan Transportasi Sungai;

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-104


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

7. Meningkatkan Pelayanan Angkutan Sungai:


a. Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan Perjalanan, untuk meningkatkan kinerja
keseluruhan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai (terutama koridor
prioritas);
b. Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus
Pelabuhan Sungai, untuk menunjang keseluruhan jaringan pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai (terutama di koridor prioritas);
c. Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai, untuk menunjang keseluruhan
jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai (terutama di koridor prioritas);
d. Pengembangan Secara Umum di Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai, untuk
menunjang keseluruhan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai (terutama
di koridor prioritas);
e. Pengembangan Secara Khusus Koridor Pengembangan sesuai Peran Jaringan
Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai;
f. Pengembangan Secara Khusus Koridor Pengembangan sesuai Fungsi Jaringan
Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai.

Uraian lebih rinci terkait elemen pengembangan jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan
sungai yang akan dikembangkan hingga 20 tahun mendatang di disampaikan pada sub
bab berikut.

6.5.1 Administrasi Negara di Sektor Angkutan Sungai

Pembenahan Administrasi Negara di Sektor Angkutan Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan
sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:

Prioritas 1. Melengkapi perundangan, peraturan, pedoman teknis, hingga SOP di sektor


angkutan sungai, serta penguatan pelaksanaannya melalui pengawasan rutin,
pengendalian, dan evaluasi. Pembentukan peraturan antara lain:
- Peraturan tentang Penyelenggaraan Pelabuhan Sungai dan Danau;
- Peraturan tentang Tatanan Pelabuhan Sungai dan Danau yang mengatur
fungsi Pelabuhan Sungai Pusat Penyebaran dan Bukan Pusat Penyebaran;
- Peraturan Teknis terkait Petunjuk Pelayaran Sungai dan Danau, serta
Klasifikasi Alur Pelayaran Sungai;
- Peraturan Teknis terkait Petunjuk Pembagunan Pelabuhan Sungai;
- Peraturan terkait Tata Cara Penetapan Trayek Angkutan Sungai dan Danau;
dan kebutuhan peraturan lain.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-105


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Prioritas 2. Pembentukan wadah kerjasama bagi stakeholders angkutan sungai.


Stakeholders tercakup harus benar-benar dapat mewakili pihak-pihak
berkepentingan, khususnya pemangku kepentingan atau organisasi terkait
yang telah ada. Wadah yang terbentuk harus memiliki visi, misi, dan strategi
yang jelas, dapat dipahami, dan diterima seluruh pemangku kepentingan.
Stakeholders dapat terdiri dari: Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat,
Pengusaha Angkutan Lokal, Akademisi, LSM dan perwakilan masyarakat
pengguna angkutan sungai.

Wadah ini dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan berbagai informasi


untuk kelancaran pelayanan angkutan sungai, seperti informasi kebutuhan
pelayanan, baik akibat pembangunan maupun dalam rangka keperintisan.
Wadah ini juga sebagai sarana untuk mengharmonisasikan peran Pemerintah
Daerah, Pemerintah Pusat, Pengusaha Angkutan Lokal, Akademisi, LSM dan
masyarakat pengguna angkutan sungai dalam pengembangan transportasi
sungai.
Prioritas 3. Mengembangkan sistem manajemen dan administrasi pengelolaan jaringan
pelayanan lalu-lintas angkutan sungai berbasis teknologi informasi.
Penggunaan teknologi informasi agar kinerja jaringan pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai semakin teratur dan tepat waktu. Disamping itu, dengan
teknologi informasi yang tepat guna, kinerja jaringan pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai dapat termonitor setiap waktu (real time), terbentuk data
base yang baik, utilitas pemanfaatan angkutan sungai dapat maksimal, dan
keterpaduan antar moda dapat optimal.

6.5.2 Keselamatan dan Keamanan Pelayaran Sungai

Pembenahan Keselamatan dan Keamanan Pelayaran Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan
sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:

Prioritas 1. Penyusunan peta sungai dan danau serta buku petunjuk-pelayaran di sungai
dan danau, didalamnya tercakup pengaturan sistem rute, tatacara berlalu-
lintas di sungai, dan kapasitas pelayanan alur pelayaran sungai;
Prioritas 2. Mengurangi secara maksimal seluruh hambatan fisik dan non fisik di koridor
prioritas secara berkala dan rutin, memberi sarana bantu navigasi (SBNP) di
alur pelayaran tententu, penetapan standar teknis dan standar pelayanan
minimal untuk keselamatan dan keamanan pelayaran (disertai pengarahan,

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-106


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

pengendalian, dan pengawasan pelaksanaannya), serta pengembangan,


pembangunan, dan pengoperasian pos-pos pengawasan pelayaran sungai;
Prioritas 3. Melakukan perawatan prasarana dan sarana jaringan pelayanan transportasi
sungai yang ada terutama di koridor prioritas. Perumusan pedoman teknis
perawatan prasarana dan sarana transportasi sungai. Pelibatan pemangku
kepentingan lokal dalam pemeliharaan serta perawatan prasarana dan sarana
transportasi sungai.

6.5.3 Sumber Daya Manusia dan IPTEK

Pembenahan Sumber Daya Manusia dan IPTEK adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen
pengembangan bidang ini antara mencakup:

Prioritas 1. Pengembangan sumber daya manusia penyelenggaraan angkutan sungai


agar mempunyai kompetensi dalam manajemen dan operasi angkutan sungai
dan danau sesuai standar, norma, kriteria dan acuan (sesuai peraturan dan
perundangan);
Prioritas 2. Peningkatan kapabilitas institusi pusat dalam merumuskan standar atau
panduan teknis dan standar pelayanan minimal, dan pembinaan atau
pelatihan pengelolaan dan kepengusahaan angkutan sungai;
Prioritas 3. Mengembangkan kerjasama dengan lembaga riset dan pendidikan
untuk mengembangkan sistem manajemen dan administrasi, sarana dan
prasarana angkutan sungai yang tepat gunasesuai dengan kebutuhan dan
karakteristik alur perairan daratan di Indonesia, lebih cepat dan aman
terhadap lingkungan dan permukiman, serta hemat energi.

6.5.4 Pemeliharaan dan Peningkatan Lingkungan Hidup dan


Penghematan Penggunaan Energi

Keunggulan angkutan sungai untuk Pemeliharaan dan Peningkatan Lingkungan Hidup


dan Penghematan Penggunaan Energi perlu dipromosikan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan angkutan sungai.Program promosi dan sosialisasi tentang hal ini adalah
salah satu elemen pengembangan yang diperlukan. Elemen pengembangan dalam
bidang ini mencakup:

Utama: Melakukan program kampanye dan sosialisasi untuk mendapatkan


dukungan lingkungan strategis nasional dan lokal untuk mengoptimalkan
pemanfaatan peran transportasi sungai melalui penetapan regulasi-regulasi

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-107


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

yang mendukung. Program ini dapat terlaksana lebih baik jika ada organisasi
pendukung yang beranggotakan para pemangku kepentingan di aliran sungai.
Regulasi yang mendukung antara lain: regulasi tata ruang (mengadopsi
konsep water front city), regulasi perhubungan dan komunikasi (pembatasan/
pembagian beban jalan), dan regulasi pendirian bangunan serta regulasi lain
yang mendukung keberlanjutan pemanfaatan potensi transportasi sungai.

Utama: Optimalisasi peran angkutan sungai sebagai penghubung interaksi


wilayah, penghubung logistik, penghubung antar simpul transportasi, dan
penyedia jasa perpindahan orang-barang. Disamping itu,optimalisasi peran
transportasi sungai sebagaipull factor tujuan wisata bagi daerah, mengingat
transportasi sungai adalah unik sesuai dengan karakter wilayah sungai yang
tidak dimiliki wilayah lain. Optimalisasi peran transportasi sungai sebagai
pembuka keterisolasian wilayah pedalaman, transportasi sungai dapat dengan
segera membuka keterisolasian wilayah pedalaman. Serta optimalisasi peran
transportasi sungai sebagai penghemat anggaran negara (transportasi sungai
terbukti lebih hemat energi dan lebih ramah lingkungan dibandingkan moda
lain, dengan pemberdayaan transportasi sungai negara dapat menghemat
anggaran miliaran rupiah per bulan untuk pemeliharaan dan pembangunan
jalan, serta penghematan biaya eksternal lain).

6.5.5 Dana Pembangunan Transportasi Sungai

Peningkatan Dana Pembangunan Transportasi Sungai adalah salah satu elemen


pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan
sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:

Prioritas 1. Meningkatkan alokasi anggaran Pusat dan Daerah untuk pengembangan


pelayanan lalu-lintas angkutan sungai. Untuk itu perlu meningkatkan
kesadaran manfaat transportasi sungai tidak hanya ditingkat publik tetapi
juga ditingkat pengambil kebijakan publik.
Prioritas 2. Pemanfaatan hibah/ atau bantuan luar negeri, mengingat angkutan sungai
dapat dengan segera membuka akses daerah pedalaman, penunjang
pengembangan wilayah baru di pedalaman, membantu pengentasan daerah
tertinggal, dan ramah lingkungan (angkutan sungai mensyaratkan kelestarian
daerah aliran sungai). Jika terdapat wadah organisasi pemangku kepentingan
manfaat sungai, maka organisasi tersebut lebih potensial memanfaatkan
peluang pembiayaan ini.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-108


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Prioritas 3. Optimalisasi penerimaan dari rute-rute penunjang dan peningkatan partisipasi


swasta di rute-rute penunjang tersebut. Infrastruktur yang memiliki nilai
komersial diharapkan dibiayai melalui partisipasipihak swasta ataupun
masyarakat melalu mekanisme unbundling(pemerintah akan menanggung
pembangunan infrastruktur dasar, sedangkan badan usaha akan menangung
pembangunan yang bersifat komersial untuk berbagai infrastruktur penting di
daerah) maupun dual track strategy(memperluas kesempatan bagi
masyarakat (baik swasta maupun asing) untuk berpartisipasi secara
transparan, adil, bebas dari kepentingan kelompok, bersih, dan kompetitif
dalam pembangunan dan pengoperasian infrastruktur).

6.5.6 Pembinaan Pengusahaan Transportasi Sungai

Pembinaan Pengusahaan Transportasi Sungai adalah salah satu elemen pengembangan


yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen
pengembangan bidang ini mencakup:

Prioritas 1. Membentuk dan membina wadah organisasi bagi pengusaha angkutan


pengumpan/ penerus dan angkutan “utama dan cabang” sungai untuk
memfasilitasi kerjasama antar pelaku usaha.
Prioritas 2. Pembinaan dalam hal teknis dan operasional kepada operator angkutan
pengumpan, operator pelabuhan sungai, dan operator angkutan sungai yang
melayani trayek Utama dan Cabang agar kinerja angkutan sungai meningkat
dan berdaya saing, serta mengindahkan fungsi sosial transportasi sungai.
Prioritas 3. Mengembangkan dan memfasilitasi suatu bentuk kerjasama yang aplikatif
dan saling menguntungkan antara pemerintah daerah, operator angkutan
pengumpan dan penerus, dengan operator pelabuhan sungai dan angkutan
sungai yang melayani trayek Utama dan Cabang.
Prioritas 4. Mengembangkan insentif bagi operator angkutan pengumpan dan penerus
di pelabuhan sungai, serta bagi pelaku pelayanan utama angkutan sungai,
khususnya di rute-rute yang berfungsi sebagai pendorong (promoting
function) dalam koridor prioritas. Insentif dapat berupa: kemudahan perizinan
dan deregulasi, subsidi, pembinaan peningkatan daya saing, atau regulasi
yang mendukung (seperti kebijakan untuk membagi demand). Pemberian
insentif harus dilakukan secara transparan, obyektif melibatkan pemangku
kepentingan, sesuai ketentuan yang jelas, dan akuntabel.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-109


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.5.7 Pelayanan Angkutan Sungai

Peningkatan pelayanan angkutan sungai perlu memperhatikan seluruh aktivitas


pemberian jasa dimana pengguna dapat merasakan kinerja organisasi penyelenggara
angkutan sungai.Seperti umumnya layanan jasa, kinerja layanan jasa transportasi sungai
di ukur oleh pengguna dari tiap aktivitas jasa angkutan sungai dan pendukungnya.
Aktivitas jasa angkutan sungai dan pendukungnya tersebut terdiri dari pelayanan jasa di:

1. Simpul Asal dan Tujuan Perjalanan;


2. Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus Simpul Angkutan Sungai;
3. Simpul Angkutan Sungai;
4. Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai.

Sistem Pelayanan
Angkutan
Pengumpan

Sistem Pelayanan Sistem Pelayanan


di Simpul Asal di Simpul Angkutan
Perjalanan Sungai

Sistem Pelayanan
Kebutuhan Utama Lalu-Lintas
Transportasi Angkutan Sungai
Sistem Pelayanan Sistem Pelayanan
di Simpul Tujuan di Simpul Angkutan
Perjalanan Sungai

Sistem Pelayanan
Angkutan
Pengumpan

Secara umum perlu melakukan peningkatan kinerja di ke-empat sub sistem (aktivitas
utama) pelayanan angkutan sungai tersebut, jika ingin meningkatkan pelayanan
angkutan sungai. Sedangkan pengembangan secara khusus dapat disesuaikan dengan
kebutuhan transportasi yang berbeda-beda. Elemen pengembangan secara umum di ke-
empat sub sistem (aktivitas utama) pelayanan angkutan sungai dan elemen
pengembangan secara khusus sesuai peran, fungsi, serta wilayah pengembangan
diuraikan pada sub bab berikut.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-110


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.5.7.1 Pengembangan Secara Umum di Simpul Asal dan Tujuan


Perjalanan

Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan Perjalanan adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan
sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:

Prioritas 1. Mendapatkan dukungan dari stakeholders lokal serta meningkatkan


kapabilitas institusi agar dapat melakukan perencanaan, pembangunan,
pengoperasian, dan pemeliharaan halte-halte potensial.
Prioritas 2. Mengindentifikasi lokasi-lokasi pembangunan halte potensial berkerja sama
dengan stakeholders lokal.
Prioritas 3. Meningkatkan pembinaan kesadaran masyarakat untuk pengoperasian dan
pemeliharaan halte-halte potensial yang akan terbangun.
Prioritas 4. Mengembangkan desain halte angkutan sungai dan standar pelayanan
minimal sesuai asas efektif dan efisien berdasarkan kondisi fisik lokal.
Prioritas 5. Meningkatkan penyediaan dana untuk pengembangan halte-halte potensial,
baik dari pemerintah pusat, pemerintah daerah, atau lembaga lain
berdasarkan skema kerjasama yang tepat.
Prioritas 6. Membangun tempat perhentian yang layak (halte) bagi angkutan sungai di
desa-desa sekitar sungai dimana terdapat komunitas dekat air atau di wilayah
pengembangan/ pertumbuhan, pusat bangkitan/ tarikan pergerakan dengan
angkutan sungai.
Prioritas 7. Membangun tempat perhentian yang layak (halte) bagi angkutan jalan di
rute-rute yang menjadi feeder angkutan sungai di wilayah daratan yang
menjadi hinterland pelabuhan, terutama di koridor prioritas

6.5.7.2 Pengembangan Secara Umum di Jaringan Pelayanan Angkutan


Pengumpan dan Penerus Pelabuhan Sungai

Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus Simpul Sungai


adalah salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:

Prioritas 1. Pelaksanaan pengembangan angkutan pengumpan dan penerus simpul


sungai dengan lebih mengutamakan operator atau pelaku usaha transportasi
lokal yang telah ada. Diberdayakan dengan program pembinaan dan
pelatihan. Pemerintah pusat dan pemerintah daerah lebih sebagai
pemrakarsa, fasilitator, regulator, dan pengawas.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-111


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Prioritas 2. Membentuk wadah atau organisasi stakeholders, terdiri dari pemerintah


daerah, operator angkutan pengumpan dan penerus, operator pelabuhan
sungai, dan operator angkutan sungai.
Prioritas 3. Pengembangan dan penentuan jenis serta desain sarana dan prasarana untuk
angkutan pengumpan dan penerus yang disesuaikan dengan karakter wilayah
geografi dan masyarakat pengguna, agar masyarakat pengguna dan pelaku
usaha angkutan pengumpan/ penerus simpul sungai dapat menggunakan
moda angkutan secara lebih efisien dan efektif.
Prioritas 4. Meningkatkan penyediaan dana untuk pengembangan pelayanan angkutan
pengumpan dan penerus simpul sungai;
Pemfasilitasan suatu bentuk kerjasama yang aplikatif dan saling
menguntungkan antara pemerintah daerah, operator angkutan pengumpan
dan penerus, dengan operator pelabuhan sungai dan angkutan sungai yang
melayani trayek Utama dan Cabang.
Prioritas 5. Mengembangkan pelayanan angkutan pengumpan dan penerus simpul sungai
untuk angkutan orang-barang, sesuai asas efektif-efisien dan sesuai kondisi
fisik prasarana lokal, khususnya di rute-rute yang berfungsi sebagai
pendorong (promoting function) dalam koridor perioritas.
Prioritas 6. Memperbanyak jumlah angkutan pengumpan dan penerus simpul sungai,
khususnya di rute-rute yang berfungsi sebagai pendorong (promoting
function) dalam koridor prioritas.
Prioritas 7. Mengembangkan insentif bagi operator angkutan pengumpan dan penerus
simpul sungai, khususnya di rute-rute yang berfungsi sebagai pendorong
(promoting function) dalam koridor prioritas.

6.5.7.3 Pengembangan Secara Umum di Simpul Angkutan Sungai

Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai adalah salah satu elemen pengembangan


yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen
pengembangan bidang ini mencakup:

Prioritas 1. Peningkatan pembinaan kesadaran masyarakat untuk pengoperasian dan


pemeliharaan simpul-simpul angkutan sungai, program pembinaan dapat
dilakukan oleh masyarakat sendiri yang sebelumnya mendapat pelatihan.
Prioritas 2. Pengembangan standar teknis dan desain dermaga angkutan sungai
dengan standar interface yang baik, jumlah interface yang memadai antara
dermaga dan angkutan sungai, serta dapat dimanfaatkan secara aman dan

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-112


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

selamat pada malam hari untuk angkutan orang-barang (dapat


memanfaatkan teknologi solar cell atau wind turbin).
Prioritas 3. Menetapkan pelabuhan sungai yang berfungsi sebagai Pusat Penyebaran dan
Bukan Pusat Penyebaran, serta penetapan klasifikasi pelabuhan sungai.

Mengembangkan sistem manajemen dan administrasi pengelolaan pelabuhan


sungai berbasis teknologi informasi agar kinerja jaringan pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai semakin teratur dan tepat waktu, kinerja
pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dapat termonitor setiap waktu (real
time), terbentuk data base yang baik, utilitas pemanfaatan angkutan
sungai dapat maksimal, dan keterpaduan antar moda dapat optimal.

Melakukan perawatan prasarana fisik serta optimalisasi penggunaan


prasarana yang ada terutama di koridor prioritas.Kegiatan ini perlu didukung
dengan pedoman teknis, sehingga perlu perumusan pedoman teknis terkait
perawatan prasarana simpul sungai.
Prioritas 4. Mengembangkan dan meningkatkan fasilitas pokok pelabuhan sungai secara
bertahap agar memenuhi standar klasifikasi pelabuhan sungai sesuai peran
dan fungsi serta volume kegiatan angkutan sungai di pelabuhan sungai
Meningkatkan kondisi dan desain prasarana fisik menuju simpul angkutan
sungai agar mudah dicapai.Hal in terkait juga dengan pengembangan
standar teknis dan desain dermaga angkutan sungai.
Prioritas 5. Mengembangkan bentuk atau mekanisme kerjasama antar stakeholders
agar dapat tercipta sistem interkoneksi-interoperability yang menghubungkan
dua terminal dari moda yang berbeda, khususnya untuk angkutan orang
barang.
Prioritas 6. Mengembangkan dan menambahsimpul angkutan sungai yang terpadu
dengan moda laindengan mengembangkan sarana-prasarana dan
sistem interkoneksi-interoperability yang menghubungkan dua terminal
dari moda yang berbeda, khususnya untuk angkutan orang-barang atau
barang. Mengingat pengembangan terminal antarmoda akan menemui
kendala sektoral serta tidak sesuai dengan kondisi lingkungan fisik simpul
yang ada. Pengembangan simpul terpadu mencakup: angkutan sungai–
laut, angkutan sungai–udara (khususnya di Papua), angkutan
sungai–kereta api (khususnya Sumatera dan Kalimantan), angkutan
sungai–jalan.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-113


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Prioritas 7. Mengembangkan sistem penyatuan muatan barang angkutan sungai


berserta sistem penanganannya (handling) secara efektif dan efisien sesuai
dengan kebutuhan pengguna. Sistem tersebut mencakup standar teknis dan
desain.

6.5.7.4 Pengembangan Secara Umum di Jaringan Pelayanan Angkutan


Sungai

Pengembangan Secara Umum di Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai adalah salah satu
elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:

Prioritas 1. Menghilangkan hambatan fisik dan non-fisik di koridor prioritas secara rutin
dan berkala. Antara lain melakukan pengerukan alur pelayaran sungai dimana
terdapat pedangkalan hingga mengganggu kelancaran pelayaran sungai,
terutama di koridor prioritas. Pemeliharaan dan pembersihan alur sungai dari
obstacle yang ada di ruas sungai. Melakukan harmonisasi dan penataan
kegiatan di sungai atau sekitar sungai sehingga tidak mengganggu alur
pelayaran (seperti Peti, Keramba, tempat pembuangan kotoran/ sampah
dsb).
Prioritas 2. Pengadaan, melengkapi, dan merawat sarana bantu navigasi di lokasi
tertentu sesuai dengan kondisi kegiatan, lalu-lintas, dan alinyemen alur.

Lokasi tertentu dimaksud adalah ruas sungai yang rawan kecelakaan


angkutan sungai dan banyak hambatan alur pelayaran (gosong, onggokan
batu, riam, pusaran air, arus deras/kuat ataupun tikungan tajam).Ruas sungai
yang mempunyai frekuensi lalu lintas kapal paling padat.Ruas sungai yang
alur pelayarannya mudah tererosi atau merupakan kawasan hutan
lindung.Ruas sungai yang daerah alirannya termasuk wilayah pengembangan.
Prioritas 3. Mengembangkan desain kapal sungai sesuai kondisi fisik sungai untuk
muatan orang-barang, mampu memiliki kecepatan diatas 10 knot, namun
tidak mengakibatkan gelombang dan kebisingan besar sesuai dengan
toleransi lingkungan, atau memenuhi asas keselamatan dan keamanan.
Desain kapal sungai tersebut juga harus memiliki interface yang baik
(aplikatif) untuk menjembatani perpindahan orang-barang dari kapal ke
dermaga secara aman, nyaman, dan selamat. Disamping itu kapal sungai
harus memiliki bagasi yang nyaman untuk angkutan campuran orang-barang.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-114


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Prioritas 4. Memberikan bantuan kelayakan teknis kapal dan perlengkapan keselamatan


pelayaran (misalnya pelampung) kepada pemilik kapal. Kemudian tahap
berikutnya melakukan pengadaan tempat dan peralatan untuk pengujian
kelayakan sarana transportasi sungai tersebut.
Prioritas 5. Melakukan program kampanye (promosi) dan sosialisasi untuk memperbaiki
image angkutan sungai, dari image angkutan “kelas bawah” menjadi
angkutan strategis karena terbukti lebih ekonomis dan ramah lingkungan
dibandingkan moda lain. Mempromosikan bahwa angkutan sungai sejalan
dengan kelestarian lingkungan sungai, angkutan sungai mendukung citra dan
wajah unik daerah dengan menjadikan alur pelayaran sungai menjadi land
mark daerah (konsep water front city).
Prioritas 6. Menggunakan teknologi informasi agar kinerja jaringan pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai semakin teratur dan tepat waktu. Disamping itu,
kinerja jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dapat termonitor setiap
waktu (real time), terbentuk data base yang baik, utilitas pemanfaatan
angkutan sungai dapat maksimal, dan keterpaduan antar moda dapat
optimal. Teknologi informasi tidak selalu mahal, namun tetap dapat tepat
guna, terutama dimanfaatkan untuk Inventory Tagging, Brokering, dan Real
Time Tracking (Scheduling, Planning, Execution, and Follow-up).
Prioritas 7. Pembuatan dan pemasangan papan informasi mengenai pelayanan
transportasi sungai di setiap pelabuhan sungai terutama di koridor prioritas.
Prioritas 8. Fokus dan timing pengembangan jaringan pelayanan angkutan sungai
ditentukan sesuai prioritas koridor pengembangan. Fokus pengembangan
diwujudkan dengan mendukung segala inisiatif positif yang dapat
memperlancar pergerakan angkutan sungai di koridor prioritas.
Pembuatan turap/talud penahan lereng/tebing sungai yang rawan longsor
dan memiliki tinggi jagaan air yang rendah di beberapa bagian ruas sungai,
terutama di koridor prioritas.
Prioritas 9. Penambahan jumlah armada, menambah frekuensi, dan penyesuaian tarif
(agar dapat bersaing, jika perlu disubsidi) terutama di koridor prioritas.

6.5.7.5 Pengembangan Secara UmumJaringan Pelayanan Lalu-lintas


Angkutan Sungai Sebagai Penghubung Logistik

Pengembangan Peran Jaringan Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai sebagai


Penghubung Logistik adalah salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai. Sebagai penghubung logistik

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-115


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

jaringan pelayanan angkutan sungai dapat berperan sebagai penghubung wilayah antar
negara, dalam hal ini sebagai feeder angkutan laut untuk muatan barang, khususnya
untuk barang ekspor yang tergolong komoditas kunci ekspor, seperti: batubara, minyak
kelapa sawit (CPO), bahan baku BBM dan gas, komoditas dalam kontainer (barang-
barang komoditas hasil perkebunan, pertanian, dan hutan seperti kopi, kakao, maupun
karet). Skenario ekspor tersebut digambarkan sebagai berikut:

Produksi Simpul Simpul


Komoditas T.Sungai T.Laut
Kunci Ekspor Terpadu Strategis
Nasional

A.Pengumpan A.Sungai Utama


(Truk, Conveyor Belt, Pipa, KA) (Tanker, Tongkang+Tugboat)

Sebagai penghubung logistik, jaringan pelayanan angkutan sungai juga dapat


berperan sebagai penghubung antar wilayah domestik, dalam hal ini sebagai
penghubung antar simpul angkutan sungai–laut atau sungai–darat, untuk muatan
orang-barang atau barang, khususnya untuk barang yang tergolong komoditas kunci
untuk konsumsi domestik, seperti: kelapa sawit, BBM dan gas, komoditas hasil
perkebunan dan hutan (kopi, kakao, maupun karet), hasil tani curah (padi, jagung,
kacang kedelai, dan hasil tani lain), semen, dan pupuk.

