B A B III Laporan Antara (Hal 1 - 248) Vol2
B A B III Laporan Antara (Hal 1 - 248) Vol2
3
Angkutan Sungai
Jika ditinjau dari aspek aksesibilitas, saat ini hanya di tiga Pulau (Sumatera, Kalimantan,
dan Papua) dimana jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai masih memiliki peran
besar untuk perhubungan antar wilayah dengan cakupan wilayah yang relatif luas.
Lebih lanjut ditinjau dari aspek keterpaduan dengan pelayanan angkutan lain, secara
umum jaringan pelayanan lalu-lintas angkutan sungai belum terpadu dengan moda
transportasi lain. Pelayanan angkutan sungai di Pulau Sumatera dan Kalimantan belum
terpadu dengan pelayanan angkutan jalan, dan laut, sedangkan di Pulau Papua,
disamping belum terpadu dengan angkutan jalan, dan laut, juga belum terpadu dengan
angkutan udara perintis yang ada.
Dari aspek keteraturan juga masih banyak pelayanan transportasi sungai yang
dilaksanakan dengan tidak berjadwal. Bahkan yang berjadwal sekalipun seringkali tidak
tepat waktu. Mesin dan kondisi kapal yang sudah tua juga berimbas pada kelancaran
transportasi sungai. Kelancaran arus lalu-lintas pada alur pelayaran sungai masih rendah,
kondisi ini diperburuk dengan bercampurnya berbagai angkutan barang industri tanpa
penataan yang baik.
Kondisi diatas perlu diperbaiki mengingat besarnya potensi angkutan sungai bagi
peningkatan kondisi perekonomian nasional dan daerah, khususnya di Pulau Sumatera,
Kalimantan, dan Papua. Untuk keperluan tersebut diuraikan lebih lanjut kondisi saat ini
transportasi sungai di ketiga pulau tersebut, mencakup:
Sungai-sungai yang berperan besar dalam perhubungan, informasi ini diketahui dari
hasil kajian teknis DLLASDP serta data PODES 2008.
Sistem jaringan pelayanan angkutan sungai, berupa susunan trayek-trayek
pelayanan angkutan sungai yang ada saat ini. Informasi ini diketahui dari hasil kajian
teknis DLLASDP atau secara indikatif didekati berdasarkan data PODES 2008.
Sistem pergerakan dengan angkutan sungai, berupa indikasi orientasi pergerakan,
jenis muatan, dan preferensi masyarakat terhadap pelayanan angkutan sungai.
Informasi ini diketahui dari hasil kajian teknis DLLASDP, berdasarkan data ATTN
tahun 2001, atau secara indikatif didekati berdasarkan data PODES 2008 yaitu
dengan analisis interaksi spasial (daerah surplus-defisit) antar daerah sekitar sungai
dan besaran pangsa pasar angkutan sungai.
Faktor pendukung keberlangsungan jaringan pelayanan angkutan sungai. Secara
teoritis keberadaan pelayanan angkutan sungai disebabkan oleh dua hal, yaitu
karena dukungan faktor eksternal atau internal jaringan pelayanan angkutan sungai.
Faktor eksternal yang mendukung jaringan pelayanan angkutan sungai
(komplementer) dapat berupa adanya jaringan jalan terputus, adanya kondisi
jaringan jalan yang selalu buruk, adanya regulasi yang mengharuskan penggunaan
sungai, atau adanya regulasi untuk mendorong perkembangan wilayah dengan moda
sungai. Faktor internal yang mendukung jaringan pelayanan angkutan sungai
(kompetitif) adalah bilamana jaringan pelayanan angkutan sungai memiliki daya
saing, walaupun telah ada layanan jaringan jalan dengan kinerja yang baik. Daya
saing itu dapat disebabkan karena lintasan sungai yang lebih pendek atau lebih
lancar tanpa kemacetan, atau disebabkan muatan yang pas dan lebih ekonomis
dengan angkutan sungai, terutama untuk muatan yang bersifat borongan, tidak
cepat rusak, tidak urgent, dan berjumlah besar.
Kinerja jaringan pelayanan angkutan sungai. Mengetahui sebab keberadaan
angkutan sungai adalah pijakan awal guna melakukan perencanaan pengembangan
transportasi sungai. Langkah selanjutnya adalah melakukan penilaian kinerja jaringan
pelayanan angkutan sungai saat ini. Indikator kinerja angkutan sungai yang akan
dinilai pada studi ini lebih dititikberatkan pada aspek: keselamatan, aksesibilitas,
terpadu, teratur, cepat dan lancar, serta tepat waktu (sesuai kondisi harapan di
SISTRANAS)
Uraian lebih rinci terkait kondisi saat ini jaringan pelayanan angkutan sungai di Pulau
Sumatera, Kalimantan, dan Papua dipaparkan sub bab berikut.
3.1.1 Sumatera
3.1.1.1 Sungai Berperan Besar dalam Perhubungan
Sungai-sungai yang berperan besar dalam perhubungan di Pulau Sumatera khususnya
terdapat di empat propinsi, yaitu: Sumatera Selatan, Riau, Jambi, dan Lampung. Uraian
lebih rinci terkait situasi lingkungan sungai-sungai yang berperan besar dalam
perhubungan di keempat propinsi tersebut diuraikan pada sub bab berikut.
A. Sumatera Selatan
Sungai-sungai di Propinsi Sumatera Selatan menurut fungsi sebagai sumber daya air
dibagi menjadi 4 (empat) Wilayah Sungai (WS), yaitu: WS Musi, WS Sugihan, WS
Banyuasin, dan WS Mesuji-Tulang Bawang. WS Musi dan WS Mesuji-Tulang Bawang
berstatus WS lintas Propinsi, sedangkan WS Sugihan dan WS Banyuasin berstatus WS
Strategis Nasional.
Menurut data Podes (2008) dan hasil kajian teknis DLLASDP (2008) diketahui sungai-
sungai yang berperan besar dalam perhubungan di Sumatera Selatan adalah sungai:
Calik, Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan, Lumpur, Lematang,
Mesuji, Ogan, Komering, Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan. Alur Sungai Mesuji dapat
menghubungkan Kabupaten Ogan Komering Ilir (Propinsi Sumatera Selatan) dengan
Kabupaten Mesuji (pemekaran dari Kabupaten Tulang Bawang) Propinsi Lampung
(gambar 3.1 ).
Wilayah sekitar sungai Calik, Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan,
Lumpur, Lematang, Mesuji, Ogan, Komering, Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan yang
memiliki akses ke alur sungai utama baik, dan tetap menggunakan angkutan sungai
untuk perhubungan terutama tersebar di 8 (delapan) kabupaten/ kota, 62 (enam puluh
dua) kecamatan, dan 356 (tiga ratus lima puluh enam) desa/ kelurahan. Wilayah
tersebut mencakup 11,59% dari jumlah seluruh desa di Sumatera Selatan.
Lebih lanjut terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai-sungai disebut
diatas, terutama di Kabupaten Musi Rawas (terdapat 11 desa rawan banjir). Secara
umum daerah rawan banjir berjumlah 5,62% dari seluruh desa yang ada di sekitar
sungai-sungai disebut diatas (lihat tabel 3.1 dan gambar 3.2 ).
Gambar 3. 2 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Calik, Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan, Lumpur, Lematang, Mesuji, Ogan,
Komering, Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 20009, Podes 2008, dan hasil kajian teknis DLLASDP (2008)
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar Sungai Calik,
Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan, Lumpur, Lematang, Mesuji,
Ogan, Komering, Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan adalah 221.878 KK, dimana 21.62% dari
jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (47.977 KK). Diketahui pula pusat
komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di lima
kabupaten, yaitu: kabupaten Banyuasin, Ogan Komering Ilir, Ogan Ilir, Musi Rawas, dan Muara
Enim (lihat tabel 3.2 dan gambar 3.3 ). Jumlah keluarga yang termasuk komunitas dekat
air adalah 16.616 KK atau 7,49% dari jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai (sungai
disebut diatas).
Gambar 3. 3 Wilayah Sekitar Sungai Calik, Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan, Lumpur, Lematang, Mesuji, Ogan, Komering,
Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 20009, Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Daerah penghasil tanaman pangan terdapat di Kabupaten Ogan Komering Ulu Timur
(Kecamatan Madang Suku II), Ogan Komering Ilir (Kecamatan Kota Kayu Agung,
Sirah Pulau Padang, Pampangan), Musi Rawas (Kecamatan Rawas Ilir), dan
Banyuasin (Kecamatan Banyuasin II, Makarti Jaya, Muara Telang, Rambutan, dan
Rantau Bayur).
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Musi Rawas (Rawas
Ulu, Rawas Ilir), Musi Banyuasin (Bayung Lencir), dan Banyuasin (Rantau Bayur,
Rambutan).
Daerah tambang minyak bumi relatif besar terdapat di Kabupaten Banyuasin (Plaju,
Sungai Gerong), Musi Banyuasin (Sungai Pinang, Babat Toman), dan Musi Rawas
(Suban IV).
Daerah tambang Batubara terletak di Kabupaten Musi Banyuasin dan Musi Rawas
(Kecamatan Rawas Ulu, Rawas Ilir, Ulu Rawas, Muara Lakitan, dan Muara Kelingi).
Gambar 3. 4 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Calik, Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan, Lumpur, Lematang, Mesuji,
Ogan, Komering, Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan
Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 20009, Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan Kehutanan
(Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), Peta RTRW Propinsi Sumatera
Selatan 2005-2019, dan hasil kajian teknis DLLASDP.
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008, data Podes 2008, dan RTRWP Sumatera Selatan (2006)
diketahui Sungai Calik, Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan, Lumpur,
Lematang, Mesuji, Ogan, Komering, Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan dapat
menghubungkan PKN, dan beberapa PKW yang ada di Propinsi Sumatera Selatan.
Kegiatan sekitar sungai-sungai tersebut diatas cukup ramai dengan adanya pusat-pusat
kegiatan sebagai berikut (gambar 3.5):
- Pelabuhan laut khusus (Pelsus) yang relatif besar terdapat di Plaju dan Sungai
Gerong Kab. Banyuasin (Pelsus Pertamina), di Kertapati (Pelsus PT. Bukit Asam),
dan di 1 Ilir Kota Palembang (Pelsus PT. PUSRI). Disamping itu masih ada 66
(enam puluh enam) pelabuhan khusus lainnya yang tersebar di Kota Palembang,
Kab.Musi Banyuasin, dan Kab.Banyuasin;
- Pelabuhan Penyeberangan 35 Ilir di kota Palembang;
- Pelabuhan sungai utama di Kota Palembang (Pelabuhan Sei Lais) dan Ogan
Komering Ilir (Pelabuhan Sungai Lumpur), disamping itu terdapat kurang lebih 59
(lima puluh sembilan) dermaga/halte sungai dan tersebar di delapan
kabupaten/kota di Sumatera Selatan.
Gambar 3. 5 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Calik, Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan, Lumpur, Lematang, Mesuji, Ogan,
Komering, Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan
Sumber: Sumatera Selatan Dalam Angka 20009, Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan Kehutanan
(Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), Peta RTRW Propinsi Sumatera
Selatan 2005-2019, dan hasil kajian teknis DLLASDP 2008 .
B. Jambi
Berdasarkan hasil data PODES tahun 2008 diketahui sungai-sungai yang berperan besar
dalam perhubungan di Jambi adalah sungai: Batang Hari, Tebo, Tabir, Tembesi, Batang
Asai, Siulak/Maringin, Pangkal Duri Besar, Tungkal, Air Hitam Laut, Niur, Mendahara,
Balan, Sumai, Tabir, dan Pematang Dalam.
S. Tebo
S. Tabir
Muara Bungo
S. Pemusir
Dalam
S. Air Hitam
Laut
Sarolangun
1. Situasi Lingkungan Kelompok Satu: Sungai Batang Hari, Sungai Tabir, Sungai
Sumai, Sungai Balan, Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai Tembesi,
Sungai Tebo, Sungai Niur, Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut.
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 9
(sembilan) kabupaten/ kota di Jambi. Lebih lanjut terdapat wilayah yang relatif rawan
banjir di sekitar sungai kelompok ini, yaitu Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Muaro
Jambi, Kabupaten Tebo, Kabupaten Bungo, dan Kabupetan Sarulangun (lihat tabel 3.3
dan gambar 3.7).
Tabel 3. 3 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Batang Hari, Sungai Tabir,
Sungai Sumai, Sungai Balan, Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai Tembesi, Sungai
Tebo, Sungai Niur, Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut) dengan Akses Baik ke
Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah Dengan Akses ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
N
Sungai Kabupaten/ Jumlah Jumlah
o Jumlah Kecamatan Kecamatan
Kota Desa Desa
1 Batang Hari Batang Hari 7 41 6 24
Batin XXIV, Maro Sebo Ilir, Batin XXIV, Maro
Maro Sebo Ulu, Mersam, Sebo Ilir, Mersam,
Muara Bulian, Muara Muara Bulian,
Tembesi, Pemayung Muara Tembesi,
Pemayung
Kota Jambi 3 11
Danau Sepenggal, Pasar
Jambi, Pelayangan
Muaro Jambi
4 27 4 23
Jambi Luar Kota, Kumpeh, Jambi Luar Kota,
Maro Sebo, Sekernan Kumpeh, Maro
Sebo, Sekernan
Tanjung Jabung
3 12
Timur
Dendang, Nipah Panjang,
Rantau Rasau
Tebo 5 14 1 1
Serai Serumpun, Tebo Ilir, Tebo Ulu
Tebo Tengah, Tebo Ulu,
VII Koto
TOTAL 5 22 105 11 48
2 Tebo Bungo 2 4 1 3
Limbur Lubuk Mengkuang, Tanah Sepenggal
Tanah Sepenggal
Tebo 1 4 1 1
Tebo Tengah Tebo Tengah
TOTAL 2 3 8 2 4
3 Tabir Merangin 2 2
Tebo 1 2
TOTAL 2 3 4 0 0
4 Tembesi Sarolangun 3 8 1 2
Cermin Nan Gedang, Mandiangin
Mandiangin, Sarolangun
TOTAL 1 3 8 1 2
6 Siulak/Maringin Sarolangun 1 1 1 1
Pauh Pauh
TOTAL 1 1 1 1 1
7 Balan Tebo 1 3
Sumay
TOTAL 1 1 3 0 0
8 Sumai Tebo 1 6 1 2
Sumay Sumay
TOTAL 1 1 6 1 0
Niur Tanjung Jabung
9 4 12
Timur
Dendang, Geragai, Kuala
Jambi, Muara Sabak Barat
TOTAL 1 4 12 0 0
Pematang Tanjung Jabung
10 1 12
Dalam Timur
TOTAL 1 2 8 0 0
Gambar 3. 7 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Batang Hari, Sungai Tabir,
Sungai Sumai, Sungai Balan, Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai Tembesi, Sungai
Tebo, Sungai Niur, Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut) dengan Akses Relatif Baik
ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Tebo
Kabupaten/Kota : 2
Kecamatan : 3
Desa : 8
Desa Rawan Banjir : 4
S. Tabir
Kabupaten/Kota : 2
Kecamatan : 3
Desa : 4
Muara Bungo
Desa Rawan Banjir : -
Muara Biluan Jambi
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok satu (Sungai Batang Hari, Sungai Tabir, Sungai Sumai, Sungai Balan, Sungai
Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai Tembesi, Sungai Tebo, Sungai Niur, Sungai
Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut) adalah 81.285 KK, dimana 13,07 % dari
jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (10.629 KK). Diketahui pula pusat
komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di empat
kabupaten, yaitu: Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Tebo,
Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur.
Tabel 3. 4 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Batang Hari, Sungai
Tabir, Sungai Sumai, Sungai Balan, Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai
Tembesi, Sungai Tebo, Sungai Niur, Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam
Laut) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan
Desa Tertinggal
Wilayah dengan Akses Sungai Baik Wilayah Dekat Sungai
Wilayah Terdapat
Memiliki Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Memiliki Desa
Komunitas Dekat Air
No Sungai Relatif Tinggi.* Tertinggal
Muaro Jambi
Kumpeh Kumpeh Kumpeh, Maro
Sebo, Jambu
2 3 Luar Kota, 13
Sekernan
Tebo
Tebo Ulu Tebo Ilir Tebo Tengah,
1 2 Tebo Ulu, VII 7
Koto
Kota Jambi
Danau Teluk,
Pelayangan 3
Tanjung Jabung
2 Tebo Bungo
Tanah
1
Sepenggal
TOTAL 0 0 0 0 1 1
TOTAL 1 1 0 0 4 15
4 Sumai Tebo
Sumay 1 Sumay 4
TOTAL 1 1 0 0 1 4
5 Tabir Merangin
Tabir Ulu Tabir Ulu,
1 2
Tabir Timur
Tebo
Tebo Ilir 1 Tebo Ilir 4
TOTAL 0 0 2 2 3 6
6 Tembesi Sarolangun
Cermin Nan
Gedang, 5
Mandiangin
TOTAL 0 0 0 0 2 5
Siulak/
7
Maringin Sarolangun
Pauh 1
TOTAL 0 0 0 0 1 1
Tanjung Jabung
8
Niur Timur
Geragai, Geragai,
Kuala Jambi Dendang,
3 Muara Sabak 11
Barat, Kuala
Jambi
TOTAL 2 3 0 0 4 11
Pematang Tanjung Jabung
9
Dalam Timur
Muara Sabak Muara Sabak
2 9
Timur Timur
TOTAL 1 2 0 0 1 9
Air Hitam Tanjung Jabung
10
Laut Timur
Sadu 1 Berbak, Sadu 8
TOTAL 0 0 1 1 2 8
* diatas 200 KK
Gambar 3. 8 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Batang Hari, Sungai Tabir, Sungai
Sumai, Sungai Balan, Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai Tembesi, Sungai Tebo,
Sungai Niur, Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut) yang Memiliki Keluarga
Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
S. Tebo
Industri
KK Bantaran Tinggi :-
Komunitas Dekat Air : -
Daerah Tertinggal : 1 Kec, 1 Desa
S. Tabir
KK Bantaran Tinggi : -
Komunitas Dekat Air : 2 Kec, 2 Desa
Daerah Tertinggal : 3 Kec, 6 Desa Muara Bungo
Kecamatan Tertinggal
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Daerah penghasil karet terdapat di Kabupaten Muaro Jambi, Kabupaten Batang Hari,
Kabupaten Merangin, dan Kabupaten Tebo.
Daerah penghasil sawit terletak di Kabupaten Batang Hari, Kabupaten Muaro Jambi,
Kabupaten Bungo, Kabupaten Sarolangun, Kabupaten Merangin, Kabupaten Tanjung
Jabung Barat, dan Kabupaten Tebo.
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Maringin, Kabupaten
Sarolangun, dan Kabupaten Batang Hari.
Gambar 3. 9 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Batang Hari,
Sungai Tabir, Sungai Sumai, Sungai Balan, Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai
Tembesi, Sungai Tebo, Sungai Niur, Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut)
PKN
Tanaman
Pangan
Sawit
Sawit Sawit
Kayu
Muara
Tanaman Pangan Biluan Jambi
Tanaman
Sawit Kayu
Karet
Pangan
Kecamatan Tertinggal
Coal
Sawit
Kayu
Sumber: data Podes 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya
Mineral), dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 data Podes 2008 diketahui pusat kegiatan di wilayah sekitar
sungai kelompok satu (Sungai Batang Hari, Sungai Tabir, Sungai Sumai, Sungai Balan,
Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai Tembesi, Sungai Tebo, Sungai Niur,
Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut) adalah sebagai berikut (gambar
3.10):
Gambar 3. 10 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Batang Hari, Sungai Tabir,
Sungai Sumai, Sungai Balan, Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai Tembesi, Sungai
Tebo, Sungai Niur, Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut)
PKN
PKN Daerah Pariwisata
S. Niur
PKW Pasar Tepi Sungai 1 lokasi
Pelabuhan Laut Regional
Pasar Tepi Sungai
S. Tebo
Pasar Tepi Sungai 1 lokasi
Tanaman
Kayu
Pangan
Sawit
an
m n
Ta nga
Sawit Tanaman Karet Ta na ga Sawit
Sawit
Pa
na n
Pangan
Pangan Coal Sawit Sawit Pa nam Ta an
ma
P
Tanaman
Pangan ng a
Pangan
n
Sawit Pangan Karet Kayu an n Karet
Muara Bungo Sawit Sawit
Kayu
Sawit Sawit
Karet
Kayu
Pangan Muara Biluan Jambi S. Pematang Dalam
Tanaman Pangan Pangan
Pasar Tepi Sungai 1 lokasi
Pangan Pangan
Pangan
n Tanaman
Sawit Kayu
Karet ma Karet
na n Pangan
Ta nga Sawit
Pa
Penghasil Perikanan Darat
Kayu
Karet
Karet Coal Industri Batu Bara
Sawit
Penghasil Tanaman Pangan
Coal
Sawit
Kecamatan Tertinggal
Coal
Sawit
Kayu
Sarolangun S. Batang Hari Komunitas Dekat Air
Sawit
Pasar Tepi Sungai 7 lokasi
Sawit Jumlah Keluarga Bantaran
Sawit Sungai Relatif Tinggi
Sumber: RTRWN (2008), data Podes (2008), regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan
Perubahan Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral, 2009), dan Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
2. Situasi Lingkungan Kelompok Dua: Sungai Pangkal Duri Besar, Sungai Tungkal, dan
Sungai Mendahara.
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 2 (dua)
kabupaten/ kota di Jambi yaitu Kabupaten Tanjung Jabung Timur dan Kabupaten
Tanjung Jabung Barat, sedangkan daerah rawan banjir hanya terdapat di Kabupaten
Tanjung Jabung Barat. (lihat tabel 3.5 dan gambar 3.11)
Tabel 3. 5 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Pangkal Duri Besar,
Sungai Tungkal, dan Sungai Mendahara) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah
Wilayah Rawan Banjir
N Sungai Wilayah Dengan Akses ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
o
Kabupaten/ Jumlah Jumlah Kecamata Jumlah
Kota Kecamatan Desa n Desa
1 Pangkal Duri Besar Tanjung Jabung 1 6 1 2
Barat
Betara Betara
TOTAL 1 1 6 1 2
2 Tungkal Tanjung Jabung 2 14
Barat
Pengabuan,
Tungkal Hilir
TOTAL 1 2 14 0 0
Gambar 3. 11 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Pangkal Duri
Besar, Sungai Tungkal, dan Sungai Mendahara) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai
dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Muara Bungo
Sarolangun
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok dua (Sungai Pangkal Duri Besar, Sungai Tungkal, dan Sungai Mendahara)
adalah 25.652 KK, dimana 18,8 % dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai
(4.828 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat air (komunitas yang banyak
menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai untuk memenuhi
kebutuhan transportasi) terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat dan Kabupaten
Tanjung Jabung Timur.