Elemen pengembangan secara umum untuk optimalisasi peran jaringan pelayanan


lalu-lintas angkutan sungai sebagai penghubung logistik mencakup:
• Sosialisasi dan promosi bahwa jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai
dapat menjadi jalur logistik optimal untuk transportasi komoditas kunci
nasional. Dengan indikasi antara lain: orientasi pergerakan komoditas kunci
nasionalsearah dengan orientasi alur pelayaran sungai, terdapat produksi dan
pasar komoditas kunci nasional yang cukup besar dan berada disekitar sungai,ada
pelabuhan strategis nasional di sungai atau muara sungai, sungai memiliki dimensi
alur pelayaran sungai yang memadai dan tersedia sepanjang tahun untuk
pelayaran kapal sungai yang cukup besar (kapal barang/ tongkang/ tanker dan
kapal tunda), dan jarak tempuh melalui sungai dapat bersaing dengan jarak
tempuh melalui jalan atau rel.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-116


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

• Sosialisasi dan promosi dilakukan kepada para pengambil kebijakan publik, publik,
dan pelaku usaha terkait jalur logisitk optimal dengan angkutan sungai. Tujuan
sosialisasi adalah mendapatkan dukungan lingkungan strategis untuk
memfasilitasi pemanfaatan jalur logisitk optimal dengan angkutan sungai.
• Mengembangkan kerja sama antar pemangku kepentingan agar pemanfaatan
jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai untuk jalur logistik optimal
komoditas kunci nasional dapat terealisasi dan berkelanjutan.
• Melaksanakan atau membentuk peraturan agar optimalisasi jalur logistik komoditas
kunci nasionalmelalui angkutan sungai dapat selamat, aman, dan tertib,tidak
mengganggu lingkungan dan operasional kapal sungai lain (untuk penumpang-
barang umum). Pelaksanaan dan pembentukan peraturan-peraturan harus
mencakup seluruh sistem pelayanan angkutan sungai, yaitu:
- Pengembangan sistem pelayanan di simpul asal perjalanan (lokasi produksi) dan
pengembangan sistem pelayanan angkutan pengumpan (truk, conveyor belt,
pipa, KA) harus melaksanakan secara konsisten Undang-Undang No.32 tahun
2009 Tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup serta peraturan
dibawahnya, khususnya memperhatikan dampak terhadap pelayaran sungai.
- Pengembangan sistem pelayanan di simpul sungai terpadu harus konsisten
menerapkan peraturan/ ketentuan tentang pendirian pelabuhan khusus
(pelsus), disamping itu perlu dilengkapi peraturan yang menekankan agar
pendirian pelsus di sungai tidak mengganggu pelayaran sungai atau memberi
dampak terhadap pelayaran sungai, khususnya pelayaran sungai untuk
penumpang-barang umum.
- Pengaturan sistem pelayanan utama lalu-lintas angkutan sungai (pelayaran di
sungai) dengan membentuk peraturan pelayaran di sungai, didalamnya
tercakup pengaturan sistem rute di sungai, tatacara berlalu-lintas di sungai,
tatacara berlabuh di sungai, dan kapasitas pelayanan alur pelayaran sungai,
sehingga kapal tanker, tongkang, atau kapal barang lain yang berlayar di
sungai tidak mengganggu pelayaran sungai umum atau memberi dampak
terhadap pelayaran sungai umum, khususnya pelayaran sungai untuk
penumpang-barang umum.
- Membentuk mekanisme kerjasama antara Penyelenggara Pelabuhan Laut
Strategis Nasional dengan operator kapal sungai, agar kapal sungai juga diberi
fasilitas sandar kapal dan bongkar muat di terminal pelabuhan, serta di beri
ruang untuk menggunakan kolam pelabuhan untuk proses bongkar muat di
sungai/ muara/ pantai yang termasuk daerah lingkungan kerja pelabuhan.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-117


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Elemen pengembangan secara umum untuk optimalisasi peran jaringan pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai sebagai penghubung logistik komoditas kunci tertentu
disampaikan sebagai berikut

a. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai


Sebagai Penghubung Logistik Batubara
1. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Asal dan Tujuan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengidentifikasikan lokasi-lokasi pertambangan dan hasil produksi
pertambangan batubara
2. Elemen Pengembangan Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Pengumpan dan Penerus Simpul Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus adalah
salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan sarana angkutan batubara dengan kapasitas angkut
optimum dan sesuai dengan karakteristik wilayah, seperti truk/KA/conveyor
belt yang ramah lingkungan.
• Mengembangkan prasarana jalan/rel/conveyor untuk angkutan batubara
dengan tetap memperhatikan kelestarian lingkungan hidup wilayah yang
terlewatinya.
3. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Angkutan Sungai
Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan pelabuhan khusus batubara yang terpadu dengan moda
lain dengan mengembangkan sarana dan prasarana penunjangnya.
• Penyediaan fasilitas bongkar batubara dari truk, conveyor belt atau KA ke
Stockyard
• Penyediaan Stockyard (area penimbunan sementara) batubara
• Penyediaan dermaga muat batubara
• Penyediaan fasilitas khusus muat batubara ke tongkang seperti loading
crane, dengan kapasitas loading rate yang optimum.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-118


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

• Penyediaan areal kolam perairan tunggu untuk tongkang batubara tanpa


menganggu alur pelayaran lalu lintas kapal lainnya.
• Penyediaan sistem Informasi lalu lintas angkutan batubara di Pelabuhan
4. Elemen Pengembangan Secara Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan fasilitas Ship to Ship Transfer Shipment untuk
kapal/tongkang yang tidak bisa masuk ke alur pelayaran sungai dalam
melakukan bongkar muat angkutan batu bara.
• Mengembangkan pedoman teknis perencanaan dan pemeliharaan alur
pelayaran untuk lalu lintas tongkang batubara.
• Meningkatkan keselamatan pelayaran dengan melengkapi SBNP di daerah-
daerah sungai yang menganggu alur pelayaran
• Mengembangkan peta kedalaman sungai yang aman untuk di lalui tongkang
batubara terbesar (300 feet) baik musim kemarau maupun musim hujan
• Mengembangkan sistem informasi lalu-lintas angkutan batubarasehingga
dapat termonitor setiap waktu.
• Memberikan kemudahan dan insentif bagi pengusaha batubara agar lebih
tertarik menggunakan angkutan transportasi sungai.

b. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai


SebagaiPenghubung Logistik CPO
1. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Asal dan Tujuan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengidentifikasikan lokasi-lokasi perkebunan kelapa sawit dan industri
pengolahan kelapa sawit menjadi minyak sawit(CPO)
• Memberikan Insentif untuk pendirian industri hilir sawit baru

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-119


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

2. Elemen Pengembangan Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan


Pengumpan dan Penerus Simpul Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus adalah
salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan sarana angkutan minyak sawit (CPO) dengan kapasitas
angkut optimum dan sesuai dengan karakteristik lokasi.
• Mengembangkan prasarana jalan/rel/pipa untuk angkutan CPO yang lebih
cepat, aman, dan murah
3. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Angkutan Sungai
Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan pelabuhan khusus CPO yang terpadu dengan moda lain
dengan mengembangkan sarana-prasarana
• Penyediaan fasilitas bongkar minyak CPO
• Penyediaan tangki-tangki penimbunan minyak CPO
• Penyediaan dermaga muat bongkar CPO beserta fasilitas khususnya
• Penyediaan fasilitas keselamatan bongkar muat CPO di pelabuhan, seperti
pemadam kebakaran, IPAL, dan sebagainya.
• Penyediaan fasilitas kebersihan dan keamanan untuk mengatasi ceceran
limbah minyak CPO di pelabuhan.
• Penyediaan sistem Informasi lalu lintas angkutan CPO di Pelabuhan
4. Elemen Pengembangan Secara Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan fasilitas Ship to Ship Transfer Shipment untuk
tanker/tongkang yang tidak bisa masuk ke alur pelayaran sungai
• Mengembangkan pedoman teknis perencanaan dan pemeliharaan alur
pelayaran untuk lalu lintas tongkang atau tanker CPO.
• Meningkatkan keselamatan pelayaran dengan melengkapi SBNP di daerah-
daerah sungai yang menganggu alur pelayaran
• Mengembangkan sistem informasi lalu-lintas angkutan CPOsehingga dapat
termonitor setiap waktu.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-120


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

c. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai


SebagaiPenghubung Logistik Karet
1. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Asal dan Tujuan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengidentifikasikan lokasi-lokasi perkebunan karet dan industri pengolahan
karet
• Mengembangkan sistem pengemasan (pallet) hasil industri pengolahan karet
• Mengembangkan simpul-simpul atau halte yang berdekatan dengan lokasi-
lokasi produksi
2. Elemen Pengembangan Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Pengumpan dan Penerus Simpul Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus adalah
salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan sarana angkutan hasil industri karet dengan kapasitas
angkut optimum dan sesuai dengan karakteristik lokasi.
• Mengembangkan prasarana untuk angkutan hasil industri karet yang lebih
cepat, aman, dan murah
3. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Angkutan Sungai
Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan pelabuhan yang terpadu dengan moda lain dengan
mengembangkan sarana-prasarana
• Penyediaan fasilitas bongkar muat
• Penyediaan gudang penyimpanan hasil industri karet
• Penyediaan sistem Informasi lalu lintas angkutan karet di Pelabuhan
4. Elemen Pengembangan Secara Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-121


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

• Mengembangkan pedoman teknis perencanaan dan pemeliharaan alur


pelayaran untuk lalu lintas kapal barang.
• Meningkatkan keselamatan pelayaran dengan melengkapi SBNP di daerah-
daerah sungai yang menganggu alur pelayaran
• Mengembangkan sistem informasi lalu-lintas angkutan barangsehingga dapat
termonitor setiap waktu.

d. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai


SebagaiPenghubung Logistik BBM dan Gas
1. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Asal dan Tujuan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengidentifikasikan lokasi-lokasi depo penyimpanan BBM
2. Elemen Pengembangan Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Pengumpan dan Penerus Simpul Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus adalah
salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan sarana angkutan BBM dengan kapasitas angkut optimum
dan sesuai dengan karakteristik lokasi.
• Mengembangkan prasarana jalan/rel/pipa untuk angkutan BBM yang lebih
cepat, aman, dan murah
3. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Angkutan Sungai
Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan pelabuhan khusus BBM yang terpadu dengan moda lain
dengan mengembangkan sarana-prasarana
• Penyediaan areal parkir untuk kendaraan roda empat atau depo kereta api
serta instalasi jalur pipa BBM
• Penyediaan fasilitas bongkar minyak BBM
• Penyediaan tangki-tangki penimbunan minyak BBM
• Penyediaan dermaga muat bongkar BBM beserta fasilitas khususnya
• Penyediaan fasilitas keselamatan bongkar muat BBM di pelabuhan

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-122


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

4. Elemen Pengembangan Secara Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan


Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan fasilitas Ship to Ship Transfer Shipment untuk tanker-
tanker yang tidak bias masuk ke alur pelayaran sungai
• Meningkatkan keselamatan pelayaran dengan melengkapi SBNP di daerah-
daerah sungai yang menganggu alur pelayaran
• Mengembangkan sistem informasi lalu-lintas angkutan kapal barangsehingga
dapat termonitor setiap waktu.

e. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai


SebagaiPenghubung Logistik Hasil Hutan
1. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Asal dan Tujuan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengidentifikasikan lokasi-lokasi industri pengolahan hasil hutan
• Mengembangkan sistem pengemasan (pallet) yang sesuai dengan hasil
produksi industri pengolahan hasil hutan
• Mengembangkan simpul-simpul atau halte yang berdekatan dengan lokasi-
lokasi industri pengolahan hasil hutan
2. Elemen Pengembangan Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Pengumpan dan Penerus Simpul Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus adalah
salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan sarana angkutan hasil tanaman pangan yang bisa
syncronize dengan sistem pengemasan (pallet) dari lokasi produksi
• Mengembangkan sarana angkutan yang mempunyai kecepatan tempuh lebih
cepat, sehingga hasil tanaman pangan masih bisa terjaga kualitasnya.
3. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Angkutan Sungai
Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-123


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

• Mengembangkan pelabuhan sungai yang terpadu dengan moda lain dengan


mengembangkan sarana-prasarana
• Penyediaan fasilitas bongkar muat hasil tanaman pangan
• Penyediaan gudang-gudang penyimpanan hasil tanaman pangan yang sudah
terkemas dengan baik.
• Mengembangkan system penyatuan muatan
4. Elemen Pengembangan Secara Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Jernigan Pelayanan Angkutan Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Meningkatkan keselamatan pelayaran dengan melengkapi SBNP di daerah-
daerah sungai yang menganggu alur pelayaran
• Mengembangkan sistem informasi lalu-lintas angkutan kapal barangsehingga
dapat termonitor setiap waktu.

f. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai


SebagaiPenghubung Logistik Tanaman Pangan
1. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Asal dan Tujuan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengidentifikasikan lokasi-lokasi produksi hasil tanaman pangan
• Mengembangkan sistem pengemasan (pallet) hasil produksi tanaman pangan
• Mengembangkan simpul-simpul atau halte yang berdekatan dengan lokasi-
lokasi produksi tanaman pangan
2. Elemen Pengembangan Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Pengumpan dan Penerus Simpul Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus adalah
salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan sarana angkutan hasil tanaman pangan yang bisa di-
sinkronisasi-kan dengan sistem pengemasan (pallet) dari lokasi produksi
• Mengembangkan sarana angkutan yang mempunyai kecepatan tempuh lebih
cepat, sehingga hasil tanaman pangan masih bisa terjaga kualitasnya.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-124


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

3. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Angkutan Sungai


Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan pelabuhan sungai yang terpadu dengan moda lain dengan
mengembangkan sarana-prasarana
• Penyediaan fasilitas bongkar muat hasil tanaman pangan
• Penyediaan gudang-gudang penyimpanan sementara hasil tanaman pangan
yang tetap masih bias menjaga kualitas hasil tanaman pangan, seperti
refrigerator container.
• Mengembangkan sistem penyatuan muatan yang sesuai dengan standar
pallet/kemasan di Asia Tenggara, seperti pallet ISO
4. Elemen Pengembangan Secara Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Meningkatkan keselamatan pelayaran dengan melengkapi SBNP di daerah-
daerah sungai yang menganggu alur pelayaran
• Mengembangkan sistem informasi lalu-lintas angkutan kapal barangsehingga
dapat termonitor setiap waktu.

g. Elemen Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai


SebagaiPenghubung Logistik Perikanan Darat
1. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Asal dan Tujuan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Simpul Asal dan Tujuan adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengidentifikasikan lokasi-lokasi produksi perikanan darat
• Mengembangkan sistem pengemasan (pallet) hasil produksi perikanan darat
• Mengembangkan simpul-simpul atau halte yang berdekatan dengan lokasi-
lokasi produksi hasil perikanan

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-125


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

2. Elemen Pengembangan Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan


Pengumpan dan Penerus Simpul Sungai
Pengembangan di Jaringan Pelayanan Angkutan Pengumpan dan Penerus adalah
salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan
pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan sarana angkutan hasil perikanan yang bisa syncronize
dengan sistem pengemasan (pallet) dari lokasi produksi
• Mengembangkan sarana angkutan yang mempunyai kecepatan tempuh lebih
cepat, sehingga hasil perikanan masih bisa terjaga kualitasnya.
3. Elemen Pengembangan Khusus di Simpul Angkutan Sungai
Pengembangan di Simpul Angkutan Sungai adalah salah satu elemen pengembangan
yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai.
Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Mengembangkan pelabuhan sungai yang terpadu dengan moda lain dengan
mengembangkan sarana-prasarana
• Penyediaan fasilitas bongkar muat hasil perikanan darat
• Penyediaan gudang-gudang penyimpanan sementara hasil tanaman pangan
yang tetap masih bias menjaga kualitas hasil tanaman pangan, seperti
refrigerator container.
• Mengembangkan sistem penyatuan muatan
4. Elemen Pengembangan Secara Khusus di Jaringan Pelayanan Angkutan
Sungai
Pengembangan di Jernigan Pelayanan Angkutan Sungai adalah salah satu elemen
pengembangan yang dibutuhkan untuk mengoptimalkan pemanfaatan potensi
angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang ini mencakup:
• Meningkatkan keselamatan pelayaran dengan melengkapi SBNP di daerah-
daerah sungai yang menganggu alur pelayaran
• Mengembangkan sistem informasi lalu-lintas angkutan kapal barangsehingga
dapat termonitor setiap waktu.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-126


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.5.7.6 Pengembangan Secara UmumBerdasarkan Fungsi Jaringan


Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai

a. Elemen Pengembangan di Koridor Pengembangan Berfungsi Penunjang

Pengembangan Secara Umum di Koridor Pengembangan yang Berfungsi sebagai


Penunjang adalah salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang
ini mencakup:

Prioritas 1. Insentif bagi pelaku usaha angkutan sungai yang melayani koridor ini
mencakup bantuan teknis, operasional, dan pemasaran.
i. Bantuan teknis berupa: penyediaan alur pelayaran sungai, desain standar
dan pengadaan kapal sungai, teknik standar penyatuan dan penanganan
barang, desain standar interkoneksi antar terminal, dan teknologi informasi
yang tepat guna.

ii. Bantuan operasional dapat berupa: subsidi tarif (dalam jangka pendek
dikurangi hingga nol), kemudahan perizinan dan deregulasi, batuan
mekanisme pengaturan rute dan lalu-lintas kapal di alur pelayaran kritis,
pembentukan dan pembinaan wadah organisasi kerjasama antar
stakeholders, pengoperasian IT, standar operasi pemeliharaan sarana dan
prasarana, dan standar operasi penanganan muatan orang-barang.

iii. Bantuan pemasaran dapat berupa kampanye, sosialisasi, dan promosi


pemanfaatan angkutan sungai, disamping itu penataan persaingan usaha
yang sehat antar pelaku usaha.

Prioritas 2. Optimalisasi koridordengan fungsi penunjang. Pengembangan pelayanan di


koridor ini masih membutuhkan intervensi pemerintah. Namun insentif berupa
subsidi dapat dihilangkan dalam jangka menengah. Regulasi pembatasan
muatan angkutan jalan dan keharusan beberapa angkutan komoditas tertentu
melalui sungai (jalan khusus), serta insentif bagi pelaku usaha yang melayani
angkutan sungai rute di koridor ini masih dibutuhkan.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-127


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

b. Elemen Pengembangan di Koridor Pengembangan Berfungsi Pendorong

Pengembangan Secara Umum di Koridor Pengembangan yang Berfungsi sebagai


Pendorong adalah salah satu elemen pengembangan yang dibutuhkan untuk
mengoptimalkan pemanfaatan potensi angkutan sungai. Elemen pengembangan bidang
ini mencakup:

Prioritas 1. Mendorong dengan intervensi pemerintah pemanfaatan transportasi


sungai di koridor dengan fungsi pendorong. Intervensi dapat berupa regulasi
pembatasan muatan angkutan jalan dan keharusan beberapa angkutan
komoditas tertentu melalui sungai (jalan khusus), serta insentif bagi pelaku
usaha yang melayani angkutan sungai rute di koridor ini.
Prioritas 2. Insentif bagi pelaku usaha angkutan sungai yang melayani koridor dengan
fungsi pendorong mencakup bantuan teknis, operasional, dan pemasaran.
i. Bantuan teknis berupa: penyediaan alur pelayaran sungai, desain standar
dan pengadaan kapal sungai, teknik standar penyatuan dan penanganan
barang, desain standar interkoneksi antar terminal, dan teknologi informasi
yang tepat guna.

Disamping itu, bagi koridor dengan pelayaran sungai-laut, untuk angkutan


orang-barang dan wisata, bantuan teknis dapat berupa penyediaan alur
pelayaran sungai-laut, desain standar dan pengadaan kapal sungai-laut
(perairan pantai) untuk wisata, serta desain standar interkoneksi antar
terminal penumpang untuk wisata.

ii. Bantuan operasional dapat berupa: subsidi tarif, kemudahan perizinan dan
deregulasi, batuan mekanisme pengaturan rute dan lalu-lintas kapal di alur
pelayaran kritis, batuan mekanisme pengaturan rute dan lalu-lintas kapal
di alur pelayaran sungai-laut,pembentukan dan pembinaan wadah
organisasi kerjasama antar stakeholders, pengoperasian IT, standar
operasi pemeliharaan sarana dan prasarana, dan standar operasi
penanganan muatan orang-barang.

iii. Bantuan pemasaran dapat berupa kampanye, sosialisasi, dan promosi


pemanfaatan angkutan sungai, disamping itu penataan persaingan usaha
yang sehat antar pelaku usaha.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-128


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.6. Alinyemen Alur Pelayaran Sungai


Alinyemen merupakan bentuk geometrik alur pelayaran sungai, diukur berdasarkan
orientasi statis bentuk fisik sungai secara tiga dimensi. Alinyemen terbagi menjadi dua
bagian penting, yaitu alinyemen horisontal dan alinyemen vertikal.

Alinyemen horisontal berkaitan dengan lebar alur pelayaran sungai dan radius
lengkung alur pelayaran sungai (secara horisontal). Sedangkan alinyemen vertikal
berkaitan dengan kedalaman alur, ruang bebas diatas air (Height Clearance/Air Draft),
dan ketinggian station/ simpul dari permukaan laut (kemiringan dasar alur pelayaran
sungai).

Tinjauan kondisi alinyemen alur pelayaran sungai berperan besar dalam perhubungan
diketahui dengan menggunakan data dan informasi dari: hasil kajian teknis DLLASDP
(2007) khususnya untuk wilayah Sumatera Selatan, Jambi dan Riau, serta kompilasi data
Inventarisasi Sungai Induk di Indonesia (PU,1997) dengan Peta Bakosurtanal,
DISHIDROS, google earth (2010), wikimapia (2010), serta Peta hasil produksi swasta
lain. Lebih rinci indikasi kondisi alinyemen dan Rencana awal revitalisasi alur pelayaran
sungai sesuai dengan kondisi yang diharapkan di Pulau Sumatera (empat provinsi)
dijabarkan dalam sub bab berikut.

6.6.1.1 Sumatera Selatan

Indikasi kondisi alinyemen sungai berperan besar dalam perhubungan provinsi Sumatera
Selatan meliputi WS Banyuasin (sungai Calik, Dawas, Lalan, Sembilang dan Banyuasin),
WS Musi (sungai Musi, Batangharileko, Rawas, Lakitan, Lematang, Kelingi, Telang, Ogan
dan Komering), WS Sugihan (sungai Saleh, Sugihan, Riding, Pidada, Batang, Jeruju dan
Lumpur), WS Mesuji (sungai Mesuji dan Dabuk Hitam), Danau Ranau, serta kanal-kanal
di kabupaten Banyuasin dan Musibanyuasin. Sedangkan di dua puluh sembilan sungai
lainnya yang berperan besar dalam perhubungan provinsi Sumatera Selatan belum dapat
terindikasi kondisi alinyemen alur pelayaran sungainya dikarenakan keterbatasan data.

Kanal-kanal di kabupaten Banyuasin dan Musibanyuasin menurut informasi data, secara


umum memiliki panjang antara 15 s/d 23 km, lebar antara 30 s/d 50 m dan kedalaman
antara 0,5 s/d 2 m. Sedangkan kondisi alinyemen di Danau Ranau diketahui memiliki
kedalaman rata-rata 229 m, dan luas area sekitar 8 x 16 km². Indikasi kondisi alinyemen
alur pelayaran sungai di sungai utama adalah sebagai berikut.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-129


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 2 Indikasi Alinyemen Sungai Musi

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
10
Hilir
9

8
Kedalaman Sungai  (m)

6
Kedalaman  Alur Existing
5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1 Hulu
Elementary Land
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
300

200
Hilir
Left Bank Alur Kelas 1
100
Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
0 Centre line of fairway
100

150

200

250

300

350

400

450

500

550

600

650

700

750
50
0

Right Bank  Alur Kelas 3
Right Bank  Alur Kelas 2
‐100
Right Bank  Alur Kelas 1
Hulu
‐200

‐300
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
4300

3800
Hilir

3300
Kelengkungan Sungai  (m)

2800

2300

1800

1300

800 Hulu
Lengkung Alur Kelas 1
300 Lengkung Alur Kelas 2
Lengkung Alur Kelas 3
‐200
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700 750

Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-130


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 21 Indikasi Alinyemen Sungai Calik

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
10

8
Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

6 Kedalaman  Alur  Existing

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
250

200
Left Bank Alur Existing
150 Hilir

100
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 1


50 Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Kelas 3
0 Centre line of fairway
Right Bank  Alur Kelas 3
0 10 20 30 40 50 58Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Right Bank  Alur Kelas 1
‐100
Hulu
‐150
Right Bank Alur Existing
‐200

‐250
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
4900

4400
Hilir
3900
Lengkung Alur Existing
Kelengkungan Sungai  (m)

3400

2900

2400

1900

1400
Hulu
900

400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
Lengkung Alur Kelas 3
‐100
0 10 20 30 40 50 58

Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-131


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 4 Indikasi Alinyemen Sungai Dawas

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1

4 Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

3.5

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2.5

2 Kedalaman  Alur  Existing
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

1
Hulu
0.5
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50
Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2

30 Left Bank Alur Existing
Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 50 60

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30 Right Bank Alur Existing
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50

Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hilir
350
Kelengkungan Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250
Lengkung Alur Existing
200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100
Hulu
50

0
0 10 20 30 40 50 60
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-132


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 22 Indikasi Alinyemen Sungai Lalan

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
8

6
Kedalaman Sungai  (m)

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
80

Left Bank Alur Kelas 1


60
Hilir
40 Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

20 Left Bank Alur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3
Hulu
‐40
Right Bank  Alur Kelas 2

‐60
Right Bank  Alur Kelas 1

‐80
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

800

700
Hilir
Kelengkungan Sungai  (m)

600

500 Lengkung Alur Existing

400 Lengkung Alur Kelas 1
Hulu
300 Lengkung Alur Kelas 2

200
Lengkung Alur Kelas 3
100

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-133


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 6 Indikasi Alinyemen Sungai Banyuasin

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
20

18

16 Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

14

12 Kedalaman  Alur Existing

10

8
Hulu
6

4 Kedalaman  Alur Kelas 1
Kedalaman  Alur Kelas 2
2
Kedalaman  Alur Kelas 3
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 82
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
470

Hilir
270
Lebar Sungai  (m)

70 Left Bank Alur Kelas 1


Centre line of fairway Left Bank  Alur Kelas 2 Left Bank Alur Kelas 3
Right Bank  Alur Kelas 2 Right Bank  Alur Kelas 3
0 10 20 30 40 50 60 70 80 82
‐130 Right Bank  Alur Kelas 1

Hulu
‐330

‐530
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

3500
Hilir
3000
Lengkung Alur Existing
Kelengkungan Sungai  (m)

2500

2000

1500 Hulu

1000

500 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 82
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-134


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 7 Indikasi Alinyemen Sungai Sembilang

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
6

5 Kedalaman  Alur Existing
Kedalaman  Alur Kelas 1
Kedalaman Sungai  (m)

4 Hilir

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3

1
Hulu
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 46
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1
Left Bank Alur Existing
50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2

30
Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 46

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Right Bank Alur Existing
‐70 Right Bank  Alur Kelas 1
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1
Left Bank Alur Existing
50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2

30
Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 46

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Right Bank Alur Existing
‐70 Right Bank  Alur Kelas 1
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-135


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 8 Indikasi Alinyemen Sungai Batangharileko

Alinyemen Vertikal (Kedalaman)
9

7
Kedalaman Sungai  (m)

Hilir
6

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Hulu
0 Elementary Land
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
150
Left Bank Alur Kelas 1

100
Hilir Left Bank  Alur Kelas 2

50
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3

Left Bank Alur Existing
0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230 240 250 260
Right Bank  Alur Kelas 3
‐50

Hulu Right Bank  Alur Kelas 2


‐100

Right Bank  Alur Kelas 1
‐150
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hilir
350
Kelengkungan Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150 Lengkung Alur Kelas 3
Lengkung Alur Existing
100
Hulu
50

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100110120130140150160170180190200210220230240250260
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-136


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 9 Indikasi Alinyemen Sungai Rawas

Alinyemen Vertikal (Kedalaman)
6

Hilir
5

Kedalaman  Alur Kelas 1
Kedalaman Sungai  (m)

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
Hulu
1

Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
79
Left Bank Alur Kelas 1
59
Hilir
39 Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Existing
Lebar Sungai  (m)

19 Left Bank Alur Kelas 3

‐1 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230
‐21 Right Bank  Alur Kelas 3
Right Bank Alur Existing
‐41 Right Bank  Alur Kelas 2
Hulu
‐61
Right Bank  Alur Kelas 1

‐81
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

1800
Hilir
1600
Kelengkungan Sungai  (m)

1400

1200 Lengkung Alur Existing

1000

800

600 Hulu

400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 220 230
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-137


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 10 Indikasi Alinyemen Sungai Lakitan

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1

4 Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

3.5
Kedalaman  Alur Kelas 2
3 Kedalaman  Alur Existing
2.5

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

1
Hulu
0.5
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50
Left Bank  Alur Kelas 2
Hilir
30
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50

Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
800

700
Hilir
Lengkung Alur Existing
Kelengkungan Sungai  (m)

600

Hulu
500

400 Lengkung Alur Kelas 1

300
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
100

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-138


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 11 Indikasi Alinyemen Sungai Lematang

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1

4
Kedalaman Sungai  (m)

3.5 Hilir
Kedalaman  Alur Kelas 2
3 Kedalaman  Alur Existing
2.5

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

0.5 Hulu
Elementary Land
0
0 50 100 150 200 250 300
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50
Left Bank  Alur Kelas 2
Hilir Left Bank Alur Existing
30
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
10
Centre line of fairway
‐10 0 50 100 150 200 250 300

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30 Hulu
Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50

Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
500

450

400 Lengkung Alur Kelas 1
Kelengkungan Sungai  (m)

350 Hilir

300
Lengkung Alur Kelas 2
250 Hulu
200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50

0
0 50 100 150 200 250 300
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-139


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6.23 Indikasi Alinyemen Sungai Kelingi


Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1


4 Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

3.5

3 Kedalaman  Alur Kelas 2
Kedalaman  Alur Existing
2.5

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

1
Hulu
0.5
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50
Left Bank  Alur Kelas 2
Hilir
30
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 50 60 70 80

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50

‐70 Right Bank  Alur Kelas 1


Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
800

700
Lengkung Alur Existing
Hilir
Kelengkungan Sungai  (m)

600

500

400 Lengkung Alur Kelas 1

300
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
100 Hulu

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-140


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 13 Indikasi Alinyemen Sungai Telang

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
6

Hilir
5 Kedalaman  Alur Existing
Kedalaman  Alur Kelas 1
Kedalaman Sungai  (m)

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3

1
Hulu
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 57
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)

90
Hilir
Left Bank Alur Kelas 1

40 Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3

Centre line of fairway
‐10 57
0 10 20 30 40 50
Right Bank  Alur Kelas 3

Right Bank  Alur Kelas 2
‐60
Right Bank  Alur Kelas 1
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2
‐110
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hilir Lengkung Alur Existing
350
Kelengkungan Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100
Hulu
50

0
0 10 20 30 40 50
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-141


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 14 Indikasi Alinyemen Sungai Ogan

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
7

Hilir
6
Kedalaman Sungai  (m)

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2 Kedalaman  Alur Existing

Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Hulu
Elementary Land
0
0 50 100 150 200 250 300 338
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1
Hilir
50
Left Bank  Alur Kelas 2

30
Left Bank Alur Existing
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
10
Centre line of fairway
‐10 0 50 100 150 200 250 300
Right Bank  Alur Kelas 3
‐30 Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
600

500 Hilir
Kelengkungan Sungai  (m)

Lengkung Alur Kelas 1
400
Lengkung Alur Existing
300
Lengkung Alur Kelas 2

200
Lengkung Alur Kelas 3
100
Hulu

0
0 50 100 150 200 250 300 338
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-142


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 15 Indikasi Alinyemen Sungai Komering

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
6

Hilir
5

Kedalaman  Alur Kelas 1
Kedalaman Sungai  (m)

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3

Elementary Land Hulu


0
0 50 100 150 200 250 300 348

Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)

65 Left Bank Alur Kelas 1

Left Bank Alur Existing
45 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2

25
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3

5
Centre line of fairway
0 50 100 150 200 250 300 348
‐15
Right Bank  Alur Kelas 3

‐35
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2
‐55 Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 1
‐75
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
500

450
Hilir
Lengkung Alur Existing
Lengkung Alur Kelas 1
400
Kelengkungan Sungai  (m)

350

300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50 Hulu

0
0 50 100 150 200 250 300 348
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-143


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 16 Indikasi Alinyemen Air Sugihan

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1

4 Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

3.5
Kedalaman  Alur Existing Kedalaman  Alur Kelas 2
3

2.5

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

0.5 Hulu
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140144
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2
30
Left Bank Alur Existing
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140144
Right Bank  Alur Kelas 3
Right Bank Alur Existing
‐30

Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hilir
350
Kelengkungan Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200
Lengkung Alur Existing
150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50 Hulu
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140144
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-144


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 17 Indikasi Alinyemen Air Saleh

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1


Hilir
4
Kedalaman Sungai  (m)

3.5

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2.5

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

1 Hulu
0.5
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 58
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1
Hilir
50
Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Existing
30
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 50 58
Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hilir
350
Kelengkungan Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250
Lengkung Alur Existing
200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100
Hulu
50

0
0 10 20 30 40 50 58

Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-145


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 18 Indikasi Alinyemen Sungai Lumpur

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
6

Hilir
5
Kedalaman  Alur Kelas 1
Kedalaman Sungai  (m)

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3

1
Hulu
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 114
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)

65 Left Bank Alur Kelas 1


Hilir
45
Left Bank  Alur Kelas 2

25
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
Left Bank Alur Existing
5
Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 114
‐15 Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 3

‐35
Right Bank  Alur Kelas 2
‐55 Hulu
Right Bank  Alur Kelas 1
‐75
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400 Hilir

350
Kelengkungan Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250 Lengkung Alur Existing

200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100 Hulu

50

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 114
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-146


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 19 Indikasi Alinyemen Sungai Batang

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5
Hilir
4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1

4
Kedalaman Sungai  (m)

3.5

3 Kedalaman  Alur Kelas 2
Kedalaman  Alur Existing
2.5

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

1
Hulu
0.5
Elementary Land
0
0 10 20 28
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Existing
30
Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 28

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
Lengkung Alur Existing
4500 Hilir

4000
Kelengkungan Sungai  (m)

3500

3000

2500

2000

1500
Hulu
1000

500 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 10 20 28

Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-147


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 24 Indikasi Alinyemen Sungai Pidada

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1


Hilir
4
Kedalaman Sungai  (m)

3.5

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2.5

2 Kedalaman  Alur Existing
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

0.5 Hulu

0
0 10 18

Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50
Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Existing
30
Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
Centre line of fairway
‐10 0 10 18

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu

‐70
Right Bank  Alur Kelas 1
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
2500 Lengkung Alur Existing
Hilir

2000
Kelengkungan Sungai  (m)

1500

1000

500 Hulu
Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 10 18

Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-148


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 21 Indikasi Alinyemen Sungai Jeruju

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1


Hilir
4
Kedalaman Sungai  (m)

3.5

3
Kedalaman  Alur Kelas 2

2.5

2 Kedalaman  Alur Existing
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

0.5 Hulu
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 57
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2
30
Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 50 57

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30

Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu

‐70
Right Bank  Alur Kelas 1
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

1400 Hilir Lengkung Alur Existing


1200
Kelengkungan Sungai  (m)

1000

800

600

400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
Hulu
0
0 10 20 30 40 50 57
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-149


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 22 Indikasi Alinyemen Sungai Riding

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1


Hilir
4
Kedalaman Sungai  (m)

3.5

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2.5

2 Kedalaman  Alur Existing

Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

0.5
Elementary Land Hulu
0
0 10 20 30 31
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2
30 Left Bank Alur Existing
Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 31

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu

‐70
Right Bank  Alur Kelas 1
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hilir
350
Kelengkungan Sungai  (m)

Lengkung Alur Existing
300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50
Hulu
0
0 10 20 30 31
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-150


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 23 Indikasi Alinyemen Sungai Dabuk Hitam

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5

4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1

4 Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

3.5
Kedalaman  Alur Kelas 2
3

2.5

2 Kedalaman  Alur Existing
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

0.5
Elementary Land Hulu
0
0 10 20 30
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2
30 Left Bank Alur Existing
Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 38

Right Bank  Alur Kelas 3
‐30 Right Bank Alur Existing
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
Lengkung Alur Existing
500
Hilir

Lengkung Alur Kelas 1
Kelengkungan Sungai  (m)

400

300
Lengkung Alur Kelas 2

200
Lengkung Alur Kelas 3

100

Hulu
0
0 10 20 30 38
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-151


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 24 Indikasi Alinyemen Sungai Mesuji

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
9
Hilir
8

7
Kedalaman Sungai  (m)

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4 Kedalaman  Alur Existing

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Hulu
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)

65 Left Bank Alur Kelas 1

45 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2

25
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3

5
Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210216
‐15
Right Bank  Alur Kelas 3

‐35 Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2

‐55

Right Bank  Alur Kelas 1
‐75
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400

350
Hilir
Kelengkungan Sungai  (m)

300 Lengkung Alur Existing
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50
Hulu
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 216
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-152


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Berdasarkan kondisi alinyemen alur pelayaran sungai, peran sungai di masa datang, dan
jenis kapal terbesar yang melayani angkutan sungai saat ini sesuai perannya, serta
kebutuhan alur pelayaran minimal yang dipersyaratkan menurut hasil analisis, maka
kanal-kanal di kabupaten Banyuasin dan Musibanyuasin direncanakan untuk direvitalisasi,
sedangkan rencana revitalisasi alur sungai lainnya adalah tampak pada tabel dibawah ini.

Tabel 6.21 Rencana Revitalisasi Alur Sungai di Sungai Berperan Besar Dalam
Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan

Ruas Pengerukan (km)


No Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
1 Musi 0 - 50 Pengerukan kedalaman alur di
P. Payung bag Utara dan
Selatan
50 - 100
100 - 150
150 - 200
200 - 250
250 - 300
300 - 350
350 - 400
400 - 450
450 - 500
500 - 550
550 - 600
600 - 650
650 - 700
700 - 750
2 Rawas 0 - 50
50 - 100
100 - 150
150 - 200
200 - 230
3 Lematang 0 - 50
50 - 100
100 - 150
150 - 200
200 - 250
250 - 300
4 Lakitan 0 - 50
50 - 80
5 Kelingi 0 - 40
40 - 80
6 Telang 0 - 30
30 - 57
7 Ogan 0 - 50
50 - 100
100 - 150
150 - 200
200 - 250
250 - 300
300 - 338 Pengerukan kedalaman alur,
mulai dari kec. Peninjauan s/d
Lubuk Batang
8 Komering 0 - 50

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-153


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Ruas Pengerukan (km)


No Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
50 - 100
100 - 150
150 - 200
200 - 250
250 - 300 Pengerukan kedalaman alur,
300 - 348 mulai dari kec. Cempaka s/d
Muaradua
9 Sugihan 0 - 50
50 - 100
100 - 144
10 Mesuji 0 - 50
50 - 100
100 - 150
150 - 216
11 Lalan 0 - 50
50 - 100
100 - 150
150 - 200
200 - 235
12 Batangharileko 0 - 50
50 - 100
100 - 150 Pelebaran alur sungai, mulai
150 - 200 dari hulu s/d kec. Sekayu
200 - 262
13 Sembilang 0 - 46
14 Calik 0 - 30
30 - 58
15 Lilin 0 - 30
30 - 60 Pengerukan kedalaman alur
antara Keluang s/d muara
Tungkal
16 Banyuasin 0 - 30
30 - 60
60 - 82
17 Saleh 0 - 30
30 - 58
18 Batang 0 - 28
19 Pidada 0 - 18 Pengerukan kedalaman di
bagian muara sungai
20 Jeruju 0 - 30 Pengerukan kedalaman alur
30 - 57 Pengerukan kedalaman &
pelebaran alur
21 Riding 0 - 31 Pengerukan kedalaman
22 Lumpur 0 - 30
30 - 60
60 - 90
90 - 114
23 Dabuk Hitam 0 - 38 Pengerukan kedalaman alur
sungai & pelebaran alur di
bagian muara

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-154


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.6.1.2 Jambi

Kondisi alinyemen alur pelayaran sungai di provinsi Jambi meliputi sungai Batanghari,
Tebo, Tembesi, Tabir, Batang Asai, Siulak, Pangkal Duri Besar, Tungkal, Air Hitam Laut,
Niur, Mandahara, Balan, Mesumai, dan Pemusiran Dalam. Indikasi kondisi alinyemen alur
pelayaran sungai di provinsi Jambi adalah sebagai berikut.

Gambar 6. 25 Indikasi Alinyemen Sungai Batanghari

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
14

12
Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

10

Kedalaman  Alur Kelas 1
4
Kedalaman  Alur Kelas 2
Hulu
2
Kedalaman  Alur Kelas 3
Elementary Land
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
245

Hilir
145 Left Bank Alur Existing

Left Bank Alur Kelas 1


Lebar Sungai  (m)

45 Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Kelas 3
Centre line of fairway
Right Bank  Alur Kelas 3
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700
‐55
Right Bank  Alur Kelas 2
Right Bank  Alur Kelas 1
Right Bank Alur Existing Hulu

‐155

‐255
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

600

500
Kelengkungan Sungai  (m)

Hilir
Lengkung Alur Kelas 1
400

Lengkung Alur Existing
300
Lengkung Alur Kelas 2

200
Lengkung Alur Kelas 3
100

Hulu
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500 550 600 650 700
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-155


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 26 Indikasi Alinyemen Sungai Tebo

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
9

7
Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

6
Hulu
5 Kedalaman  Alur  Existing
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
100
Left Bank Alur Existing
80 Hilir
Left Bank Alur Kelas 1
60

40 Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

20 Left Bank Alur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3

‐40 Right Bank  Alur Kelas 2

‐60 Hulu
Right Bank  Alur Kelas 1
‐80
Right Bank Alur Existing
‐100
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

600

500
Kelengkungan  Sungai  (m)

Lengkung Alur Kelas 1
400

300 Lengkung Alur Kelas 2
Hilir
200
Lengkung Alur Kelas 3
100
Hulu
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-156


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 27 Indikasi Alinyemen Sungai Tabir

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
7

Hilir
6
Kedalaman  Sungai  (m)

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4 Kedalaman  Alur  Existing

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3

1 Hulu

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
100

80 Left Bank Alur Existing

Left BankAlur Kelas 1
60

40 Left Bank  Alur Kelas 2
Hilir
Lebar Sungai  (m)

20 Left Bank Alur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3
Hulu
‐40 Right Bank  Alur Kelas 2
‐60
Right Bank  Alur Kelas 1
‐80 Right Bank Alur Existing

‐100
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

600
Lengkung Alur Existing
Hulu
500
Kelengkungan  Sungai  (m)

Lengkung Alur Kelas 1
400

300
Lengkung Alur Kelas 2

200
Lengkung Alur Kelas 3
100
Hilir
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-157


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 28 Indikasi Alinyemen Sungai Tembesi

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
9

Hilir
7
Kedalaman  Sungai  (m)

6
Kedalaman  Alur  Existing
Hulu
5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1

0
Elementary Land
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
200

150
Hilir
100
Left Bank Alur Kelas 1
Lebar Sungai  (m)

50
Left Bank  Alur Kelas 2
Left BankAlur Kelas 3
0 Centre line of fairway
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 Right Bank  Alur Kelas 3
‐50 Right Bank  Alur Kelas 2
Right Bank  Alur Kelas 1
‐100 Hulu

‐150

‐200
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

600

500
Kelengkungan  Sungai  (m)

Lengkung Alur Existing
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hilir Hulu
300
Lengkung Alur Kelas 2

200
Lengkung Alur Kelas 3
100

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-158


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 29 Indikasi Alinyemen Sungai Batang Asai

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
6

Hilir
5
Kedalaman  Alur Kelas 1
Kedalaman  Sungai  (m)

4 Kedalaman  Alur  Existing

Kedalaman  Alur Kelas 2
3

2
Kedalaman  Alur Kelas 3

1
Hulu
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
80

Left BankAlur Kelas 1
60 Left BankAlur Existing
Hilir
40 Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

20 Left Bank Alur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3

‐40 Right Bank  Alur Kelas 2


Hulu
‐60 Right BankAlur Existing
Right Bank  Alur Kelas 1
‐80
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hilir Lengkung Alur Existing
350 Hulu
Kelengkungan  Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150
Lengkung Alur Kelas 3

100

50

0
0 10 20 30 40 50
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-159


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 30 Indikasi Alinyemen Sungai Siulak/ Maringin

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
9

Hilir
7
Kedalaman  Sungai  (m)

6 Kedalaman  Alur  Existing
Hulu
5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Elementary Land
0
0 12.5 25 37.5 50
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1
60
50 Hilir Left Bank Alur Existing
Left Bank  Alur Kelas 2
40
30
20 Left Bank Alur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
0 Centre line of fairway
‐10 0 12.5 25 37.5 50

‐20 Right Bank  Alur Kelas 3


‐30 Hulu
‐40 Right Bank  Alur Kelas 2
‐50 Right BankAlur Existing
‐60
Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

600

500
Kelengkungan  Sungai  (m)

400
Lengkung Alur Kelas 1

300
Lengkung Alur Kelas 2
Hilir Hulu
200 Lengkung Alur Existing
Lengkung Alur Kelas 3
100

0
0 12.5 25 37.5 50
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-160


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 31 Indikasi Alinyemen Sungai Pangkal Duri Besar

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
14

12

Hilir
Kedalaman  Sungai  (m)

10

6 Kedalaman  Alur  Existing
Hulu
Kedalaman  Alur Kelas 1
4
Kedalaman  Alur Kelas 2
2
Kedalaman  Alur Kelas 3

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1
60
Left BankAlur Existing
50 Hilir
40
Left Bank  Alur Kelas 2

30
20 Left BankAlur Kelas 3
Lebar Sungai  (m)

10
0 Centre line of fairway
‐10 0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20

‐20 Right Bank  Alur Kelas 3


‐30
Hulu
‐40
Right BankAlur Existing Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
‐60
‐70 Right Bank  Alur Kelas 1
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Hulu
350 Lengkung Alur Existing
Kelengkungan  Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200 Hilir

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50

0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-161


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 32 Indikasi Alinyemen Sungai Tungkal

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
14

12

Hilir
Kedalaman  Sungai  (m)

10

8 Kedalaman  Alur  Existing
Hulu
6

Kedalaman  Alur Kelas 1
4
Kedalaman  Alur Kelas 2
2 Kedalaman  Alur Kelas 3

Elementary Land
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
200

150

100
Hilir

Left Bank Alur Kelas 1


Lebar Sungai  (m)

50
Left Bank  Alur Kelas 2
Left BankAlur Kelas 3
0 Centre line of fairway
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125 Right Bank  Alur Kelas 3
‐50 Right Bank  Alur Kelas 2
Right Bank  Alur Kelas 1
‐100 Hulu

‐150

‐200
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450

400
Lengkung Alur Kelas 1

350 Hilir
Kelengkungan  Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250 Lengkung Alur Existing
Hulu
200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75 80 85 90 95 100 105 110 115 120 125
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-162


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 33 Indikasi Alinyemen Sungai Air Hitam Laut

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
8

6
Kedalaman  Sungai  (m)

Hilir
5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4 Kedalaman  Alur  Existing
Hulu
3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
80

Left BankAlur Kelas 1
60
Hilir
40 Left Bank  Alur Kelas 2
Left BankAlur Existing
Lebar Sungai  (m)

20 Left BankAlur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3
Right BankAlur Existing
Hulu
‐40 Right Bank  Alur Kelas 2

‐60
Right Bank  Alur Kelas 1
‐80
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

3000
Hilir
Kelengkungan  Sungai  (m)

2500

2000
Lengkung Alur Existing
Hulu
1500

1000

500 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 123
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-163


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 34 Indikasi Alinyemen Sungai Niur

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
14

12
Kedalaman  Sungai  (m)

10 Hilir

8 Kedalaman  Alur  Existing
Hulu
6

Kedalaman  Alur Kelas 1
4
Kedalaman  Alur Kelas 2
2 Kedalaman  Alur Kelas 3

Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 75
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
200

150
Hilir Left Bank Alur Existing
100

Left BankAlur Kelas 1
Lebar Sungai  (m)

50
Left Bank  Alur Kelas 2
Left BankAlur Kelas 3
0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 75 Right Bank  Alur Kelas 3
‐50 Right Bank  Alur Kelas 2
Right Bank  Alur Kelas 1
‐100 Hulu
Right BankAlur Existing
‐150

‐200
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
900

800

700 Hilir
Kelengkungan  Sungai  (m)

600

500

400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Existing
300 Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
100 Hulu

0
0 10 20 30 40 50 60 70 75
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-164


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 35 Indikasi Alinyemen Sungai Mandahara

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
14

12
Kedalaman  Sungai  (m)

10 Hilir

Kedalaman  Alur Kelas 1
4
Hulu
Kedalaman  Alur Kelas 2
2
Kedalaman  Alur Kelas 3
Elementary Land
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
95

Hilir
Left BankAlur Kelas 1

45 Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
Centre line of fairway
‐5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Right Bank  Alur Kelas 3

Right Bank  Alur Kelas 2
‐55
Right Bank  Alur Kelas 1

Hulu
‐105
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400
Lengkung Alur Existing
350
Hulu
Kelengkungan  Sungai  (m)

Hilir
300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150
Lengkung Alur Kelas 3

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-165


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 36 Indikasi Alinyemen Sungai Balan

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
7

6
Kedalaman  Sungai  (m)

5 Hilir

Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3

1
Hulu
Elementary Land
0
0 5 10 15 20 25
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
80

Left Bank Alur Kelas 1


60
Hilir Left Bank Alur Existing
40 Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

20 Left BankAlur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 5 10 15 20 25
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3
Hulu
‐40 Right Bank  Alur Kelas 2
Right BankAlur Existing
‐60
Right Bank  Alur Kelas 1
‐80
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450

400
Lengkung Alur Kelas 1

Lengkung Alur Existing
350
Hulu
Kelengkungan  Sungai  (m)

Hilir
300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50

0
0 5 10 15 20 25
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-166


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 37 Indikasi Alinyemen Sungai Mesumai

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
9

7
Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

6 Kedalaman  Alur  Existing

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1 Hulu
Elementary Land
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
95

Hilir
Left BankAlur Kelas 1
Left Bank Alur Existing
45 Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3

Centre line of fairway
‐5
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Right Bank  Alur Kelas 3

Right Bank  Alur Kelas 2
‐55 Hulu
Right Bank Alur Existing Right Bank  Alur Kelas 1

‐105
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400

350
Kelengkungan  Sungai  (m)

300 Lengkung Alur Kelas 2
250 Hilir
Lengkung Alur Existing
200

150 Lengkung Alur Kelas 3
Hulu
100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 70 75
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-167


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 38 Indikasi Alinyemen Sungai Pemusiran Dalam

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
14

12
Hilir
Kedalaman  Sungai  (m)

10

8
Kedalaman  Alur  Existing
Hulu
6

Kedalaman  Alur Kelas 1
4
Kedalaman  Alur Kelas 2
2
Kedalaman  Alur Kelas 3
Elementary Land
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
130
120
110
100 Left Bank Alur Existing
90 Hilir
80
70 Left BankAlur Kelas 1
60
50
40 Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

30
20 Left Bank Alur Kelas 3
10
0 Centre line of fairway
‐10
‐20 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 Right Bank  Alur Kelas 3
‐30
‐40 Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
‐60
‐70 Right Bank  Alur Kelas 1
‐80 Hulu
‐90
‐100 Right Bank Alur Existing
‐110
‐120
‐130
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450

400
Lengkung Alur Kelas 1

350
Kelengkungan  Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250
Hulu
Lengkung Alur Existing
200 Hilir
150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50

0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-168


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Berdasarkan kondisi alinyemen alur pelayaran sungai, peran sungai di masa datang, dan
jenis kapal terbesar yang melayani angkutan sungai saat ini sesuai perannya, serta
kebutuhan alur pelayaran minimal yang dipersyaratkan menurut hasil analisis,
diindikasikan tidak ada revitalisasi alur sungai di provinsi Jambi (lihat tabel 6.32).

Tabel 6. 22 Rencana Revitalisasi Alur Sungai Berperan Besar Dalam


Perhubungan Provinsi Jambi

Ruas Pengerukan (km)


No Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
1 Batanghari 0 - 50
50 - 100
100 - 150
150 - 200
200 - 250
250 - 300
300 - 350
350 - 400
400 - 450
450 - 500
500 - 550
550 - 600
600 - 650
650 - 695
2 Tebo 0 - 25
25 - 50
50 - 75
75 - 79
3 Tabir 0 - 25
25 - 50
50 - 75
4 Tembesi 0 - 25
25 - 50
50 - 75
75 - 100
100 - 129
5 Batang Asai 0 - 25
25 - 48
6 Sulak 0 - 12.5
12.5 - 25
25 - 37.5
37.5 - 51
7 Pangkal Duri Besar 0 - 5
5 - 10
10 - 15
15 - 19
8 Tungkal 0 - 25
25 - 50
50 - 75
75 - 100
100 - 116
9 Air 0 - 50
50 - 123
10 Niur 0 - 25
25 - 50

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-169


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Ruas Pengerukan (km)


No Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
50 - 67
11 Mandahara 0 - 25
25 - 50
50 - 57
12 Balan 0 - 12.5
12.5 - 25
13 Mesumai 0 - 25
25 - 50
50 - 75
14 Pemusiran Dalam 0 - 12.5
12.5 - 25
25 - 37.5
37.5 - 47

6.6.1.3 Riau

Kondisi alinyemen alur pelayaran sungai di provinsi Riau meliputi sungai Rokan, Siak,
Kampar, Indragiri, Guntung dan Keritang. Kondis alinyemen alur pelayaran sungai lainnya
seperti sungai Bangkung, Kubu, Ranau, Siak Kecil, Kampar Kanan, Kampar Kiri, dan
kanal-kanal buatan maupun kanal alamiah lainnya masih memerlukan data tambahan.
Indikasi kondisi alinyemen alur pelayaran sungai berperan besar dalam perhubungan
provinsi Riau adalah sebagai berikut.