Tabel 3. 6 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Pangkal Duri Besar,
Sungai Tungkal, dan Sungai Mendahara) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai
Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
TOTAL 1 3 1 1 1 5
Tanjung Jabung
2
Tungkal Barat
Pengabuan, Pengabuan,
2 3 10
Tungkal Ilir Tungkal Ilir Tungkal Ilir
TOTAL 2 2 1 3 2 10
Tanjung Jabung
3
Mendahara Timur
Mendahara,
6 6 Mendahara 10
Mendahara Mendahara Ulu
TOTAL 1 6 1 6 2 10
Gambar 3. 12 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Pangkal Duri Besar,
Sungai Tungkal, dan Sungai Mendahara) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai
Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Muara Bungo
Kecamatan Tertinggal
sungai kelompok Dua (Sungai Pangkal Duri Besar, Sungai Tungkal, dan Sungai
Mendahara) adalah sebagai berikut (gambar 3.13):
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Tanjung Jabung Barat
(Kecamatan Batara) dan Kabupaten Tanjung Jabung Timur (Kecamatan Mendahara).
Gambar 3. 13 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai
Pangkal Duri Besar, Sungai Tungkal, dan Sungai Mendahara)
Karet Kayu
Sawit
Kayu
Sawit
Muara Bungo
Kecamatan Tertinggal
Sumber: data Podes 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan Kehutanan
(Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), dan Dinas
Perkebunan Provinsi Jambi
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui pusat kegiatan disekitar
sungai-sungai kelompok dua (Sungai Pangkal Duri Besar, Sungai Tungkal, dan Sungai
Mendahara) hanya terpusat di daerah Kuala Tungkal. Uraian lebih rinci pusat-pusat
kegiatan di wilayah sekitar sungai kelompok ini sebagai berikut (Gambar 3.14) :
Gambar 3. 14 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Pangkal Duri
Besar, Sungai Tungkal, dan Sungai Mendahara)
Industri
Sawit
Sawit
Muara Bungo
Kecamatan Tertinggal
Sumber: RTRWN (2008), data Podes (2008), regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, 2009), dan
Dinas Perkebunan Provinsi Jambi
C. Riau
Berdasarkan data Potensi Desa (Podes) 2008, dan hasil kajian teknis yang telah
dilakukan di lingkungan Dit. LLASDP (2007) maka diketahui bahwa sungai masih memilki
peran yang sangat besar dalam memenuhi kebutuhan pergerakan masyarakat di Provinsi
Riau.
Sungai-sungai yang berperan besar dalam perhubungan di Riau adalah Sungai Rokan,
Sungai Bakung, Siak, Kampar, Indragiri, Sungai Morang, Sungai Suir, Sungai Merbau,
Sungai Keritang, Sungai Anak Serka, dan Sungai Guntung. Selanjutnya sungai-sungai
tersebut dikelompokan menjadi tiga untuk tinjauan situasi lingkungannya.
Pengelompokan dilakukan berdasarkan kemungkinan pelayanan intramoda sungai dan
kesamaan orientasi pergerakan utama angkutan sungai. Tiga kelompok sungai tersebut
yaitu:
kelompok dua: Sungai Siak, Sungai Suir, Sungai Merbau, dan Sungai Kampar;
dan
kelompok tiga: Sungai Indragiri, Sungai Keritang, Sungai Anak Serka, dan Sungai
Guntung (gambar 3.15).
S. Siak
S. Merbau
S. Rokan
S. Suir
S. Kampar
S. Guntung
S. Anak Serka
S. Indragiri
S. Keritang
1. Situasi Lingkungan Kelompok Satu: Sungai Rokan, Sungai Bangkung, dan Sungai
Morang
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 2 (dua)
kabupaten di Riau (lihat tabel 3.7 dan gambar 3.16). Lebih lanjut terdapat wilayah yang
relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini, yaitu di Kabupaten Rokan Hulu
sebanyak 2 (dua) kecamatan dan Kabupaten Rokan Hilir sebanyak 4 (empat) kecamatan.
Tabel 3. 7 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Rokan, Sungai
Bangkung, dan Sungai Morang) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah
Rawan Banjir
No Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Kabupaten/ Jumlah
Kota Jumlah Kecamatan Desa Kecamatan Jumlah Desa
Rokan Hilir 7 28 4 13
Total 10 40 6 22
Sungai 1
2 Bangkung Rokan Hilir 6 Tidak Ada
Kubu
Total 1 6
Sungai 2
2 Morang Bengkalis 10 Tidak Ada
Total 2 10
Gambar 3. 16 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Satu (Sungai Rokan, Sungai Bangkung,
dan Sungai Morang) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Morang
Kabupaten/Kota: 1
Kecamatan : 2
S. Bangkung: Desa: 10
Kabupaten/Kota: 1 Desa Rawan Banjir: Tidak Ada
Kecamatan : 1
Desa: 6
Desa Rawan Banjir: Tidak Ada
S. Rokan:
Kabupaten/Kota: 2
Kecamatan : 10
Desa: 40
Desa Rawan Banjir: 22
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok satu (Sungai Rokan, Sungai Bangkung, dan Sungai Morang) adalah 56.786 KK,
dimana 3,2 % dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (3.220 KK). Lebih
lanjut, berdasarkan data daerah tertinggal diketahui terdapat 4 Kecamatan dan 6 desa
yang dikategorikan tertinggal terletak di wilayah sekitar sungai kelompok satu (lihat tabel
3.8 dan gambar 3.17).
Tabel 3. 8 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Rokan, Sungai
Bangkung, dan Sungai Morang) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi,
Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Rokan IV Koto,
Kepenuhan
Rokan Hilir 3 6 1 1 2 2
Pujud, Tanah
Putih, Rantau Bangko,
Kopar, Bangko Pujud Tanah Putih
Total 5 8 1 1 2 2
Bangkun
2 g Rokan Hilir 1 1 Tidak Ada Tidak Ada
Kubu
Total 1 1
Rupat, Rupat
Utara
Total 2 4
*diatas 100 KK
S. Morang
S. Bangkung:
KK Bantaran Tinggi: Tidak Ada
KK Bantaran Tinggi: 1 Kec, 1 Desa Komunitas Dekat Air: Tidak Ada
Komunitas Dekat Air: Tidak Ada Daerah Tertinggal: 2 Kec, 4 Desa
Daerah Tertinggal: Tidak Ada
S. Rokan:
KK Bantaran Tinggi: 5 Kec, 8 Desa
Komunitas Dekat Air: 1 Kec, 1 Desa
Daerah Tertinggal: 2 Kec, 2 Desa
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar untuk Perhubungan (kelompok 1)
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Gambar 3. 18 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai
Rokan, Sungai Bangkung, dan Sungai Morang)
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Data
Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok
satu (Sungai Rokan, Sungai Bangkung, dan Sungai Morang) dapat menghubungkan
wilayah-wilayah di dua kabupaten (Rokan Hulu dan Rokan Hilir) dengan Kota Dumai
sebagai PKN. Kegiatan sekitar sungai kelompok ini cukup ramai dengan adanya pusat-
pusat kegiatan sebagai berikut (gambar 3.19):
PKN: Dumai;
PKW: Pasir Pangarayan dan Bagan Siapi-api;
Pasar permanen dan semi permanen di pinggir sungai, yaitu: Tanah Putih (5 Lokasi),
Pujud (5 Lokasi), Rantau Kopar (1 Lokasi), Kubu (2 Lokasi), Bangko (1 Lokasi),
Rimba Melintang (1 Lokasi), Rokan IV Koto (4 Lokasi), Kepenuhan (2 Lokasi), dan
Bonai Darussalam (1 Lokasi);
Industri antara lain:
- Industri kapal kayu merupakan industri unggulan di Kabupaten Rokan Hilir yang
berpusat di Kecamatan Bangko, dan Kubu;
- Industri Crude Palm Oil (CPO), dan Industri Karet terpusat di Kota Dumai;
- Kilang Minyak PT. Pertamina Unit Pengolahan II (Sei Pakning) di Kota Dumai;
Daerah wisata terletak di Pasir Pangarayan dan Bagan Siapi-api;
Simpul transportasi utama yaitu Pelabuhan Laut Internasional Dumai dan Pelabuhan
Laut Lokal Sinaboi. Disamping itu, terdapat Bandar Udara Pusat Penyebaran Tersier
di Dumai dan Bandar Udara Perintis di Pasir Pangarayan. Terdapat pula Refinery
Plant Pertamina dan Pelabuhan Khusus CPO di Kota Dumai, serta terdapat 11
dermaga/ halte sungai.
Gambar 3. 19 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Rokan, Sungai
Bangkung, dan Sungai Morang)
S. Bangkung
Pasar Tepi Sungai: 2 Lokasi
Sawit DUMAI:
Karet •Gate City dengan pelabuhan laut Internasional
S. Rokan dan bandar udara pusat penyebaran tersier
Pasar Tepi Sungai: 19 Lokasi •Terdapat industri karet dan sawit
•Terdapat Kilang Pertamina Sei Pakning, Dumai
PKN
PKW
Pasar Tepi Sungai Karet
Industri
Daerah Wisata
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Data
Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
2. Situasi Lingkungan Kelompok Dua: Sungai Siak, Sungai Kampar, Sungai Suir, dan
Sungai Merbau
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 4 (lima)
kabupaten, yaitu: Kabupaten Bengkalis, Kabupaten Siak, Kabupaten Kampar, dan
Kabupaten Pelalawan.
Lebih lanjut terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini,
yaitu 1 (satu) kecamatan di Kabupaten Bengkalis, 3 (tiga) Kecamatan di Kabupaten Siak,
dan 2 (dua) Kecamatan di Kabupaten Kampar (lihat tabel 3.9 dan gambar 3.20).
Tabel 3. 9 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Siak, Sungai Kampar,
Sungai Suir, dan Sungai Merbau) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah
Rawan Banjir
No Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Siak 7 35 3 4
Total 10 41 3 4
Kerumutan, Langgam,
Pangkalan Kerinci, Pelalawan,
Teluk Meranti
Kampar 5 18 2 11
Total 10 35 2 11
Merbau
1 12
4 Suir Bengkalis 4 17 1 1
Total 4 17 1 1
Gambar 3. 20 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Siak, Sungai
Kampar, Sungai Suir, dan Sungai Merbau) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah
Wilayah Rawan Banjir
S. Merbau
Kabupaten/Kota: 1
Kecamatan : 1
Desa: 12
Desa Rawan Banjir: Tidak Ada
S. Suir
Kabupaten/Kota: 1
Kecamatan : 4
Desa: 17
Desa Rawan Banjir: 1
S. Siak
Kabupaten/Kota: 2
Kecamatan : 10
Desa: 41
Desa Rawan Banjir: 4
S. Kampar
Kabupaten/Kota: 2
Kecamatan : 10
Desa: 35
Desa Rawan Banjir: 11
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok dua (Sungai Siak, Sungai Suir, Sungai Merbau, dan Sungai Kampar) adalah
49.761 KK, dimana 1,4 % dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (5.965 KK).
Diketahui pula pusat komunitas dekat air terdapat di Kabupaten Siak (Kecamatan Sungai
Apit), Kabupaten Pelalawan (Kecamatan Teluk Meranti dan Pangkalan Kerinci), dan
Kabupaten Kampar (Kecamatan Kampar Kiri Hulu).
Tabel 3. 10 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Siak, Sungai
Kampar, Sungai Suir, dan Sungai Merbau) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai
Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Wilayah terdapat Wilayah sekitar sungai memiliki
No Sungai
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Komunitas Dekat Air Desa Tertinggal
u
Merbau
Total 1 7
4 Suir Bengkalis Tidak Ada 1 2 3 3
Rangsang, Tebing
Tinggi, Tebing Tinggi
Rangsang Barat
1 1 3 3
Gambar 3. 21 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Siak, Sungai Kampar,
Sungai Suir, dan Sungai Merbau) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif
Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
S. Merbau
KK Bantaran Tinggi: Tidak Ada
Komunitas Dekat Air: Tidak Ada
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 7 Desa
S. Suir
KK Bantaran Tinggi: Tidak Ada
Komunitas Dekat Air: 1 Kec, 1 Desa
Daerah Tertinggal: 3 Kec, 3 Desa
S. Siak
KK Bantaran Tinggi: 5 Kec, 8 Desa
Komunitas Dekat Air: Kec, 3 Desa
Daerah Tertinggal: 7 Kec, 17 Desa
S. Kampar
KK Bantaran Tinggi: 5 Kec, 11 Desa
Komunitas Dekat Air: 3 Kec, 16 Desa
Daerah Tertinggal: 3 Kec, 10 Desa
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar untuk Perhubungan (kelompok 2)
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Daerah penghasil tanaman pangan terdapat di Kabupaten Siak (Kecamatan Siak dan
Kecamatan Pusako) dan Kabupaten Kampar (Kampar Kiri Tengah).
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Bengkalis (Kecamatan
Tebing Tinggi), Kabupaten Siak (Kecamatan Mempura, Kecamatan Sungai Apit, dan
Kecamatan Pusako), dan Kabupaten Pelalawan (Kecamatan Langgam, Kecamatan
Teluk Meranti, dan Kecamatan Palelawan).
Daerah penghasil perikanan darat terdapat di Kabupaten Kampar (Kecamatan Siak
Hulu).
Daerah penghasil ternak terdapat di Kabupaten Bengkalis (Kecamatan Pinggir,
Kecamatan Siak Kecil, Kecamatan Rupat Utara, Kecamatan Merbau, dan Kecamatan
Tebing Tinggi), Kabupaten Siak (Kecamatan Sungai Apit), dan Kabupaten Kampar
(Kecamatan Kampar Kiri Hulu, Kampar, Siak Hulu, dan Kampar Kiri).
Daerah penghasil perkebunan Sawit terdapat di Kabupaten Kampar (Kecamatan
Tapung) Kabupaten Kampar (Kecamatan Bangkinang, Kecamatan Kampar Kiri)
Kabupaten Pelalawan (Kecamatan Pangkalan Kerinci, dan Langgam).
Daerah penghasil perkebunan Karet terdapat di Kabupaten Siak (Kecamatan Siak,
Tualang, Koto Gasib, Sungai Apit, dan Sungai Mandau), Kabupaten Bengkalis
(Kecamatan Mandau, Merbau, Rangsang, dan Rangsa Barat), dan Kabupaten Kampar
(Kecamatan Kampar Kiri, Kampar Kiri Hulu, Bangkinang Seberang, dan Siak Hulu).
Gambar 3. 22 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Siak,
Sungai Kampar, Sungai Suir, dan Sungai Merbau)
Ke ca ma t a n Ter ti ng ga l
Ko mu ni t a s Deka t A i r
J um l a h K el ua rga B an ta ran Su ng ai R ela ti f Ti ng gi
Da er a h R a w a n Ba nji r
S ung a i B er per an B esa r un tuk Per hubun ga n (k el om pok 2)
Tanaman
Tanaman Pangan Kayu
Pangan
Kayu
Kayu Kayu
Kayu
Kayu
Kayu
Tanaman
Pangan
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral),
Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008, dan data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok
dua (Sungai Siak, Sungai Merbau, Sungai Suir, dan Sungai Kampar) dapat
menghubungkan dua PKN, dan beberapa PKW. Kegiatan sekitar sungai kelompok ini
cukup ramai dengan adanya pusat-pusat kegiatan sebagai berikut (gambar 3.23):
PKN: Pekanbaru;
PKW: Siak Indrapura, Bengkalis, Bangkinang, dan Pangkalan Kerinci;
Pasar permanen dan semi permanen di pinggir sungai, yaitu: Pinggir (4 Lokasi), Siak
Kecil (5 Lokasi), Sungai Mandau (1 Lokasi), Siak (1 Lokasi), Tualang (2 Lokasi), Koto
Gasib (2 Lokasi), Sungai Apit (1 Lokasi), Pusako (1 Lokasi), Rupat (5 Lokasi), Rupat
Utara (3 Lokasi). Kampar Kiri (1 Lokasi), Kampar Kiri Hulu (4 Lokasi), Kampar Kiri
Tengah (1 Lokasi), Kampar (1 Lokasi), Siak Hulu (3 Lokasi), Langgam (2 Lokasi),
Pangkalan Kerinci (2 Lokasi), Pelalawan (2 Lokasi), Kerumutan (2 Lokasi), dan Teluk
Meranti (2 Lokasi).
Industri antara lain:
- Industri karet dan sawit terutama terdapat di Kota Pekanbaru sebagai pusat
pengolahan karet dan industri CPO;
- Industri kayu terletak di Kecamatan Perawang dengan adanya PT. Indah Kiat
Pulp And Paper sebagai perusahaan pengolahan kayu terbesar di kawasan ini;
- Industri minyak bumi terletak di Kecamatan Mandau dan Bukit Batu yang
merupakan lokasi tambang PT. Chevron Pacific Indonesia.;
Simpul transportasi utama yaitu Pelabuhan Laut Nasional Pekanbaru (Pelabuhan Laut
Strategis Nasional) dan Sei Pakning. Untuk Bandar Udara terdapat Bandar Udara
Internasional Syarif Qasim di Pekanbaru dan Bandar Udara Sei Pakning. Depo
Pertamina terdapat di Pekanbaru, Koto Gasib, dan Sei Pakning. Untuk dermaga/halte
sungai di kelompok ini terdapat 13 lokasi, yaitu di 5 lokasi di Sungai Siak dan 8 lokasi
di Sungai Kampar;
Daerah wisata terdapat di muara Sungai Kampar yang terkenal dengan fenomena
Bono menjadi daya tarik wisata di daerah ini.
Gambar 3. 23 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Siak, Sungai
Kampar, Sungai Suir, dan Sungai Merbau)
DUMAI:
S. Merbau
PEKANBARU: Pasar Tepi Sungai: 1 Lokasi
Depo Pertamina
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral),
Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 3 (tiga) Kabupaten,
yaitu: Kabupaten Indragiri Hilir, Kabupaten Indragiri Hulu, dan Kabupaten Kuantan
Singingi. Terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini, yaitu
1 (satu) kecamatan di Kabupaten Indragiri Hilir, 8 (delapan) kecamatan di Kabupaten
Indragiri Hulu, dan 3 (tiga) kecamatan di Kabupaten Kuantan Singingi (lihat tabel 3.11
dan gambar 3.24).
Tabel 3. 11 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Indragiri, Sungai
Keritang, Sungai Anak Serka, dan Sungai Guntung) dengan Akses Baik ke Sungai dan
Jumlah Wilayah Rawan Banjir
N
o Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Peranap, Batang
Peranap, Batang Peranap,
Peranap, Kelayang, Rakit
Kelayang, Rakit Kulim,
Kulim, Sungai Lala,
Sungai Lala, Batang
Batang Gangsal, Pasir
Gangsal, Pasir Penyu,
Penyu, Rengat, Kuala
Rengat, Kuala Cenaku
Cenaku
Tembilahan, Kuala
Indragiri, Concong,
Kempas
Kuantan Singingi 4 10 3 6
Total 17 62 11 30
Kateman, Pelangiran,
Teluk Belekong, Pulau
Burung
Total 4 30
Anak
3 Indragiri Hilir 4 41 Tidak Ada
Serka
Total 4 41
Total 5 50 1 1
Gambar 3. 24 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Indragiri, Sungai
Keritang, Sungai Anak Serka, dan Sungai Guntung) dengan Akses Baik ke Sungai dan
Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Guntung
Kabupaten/Kota: 1
Kecamatan : 4
Desa: 30
Desa Rawan Banjir: Tidak Ada
S. Anak Serka
Kabupaten/Kota: 1
Kecamatan : 4
Desa: 41
Desa Rawan Banjir: Tidak Ada
S. Indragiri
Kabupaten/Kota: 3
Kecamatan : 17
Desa: 62
Desa Rawan Banjir: 30
S. Keritang
Kabupaten/Kota: 1
Kecamatan : 5
Desa: 50
Desa Rawan Banjir: 1
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok tiga (Sungai Indragiri, Sungai Keritang, Sungai Anak Serka, dan Sungai
Guntung) adalah 132.948 KK, dimana 1,5% dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran
sungai (16.810 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat air terdapat di Kabupaten
Indragiri Hilir (Kecamatan Reteh, Kecamatan Kecamatan Tanah Merah, Kecamatan
Sungai Batang, Kecamatan Kuala Indragiri, Kecamatan Concong, Kecamatan Gaung,
Kecamatan Mandah, Kecamatan Kateman, dan Kecamatan Tembilahan) dan di
Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan Kuala Cenaku).
Tabel 3. 12 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Indragiri, Keritang,
Anak Serka, dan Sungai Guntung) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif
Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Komunitas Dekat Wilayah sekitar sungai memiliki
No Sungai
Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Air Desa Tertinggal
Jumla Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Kecamatan Kecamatan
h Desa Desa Desa
1 Indragiri Indragiri Hulu 1 5 1 1 Tidak Ada
Kateman, Pelangiran,
Teluk Belekong Kateman, Pelangiran
Total
3 7 2 4
Anak
3 Indragiri Hilir
Serka 4 18 2 12 1 1
Batang Tuaka, Gaung,
Gaung Anak Serka, Gaung, Mandah Batang Tuaka
Mandah
Total
4 18 2 12 1 1
4 Keritang Indragiri Hilir
4 11 3 7 2 2
Reteh, Enok, Sungai Reteh, Tanah Merah,
Batang, Tanah Merah Sungai Batang Reteh, Enok
Total
4 11 3 7 2 2
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar untuk Perhubungan (kelompok 3)
S. Anak Serka
KK Bantaran Tinggi: 4 Kec, 18 Desa
S. Guntung
Komunitas Dekat Air: 2 Kec, 12 Desa
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa KK Bantaran Tinggi: 3 Kec, 7 Desa
Komunitas Dekat Air: 2 Kec, 4 Dea
Daerah Tertinggal: Tidak Ada
S. Indragiri
KK Bantaran Tinggi: 5 Kec, 15 Desa
Komunitas Dekat Air: 3 Kec, 10 Desa
Daerah Tertinggal: 3 Kec, 5 Desa
S. Keritang
KK Bantaran Tinggi: 4 Kec, 11 Desa
Komunitas Dekat Air: 3 Kec, 7 Desa
Daerah Tertinggal: 2 Kec, 2 Desa
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Kateman, Kuala Indragiri, Enok, Reteh, dan Keritang), dan Kabupaten Kuantan
Singingi (Kecamatan Kuantan Mudik);
Kebun kelapa identik dengan Indragiri Hilir, yang menjadikan sentra kebun kelapa
paling luas di Indonesia dan kebun kelapa Guntung (Kecamatan Kateman) sudah
menjadi objek wisata agrowisata;
Daerah tambang batubara terdapat di Kabupaten Indragiri Hulu (Kecamatan
Peranap, Kecamatan Rengat, dan Batang Gangsal).