Gambar 6. 39 Indikasi Alinyemen Sungai Keritang

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
5
Hilir
4.5 Kedalaman  Alur Kelas 1

4
Kedalaman Sungai  (m)

3.5

3
Kedalaman  Alur Kelas 2

2.5

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1.5

1
Hulu
0.5
Elementary Land
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 67

Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-170


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6.40 Indikasi Alinyemen Sungai Keritang (Lanjutan)

Alinyemen Horizontal (Lebar)

Hilir
80
Left BankAlur Kelas 1

Left Bank  Alur Kelas 2
Lebar Sungai  (m)

30
Left BankAlur Kelas 3
Centre line of fairway
‐20 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65 67
Right Bank  Alur Kelas 3

Right Bank  Alur Kelas 2

‐70 Right Bank  Alur Kelas 1

Hulu

‐120
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
1400
Hilir
1200
Lengkung Alur Existing
Kelengkungan  Sungai  (m)

1000

800

600
Hulu

400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 5 10 15 20 25 30 35 40 45 50 55 60 65
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-171


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 25 Indikasi Alinyemen Sungai Rokan

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
10

9 Hilir

8
Kedalaman Sungai  (m)

5 Kedalaman  Alur Existing
Kedalaman  Alur Kelas 1
4

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Elementary Land Hulu
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
400

300

200

Left Bank Alur Kelas 1


Lebar Sungai  (m)

100
Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Kelas 3
0 Centre line of fairway
0 50 100 150 200 250 300 350 400Right Bank  Alur Kelas 3
‐100 Right Bank  Alur Kelas 2
Right Bank  Alur Kelas 1
‐200

‐300

‐400
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
2000

1800

1600
Kelengkungan Sungai  (m)

1400

1200

1000

800

600 Hilir Hulu

400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-172


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 262 Indikasi Alinyemen Sungai Siak

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
14

12 Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

10

6 Kedalaman  Alur Existing

Kedalaman  Alur Kelas 1
4
Kedalaman  Alur Kelas 2
2
Kedalaman  Alur Kelas 3
Elementary Land Hulu
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300

Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
400

300

200 Hilir
Left Bank Alur Kelas 1
Lebar Sungai  (m)

100
Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Kelas 3
0 Centre line of fairway
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 Right Bank  Alur Kelas 3
‐100 Right Bank  Alur Kelas 2
Right Bank  Alur Kelas 1
‐200

‐300
Hulu
‐400
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

1400
Hilir
1200
Kelengkungan Sungai  (m)

1000

800
Hulu
600 Lengkung Alur Existing

400 Lengkung Alur Kelas 1

Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-173


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 43 Indikasi Alinyemen Sungai Kampar

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
9

8
Hilir
7
Kedalaman Sungai  (m)

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4 Kedalaman  Alur Existing

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1 Hulu
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400

Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
200

Hilir
150

100

Left Bank Alur Kelas 1


Lebar Sungai  (m)

50
Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Kelas 3
0 Centre line of fairway
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400Right Bank  Alur Kelas 3
‐50 Right Bank  Alur Kelas 2
Right Bank  Alur Kelas 1
‐100

‐150 Hulu

‐200
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

1400

1200
Kelengkungan Sungai  (m)

1000

800

Hilir
600 Hulu

400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340 360 380 400
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-174


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 44 Indikasi Alinyemen Sungai Indragiri

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
10

8 Hilir
Kedalaman Sungai  (m)

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4 Kedalaman  Alur Existing

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1 Hulu
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500

Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
150

Hilir
100

Left Bank Alur Kelas 1


50
Lebar Sungai  (m)

Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Kelas 3
0 Centre line of fairway
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500Right Bank  Alur Kelas 3
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Right Bank  Alur Kelas 1

‐100
Hulu

‐150
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
1400

1200
Kelengkungan Sungai  (m)

1000

800

600 Hulu
Hilir
400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
0
0 50 100 150 200 250 300 350 400 450 500
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-175


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 45 Indikasi Alinyemen Sungai Guntung

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
9

8
Hilir
7
Kedalaman Sungai  (m)

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4 Kedalaman  Alur Existing

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Hulu
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340

Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)
150

Hilir
100

Left Bank Alur Kelas 1


50
Lebar Sungai  (m)

Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Kelas 3
0 Centre line of fairway
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340
Right Bank  Alur Kelas 3
‐50 Right Bank  Alur Kelas 2
Right Bank  Alur Kelas 1

‐100
Hulu

‐150
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
1400

1200
Kelengkungan Sungai  (m)

Hilir
1000

800

600

400 Lengkung Alur Kelas 1
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
Hulu
0
0 20 40 60 80 100 120 140 160 180 200 220 240 260 280 300 320 340
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-176


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Berdasarkan kondisi alinyemen alur pelayaran sungai, peran sungai di masa datang, dan
jenis kapal terbesar yang melayani angkutan sungai saat ini sesuai perannya, serta
kebutuhan alur pelayaran minimal yang dipersyaratkan menurut hasil analisa, maka
diindikasikan tidak ada sungai yang perlu direvitalisasi alur sungainya di provinsi Riau
(lihat tabel 6.23).

Tabel 6. 23 Klasifikasi Alur Sungai dan Rencana Revitalisasi Alur Sungai


Berperan Besar Dalam Perhubungan Provinsi Riau

Ruas Klas Pengerukan (km)


No Sungai Keterangan
Alur
(km s/d km) 10 20 30 40 50
1 Rokan 0 - 50 I
50 - 100 I
100 - 150 I
150 - 200 II
200 - 250 II
250 - 300 III
300 - 350 III
350 - 400 III
2 Siak 0 - 50 I
50 - 100 I
100 - 150 II
150 - 200 II
200 - 250 II
250 - 300 II
3 Kampar 0 - 50 I
50 - 100 I
100 - 150 I
150 - 200 II
200 - 250 III
250 - 300 III
300 - 350 III
350 - 400 III
4 Indragiri 0 - 50 I
50 - 100 I
100 - 150 I
150 - 200 I
200 - 250 II
250 - 300 II
300 - 350 II
350 - 400 III

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-177


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Ruas Klas Pengerukan (km)


No Sungai Keterangan
Alur
(km s/d km) 10 20 30 40 50
400 - 450 III
450 - 500 III
5 Guntung 0 - 50 I
50 - 100 I
100 - 150 I
150 - 200 I
200 - 250 II
250 - 300 III
300 - 343 III
6 Keritang 0 - 50 II
50 - 67 III

6.6.1.4 Lampung

Kondisi alinyemen alur pelayaran sungai di provinsi Lampung meliputi sungai Mesuji,
Buaya, Tulangbawang, Anak sungai Seputih, Way Sekampung, Way Semangka, Terusan
dan Danau Ranau. Mengingat keterbatasan data, indikasi kondisi alinyemen alur
pelayaran sungai berperan besar dalam perhubungan provinsi Lampung hanya
menyangkut kondisi alinyemen horisontal. lebih rinci kondisi alinyemen tersebut adalah
sebagai berikut.

Gambar 6. 46 Indikasi Alinyemen Sungai Tulangbawang

Alinyemen Horizontal (Lebar)
100

80
Hilir
Left Bank Alur Kelas 1
60

40 Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Existing
Lebar Sungai  (m)

20 Left Bank Alur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3
Right Bank Alur Existing
‐40
Right Bank  Alur Kelas 2
Hulu
‐60
Right Bank  Alur Kelas 1
‐80

‐100
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-178


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6.47 Indikasi Alinyemen Sungai Tulangbawang (Lanjutan)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

500
Hilir
Lengkung Alur Kelas 1
Kelengkungan Sungai  (m)

400

300
Lengkung Alur Kelas 2

Lengkung Alur Existing
200

Lengkung Alur Kelas 3
100 Hulu

0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Jarak Sungai  (km)

Gambar 6. 48 Indikasi Alinyemen Sungai Buaya

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2
30
Left Bank Alur Existing
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
10
Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 50 60

Right Bank  Alur Kelas 3
Right Bank Alur Existing
‐30
Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2
‐50

Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

600

Hilir
500
Kelengkungan Sungai  (m)

400
Lengkung Alur Kelas 1

300 Lengkung Alur Kelas 2

200
Lengkung Alur Kelas 3
100 Hulu

0
0 10 20 30 40 50 60
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-179


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 49 Indikasi Alinyemen Sungai Mesuji

Alinyemen Vertikal (kedalaman)
9
Hilir
8

7
Kedalaman Sungai  (m)

5
Kedalaman  Alur Kelas 1
4 Kedalaman  Alur Existing

3 Kedalaman  Alur Kelas 2

2
Kedalaman  Alur Kelas 3
1
Hulu
Elementary Land
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Lebar)

65 Left Bank Alur Kelas 1

45 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2

25
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3

5
Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210216
‐15
Right Bank  Alur Kelas 3

‐35 Hulu
Right Bank  Alur Kelas 2

‐55

Right Bank  Alur Kelas 1
‐75
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400

350
Hilir
Kelengkungan Sungai  (m)

300 Lengkung Alur Existing
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50
Hulu
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200 210 216
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-180


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 50 Indikasi Alinyemen anak Sungai Seputih

Alinyemen Horizontal (Lebar)
70
Left Bank Alur Kelas 1

50 Hilir
Left Bank  Alur Kelas 2
30 Left Bank Alur Existing
Lebar Sungai  (m)

Left Bank Alur Kelas 3
10

Centre line of fairway
‐10 0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100

‐30 Right Bank Alur Existing Right Bank  Alur Kelas 3

Right Bank  Alur Kelas 2
‐50
Hulu

Right Bank  Alur Kelas 1
‐70
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)

700

600
Kelengkungan Sungai  (m)

Hilir
500

Lengkung Alur Kelas 1
400

300
Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
100
Hulu
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100
Jarak Sungai  (km)

Gambar 6. 51 Indikasi Alinyemen Way Sekampung

Alinyemen Horizontal (Lebar)
100

80
Hilir
Left Bank Alur Kelas 1
60

40 Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Existing
Lebar Sungai  (m)

20 Left Bank Alur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3
Right Bank Alur Existing
‐40
Right Bank  Alur Kelas 2
Hulu
‐60
Right Bank  Alur Kelas 1
‐80

‐100
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-181


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6.52 Indikasi Alinyemen Way Sekampung (Lanjutan)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
450
Lengkung Alur Kelas 1
400

350 Hilir
Kelengkungan Sungai  (m)

300
Lengkung Alur Kelas 2
250

200

150 Lengkung Alur Kelas 3

100

50 Hulu
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150 160 170 180 190 200
Jarak Sungai  (km)

Gambar 6. 27 Indikasi Alinyemen Sungai Terusan

Alinyemen Horizontal (Lebar)
100

80
Hilir
Left Bank Alur Kelas 1
60

40 Left Bank  Alur Kelas 2
Left Bank Alur Existing
Lebar Sungai  (m)

20 Left Bank Alur Kelas 3

0 Centre line of fairway
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
‐20 Right Bank  Alur Kelas 3
Right Bank Alur Existing
‐40
Right Bank  Alur Kelas 2
Hulu
‐60
Right Bank  Alur Kelas 1
‐80

‐100
Jarak Sungai  (km)

Alinyemen Horizontal (Kelengkungan)
900

800
Kelengkungan Sungai  (m)

700 Hilir

600
Lengkung Alur Existing
500

400 Lengkung Alur Kelas 1

300 Lengkung Alur Kelas 2
200
Lengkung Alur Kelas 3
100
Hulu
0
0 10 20 30 40 50 60 70 80 90 100 110 120 130 140 150
Jarak Sungai  (km)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-182


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Berdasarkan kondisi alinyemen alur pelayaran sungai, peran sungai di masa datang, dan
jenis kapal terbesar yang melayani angkutan sungai saat ini sesuai perannya, serta
kebutuhan alur pelayaran minimal yang dipersyaratkan menurut hasil analisa, maka
direncanakan revitalisasi alur sungai di beberapa ruas sungai tertentu khususnya di
sungai Tulangbawang dan Terusan (lihat Tabel 6.34).

Tabel 6. 24 Rencana Revitalisasi Alur Sungai Berperan Besar Dalam


Perhubungan Provinsi Lampung

Ruas Pengerukan (km)


No Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
1 Mesuji 0 - 50
50 - 100
100 - 150
150 - 216
2 Buaya 0 - 50
50 - 100
3 Tulangbawang 0 - 50
50 - 100
100 - 150 Pelebaran alur sungai s/d lebar
minimal 60 m, mulai dari hulu s/d
150 - 200 Menggala
4 Anak sungai 0 - 50
Seputih 50 - 100
5 Way Sekampung 0 - 50
50 - 100
100 - 150
150 - 200
6 Way Semangka 0 - 30
30 - 60
7 Terusan 0 - 50
50 - 100 Pelebaran alur sungai s/d lebar
minimal 60 m, mulai dari Gunung
100 - 150 Batin s/d Dente Teladas

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-183


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.7. Kapasitas Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan


Sungai
Kapasitas Pelayanan Lalu-lintas Angkutan Sungai terkait dengan kapasitas alur
pelayaran dalam melayani kapal angkut sungai terbesar. Kapasitas alur pelayaran
ditentukan berdasarkan klasifikasi alur pelayaran, serta mempertimbangkan aspek
keamanan, keselamatan, ketertiban, dan kelancaran lalu-lintas pelayaran kapal.
Klasifikasi alur pelayaran sungai sesuai PP. No.5 Tahun 2010 tentang Kenavigasian
ditentukan berdasarkan kondisi alinyemen alur pelayaran sungai yang ada. Ukuran kapal
terbesar yang dipersyaratkan adalah menurut hasil kajian teknis DLLASDP (2004).
Kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai di Pulau Sumatera (empat provinsi),
Pulau Kalimantan (empat provinsi), dan Pulau Papua (dua provinsi), adalah sebagai
berikut.

6.7.1 Pulau Sumatera

6.7.1.1 Sumatera Selatan

Mengingat keterbatasan data, kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai provinsi


Sumatera Selatan hanya meliputi dua pulu dua sungai yang teridentifikasi kondisi
alinyemen alur pelayaran sungainya. Menimbang kondisi alinyemen alur pelayaran
sungai, klasifikasi alur pelayaran sungai dan jenis kapal yang ada di Indonesia menurut
hasil kajian teknis JICA (2000), ditentukan kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan
sungai provinsi Sumatera Selatan dan klasifikasi alur sungai seperti pada tabel dan
gambar berikut.

Tabel 6. 25 Kapasitas Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai Provinsi


Sumatera Selatan

Kapal Terbesar (m) Kapasitas


Ruas Klas Kapal Keterangan
Sungai
(km s/d km) Alur P L H D Maksimum (*)
(GT)
Calik 0 - 30 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
30 - 58 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
Dawas 0 - 30 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
30 - 52 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Lalan 0 - 50 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
50 - 100 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
100 - 150 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
150 - 200 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
200 - 235 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Banyuasin 0 - 30 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
30 - 60 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-184


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Kapal Terbesar (m) Kapasitas


Ruas Klas Kapal Keterangan
Sungai
(km s/d km) Alur P L H D Maksimum (*)
(GT)
60 - 82 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Sembilang 0 - 46 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Musi 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
100 - 150 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
150 - 200 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
200 - 250 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
250 - 300 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
300 - 350 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
350 - 400 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
400 - 450 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
450 - 500 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
500 - 550 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
550 - 600 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
600 - 650 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
650 - 700 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
700 - 750 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Batangharileko 0 - 50 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
50 - 150 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
150 - 250 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
250 - 350 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
200 - 262 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Rawas 0 - 50 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
50 - 100 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
100 - 150 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
150 - 200 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
200 - 230 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Lakitan 0 - 50 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
50 - 100 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Lematang 0 - 50 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
50 - 100 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
100 - 150 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
150 - 200 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
200 - 250 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
250 - 300 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Kelingi 0 - 40 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
40 - 80 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Telang 0 - 30 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
30 - 57 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Ogan 0 - 50 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
50 - 100 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
100 - 150 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
150 - 200 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
200 - 250 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
250 - 300 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
300 - 338 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Komering 0 - 50 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
50 - 100 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
100 - 150 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
150 - 200 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
200 - 250 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
250 - 300 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
300 - 348 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Sugihan 0 - 50 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-185


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Kapal Terbesar (m) Kapasitas


Ruas Klas Kapal Keterangan
Sungai
(km s/d km) Alur P L H D Maksimum (*)
(GT)
50 - 100 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
100 - 144 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Saleh 0 - 30 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
30 - 58 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Lumpur 0 - 30 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
30 - 60 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
60 - 90 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
90 - 114 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Batang 0 - 28 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Pidada 0 - 18 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Jeruju 0 - 30 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
30 - 57 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Riding 0 - 57 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Dabukhitam 0 - 57 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Mesuji 0 - 50 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
50 - 100 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
100 - 150 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
150 - 182 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Ket: P= Panjang, L= Lebar, H= Tinggi, D= Draft
(*) Klasifikasi alur menurut hasil kajian teknis DLLASDP (2004)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-186


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 54 Klasifikasi Alur Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai Provinsi


Sumatera Selatan

Alur Pelayaran
KLASIFIKASI ALUR SUNGAI
Kedalaman Lebar Alur Lengkung
Klas I 4,5 - 5,8 132,7 - 181,5 420,0
Klas II 3,1 - 4,4 83,8 - 132,6 288,0
Klas III 1,7 - 3,0 39,6 - 83,7 160,0
Dibawah lebar alur minimal 0,9 - 1,6 11,0 - 39,5 92,0

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-187


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.7.1.2 Jambi

Menimbang kondisi alinyemen alur pelayaran sungai, klasifikasi alur pelayaran sungai dan
jenis kapal yang ada di Indonesia menurut hasil kajian teknis JICA (2000), ditentukan
kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai provinsi Jambi dan klasifikasi alur sungai
seperti pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 6. 26 Kapasitas Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai Provinsi Jambi

Kapal Terbesar (m) Kapasitas


Ruas Klas Kapal Keterangan
Sungai
(km s/d km) Alur Maksimum (*)
P L H D (GT)
Batanghari 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
100 - 150 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
150 - 200 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
200 - 250 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
250 - 300 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
300 - 350 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
350 - 400 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
400 - 450 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
450 - 500 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
500 - 550 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
550 - 600 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
600 - 650 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
650 - 695 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Tebo 0 - 25 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
25 - 50 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
50 - 75 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
75 - 79 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Tabir 0 - 25 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
25 - 50 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
50 - 75 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Tembesi 0 - 25 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
25 - 50 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
50 - 75 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
75 - 100 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
100 - 129 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
Batang Asai 0 - 25 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
25 - 48 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Siulak/ Maringin 0 - 12.5 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
12.5 - 25 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
25 - 37.5 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
37.5 - 51 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-188


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Kapal Terbesar (m) Kapasitas


Ruas Klas Kapal Keterangan
Sungai
(km s/d km) Alur Maksimum (*)
P L H D (GT)
Pangkal Duri Besar 0 - 5 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
5 - 10 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
10 - 15 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
15 - 19 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Tungkal 0 - 25 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
25 - 50 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
50 - 75 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
75 - 100 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
100 - 116 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
Air Hitam Laut 0 - 50 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
50 - 123 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Niur 0 - 25 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
25 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 67 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Mandahara 0 - 25 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
25 - 50 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
50 - 57 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
Balan 0 - 12.5 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
12.5 - 25 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Mesumai 0 - 25 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
25 - 50 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
50 - 75 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Pemusiran Dalam 0 - 12.5 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
12.5 - 25 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
25.0 - 37.5 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
37.5 - 47 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
Ket: P= Panjang, L= Lebar, H= Tinggi, D= Draft
(*) Klasifikasi alur menurut hasil kajian teknis DLLASDP (2004)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-189


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 55 Klasifikasi Alur Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai Provinsi


Jambi

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-190


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.7.1.3 Riau

Mengingat keterbatasan data, kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai provinsi


Riau hanya meliputi enam sungai yang teridentifikasi kondisi alinyemen alur pelayaran
sungainya. Menimbang kondisi alinyemen alur pelayaran sungai, klasifikasi alur pelayaran
sungai dan jenis kapal yang ada di Indonesia menurut hasil kajian teknis JICA (2000),
ditentukan kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dan klasifikasi alur sungai di
provinsi Riau seperti pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 6. 27 Kapasitas Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai Provinsi Riau

Kapal Terbesar (m)


Kapasitas
Ruas Kelas Kapal
Sungai Keterangan (*)
(km s/d km) Alur P L H D Maksimum
(GT)
Rokan 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
100 - 150 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
150 - 200 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
200 - 250 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
250 - 300 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
300 - 350 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
350 - 400 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Siak 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
100 - 150 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
150 - 200 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
200 - 250 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
250 - 300 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
Kampar 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
100 - 150 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
150 - 200 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
200 - 250 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
250 - 300 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
300 - 350 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
350 - 400 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Indragiri 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
100 - 150 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
150 - 200 I 107.90 21.40 9.80 3.80 5.000 I.B
200 - 250 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
250 - 300 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
300 - 350 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
350 - 400 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
400 - 450 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
450 - 500 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
Guntung 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
100 - 150 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
150 - 200 I 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
200 - 250 II 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
250 - 300 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Keritang 300 - 343 III 23.20 5.40 2.80 0.80 40 Bawah III.B
0 - 50 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
50 - 67 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Ket: P= Panjang, L= Lebar, H= Tinggi, D= Draft
(*) Klasifikasi alur menurut hasil kajian teknis DLLASDP (2004)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-191


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 56 Klasifikasi Alur Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai Provinsi


Riau

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-192


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.7.1.4 Lampung

Menimbang kondisi alinyemen alur pelayaran sungai, klasifikasi alur pelayaran sungai dan
jenis kapal yang ada di Indonesia menurut hasil kajian teknis JICA (2000), ditentukan
kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai provinsi Lampung dan klasifikasi alur
sungai seperti pada tabel dan gambar berikut.

Tabel 6. 28 Kapasitas Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Provinsi Lampung

Kapal Terbesar (m) Kapasitas


Ruas Klas Kapal Keterangan
Sungai
(km s/d km) Alur P L H D Maksimum (*)
(GT)
Mesuji 0 - 50 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
50 - 100 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
100 - 150 II 72.10 15.00 7.00 2.60 2.000 II.B
150 - 182 III 55.80 11.80 5.60 2.00 600 III.A
Buaya 0 - 30 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
30 - 75 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Tulangbawang 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 II 88.40 18.20 8.40 3.20 3.000 II.A
100 - 200 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
200 - 230 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Anak sungai 0 - 50 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Seputih III
50 - 114 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Way Sekampung 0 - 50 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
50 - 100 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
100 - 150 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
150 - 231 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Terusan 0 - 50 I 121.00 24.60 11.20 4.40 ≥ 5.000 I.A
50 - 100 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
100 - 167 III 39.50 8.60 4.20 1.40 100 III.B
Ket: P= Panjang, L= Lebar, H= Tinggi, D= Draft
(*) Klasifikasi alur menurut hasil kajian teknis DLLASDP (2004)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-193


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 57 Klasifikasi Alur Pelayanan Lalu-Lintas Angkutan Sungai Provinsi


Lampung

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-194


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.8. Sarana Bantu Navigasi dan Perambuan


Sarana Bantu Navigasi dan Perambuan adalah sarana yang dibangun atau
terbentuk secara alami yang berada di luar kapal yang berfungsi membantu navigator
dalam menentukan posisi dan / atau haluan kapal serta memberitahukan bahaya dan /
atau rintangan pelayaran untuk kepentingan keselamatan berlayar. Skala prioritas
pengadaan dan pemasangan rambu didasarkan pada tingkat keselamatan, kelancaran
lalu lintas, dan ketertiban pelayaran kapal di perairan daratan. Adapun skala prioritas
pengadaan/pemasangan rambu tersebut adalah sebagai berikut:

a. Prioritas Pertama : Keselamatan penumpang


b. Prioritas Kedua : Keselamatan kapal
c. Prioritas Ketiga : Ketertiban pelayaran
d. Prioritas keempat : Kelancaran lalu lintas
Indikasi dimana memerlukan rambu-rambu sungai dan sarana bantu navigasi pelayaran
(SBNP) adalah dengan memperhatikan kondisi alinyemen alur pelayaran sungai, sungai
yang memiliki frekuensi lalu-lintas kapal paling padat, sungai yang mudah tererosi atau
merupakan kawasan hutan lindung serta sungai yang daerah alirannya merupakan
wilayah pengembangan. Indikasi penempatan SBNP dan perambuan ditentukan
berdasarkan sumber data dari hasil analisa situasi lingkungan sekitar sungai yang
berperan besar dalam perhubungan di masa datang, alinyemen alur pelayaran sungai,
kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai, Podes 2008, RTRW di masing-masing
provinsi, hasil kajian teknis DLLASDP tahun-tahun sebelumnya di masing-masing provinsi,
Inventarisasi Sungai Induk di Indonesia (PU,1997), Peta Penunjukan Kawasan Hutan Dan
Perairan (Kementerian Kehutanan, 2009), Peta Bakosurtanal, Peta DISHIDROS, Peta
google earth (2010), Peta wikimapia (2010), serta Peta hasil produksi swasta lain.

Penempatan SBNP dan perambuan di alur pelayaran sungai berperan besar dalam
perhubungan menyesuaikan dengan ketentuan dalam SK MENHUB. RI. No. PM.3/L/PHB/-
77 tentang perambuan lalu-lintas perairan pedalaman di Indonesia dan Keputusan
Menteri Perhubungan nomor KM.173/AL.401/Phb-84 tentang berlakunya “The IALA
Maritime Buoyage Sistem” untuk “Region A” dalam tatanan Rambu Navigasi Pelayaran di
Indonesia. Sesuai peraturan dan ketentuan tersebut, indikasi kebutuhan SBNP dan
rambu-rambu sungai di Pulau Sumatera (empat provinsi), Pulau Kalimantan (empat
provinsi) dan Pulau Papua (dua provinsi) dijelaskan sebagai berikut.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-195


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.8.1.1 Sumatera Selatan

Menimbang situasi lingkungan sekitar sungai berperan besar dalam perhubungan yang
perlu di dorong atau di tunjang dengan transportasi sungai, ketentuan kawasan lindung
dalam RTRW provinsi Sumatera Selatan (2005-2019), hasil kajian teknis DLLASDP (2007
dan 2008), Peta Penunjukan Kawasan Kehutanan dan Perairan Provinsi Sumatera Selatan
(Kementerian Kehutanan, 2009), data rawan bencana longsor dan kebakaran hutan
(Podes 2008), serta meninjau indikasi alinyemen alur pelayaran sungai berperan besar
dalam perhubungan Sumatera Selatan, dan kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan
sungai di Sumatera Selatan, maka indikasi kebutuhan SBNP dan atau rambu-rambu
sungai di sungai berperan besar dalam perhubungan Sumatera Selatan adalah seperti
pada tabel dan gambar dibawah ini.

Tabel 6. 29 Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu-Rambu Sungai di Sungai Berperan


Besar Dalam Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan

Ruas SBNP atau Rambu


Sungai Keterangan
(km s/d km) 6 12 18 24 30
Calik 0 - 30 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pasar tepi
sungai, kawasan hutan lindung dan pelabuhan
sungai
30 - 58 Simpangan sungai Calik-sungai Dawas, kawasan
kebakaran hutan
Dawas 0 - 30 Simpangan sungai Calik-sungai Tungkal,
pelabuhan sungai, pasar tepi sungai
30 - 52 Perairan dangkal, pelabuhan khusus, pelabuhan
sungai, kawasan rawan longsor
Banyuasin 0 - 30 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pasar tepi
sungai, daerah rawan longsor, kawasan padat
penduduk, kawasan hutan lindung dan pelabuhan
sungai
30 - 60 Penyempitan alur, simpangan sungai (sungai
Calik-kanal simpang PU), pelabuhan sungai
60 - 82 Simpangan sungai (sungai Banyuasin-sungai
Dawas), Pasar tepi sungai
Telang 0 - 30 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pasar tepi
sungai, kawasan padat penduduk, kawasan hutan
lindung, pelabuhan khusus, dan pelabuhan
sungai
30 - 57 Simpangan sungai (sungai Telang-sungai Musi,
sungai Telang-sungai Sebalik)
Saleh 0 - 30 Alur masuk/keluar (sungai-laut), kawasan padat
penduduk, KTM, simpangan sungai (Air Saleh-
30 - 58 kanal, Air Saleh-sungai Musi), kawasan hutan
lindung dan pelabuhan sungai
Lumpur 0 - 30 Alur masuk/keluar (sungai-laut), kawasan hutan
lindung dan pelabuhan sungai
30 - 60 Simpangan sungai (sungai Lumpur-sungai
Kedongdong, sungai Lumpur-anak sungai
Lumpur)
60 - 90 Simpangan sungai (sungai Lumpur-sungai
Sekarim)
90 - 114 Kawasan padat penduduk, pelabuhan sungai,
lalu-lintas sungai padat, dan pasar tepi sungai

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-196


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Ruas SBNP atau Rambu


Sungai Keterangan
(km s/d km) 6 12 18 24 30
Jeruju 0 - 30 Alur masuk/keluar (sungai-laut), kedalaman alur
sungai terbatas, kawasan hutan lindung
30 - 57
Batang 0 - 28 Alur masuk/keluar (sungai-laut), kedalaman alur
sungai terbatas (3m), pelabuhan sungai, kawasan
padat penduduk, kawasan hutan lindung
Pidada 0 - 18 Alur masuk/keluar (sungai-laut), kedalaman alur
sungai terbatas (2m), pelabuhan sungai, pasar
tepi sungai, kawasan hutan lindung

Tabel 6.30. Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu-Rambu Sungai di Sungai


Berperan Besar Dalam Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan (Lanjutan)

Ruas SBNP
Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
Lalan 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
sungai, kawasan padat penduduk, simpangan
sungai (sungai Lalan-anak sungai Lalan, sungai
Lalan-kanal), kawasan hutan lindung
50 - 100
100 - 150 Simpangan sungai (sungai Lalan-sungai
Merang), dan tikungan sungai
150 - 200 Penyempitan alur sungai, simpangan sungai
(sungai Lalan-sungai Medak)
200 - 235 Pelabuhan khusus, pelabuhan sungai, dan
kawasan padat penduduk
Musi 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
laut, kawasan padat penduduk, simpangan
sungai (sungai Musi-kanal, sungai Musi-sungai
Saleh), kawasan hutan lindung, lalu-lintas
sungai padat
50 - 100 Kawasan padat penduduk, pelabuhan khusus,
simpangan sungai (sungai Musi-sungai Telang,
sungai Musi - sungai-sungai kecil), lalu-lintas
sungai padat dan pelabuhan khusus
100 - 150 Lalu-lintas sungai padat, kawasan khusus
(wisata), pelabuhan sungai, pelabuhan
penyeberangan, pelabuhan khusus, pelabuhan
laut, jembatan, pasar tepi sungai, simpangan
sungai (sungai Musi-sungai Komering, sungai
Musi-sungai Ogan, Sungai Musi-sungai Ogan,
sungai Musi, sungai Keramasan, sungai Musi-
sungai Belidah, lalu-lintas sungai padat, dan
kawasan padat penduduk
150 - 200 Simpangan sungai(sungai Musi-sungai
Lematang, sungai Musi-sungai Batangharileko,
sungai Musi-sungai Payajelik), pelabuhan
sungai, lalu-lintas sungai padat, kawasan padat
penduduk, kawasan rawan kebakaran hutan,
dan pelabuhan sungai
200 - 250
Pelabuhan khusus, dan pelabuhan sungai
250 - 300
Pelabuhan khusus, dan pelabuhan sungai
300 - 350
350 - 400
400 - 450
Simpangan sungai (sungai Musi-sungai Rawas)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-197


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Ruas SBNP
Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
450 - 500 Simpangan sungai (sungai Musi-sungai Lakitan,
sungai Musi-sungai Semanggus, sungai Musi-
sungai Kelingi) dan pelabuhan sungai, dan
kawasan padat penduduk
500 - 550
550 - 600
600 - 650
650 - 700 Kedalaman sungai terbatas (3m)
700 - 750
Batangharileko 0 - 50 Lebar alur sungai terbatas, simpangan sungai
(sungai Batangharileko-sungai Musi), pelabuhan
sungai, pelabuhan laut
50 - 150 Lebar alur sungai terbatas, dan pelabuhan
sungai
150 - 250 Lebar alur sungai terbatas
250 - 350
200 - 262 Lebar sungai terbatas, kedalaman sungai
terbatas (3m), pelabuhan sungai, pasar tepi
sungai, dan lalu-lintas sungai padat.
Rawas 0 - 50 Simpangan sungai (sungai Rawas-sungai Musi)
50 - 100
100 - 150 Simpangan sungai (sungai Rawas-sungai
Rupit), kawasan padat penduduk, lalu-lintas
sungai padat
150 - 200 Kedalaman terbatas (3m), kawasan padat
penduduk, lalu-lintas sungai padat
200 - 230 Kedalaman terbatas (3m), simpangan sungai,
taman nasional
Lakitan 0 - 50 Simpangan sungai (sungai Lakitan-sungai
Musi), pelabuhan sungai, kawasan padat
penduduk), kedalaman sungai terbatas (3m)
50 - 100 Kedalaman sungai terbatas (3m), Taman
nasional
Lematang 0 - 50 Simpangan sungai (sungai Lematang-sungai
Musi)
50 - 100
100 - 150 Simpangan sungai (sungai Lematang-sungai
Niru)
150 - 200 Kedalaman sungai terbatas (3m), simpangan
sungai (sungai Lematang-sungai Benak)
200 - 250 Kedalaman sungai terbatas (3m)
250 - 300 Simpangan sungai (sungai Lematang-sungai
Lintang, sungai Lematang-Air Enim), kedalaman
sungai terbatas (3m)
Ogan 0 - 50 Simpangan sungai (sungai Ogan-sungai Musi,
sungai Ogan-anak sungai Ogan), lalu-lintas
sungai padat, pasar tepi sungai dan pelabuhan
khusus
50 - 100
100 - 150 Simpangan sungai (sungai Ogan-Air Rambang),
dan pelabuhan sungai
150 - 200
200 - 250 Kedalaman sungai terbatas (3m)
250 - 300 Kedalaman sungai terbatas (3m)
300 - 338 Kedalaman sungai terbatas (2m) dan
pelabuhan sungai

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-198


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Ruas SBNP
Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
Komering 0 - 50 Simpangan sungai (sungai Komering-sungai
Musi), kawasan padat penduduk, pelabuhan
sungai, pelabuhan khusus dan lalu-lintas sungai
padat
50 - 100 Pelabuhan sungai
100 - 150
150 - 200
200 - 250 Kedalaman sungai terbatas (3m), dan pasar
tepi sungai
250 - 300 Kedalaman sungai terbatas (2m), dan terda[at
tikungan sungai
300 - 348 Kedalaman sungai terbatas (2m), kawasan
padat penduduk, pasar tepi sungai
Sugihan 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
sungai, kawasan hutan lindung, kedalaman
sungai terbatas (3m)
50 - 100 Simpangan sungai (sungai Sugihan-kanal),
kawasan padat penduduk, kedalaman sungai
100 - 144 terbatas (3m), hutan suaka alam

Mesuji 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan


khusus, kawasan hutan lindung, lalu-lintas
sungai padat
50 - 100 Simpangan sungai (sungai Mesuji-sungai
Burung, sungai Mesuji-sungai Gajahmati),
tikungan sungai, pelabuhan sungai, dan lalu-
lintas sungai padat
100 - 150
150 - 182 Simpangan sungai (sungai Mesuji-sungai
Pelimbangan), pelabuhan sungai Pagardewa
Kelingi 0 - 40 Simpangan sungai (sungai Kelingi-sungai Musi),
pelabuhan sungai, kedalaman sungai terbatas
(3m)
40 - 80 Kedalaman sungai terbatas (3m), kawasan
padat penduduk, taman nasional
Sembilang 0 - 46 Alur masuk/keluar (sungai-laut), kawasan hutan
lindung, dan kawasan rawan kebakaran hutan
Riding 0 - 57 Alur masuk/keluar (sungai-laut), kawasan padat
penduduk, pasar tepi sungai, kedalaman sungai
terbatas (2m), kawasan hutan lindung
Dabukhitam 0 - 57 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pasar tepi
sungai, kawasan padat penduduk, kedalaman
sungai terbatas, kawasan hutan lindung
Pelabuhan danau, dan alur menuju pelabuhan
Danau Ranau danau

Catatan: rambu sungai perairan dangkal/ kedalaman sungai terbatas tidak berlaku jika dilakukan pengerukan

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-199


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 58 Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu di Sungai Berperan


Besar Dalam Perhubungan Provinsi Sumatera Selatan

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-200


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.8.1.2 Jambi

Menimbang situasi lingkungan sekitar sungai berperan besar dalam perhubungan yang
perlu di dorong atau di tunjang dengan transportasi sungai, hasil kajian teknis DLLASDP
(2007), Peta Penunjukan Kawasan Kehutanan dan Perairan Provinsi Jambi (Kementerian
Kehutanan, 2009), data rawan bencana longsor dan kebakaran hutan (Podes 2008),
serta meninjau indikasi alinyemen alur pelayaran sungai berperan besar dalam
perhubungan Jambi, dan kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai di Jambi, maka
indikasi kebutuhan SBNP dan atau rambu-rambu sungai di sungai berperan besar dalam
perhubungan Jambi adalah seperti pada tabel dan gambar dibawah ini.

Tabel 6. 31 Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu-Rambu Sungai di Sungai


Berperan Besar Dalam Perhubungan Provinsi Jambi

SBNP dan Rambu-


Ruas
Rambu Sungai
Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
Batanghari 0 - 50 Alur keluar/masuk (sungai-laut), pelabuhan
sungai, daerah rawan longsor, kawasan padat
pendudukdan simpangan sungai (sungai
Batanghari-sungai Niur)
50 - 100
Kawasan padat penduduk, dan pasar tepi sungai
100 - 150
150 - 200
200 - 250
250 - 300 Pelabuhan sungai, pelabuhan laut, pelabuhan
khusus, kawasan khusus (rekreasi) dan pasar
tepi sungai
300 - 350 Daerah rawan longsor, alur berkelok-kelok, dan
pasar tepi sungai
350 - 400 Alur sungai berkelok-kelok, simpangan sungai
(sungai Batanghari-sungai Tembesi) dan
pelabuhan sungai
400 - 450 Alur sungai berkelok-kelok, kawasan padat
penduduk
450 - 500 Alur sungai berkelok-kelok, kawasan padat
penduduk, simpangan sungai (sungai Musi-
sungai Tabir), pasar tepi sungai, lalu-lintas
sungai padat
500 - 550 Pasar tepi sungai
550 - 600 Simpangan sungai (sungai Batanghari-sungai
Tebo), pelabuhan sungai, pelabuhan khusus,
kawasan khusus
600 - 650
Simpangan sungai (sungai Batanghari-sungai
Sumai), kawasan padat penduduk

650 - 695 Kawasan padat penduduk


Tebo 0 - 25 Simpangan sungai (sungai Tebo-sungai
Batanghari), dan pelabuhan sungai

25 - 50
Alur sungai berkelok, lalu-lintas sungai padat

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-201


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

SBNP dan Rambu-


Ruas
Rambu Sungai
Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
50 - 75
Alur sungai berkelok, penyempitan alur sungai
75 - 79
Tabir 0 - 25
Daerah rawan kebakaran hutan, simpangan
sungai (sungai Tabir-sungai Batanghari),
kawasan padat penduduk, pelabuhan sungai,
dan sungai berkelok
25 - 50
50 - 75
Kawasan padat penduduk,
Tembesi 0 - 25 Simpangan sungai (sungai Tembesi-sungai
Batanghari), pelabuhan sungai, kawasan padat
penduduk,
25 - 50
Penyempitan alur sungai, alur sungai berkelok
50 - 75
75 - 100
Alur sungai berkelok, simpangan sungai (sungai
Tembesi-sungai Siulak/Maringin), dan pelabuhan
sungai
100 - 129 Pelabuhan sungai, dan simpangan sungai (sungai
Tembesi-sungai Batang Asai)
Batang Asai 0 - 25 Daerah rawan longsor, simpangan sungai
(sungai Batang Asai-sungai Tembesi)
25 - 48
Daerah rawan longsor, kawasan padat
penduduk, kawasan hutan lindung dan pasar tepi
sungai
Siulak/ 0 - 12.5 Simpangan sungai (sungai Siulak/Maringin-
Maringin sungai Tembesi), dan pelabuhan sungai
12.5 - 25
25 - 37.5
37.5 - 51
Kawasan hutan lindung
Pangkal Duri Alur keluar/masuk (sungai-laut), lalu-lintas
-
Besar 0 5 sungai padat
5 - 10 Daerah rawan kebakaran hutan
10 - 15
15 - 19 Kawasan padat penduduk
Tungkal 0 - 25 Alur keluar/masuk (sungai-laut), pelabuhan
sungai, pelabuhan laut, kawasan khusus
(rekreasi), kawasan padat penduduk dan lalu-
lintas sungai padat
25 - 50 Kawasan padat penduduk, alur sungai berkelok,
lalu-lintas sungai padat
50 - 75 Daerah rawan longsor, alur sungai berkelok, dan
penyempitan alur sungai
75 - 100
100 - 116
Daerah rawan longsor
Air Hitam Laut 0 - 50
Alur keluar/masuk (sungai-laut), lebar alur
sungai terbatas, kawasan suaka alam, dan
kawasan padat penduduk

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-202


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

SBNP dan Rambu-


Ruas
Rambu Sungai
Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
50 - 123
Daerah rawan longsor, daerah rawan kebakaran
hutan, kawasan hutan lindung, dan lebar alur
sungai terbatas
Niur 0 - 25 Alur keluar/masuk (sungai-laut), pasar tepi
sungai dan pelabuhan sungai
25 - 50 Penyempitan alur sungai, simpangan sungai
(sungai Niur-sungai Pemusiran Dalam), kawasan
hutan lindung dan pelabuhan laut
50 - 67 Simpangan sungai (sungai Niur-sungai
Batanghari)
Mandahara 0 - 25 Alur keluar/masuk (sungai-laut), daerah rawan
longsor, pelabuhan sungai
25 - 50 Kawasan padat penduduk, dan penyempitan alur
sungai
50 - 57
Daerah rawan kebakaran hutan dan kawasan
hutan lindung
Balan 0 - 12.5 Simpangan sungai (sungai Balan-sungai
Mesumai)
12.5 - 25 Kedalaman sungai terbatas (3m), daerah rawan
longsor
Mesumai 0 - 25 Simpangan sungai (sungai Mesumai-sungai
Batanghari), dan kawasan padat penduduk
25 - 50 Simpangan sungai (sungai Mesumai-sungai
Balan)
50 - 75
Daerah rawan longsor, dan kawasan suaka alam
Pemusiran 0 - 12.5 Alur keluar/masuk (sungai-laut), alur sungai
Dalam berkelok, dan daerah rawan longsor
12.5 - 25 Kawasan padat penduduk, pasar tepi sungai dan
penyempitan alur sungai
25.0 - 37.5
37.5 - 47
Daerah rawan longsor, alur sungai berkelok

Catatan: rambu sungai perairan dangkal/ kedalaman sungai terbatas tidak berlaku jika dilakukan pengerukan

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-203


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 59 Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu di Sungai Berperan


Besar Dalam Perhubungan Provinsi Jambi

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-204


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.8.1.3 Riau

Menimbang situasi lingkungan sekitar sungai berperan besar dalam perhubungan yang
perlu di dorong atau di tunjang dengan transportasi sungai, ketentuan kawasan lindung
dalam RTRW provinsi Riau (2009-2029), hasil kajian teknis DLLASDP (2007 dan 2008),
Peta Penunjukan Kawasan Hutan dan Perairan Provinsi Riau (Kementerian Kehutanan,
2009), data rawan bencana longsor dan kebakaran hutan (Podes 2008), serta meninjau
indikasi alinyemen alur pelayaran sungai berperan besar dalam perhubungan Riau, dan
kapasitas pelayanan lalu-lintas angkutan sungai di provinsi Riau, maka indikasi kebutuhan
SBNP dan atau rambu-rambu sungai di sungai berperan besar dalam perhubungan Riau
adalah seperti pada tabel dan gambar dibawah ini.

Tabel 6.32 Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu-Rambu Sungai di Sungai


Berperan Besar Dalam Perhubungan Provinsi Riau

SBNP dan Rambu-Rambu


Ruas
Sungai Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
Rokan 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), kawasan padat
penduduk, lalu-lintas angkutan sungai padat,
daerah rawan longsor, rawan kebakaran hutan,
pelabuhan laut, pelabuhan sungai, kawasan
khusus (rekreasi), pasar tepi sungai dan
simpangan sungai (sungai Rokan-sungai
Rumbia)
50 - 100
100 - 150 Pelabuhan sungai, pasar tepi sungai, simpangan
sungai (sungai Rokan-sungai Bangau)
150 - 200
200 - 250 Pasar tepi sungai, kawasan padat penduduk,
dan simpangan sungai (sungai Rokan-sungai
Rokan Kiri)
250 - 300 Pelabuhan sungai
300 - 350
350 - 400 Daerah rawan longsor, daerah rawan kebakaran
hutan dan kawasan hutan lindung
Siak 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
laut, dan pelabuhan sungai
50 - 100
100 - 150
Pasar tepi sungai, pelabuhan sungai, pelabuhan
khusus, kawasan padat penduduk, dan
simpangan sungai (Sungai Siak-sungai Manaru)
150 - 200 Pasar tepi sungai, pelabuhan sungai, pelabuhan
khusus dan kawasan padat penduduk
200 - 250
250 - 300 Simpangan sungai (sungai Siak-sungai Lindat,
sungai Siak-sungai Suram)
Kampar 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pasar tepi
sungai dan simpangan sungai (sungai Kampar-
sungai Sanggar, sungai Kampar-sungai Tuip)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-205


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

SBNP dan Rambu-Rambu


Ruas
Sungai Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
50 - 100 Pelabuhan sungai, pasar tepi sungai, kawasan
khusus (rekreasi), simpangan sungai (sungai
Kampar-sungai Mebau) dan kawasan padat
penduduk

100 - 150
150 - 200
200 - 250 Pelabuhan sungai, pasar tepi sungai, kawasan
padat penduduk, simpangan sungai (sungai
Kampar-sungai Silumbung), lalu-lintas sungai
padat
250 - 300 Pelabuhan sungai, pasar tepi sungai, lalu-lintas
sungai padat
300 - 350 Pasar tepi sungai, lalu-intas sungai padat
350 - 400 Rawan longsor, dan kawasan hutan lindung
Indragiri 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
laut, pelabuhan sungai, kawasan padat
penduduk
50 - 100
Pelabuhan sungai, simpangan sungai (sungai
Indragiri-sungai Cenoko), kawasan padat
penduduk, dan lalu-lintas sungai padat
100 - 150
150 - 200
200 - 250 Pelabuhan sungai, simpangan sungai (sungai
Indragiri-sungai Peranap, sungai Indragiri-
sungai Segat)
250 - 300
300 - 350
350 - 400
400 - 450
450 - 500
Rawan longsor, rawan kebakaran hutan dan
kawasan hutan lindung
Guntung 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
laut, kawasan padat penduduk, kawasan khusus
(rekreasi), pasar tepi sungai, dan lalu-lintas
sungai padat.
50 - 100
100 - 150 Pelabuhan sungai
150 - 200
200 - 250 Pelabuhan sungai
250 - 300
300 - 343
Keritang 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pasar tepi
sungai, pelabuhan sungai, kawasan padat
penduduk, lalu-lintas sungai padat
50 - 67 Kedalaman sungai terbatas (3m), pelabuhan
sungai, kawasan padat penduduk, lalu-lintas
sungai padat

Catatan: rambu sungai perairan dangkal/ kedalaman sungai terbatas tidak berlaku jika dilakukan pengerukan

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-206


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 60 Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu di Sungai Berperan


Besar Dalam Perhubungan Provinsi Riau

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-207


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.8.1.4 Lampung

Mengingat keterbatasan kedalaman data, menimbang situasi lingkungan sekitar sungai


berperan besar dalam perhubungan yang perlu di dorong atau di tunjang dengan
transportasi sungai, ketentuan kawasan lindung dalam RTRW provinsi Lampung (2009-
2029), hasil kajian teknis DLLASDP (2008), Peta Penunjukan Kawasan Kehutanan dan
Perairan Provinsi Lampung (Kementerian Kehutanan, 2009), data rawan bencana longsor
dan kebakaran hutan (Podes 2008), serta meninjau indikasi alinyemen alur pelayaran
sungai berperan besar dalam perhubungan Lampung, dan kapasitas pelayanan lalu-lintas
angkutan sungai di Lampung, maka indikasi kebutuhan SBNP dan atau rambu-rambu
sungai di sungai berperan besar dalam perhubungan Lampung adalah seperti pada tabel
dan gambar dibawah ini.

Tabel 6. 33 Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu-Rambu Sungai di Sungai


Berperan Besar Dalam Perhubungan Provinsi Lampung

SBNP dan Rambu-


Ruas
Sungai Rambu Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
Mesuji 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
khusus, kawasan hutan lindung, pelabuhan
sungai, simpangan sungai (sungai Mesuji-
sungai Buaya), lalu-lintas sungai padat
50 - 100
100 - 150 Pelabuhan sungai, pasar tepi sungai, kawasan
lindung, kawasan padat penduduk, dan lalu-
lintas sungai padat
150 - 182
Buaya 0 - 30 Simpangan sungai (sungai Buaya-sungai
Mesuji), dan lebar alur sungai terbatas
30 - 75 Lebar alur sungai terbatas
Tulangbawang 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
khusus, pelabuhan sungai
50 - 100
Penyempitan alur sungai, pelabuhan sungai,
lalu-lintas sungai padat dan pelabuhan laut
100 - 150 Daerah rawan longsor, pelabuhan sungai,
kawasan padat penduduk dan lebar alur sungai
terbatas
150 - 230 Kawasan khusus (rekreasi), lebar alur sungai
terbatas dan pasar tepi sungai
Anak sungai 0 - 50 Simpangan sungai (Anak sungai Seputih-sungai
Seputih Terusan), dan lebar alur sungai terbatas,
kawasan suaka alam. kawasan hutan lindung
50 - 114 Lebar alur sungai terbatas, kawasan suaka
alam dan kawasan hutan lindung
Way Sekampung Lebar sungai terbatas, alur masuk/keluar
0 - 50 sungai (sungai-laut), dan terdapat tikungan
50 - 100 Lebar sungai terbatas
100 - 150 Lebar sungai terbatas
150 - 231 Lebar sungai terbatas

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-208


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

SBNP dan Rambu-


Ruas
Sungai Rambu Sungai Keterangan
(km s/d km) 10 20 30 40 50
Terusan 0 - 50 Alur masuk/keluar (sungai-laut), pelabuhan
sungai, pasar tepi sungai, kawasan suaka alam
dan kawasan khusus (rekreasi)
50 - 100 Lebar sungai terbatas
100 - 167 Lebar sungai terbatas
Danau Ranau Pelabuhan danau, alur menuju pelabuhan
danau, kawasan perlindungan setempat

Catatan: rambu sungai perairan dangkal/ kedalaman sungai terbatas tidak berlaku jika dilakukan pengerukan

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-209


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Gambar 6. 61 Indikasi Penempatan SBNP dan Rambu di Sungai Berperan Besar Dalam Perhubungan Provinsi Lampung