Gambar 3. 26 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai
Indragiri, Sungai Keritang, Sungai Anak Serka, dan Sungai Guntung)
Coal
Coal
Coal
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral),
Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok tiga
(Sungai Indragiri, Sungai Keritang, Sungai Anak Serka, dan Sungai Guntung) dapat
menghubungkan dua PKW. Kegiatan sekitar sungai kelompok ini cukup ramai dengan
adanya pusat-pusat kegiatan sebagai berikut (gambar 2.27):
Depo Pertamina
S. Guntung
S. Anak Serka Pasar Tepi Sungai: 7 Lokasi
Pasar Tepi Sungai: 10 Lokasi
Tembilahan:
S. Indragiri
Pasar Tepi Sungai: 6 Lokasi
Coal
Kayu
Coal
Coal
S. Anak Keritang
Pasar Tepi Sungai: 23 Lokasi
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Data
Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
D. Lampung
Berdasarkan data PODES tahun 2008 diketahui sungai-sungai yang berperan besar dalam
perhubungan di Lampung adalah sungai: Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan, Anak
S. Seputih, W. Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau. Posisi sungai-sungai yang
berperan besar dalam perhubungan tersebut dapat dilihat pada gambar 3.28
S. Mesuji Mesuji
S. Buaya
Tulang Bawang
S. Tulang Bawang Barat
S. Terusan
Danau Ranau
Anak S. Seputih
W.Semangka
W. Sekampung
Sumber: Podes 2008 ; Catatan: Telah terbentuk Kabupaten baru, Kab. Mesuji & Tulang Bawang Barat, pemekaran dari
Kab. Tulang Bawang
Situasi Lingkungan Sungai Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan, Anak S. Seputih,
W. Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau
Geografi
Wilayah sekitar Sungai Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, dan Terusan yang memiliki akses
ke alur sungai utama baik dan tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan
terutama tersebar di Kabupaten Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Mesuji, dan
Kabupaten Way Kanan (lihat tabel 3.13 dan gambar 3.29 ). Khusus untuk Sungai Mesuji,
beberapa kecamatan di Sumatera Selatan juga menggunakan sungai ini untuk
PT. SANTIKA KONSULINDO
3-64
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai
perhubungan, yaitu di Kabupaten Ogan Komering Ilir. Sedangkan untuk Wilayah sekitar
Sungai (Anak) Seputih, W. Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau yang memiliki
akses ke alur sungai utama baik jumlahnya tidak terlalu banyak, walau tersebar di 4
(empat) Kabupaten Propinsi Lampung. Lebih lanjut, wilayah rawan banjir hanya terdapat
di Kecamatan Dente Taladas (pesisir pantai).
Tabel 3. 13 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan,
(Anak) Seputih, W. Kandis Besar, W. Semangka, dan Danau Ranau dengan Akses Baik
ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Kabupaten/ Kota Jumlah Kecamatan Jumlah Desa Kecamatan Jumlah Desa
1 Tulang Bawang Tulang Bawang 4 8
Gedung Aji, Meraksa Aji, Rawajitu Timur, Rawa
Pitu
Tulang Bawang Barat 3 6
Tulang Bawang Tengah, Pagar Dewa, Gunung
Terang
Way Kanan 2 7
Bahuga, Pakuan Ratu
TOTAL 3 9 21
2 Mesuji-Buaya Mesuji 4 11
Mesuji, Tanjung Raya, Rawajitu Utara, Mesuji
Timur
Ogan Komering Ilir
2 10
(Sumatera Selatan)
Sungai Menang, Padamaran Timur
TOTAL 2 6 21
3 Terusan Tulang Bawang 2 8 1 1
TOTAL 1 2 8
5 Anak S. Seputih Lampung Timur 1 2
Way Bungur
TOTAL 1 1 2
6 W. Sekampung Lampung Timur 1 1
Jabung
TOTAL 1 1 1
7 W. Semangka Tanggamus 1 1
Semaka
TOTAL
8 Danau Ranau Lampung Barat 1 1
Sukau
TOTAL
Gambar 3. 29 Jumlah Wilayah Sekitar Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan, (Anak)
S. Seputih, W. Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau dengan Akses Relatif Baik
ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Mesuji-Buaya
Kabupaten/ Kota : 3 Mesuji
Kecamatan : 6
Desa : 21
Desa Rawan Banjir : -
S. Tulang Bawang
Kabupaten/ Kota : 2
Kecamatan : 9
Desa : 21
Desa Rawan Banjir : - Tulang Bawang
Barat
Anak S. Seputih
Kabupaten/ Kota : 1
Kecamatan : 1
Desa : 2
Desa Rawan Banjir : -
W. Semangka
Kabupaten/ Kota : 1
Kecamatan : 1 W. Sekampung
Desa : 1 Kabupaten/ Kota : 1
Desa Rawan Banjir : - Kecamatan : 1
Desa : 1
Desa Rawan Banjir : -
Sumber: Podes 2008 , Catatan: berdasarkan RTRW Lampung 2009-2029 daerah sekitar sungai yang berperan
besar dalam perhubungan seperti disebut diatas, seluruhnya termasuk daerah rawan banjir.
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai:
Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan, (Anak) S. Seputih, W. Sekampung, W.
Semangka, dan Danau Ranau adalah 40.296 KK, dimana 17.5% dari jumlah KK tersebut
tinggal di bantaran sungai (7.059 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat air
(komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai
untuk memenuhi kebutuhan transportasi) hanya terdapat di satu kecamatan, satu desa,
yaitu Kecamatan Sukau, Desa Heni Harong di Danau Ranau (lihat tabel 3.14 dan gambar
3.30 ).
Tabel 3. 14 Jumlah Wilayah Sekitar Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan, (Anak) S.
Seputih, W. Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau yang Memiliki Keluarga
Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Memiliki Jumlah Wilayah dengan Komunitas Wilayah Sekitar Sungai Memiliki Desa
No Sungai
Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air Tertinggal
Kabupaten/ Kota Kecamatan Jumlah Desa Kecamatan Jumlah Desa Kecamatan Jumlah Desa
TOTAL 1 1 1 2 7
2 Mesuji-Buaya Mesuji 4 7
Mesuji, Tanjung
Raya, Rawajitu
Utara, Mesuji Timur
S. Mesuji-Buaya
KK Bantaran Tinggi: 5 Kec, 10 Desa Mesuji
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
S. Tulang Bawang
KK Bantaran Tinggi: 1 Kec, 1 Desa
Daerah Tertinggal: 2 Kec, 7 Desa
Tulang Bawang
Barat
S. Terusan
KK Bantaran Tinggi: 2 Kec, 4 Desa
Danau Ranau
Komunitas dekat air: 1 Kec, 1 Desa
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
Anak S. Seputih
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
W. Semangka
Tidak ada KK Bantaran Tinggi &
tidak ada Daerah Tertinggal
W. Sekampung
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Daerah penghasil karet terdapat di Kab. Tulang Bawang (Menggala dan sekitar), Kab.
Tulang Bawang Barat, Kab. Mesuji (Mesuji dan sekitar), dan Kabupaten Way Kanan.
Daerah penghasil sawit terletak di Kab. Tulang Bawang, Kab. Mesuji, dan Kab. Way
Kanan.
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Mesuji dan Way Kanan.
Daerah penghasil perikanan darat terdapat di Kabupaten Tulang Bawang dan Mesuji.
Daerah pesisir pantai Kabupaten Tulang Bawang adalah penghasil udang terbesar di
Indonesia.
Gambar 3. 31 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Mesuji, Buaya, Tulang
Bawang, Terusan, (Anak) S. Seputih, W. Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau
Karet
Sawit
S. Mesuji-Buaya
KK Bantaran Tinggi: 5 Kec, 10 Desa Mesuji
Tanaman
Pangan
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
Kayu
K a ret
S a w it
S. Tulang Bawang
KK Bantaran Tinggi: 1 Kec, 1 Desa
Karet Karet
Daerah Tertinggal: 2 Kec, 7 Desa Sawit
Sawit
Tanaman Tebu
Kayu Karet Pangan
Tulang Bawang
Kayu Barat
Tanaman
Pangan Tanaman
Pangan
S. Terusan Tanaman
KK Bantaran Tinggi: 2 Kec, 4 Desa Pangan
Danau Ranau
Komunitas dekat air: 1 Kec, 1 Desa
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
Anak S. Seputih
Tanaman
Pangan
W. Semangka
W. Sekampung
Hasil Industri
Hasil Tanaman
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar untuk Perhubungan
Sumber: Podes 2008, RTRWP Lampung (2009-2029), regionalinvestment.com (BKPM), Peta Penutupan
Lahan dan Deforestasi (Departemen Kehutanan), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian
teknis DLLASDP
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008, RTRWP Lampung (2009-2029), data Podes 2008 diketahui
kegiatan sekitar Sungai Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan, (Anak) S. Seputih, W.
Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau sebagai berikut (gambar 3.32):
PKW: Kota Menggala (Kabupaten Tulang Bawang), juga terdapat Mesuji dan
Panaragan sebagai PKWp (PKW promosi);
Pasar permanen dan semi permanen di pinggir sungai, yaitu: Pakuan Ratu (1 lokasi),
Gedung Meneng (2 lokasi), Rawajitu Timur (1 lokasi), Rawa Pitu (1 lokasi), Dente
Taladas (2 lokasi), dan Mesuji (1 lokasi);
Industri antara lain:
- Udang (salah satu terbesar di Indonesia) di Kawasan Berikat Dipasena, Rawajitu
Selatan;
- Industri CPO terdapat di Mesuji, Mesuji Timur, dan Way Kanan;
- Industri kayu terletak di Mesuji Timur dan Way Kanan;
- Industri karet terletak di Tulang Bawang Tengah, Negeri Agung, dan
Blambangan Umpu (Way Kanan);
- Gula di Desa Penawar, Desa Gedung Aji, dan Desa Gunung Tapa, Kecamatan
Menggala Tulang Bawang.
Daerah wisata terletak di Kec. Sakau (Danau Ranau), Bahuga (Way Kanan), Gedung
Meneng (Tulang Bawang);
Simpul transportasi utama adalah Pelabuhan Laut Regional/ Lokal, yaitu di Mesuji,
Menggala, dan Kuala Teladas, disamping itu terdapat 6 dermaga/ halte sungai
(Wiralaga, S.Sindang, Menggala, Gedung Aji, Rawajitu, dan Kuala Teladas).
Karet
S aw it
S. Mesuji-Buaya
Tan aman
CPO
P an g an
KK Bantaran Tinggi: 5 Kec, 10 Desa Mesuji
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
Kay u
Karet
S aw it
CPO
Kayu
S. Tulang Bawang
KK Bantaran Tinggi: 1 Kec, 1 Desa
S aw it
Karet Sawit Karet
Daerah Tertinggal: 2 Kec, 7 Desa Gula
CPO Tanaman Tebu
Kayu Kayu Karet Pangan
Sawit Tulang Bawang Udang
Kayu Barat
Tanaman
Pangan Tanaman
Pangan
Karet Karet
Karet
Tanaman
Pangan
W. Semangka
Hasil In du st ri
Ha sil T an ama n
P en gh asil P e rika nan Darat
K a re t
Kayu
K a re t
Kayu
C oal
S a w it
K a re t
Kayu
S eme n
K a re t
S a w it
C oal
J OB P ertamin a Kare t
K a re t
Coa l
K a re t
Ta naman
P e g u n u n g a n M e r a tu s
P angan
C oal
T an a m an
T an a m an
P an g an
K a re t
Ka yu
Pangan
Coa l
C oal
Kayu Tanam an
Pan gan
Kare t Tanaman
T ransshipment Point Sawit Panga n P a ng an
Kayu
Bat ubar a da ri sungai
Bar it o
Karet
PKN
PKW
Pasar T epi Sung ai Pe nghas i l Peri ka nan Dara t
Industri Ke ca mat an Terti ngg al
D aer ah W isata Komu nitas Dekat Ai r
D epo Pe r tamina J uml ah Kel uarga B anta ra n Sung ai Rela ti f Ting gi
Pe lsus Ba tubar a Daer ah Rawan B anj ir
Ba ndar U da ra Pusat S ung ai B erpera n Bes ar Untuk P erhub ung an (K elom pok 1)
Pe nyeb ar an S ekunde r
Pe labuha n Laut
N asional
Hasil Industri
Hasil Tanaman
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar untuk Perhubungan
Sumber: Podes 2008, RTRWP Lampung (2009-2029), regionalinvestment.com (BKPM), Peta Penutupan
Lahan dan Deforestasi (Departemen Kehutanan), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian
teknis DLLASDP
A. Sumatera Selatan
Cakupan alur pelayaran Sungai Musi, Batangharileko, Lalan, Lematang, Kelingi, Lilin,
Ogan, Komering, Lematang, Lumpur, Mesuji, Sugihan, Saleh, Banyuasin, Calik, dan
Telang cukup luas, yaitu mencakup 8 (delapan) dari 15 (lima belas) kabupaten/ kota
yang ada di Sumatera Selatan. Sebagian besar alur pelayaran sungai di wilayah ini telah
dilayani oleh angkutan sungai umum kapal motor (terutama bagian hilir). Sedangkan
yang belum dilayani angkutan sungai umum kapal motor umumnya berada di daerah
hulu.
Menurut hasil kajian teknis DLLASDP (2008) diketahui jaringan pelayanan angkutan
sungai secara umum di Sumatera Selatan dapat di kelompokan menjadi 3 (tiga)
kelompok, yaitu: angkutan sungai di dalam kota Palembang, angkutan sungai dari dan ke
kota Palembang, dan angkutan sungai di luar kota Palembang. Karakteristik masing-
masing kelompok angkutan sungai di Sumatera Selatan menurut hasil kajian tersebut
adalah sebagai berikut:
Angkutan sungai dalam Kota Palembang memiliki rute pelayanan yang tetap, yaitu
antar dermaga di tepian Sungai Musi dengan jarak yang relatif tidak jauh (lihat
gambar 3.33);
Angkutan sungai dari dan ke Kota Palembang dipusatkan di 4 (empat) pelabuhan
utama yang dikelola oleh masing-masing unit pelayanan teknis daerah (UPTD).
Masing-masing UPTD melayani wilayah layanan sebagai berikut:
- UPTD 16 Ilir membawahi wilayah Sekanak, Benteng Kuto, 16 Ilir, Kota Buruk,
dan Boom Baru. Rute penumpang dan barang menuju wilayah Pangkalan Bulian,
Sei Lilin, S. Banyuasin, Karang Agung, S. Lumpur;
- UPTD Sei Lais membawahi wilayah Boom Baru sampai Pelabuhan Sei Lais. Rute
penumpang dan barang yang merapat di Pelabuhan Sei Lais menuju wilayah
transmigrasi Sungsang, Makarti, Sungai Saleh, Air Sugihan, dan Pulau Rimau;
- UPTD Tangga Buntung membawahi wilayah pelabuhan Sekanak sampai Gandus.
Rute penumpang dan barang menuju Muara Lematang, Sekayu, Arisan, Tanjung
Menang;
- UPTD Jaka Baring membawahi wilayah pelabuhan Sei Ogan dengan rute menuju
pelabuhan di wilayah hulu sungai Ogan dan S. Komering.
Angkutan sungai dari dan ke Kota Palembang terdapat tujuh rute utama, empat rute
melayani ke daerah hilir Sungai Musi, dan tiga rute melayani ke daerah hulu Sungai
Musi. Rute angkutan sungai dari kota Palembang ke arah hulu Sungai Musi menuju
Muara Lakitan dan sekitarnya, Sungai Ogan dan sekitarnya, serta Komering dan
sekitarnya. Sedangkan rute angkutan sungai dari kota Palembang ke arah hilir
Sungai Musi menuju Sungai Lalan dan sekitarnya, Sungai Sungsang dan sekitarnya,
Muara Sugihan dan sekitarnya, serta Sungai Lumpur dan sekitarnya.
Trayek angkutan sungai di luar Kota Palembang cenderung untuk transportasi lokal,
untuk saling berhubungan antara satu desa dengan desa lain yang berseberangan
(berada di seberang sungai), atau antar desa-desa di daerah yang terpencil dengan
kota kecamatan atau ibu kota kabupaten terdekat.
Seperti telah disebutkan sebelumnya, jaringan pelayanan angkutan sungai di hilir Sungai
Musi diduga kuat semua sudah terlayani angkutan sungai umum kapal motor. Namun
untuk daerah hulu dan daerah tengah Sungai Musi terdapat beberapa lintasan pendek
(antar dermaga sungai) yang belum dilayani angkutan sungai umum kapal motor.
Adapun daerah yang belum terlayani angkutan sungai umum kapal motor adalah sebagai
berikut:
Muara Kelingi-Bulan Tengah Suku Ulu, Muara Lakitan-Bulan Tengah Suku Ulu (Sungai
Kelingi);
Pedalaman Kabupaten Musi Banyuasin (Kecamatan Bayung Lencir dan
Batangharileko).
Gambar 3. 34 Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai di Alur Pelayaran Sungai Calik, Banyuasin, Batangharileko, Telang, Musi, Saleh, Sugihan,
Lumpur, Lematang, Mesuji, Ogan, Komering, Kelingi, Rawas, Lilin, dan Lalan
Berdasarkan data ATTN 2001 diketahui secara keseluruhan pangsa angkutan sungai
Sumatera Selatan untuk pergerakan penumpang dan barang antar kabupaten tidak
signifikan atau sangat kecil (tidak ada dalam ATTN 2001). Namun demikian, berdasarkan
kajian “Survei Potensi Simpul Transportasi Sungai di Sumatera Selatan Tahun 2008”
diketahui terdapat beberapa trayek angkutan sungai yang melayani rute antar kabupaten
(dari dan ke Kota Palembang). Sehingga dapat di intepretasikan bahwa angkutan sungai
di Sumatera Selatan (untuk angkutan orang dan barang) lebih berorientasi pada
pergerakan lokal. Pergerakan angkutan sungai antar kabupaten di Sumatera Selatan
masih ada, namun pangsanya secara nasional kecil (untuk pergerakan penumpang dan
barang antar kabupaten).
Berdasarkan data Podes 2008 (data angkutan) diketahui masih banyak daerah-daerah di
Sumatera Selatan yang tetap menjadikan angkutan sungai sebagai moda utama untuk
perhubungan dalam kabupaten dan lintas perbatasan propinsi, yaitu di 8 Kabupaten dan
33 kecamatan. Lebih lanjut dengan indikasi jumlah keluarga di daerah tersebut, diduga
pangsa angkutan sungai terbesar untuk pergerakan dalam kabupaten terdapat di
Kabupaten Banyuasin (34.79%), Kabupaten Ogan Komering Ilir (23.50%), dan
Kabupaten Musi Banyuasin (14.70%) (gambar 3.35). Daerah tersebut secara umum
banyak terdapat captive area atau daerah yang belum terakses jaringan jalan atau
memiliki kondisi jaringan jalan yang kurang memadai.
Kabupaten
Kecamatan
Orientasi Pergerakan
Pola pergerakan barang angkutan sungai di Sumatera Selatan umumnya bersifat lokal
(dalam kabupaten), seperti di Kabupaten Ogan Komering Ilir bagian timur dan Kabupaten
Musi Rawas bagian barat. Jenis barang yang diangkut moda sungai umumnya hasil
perkebunan (sawit dan karet), bahan galian C dan hasil pertanian dengan orientasi
pergerakan menuju kota terdekat atau industri pengolahan terdekat (Sumber:
http://manggardermayu.blogspot.com, http://regional.kompas.com).
Walau demikian terdapat pula pergerakan barang angkutan sungai antar kabupaten,
utamanya di daerah hilir sungai Musi, seperti Kabupaten Musi Banyuasin (bagian utara,
bagian timur, dan bagian timur laut) dan Kabupaten Banyuasin (Sungsang, Makarti Jaya,
Muara Padang, Cinta Manis, dan Kawasan Jalur 16). Umumnya orientasi pergerakan
barang angkutan sungai antar kabupaten tersebut menuju kota Palembang, yaitu
mengangkut barang hasil pertanian menuju pasar 16 Ilir (Palembang), sedangkan dari
Palembang membawa barang-barang kebutuhan pokok, barang kelontongan, bahan
bangunan, dan BBM. Khusus untuk pergerakan batubara dengan angkutan sungai di
duga berasal dari Kabupaten Musi Rawas, Musi Banyuasin, dan Banyuasin menuju
Pelabuhan Tanjung Api-Api dan kota Palembang.
Dapat di informasikan pula bahwa pola pergerakan barang di daerah hulu dan sebagian
daerah hilir (wilayah Kabupaten Musi Banyuasin bagian tengah, selatan, dan barat)
umumnya menggunakan moda jalan atau kereta api dengan orientasi pergerakan
menuju kota Palembang (pasar 16 Ilir untuk barang hasil pertanian, kawasan industri
untuk barang hasil perkebunan, sedangkan hasil hutan dan tambang umumnya menuju
pelabuhan khusus atau pelabuhan Boom Baru). Lebih lanjut, untuk komoditas ekspor
diangkut moda sungai-laut ke luar pulau melalui Sungsang (Pelabuhan Tanjung Api-Api)
atau Sungai Lumpur (Pelabuhan Sungai Lumpur). Adapun indikasi orientasi pergerakan
barang angkutan sungai berdasarkan analisis interaksi spasial (daerah surplus-defisit)
antar daerah sekitar sungai di Sumatera Selatan dapat dilihat pada tabel 3.15.
B. Jambi
Secara umum cakupan alur pelayaran sungai kelompok satu (Sungai Batang Hari, Sungai
Tabir, Sungai Sumai, Sungai Balan, Sungai Siulak/Maringin, Sungai Batang Asai, Sungai
Tembesi, Sungai Tebo, Sungai Niur, Sungai Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut)
cukup luas, yaitu mencakup 9 (sembilan) kabupaten/ kota di Jambi (lihat gambar 3.36
dan lampiran).
Sedangkan cakupan alur pelayaran kelompok dua (Sungai Pangkal Duri Besar, Sungai
Tungkal, dan Sungai Mendahara) tidak seluas kelompok satu, yaitu hanya mencakup
sebagaian wilayah dari 2 (dua) kabupaten di Jambi (lihat gambar 3.36).
Alur pelayaran yang relatif ramai utamanya di Kabupaten Tanjung Jabung Barat,
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kabupaten Muaro Jambi, dan Kota Jambi. Lebih
lanjut, berdasarkan data Podes 2008, diketahui alur pelayaran sungai yang telah di layani
dengan angkutan umum sungai kapal motor, yaitu pelayaran sungai antara:
Untuk alur pelayaran sungai di Sungai Batang Hari bagian Hilir, Sungai Balan, Sungai
Sumai, dan Sungai Tembesi hanya dilayani oleh perahu motor tempel sebagai angkutan
umum sungainya. Sedangkan alur pelayaran yang lain, dimana masih digunakan dalam
perhubungan antar wilayah, belum dilayani oleh angkutan umum sungai, yaitu alur
pelayaran antara:
S. Pangkal
S. Sumai S. Tungkal S. Mandahara
S. Balan Duri Besar
S. Tebo
S. Tabir
S. Niur
S. Pemusir
Dalam
S. Air Hitam
Laut
S. Siulak/
Maringin
Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai
Ya
S. Batang S. Batang
S. Tembesi Asai Hari Tidak
Berdasarkan data ATTN 2001 diketahui secara keseluruhan pangsa angkutan sungai
Jambi untuk pergerakan penumpang antar kabupaten masih cukup tinggi*, namun tidak
demikian halnya untuk pergerakan barang. Lebih rinci pangsa angkutan sungai tersebut
dipaparkan sebagai berikut:
Besar pangsa angkutan sungai Jambi untuk pergerakan penumpang antar kabupaten
adalah +7% dari total bangkitan pergerakan penumpang Jambi (moda gabungan),
24% dari total bangkitan pergerakan penumpang angkutan sungai secara Nasional
(antar kabupaten), atau +7% dari total bangkitan pergerakan penumpang Jambi
moda gabungan jalan dan sungai (lihat gambar 3.37).
Pangsa terbesar angkutan sungai Jambi untuk pergerakan penumpang antar
kabupaten berada di Tanjung Jabung Timur (26.84%), kemudian diikuti Kota Jambi
(25.55%), dan Bungo (15.92%) (lihat gambar 3.37).
Besar pangsa angkutan sungai Jambi untuk pergerakan barang antar kabupaten
adalah +1% dari total bangkitan pergerakan barang Jambi (moda gabungan), 32%
dari total bangkitan pergerakan barang angkutan sungai secara Nasional (antar
kabupaten), atau +1% dari total bangkitan pergerakan barang Jambi moda
gabungan jalan dan sungai (lihat gambar 3.38 ).
Pangsa terbesar angkutan sungai Jambi untuk pergerakan barang antar kabupaten
berada di Tanjung Jabung Timur (29.16%), kemudian diikuti Tanjung Jabung Barat
(29.13%) dan Jambi (17.13%) (lihat gambar 3.38).
PangsaAngkutan Penumpang
Moda Gabungan
93% Jambi
PangsaAngkutan Penumpang
7%
Moda Sungai Jambi
PangsaAngkutan Barang
1%
99%
Sumber: ATTN 2001; * Sebagai perbandingan Pangsa angkutan sungai di Eropa 6-7%, dan Amerika 12% (SmartRivers, 2006)
Lingkup Lokal (Dalam Kabupaten) dan Perbatasan Antar Daerah
Berdasarkan data Podes 2008 daerah yang masih menggunakan angkutan sungai
sebagai moda utama untuk perhubungan dalam kabupaten, yaitu 8 kabupaten dan 32
kecamatan. Lebih lanjut dengan indikasi jumlah keluarga di daerah tersebut, diduga
pangsa angkutan sungai terbesar untuk pergerakan dalam kabupaten terdapat di
Kabupaten Tanjung Jabung Barat (41.63 %), Kabupaten Tanjung Jabung Timur (18.83
%), dan Kabupaten Batang Hari (10,3 %) (lihat Gambar 3.39).
45.00%
41.63%
Kabupaten
40.00%
35.00%
30.00%
25.00%
20.00% 18.83%
T a n ju n g J a b u n g T im u r
15.00% 12.46% T a n ju n g J a b u n g B a r a t 10.30%
10.00%
6.71% 6.43%
M u a r o Ja m b i
B a ta n g H a r i
K o ta Ja m b i
S a r o la n g u n
5.00% 2.82%
M e r a n g in
0.82%
Te bo
0.00%
30.00%
27.27%
Kecamatan
25.00%
20.00%
15.00%
10.00%
7.91%
6.46% 6.37%
4.71%
5.00% 4.11%
3.56% 3.78%
3.15% 2.84% 3.16%
2.82%
2.45% 2.43%
2.06% 1.84% 2.07%
1.29% 1.31%
M a ro S e b o Ilir
M aro S e b o U lu
N ip ah P an jan g
0.82% 0.87%
Te b o Te n gah
K u ala Jam b i
M an d ian gin
M e n d ah ara
T u n g k a l Ilir
P e lay an ga n
B atan g A sai
P e n gab u an
P e m ayu n g
B a ti n X x i v
Se ke rn an
D e n d an g
T e b o Ilir
Tab ir U lu
Kum peh
G e ragai
0.00%
M e rsam
B e tara
Su m ay
L im u n
P au h
Sad u
Orientasi Pergerakan
Orientasi pergerakan penumpang angkutan sungai antar kabupaten dari wilayah Jambi
sebagian besar tertuju ke wilayah internal Jambi sendiri (97%), sedangkan sisanya
menuju ke luar Propinsi Jambi, yaitu ke Propinsi Riau (3%). Untuk pergerakan internal
wilayah Jambi orientasi pergerakan penumpang angkutan sungai terutama tertuju ke
Kabupaten Tanjung Jabung Timur, Kota Jambi, dan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
(gambar 3.40). Sedangkan orientasi pergerakan barang angkutan sungai antar
kabupaten di Jambi seluruhnya tertuju ke wilayah internal Jambi sendiri, yaitu terutama
tertuju ke Kota Jambi, Kabupaten Tanjung Jabung Timur, dan Kabupaten Tanjung
Jabung Barat (gambar 3.41).
35.00%
30.00% 25.98%
25.00%
20.00%
15.00% 12.63%
10.23% 9.31%
10.00%
4.45%
5.00%
0.00%
Bungo Jambi Tanjung Tanjung Batang Hari Tebo
Jabung Jabung
Timur Barat
Komoditas Kunci Indikasi Asal Pergerakan Utama Indikasi Tujuan Pergerakan Utama
Kabupaten Tanjung Jabung Barat (Kecamatan Kabupaten Tanjung Jabung Barat
Karet
Tungkal Ulu) (Kecamatan Tungkal Ulu)
Komoditas Kunci dan Peralatan Indikasi Asal Pergerakan Utama Indikasi Tujuan Pergerakan Utama
P. Jawa (Jakarta dan Surabaya) transhipment Seluruh kabupaten di sekitar sungai
Sembako
point Kuala Tungkal Kelompok 2.
Sumatera Selatan (Palembang) transhipment Seluruh kabupaten di sekitar sungai
BBM dan Gas
point Kuala Tungkal Kelompok 2.
P. Jawa (Surabaya) dan Kep. Riau (Batam) Seluruh kabupaten di sekitar sungai
Semen
transhipment point Kuala Tungkal Kelompok 2.
Seluruh kabupaten di sekitar sungai
Pupuk P. Jawa transhipment point Kuala Tungkal
Kelompok 2.
Seluruh kabupaten di sekitar sungai
Alat Berat dan Transportasi P. Jawa transhipment point Kuala Tungkal
Kelompok 2.
Seluruh kabupaten di sekitar sungai
Alat Elektronik P. Jawa transhipment point Kuala Tungkal
Kelompok 2.
Seluruh kabupaten di sekitar sungai
Bahan Baku Industri P. Jawa transhipment point Kuala Tungkal
Kelompok 2.
C. Riau
1. Jaringan Pelayanan Angkutan Sungai Riau
Secara umum, pada kelompok-kelompok wilayah sungai di Riau yang memiliki cakupan
alur pelayaran terluas adalah kelompok dua (Sungai Siak, Sungai Suir, Sungai Merbau,
dan Sungai Kampar), yaitu mencakup 4 (empat) kabupaten. Sebagian cakupan alur
pelayaran sungai kelompok ini belum di layani dengan angkutan umum sungai secara
tetap dan teratur (lihat gambar 3.42 dan lampiran A6).
Kelompok tiga (Sungai Indragiri, Sungai Guntung, Sungai Anak Serka, dan Sungai
Keritang) juga memiliki cakupan alur pelayaran yang cukup luas, yaitu mencakup 3 (tiga)
kabupaten di Riau. Sebagian besar alur pelayaran sungai kelompok ini telah dilayani
dengan angkutan umum sungai secara tetap dan teratur.
Berdasarkan hasil kajian teknis DLLASDP (2007) diketahui beberapa asal – tujuan
perjalanan di alur pelayaran sungai kelompok satu belum dilayani angkutan sungai, yaitu:
Asal tujuan perjalanan di alur pelayaran sungai kelompok dua belum dilayani angkutan
sungai, yaitu:
Asal tujuan perjalanan di alur pelayaran sungai kelompok tiga belum dilayani angkutan
sungai, yaitu:
Rengat – Inuman;
Rengat – Kuantan Mudik;
Tempuling – Batang Peranap;
S. Merbau
S. Rokan
S. Suir
S. Kampar
S. Guntung
S. Anak Serka
S. Indragiri
S. Keritang
Berdasarkan data ATTN 2001 diketahui secara keseluruhan pangsa angkutan sungai Riau
untuk pergerakan penumpang dan barang antar kabupaten tidak besar. Lebih rinci
pangsa angkutan sungai tersebut dipaparkan sebagai berikut:
Besar pangsa angkutan sungai Riau untuk pergerakan penumpang antar kabupaten
adalah +1% dari total bangkitan pergerakan penumpang Riau (moda gabungan),
+3% dari total bangkitan pergerakan penumpang angkutan sungai secara Nasional
(antar kabupaten), atau +1% dari total bangkitan pergerakan penumpang Riau
moda gabungan jalan dan sungai (lihat gambar 3.43 ).
Pangsa terbesar angkutan sungai Riau untuk pergerakan penumpang antar
kabupaten berada di Pekanbaru (37.5%), kemudian diikuti Indragiri Hulu (25.09%)
dan Indragiri Hilir (24.22%) (lihat gambar 3.43).
Besar pangsa angkutan sungai Riau untuk pergerakan barang antar kabupaten
adalah +0% dari total bangkitan pergerakan barang Riau (moda gabungan), +2%
dari total bangkitan pergerakan barang angkutan sungai secara Nasional (antar
kabupaten), atau +0% dari total bangkitan pergerakan barang Riau moda gabungan
jalan dan sungai (lihat gambar 3.44).
Pangsa terbesar angkutan sungai Riau untuk pergerakan barang antar kabupaten
berada di Pekanbaru (32.43%), kemudian diikuti Indragiri Hulu (26.38%) dan
Indragiri Hilir (25.82%) (lihat gambar 3.44).
1%
Moda Sungai Riau
K e p u lau an R iau
In d ragir i H u lu
In d r agir i H ilir
P e kan B aru
B e n gk alis
P e lalaw an
K am p ar
N atu n a
B atam
Siak
Moda Jalan Riau
99%
100%
15.00%
Moda Jalan Riau
10.00% 8.38%
6.98%
100% 5.00%
0.00%
Indragiri Hulu Indragiri Hilir Bengkalis Pekan Baru Batam
Berdasarkan data ATTN 2001 diketahui secara keseluruhan pangsa angkutan sungai di
Provinsi Riau untuk pergerakan penumpang dan barang antar kabupaten tidak besar,
sehingga di duga orientasi pergerakan penumpang dan barang dengan angkutan sungai
lebih untuk pergerakan lokal (dalam kabupaten). Berdasarkan data Podes 2008 daerah
yang masih menggunakan angkutan sungai sebagai moda utama untuk perhubungan
dalam kabupaten, yaitu 8 kabupaten dan 45 kecamatan. Lebih lanjut dengan indikasi
jumlah keluarga di daerah tersebut, diduga pangsa angkutan sungai terbesar untuk
pergerakan dalam kabupaten terdapat di Indragiri Hilir sebesar 67,24% dan Bengkalis
sebesar 14,64% (lihat gambar 3.45).
80.00%
70.00% 67.24%
60.00%
50.00%
40.00%
30.00%
20.00% 14.46%
10.00% 5.43% 6.37%
K u a n ta n S in g in g i
R o k a n H ilir
P e la la w a n
B e n g k a lis
0.00%
K am par
D um ai
S ia k
Kabupaten
12.00%
10.21%
8.85%
10.00%
7.91%
8.00%
5.23%
5.14%
4.86%
4.69%
4.67%
6.00%
4.17%
3.96%
3.72%
3.46%
2.46%
2.41%
2.33%
2.32%
2.29%
4.00%
2.05%
2.06%
1.67%
1.64%
1.46%
1.12%
1.01%
1.00%
0.95%
0.94%
0.87%
0.80%
0.69%
0.64%
0.56%
0.56%
0.51%
0.49%
0.37%
0.36%
0.31%
0.29%
0.24%
0.20%
2.00%
0.20%
0.13%
0.11%
0.09%
0.00%
Gaung Anak Serka
Batang Peranap
Kuala Indragiri
Pulau Burung
Batang Tuaka
Tanah Merah
Gunung Toar
Teluk Meranti
Sungai Lala
Pelangiran
Kuala Cenaku
Sungai Mandau
Mempura
Sungai Apit
Concong
Sungai Batang
Rakit Kulim
Tebing Tinggi
Pasir Penyu
Keritang
Rupat Utara
Merbau
Tembilahan
Rengat
Langgam
Kateman
Pelalawan
Rupat
Rangsang
Tualang
Pujud
Bangko
Bukit Batu
Pusako
Mandah
Reteh
Koto Gasib
Gaung
Inuman
Siak
Enok
Kecamatan
Orientasi Pergerakan
Pola yang sama juga terjadi untuk orientasi pergerakan barang angkutan sungai antar
kabupaten di Riau. Hampir seluruh orientasi pergerakan barang angkutan sungai antar
kabupaten di Riau tertuju ke wilayah internal Riau sendiri (96.9%), sisanya menuju ke
luar Propinsi Riau, yaitu ke Propinsi Kepulauan Riau. Untuk pergerakan internal wilayah
Riau orientasi pergerakan barang angkutan sungai utamanya juga tertuju ke Kabupaten
Indragiri Hilir (26.38%), Indragiri Hulu (25.82%), dan Bengkalis (gambar 3.47).
5.00% 3.08%
K e p u la u a n R ia u
In d r a g ir i H u lu
In d r a g ir i H ilir
R o k a n H ilir
B e n g k a lis
0.00%
K a r im u n
D u m ai
B a ta m
S ia k
K e p u la u a n R ia u
3.38% 2.08%
In d r a g ir i H u lu
5.00%
In d r a g ir i H ilir
1.03%
P e kan Baru
B e n g k a lis
0.00%
B a ta m
S ia k
Tabel 3. 18 Indikasi Orientasi Pergerakan Barang Angkutan Sungai Kelompok Satu Riau
(Sungai Rokan, Sungai Bangkung, dan Sungai Morang )
Komoditas Kunci dan Indikasi Asal Pergerakan Utama Indikasi Tujuan Pergerakan
Peralatan Utama
Tabel 3. 19 Indikasi Orientasi Pergerakan Barang Angkutan Sungai Kelompok Dua Riau
(Sungai Siak, Sungai Kampar, Sungai Merbau, dan Sungai Suir )
Komoditas Kunci Indikasi Asal Pergerakan Utama Indikasi Tujuan Pergerakan Utama
Komoditas Kunci dan Peralatan Indikasi Asal Pergerakan Utama Indikasi Tujuan Pergerakan Utama
Komoditas Kunci Indikasi Asal Pergerakan Utama Indikasi Tujuan Pergerakan Utama
Komoditas Kunci dan Peralatan Indikasi Asal Pergerakan Utama Indikasi Tujuan Pergerakan Utama
Palembang dengan
transhipment point di Seluruh kabupaten di sekitar sungai
Pupuk Tembilahan kelompok tiga
Alat Elektronik P. Jawa dan Pelb. Dumai dengan Seluruh kabupaten di sekitar sungai
Komoditas Kunci Indikasi Asal Pergerakan Utama Indikasi Tujuan Pergerakan Utama
transhipment point di
Tembilahan kelompok tiga
D. Lampung
Walau alur pelayaran Sungai Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan, (Anak) S. Seputih,
W. Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau terbentang di 8 dari 14 kabupaten/
kota yang ada di Lampung, namun alur pelayaran yang relatif ramai utamanya di
Kabupaten Mesuji, Tulang Bawang, Tulang Bawang Barat, Way Kanan, dan perbatasan
Tulang Bawang – Lampung Tengah. Lebih lanjut, berdasarkan data Podes (2008),
diketahui hanya sebagian alur pelayaran sungai-sungai tersebut yang telah di layani
dengan angkutan umum sungai kapal motor, yaitu alur pelayaran sungai antara:
Untuk alur pelayaran sungai/ danau di Sungai Sekampung, Anak Sungai Seputih, dan
Danau Ranau hanya dilayani oleh perahu motor tempel sebagai angkutan umum
sungainya. Sedangkan alur pelayaran yang lain, dimana masih digunakan dalam
perhubungan antar wilayah, belum dilayani oleh angkutan umum sungai, yaitu alur
pelayaran antara:
Berdasarkan data ATTN 2001 diketahui secara keseluruhan pangsa angkutan sungai
Lampung untuk pergerakan penumpang dan barang antar kabupaten tidak signifikan
atau sangat kecil (tidak ada dalam ATTN 2001). Sehingga dapat di intepretasikan bahwa
angkutan sungai di Lampung lebih berorientasi pada pergerakan lokal, pergerakan
angkutan sungai antar kabupaten di Lampung boleh jadi masih ada, namun pangsanya
secara nasional sangat kecil (untuk pergerakan penumpang dan barang antar
kabupaten).
Berdasarkan data Podes 2008 (data angkutan) diketahui masih ada daerah-daerah di
Lampung yang tetap menjadikan angkutan sungai sebagai moda utama untuk
perhubungan dalam kabupaten, yaitu di Kabupaten Mesuji, Tulang Bawang, dan
Lampung Barat (Sukau, Danau Ranau). Lebih lanjut dengan indikasi jumlah keluarga di
daerah tersebut, diduga pangsa angkutan sungai terbesar untuk pergerakan dalam
kabupaten terdapat di Kabupaten Mesuji (84.81%), Kabupaten Tulang Bawang
(11.94%), dan Kecamatan Sukau (danau Ranau, 3.25%) (gambar 3.49).
0.00%
Sukau Rawa Pitu Mesuji Tanjung Rawajitu Mesuji
Kecamatan Raya Utara Timur
Orientasi Pergerakan
Orientasi pergerakan penumpang angkutan sungai dalam kabupaten dari wilayah Mesuji
utamanya tertuju ke KTM Mesuji (daerah hulu) dan Rawajitu Selatan (daerah hilir melalui
kanal buatan PU). Untuk pergerakan internal wilayah Danau Ranau (Kecamatan Sukau)
lebih tertuju ke Dermaga Lombok di Desa Lombok.
Pola pergerakan barang angkutan sungai seperti disebut diatas tidak hanya berlaku untuk
ekspor keluar daerah (sekitar sungai Mesuji, Buaya, Tulang Bawang, Terusan, (Anak) S.
Seputih, W. Sekampung, W. Semangka, dan Danau Ranau), seperti untuk komoditas
karet, sawit, kayu, hasil tanaman pangan, perikanan darat, dan udang, namun juga
berlaku untuk impor dari luar daerah, seperti barang sembako atau hasil industri dari luar
daerah.
Utamanya barang sembako atau hasil industri dari luar daerah di bawa dengan angkutan
jalan raya menuju pusat kegiatan dan perdagangan di sekitar sungai, selanjutnya
diteruskan penyebarannya dengan angkutan sungai. Walaupun tidak menutup
kemungkinan penyebaran dilakukan dengan jalan raya (jika telah ada jalan, khususnya
diluar Kabupaten Mesuji).
A. Sumatera Selatan
Secara teoritis keberadaan pelayanan angkutan sungai disebabkan oleh dua hal, yaitu
karena dukungan faktor eksternal atau internal jaringan pelayanan angkutan sungai.
Hasil analisis faktor pendukung keberlangsungan jaringan pelayanan angkutan sungai
saat ini di Sumatera Selatan disampaikan sebagai berikut (tabel 3.21 dan gambar 3.51).
Sangadesa-Pauh-Bingin Teluk
25
(Sungai Rawas) 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 Eksternal
Bingin Teluk-Muara Rupit
26
(Sungai Rawas) 0 0 1 1 2 0 0 1 1 2 Eksternal
Muara Rupit-Rawas Ulu
27 (Pulaukida)-Ulu Rawas (Sungai
Rawas) 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 Eksternal
Sangadesa-Muara Lakitan-
28
Muara Kelingi (Sungai Musi) 0 0 0 1 1 0 0 1 0 1 Eksternal
Muara Kelingi-Bulan Tengah
29
Suku Ulu (Air Kelingi) 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 Eksternal
Palembang-Upang (Banyuasin I)
30
(Sungai Telang) 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 Eksternal
Upang-Makarti Jaya (Sungai
31
Telang) 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 Eksternal
Makarti Jaya-Sungsang
32 (Pelabuhan Tanjung Api-Api)
(Sungai Telang) 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 Eksternal
Palembang - Simpang PU-
33
Muara Telang 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 Eksternal
Simpang PU-Tanjung Lago
34
(Sungai Banyuasin) 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 Eksternal
Tanjung Lago-Tungkal Ilir
35
(Sungai Lilin) 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 Eksternal
Tungkal Ilir-Sungai Lilin-Keluang
36
(Sungai Lilin) 1 0 1 0 2 0 0 1 0 1 Eksternal
Tungkal Ilir-Pulau Rimau-
37
Panuguan (Air Calik) 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 Eksternal
Panuguan-Karang Agung (Air
38
Calik-Muara-Sungai Lalan) 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 Eksternal
Karang Agung-Bayung Lencir
39
(Sungai Lalan) 1 0 1 1 3 0 0 1 1 2 Eksternal
Ket. Tidak ada = 0, Ada = 1; Sumber analisis Konsultan
Penilaian kinerja transportasi sungai dalam SISTRANAS (2005) lebih dititikberatkan pada
enam kriteria, yaitu: keselamatan, aksesibilitas, terpadu, teratur, cepat dan lancar, serta
tepat waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa prioritas pembenahan kinerja jaringan
pelayanan angkutan sungai terutama di enam kriteria tersebut. Secara umum hasil
penilaian kinerja jaringan pelayanan angkutan sungai di Sumatera Selatan ditunjukan
pada tabel 3.22 berikut.
Polusi rendah Tingkat polusi yang terjadi Polusi suara adalah masalah utama angkutan sungai,
terutama kapal tradisional yang menggunakan mesin tempel.