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-210


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

6.9. Strategi dan Tahapan Implementasi Pengembangan Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas


Angkutan Sungai

6.9.1 Nasional
Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031

Nasional (Umum)
I. Administrasi Negara di Sektor Angkutan
Sungai
1. Melengkapi perundangan, peraturan,
pedoman teknis, hingga SOP di sektor
angkutan sungai, serta penguatan
pelaksanaannya melalui pengawasan rutin,
pengendalian, dan evaluasi
a. Perubahan atas Peraturan tentang 1. Penyiapan Rancangan Perubahan Peraturan (penyusunan naskah 1. Naskah Rancangan Perubahan Penyelenggaraan angkutan 1. Ditjen Phb. Darat
Penyelenggaraan Angkutan Sungai dan inisiatif (initiatives draft), naskah akademik (academic draft), dan Peraturan sungai & danau yang sesuai 2. DLLASDP
Danau (terkait trayek tetap dan teratur & naskah rancangan Perubahan Peraturan (legal draft)) 2. 3x Rapat DLLASDP dengan peraturan & lebih tertib,
wewenang penetapan trayek) 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Perubahan Peraturan pembagian wewenang jelas
di DLLASDP
3. Proses pengesahan oleh Menteri Perhubungan RI
b. Peraturan tentang Penyelenggaraan 1. Penyiapan Rancangan Peraturan (penyusunan naskah inisiatif 1. Naskah Rancangan Peraturan Penyelenggaraan pelabuhan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian PU
Pelabuhan Sungai dan Danau (initiatives draft), naskah akademik (academic draft), dan naskah 2. 3x Rapat DLLASDP sungai dan danau sesuai dengan 2. DLLASDP 2. Kementerian
rancangan Peraturan (legal draft)) 3. Peraturan peraturan dan lebih tertib, Lingkungan Hidup
2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan pembagian wewenang jelas
di DLLASDP
3. Proses pengesahan oleh Menteri Perhubungan RI
c. Peraturan tentang Tatanan Pelabuhan 1. Penyiapan Rancangan Peraturan (penyusunan naskah inisiatif 1. Naskah Rancangan Peraturan Tatanan/ hierarki pelabuhan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
Sungai dan Danau (menetapkan (initiatives draft), naskah akademik (academic draft), dan naskah 2. 3x Rapat DLLASDP sungai dan danau sesuai dengan 2. DLLASDP Terkait
Pelabuhan Sungai Pusat Penyebaran dan rancangan Peraturan (legal draft)) 3. Peraturan peraturan dan lebih tertib 2. Pemerintah Kota/
Bukan Pusat Penyebaran) 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan Kabupaten Terkait
di DLLASDP
3. Proses pengesahan oleh Menteri Perhubungan RI
d. Peta Sungai dan Danau serta Buku 1. Survei Alur Pelayaran Sungai dan Danau di Pulau Papua, Pulau 1. Buku Data Alur Sungai di P.Papua, 1. Pelayaran sungai dan danau 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian PU
Petunjuk Pelayaran di Sungai dan Sumatera, dan Pulau Kalimantan P.Sumatera, & P.Kalimantan lebih selamat, aman, tertib 2. DLLASDP (SDA)
Danau (Alur/ Klasifikasi Alur Pelayaran 2. Studi Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh dan nyaman 2. Dishidros
Sungai dan Danau, Sistem Rute, dan Kapal Sungai dan Danau 2. Rancangan Sistem Rute, Tata Cara 2. Pemerintah Daerah lebih 3. Ditjen Phb. Laut
Tata Cara berlalu lintas di Sungai, 3. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan Berlalu Lintas, & Daerah Labuh mudah dalam melakukan
Daerah Labuh Kapal Sungai dan Danau di DLLASDP Kapal Sungai & Danau pembinaan pelayaran sungai
4. Proses pengesahan oleh Menteri Perhubungan RI 3. 3x Rapat DLLASDP dan danau
4. Peta & Buku Petunjuk Pelayaran 3. Pembagian wewenang jelas
Sungai & Danau
e. Pedoman Teknis Pembagunan Pelabuhan 1. Kajian Teknis Pembangunan Pelabuhan Sungai dan Danau 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis Pelabuhan sungai & danau 1. Ditjen Phb. Darat
Sungai dan Danau (Mencakup Terpadu 2. 3x Rapat DLLASDP terbangun sesuai standar Aman, 2. DLLASDP
Pembangunan Pelabuhan Terpadu) 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Pedoman Teknis Selamat, Nyaman, & Terpadu
di DLLASDP
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-211


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
f. Pedoman Teknis Tata Cara Penetapan 1. Kajian Operasional Tata Cara Penetapan Trayek Angkutan Sungai 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis Penetapan Trayek Utama dan 1. Ditjen Phb. Darat
Trayek Angkutan Sungai dan Danau dan Danau (Terpadu) 2. 3x Rapat DLLASDP Cabang secara tetap dan teratur 2. DLLASDP
(Mencakup Keterpaduan Trayek Antar 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Pedoman Teknis dilakukan sesuai pedoman dan
Moda) di DLLASDP lebih tertib
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
g. Pedoman Penetapan Lokasi Pelabuhan 1. Kajian Teknis Penetapan Lokasi Pelabuhan Sungai dan Danau 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis 1. Utilitas tinggi pada pelabuhan 1. Ditjen Phb. Darat
Sungai dan Danau 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 2. 3x Rapat DLLASDP sungai 2. DLLASDP
di DLLASDP 3. Pedoman Teknis 2. Pel. sungai ramah lingkungan
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
h. Pedoman pemeliharaan/ perawatan 1. Kajian Teknis pemeliharaan/ perawatan kapal sungai dan danau 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis 1. Kapal SD tidak usang 1. Ditjen Phb. Darat
kapal sungai dan danau 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 2. 3x Rapat DLLASDP 2. Kapal SD selamat & aman 2. DLLASDP
di DLLASDP 2. 3x Rapat DLLASDP 3. Kapal SD bersih & nyaman
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI 3. Pedoman Teknis
i. Pedoman pemeliharaan/ perawatan 1. Kajian Teknis pemeliharaan/ perawatan pelabuhan sungai dan 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis 1. Pelabuhan SD tidak usang 1. Ditjen Phb. Darat
pelabuhan sungai dan danau danau 2. 3x Rapat DLLASDP 2. Pelabuhan SD selamat, 2. DLLASDP
2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Pedoman Teknis aman, & nyaman
di DLLASDP
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
j. Pedoman pengoperasian kapal sungai 1. Kajian Operasional kapal sungai dan danau (mencakup standar 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis 1. Pelayanan lebih teratur 1. Ditjen Phb. Darat
dan danau teknis dan standar pelayanan minimal untuk keselamatan dan 2. 3x Rapat DLLASDP 2. Lebih selamat & nyaman 2. DLLASDP
2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Pedoman Teknis 3. Lebih profitable
di DLLASDP
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
k. Pedoman rancang bangun kapal Sungai 1. Kajian Teknis rancang bangun kapal Sungai dan Danau 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis Kapal SD sesuai kebutuhan teknis 1. Ditjen Phb. Darat 1. Biro Klasifikasi
dan Danau 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 2. 3x Rapat DLLASDP & sosial, lebih ekonomis, & lebih 2. DLLASDP Indonesia
di DLLASDP 3. Pedoman Teknis ramah lingkungan
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
l. Pedoman sertifikasi pelabuhan Sungai 1. Kajian Operasional sertifikasi pelabuhan Sungai dan Danau 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis 1. Pelabuhan SD memiliki 1. Ditjen Phb. Darat
dan Danau 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 2. 3x Rapat DLLASDP standarisasi 2. DLLASDP
di DLLASDP 3. Pedoman Teknis 2. Pelabuhan SD lebih modern
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
m. Pedoman registrasi kapal sungai dan 1. Kajian Operasional registrasi kapal sungai dan danau 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis 1. Masyrakat paham melakukan 1. Ditjen Phb. Darat
danau 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 2. 3x Rapat DLLASDP registrasi kapal SD 2. DLLASDP
di DLLASDP 3. Pedoman Teknis 2. Jml registrasi kapal SD naik
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
n. Pedoman penyusunan rencana induk, 1. Kajian Teknis Rencana Induk, Daerah Lingkungan Kerja 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis 1. Pengembangan fasiltas 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian PU
Daerah Lingkungan Kerja (DLKr)/Daerah (DLKr)/Daerah Lingkungan Kepentingan (DLKp) pelabuhann sungai 2. 3x Rapat DLLASDP pelabuhan SD lebih terarah 2. DLLASDP (SDA)
Lingkungan Kepentingan (DLKp) 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Pedoman Teknis 2. Wewenang & kewajiban 2. Ditjen Phb. Laut
pelabuhan sungai dan danau (terpadu) di DLLASDP penyelenggara Pel. SD jelas
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI

o. Penyusunan dan Penetapan Peta Jaringan 1. Inventarisasi/ Up date Jaringan Trayek Angkutan Sungai & Danau 1. Rancangan Peta Jaringan Trayek 1. Integrasi antarmoda dapat 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemprov terkait
Trayek Angkutan Sungai dan Danau (masukan Pemda & pelaku usaha) 2. 3x Rapat DLLASDP terwujud 2. DLLASDP 2. Pemkot/kab terkait
2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Peta Jaringan Trayek Angkutan SD 2. Aksesibilitas ASD memadai
di DLLASDP dan Daerah
3. Proses pengesahan oleh Menteri Perhubungan RI, Gurbernur, dan
Walikota/ Bupati

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-212


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
p. Pedoman Teknis Penyelenggaraan 1. Kajian teknis Penyelenggaraan Sistem Informasi Transportasi 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis Internal stakeholders paham 1. Ditjen Phb. Darat 1. Ditjen Phb. Laut
Sistem Informasi Transportasi Sungai Sungai 2. 3x Rapat DLLASDP penerapan TI untuk transportasi 2. DLLASDP
2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Pedoman Teknis sungai
di DLLASDP
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
q. Pedoman teknis penyusunan sistem rute 1. Kajian Teknis penyusunan sistem rute pelayaran 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis Internal stakeholders paham 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian PU
pelayaran sungai 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 2. 3x Rapat DLLASDP penerapan TI untuk transportasi 2. DLLASDP (SDA)
di DLLASDP 3. Pedoman Teknis sungai 2. Ditjen Phb. Laut
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
2. Pembentukan wadah kerjasama bagi 1. Kajian konsep kerjasama antar pemangku kepentingan 1. Buku Kajian Kerjasama 1. Koordinasi rapat antar 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian PU
stakeholders angkutan sungai dan danau transportasi sungai dan danau 2. Rakornis kerjasama antar pemangku kepentingan di 2. DLLASDP 2. Kementerian
2. Rakornis kerjasama antar pemangku kepentingan transportasi pemangku kepentingan dilakukan daerah aliran sungai secara Lingkungan Hidup
sungai dan danau (dapat sebagai cikal bakal pembentukan wadah tiap tahun umum dan transportasi 3. Pemerintah Provinsi
kerja sama antar pemangku kepentingan atau Rakornis tersebut 3. Naskah Rancangan Peraturan sungai secara khusus Terkait
sebagai wujud wadah kerjasama antar pemangku kepentingan Pemerintah 2. Keselarasan peraturan antar 4. Pemerintah Kota/
yang dilakukan secara rutin) 4. Rapat antar kementerian terkait kementerian menjamin Kabupaten Terkait
3. Jika antar pemangku kepentingan sepakat pembetukan suatu 5. Peraturan Pemerintah (tentang keberlansungan pemanfaatan 5. BAPENAS
wadah kerjasama, maka perlu Penyiapan Rancangan Peraturan pembentukan wadah kerjasama 3. Harmonisasi wewenang di 6. Asosiasi pengusaha
Pemerintah (penyusunan naskah inisiatif (initiatives draft), naskah antar pemangku kepentingan daerah aliran sungai secara angkutan sungai
akademik (academic draft), dan naskah rancangan Peraturan transportasi sungai) umum dan transportasi 7. Perguruan tinggi
Pemerintah (legal draft)) sungai secara khusus (Akademisi/ Pakar)
4. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 8. LSM atau perwakilan p
di Sekeretariat Negara/ Panitia Antar Kementerian
5. Proses pengesahan oleh Presiden RI

Catatan:
• Stakeholders tercakup harus benar-benar dapat mewakili pihak-
pihak berkepentingan, khususnya pemangku kepentingan atau
organisasi terkait yang telah ada.

Wadah yang terbentuk harus memiliki visi, misi, dan strategi yang
jelas, dapat dipahami, dan diterima seluruh pemangku
kepentingan. Stakeholders dapat terdiri dari: Pemerintah Daerah,
Pemerintah Pusat, Pengusaha Angkutan Lokal, Akademisi, LSM dan
perwakilan masyarakat pengguna angkutan sungai.
• Wadah ini dapat dimanfaatkan untuk penyempurnaan berbagai
informasi untuk kelancaran pelayanan angkutan sungai, seperti
informasi kebutuhan pelayanan, baik akibat pembangunan maupun
dalam rangka keperintisan.
• Wadah ini juga sebagai sarana untuk mengharmonisasikan peran
Pemerintah Daerah, Pemerintah Pusat, Pengusaha Angkutan Lokal,
Akademisi, LSM dan masyarakat pengguna angkutan sungai dalam
pengembangan transportasi sungai

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-213


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
3. Pengembangan sistem manajemen dan 1. Proses mendapatkan komitmen atau support dari seluruh internal 1. Dukungan internal stakeholders 1. Otomasi proses dan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian
administrasi pengelolaan jaringan stakeholders untuk mendukung keberhasilan implementasi dan dinyatakan dalam kesediaan untuk pengurangan birokrasi 2. DLLASDP Komunikasi dan
pelayanan lalu-lintas angkutan sungai pengembangan sistem manajemen dan administrasi berbasis ikut pelatihan 2. Pengumpulan informasi dan Informatika
berbasis teknologi informasi 2. Penyiapan sumber daya manusia (SDM), DLLASDP harus memiliki 2. Tersedia cukup banyak SDM yang komunikasi dengan pihak luar 2. Pemerintah Provinsi
SDM yang memiliki kecakapan untuk penerapan dan memiliki kecakapan di bidang TI lebih mudah Terkait
pengembangan sistem informasi dan administrasi berbasis 3. Tersedia dukungan dana untuk 3. latar belakang pengambil 3. Pemerintah Kota/
teknologi infomasi. Hal ini dapat diatasi dengan mengadakan tahun jamak kebijakan lebih diketahui Kabupaten Terkait
3. Pendanaan, kesiapan pendanaan/investasi harus diperhatikan 4. Instalasi software, network, publik (transparan) 4. Ditjen Phb. Laut
dengan benar, karena investasi untuk Teknologi Informasi hasilnya hadrware, & dokumentasi 4. Proses pelaporan dan
4. Pengadaan infrastruktur yaitu perangkat keras dan lunak yang monitoring lebih cepat dan
tersedia harus yang benar-benar dibutuhkan mudah
Catatan: 5. Tingkat partisipasi pihak luar
• Penggunaan teknologi informasi agar kinerja jaringan pelayanan dalam proses pengambil
lalu-lintas angkutan sungai semakin teratur dan tepat waktu. kebijakan lebih tinggi
• Disamping itu, dengan teknologi informasi yang tepat guna, kinerja
jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dapat termonitor
setiap waktu (real time), terbentuk data base yang baik, utilitas
pemanfaatan angkutan sungai dapat maksimal, dan keterpaduan
antar moda dapat optimal

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-214


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
II. Keselamatan dan Keamanan Pelayaran
Sungai
1. Penyusunan peta sungai dan danau serta Idem I.1.d. Idem I.1.d. Idem I.1.d. Idem I.1.d. Idem I.1.d.
buku petunjuk-pelayaran di sungai dan danau 1. Survei Alur Pelayaran Sungai dan Danau di Pulau Papua, Pulau 1. Buku Data Alur Sungai di P.Papua,1. Pelayaran sungai dan danau 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian PU
(tercakup didalamnya pengaturan sistem Sumatera, dan Pulau Kalimantan P.Sumatera, & P.Kalimantan lebih selamat, aman, tertib 2. DLLASDP (SDA)
rute, tatacara berlalu-lintas di sungai, dan 2. Studi Sistem Rute, Tata Cara Berlalu Lintas, dan Daerah Labuh dan nyaman 2. Dishidros
kapasitas pelayanan alur pelayaran sungai) Kapal Sungai dan Danau 2. Rancangan Sistem Rute, Tata Cara 2. Pemerintah Daerah lebih 3. Ditjen Phb. Laut
3. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan Berlalu Lintas, & Daerah Labuh mudah dalam melakukan
di DLLASDP Kapal Sungai & Danau pembinaan pelayaran sungai
4. Proses pengesahan oleh Menteri Perhubungan RI 3. 3x Rapat DLLASDP dan danau
4. Peta & Buku Petunjuk Pelayaran 3. Pembagian wewenang jelas
Sungai & Danau

2. Mengurangi secara maksimal seluruh 1. Kajian teknis penempatan SBNP dan kebutuhan vitalisasi alur 1. Letak kebutuhan SBNP dan vitalisasi 1. Jumlah Kecelakaan berkurang 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian PU
hambatan fisik dan non fisik di koridor sungai alur 2. Pelayaran sungai dirasakan 2. DLLASDP 2. Kementerian
prioritas secara berkala dan rutin 2. Penyediaan dan pemeliharaan SBNP secara berkala 2. Jumlah SBNP bertambah masyarakat lebih selamat, Lingkungan Hidup
3. Revitalisasi alur pelayaran sungai (penataan, pengerukan, atau 3. Panjang & aksesibilitas alur aman, tertib, dan nyaman 3. Pemerintah Provinsi
pelebaran) secara berkala pelayaran sungai bertambah 3. Waktu ketersediaan alur Terkait
4. Pegembangan, pembangunan, dan pengoperasian pos-pos 4. Beroperasinya pos-pos pengawasan pelayaran lebih lama atau 4. Pemerintah Kota/
pengawasan pelayaran sungai pelayaran sungai secara efektif dan dapat sepanjang tahun Kabupaten Terkait
5. Pengarahan, pengendalian, dan pengawasan pelaksanaan efisien 5. Ditjen Phb. Laut
peraturan dan pedoman teknis transportasi sungai dan danau 5. Pelayaran sungai dan danau lebih
6. Pengadaan sarana dan fasilitas operasional untuk meningkatkan tertib, jumlah pelanggaran
mobilitas petugas pengawas menurun
6. Tersedia sarana dan fasilitas untuk
mobilitas petugas pengawas

3. Melakukan perawatan prasarana dan sarana 1. Penyusunan pedoman teknis perawatan prasarana dan sarana 1. Pedoman teknis perawatan sarana 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
jaringan pelayanan transportasi sungai yang transportasi sungai (idem I.1.h & I.1.i) dan prasarana Mayarakat merasakan sarana dan 2. DLLASDP Terkait
ada terutama di koridor prioritas 2. Inventarisasi kebutuhan prioritas perawatan sarana dan prasarana 2. Jadwal & program perawatan prasarana transportasi sungai 2. Pemerintah Kota/
(berdasarkan tinjauan lapangan dengan mengaplikasikan pedoman sarana dan prasara secara berkala lebih terawat, tidak usang, lebih Kabupaten Terkait
3. Pelaksanaan perawatan prasarana dan sarana jaringan pelayanan dan rutin selamat, aman, dan nyaman
transportasi sungai secara berkala dan rutin 3. Daftar sarana dan prasarana apa
4. Pemberdayaan fasilitas dan peralatan perawatan rasarana dan dan dimana yang perlu dirawat
sarana jaringan pelayanan transportasi sungai dengan melibatkan dengan kategori preventive
maintenance, repair, rebuild, or
modify
4. Jumlah sarana dan prasarana
usang berkurang
5. Fasilitas dan peralatan perawatan
yang dimiliki pemangku kepentingan
lokal makin modern

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-215


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
III. Sumber Daya Manusia dan IPTEK

1. Pengembangan sumber daya manusia 1. Proses mendapatkan komitmen yang tinggi dari manajemen dan 1. Dukungan sumberdaya untuk Kinerja penyelenggara angkutan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
penyelenggaraan angkutan sungai agar penyedia anggaran atas pengembangan SDM penyelenggaraan pengembangan SDM sungai meningkat sesuai standar, 2. DLLASDP Terkait
mempunyai kompetensi dalam manajemen angkutan sungai secara berkesinambungan 2. Daftar strenghts dan areas yg akan norma, kriteria dan acuan kinerja 2. Pemerintah Kota/
dan operasi angkutan sungai dan danau 2. Identifikasi kebutuhan pengembangan SDM (asessment mengenai dikembangkan sesuai kebutuhan yang harus dilakukan Kabupaten Terkait
sesuai standar, norma, kriteria dan acuan strenghts dan areas for development dari tiap individu) organisasi
(sesuai peraturan dan perundangan) penyelenggaraan angkutan sungai agar ada keselarasan antara 3. Kompetensi SDM hasil rekrutmen
kebutuhan pendidikan dan pelatihan dan kebutuhan organisasi dan seleksi sesuai kebutuhan
4. Presensi & semangat kerja naik
3. Memperbaiki materi rekrutmen dan seleksi (terutama berdasarkan 5. Program pengembangan SDM
kebutuhan kompetensi/ kebutuhan pengembangan SDM), dengan 6. Kompetensi & Kinerja SDM
instruktur profesional, metode, sarana, dan prasarana yang meningkat
memadai
4. Memperbaiki sistem dan lingkungan kerja sesuai kebutuhan
pengembangan SDM
5. Perumusan Program Pengembangan sesuai kebutuhan
pengembangan kompetensi SDM
6. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pengembangan
yang telah disusun
2. Peningkatan kapabilitas institusi pusat 1. Mengembangkan sumber daya tepat guna (Manusia, Fisik & 1. Inovasi baru penyelenggaraan 1. Ditjen Phb. Darat
dalam merumuskan standar atau panduan material, Keuangan, Informasi, dan Intelektual) Peningkatan kuantitas dan kualitas angkutan sungai yang mampu 2. DLLASDP
teknis dan standar pelayanan minimal, dan 2. Mengembangkan Sistem Manajemen yang tepat untuk sumberdaya sesuai kebutuhan bersaing dengan moda lain
pembinaan atau pelatihan pengelolaan dan memberdayakan sumberdaya yang ada menjadi sumber 2. Tersusun Strategi, struktur, dan
kepengusahaan angkutan sungai keunggulan bersaing SOP yang diterima dan dipahami
3. Mengembangkan Proses Kerja yang tepat untuk memberdayakan organisasi untuk pemberdayaan
sumberdaya yang ada menjadi sumber keunggulan bersaing sumberdaya
3. Komunikasi intenal & sosialisasi
internal berjalan baik, pengambil
keputusan di pahami organisasi
3. Mengembangkan kerjasama dengan 1. Perumusan kebutuhan, bentuk, dan bidang kerjasama dengan 1. Laporan kajian kerjasama dengan Inovasi baru penyelenggaraan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Lembaga riset/
lembaga riset dan pendidikan untuk Kementerian Riset dan Teknologi/ lembaga riset/ universitas/ Kementerian Riset dan Teknologi/ angkutan sungai yang mampu 2. DLLASDP Universitas/ institut
mengembangkan sistem manajemen dan institut terkemuka di Indonesia yang memiliki kompetensi dalam lembaga riset/ universitas/ institut bersaing dengan moda lain terkemuka di
administrasi, sarana dan prasarana angkutan pengembangan sistem manajemen dan administrasi, sarana dan terkemuka di Indonesia Indonesia
sungai yang tepat guna sesuai dengan prasarana angkutan sungai yang tepat guna sesuai dengan 2. Proposal kerjasama 2. Kementerian Riset
kebutuhan dan karakteristik alur perairan kebutuhan dan karakteristik alur perairan daratan di Indonesia 3. Penandatanganan kontrak dan Teknologi
daratan di Indonesia, lebih cepat dan aman 2. Menyusun proposal kerjasama kerjasama/ nota kesepahaman
terhadap lingkungan dan permukiman, serta 3. Pengesahan kontrak kerjasama
hemat energi

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-216


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
IV. Angkutan Sungai untuk Pemeliharaan &
Peningkatan Lingkungan Hidup &
Penghematan Penggunaan Energi
1. Melakukan program kampanye dan 1. Proses mendapatkan komitmen yang tinggi dari manajemen dan 1. Dukungan sumberdaya untuk Pengambil kebijakan publik, 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian
sosialisasi untuk mendapatkan dukungan penyedia anggaran akan perlunya program kampanye dan kampanye dan sosialisasi publik, dan pelaku usaha 2. DLLASDP Koordinator Bidang
lingkungan strategis nasional dan lokal untuk sosialisasi untuk mendapatkan dukungan lingkungan strategis 2. Strategi kampanye dan sosialisasi khususnya di Pulau Kalimantan, Perekonomian
mengoptimalkan pemanfaatan peran nasional dan lokal untuk mengoptimalkan pemanfaatan peran 3. Kegiatan kampanye dan sosialisasi Pulau Papua, dan Pulau Sumatera 2. Kementerian PU
transportasi sungai melalui penetapan transportasi sungai karena terbukti lebih ramah lingkungan dan ke pengambil kebijakan publik, 3. Kementerian
regulasi-regulasi yang mendukung hemat energi, serta efektif memperbaiki kualitas hidup masyarakat publik, dan pelaku usaha 1. Semakin paham keunggulan Lingkungan Hidup
sekitar sungai 4. Rencana program kampanye dan transportasi sungai dalam hal 4. Kementerian
2. Kajian perumusan strategi kampanye dan sosialisasi untuk sosialisasi selanjutnya mitigasi perubahan iklim, Perindustrian
pengambil kebijakan publik, publik, dan pelaku usaha kelestarian DAS, 5. Kementerian
3. Program kampanye dan sosialisasi baik ke internal stakeholders penghematan energi, dan Perdagangan
maupun eksternal stakeholders pembentuk landmark kota 6. Kementerian
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kampanye dan 2. Semakin paham bahwa Komunikasi dan
sosialisasi yang telah disusun optimalisasi peran Informatika
Catatan: transportasi sungai untuk 7. Kementerian
• Program ini dapat terlaksana lebih baik jika ada organisasi pengembangan wilayah dan Pembangunan
pendukung yang beranggotakan para pemangku kepentingan di memperlancar arus orang Daerah Tertinggal
aliran sungai. dan barang akan selaras 8. Kementerian Energi
• Regulasi yang mendukung antara lain: regulasi tata ruang dengan pelestarian & Sumber Daya
(mengadopsi konsep water front city), regulasi perhubungan dan lingkungan DAS, lebih hemat Mineral
komunikasi (pembatasan/ pembagian beban jalan), dan regulasi energi, membentuk landmark 9. Kementerian
pendirian bangunan serta regulasi lain yang mendukung kota yang unik, sebagai pull Kebudayaan &
keberlanjutan pemanfaatan potensi transportasi sungai factor tujuan wisata bagi Pariwisata
daerah, dan memperbaiki 10. Pemerintah Provinsi
kualitas hidup/ sosial Terkait
masyarakat sekitar sungai 11. Pemerintah Kota/
Kabupaten Terkait
3. Mempersepsikan transportasi
sungai sebagai moda yang
unik, sarat budaya lokal, dan
modern

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-217


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
2. Optimalisasi peran angkutan sungai 1. Sosialisasi peran transportasi sungai sesuai kondisi lokal baik 1. Teridentifikasi segmen pasar baru 1. Aksesibilitas angkutan sungai 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian
sebagai penghubung interaksi wilayah, kepada pengambil kebijakan publik, publik, maupun pelaku usaha atau relung pasar baru dan danau meningkat 2. DLLASDP Koordinator Bidang
penghubung logistik, penghubung antar (Idem IV.1) 2. Meningkatnya pembahasan, 2. Pemanfaatan angkutan Perekonomian
simpul transportasi, dan penyedia jasa 2. Riset pasar untuk pengembangan segmen pasar baru transportasi rancangan, atau penetapan sungai dan danau meningkat 2. Kementerian PU
perpindahan orang-barang sungai dimana transportasi sungai dapat bersaing peraturan lintas sektoral yang 3. Kementerian
3. Mendorong optimalisasi pemanfaatan transportasi sungai dengan mendukung terselenggaranya Lingkungan Hidup
pembentukan regulasi lintas sektoral yang mendukung (Peraturan: transportasi sungai 4. Kementerian
penggunaan jalan khusus/ sungai bagi komoditas tertentu, 3. Meningkatnya realisasi Perindustrian
pembatasan/ pembagian beban jalan, pendirian bangunan yang pengembangan transportasi sungai 5. Kementerian
memperhatikan dampak pelayaran sungai, tata ruang kota yang di koridor prioritas Perdagangan
membuat sungai sebagai halaman muka dsb) 4. Realisasi pelayanan transportasi 6. Kementerian
4. Mendorong optimalisasi pemanfaatan transportasi sungai di setiap sungai untuk segmen pasar baru Komunikasi dan
koridor pengembangan transportasi sungai dimana terbukti Informatika
memiliki nilai tambah yaitu di koridor prioritas pengembangan 7. Kementerian
Pembangunan
5. Pengembangan kapasitas organisasi penyelenggara transportasi Daerah Tertinggal
sungai (idem III.1 & III.2) untuk mengembangkan pelayanan 8. Kementerian Energi
transportasi sungai untuk segmen pasar baru & Sumber Daya
Catatan: Mineral
• Peran transportasi sungai juga sebagai pull factor tujuan wisata 9. Kementerian
bagi daerah, mengingat transportasi sungai adalah unik sesuai Kebudayaan &
dengan karakter wilayah sungai yang tidak dimiliki wilayah lain Pariwisata
• Peran transportasi sungai juga sebagai pembuka keterisolasian 10. Pemerintah Provinsi
wilayah pedalaman, transportasi sungai dapat dengan segera Terkait
membuka keterisolasian wilayah pedalaman 11. Pemerintah Kota/
• Peran transportasi sungai juga sebagai penghemat anggaran Kabupaten Terkait
negara (transportasi sungai terbukti lebih hemat energi dan lebih
ramah lingkungan dibandingkan moda lain, dengan pemberdayaan
transportasi sungai negara dapat menghemat anggaran miliaran
rupiah per bulan untuk pemeliharaan dan pembangunan jalan,
serta penghematan biaya eksternal lain)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-218