Perlu adanya rekayasa penerapan teknologi pada moda
angkutan sungai yang dapat meminimalkan kebisingan akibat
suara mesin kapal
Beban publik rendah Manfaat / biaya yang dikeluarkan Angkutan sungai di Sumatera Selatan sangat bermanfaat,
sebab masih terdapat jalan yang rusak dan terputus sehingga
daerah terpencil/ pedalaman hanya dapat diakses lewat
angkutan sungai. Terdapat juga daerah tertinggal di pinggir
sungai, komunitas dekat air, pasar pinggir sungai dan
kegiatan logistik yang jika di fasilitasi dengan moda angkutan
sungai akan lebih murah
Utilias tinggi Faktor muat penumpang, faktor muat barang, Optimalisasi faktor muat perlu dibenahi. Perlu penerapan
dan tingkat pengunaan sarana dan prasarana teknologi informasi agar konsumen tidak lama menunggu
untuk mencapai faktor muat ideal
* Titik berat penilaian dalam Sistranas (2005)
B. Jambi
PT. SANTIKA KONSULINDO
3-109
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai
Secara teoritis keberadaan pelayanan angkutan sungai disebabkan oleh dua hal, yaitu
karena dukungan faktor eksternal atau internal jaringan pelayanan angkutan sungai.
Hasil analisis faktor pendukung keberlangsungan jaringan pelayanan angkutan sungai
saat ini di Jambi disampaikan sebagai berikut (tabel 3.23 dan gambar 3.52).
Penilaian kinerja transportasi sungai dalam SISTRANAS (2005) lebih dititikberatkan pada
enam kriteria, yaitu: keselamatan, aksesibilitas, terpadu, teratur, cepat dan lancar, serta
tepat waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa prioritas pembenahan kinerja jaringan
pelayanan angkutan sungai terutama di enam kriteria tersebut. Secara umum hasil
penilaian kinerja jaringan pelayanan angkutan sungai di Jambi ditunjukan pada tabel 3.24
berikut.
C. Riau
Secara teoritis keberadaan pelayanan angkutan sungai disebabkan oleh dua hal, yaitu
karena dukungan faktor eksternal atau internal jaringan pelayanan angkutan sungai.
Hasil analisis faktor pendukung keberlangsungan jaringan pelayanan angkutan sungai
saat ini di Riau disampaikan sebagai berikut (tabel 3.25 dan gambar 3.53).
5 Rupat Utara - Hutan Raju - Teluk Lencah - Selat Bengkalis - Dumai 1 0 1 1 3 0 0 1 0 1 Eksternal
Internal
Eksternal
Penilaian kinerja transportasi sungai dalam SISTRANAS (2005) lebih dititikberatkan pada
enam kriteria, yaitu: keselamatan, aksesibilitas, terpadu, teratur, cepat dan lancar, serta
tepat waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa prioritas pembenahan kinerja jaringan
pelayanan angkutan sungai terutama di enam kriteria tersebut. Secara umum hasil
penilaian kinerja jaringan pelayanan angkutan sungai di Provinsi Riau ditunjukan pada
tabel 3.26 berikut.
Kriteria
Indikator Kinerja Penilaian
Kinerja
Berdasarkan hasil studi Dit. LLASDP tahun 2005-2009
dan informasi media, beberapa kejadia kecelakaan
Selamat* Jumlah kejadian kecelakaan sungai
angkutan sungai menunjukan perlunya peningkatan
keselamatan pelayanan angkutan sungai.
Secara umum pelayanan angkutan sungai di Riau belum
Panjang jaringan pelayanan angkutan
Aksesibilitas mencakup bagian besar alur pelayaran sungai yang ada,
sungai / panjang sungai yang
tinggi* masih banyak alur pelayaran sungai yang belum dilayani
berperan besar dalam perhubungan
angkutan sungai umum kapal motor
Ada infrastruktur dan mekanisme Secara umum belum ada infrastruktur dan mekanisme
Terpadu* interkoneksi dan interoperasi antara interkoneksi dan interoperasi antara moda sungai dan
moda sungai dan moda lain moda lain
Secara umum kapasitas angkutan sungai belum
Jumlah desa dengan sarana & mencukupi, perlu penambahan sarana dan prasarana.
Kapasitas prasarana transportasi sungai / Terdapat 31% desa pengguna transportasi sungai yang
mencukupi jumlah desa pengguna transportasi belum dilayani angkutan umum sungai bermotor dan
sungai hanya 26% desa pengguna angkutan sungai yang
memiliki dermaga sungai cukup baik
Secara umum jadwal keberangkatan angkutan sungai
Teratur* Jumlah sarana transportasi berjadwal
belum teratur.
Hasil studi Dit. LLASDP tahun 2005-2009 di Riau
Lancar dan Kecepatan kendaraan per satuan menunjukan bahwa kecepatan angkutan sungai masih
cepat* waktu lambat, salah satunya karena gangguan pada alur
pelayaran dan kondisi kapal.
Waktu dan biaya yang dipergunakan
Secara umum dermaga angkutan sungai mudah diakses,
dari tempat asal perjalanan ke sarana
hanya perlu peningkatan fasilitas infrastrukturnya.
Mudah dicapai transportasi atau sebaliknya, serta
Namun akses terhadap informasi jadwal keberangkatan
akses infromasi jadwal pelayanan
dan kedatangan sangat minim
angkutan sungai
Pemberangkatan dan kedatangan angkutan sungai
Pemberangkatan dan kedatangan
Tepat waktu* belum tepat waktu, antara lain karena layanan angkutan
yang tepat waktu
sungai belum/kurang teratur
Perlu pembenahan ruang penumpang dan bagasi barang
Ketersediaan dan kualitas fasilitas agar keduanya tidak tercampur dan nyaman bagi
Nyaman
terhadap standarnya penumpang. Perlu pembenahan sarana atau prasarana
interface untuk mengkoneksi antara kapal dan dermaga
Kriteria
Indikator Kinerja Penilaian
Kinerja
Secara umum besar tarif angkutan sungai cukup mahal,
Besar tarif rata-rata angkutan sungai /
Tarif terjangkau perlu penyesuaian tarif agar angkutan sungai dapat
pendapatan per kapita
bersaing dengan moda lain
Belum ada pengaturan sistem rute dan tata cara lalu-
lintas sungai, khususnya di daerah ramai, padat
Jumlah peraturan dan ketentuan
Tertib penduduk dan lalu-lintas, dan pasar tepi sungai. Standar
angkutan sungai
dan aturan terkait sarana dan prasarana angkutan
sungai juga belum ada
Banjir adalah ganguan utama di dermaga (overtopping)
dan cukup sering terjadi di beberapa desa. Perlu
penerangan di dermaga pedalaman agar lebih aman di
Aman Jumlah terjadinya gangguan
waktu malam (teknologi solar sell salah satu solusi).
Gangguan lain berupa asap dari kebakaran hutan dan
kabut tebal.
Polusi suara adalah masalah utama angkutan sungai,
namun suara yang keras juga memberi peringatan bagi
Polusi rendah Tingkat polusi yang terjadi
kapal lain guna menghindari tabrakan. Perlu rekayasa
mesin kapal baru yang lebih kedap suara
Angkutan sungai bermanfaat mengingat masih ada
kondisi jaringan jalan yang buruk disekitar sungai,
bahkan ada yang terputus, sehingga masih banyak
Beban publik
Manfaat / biaya yang dikeluarkan komunitas dekat air. Lebih lanjut terdapat beberapa
rendah
desa tertinggal di pinggir sungai dan terdapat beberapa
kegiatan logistik jika difasilitasi dengan angkutan sungai
menjadi lebih murah
Faktor muat penumpang, faktor muat Optimalisasi faktor muat perlu dibenahi. Perlu penerpan
Utilitas tinggi barang, dan tingkat penggunaan teknologi informasi agar konsumen tidak lama
sarana dan prasarana menunggu untuk mencapai faktor muat ideal.
D. Lampung
Secara teoritis keberadaan pelayanan angkutan sungai disebabkan oleh dua hal, yaitu
karena dukungan faktor eksternal atau internal jaringan pelayanan angkutan sungai.
Hasil analisis faktor pendukung keberlangsungan jaringan pelayanan angkutan sungai
saat ini di Lampung disampaikan sebagai berikut (tabel 3.27 dan gambar 3.54).
Titik Berat
Jaringan Memperin gan Jaringan pelayanan moda Memfasilitasi jalu r Sesuai dengan Faktor
Aksesibilitas Ada aktivitas yang Jaringan
No Ruas Sungai transportasi jalan beban jaringan sungai lebih murah dari logistik untuk preferensi/ Pendukung
jarin gan perlu dilengkapi pelayanan moda
terputus transportasi jalan TOTAL moda jalan (Walau untuk komoditas yang sesuai permintaan TOTAL Angkutan
transportasi dengan layanan sungai lebih cepat
(Prasarana atau (Intervensi dengan angkutan orang atau barang dengan karakteristik konsumen yang Sungai
jalan buruk angkutan sungai dari moda jalan
Pelayanan) regulasi) volume kecil) angkutan sungai tinggi
S. Mesuji-Buaya
KK Bantaran Tinggi: 5 Kec, 10 Desa Mesuji
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
S. Tulang Bawang
KK Bantaran Tinggi: 1 Kec, 1 Desa
Daerah Tertinggal: 2 Kec, 7 Desa
Tulang Bawang
Barat
S. Terusan
KK Bantaran Tinggi: 2 Kec, 4 Desa
Danau Ranau
Komunitas dekat air: 1 Kec, 1 Desa
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
Anak S. Seputih
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
W. Semangka
Tidak ada KK Bantaran Tinggi &
tidak ada Daerah Tertinggal
W. Sekampung
Daerah Tertinggal: 1 Kec, 1 Desa
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Keberlangsungan angkutan sungai lebih karena Faktor Eksternal
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan Keberlangsungan angkutan sungai lebih karena Faktor Internal
Penilaian kinerja transportasi sungai dalam SISTRANAS (2005) lebih dititikberatkan pada
enam kriteria, yaitu: keselamatan, aksesibilitas, terpadu, teratur, cepat dan lancar, serta
tepat waktu. Hal ini mengindikasikan bahwa prioritas pembenahan kinerja jaringan
pelayanan angkutan sungai terutama di enam kriteria tersebut. Secara umum hasil
penilaian kinerja jaringan pelayanan angkutan sungai di Lampung ditunjukan pada tabel
3.28 berikut.
Waktu dan biaya yang dipergunakan dari tempat asal perjalanan Secara umum dermaga angkutan sungai belum mudah diakses (jauh dari
Mudah dicapai ke sarana transportasi atau sebaliknya, serta akses infromasi pemukiman), perlu penambahan dan peningkatan fasilitas infrastrukturnya. Lebih
jadwal pelayanan angkutan sungai lanjut akses terhadap informasi jadwal keberangkatan dan kedatangan sangat minim
Pemberangkatan dan kedatangan angkutan sungai belum tepat waktu, antara lain
Tepat waktu* Pemberangkatan dan kedatangan yang tepat waktu
karena layanan angkutan sungai belum/kurang teratur
Perlu dermaga dan pembenahan ruang penumpang dan bagasi barang agar keduanya
Nyaman Ketersediaan dan kualitas fasilitas terhadap standarnya tidak tercampur dan nyaman bagi penumpang. Perlu pembenahan sarana atau
prasarana interfac e untuk mengkoneksi antara kapal dan dermaga
Secara umum besar tarif angkutan sungai cukup mahal, perlu penyesuaian tarif agar
Tarif terjangkau Besar tarif rata-rata angkutan sungai / pendapatan per kapita
angkutan sungai dapat bersaing dengan moda lain
Belum ada pengaturan sistem rute dan tata cara lalu-lintas sungai, khususnya di
Tertib Jumlah peraturan dan ketentuan angkutan sungai daerah ramai, padat penduduk dan lalu-lintas, dan pasar tepi sungai. Standar dan
aturan terkait sarana dan prasaran angkutan sungai juga belum ada
Polusi suara adalah masalah utama angkutan sungai, namun suara yang keras juga
Polusi rendah Tingkat polusi yang terjadi memberi peringatan bagi kapal lain guna menghindari tabrakan. Perlu rekayasa mesin
kapal baru yang lebih kedap suara
Angkutan sungai sangat bermanfaat mengingat banyak kondisi jaringan jalan yang
masih buruk, terutama Kabupaten Mesuji, ada komunitas dekat air di Danau Ranau,
Beban publik rendah Manfaat / biaya yang dikeluarkan
masih ada beberapa desa tertinggal di pinggir sungai, dan ada kegiatan logistik jika
difasilitasi dengan angkutan sungai dapat menjadi lebih murah
Faktor muat penumpang, faktor muat barang dan tingkat Optimalisasi faktor muat perlu dibenahi. Perlu penerpan teknologi informasi agar
Utilitas tinggi
penggunaan sarana dan prasarana konsumen tidak lama menunggu untuk mencapai faktor muat ideal.
3.1.2 Kalimantan
.1 Sungai Berperan Besar dalam Perhubungan
Sungai-sungai yang berperan besar dalam perhubungan di Pulau Kalimantan terdapat di
seluruh propinsi, yaitu: Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Kalimantan Timur, dan
Kalimantan Barat. Uraian lebih rinci terkait situasi lingkungan sungai-sungai yang
berperan besar dalam perhubungan di keempat propinsi tersebut diuraikan pada sub bab
berikut.
A. Kalimantan Selatan
Berdasarkan hasil kajian teknis DLLASDP tahun 2007 dan data PODES tahun 2008
diketahui sungai-sungai yang berperan besar dalam perhubungan di Kalimantan Selatan
adalah sungai: Barito, Negara, Anjir Tamban, Anjir Serapat, Martapura, Alalak, Batang
Alai, Malikau, Kintap, Satui, Batulicin, Manunggul, Cengal, dan Sampanahan.
Kelompok satu terdiri dari sungai: Sungai Barito, Negara, Anjir Tamban, Anjir Serapat,
Sungai Alalak, Martapura, Batang Alai, dan Malikau. Kelompok dua terdiri dari sungai:
Sungai Kintap, Satui, Batulicin, Manunggul, Cengal, dan Sampanahan.
S. Negara
S. Barito
S. Batang Alai
S. Kahayan
S. Cengal
S. Manunggul
S. Sampanahan
Tabalong
S. Batu Licin
Balangan
S. Alalak
Hulu Sungai Tengah
Pegunungan Meratus
Tapin
A.Tamban
Barito Kuala
Banjar
S.Malikau
Tanah Laut
S.Satui
S.Kintap
1. Sistuasi Lingkungan Kelompok Satu: Sungai Barito, Negara, Anjir Tamban, Anjir
Serapat, Sungai Alalak, Martapura, Batang Alai, dan Malikau
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik,
dan tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 9
(sembilan) kabupaten/ kota di Kalimantan Selatan. Disamping itu, sebagian wilayah
Kalimantan Tengah bagian timur juga memiliki akses baik ke alur sungai kelompok ini,
yaitu di 7 (tujuh) Kabupaten/ Kota (lihat tabel 3.29 dan gambar 3.55).
Lebih lanjut terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini,
yaitu Kabupaten Banjar, Tapin, Tabalong, Hulu Sungai Utara, dan Barito Kuala
(Kalimantan Selatan). Sedangkan wilayah rawan banjir di Kalimantan Tengah bagian
timur (sekitar sungai kelompok ini) terdapat di Kabupaten Kapuas, Barito Selatan, Barito
Utara, dan Murung Raya.
Tabel 3. 29 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Barito, Negara, A.
Tamban, A. Serapat, Sungai Alalak, Martapura, Batang Alai, dan Malikau) dengan Akses
Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Jumlah Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 Barito Barito Kuala (Kalsel) 13 196 3 13
Tabunganen, Tamban, Anjir Muara, Tabukan, Kuripan, Bakumpai
Alalak, Belawang, Wanaraya,
Berambai, Rantau Badauh, Cerbon,
Bakumpai, Marabahan, Tabukan,
Kuripan
Kota Banjarmasin 3
(Kalsel) 27
Banjarmasin Barat, Banjarmasin
Tengah, Banjarmasin Selatan
Hulu Sungai Utara 2
(Kalsel) 21 2 3
Danau Panggang, Paminggir Danau Panggang, Paminggir
Kapuas (Kalteng) 1 30 1 2
Kapuas Murung Kapuas Murung
Barito Selatan (Kalteng) 4 51 4 24
Jenamas, Dusun Hilir, Dusun Selatan, Jenamas, Dusun Hilir, Dusun
Dusun Utara Selatan, Dusun Utara
Barito Timur (Kalteng) 2 10
Pemantau Karau, Paju Epat
Barito Utara (Kalteng) 6 74 6 55
Montalat, Gunung Timang, Gunung Montalat, Gunung Timang,
Purei, Teweh Timur, Teweh Tengah, Gunung Purei, Teweh Timur,
Lahei Teweh Tengah, Lahei
Murung Raya (Kalteng) 3 35 2 15
Permata Intan, Laung Tuhup, Barito Laung Tuhup, Barito Tuhup
Tuhup Raya Raya
TOTAL 8 34 444 18 112
2 Negara Barito Kuala (Kalsel) 1 9
Gambar 3. 56 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Barito, Negara,
A. Tamban, A. Serapat, Sungai Alalak, Martapura, Batang Alai, dan Malikau) dengan
Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Barito S. Negara
Kabupaten/ Kota : 8 Kabupaten : 5
Kecamatan : 34 Kecamatan : 13
Desa : 444 Desa : 156
Desa Rawan Banjir : 122 Desa Rawan Banjir : 4
S. Batang Alai:
S. Alalak: Kabupaten : 1
Kabupaten/ Kota : 2 Kecamatan : 1
Kecamatan : 4 Desa : 3
Desa : 54
Desa Rawan Banjir : 6
A.Serapat
Kabupaten/ Kota : 1
Kecamatan : 2
Desa : 30
Anjir penghubung utama ke
Kab. Kapuas, Pulang Pisau,
Palangkaraya (Kal-Teng)
A.Tamban
Kabupaten : 1
Kecamatan : 2
Pegunungan Meratus
Desa : 25
S.Martapura
Kabupaten/ Kota : 2
Kecamatan : 6
Desa : 45
Desa Rawan Banjir: 13
S.Malikau
Kabupaten/ Kota : 1
Kecamatan : 1
Desa : 3
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok satu (Sungai Barito, Negara, Anjir Tamban, Anjir Serapat, Sungai Alalak,
Martapura, Batang Alai, dan Malikau) adalah 359.681 KK, dimana 15.8% dari jumlah KK
tersebut tinggal di bantaran sungai (56.860 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat
air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan
sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di sembilan kabupaten, terdiri
dari 5 (lima) kabupaten di Kalimantan Selatan dan 4 (empat) kabupaten di Kalimantan
Tengah bagian timur (lihat tabel 3.30 dan gambar 3.57 ).
Tabel 3. 30 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Barito, Negara, A.
Tamban, A. Serapat, Sungai Alalak, Martapura, Batang Alai, dan Malikau) yang Memiliki
Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Wilayah sekitar sungai
No Sungai Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Komunitas Dekat Air memiliki Desa Tertinggal
Kota Banjarmasin 3 12
Banjarmasin Barat,
Banjarmasin Tengah,
Banjarmasin Selatan
Hulu Sungai Utara 2 5 1 4 1 19
Danau Panggang, Paminggir Danau Panggang
Paminggir
Kapuas (Kalteng) 1 2 1 28
Kapuas Murung Kapuas Murung
Barito Selatan
(Kalteng) 2 2 4 15 4 41
Jenamas,Dusun Utara Jenamas, Dusun Jenamas, Dusun
Hilir, Dusun Hilir, Dusun Selatan,
Selatan, Dusun Dusun Utara
Utara
Barito Timur
(Kalteng) 1 7
Pemantau Karau
Barito Utara
(Kalteng) 2 8 4 55 6 81
Teweh Tengah, Lahei Montalat, Montalat, Gunung
Gunung Purei, Timang, Gunung
Teweh Timur, Purei, Teweh Timur,
Lahei Teweh Tengah,
Lahei
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Wilayah sekitar sungai
No Sungai Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Komunitas Dekat Air memiliki Desa Tertinggal
4 Martapura Banjarmasin 1 5
Banjarmasin Utara
Banjar 2 10 1 4
Sungai Tabuk, Aranio
Pengaron
TOTAL 3 15 1 4
Batang
5 Alai Hulu Sungai Tengah 1 1
Labuan Amas
TOTAL 1 1
* diatas 300 KK
S. Barito S. Negara
KK Bantaran Tinggi: 12 Kec, 33 Desa KK Bantaran Tinggi: 1 Kec, 2 Desa
Komunitas Dekat Air: 15 Kec, 100 Desa Komunitas Dekat Air: 3 Kec, 8 Desa
Daerah Tertinggal: 15 Kec, 226 Desa Daerah Tertinggal: 4 Kec, 59 Desa
Pegunungan Meratus
S. Batang Alai
KK Bantaran Tinggi: 1 Kec, 3 Desa
A.Tamban
KK Bantaran Tinggi:
2 Kec, 9 Desa
S. Martapura
KK Bantaran Tinggi: 3 Kec, 15 Desa
Komunitas Dekat Air: 1 Kec, 4 Desa
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan (Kelompok 1)
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Sumber Daya Alam
Sumber Daya Alam
Hulu Sungai Selatan (Kecamatan Daha Utara, Daha Selatan, dan Daha Barat).
Daerah penghasil karet terdapat di Kabupaten Banjar, Hulu Sungai Tengah, Hulu
Sungai Selatan, Tapin, dan Tabalong (Kalimantan Selatan), serta Kabupaten Kuala
Kapuas, Pulang Pisau, Barito Utara, Barito Timur, Barito Selatan, dan Murung Raya
(Kalimantan Tengah Bagian Timur).
Daerah penghasil sawit terletak di Barito Utara, Barito Timur, dan Barito Selatan
(Kalimantan Tengah Bagian Timur).
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Tabalong, Barito Utara, Barito
Selatan, dan Murung Raya.
Daerah penghasil ternak terdapat di Kabupaten Tanah Laut (Kurau, Bati-Bati), Banjar
(Aluh-Aluh, Sungai Tabuk, Astambul, Pengaron), Barito Kuala (Anjir Pasar,
Mandastana, Jejangkit, Barambai, Tabukan), Hulu Sungai Selatan (Daha Utara), Hulu
Sungai Tengah (Labuan Amas Utara), Hulu Sungai Utara (Sungai Pandan, Danau
Panggang, Paminggir, Babirik, Sungai Tabukan, Amuntai Tengah, Amuntai Utara),
dan Tabalong (Banua Lawas, Tanjung).
Gambar 3. 58 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Barito, Negara, A.
Tamban, A. Serapat, Sungai Alalak, Martapura, Batang Alai, dan Malikau)
Karet
Coal Kayu
Kayu
Sawit
Karet
Coal Kayu
Sawit
Karet
Kayu
Karet
Karet
Coal
Karet
Sawit
Coal
Karet
Tanaman
Karet
Pangan
Pegunungan Meratus
Coal
Coal
Karet
Tanaman
Tanaman
Pangan
Pangan
Coal
Tanaman
Pangan
Tanaman
Pangan
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan (Kelompok 1)
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok
satu (Sungai Barito, Negara, Anjir Tamban, Anjir Serapat, Sungai Alalak, Martapura,
Batang Alai, dan Malikau) dapat menghubungkan dua PKN dan beberapa PKW yang
terdapat di dua propinsi. Kegiatan sekitar sungai kelompok ini cukup ramai dengan
adanya pusat-pusat kegiatan sebagai berikut (gambar 3.59):
Gambar 3. 59 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Barito, Negara,
A. Tamban, A. Serapat, Sungai Alalak, Martapura, Batang Alai, dan Malikau)
S. Barito (Kalsel-Kalteng)
Pasar Tepi Sungai: 75 Lokasi
Karet
K ayu
S. Negara
Muara Teweh
Pasar Tepi Sungai: 10 Lokasi
Kayu
Gate City dengan pelabuhan Pasar Tepi Sungai: 2 Lokasi
laut strategis nasional (terdapat
Saw it
depo pertamina), bandar udara
K are t
pusat penyebaran sekunder,
dan terminal kelas A
K ayu
Pasar Tepi Sungai: 18
Coal
Buntok
Saw it
Karet
Palangkaraya (PKN)
K ayu
K are t
Semen
Karet
Coal
K are t
Saw it
S. Alalak
Amuntai
Karet
Pangan
A.Serapat
Pasar Tepi Marabahan Coal
Sungai: 4 Lokasi S. Martapura
Kayu Pasar Tepi Sungai: 4 Lokasi
Tanam an
Tanam an
Kuala Kapuas
K are t
Coal
P ang an
Pangan
A.Tamban
Pasar Tepi
Coal
Sungai: 4 Lokasi
Kayu Tanaman
Pangan
Karet Tanaman
Transshipment Point Sawit Pangan Pangan
Kayu
Batubara dari sungai
Barito
Karet
PKN
PKW Hasil Industri
Pasar Tepi Sungai Penghasil Perikanan Darat
Hasil Tanaman
Industri Kecamatan Tertinggal
Penghasil Perikanan Darat
Daerah Wisata Komunitas Dekat Air
Kecamatan Tertinggal
Depo Pertamina Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Pelsus Batubara Komunitas
Daerah DekatBanjir
Rawan Air
Bandar Udara Pusat Jumlah Berperan
Sungai Keluarga Bantaran Sungai Relatif
Besar Untuk Tinggi (Kelompok 1)
Perhubungan
Penyebaran Sekunder Daerah Rawan Banjir
Pelabuhan Laut Sungai Berperan Besar untuk Perhubungan (kelompok 1)
Nasional
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
2. Situasi Lingkungan Kelompok Dua: Sungai Kintap, Satui, Batulicin, Manunggul,
Cengal, dan Sampanahan
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama terdapat di
Kabupaten Tanah Laut, Kota Baru, dan Tanah Bumbu (lihat tabel 3.31 dan gambar 3.60).
Di sekitar sungai kelompok ini terdapat wilayah yang relatif rawan banjir, yaitu
Kecamatan Kintap (Kabupaten Tanah Laut) dan beberapa kecamatan di Kabupaten
Tanah Bumbu (Satui, Kusan Hilir, Kusan Hulu, dan Karang Bintang).
Tabel 3. 31 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Kintap, Satui,
Batulicin, Manunggul, Cengal, dan Sampanahan) dengan Akses Baik ke Sungai dan
Jumlah Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Jumlah Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 Kintap Tanah Laut 1 4 1 4
Kintap Kintap
2 Satui Tanah Bumbu 1 3 1 1
Satui
Satui
3 Batulicin Tanah Bumbu 3 31 3 16
Kusan Hilir, Kusan Kusan Hilir, Kusan
Hulu, Karang Bintang Hulu, Karang Bintang
4 Manunggul Kota Baru 1 2
Sungai Durian
5 Cengal Kota Baru 2 8
Pamukan Selatan,
Pamukan Utara
6 Sampanahan Kota Baru 2 10
Sampanahan,
Kelumpang Barat
Gambar 3. 60 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Kintap, Satui,
Batulicin, Manunggul, Cengal, dan Sampanahan) dengan Akses Baik ke Sungai dan
Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Cengal
Kab. Kota Baru
Kecamatan: 2
Desa: 8
S. Manunggul
Kab. Kota Baru
Kecamatan: 1
Desa: 2
S. Sampanahan
Kab. Kota Baru
Kecamatan: 2
S. Satui Desa: 10
Kab. Tanah Bumbu
Kecamatan: 1
Desa: 3 S. Batu Licin
Desa Rawan Banjir: 1 Kab. Tanah Bumbu
Kecamatan: 3
Desa: 31
Desa Rawan Banjir: 16
Pegunungan Meratus
S. Kintap
Kab. Tanah Laut
Kecamatan: 1
Desa: 4
Desa Rawan Banjir: 4
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok dua (Sungai Kintap, Satui, Batulicin, Cengal, Manunggul, dan Sampanahan)
adalah 18.609 KK, dimana 18.89% dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai
(3.414 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat air (komunitas yang banyak
menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai untuk memenuhi
kebutuhan transportasi) terdapat di Kecamatan Sampanahan (1 desa), sedangkan
Kecamatan yang memiliki desa dengan keluarga bantaran sungai relatif tinggi terletak di
Kusan Hilir (1 desa) dan Pamukan Selatan 1 (desa). Lebih lanjut berdasarkan data
daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007) di ketahui tidak
terdapat desa tertinggal di wilayah sekitar sungai kelompok ini (lihat tabel 3.32 dan
gambar 3.61).
Tabel 3. 32 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Kintap, Satui,
Batulicin, Manunggul, Cengal, dan Sampanahan) yang Memiliki Keluarga Bantaran
Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Memiliki Wilayah dengan Wilayah Sekitar Sungai
No Sungai Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Komunitas Dekat Air Memiliki Desa Tertinggal
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Desa Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1
1 Batulicin Tanah Bumbu 1
Kusan Hilir
2 Cengal Kota Baru 1 1
Pamukan Selatan
3 Sampanahan Kota Baru 1 1
Sampanahan
* diatas 300 KK
Gambar 3. 61 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Kintap, Satui, Batulicin,
Manunggul, Cengal, dan Sampanahan) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif
Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
S. Cengal
KK Bantaran Tinggi:
1 Kec, 1 desa
S. Sampanahan
Komunitas Dekat Air:
1 Kec, 1 desa
S. Batu Licin
KK Bantaran Tinggi:
1 Kec, 1 desa
Pegunungan Meratus
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Sampanahan).
Daerah penghasil sawit terletak di Kecamatan Kintap (Tanah Laut), Kec. Satui (Tanah
Bumbu), dan Pamukan Utara (Kota Baru), sedangkan karet relatif tidak besar
terdapat di Kabupaten Tanah Bumbu dan Kota Baru.
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kecamatan Kintap (Tanah Laut);
Kecamatan Satui, Kusan Hulu, Kusan Hilir (Tanah Bumbu); dan Pamukan Barat,
Sungai Durian (Kota Baru).
Gambar 3. 62 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai
Kintap, Satui, Batulicin, Cengal, Manunggul, dan Sampanahan)
Hasil Industri
Hasil Tanaman
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
S. Cengal
Sungai Berperan Besar untuk Perhubungan (kelompok 2)
S. Manunggul
S. Satui S. Sampanahan
S. Batu Licin
Sawit
Kayu
Pegunungan Meratus
Tanaman
Pangan
Coal
S. Kintap
Kayu
Kayu
Sawit
Sawit
Kayu
Coal
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok dua
(Sungai Kintap, Satui, Batulicin, Sampanahan, Manunggul, dan Cengal) dapat
menghubungkan hinterland-nya ke Kota Baru (PKW) dengan pelayaran sungai-laut
(pesisir). Kegiatan sekitar sungai kelompok ini lebih banyak untuk industri dan
perkebunan. Uraian lebih rinci pusat-pusat kegiatan di wilayah sekitar sungai kelompok
ini sebagai berikut (gambar 3.63):
Gambar 3. 63 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Kintap, Satui,
Batulicin, Sampanahan, Manunggul, dan Cengal)
Hasil Industri
S. Cengal
Hasil Tanaman
Pasar tepi sungai: 5 Lokasi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air S. Manunggul
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi Pasar tepi sungai: 1 Lokasi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar untuk Perhubungan (kelompok 2)
KOTABARU
S. Sampanahan
Gate City dengan pelabuhan laut Pasar tepi sungai: 1 Lokasi
nasional dan bandar udara pusat
penyebaran tersier
Terdapat industri tambang
batubara dan sawit
Terdapat back loading Pertamina
S. Batu Licin
Pasar tepi sungai: 4 Lokasi
S. Satui
Pasar tepi sungai: 1 Lokasi
Sawit
Sawit
Kayu
Kayu
Pegunungan Meratus
Tanaman
Pangan
Coal
Kayu
S. Kintap Kayu
Pasar tepi sungai: 1 Lokasi
Kayu
Sawit
Sawit
PKN
Kayu
PKW Sawit
Coal Kayu
Pasar Tepi Sungai Sawit Indonesia
PKN
Industri PLTU Kayu Bulk Terminal
PKW Wisata
Daerah (IBT)
PasarLoading
Back Tepi Sungai
Pertamina
Industri
Pelsus Batubara
DaerahUdara
Bandar WisataPusat
Penyebaran Tersier
Pelabuhan Laut Nasional
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Data
Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
B. Kalimantan Tengah
Berdasarkan hasil kajian teknis DLLASDP tahun 2005 data PODES tahun 2008 diketahui
sungai-sungai yang berperan besar dalam perhubungan di Kalimantan Tengah berjumlah
12 sungai (serta anak sungainya), yaitu sungai: Barito, Kapuas, Kahayan, Rungan (Anak
S.Kahayan), Sebangau, Kasongan, Sampit, Seruyan, Kumai, Arut, Lamandau, dan Jelai.
Sungai Lahung
Sungai Kapuas
Sungai Barito
Sungai Kahayan
Sungai Tayau
Sungai Rungan
Sungai Teweh
Sungai Sebangau
Barito Utara
SungaiSampit
Keterangan :
Sungai yang berperan Besar
untuk Perhubungan (Kelompk 1)
Sungai Jelai
Geografis
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 8
(delapan) kabupaten/kota di Kalimantan Tengah (lihat tabel 3.33 dan gambar 3.65).
Lebih lanjut terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini,
yaitu Kabupaten Kabupaten Barito Utara, Barito Selatan, dan Pulang Pisau.
Tabel 3. 33 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Tayau, Teweh,
Barito, Lahung, Kapuas, Kahayan, Rungan, Mahuning, dan Sebangau) dengan Akses
Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Barito utara
2 34 2 10
Barito selatan
6 60 6 15
Jenamas, Dusun hilir
Jenamas, Dusun hilir Karau kuala, Dusun selatan,
1 Karau kuala, Dusun selatan, Dusun Dusun utara, Gunung bintang
utara, Gunung bintang awai awai
Barito
Barito timur
3 10
Murung raya
5 40 1 8
17 144 9 23
Laung tuhup, Barito tuhup raya, Laung tuhup, Barito tuhup raya 27
Tanah siang selatan
1 2
3 35 3 31
Kabupaten
5 Kapuas
kapuas 11 157 4 33
Kapuas kuala, Selat,Basarang,
Kapuas hilir, Kapuas murung, Mantangai,
Pulau petak, Kapuas murung, Timpah,
Kapuas barat, Mantangai, Timpah, Kapuas tengah.
Kapuas tengah, Kapuas hulu
11 157 4 33
6 Kahayan Palangkaraya
1 2
Pahandut
Gunung mas
9 87
Manuhing raya, Rungan, Rungan
Hulu, Sepang, Mihing raya,Tewah,
Kahayan hulu utara, Damang batu,
Miri manasa
Pulang pisau
8 6 4 29
Kahayan kuala,Sebangau kuala
Pandih batu,Maliku,Kahayan
hilir,Jabiren raya,Kahayan Maliku, Jabiren raya,Kahayan
tengah,Banamatingang tengah,Banamatingang
18 158 7 67
7 Rungan Palangkaraya 5 18 3 6
Gunung Mas 1 7
Manuhing
6 25 3 6
Sebangau Kuala
1 4
Gambar 3. 65 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Tayau, Teweh,
Barito, Lahung, Kapuas, Kahayan, Rungan, Mahuning, dan Sebangau) dengan Akses
Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Sungai Kapuas
Kabupaten : 1 Sungai Lahung
Kecamatan : 11 Kabupaten : 1 Sungai Barito
Desa : 157 Kecamatan : 3 Kabupaten : 4
Desa Rawan Banjir : 33 Desa : 36 Kecamatan : 17
Desa Rawan Banjir : 27 Desa : 144
Desa Rawan Banjir : 23
Sungai Kahayan
Kabupaten : 3 Sungai Teweh
Kecamatan : 18 Kabupaten : 1
Desa : 158 Kecamatan : 3
Desa rawan Banjir : 67 Desa : 35
Desa Rawan Banjir : 31
Sungai Rungan
Kabupaten : 2
Kecamatan : 6
Desa : 25
Desa Rawan banjir :6
Keterangan
Daerah Rawan
Sungai Sebangau
Banjir
Kabupaten : 1
Kecamatan : 1
Sungai Berperan Besar Desa : 4 Sungai Tayau
Untuk Perhubungan Kabupaten : 1
(Kelompok 1) Kecamatan : 1
Desa : 2
Penduduk
Berdasarkan data podes tahun 2008 dapat diketahui bahwa jumlah keluarga di wilayah
sekitar sungai kelompok 1 (Sungai Barito, Lahung, Tayau, Teweh, Kapuas, Kahayan,
Rungan, dan Sungai Sebangau) adalah 764.561 KK, dimana 22 % dari jumlah KK
(168.203 KK) tersebut yang tinggal di bantaran sungai. Diketahui pula terdapat pusat
komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) di wilayah sekitar
sungai kelompok 1, yaitu tersebar di delapan kabupaten Kalimantan Tengah (lihat tabel
3.34 dan gambar 3.66).
Tabel 3. 34 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Tayau, Teweh,
Barito, Lahung, Kapuas, Kahayan, Rungan, Mahuning, dan Sebangau) yang Memiliki
Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
No Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai memiliki Desa
Sungai Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air Tertinggal
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Desa Desa Desa
Sungai Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai memiliki Desa
No Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air Tertinggal
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Desa Desa Desa
hulu, Kurun
TOTAL 12 80 7 25 1 14
Kahayan Palangkaraya 1 5
Pahandut
Gunung Mas 2 3 5 15 9 56
Mahuning Raya, Rungan,
Rungan Hulu, Sepang,
Rungan, Rungan Mihing Raya, Kahayan
Hulu, Mihing Hulu Utara, Damang
Kahayan Hulu Utara, raya, Damang Batu, Miri Manasa,
Tewah batu, Miri manasa Tewah
Pulang Pisau 7 20 1 7 58
Kahayan kuala,
Pandih Kahayan kuala,
batu,Maliku,Kahayan Pandih
hilir,Jabiren batu,Maliku,Kahayan
raya,Kahayan hilir,Jabiren raya,Kahayan
tengah,Banamatingang tengah,Banamatingang
TOTAL 10 28 5 16 16 114
RUngan Palangkaraya 2 3 2 2
Bukit Batu,
Sebangau, Jekan Raya. Sebangau
TOTAL 2 3 2 2 16 114
Sebangau Pulang Pisau 1 3 1 4 1 3
Sebangau Kuala Sebangau Kuala Sebangau Kuala
TOTAL 1 3 1 4 1 3
* diatas 100 KK
Gambar 3. 66 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Tayau, Teweh, Barito,
Lahung, Kapuas, Kahayan, Rungan, Mahuning, dan Sebangau) yang Memiliki Keluarga
Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Sungai Kahayan
KK Bantaran Tinggi :10 Kec , 28 Desa
Komunitas Dekat Air : 5 Kec, 16 Desa
Daerah tertinggal : 16 Kec, 144 Desa
Sungai Rungan
KK Bantaran Tinggi :1 Kec, 3 Desa
Komunitas Dekat Air : 2 Kec, 2 Desa
Daerah tertinggal : 16 Kec, 114 Desa
Keterangan
Daerah Rawan
Banjir
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Sungai Sebangau
Jumlah Keluarga Bantaran
KK Bantaran Tinggi :1 Kec, 3 Desa
Sungai Relatif Tinggi
Komunitas Dekat Air : 1 Kec, 4 Desa
Sungai Berperan Besar Daerah tertinggal : 1 Kec, 3 Desa
Untuk Perhubungan
(Kelompok 1)
Sungai Barito
KK Bantaran Tinggi : 5 Kec , 11 Desa
Komunitas Dekat Air : 11 Kec, 61 Desa
Daerah tertinggal : 7 Kec, 17 Desa
Sungai Tayau
KK Bantaran Tinggi :1 Kec, 1 Desa
Daerah Tertinggal : 1 Kec, 2 Desa
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar sungai kelompok satu
(Sungai Barito, Lahung, Tayau, Teweh, Kapuas, Kahayan, Rungan, dan Sungai
Sebangau) adalah sebagai berikut (gambar 3.67):
Gambar 3. 67 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai
Tayau, Teweh, Barito, Lahung, Kapuas, Kahayan, Rungan, Mahuning, dan Sebangau)
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Kayu
Tanaman
Pangan
Sawit
Karet
Kayu
lamandau
Tanaman
Pangan
Tanaman
Pangan
Karet
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Kegiatan
Simpul transportasi utama, yaitu Bandar Udara Pusat Penyebaran Tersier (Tjilik
Riwut). Disamping itu terdapat empat pelabuhan laut regional (Pulang Pisau, Kuala
Kapuas, Kereng Bengkirai, dan Bahaur), tiga Bandar Udara Bukan Pusat Penyebaran
(Sango, Kuala Kurun, dan Beringin), dua pelabuhan sungai khusus batubara (di
Barito Selatan dan Murung Raya), dua depo pertamina (di Pulang Pisau dan
Palangkaraya), serta 46 pelabuhan/ dermaga sungai.
Gambar 3. 68 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Tayau, Teweh,
Barito, Lahung, Kapuas, Kahayan, Rungan, Mahuning, dan Sebangau)
PKN Coal
Kayu
PKW Tanaman
Sungai Rungan Pangan
Pasar Tepi Sungai
Pasar Tepi Sungai : 2
Industri Lokasi Muara Teweh
Daerah Wisata
Depo Pertamina Karet
Kayu Karet
Pelsus Batubara Kayu
Bandar Udara
Pusat Penyebaran Buntok Karet
Coal
Karet
Sekunder
Tersier
Karet
Tanaman
Bandar Udara lamandau Sungai Sebangau
Pangan
Bukan Pusat Pasar Tepi Sungai : 2
Penyebaran Lokasi Karet
Pelabuhan Laut
Regional/ Lokal
Palangkaraya
Tanaman
Pangan
Pangan
Karet
Kuala Kapuas
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral), Data
Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Geografi
Wilayah sekitar Sungai Kasongan yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan tersebar di 12 kecamatan
Kabupaten Katingan. Di Wilayah tersebut juga terdapat wilayah yang relatif rawan banjir,
yaitu tersebar di 72 desa dari 10 kecamatan (tabel 3.35 dan gambar 3.69).
Tabel 3. 35 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Kasongan) dengan
Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah Dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Jumlah Jumlah
Kabupaten Jumlah Kecamtan Jumlah Kecamatan
Desa Desa
Sungai
1 Kasongan Katingan 13 157 11 94
Katingan kuala, Mendawai,
Tasik payawan, Katingan hilir, Mendawai, Tasik payawan,
Tewang sangalang garing, Pulau Katingan hilir, Tewang
malan, Katingan tengah sangalang garing, Pulau
Sanaman, mantikei, Petak malan, Katingan tengah
malai, Marikit, Katingan hulu, Sanaman mantikei, Petak
Bukit raya malai, Marikit, Katingan hulu
Penduduk
Berdasarkan data podes tahun 2008 dapat diketahui bahwa jumlah keluarga di wilayah
sekitar Sungai Kasongan adalah 133.189 KK, dimana 15% dari jumlah KK tersebut tinggal
di daerah bantaran sungai (19.978 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat air
(komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai
untuk memenuhi kebutuhan transportasi) di sekitar Sungai Kasongan terdapat di 12
Kecamatan (lihat tabel 3.36 dan gambar 3.70). Lebih lanjut berdasarkan data daerah
tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007) di ketahui terdapat 11
Kecamatan dan 92 desa yang di kategorikan tertinggal terletak di wilayah sekitar Sungai
Kasongan.
Tabel 3. 36 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Kasongan) yang Memiliki Keluarga
Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
No Sungai Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Wilayah terdapat Komunitas Dekat Wilayah sekitar sungai memiliki
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Air Desa Tertinggal
Kabupaten/ Jumlah Jumlah Jumlah
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kota Desa Desa Desa
1 Kasongan Katingan 5 12 12 91 11 92
Katingan kuala,
Katingan kuala, Mendawai,
Mendawai, Tasik
Tasik payawan, Katingan
payawan, Tewang
Katingan kuala, hilir, Tewang, sangalang
Sanggalang Garing,
Kamipang, Katingan garing, Pulau malan,
Pulau malan, Katingan
Hilir, Katingan Tengah, Katingan tengah, Sanaman
tengah, Sanaman
Marikt mantikei, Petak malai,
mantikei, Petak malai,
Marikit, Katingan hulu,
Marikit, Katingan hulu,
Bukit raya
Bukit Raya
* diatas 100 kk
Sungai Kasongan
Kabupaten : 1
Kecamatan : 13
Desa : 157
Desa Rawan banjir : 94
Gunung Mas
Barito Utara
Katingan
Keterangan Kapuas
Barito Selatan
Daerah Rawan
Palangkaraya
Banjir lamandau
Barito Timur
Sungai Berperan Besar Kota waringin Timur
Untuk Perhubungan
(Kelompok 2)
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Gambar 3. 70 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Kasongan) yang Memiliki
Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Sungai Kasongan
KK Bantaran Tinggi : 5 Kec , 12 Desa
KomunitasDekat Air :12 Kec, 91 Desa
Daerah tertinggal : 11 Kec, 92 Desa
Gunung Mas
Barito Utara
Keterangan
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar Sungai Kasongan
adalah sebagai berikut (gambar 3.71):
Kegiatan
Beberapa pusat kegiatan sekitar Sungai Kasongan adalah sebagai berikut (Gambar 3.72):
Gambar 3. 71 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai
Kasongan)
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal Sungai Kasongan
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai yang berperan dalam perhubungan (kelompok 2)
Gunung Mas
Barito Utara
Katingan
Kapuas
Barito Selatan
Palangkaraya
lamandau
Barito Timur
Kota waringin Timur
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai yang berperan dalam perhubungan (kelompok 2)
PKN
PKW
Pasar Tepi Sungai Gunung Mas
Industri
Daerah Wisata
Depo Pertamina Barito Utara
Pelsus Batubara
Bandar Udara
Pusat Penyebaran Katingan
Sekunder Karet
Pelabuhan Laut Sungai Kasongan Sawit Kapuas
Nasional Pasar Tepi Sungai : 10 Lokasi Barito Selatan
Pelabuhan Laut
Regional Palangkaraya
lamandau
Kayu Barito Timur
Kota waringin Timur
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Geografi
Wilayah sekitar Sungai Sampit yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan tetap
menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan berjumlah 14 kecamatan di
Kabupaten Kotawaringin Timur. Lebih lanjut terdapat wilayah sekitar Sungai Sampit yang
relatif masih rawan banjir, yaitu tersebar di 5 kecamatan (tabel 3.37 dan gambar 3.73).