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
V. Peningkatan Dana Pembangunan
Transportasi Sungai
1. Meningkatkan alokasi anggaran Pusat dan 1. Proses memposisikan peran transportasi sungai sebagaimana 1. Idem IV.1 Alokasi anggaran Pusat dan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian
Daerah untuk pengembangan pelayanan lalu- seharusnya (Idem IV.1) 2. Lobi-lobi di Tingkat Pusat dan Daerah untuk pengembangan 2. DLLASDP Keuangan
lintas angkutan sungai 2. Memperjuangkan peningkatan alokasi anggaran untuk Daerah pelayanan lalu-lintas angkutan 2. DPR RI
pengembangan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dan danau sungai dan danau meningkat 3. Pemerintah Provinsi
dengan melakukan lobi-lobi untuk meyakinkan Pemerintah Pusat Terkait
dan Daerah untuk mengalokasikan anggaran-anggaran yang lebih 4. Pemerintah Kota/
banyak untuk program yang terkait langsung dengan Kabupaten Terkait
pengembangan transportasi sungai dan danau
Catatan:
• Perlu meningkatkan kesadaran manfaat transportasi sungai tidak
hanya ditingkat publik tetapi juga ditingkat pengambil kebijakan
publik
2. Pemanfaatan hibah/ atau bantuan luar negeri 1. Lokakarya terkait kemungkinan pemanfaatan hibah/ bantuan luar 1. Lokakarya Sumberdaya transportasi sungai 1. Ditjen Phb. Darat 1. UNDP
negeri untuk pengembangan transportasi sungai 2. Proposal Bantuan/ Hibah meningkat 2. DLLASDP 2. World Bank
2. Menyusun proposal bantuan/ hibah 3. Berbagai bentuk Bantuan/ hibah 3. UNESCAP
3. Proses lobi mendapatkan bantuan/ hibah 4. United Nations
5. etc.
Catatan:
• Angkutan sungai dapat dengan segera membuka akses daerah
pedalaman, penunjang pengembangan wilayah baru di
pedalaman, membantu pengentasan daerah tertinggal, dan ramah
lingkungan (angkutan sungai mensyaratkan kelestarian daerah
aliran sungai)
• Jika terdapat wadah organisasi pemangku kepentingan manfaat
sungai, maka organisasi tersebut lebih potensial memanfaatkan
peluang pembiayaan ini
3. Optimalisasi penerimaan dari rute-rute 1. Perumusan kerangka kerjasama dengan swasta untuk 1. Laporan kajian kerjasama dengan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
penunjang dan peningkatan partisipasi penyelenggaraan angkutan sungai di rute-rute penunjang swasta 2. DLLASDP Terkait
swasta di rute-rute penunjang 2. Lokakarya kerangka kerjasama dengan swasta untuk 2. Lokakarya 2. Pemerintah Kota/
penyelenggaraan angkutan sungai di rute-rute penunjang 3. Proposal kerjasama (PPP) Kabupaten Terkait
3. Request for proposal dari swasta untuk penyelenggaraan 4. Calon Mitra Swasta
angkutan sungai di rute-rute penunjang 5. Kontrak PUBLIC PRIVATE
4. Penilaian RFP PARTNERSHIPS
5. Pengesahan kontrak kerjasama
Catatan:
Infrastruktur yang memiliki nilai komersial diharapkan dibiayai
melalui partisipasi pihak swasta ataupun masyarakat melalu
mekanisme unbundling (pemerintah akan menanggung
pembangunan infrastruktur dasar, sedangkan badan usaha akan
menangung pembangunan yang bersifat komersial untuk berbagai
infrastruktur penting di daerah) maupun dual track strategy
(memperluas kesempatan bagi masyarakat (baik swasta maupun
asing) untuk berpartisipasi secara transparan, adil, bebas dari
kepentingan kelompok, bersih, dan kompetitif dalam pembangunan
dan pengoperasian infrastruktur)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-219


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
VI. Pembinaan Pengusahaan Transportasi
Sungai
1. Membentuk dan membina wadah 1. Kajian konsep kerjasama antar pengusaha angkutan pengumpan/ 1. Laporan kajian kerjasama antar Transportasi sungai terintegrasi 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
organisasi bagi pengusaha angkutan penerus dan angkutan “utama dan cabang” transportasi sungai pelaku usaha transportasi sungai dengan feeder moda lain 2. DLLASDP Terkait
pengumpan/ penerus dan angkutan “utama 2. Diskusi Nasional untuk memfasilitasi kerjasama antar pelaku usaha 2. Diskusi Nasional 2. Pemerintah Kota/
dan cabang” sungai untuk memfasilitasi transportasi sungai (dapat sebagai cikal bakal pembentukan 3. Terbentuk/ Cikal Bakal Asosiasi Kabupaten Terkait
kerjasama antar pelaku usaha wadah kerja sama antar pelaku usaha) Pelaku Usaha Angkutan Sungai dan
3. Jika antar pelaku usaha transportasi sungai sepakat pembetukan Danau
suatu wadah kerjasama, maka perlu pemfasilitasan lebih lanjut
dari pemerintah

2. Pembinaan dalam hal teknis dan 1. Sosialisasi aplikasi pedoman teknis yang ada 1. Sosialisasi pedoman teknis Pemahaman teknis dan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
operasional kepada operator angkutan 2. Pelatihan aplikasi pedoman teknis - pedoman teknis yang ada 2. Pelatihan aplikasi pedoman teknis operasional penyelenggara dan 2. DLLASDP Terkait
pengumpan, operator pelabuhan sungai, dan Catatan: pelaku usaha transportasi sungai 2. Pemerintah Kota/
operator angkutan sungai yang melayani Sosialisasi dan pelatihan agar kinerja angkutan sungai meningkat meningkat Kabupaten Terkait
trayek Utama dan Cabang dan berdaya saing, serta mengindahkan fungsi sosial transportasi
sungai
3. Mengembangkan dan memfasilitasi suatu 1. Kajian konsep kerjasama antar pengusaha angkutan pengumpan/ 1. Laporan kajian kerjasama antar 1. Terjalin kerjasama harmonis 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
bentuk kerjasama yang aplikatif dan saling penerus dan angkutan “utama dan cabang” transportasi sungai pelaku usaha transportasi sungai antara pelaku usaha 2. DLLASDP Terkait
menguntungkan antara pemerintah daerah, dengan Pemerintah Daerah dengan Pemerintah Daerah transportasi sungai dengan 2. Pemerintah Kota/
operator angkutan pengumpan dan penerus, 2. 2. Diskusi Nasional pemerintah daerah Kabupaten Terkait
dengan operator pelabuhan sungai dan Diskusi Nasional untuk memfasilitasi kerjasama antar pelaku usaha 2. Transportasi sungai
angkutan sungai yang melayani trayek Utama transportasi sungai dengan Pemerintah Daerah secara berkala terintegrasi dengan feeder
dan Cabang moda lain

4. Mengembangkan insentif bagi operator 1. Kajian kebutuhan dan pengembangan insentif untuk transportasi 1. Laporan beberapa skenario insentif Semakin banyak pelayanan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
angkutan pengumpan dan penerus di sungai sesuai kondisi lokal terbaik untuk transportasi sungai transportasi sungai 2. DLLASDP Terkait
pelabuhan sungai, serta bagi pelaku 2. Lokakarya pengembangan insentif untuk transportasi sungai sesuai sesuai kebutuhan lokal 2. Pemerintah Kota/
pelayanan utama angkutan sungai, kondisi lokal 2. Lokakarya Kabupaten Terkait
khususnya di rute-rute yang berfungsi 3. Penyusunan SOP untuk pemberian insentif agar lebih transparan, 3. SOP pemberian insentif
sebagai pendorong (promoting function) obyektif melibatkan pemangku kepentingan, sesuai ketentuan yang
dalam koridor prioritas jelas, dan akuntabel
Catatan:
• Insentif dapat berupa: kemudahan perizinan dan deregulasi,
subsidi, pembinaan peningkatan daya saing, atau regulasi yang
mendukung (seperti kebijakan untuk membagi demand).
Pemberian insentif harus dilakukan secara transparan, obyektif
melibatkan pemangku kepentingan, sesuai ketentuan yang jelas,
dan akuntabel

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-220


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
VII.Peningkatan Pelayanan Angkutan Sungai

1. Elemen Pengembangan di Simpul Asal dan


Tujuan Perjalanan

a. Mendapatkan dukungan dari stakeholders 1. Optimalisasi pertemuan rutin Pemeritah Pusat dan Pemerintah 1. Pertemuan rutin pemangku Terbangunnya dan beroperasinya 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
lokal serta meningkatkan kapabilitas Daerah (idem I.2) kepentingan penyelenggara dengan baik halte-halte 2. DLLASDP Terkait
institusi lokal agar dapat melakukan 2. Optimalisasi proses sosialisasi peran transportasi sungai (idem transportasi sungai di Pusat & transportasi yang dapat 2. Pemerintah Kota/
perencanaan, pembangunan, IV.1 & IV.2) 2. Kegiatan kampanye/ sosialisasi menunjang faedah pemanfaatan Kabupaten Terkait
pengoperasian, dan pemeliharaan halte- 3. Optimalisasi/ pelebaran cakupan peserta dalam proses 3. Partisipasi SDM Lokal dlm pelatihan transportasi sungai
halte potensial pengembangan SDM (idem III.1) 4. Pedoman teknis
4. 5. Kegiatan Sosialisasi & pelatihan
Melengkapi penyusunan pedoman teknis: pembagunan pelabuhan 3. Partisipasi SDM Lokal dlm pelatihan
sungai & danau (I.1.e), penetapan lokasi pelabuhan sungai & 4. Pedoman teknis
danau (I.1.g), dan perawatan pelabuhan sungai dan danau (I.1.i) 5. Kegiatan Sosialisasi & pelatihan
dengan pedoman teknis perencanaan, pembangunan,
pengoperasian, dan pemeliharaan halte-halte potensial
5. Sosialisasi & pelatihan aplikasi pedoman teknis yang ada
b. Mengindentifikasi lokasi-lokasi 1. 1. Kajian lokasi halte-halte potensial Penyelenggara transportasi 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
pembangunan halte potensial berkerja Melakukan kajian lokasi halte-halte transportasi potensial yang 2. Sosialisasi hasil kajian, minimal sungai membangun halte-halte 2. DLLASDP Terkait
sama dengan stakeholders lokal dapat mendukung pemanfaatan transportasi sungai secara optimal pembagian buku hasil kajian kpd yang tepat untuk mendukung 2. Pemerintah Kota/
2. Sosialisasi hasil kajian daerah atau berupa lokakarya pemanfaatan transportasi sungai Kabupaten Terkait

c. Meningkatkan pembinaan kesadaran 1. Optimalisasi program sosialisasi (idem IV.1) dengan memperluas 1. Idem IV.1 khususnya kepada Publik berperan aktif memelihara 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
masyarakat untuk pengoperasian dan materi mencakup pengoperasian dan pemeliharaan halte-halte (audience) publik halte-halte sungai yang 2. DLLASDP Terkait
pemeliharaan halte-halte potensial yang terbangun 2. Pemerintah Kota/
akan terbangun Kabupaten Terkait
d. Mengembangkan desain halte angkutan Idem VII.1.a.4 & 5 1. Pedoman teknis Halte-halte terbangun lebih aman 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
sungai dan standar pelayanan minimal 1. 2. Kegiatan Sosialisasi & pelatihan dan nyaman (memiliki interface 2. DLLASDP Terkait
sesuai asas efektif dan efisien Melengkapi penyusunan pedoman teknis: pembagunan pelabuhan antar halte dan kapal sungai 2. Pemerintah Kota/
berdasarkan kondisi fisik lokal sungai & danau (I.1.e), penetapan lokasi pelabuhan sungai & secara memadai) Kabupaten Terkait
danau (I.1.g), dan perawatan pelabuhan sungai dan danau (I.1.i)
dengan pedoman teknis perencanaan, pembangunan,
pengoperasian, dan pemeliharaan halte-halte potensial
2. Sosialisasi & pelatihan aplikasi pedoman teknis yang ada
e. Meningkatkan penyediaan dana untuk Idem V.(1 s/d 3) terutama berkenaan pengembangan halte-halte 1. Idem V.1 Realisasi pembangunan dan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
pengembangan halte-halte potensial, potensial 2. Idem V.2 pengoperasian halte-halte 2. DLLASDP Terkait
baik dari pemerintah pusat, pemerintah 1. Meningkatkan alokasi anggaran Pusat dan Daerah 3. Idem V.3 2. Pemerintah Kota/
daerah, atau lembaga lain berdasarkan 2. Pemanfaatan hibah/ atau bantuan luar negeri Kabupaten Terkait
skema kerjasama yang tepat 3. Optimalisasi penerimaan dari rute-rute penunjang

f. Membangun tempat perhentian yang 1. Melakukan proses VII.1.(a s/d e) 1. Idem VII.1.(a s/d e) Realisasi pembangunan dan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
layak (halte) bagi angkutan sungai 2. Memberikan bantuan teknis 2. Bantuan tenaga Pengarahan & pengoperasian halte-halte 2. DLLASDP Terkait
Catatan: Pengawasan 2. Pemerintah Kota/
• Di desa-desa sekitar sungai dimana terdapat komunitas dekat air Kabupaten Terkait
atau di wilayah pengembangan/ pertumbuhan, pusat bangkitan/
tarikan pergerakan dengan angkutan sungai
g. Membangun tempat perhentian yang 1. Melakukan proses VII.1.(a s/d e) 1. Idem VII.1.(a s/d e) Realisasi pembangunan dan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
layak (halte) bagi angkutan jalan di rute- 2. Memberikan bantuan teknis 2. Bantuan tenaga Pengarahan & pengoperasian halte-halte 2. DLLASDP Terkait
rute yang menjadi feeder angkutan Catatan: Pengawasan 2. Pemerintah Kota/
sungai • Di wilayah daratan yang menjadi hinterland pelabuhan sungai dan Kabupaten Terkait
danau, terutama di koridor prioritas

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-221


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
2. Elemen Pengembangan di Jaringan
Pelayanan Angkutan Pengumpan dan
Penerus Simpul Sungai
a. Pelaksanaan pengembangan Optimalisasi elemen pengembangan VI.(1 s/d 4) untuk pembinaan dan 1. Idem VI.1 Terealisasi dan semakin banyak 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
angkutan pengumpan dan penerus pelatihan, secara garis besar sbb: 2. Idem VI.2 pelayanan pengumpan dan 2. DLLASDP Terkait
simpul sungai lebih mengutamakan 1. Memfasilitasi kerjasama antar pelaku usaha transportasi sungai 3. Idem VI.3 penerus transportasi sungai 2. Pemerintah Kota/
operator atau pelaku usaha transportasi lokal (dapat sebagai cikal bakal pembentukan wadah kerja sama 4. Idem VI.4 Kabupaten Terkait
lokal yang telah ada antar pelaku usaha) Catatan: utamanya operator atau
2. Sosialisasi dan Pelatihan aplikasi pedoman teknis - pedoman teknis pelaku usaha transportasi lokal
yang ada
3. Pengembangan insentif untuk mendukung transportasi sungai
sesuai kondisi lokal
Catatan:
• Pelaku usaha transportasi lokal yang telah ada diberdayakan
dengan program pembinaan dan pelatihan. Pemerintah pusat dan
pemerintah daerah lebih sebagai pemrakarsa, fasilitator,
regulator, dan pengawas
b. Membentuk wadah atau organisasi 1. 1. Idem VI.1 Transportasi sungai terintegrasi 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
stakeholders, terdiri dari pemerintah Kajian konsep kerjasama antar pengusaha angkutan pengumpan/ Catatan: utamanya pengembangan dengan feeder moda lain 2. DLLASDP Terkait
daerah, operator angkutan pengumpan penerus dan angkutan “utama dan cabang” transportasi sungai kerjasama pemangku kepentingan lokal 2. Pemerintah Kota/
dan penerus, operator pelabuhan sungai, 2. Diskusi Nasional & Lokal untuk memfasilitasi kerjasama antar Kabupaten Terkait
dan operator angkutan sungai pelaku usaha transportasi sungai (dapat sebagai cikal bakal
pembentukan wadah kerja sama antar pelaku usaha)
3. Jika antar pelaku usaha transportasi sungai sepakat pembetukan
suatu wadah kerjasama, maka perlu pemfasilitasan lebih lanjut
dari pemerintah
Catatan:
• Pemfasilitasan suatu bentuk kerjasama yang aplikatif dan saling
menguntungkan antara pemerintah daerah, operator angkutan
pengumpan dan penerus, dengan operator pelabuhan sungai dan
angkutan sungai yang melayani trayek Utama dan Cabang
c. Pengembangan dan penentuan jenis 1. Melengkapi aspek keterpaduan antar moda dalam penyusunan 1. Idem VI.2 Pemahaman teknis dan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
serta desain sarana dan prasarana untuk pedoman teknis untuk sarana dan prasarana transportasi sungai Catatan: utamanya untuk angkutan operasional penyelenggara dan 2. DLLASDP Terkait
angkutan pengumpan dan penerus yang (melengkapi pedoman teknis yang akan disusun) pengumpan dan penerus yang pelaku usaha transportasi sungai 2. Pemerintah Kota/
disesuaikan dengan karakter wilayah 2. Otimalisasi elemen pengembangan VI.2 untuk pembinaan dan disesuaikan dengan karakter wilayah dalam penentuan jenis serta Kabupaten Terkait
geografi dan masyarakat pengguna pelatihan, secara garis besar adalah: geografi dan masyarakat pengguna desain sarana dan prasarana
- Sosialisasi dan Pelatihan aplikasi pedoman teknis - pedoman teknis tepat guna meningkat
yang ada (pedoman teknis yang telah dilengkapi aspek
keterpaduan antar moda)
- termasuk, sosialisasi Peta sungai & buku petunjuk pelayaran
sungai
Catatan:
• Agar masyarakat pengguna dan pelaku usaha angkutan
pengumpan/ penerus simpul sungai dapat menggunakan/
mengembangkan moda angkutan pengumpan/ penerus secara
lebih efisien dan efektif

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-222


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
d. Meningkatkan penyediaan dana untuk Idem elemen pengembangan V.(1 s/d 3) untuk penyediaan dana, 1. Idem V.1 1. Idem V.1 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
pengembangan pelayanan angkutan secara garis besar adalah: 2. Idem V.2 2. Idem V.2 2. DLLASDP Terkait
pengumpan dan penerus simpul sungai; 1. Memperjuangkan peningkatan alokasi anggaran untuk 3. Idem V.3 3. Idem V.3 2. Pemerintah Kota/
pengembangan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai dan danau Kabupaten Terkait
2. Melakukan proses lobi mendapatkan bantuan/ hibah 3. Idem V.1 & V.2
3. Melakukan proses Request for proposal dari swasta untuk
penyelenggaraan angkutan sungai di rute-rute penunjang
e. Mengembangkan pelayanan angkutan Idem elemen pengembangan VI.(1 s/d 4) untuk pengembangan 1. Idem VI.1 1. Idem VI.1 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
pengumpan dan penerus simpul sungai pelayanan, secara garis besar sbb: 2. Idem VI.2 2. Idem VI.2 2. DLLASDP Terkait
untuk angkutan orang-barang 1. Memfasilitasi kerjasama antar pelaku usaha transportasi sungai 3. Idem VI.3 3. Idem VI.3 2. Pemerintah Kota/
lokal (dapat sebagai cikal bakal pembentukan wadah kerja sama 4. Idem VI.4 4. Idem VI.4 Kabupaten Terkait
antar pelaku usaha)
2. Pengembangan insentif untuk transportasi sungai sesuai kondisi
lokal
Catatan:
• Pengembangan sesuai asas efektif-efisien dan sesuai kondisi fisik
prasarana lokal, khususnya di rute-rute yang berfungsi sebagai
pendorong (promoting function ) dalam koridor perioritas
f. Memperbanyak jumlah angkutan Idem elemen pengembangan VI.(1 s/d 4) untuk memperbanyak jumlah 1. Idem VI.1 1. Idem VI.1 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
pengumpan dan penerus simpul sungai, angkutan, secara garis besar sbb: 2. Idem VI.2 2. Idem VI.2 2. DLLASDP Terkait
khususnya di rute-rute yang berfungsi 1. Memfasilitasi kerjasama antar pelaku usaha transportasi sungai 3. Idem VI.3 3. Idem VI.3 2. Pemerintah Kota/
sebagai pendorong (promoting function ) (dapat sebagai cikal bakal pembentukan wadah kerja sama antar 4. Idem VI.4 4. Idem VI.4 Kabupaten Terkait
dalam koridor prioritas pelaku usaha)
2. Pengembangan insentif untuk transportasi sungai sesuai kondisi
lokal

g. Mengembangkan insentif bagi operator Idem elemen pengembangan VI.4 untuk pengembangan insentif, yaitu: 1. Idem VI.4 Semakin banyak pelayanan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
angkutan pengumpan dan penerus transportasi sungai 2. DLLASDP Terkait
simpul sungai, khususnya di rute-rute 1. Kajian kebutuhan dan pengembangan insentif untuk transportasi 2. Pemerintah Kota/
yang berfungsi sebagai pendorong sungai sesuai kondisi lokal Kabupaten Terkait
(promoting function ) dalam koridor 2. Lokakarya pengembangan insentif untuk transportasi sungai sesuai
prioritas kondisi lokal
3. Penyusunan SOP untuk pemberian insentif agar lebih transparan,
obyektif melibatkan pemangku kepentingan, sesuai ketentuan yang
jelas, dan akuntabel

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-223


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
3. Pengembangan Secara Umum di Simpul
Angkutan Sungai
a. Peningkatan pembinaan kesadaran 1. Optimalisasi elemen pengembangan IV.1 mencakup materi 1. Idem IV.1 Pelabuhan/ halte angkutan sungai 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
masyarakat untuk pengoperasian dan pengoperasian dan pemeliharaan simpul-simpul angkutan sungai 2. Kegiatan sosialisasi & pelatihan semakin terpelihara dengan baik 2. DLLASDP Terkait
pemeliharaan simpul-simpul angkutan 2. Sosialisasi dan pelatihan aplikasi pedoman teknis - pedoman teknis 2. Pemerintah Kota/
sungai yang ada (terutama untuk mentor lokal) Kabupaten Terkait
Catatan:
• Program pembinaan dapat dilakukan oleh masyarakat sendiri yang
sebelumnya mendapat pelatihan
b. Pengembangan standar teknis dan Membuat pedoman teknis (dapat dicakup dalam elemen 1. Buku Rancangan Pedoman Teknis Dermaga sungai terbangun makin 1. Ditjen Phb. Darat
desain dermaga angkutan sungai pengembangan I.1.e: Pedoman Teknis Pembagunan Pelabuhan Sungai 2. 3x Rapat DLLASDP aman, selamat, nyaman, dan 2. DLLASDP
dan Danau) 3. Pedoman Teknis berdaya guna tinggi
1. Kajian Teknis Pembangunan Dermaga Sungai dan Danau
2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan
di DLLASDP
3. Proses pengesahan oleh Direktorat Jenderal Perhubungan Darat
Kementerian Perhubungan RI
Catatan:

Standar teknis dan desain dermaga angkutan sungai memiliki
standar interface yang baik, jumlah interface yang memadai
antara dermaga dan angkutan sungai, serta dapat dimanfaatkan
secara aman dan selamat pada malam hari untuk angkutan orang-
barang (dapat memanfaatkan teknologi solar cell atau wind turbin)
c.1 Menetapkan pelabuhan sungai yang Idem I.1.c Idem I.1.c 1. Tatanan/ hierarki pelabuhan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
berfungsi sebagai Pusat Penyebaran 1. Penyiapan Rancangan Peraturan (penyusunan naskah inisiatif 1. Naskah Rancangan sungai dan danau sesuai 2. DLLASDP Terkait
dan Bukan Pusat Penyebaran, serta (initiatives draft), naskah akademik (academic draft), dan naskah 2. 3x Rapat DLLASDP dengan peraturan dan lebih 2. Pemerintah Kota/
penetapan klasifikasi pelabuhan sungai. rancangan Peraturan (legal draft)) 3. Peraturan tertib Kabupaten Terkait
2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 2. Otomasi proses dan
di DLLASDP pengurangan birokrasi
3. Proses pengesahan oleh Menteri Perhubungan RI 3. Pengumpulan informasi dan
c.2 Mengembangkan sistem manajemen dan Idem I.3 Idem I.3 komunikasi dengan pihak luar
administrasi pengelolaan pelabuhan 1. Proses mendapatkan komitmen atau support dari seluruh internal 1. Dukungan internal lebih mudah
sungai berbasis teknologi informasi agar stakeholders untuk mendukung keberhasilan implementasi dan 2. Tersedia cukup 4. latar belakang pengambil
kinerja jaringan pelayanan lalu-lintas pengembangan sistem manajemen dan administrasi berbasis 3. Tersedia dukungan kebijakan lebih diketahui
angkutan sungai semakin teratur dan Teknologi Informasi 4. Instalasi software, network, publik (transparan)
tepat waktu, kinerja pelayanan lalu-lintas 2. Penyiapan sumber daya manusia (SDM), DLLASDP (termasuk hadrware, & dokumentasi 5. Proses pelaporan dan
angkutan sungai dapat termonitor setiap penyelenggara ASD daerah) harus memiliki SDM yang memiliki monitoring lebih cepat dan
waktu (real time), terbentuk data base kecakapan untuk penerapan dan pengembangan sistem informasi mudah
yang baik, utilitas pemanfaatan angkutan dan administrasi berbasis teknologi infomasi. Hal ini dapat diatasi 6. Tingkat partisipasi pihak luar
sungai dapat maksimal, dan keterpaduan dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengadakan dalam proses pengambil
antar moda dapat optimal. sosialisasi sebelum teknologi informasi yang baru tersebut kebijakan lebih tinggi
dijalankan 7. Mayarakat merasakan sarana
3. Pendanaan, kesiapan pendanaan/investasi harus diperhatikan dan prasarana transportasi
dengan benar, karena investasi untuk Teknologi Informasi hasilnya sungai lebih terawat, tidak
tidak langsung terasa oleh organisasi usang, lebih selamat, aman,
4. Pengadaan infrastruktur yaitu perangkat keras dan lunak yang dan nyaman
tersedia harus yang benar-benar dibutuhkan
c.3 Melakukan perawatan prasarana fisik Idem II.3 Idem II.3
serta optimalisasi penggunaan prasarana 1. Penyusunan pedoman teknis perawatan prasarana dan sarana
yang ada terutama di koridor prioritas. transportasi sungai (idem I.1.h & I.1.i)
Kegiatan ini perlu didukung dengan 2.
pedoman teknis, sehingga perlu Inventarisasi kebutuhan prioritas perawatan sarana dan prasarana
perumusan pedoman teknis terkait (berdasarkan tinjauan lapangan dengan mengaplikasikan pedoman
perawatan prasarana simpul sungai teknis perawatan prasarana dan sarana transportasi sungai)
3. Pelaksanaan perawatan prasarana dan sarana jaringan pelayanan
transportasi sungai secara berkala dan rutin
PT. SANTIKA KONSULINDO 4. Pemberdayaan fasilitas dan peralatan perawatan rasarana dan 6-224
sarana jaringan pelayanan transportasi sungai dengan melibatkan
pemangku kepentingan lokal
LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
d. Mengembangkan/ membangun dan 1. Kajian pengembangan pelabuhan terutama di koridor-koridor 1. Hasil kajian pengembangan Kinerja pelabuhan sungai dan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
meningkatkan fasilitas pokok prioritas pelabuhan sungai di koridor-koridor danau lebih baik 2. DLLASDP Terkait
pelabuhan sungai secara bertahap 2. Pengembangan pelabuhan sungai secara bertahap berdasarkan prioritas 2. Pemerintah Kota/
agar memenuhi standar klasifikasi skala prioritas (utama di koridor prioritas) sesuai pedoman teknis 2. Proses pengembangan pelabuhan Kabupaten Terkait
pelabuhan sungai sesuai peran dan Pembagunan Pelabuhan Sungai dan Danau sungai di koridor prioritas berjalan
fungsi serta volume kegiatan angkutan 3. Mendorong pengembangan dengan mengaplikasikan insentif (perencanaan, desain,
sungai di pelabuhan sungai pengembangan (hasil elemen pengembangan VI.4) pembangunan/ peningkatan
Catatan: pelabuhan-pelabuhan sungai di
• Pengembangan mencakup peningkatan kondisi dan desain koridor prioritas)
prasarana fisik menuju simpul angkutan sungai agar mudah 3. Aplikasi insentif, utamanya di
dicapai. Hal in terkait juga dengan pengembangan standar teknis koridor prioritas
dan desain dermaga angkutan sungai

e. Mengembangkan bentuk atau mekanisme Optimalisasi elemen pengembangan I.2 dan VI.1 dengan 1. Idem I.2 Kesepahaman antar pemangku 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
kerjasama antar stakeholders agar mengagendakan pula proses pengintegrasian dua terminal yang 2. Idem VI.1 kepentingan untuk mengupayakan 2. DLLASDP Terkait
dapat tercipta sistem interkoneksi- berbeda di koridor-koridor potensial tertentu dengan melibatkan Catatan: utamanya antar pemangku Keterpaduan antar terminal 2. Pemerintah Kota/
interoperability yang menghubungkan kepentingan terkait (antar terminal) sebagai single seamless service Kabupaten Terkait
dua terminal dari moda yang berbeda, 3. Penyelenggara
khususnya untuk angkutan orang barang terminal lain (mis.
Laut, udara, jalan)
f. Mengembangkan dan menambah simpul 1. Kajian Terminal Terpadu Angkutan Sungai & Danau (Melengkapi 1. Hasil kajian terminal terpadu Keterpaduan antar terminal 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
angkutan sungai yang terpadu elemen pengembangan I.1.e) 2. 3x Rapat DLLASDP terasa sebagai single seamless 2. DLLASDP Terkait
dengan moda lain dengan 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Pelaksanaan Pilot Project service 2. Pemerintah Kota/
mengembangkan sarana-prasarana dan di DLLASDP 4. Rencana program selanjutnya Kabupaten Terkait
sistem interkoneksi-interoperability yang
3. Pilot project di satu atau lebih koridor prioritas yang feasible 5. Aplikasi pengembangan terminal terp 3. Penyelenggara
menghubungkan dua terminal dari moda 4. Monitoring dan evaluasi terminal lain (mis.
yang berbeda, khususnya untuk angkutan 5. Pengembangan lebih lanjut sistem penyatuan antar terminal antar
orang-barang atau barang moda
Catatan:
• Pengembangan terminal antarmoda akan menemui kendala
sektoral serta tidak sesuai dengan kondisi lingkungan fisik simpul
yang ada. Solusinya adalah pengembangan simpul terpadu,
mencakup: angkutan sungai–laut, angkutan sungai–udara
(khususnya di Papua), angkutan sungai–kereta api (khususnya
Sumatera dan Kalimantan), angkutan sungai–jalan
g. Mengembangkan sistem penyatuan 1. Kajian sistem penyatuan & penanganan muatan barang angkutan 1. Hasil kajian penyatuan & Penanganan muatan barang ASD 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
muatan barang angkutan sungai sungai penanganan muatan barang ASD semakin efektif dan efisien 2. DLLASDP Terkait
berserta sistem penanganannya 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 2. 3x Rapat DLLASDP 2. Pemerintah Kota/
(handling ) secara efektif dan efisien di DLLASDP 3. Pelaksanaan Pilot Project Kabupaten Terkait
sesuai dengan kebutuhan pengguna. 3. Pilot project di satu atau lebih koridor prioritas yang feasible 4. Rencana program selanjutnya 3. Penyelenggara
Sistem tersebut mencakup standar teknis 4. Monitoring dan evaluasi 5. Aplikasi pengembangan sistem terminal lain (mis.
dan desain 5. Pengembangan lebih lanjut sistem penyatuan muatan barang penyatuan & penanganan muatan Laut, udara, jalan)
barang di beberapa koridor
prioritas yang lain

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-225


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
4. Pengembangan Secara Umum di Jaringan
Pelayanan Angkutan Sungai
a. Menghilangkan hambatan fisik dan non- 1. Revitalisasi alur pelayaran sungai (penataan, pengerukan, atau 1. Aksesibilitas dan kapasitas Alur pelayaran sungai semakin 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
fisik terutama di koridor prioritas pelebaran) secara berkala dimana terdapat pedangkalan hingga prasarana pelayaran sungai dan aman, selamat, dan nyaman 2. DLLASDP Terkait
secara rutin dan berkala mengganggu kelancaran pelayaran sungai, terutama di koridor danau makin besar 2. Pemerintah Kota/
prioritas 2. Alur pelayaran sungai makin aman Kabupaten Terkait
2. Pegembangan, pembangunan, dan pengoperasian pos-pos dilayari bahkan dimalam hari 3. Ditjen Phb.Laut
pengawasan pelayaran sungai yang juga memiliki kapasitas 3. Kegiatan di dan sekitar sungai dan
sebagai sweeper (Pemelihara dan pembersih alur sungai dari danau memperhatikan dampak
obstacle yang ada di ruas sungai) terhadap pelayaran sungai dan
3. Optimalisasi elemen pengembangan I.2 dan IV.1 untuk penataan danau
kegiatan di sungai atau sekitar sungai sehingga tidak mengganggu
alur pelayaran (terjadi harmonisasi kegiatan di sungai atau sekitar
sungai sehingga tidak mengganggu alur pelayaran (seperti Peti,
Keramba, tempat pembuangan kotoran/ sampah dsb))

b. Pengadaan, melengkapi, dan merawat 1. Kajian teknis penempatan SBNP dan kebutuhan vitalisasi alur sungai 1. Letak kebutuhan SBNP dan vitalisasi Alur pelayaran sungai semakin 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
sarana bantu navigasi di lokasi tertentu 2. Penyediaan dan pemeliharaan SBNP secara berkala alur aman, selamat, dan nyaman 2. DLLASDP Terkait
sesuai dengan kondisi kegiatan, lalu- Catatan: 2. Jumlah SBNP bertambah 2. Pemerintah Kota/
lintas, dan alinyemen alur • Lokasi tertentu dimaksud adalah ruas sungai yang rawan Kabupaten Terkait
kecelakaan angkutan sungai dan banyak hambatan alur pelayaran 3. Ditjen Phb.Laut
(gosong, onggokan batu, riam, pusaran air, arus deras/kuat
ataupun tikungan tajam). Ruas sungai yang mempunyai frekuensi
lalu lintas kapal paling padat. Ruas sungai yang alur pelayarannya
mudah tererosi atau merupakan kawasan hutan lindung. Ruas
sungai yang daerah alirannya termasuk wilayah pengembangan
c. Mengembangkan desain kapal sungai Optimalisasi aplikasi elemen pengembangan I.1.k 1. Desain Teknis kapal SD Kapal SD sesuai kebutuhan teknis 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
sesuai kondisi fisik sungai untuk muatan 1. Kajian Desain Teknis rancang bangun kapal Sungai dan Danau 2. 3x Rapat DLLASDP & sosial, lebih ekonomis, & lebih 2. DLLASDP Terkait
orang-barang 2. Proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan pembahasan 3. Pelaksanaan Pilot Project ramah lingkungan 2. Pemerintah Kota/
di DLLASDP 4. Rencana program selanjutnya Kabupaten Terkait
3. Pilot project di satu atau lebih koridor prioritas yang feasible 5. Aplikasi pengembangan kapal 3. Biro Klasifikasi
4. Monitoring dan evaluasi sungai dan danau di beberapa Indonesia
5. Pengembangan lebih lanjut rancang bangun kapal Sungai dan koridor prioritas yang lain
Danau
Catatan:
• Beberapa studi menunjukan diperlukan kapal sungai mampu
memiliki kecepatan diatas 10 knot, namun tidak mengakibatkan
gelombang dan kebisingan besar sesuai dengan toleransi
lingkungan, atau memenuhi asas keselamatan dan keamanan.
Desain kapal sungai tersebut juga harus memiliki interface yang
baik (aplikatif) untuk menjembatani perpindahan orang-barang
dari kapal ke dermaga secara aman, nyaman, dan selamat.
Disamping itu kapal sungai harus memiliki bagasi yang nyaman
untuk angkutan campuran orang-barang

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-226


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
d. Memberikan bantuan kelayakan teknis 1. Inventarisasi kebutuhan bantuan kelayakan teknis kapal dan 1. Daftar kebutuhan bantuan teknis Kapal SD lebih selamat, catatan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
kapal dan perlengkapan keselamatan perlengkapan keselamatan pelayaran untuk transportasi sungai dan perlengkapan keselamatan kecelakaan kapal turun 2. DLLASDP Terkait
pelayaran (misalnya pelampung) kepada sesuai kondisi lokal 2. SOP pemberian bantuan teknis 2. Pemerintah Kota/
pemilik kapal. Kemudian tahap berikutnya 2. kapal dan perlengkapan Kabupaten Terkait
melakukan pengadaan tempat dan Penyusunan SOP untuk pemberian bantuan kelayakan teknis kapal keselamatan pelayaran
peralatan untuk pengujian kelayakan dan perlengkapan keselamatan pelayaran untuk transportasi 3. Bantuan tersalurkan tepat sasaran
sarana transportasi sungai tersebut sungai agar lebih transparan, obyektif melibatkan pemangku 4. Ada tempat pengujian kelayakan
kepentingan, sesuai ketentuan yang jelas, dan akuntabel sarana transportasi sungai
3. Sosialisasi dan pemberian bantuan kelayakan teknis kapal dan
perlengkapan keselamatan pelayaran
4. Melengkapi fasilitas dan peralatan beberapa pos penjagaan untuk
pengujian kelayakan sarana transportasi sungai (dengan dasar
hukum Peraturan dan Pedoman teknis yang ada)
e. Melakukan program kampanye Optimalisasi elemen pengembangan IV.1: 1. Dukungan sumberdaya untuk Persepsi pengambil kebijakan 1. Ditjen Phb. Darat Idem IV.1, antara lain:
(promosi) dan sosialisasi untuk 1. Proses mendapatkan komitmen yang tinggi dari manajemen dan kampanye dan sosialisasi publik, publik, dan pelaku usaha 2. DLLASDP 1. Kementerian
memperbaiki image angkutan sungai penyedia anggaran akan perlunya program kampanye dan 2. Strategi kampanye dan sosialisasi terhadap transportasi sungai Koordinator Bidang
sosialisasi untuk mendapatkan dukungan lingkungan strategis 3. Kegiatan kampanye dan sosialisasi berubah, lebih positif mendukung Perekonomian
nasional dan lokal untuk mengoptimalkan pemanfaatan peran ke pengambil kebijakan publik, pemanfaatan transportasi sungai 2. Pemerintah Provinsi
transportasi sungai karena terbukti lebih ramah lingkungan dan publik, dan pelaku usaha Terkait
hemat energi, serta efektif memperbaiki kualitas hidup masyarakat 4. Rencana program kampanye dan 3. Pemerintah Kota/
sekitar sungai sosialisasi selanjutnya Kabupaten Terkait
2. Kajian perumusan strategi kampanye dan sosialisasi untuk 4. Kementerian
pengambil kebijakan publik, publik, dan pelaku usaha Komunikasi dan
3. Program kampanye dan sosialisasi baik ke internal stakeholders 5. Kementerian
maupun eksternal stakeholders Lingkungan Hidup
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program kampanye dan 6. Kementerian
sosialisasi yang telah disusun Kebudayaan &
Catatan: Pariwisata
• Memperbaiki image angkutan sungai dari image angkutan “kelas
bawah” menjadi angkutan strategis karena terbukti lebih ekonomis
dan ramah lingkungan dibandingkan moda lain. Mempromosikan
bahwa angkutan sungai sejalan dengan kelestarian lingkungan
sungai, angkutan sungai mendukung citra dan wajah unik daerah
dengan menjadikan alur pelayaran sungai menjadi land mark
daerah (konsep water front city)
f. Menggunakan teknologi informasi agar Idem I.3 Idem I.3 Kinerja jaringan pelayanan lalu- Idem I.3 Idem I.3
kinerja jaringan pelayanan lalu-lintas 1. Proses mendapatkan komitmen atau support dari seluruh internal 1. Dukungan internal stakeholders lintas angkutan sungai semakin 1. Ditjen Phb. Darat 1. Kementerian
angkutan sungai semakin teratur dan stakeholders untuk mendukung keberhasilan implementasi dan dinyatakan dalam kesediaan untuk teratur dan tepat waktu. 2. DLLASDP Komunikasi dan
tepat waktu pengembangan sistem manajemen dan administrasi berbasis ikut pelatihan Disamping itu, kinerja jaringan Informatika
Teknologi Informasi 2. Tersedia cukup banyak SDM yang pelayanan lalu-lintas angkutan 2. Pemerintah Provinsi
2. Penyiapan sumber daya manusia (SDM), DLLASDP (termasuk memiliki kecakapan di bidang TI sungai dapat termonitor setiap Terkait
penyelenggara ASD daerah) harus memiliki SDM yang memiliki waktu (real time), terbentuk data 3. Pemerintah Kota/
kecakapan untuk penerapan dan pengembangan sistem informasi 3. Tersedia dukungan dana untuk base yang baik, utilitas Kabupaten Terkait
dan administrasi berbasis teknologi infomasi. Hal ini dapat diatasi tahun jamak pemanfaatan angkutan sungai 4. Ditjen Phb. Laut
dengan mengadakan pelatihan-pelatihan dan mengadakan 4. Instalasi software, network, dapat maksimal, dan keterpaduan
sosialisasi sebelum teknologi informasi yang baru tersebut hadrware, & dokumentasi antar moda dapat optimal.
dijalankan
3. Pendanaan, kesiapan pendanaan/investasi harus diperhatikan
dengan benar, karena investasi untuk Teknologi Informasi hasilnya
tidak langsung terasa oleh organisasi
4. Pengadaan infrastruktur yaitu perangkat keras dan lunak yang
tersedia harus yang benar-benar dibutuhkan
Catatan:
• Teknologi informasi tidak selalu mahal, namun tetap dapat tepat
guna, terutama dimanfaatkan untuk Inventory Tagging, Brokering,
dan Real Time Tracking (Scheduling, Planning, Execution, and
Follow-up)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-227


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
g. Pembuatan dan pemasangan papan 1. Membuat model papan informasi yang informatif (mencakup 1. Model papan informasi & SOP Pengguna mengetahui dan sadar 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
informasi mengenai pelayanan desain, isi, letak, jumlah dsb) sesuai tujuan pemasangan papan pemasangan jadwal dan kegiatan pelayanan 2. DLLASDP Terkait
transportasi sungai di setiap pelabuhan informasi 2. Jml papan informasi bertambah angkutan sungai 2. Pemerintah Kota/
sungai terutama di koridor prioritas 2. Mendorong pembuatan dan pemasangan papan informasi 3. Jml pengoperasian papan informasi Kabupaten Terkait
mengenai pelayanan transportasi sungai bertambah
3. Mendorong pemeliharaan dan optimalisasi pemanfaatan papan
informasi mengenai pelayanan transportasi sungai
h.1 Fokus dan timing pengembangan 1. Mendorong pengembangan koridor prioritas dengan 1. Program pengembangan koridor Kinerja jaringan pelayanan lalu- 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
jaringan pelayanan angkutan sungai mengembangkan berbagai insentif (optimalisasi elemen prioritas lintas angkutan sungai meningkat, 2. DLLASDP Terkait
ditentukan sesuai prioritas koridor pengembangan VI.4) 2. Program pengembangan trayek khususnya dalam aspek 2. Pemerintah Kota/
pengembangan. Fokus pengembangan 2. Mendorong pengembangan trayek tetap dan teratur terutama di tetap teratur ASD di koridor aksesibilitas dan keteraturan Kabupaten Terkait
diwujudkan dengan mendukung segala koridor prioritas dengan mengembangkan berbagai insentif prioritas 3. Ditjen Phb. Laut
inisiatif positif yang dapat memperlancar (optimalisasi elemen pengembangan VI.4) 3. Program pengembangan prasarana
pergerakan angkutan sungai di koridor 3. Mendorong pengembangan prasarana terutama di koridor prioritas di koridor prioritas
prioritas. (elemen pengembangan VII.3) 4. Program pengembangan jaringan
Pembuatan turap/talud penahan 4. Mendorong pengembangan peran khusus sebagai penghubung pelayanan ASD untuk angkutan
lereng/tebing sungai yang rawan longsor logistik komoditas kunci nasional khusus
dan memiliki tinggi jagaan air yang 5. Daftar kebutuhan turap/ talud
h.2 rendah di beberapa bagian ruas sungai, 1. Inventarisasi kebutuhan pembangunan turap/talud penahan 6. Proposal bantuan pembangunan
terutama di koridor prioritas lereng/tebing sungai 7. Pembangunan turap/ talud
2. Rekomendasi bantuan dan proses mendapatkan persetujuan, yang 8. Rencana program selanjutnya
merupakan pembahasan di DLLASDP
3. Program pembangunan turap/talud penahan lereng/tebing sungai
4. Monitoring dan evaluasi pelaksanaan program pembangunan
turap/talud penahan lereng/tebing sungai
i. Penambahan jumlah armada, menambah 1. Kajian pengembangan jumlah armada, menambah frekuensi, dan 1. Hasil kajian pengembangan 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
frekuensi, dan penyesuaian tarif (agar penyesuaian tarif terutama di koridor-koridor prioritas armada, frekuensi, dan tarif 2. DLLASDP Terkait
dapat bersaing, jika perlu disubsidi) 2. Pengembangan jumlah armada, menambah frekuensi, dan 2. Proses pengembangan armada, 2. Pemerintah Kota/
terutama di koridor prioritas penyesuaian tarif secara bertahap berdasarkan skala prioritas frekuensi dan tarif di koridor Kabupaten Terkait
(utama di koridor prioritas) sesuai pedoman teknis pengoperasian prioritas berjalan
kapal sungai dan danau 3. Aplikasi insentif, utamanya di
3. Mendorong pengembangan dengan mengaplikasikan insentif koridor prioritas
pengembangan (hasil elemen pengembangan VI.4)

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-228


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
VIIIPengembangan Secara Umum Berdasarkan
Fungsi Jaringan Pelayanan Lalu-lintas
Angkutan Sungai
1. Pengembangan Secara Umum di Koridor 1. Kajian kebutuhan dan pengembangan insentif untuk transportasi 1. Hasil kajian pengembangan insentif Pemanfaatan transportasi sungai 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
dengan fungsi sebagai Penunjang dengan sungai sesuai kondisi lokal untuk transportasi sungai sesuai di koridor dengan fungsi 2. DLLASDP Terkait
insentif dan optimalisasi bagi pelaku usaha 2. Lokakarya pengembangan insentif untuk transportasi sungai sesuai kondisi lokal penunjang makin besar dengan 2. Pemerintah Kota/
angkutan sungai yang melayani koridor ini kondisi lokal 2. Kesepakatan dalam forum peran serta pemerintah secara Kabupaten Terkait
mencakup bantuan teknis, operasional, dan 3. Penyusunan SOP untuk pemberian insentif agar lebih transparan, lokakarya berkala makin berkurang
pemasaran obyektif melibatkan pemangku kepentingan, sesuai ketentuan yang 3. SOP untuk pemberian insentif
jelas, dan akuntabel
Catatan:
• Bantuan teknis berupa: penyediaan alur pelayaran sungai, desain
standar dan pengadaan kapal sungai, teknik standar penyatuan
dan penanganan barang, desain standar interkoneksi antar
terminal, dan teknologi informasi yang tepat guna
• Bantuan operasional dapat berupa: subsidi tarif (dalam jangka
pendek dikurangi hingga nol), kemudahan perizinan dan
deregulasi, batuan mekanisme pengaturan rute dan lalu-lintas
kapal di alur pelayaran kritis, pembentukan dan pembinaan wadah
organisasi kerjasama antar stakeholders, pengoperasian IT,
standar operasi pemeliharaan sarana dan prasarana, dan standar
operasi penanganan muatan orang-barang
• Batuan pemasaran dapat berupa kampanye, sosialisasi, dan
promosi pemanfaatan angkutan sungai, disamping itu penataan
persaingan usaha yang sehat antar pelaku usaha
• Pengembangan pelayanan di koridor ini masih membutuhkan
intervensi pemerintah. Namun insentif berupa subsidi dapat
dihilangkan dalam jangka menengah. Regulasi pembatasan
muatan angkutan jalan dan keharusan beberapa angkutan
komoditas tertentu melalui sungai (jalan khusus), serta insentif
bagi pelaku usaha yang melayani angkutan sungai rute di koridor
ini masih dibutuhkan.

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-229


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Tahapan Implementasi
Elemen Pengembangan Strategi Jangka Menengah Jangka Panjang Output Outcome Penanggung Jawab Instansi Terkait
2011-2016 2017-2031
2. Pengembangan Secara Umum di Koridor 1. Kajian kebutuhan intervensi pemerintah (regulasi) untuk 1. Hasil kajian perumusan regulasi Pemanfaatan transportasi sungai 1. Ditjen Phb. Darat 1. Pemerintah Provinsi
dengan fungsi sebagai Pendorong dengan mendukung transportasi sungai sesuai kondisi lokal untuk mendukung transportasi di koridor dengan fungsi 2. DLLASDP Terkait
intervensi pemerintah untuk mendorong 2. Lokakarya kebutuhan payung hukum (regulasi) untuk mendukung sungai sesuai kondisi lokal pendorong makin besar 2. Pemerintah Kota/
pemanfaatan transportasi sungai di koridor transportasi sungai sesuai kondisi lokal 2. Kesepakatan dalam forum Kabupaten Terkait
ini, yaitu berupa regulasi-regulasi yang 3. Mendorong penyiapan Rancangan Peraturan (penyusunan naskah lokakarya
mendukung inisiatif (initiatives draft), naskah akademik (academic draft), dan 3. Proses penyiapan Rancangan
naskah rancangan Peraturan (legal draft)) Peraturan berjalan di beberapa
4. Mendorong proses mendapatkan persetujuan, yang merupakan daerah
pembahasan di instansi yang berwenang 4. Proses pembahasan Rancangan
5. Proses pengesahan oleh Pejabat yang berwenang Peraturan berjalan di beberapa
Catatan: daerah
• Intervensi dapat berupa regulasi pembatasan muatan angkutan 5. Peraturan yang mendukung di sah
jalan dan keharusan beberapa angkutan komoditas tertentu kan di beberapa daerah
melalui sungai (jalan khusus), serta insentif bagi pelaku usaha
yang melayani angkutan sungai rute di koridor ini
• Insentif bagi pelaku usaha angkutan sungai yang melayani koridor
dengan fungsi pendorong mencakup bantuan teknis, operasional,
dan pemasaran
• Bantuan teknis berupa: penyediaan alur pelayaran sungai, desain
standar dan pengadaan kapal sungai, teknik standar penyatuan
dan penanganan barang, desain standar interkoneksi antar
terminal, dan teknologi informasi yang tepat guna. Disamping itu,
bagi koridor dengan pelayaran sungai-laut, untuk angkutan orang-
barang dan wisata, bantuan teknis dapat berupa penyediaan alur
pelayaran sungai-laut, desain standar dan pengadaan kapal sungai-
laut (perairan pantai) untuk wisata, serta desain standar
interkoneksi antar terminal penumpang untuk wisata.

• Bantuan operasional dapat berupa: subsidi tarif, kemudahan


perizinan dan deregulasi, batuan mekanisme pengaturan rute dan
lalu-lintas kapal di alur pelayaran kritis, batuan mekanisme
pengaturan rute dan lalu-lintas kapal di alur pelayaran sungai-laut,
pembentukan dan pembinaan wadah organisasi kerjasama antar
stakeholders, pengoperasian IT, standar operasi pemeliharaan
sarana dan prasarana, dan standar operasi penanganan muatan
orang-barang
• Batuan pemasaran dapat berupa kampanye, sosialisasi, dan
promosi pemanfaatan angkutan sungai, disamping itu penataan
persaingan usaha yang sehat antar pelaku usaha

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-230


LAPORAN AKHIR
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai

Pengembangan Koridor Jaringan Pelayanan Lalu-Lintas ASD Pulau Sumatera

PT. SANTIKA KONSULINDO 6-231

Anda mungkin juga menyukai