Tabel 3. 37 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Sampit) dengan
Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah Dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Jumlah Jumlah
Kabupaten Jumlah Kecamtan Jumlah Kecamatan
Desa Desa
Kotawaringin
1 Sampit Timur 14 114 7 31
Mentaya hilir selatan, Bukit Satuei,
Pulau hanaut,
Mentaya hilir utara, Kota besi,
Mentawa baru/ketapang, Mentaya hilir
Cempaga Hulu, Parenggean,
utara, Kota besi, Telawang
Mentaya Hulu, Bukit Satuei,
Baamang, Seranau,
Antang Kalang
Cempaga, Cempaga hulu, Parenggean,
Mentaya hulu, antang Kalang
Penduduk
Berdasarkan data podes tahun 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar Sungai
Sampit adalah 70.739 KK, dimana 21% dari jumlah KK tersebut tinggal di daerah
bantaran sungai (14.855 KK). Diketahui pula terdapat pusat komunitas dekat air
(komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai
untuk memenuhi kebutuhan transportasi) di wilayah sekitar Sungai Sampit yang tersebar
di 12 Kecamatan (lihat tabel 3.38 dan gambar 3.74). Lebih lanjut berdasarkan data
daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007) di ketahui
terdapat 14 Kecamatan dan 53 desa tertinggal di wilayah sekitar Sungai Sampit.
Tabel 3. 38 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Sampit) yang
Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa
Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Keluarga Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai memiliki Desa
Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air Tertinggal
No Sungai
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Desa Desa Desa
1 Sampit Kotawaringin Timur 12 50 6 25 14 53
Mentaya hilir selatan, Pulau Hanaut, Mentaya hilir selatan, Bukit
Mentawa baru/ketapang, Kota Besi, Satuei, Pulau hanaut,
Mentaya hilir utara, Kota Seranau, Mentawa baru/ketapang,
besi, Telawang Mentaya Hulu, Mentaya hilir utara, Kota besi,
Catt. * diatas Baamang, Seranau, Bukit Satue, Telawang
100 KK Cempaga, Cempaga hulu, Antang Kalang Baamang, Seranau,
Parenggean, Mentaya hulu, Cempaga, Cempaga hulu,
antang Kalang Parenggean, Mentaya hulu,
antang Kalang
Gambar 3. 73 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Sampit) dengan
Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Sungai Sampit
Kabupaten : 1
Kecamatan : 14
Desa : 114
Desa Rawan Banjir : 31
Gunung Mas
Barito Utara
Katingan
Keterangan Kapuas
Barito Selatan
Daerah Rawan
Palangkaraya
Banjir lamandau
Barito Timur
Sungai BerperanBesar Kota waringin Timur
Untuk Perhubungan
(Kelompok 3)
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Gambar 3. 74 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Sampit) yang Memiliki
Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Sungai Sampit
KK Bantaran Tinggi : 12 Kec, 50 Desa
Komunitas Dekat Air : 6 Kec, 25 Desa
Daerah tertinggal : 14 Kec, 53 Desa
Gunung Mas
Barito Utara
Keterangan
Daerah Rawan
Katingan
Banjir
Kapuas
Kecamatan Tertinggal Barito Selatan
Komunitas Dekat Air Palangkaraya
Jumlah Keluarga Bantaran lamandau
Barito Timur
Sungai Relatif Tinggi
Sungai BerperanBesar Kota waringin Timur
Untuk Perhubungan
(Kelompok 3)
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar Sungai Sampit adalah
sebagai berikut (gambar 3.75):
Kegiatan
Beberapa pusat kegiatan sekitar Sungai Sampit adalah sebagai berikut (gambar 3.76):
PKW: Sampit;
PKL : Cempaga, Kota Besi, dan Bukit Santuei;
Pasar permanen dan semi permanen di pinggir sungai terdapat di Mentaya Hilir
Selatan (1 Lokasi), Pulau Hanaut (1 lokasi), Mentawa Baru/Ketapang (3 Lokasi),
Mentaya Hilir Utara (4 lokasi), Baamang (1 lokasi), Seranau (1 lokasi), Cempaga (6
lokasi), Cempaga Hulu (4 lokasi), Bukit Satuei (1 lokasi), dan Antang Kalang (2
lokasi);
Kegiatan industri yang terdapat di Kabupaten Kotawaringin Timur adalah:
- Industri Karet;
- Industri Kayu; dan
- Industri Pangan;
Dua pelabuhan laut regional (Sampit dan Samuda) dan satu bandar udara bukan
pusat penyebaran (H.Asan-Sampit). Disamping itu juga terdapat pelabuhan khusus
CPO di Desa Bagendang Sampit, depo pertamina di Sampit, serta 11 dermaga
sungai.
Gambar 3. 75 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Sampit)
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Yang berperan dalam perhubungan Kelompok tiga
Gunung Mas
Barito Utara
Sawit
Katingan
Kapuas
Barito Selatan
Palangkaraya
lamandau
Barito Timur
Kota waringin Timur
Karet
Karet
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Tanaman
Karet
Pangan
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai yang berperan Dalam Perhubungan Kelompok Tiga
Pelabuhan Laut
Nasional
Karet
Regional/ Lokal Kotawaringin Seruyan Sawit
Barat
Tanaman
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan Peruntuhan
Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral),
Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Geografi
Wilayah sekitar Sungai Seruyan yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan tetap
menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan berjumlah 5 kecamatan di
Kabupaten Seruyan. Lebih lanjut terdapat wilayah sekitar Sungai Seruyan yang relatif
masih rawan banjir, yaitu tersebar di 3 kecamatan (tabel 3.39 dan gambar 3.77).
Tabel 3. 39 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Seruyan) dengan
Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah Dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Jumlah Jumlah
Kabupaten Jumlah Kecamtan Desa Jumlah Kecamatan Desa
1 Seruyan Seruyan 5 86 3 17
Seruyan hilir, Danau
sembuluh, Hanau, Seruyan Seruyan hilir, Danau
tengah, Seruyan hulu sembuluh, Hanau
Penduduk
Berdasarkan data podes tahun 2008 dapat diketahui bahwa jumlah keluarga di wilayah
sekitar Sungai Seruyan adalah sebanyak 20.624 KK, dimana 24 % dari jumlah KK
tersebut tinggal di daerah bantaran sungai (4.949 KK). Diketahui pula pusat komunitas
dekat air di wilayah sekitar Sungai Seruyan (komunitas yang banyak menggantungkan
pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi)
tersebar di 3 kecamatan dan 12 desa (tabel 3.40 dan gambar 3.78). Lebih lanjut
berdasarkan data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,
2007) diketahui terdapat 5 Kecamatan dan 38 desa yang di kategorikan tertinggal
terletak di wilayah sekitar Sungai Seruyan.
Tabel 3. 40 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Seruyan) yang
Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa
Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik
No Sungai Wilayah terdapat Wilayah sekitar sungai
memiliki Jumlah Keluarga Bantaran Sungai
Komunitas Dekat Air memiliki Desa Tertinggal
Relatif Tinggi*
Kabupaten/ Jumlah Jumlah Jumlah
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kota Desa Desa Desa
1 Seruyan Seruyan 4 11 3 7 5 38
Seruyan hilir, Danau Seruyan hilir,
Danau sembuluh, Danau sembuluh,
sembuluh, Hanau, Hanau, Seruyan
Hanau, Seruyan Seruyan hulu tengah, Seruyan
Tengah hulu
* diatas 100 KK
Sungai Seruyan
Kabupaten : 1
Kecamatan : 5
Desa : 86
Desa Rawan Banjir : 17
Gunung Mas
Barito Utara
Katingan
Keterangan Kapuas
Barito Selatan
Daerah Rawan
Banjir Palangkaraya
Sungai Berperan Besar lamandau
Untuk Perhubungan Barito Timur
(Kelompok4)
Kota waringin Timur
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sungai Seruyan
KK Bantaran Tinggi : 4 Kec , 11 Desa
Komunitas Dekat Air : 3 Kec, 7 Desa
Daerah tertinggal : 5 Kec, 38 Desa
Gunung Mas
Barito Utara
Keterangan
Daerah Rawan
Banjir Katingan
Kecamatan Tertinggal Kapuas
Komunitas Dekat Air Barito Selatan
Jumlah Keluarga Bantaran Palangkaraya
Sungai Relatif Tinggi lamandau
Sungai BerperanBesar Barito Timur
Untuk Perhubungan
Kota waringin Timur
(Kelompok 4)
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar Sungai Seruyan adalah
sebagai berikut (gambar 3.79):
Kegiatan
Pelabuhan laut regional Kuala Pembuang dan bandar udara bukan pusat penyebaran
(Kuala Pembuang), serta 7 dermaga sungai.
Gambar 3. 79 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai
Seruyan)
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan (Kelompok 4)
Gunung Mas
Barito Utara
Kayu
Katingan
Kapuas
Barito Selatan
Palangkaraya
lamandau
Barito Timur
Kota waringin Timur
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan (Kelompok 4)
PKN
PKW Sungai Seruyan
PKL Pasar tepi Sungai :Gunung
2 Lokasi Mas
Pasar Tepi Sungai Karet
Industri Barito Utara
Kayu
Daerah Wisata
Depo Pertamina
Pelsus Batubara
Bandar Udara Katingan
Pusat Penyebaran Kapuas
Sekunder Barito Selatan
Pelabuhan Laut
Nasional Palangkaraya
Pelabuhan Laut lamandau
Barito Timur
Regional
Kayu Kota waringin Timur
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sawit
Pangan
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Geografis
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 2 (dua)
kabupaten/ kota di Kalimantan Tengah. Lebih lanjut terdapat beberapa wilayah yang
relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini, penjelasan lebih rinci dapat dilihat
pada tabel 3.41 dan gambar 3.81.
Tabel 3. 41 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai Kumai, Lamandau,
dan Arut) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah Dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Jumlah Jumlah
No Sungai Kabupaten Jumlah Kecamtan Desa Jumlah Kecamatan Desa
1 Sungan Kumai Kotawaringin Barat 1 2
Kumai
Sungai Arut Kotawaringin Barat 1 15 3 3
Arut Selatan Arut Utara, Arut Selatan
Sungai Lamandau Kotawaringin Barat 1 5 1 3
Kotawaringin Lama Kotawaringin Lama,
Lamandau 2 49 5 25
Delang, Bulik, Bulik Timur, Belantikan Raya,
Lamandau, Belantikan Lamandau, Bulik, Bulik
Raya, Batangkawa. Timur
Peduduk
Berdasarkan data podes tahun 2008 dapat diketahui bahwa jumlah keluarga di wilayah
sekitar Sungai Kumai, Lamandau, dan Arut adalah 11.964 KK, dimana 35% dari jumlah
KK tersebut tinggal di bantaran sungai (4.067 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat
air terdapat di 9 kecamatan (tabel 3.42 dan gambar 3.82). Lebih lanjut berdasarkan data
daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007) di ketahui
terdapat 4 Kecamatan dan 31 desa yang di kategorikan tertinggal terletak di wilayah
sekitar sungai kelompok ini.
Tabel 3. 42 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai Kumai, Lamandau, dan Arut)
yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Keluarga Wilayah sekitar sungai
Wilayah terdapat Komunitas Dekat Air
Bantaran Sungai Relatif Tinggi* memiliki Desa Tertinggal
No Sungai
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Desa Desa Desa
1 Sungai Kumai Kotawaringin Barat 1 2 1 2
Kumai Kumai
2 Sungai Arut Kotawaringin Barat 2 3 1 3 2 22
Arut Selatan, Arut Utara Arut Selatan Arut Selatan, Arut
Utara
3 Sungai Lamandau Lamandau 5 21 2 6 1 7
Bulik, Bulik Timur, Lamandau, Bulik, Bulik Timur, Belantika Batangkawa
Belantikan Raya, Betangkawa Raya, Batangkawa
Kotawaringin Barat 1 4
Kotawaringin Lama
* diatas 100 KK
Lamandau
Kabupaten : 2
Kecamatan : 7 Arut
Desa : 54 Kabupaten : 1
Desa Rawan Banjir : 28 Kecamatan : 1
Desa : 15
Desa Rawan Banjir : 3
Gunung Mas
Barito Utara
Katingan
Keterangan Kapuas
Barito Selatan
Daerah Rawan
Palangkaraya
Banjir lamandau
Barito Timur
Sungai Berperan Besar Kota waringin Timur
Untuk Perhubungan
(Kelompok 5)
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Kumai
Kabupaten : 1
Kecamatan : 1
Desa : 2
Desa Rawan Banjir : 3
Gambar 3. 82 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai Kumai, Lamandau, dan
Arut) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan
Desa Tertinggal
Sungai Lamandau
KK Bantaran Tinggi : 2 Kec , 44 Desa
Sungai Arut
Komunitas Dekat Air : 4 Kec, 9 Desa
Daerah tertinggal : 1 Kec, 7 Desa KK Bantaran Tinggi : 2 Kec , 3 Desa
Komunitas Dekat Air : 1 Kec, 3 Desa
Daerah tertinggal : 2 Kec, 22 Desa
Gunung Mas
Barito Utara
Keterangan
Daerah Rawan
Katingan
Banjir
Kapuas
Kecamatan Tertinggal Barito Selatan
Komunitas Dekat Air Palangkaraya
Jumlah Keluarga Bantaran lamandau
Barito Timur
Sungai Relatif Tinggi
Sungai Berperan Besar Kota waringin Timur
Untuk Perhubungan
(Kelompok 5)
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sungai Kumai
KK Bantaran Tinggi : 1 Kec , 2 Desa
Daerah tertinggal : 1 Kec, 2 Desa
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar Sungai Kumai,
Lamandau, dan Arut adalah sebagai berikut (gambar 3.83):
Kegiatan
Beberapa pusat kegiatan sekitar Sungai Kumai, Lamandau, dan Arut adalah sebagai
berikut (gambar 3.84):
Gambar 3. 83 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai
Kumai, Lamandau, dan Arut)
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan (Kelompok 5)
Gunung Mas
Barito Utara
Katingan
Kapuas
Barito Selatan
Palangkaraya
lamandau
Barito Timur
Sawit
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sawit
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan (Kelompok 5)
PKN
PKN
PKW
PKW
Pasar
Pasar TepiTepi Sungai
Sungai Gunung Mas
Industri
Industri Sungai Lamandau
Daerah
DaerahWisata
Wisata Pasar Tepi sungai : 6 Lokasi
Depo Pertamina Barito Utara
DepoPertamina
Pelsus Batubara
PelsusBatubara
Bandar Udara
Bandar Udara
Pusat Penyebaran Katingan
Pusat Penyebaran
Sekunder
Sekunder
Tersier
Sungai Arut
Pelabuhan Laut
Bandar Udara
Kapuas
Pasar Tepi Sungai : 2 Lokasi Barito Selatan
Nasional
BukanPusat
Tersier
Pelabuhan
Penyebaran Laut
Regional Palangkaraya
PelabuhanLaut lamandau
Nasional Barito Timur
PelabuhanLaut
Sawit
Sungai Kumai
Pasar Tepi Sungaii : 2 Lokasi
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Geografi
Wilayah sekitar Sungai Jelai (khusus di wilayah Kal-Teng) yang memiliki akses ke alur
sungai utama baik dan tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan
tersebar di 5 (lima) kecamatan. Di wilayah sekitar Sungai Jelai masih terdapat wilayah
yang relatif rawan banjir, yaitu di Kecamatan Sukamara, Permata Kecubung, dan Balai
Riam (lihat tabel 3.43 dan gambar 3.85).
Tabel 3. 43 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Jelai) dengan
Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Wilayah Dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Kabupaten Jumlah Kecamtan Jumlah Jumlah Kecamatan Jumlah
Desa Desa
1 Jelai Sukamara 5 16 3 5
Jelai, Pantai Luci Sukamara, Permata
Sukamara, Permata, Kecubung, Balai Riam
Kecubung, Balai Riam
Penduduk
Berdasarkan data podes tahun 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
Jelai adalah 5.105 KK, dimana 30 % dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai
(1.531 KK). Di wilayah sekitar sungai Jelai terdapat pusat komunitas dekat air (komunitas
yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai untuk
memenuhi kebutuhan transportasi) yang tersebar di 1 Kecamatan (lihat tabel 3.44 dan
gambar 3.86).
Tabel 3. 44 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Jelai) yang
Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa
Tertinggal
No Sungai Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Dekat Air memiliki Desa Tertinggal
Tinggi*
Kabupaten/ Kecamatan Jumlah Kecamatan Jumlah Desa Kecamatan Jumlah Desa
Kota Desa
1 Jelai Sukamara 2 4 1 1
Sukamara Sukamara
* diatas 100 KK
Gambar 3. 85 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Jelai) dengan
Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Jelai
Kabupaten : 1 Gunung Mas
Kecamatan : 5
Desa : 16 Barito Utara
Desa Rawan Banjir : 5
Katingan
Keterangan Kapuas
Barito Selatan
Daerah Rawan
Palangkaraya
Banjir lamandau
Barito Timur
Sungai Berperan Besar
Untuk Perhubungan Kota waringin Timur
(Kelompok 6)
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Gambar 3. 86 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Jelai) yang Memiliki
Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Sungai Jelai
KK Bantaran Tinggi : 2 Kec , 4 Desa
Komunitas Dekat Air : 1 Kec, 1 Desa
Gunung Mas
Barito Utara
Keterangan
Sumber: Podes 2008, Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar Sungai Jelai (khusus di
wilayah Kal-Teng) adalah sebagai berikut (gambar 3.87):
Daerah penghasil tanaman pangan terdapat di Kecamatan Balai Riam dan Jelai;
Daerah penghasil ternak terdapat di Kecamatan Sukamara dan Kecamatan Balai
Riam;
Daerah penghasil karet terdapat di Kecamatan Balai Riam dan Kecamatan
Sukamara;
Daerah pengasil sawit terdapat di Kecamatan Balai Riam.
Kegiatan
Beberapa pusat kegiatan sekitar Sungai Jelai adalah sebagai berikut (gambar 3.88):
Gambar 3. 87 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai
Jelai)
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai BerperanBesar Untuk Perhubungan (Kelompok 6)
Gunung Mas
Barito Utara
Katingan
Kapuas
Barito Selatan
Palangkaraya
lamandau
Barito Timur
Kota waringin Timur
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sawit
Tanaman
Pangan
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Tinggi
Penghasil Perikanan Darat
Kecamatan Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan (Kelompok 6)
PKN
PKW
Gunung Mas
PKL
Pasar Tepi Sungai
Industri Barito Utara
Daerah Wisata Sungai Seruyan
Depo Pertamina Pasar Tepi Sungai : 3 Lokasi
PelsusBatubara
Bandar Udara Katingan
Pusat Penyebaran Kapuas
Tersier
Sekunder Barito Selatan
Pelabuhan Laut
Nasional Palangkaraya
Pelabuhan Laut lamandau
Barito Timur
Regional
Kota waringin Timur
Kotawaringin Seruyan
Barat
Sukamara Pulang Pisau
Sawit
Tanaman
Pangan
Sumber: Podes 2008, RTRWN 2008, regionalinvestment.com (BKPM), Peta Pemanfaatan dan Perubahan
Peruntuhan Kehutanan (Departemen Kehutanan), Statistik Pertambangan 2009 (Kementerian Energi dan
Sumber Daya Mineral), Data Desa Tertinggal (KPDT, 2007), dan hasil kajian teknis DLLASDP
C. Kalimantan Timur
Berdasarkan hasil kajian teknis DLLASDP tahun 2007 data PODES tahun 2008 diketahui
sungai-sungai yang berperan besar dalam perhubungan di Kalimantan Timur ini adalah
sungai: Kerang, Sawu, Punut, Mahakam, Perak, Pedahan, Kedang Kepala, Bungalun,
Berau, Segah, Kayan, Sekata, Malinau, Sesayap, Sembakung, dan Sebuku.
Sungai Sembakung
Nunukan
TanaTidung
Sungai Sesayap
Sungai Sebuku
Tarakan
Sungai Sekata
Bulungan Sungai Malinau
Sungai Kembalon
KutaiTimur
Sungai Bungalun
Sungai Mahakam KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Sungai Pedahan
Sungai Punut
Legenda Paser
Sungai Berperan Besar Dalam Perhubungan (Kelompok 1)
1. Situasi Lingkungan Kelompok Satu: Sungai Kerang, Sungai Sawu, dan Sungai
Punut.
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 1 (Satu)
kabupaten/ kota di Kalimantan Timur (lihat tabel 3.45 dan gambar 3.90). Lebih lanjut
terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini, yaitu Kabupaten
Paser tepatnya di Kecamatan Pasir Belekong, Kecamatan Tanah Grogot, Kecamatan Long
Kali, dan Kecamatan Long Ikis.
Tabel 3. 45 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Kerang, Sawu, dan
Punut) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah dengan Akses ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
N
Sungai Kabupaten/ Jumlah Jumlah
o Kecamatan Kecamatan
Kota Desa Desa
1 Kerang Paser 1 4
Batu Engau
Total 1 1 4 0 0
2 Sawu Paser 2 9 2 2
Pasir Belekong, Pasir Belekong,
Tanah Grogot Tanah Grogot
Total 1 2 9 2 2
3 Punut Paser 3 40 2 2
Long Ikis, Long Long Ikis, Long
Kali, Batu Sopang Kali
Total 1 3 40 2 2
Gambar 3. 90 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Kerang, Punut,
dan Sawu) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
Sungai Punut
Kabupaten : 1
KutaiBarat Bontang Kecamatan : 3
KutaiKartanegara Desa : 40
Desa Rawan Banjir : 2
PenajemPaserUtara Balikpapan
Paser
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok satu (Sungai Kerang, Sungai Sawu, dan Sungai Punut) adalah 3.912 KK,
dimana 21,85% dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (855 KK). Diketahui
pula pusat komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan pada
pelayanan lalu-lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat
di 1 kabupaten yaitu Kabupaten Paser di Kecamatan Tanah Grogot sebanyak 2 desa.
Lebih lanjut berdasarkan data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal, 2007) di ketahui tidak terdapat desa yang di kategorikan tertinggal di wilayah
sekitar sungai kelompok satu ini (lihat tabel 3.46 dan gambar 3.90).
Tabel 3. 46 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Kerang, Punut, dan
Sawu) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air,
dan Desa Tertinggal
*diatas 100 KK
Gambar 3. 91 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Kerang, Punut, dan
Sawu) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air,
dan Desa Tertinggal
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
Sungai Punut
KK Bantaran Tinggi: 2 Kecamatan 2 desa
Komunitas Dekat Air : 0
KutaiBarat Bontang Desa Tertinggal : 0
KutaiKartanegara
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar sungai kelompok satu
(Sungai Kerang, Punut, dan Sawu) adalah sebagai berikut (gambar 3.92):
Daerah penghasil karet terdapat di Kecamatan Long Kali dan Kecamatan Long Ikis;
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kecamatan Tanah Grogot dan
Long Kali;
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui wilayah sekitar sungai-sungai
kelompok satu (Sungai Kerang, Punut, dan Sawu) memiliki pusat-pusat kegiatan sebagai
berikut (gambar 3.93):
Gambar 3. 92 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai
Kerang, Punut, dan Sawu)
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
Sungai Punut
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Sungai Kerang
Sungai Sawu
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Tanaman
Pangan
Karet
Paser
Kayu
Sawit
Karet
Kayu Coal
Legenda Tanaman
Pangan
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Sawit
Kayu
Gambar 3. 93 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Kerang, Punut,
dan Sawu)
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
Sungai Punut
Pasar Tepi Sungai :
2 Lokasi
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Sungai Sawu
Pasar Tepi Sungai :
1 Lokasi
PKN Samarinda
PKW
Pasar Tepi Sungai
Industri
Daerah Wisata
Depo Pertamina Balikpapan
Pelsus Batubara PenajemPaserUtara
Tanaman
Pangan
Bandar Udara Pusat Karet
Penyebaran Sekunder
Pelabuhan Laut Paser
Sawit
Kayu
Sawit
Karet
Nasional
Karet
Coal
Legenda Sawit
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif Sawit
2. Situasi Lingkungan Kelompok Dua: Sungai Mahakam, Perak, Pedahan, dan Kedang
Kepala
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 5 (lima)
kabupaten/ kota di Kalimantan Timur (lihat tabel 3.47 dan gambar 3.94). Lebih lanjut
terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini, yaitu Kabupaten
Kutai Barat, Kabupaten Malinau, Kabupaten Kartanegara, dan Kabupaten Kutai Timur.
Tabel 3. 47 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Mahakam, Perak,
Pedahan, dan Kedang Kepala) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan
Banjir
Wilayah dengan Akses ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Sungai Kabupaten/ Jumlah Jumlah
No
Kota Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 Mahakam Balikpapan 1 1
Balikpapan Barat
Kutai Barat 15 99 8 53
Bongan, Panyinggahan, Muara Pahu, Siluq Jempang, Penyinggahan,
Ngurai, Barong Tongkok, Melak, Manor Melak, Manor Bulatn, Long
Bulatn, Long Iram, Tering, Long Hubung, Iram, Tering, Laham, Long
Laham, Long Bangun, Long Pahangai, Long Bangun
Apari, Jempang
Kutai
Kartanegara 11 74 2 15
Sanga-Sanga, Muara Jawa, Semboja, Loa Kota Bangun, Tenggarong
Kulu, Loa Janan, Muara Wis, Muara Muntai,
Tenggarong, Muara Badak, Marang Kayu,
Tenggarong Seberang
Malinau 10 44 4 15
Kayan Hulu, Kayan Hilir, Sungai Boh, Kayan Kayan Hilir, Malinau Selatan,
Selatan, Malinau Kota, Malinau Selatan, Malinau Barat, Malinau
Malinau Barat, Malinau Utara, Mentarang, Utara
Mentarang Hulu
Total 4 37 218 14 83
2 Perak Kutai Barat 2 14 1 5
Muara Lawa,Damai, Damai
Total 1 2 14 1 5
Kutai
3 Pedahan Kartanegara 3 32 3 17
Kenohan, Kembang
Kenohan, Kembang Janggut, Tabang Janggut, Tabang
Total 1 3 32 3 17
Kedang Kutai
4 Kepala Kartanegara 1 13 1 2
Muara Kaman Muara Kaman
Kutai Timur 6 36 4 16
Muara Ancalong, Busang,
Muara Ancalong, Busang, Telen, Muara Muara Wahau, Muara
Wahau, Muara Bengkal, Batu Ampar Bengkal
Total 2 7 49 4 18
Gambar 3. 94 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Mahakam, Perak,
Pedahan, dan Kedang Kepala) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah
Rawan Banjir
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Sungai Mahakam
Kabupaten : 4 Bulungan
Kecamatan : 37 Sungai KedangKepala
Desa: 218 Kabupaten : 2
Desa Rawan Banjir: 83 Malinau Kecamatan : 7
Desa: 49
Desa Rawan Banjir: 18
Sungai Perak
Kabupaten : 1 Berau
Kecamatan : 2
Desa: 14
Sungai Pedahan
Desa Rawan Banjir: 5
Kabupaten : 1
Kecamatan : 3
Desa: 32
Desa Rawan Banjir: 17
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok dua (Sungai Mahakam, Perak, Pedahan, dan Kedang Kepala) adalah 11.307
KK, dimana 50,82% dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (5.746 KK).
Diketahui pula pusat komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan
pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi)
terdapat di Kabupaten Kutai Barat, Kabupaten Kutai Kartanegara, dan Kutai Timur.
Berdasarkan data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,
2007) diketahui tidak terdapat desa yang di kategorikan tertinggal di wilayah sekitar
sungai kelompok dua ini (lihat tabel 3.48 dan gambar 3.95)
Tabel 3. 48 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Mahakam, Perak,
Pedahan, dan Kedang Kepala) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi,
Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah sekitar sungai
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Wilayah terdapat
memiliki Desa
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Komunitas Dekat Air
No Sungai Tertinggal
Kabupaten/ Jumlah Jumlah Jumlah
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kota Desa Desa Desa
1 Mahakam Kutai Barat 10 19 1 4
Bongan, Jempang, Long Iram
Panyinggahan, Muara Pahu,
Melak, Tering, Laham,
Manor Bulatn, Long Iram,
Long Bangun
Kutai
Kartanegara 7 40 1 3
Sanga-Sanga, Semboja, Muara Wis
Loa Kulu, Loa Janan, Muara
Wis, Muara Muntai,
Tenggarong
Total 2 17 59 2 7 0 0
2 Perak Kutai Barat 1 3 1 2
Muara Lawa Damai
Total 1 1 3 1 2 0 0
Kutai
3 Pedahan Kartanegara 3 12 2 3
Kembang Janggut, Kenohan,
Kenohan, Tabang Tabang
Total 1 3 12 2 3 0 0
Kedang Kutai
4 Kepala Kartanegara 1 10 1 6
Muara
Muara Kaman Kaman
Kutai Timur 5 10 2 2
Muara
Muara Anclong, Muara Ancalong,
Wahau, Muara Bengkal, Muara
Busang, Telen Bengkal
Total 2 6 20 3 8 0 0
*diatas 100 KK
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Sungai Mahakam
KK Bantaran Tinggi:17 kecamatan 59 desa Bulungan
Komunitas Dekat Air: 2 kecamatan 7 desa
Desa Tertinggal : 0
Malinau Sungai Kedang Kepala
KK Bantaran Tinggi: 6 Kecamatan 20 desa
Komunitas Dekat Air: 3 kecamatan 8 desa
Desa Tertinggal : 0
Sungai Perak
KK Bantaran Tinggi: 1 kecamatan 3desa
Berau
Komunitas Dekat Air: 1 kecamatan 2 desa
Desa Tertinggal : 0
KutaiTimur
Sungai Pedahan
KK Bantaran Tinggi: 3 Kecamatan 12 desa
Komunitas Dekat Air: 2 Kecamatan 3 desa
Desa Tertinggal : 0
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar sungai kelompok dua
(Sungai Mahakam, Perak, Pedahan, dan Kedang Kepala ) adalah sebagai berikut (gambar
3.96):
Daerah penghasil karet terdapat di Kabupaten Kutai Barat (Kecamatan Bongan dan
Barong Tongkok), Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Kota Bangun).
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Kutai Barat
(Kecamatan Manor Bulatn, Long Iram, Long Bangun, Laham, Long Pahangai),
Kabupaten Kutai Kartanegara (Kecamatan Muara Muntai, Kembang Janggut, dan
Tabang) Kabupaten Kutai Timur (Kecamatan Muara Bengkal, Batu Ampar, Busang,
dan Muara Wahau), Kabupaten Malinau (Kayan Selatan).
Daerah penghasil ternak terdapat Kecamatan Damai, Kecamatan Muara Kaman, dan
Kecamatan Muara Wis.
Gambar 3. 96 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai
Mahakam, Perak, Pedahan, dan Kedang Kepala)
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Sungai Pedahan
Malinau
Sungai Mahakam
Berau Sungai Kedang Kepala
Kayu
Kayu
Kayu
Sawit
Sawit
Kayu
Kayu Tanaman
KutaiTimur
Kayu
Pangan
Sawit
Kayu
Kayu
Tanaman Tanaman
Pangan Pangan
Kayu
Tanaman Sungai Pedahan
Pangan Tanaman
KutaiBarat PanganBontang
Kayu
KutaiKartanegara
Tanaman
Karet Coal
Pangan
Karet
Samarinda
Karet
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 2)
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok
Dua (Sungai Mahakam, Perak, Pedahan, dan Kedang Kepala) memiliki kegiatan yang
ramai dengan adanya pusat-pusat kegiatan sebagai berikut (gambar 3.97):
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Tarakan
Bulungan
Sungai Pedahan
Pas ar Tepi Sungai : 1 lokas i Malinau
Sungai Mahakam
Pas ar Tepi Sungai : 16 lokasi Berau
Sungai Kedang Kepala
Pasar Tepi Sungai
Sungai : 6 lokasi
Kedang Kepala
Kayu
Pas ar Tepi Sungai : 6 lokas i
Kayu
Kayu
Sawit
Sawit sawit
Kayu
KutaiTimur
Kayu Tanaman
Kayu
Pangan
Sawit Sungai Pedahan
Pas ar Tepi Sungai : 5 lokas i
Kayu
Kayu
Tanaman Tanaman
Pangan Pangan
Kayu Sungai Pedahan
Kayu Pas ar Tepi Sungai : 5 lokas i
KutaiBarat Tanaman Bontang
Pangan
Pangan Tanaman
sawit
KutaiKartanegara Pangan
Karet
Kayu
PKN Pangan
Tanaman
PKW Karet Coal Pangan
Kayu Kayu
Pasar Tepi Sungai vcv
Coal
Industri Karet
Daerah Wisata
Depo Pertamina Samarinda
Pelsus Batubara
Pangan
vcv
Penyebaran Primer
Bandar Udara Pusat
Penyebaran Sekunder Balikpapan
PenajemPaserUtara
Pelabuhan Laut
Internasional
Pelabuhan Laut
Nasional Paser
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 2)
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 1 (satu)
kabupaten/kota di Kalimantan Timur yakni Kabupaten Kutai Timur (lihat tabel 3.49 dan
gambar 3.98). Lebih lanjut terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai
kelompok ini, yaitu Kabupaten Kutai Timur tepatnya di Kecamatan Bengalon,
Sangkulirang, Sandaran, dan Karangan.
Tabel 3. 49 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Bungalun dan
Kembalon) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah dengan Akses ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Sungai Kabupaten/ Jumlah Jumlah
No
Kota Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 Bungalun Kutai Timur 2 9 1 6
Bengalon,Sengata Selatan Bengalon
Total 1 2 9 1 6
2 Kembalon Kutai Timur Sangkulirang, Sandaran, Karangan Sangkulirang, Sandaran, Karangan
Total 1 3 18 3 10
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok tiga (Sungai Bungalun dan Kembalon) adalah 5.658 KK, dimana 33,24% dari
jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (1.881 KK). Diketahui pula pusat
komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di 1 kabupaten
yaitu tepatnya di Kecamatan Sangkulirang dan Sandaran sebanyak 3 desa. Lebih lanjut
berdasarkan data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,
2007) di ketahui tidak terdapat desa yang di kategorikan tertinggal di wilayah sekitar
sungai kelompok ini (lihat Tabel 3.50 dan gambar 3.99).
Tabel 3. 50 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Bungalun dan Kembalon) yang
Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Sandaran
Total 1 2 3 2 3
*diatas 100 KK
Gambar 3. 98 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Bungalun dan
Kembalon) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Sungai Kembalon
Malinau Kabupaten : 1
Sungai Bungalun
Kabupaten : 1 Kecamatan : 3
Kecamatan : 2 Desa: 18
Desa: 9 Desa Rawan Banjir: 10
Desa Rawan Banjir: 6
Berau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Gambar 3. 99 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Bungalun dan Kembalon)
yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa
Tertinggal
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
Sungai Bungalun
KK Bantaran Tinggi: 1 Kecamatan 1desa
Komunitas Dekat Air : 0
Desa Tertinggal : 0
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Sungai Kembalon
KK Bantaran Tinggi: 2 Kecamatan 3desa
Komunitas Dekat Air : 0
Desa Tertinggal : 0
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar sungai kelompok tiga
(Sungai Bungalun dan Kembalon) adalah sebagai berikut (gambar 3.100):
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kecamatan Sandaran dan
Kecamatan Sangkulirang;
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui pusat-pusat kegiatan di
wilayah sekitar sungai kelompok Tiga (Sungai Bungalun dan Kembalon) sebagai berikut
(gambar 3.101):
Gambar 3. 100 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai
Bungalun dan Kembalon)
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
Tanaman
Pangan
Kayu
Sungai Bungalun
Karet
Kayu
Tanaman
Karet
KutaiTimur
Pangan
KutaiBarat Sungai
BontangKembalon
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 3)
Gambar 3. 101 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Bungalun dan
Kembalon)
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Bulungan
Malinau
Sungai Bungalun
Pasar Tep i Sungai: 1 Lo kasi
Berau
Tanaman
Pangan
Kayu
Karet
Kayu
Tanam an
Karet
Pangan
Sawit KutaiTimur
Karet
Kayu
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
PKN
Samarinda
PKW
Pasar Tepi Sungai
Industri
Daerah Wisata
Depo Pertamina Balikpapan
Pelsus Batubara PenajemPaserUtara
Bandar Udara Pusat
Penyebaran Sekunder
Pelabuhan Laut Paser
Nasional
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 3)
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 1 (satu)
kabupaten/ kota di Kalimantan Timur, yaitu Kabupaten Berau (lihat tabel 3.51 dan
gambar 3.102). Tidak terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai
kelompok empat ini.
Tabel 3. 51 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Berau, dan
Segah) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah dengan Akses ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Sungai Kabupaten/
No
Kota Kecamatan Jumlah Desa Kecamatan Jumlah Desa
1 Berau Berau 1 7 0 0
Kelay
Total 1 1 7 0 0
2 Segah Berau 5 21 0 0
Tabalar, Pulau Derawan,
Sambaliung, Gunung Tabur, Segah
Total 1 5 21 0 0
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok empat (Sungai Berau dan Segah) adalah 6.390 KK, dimana 18,80% dari jumlah
KK tersebut tinggal di bantaran sungai (1.201 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat
air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan
sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di Kabupaten Berau yaitu di
Kecamatan Tabalar, Pulau Derawan, dan Kecamatan Segah yakni sebanyak 4 desa. Lebih
lanjut berdasarkan data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah
Tertinggal, 2007) diketahui terdapat sebanyak 24 desa di Kabupaten Berau yang di
kategorikan tertinggal di wilayah sekitar sungai kelompok ini (lihat tabel 3.52 dan gambar
3.103).
Tabel 3. 52 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Berau dan Segah)
yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa
Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik
Wilayah terdapat Wilayah sekitar sungai
memiliki Jumlah Keluarga Bantaran
Komunitas Dekat Air memiliki Desa Tertinggal
No Sungai Sungai Relatif Tinggi*
Kabupaten/ Jumlah Jumlah Jumlah
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kota Desa Desa Desa
1 Berau Berau 1 5
Kelay
Total 1 0 0 0 0 1 5
2 Segah Berau 3 4 3 4 5 19
*diatas 100 KK
Gambar 3. 102 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Berau dan
Segah) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Nunukan
Sungai Segah
Kabupaten : 1
Sungai Berau TanaTidung Kecamatan : 5
Kabupaten : 1 Desa: 21
Kecamatan : 1 Desa Rawan Banjir: 0
Desa: 7
Desa Rawan Banjir: 0 Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Gambar 3. 103 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Berau dan Segah)
yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa
Tertinggal
Nunukan
Sungai Segah
KK Bantaran Sungai : 4
Sungai Berau Komunitas Dekat Air : 4
KK Bantaran Sungai : 0 Desa Tertinggal: 19
Komunitas Dekat Air : 0
TanaTidung
Desa Tertinggal: 5 Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar sungai kelompok empat
(Sungai Berau dan Segah) adalah sebagai berikut (gambar 3.104):
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Berau (Kecamatan
Segah, Kelay, Gunung Tabur, dan Tanjung Redeb);
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui pusat-pusat kegiatan di
wilayah sekitar sungai kelompok empat (Sungai Berau dan Segah) sebagai berikut
(gambar 3.105):
Gambar 3. 104 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat
(Sungai Berau dan Segah)
Nunukan
TanaTidung
Sungai Segah
Bulungan
Malinau
Coal
Tanaman
Kayu
Pangan
Sawit
Kayu
Berau
Kayu
Tanaman
Pangan
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 2)
Gambar 3. 105 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Berau dan
Segah)
Nunukan
TanaTidung
Tarakan Tarakan
Sungai Berau
Pas ar Tepi Sungai : 3
Bulungan Lokasi
Malinau
Coal
Coal
Sawit Tanaman Tanaman
Kayu
Pangan Pangan
Kayu
Sawit
Sawit Sawit
Kayu
Kayu
Berau Berau
Kayu Kayu
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
PKN
PKW
Pasar Tepi Sungai
Industri Samarinda
Daerah Wisata
Depo Pertamina
Pelsus Batubara
Bandar Udara Pusat
Penyebaran Sekunder Balikpapan
Bandar Udara Pusat PenajemPaserUtara
Penyebaran Tersier
Pelabuhan Laut
Nasional Paser
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 4)
2)
5. Situasi Lingkungan Kelompok Lima: Sungai Kayan, Sekata, Sesayap, dan Malinau
Geografi
PT. SANTIKA KONSULINDO
3-214
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 4 (Empat)
kabupaten/kota di Kalimantan Timur (lihat tabel 3.53 dan gambar 3.106). Lebih lanjut
terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini, yaitu Kabupaten
Malinau di Kecamatan Kayan Hilir, Kecamatan Malinau Selatan, dan Maliau Barat,
Kabupaten Bulungan di Kecamatan Peso, Kecamatan Sekatak, dan Kecamatan Tanjung
Palas Timur.
Tabel 3. 53 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai Kayan, Sekata,
Sesayap, dan Malinau) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Gambar 3. 106 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai Kayan, Sekata,
Sesayap, dan Malinau) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan
Banjir
Nunukan
TanaTidung
Tarakan
Sungai Sekata
Sungai Kayan Kabupaten : 1
Kabupaten : 2 Kecamatan : 1
Kecamatan : 8 Desa: 13
Desa: 35 Bulungan Desa Rawan Banjir: 1
Desa Rawan Banjir: 6
Malinau
Sungai Malinau
Berau Kabupaten : 1
Kecamatan : 2
Desa: 23
Desa Rawan Banjir: 10
Sungai Sesayap
Kabupaten : 3
Kecamatan : 6
Des a: 27 KutaiTimur
Des a Rawan Banjir: 0
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok lima (Sungai Sekata, Sesayap, dan Malinau) adalah 15.548 KK, dimana 29,47%
dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (4.582 KK). Diketahui pula pusat
komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di 2 kabupaten
yaitu Kabupaten Malinau sebanyak 8 desa, sedangkan Kabupaten Bulungan sebanyak 9
desa. Lebih lanjut berdasarkan data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal, 2007) diketahui terdapat desa yang di kategorikan tertinggal di
wilayah sekitar sungai kelompok ini yakni Kabupaten Malinau sebanyak 40 desa,
sedangkan untuk Kabupaten Bulungan sebanyak 25 desa, Kabupaten Nunukan sebanyak
3 desa dan Kabupaten Tana Tidung sebanyak 4 desa (lihat tabel 3.54 dan gambar
3.107).
Tabel 3. 54 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai Kayan, Sekata,
Sesayap, dan Malinau) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi,
Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik Wilayah terdapat Wilayah sekitar sungai memiliki
memiliki Jumlah Keluarga Bantaran Komunitas Dekat Air Desa Tertinggal
No Sungai Sungai Relatif Tinggi*
Kabupaten/ Jumlah Jumlah Jumlah
Kota Kecamatan Desa Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 Kayan Malinau 1 1 1 3
Kayan Hilir Kayan Hilir
Bulungan 3 7 4 8 6 14
Tanjung Palas Peso, Tanjung Peso, Tanjung Palas,
Barat, Tanjung Palas, Tanjung Tanjung Palas Barat,
Selor, Tanjung Palas Barat, Tanjung Palas Tengah,
Palas Tengah Tanjung Palas Tanjung Selor, Tanjung
Tengah Palas Timur
Total 2 3 7 5 9 6 17
2 Sekata Bulungan 1 1 1 1 1 11
Sekatak Sekatak Sekatak
Total 1 1 1 1 1 1 11
3 Malinau Malinau 1 2 1 6 2 23
Malinau Malinau Selatan Malinau Selatan, Malinau
Selatan Barat
Total 1 1 2 1 6 2 23
4 Sesayap Malinau 1 1 1 14
Mentarang Hulu Mentarang Hulu
Tana Tidung 2 2 2 4
Sesayap,
Sesayap Hilir Sesayap, Sesayap Hilir
Nunukan 1 3
Krayan Selatan
Total 3 2 2 1 1 4 21
*diatas 100 KK
Gambar 3. 107 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai Kayan, Sekata,
Sesayap, dan Malinau) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi,
Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Sungai Malinau
KK Bantaran Sungai : 1 Kecamatan 2 desa
Nunukan
Komunitas Dekat Air : 1 Kecamatan 6 desa
Desa Tertinggal: 23
TanaTidung
Tarakan
Sungai Kayan
KK Bantaran Sungai : 3 Kecamatan 7 desa
Komunitas Dekat Air : 5 Kecamatan 9desa
Desa Tertinggal: 17 Bulungan
Malinau
Sungai Sekata
Berau KK Bantaran Sungai : 1 Kecamatan 1 desa
Komunitas Dekat Air : 1 Kecamatan 1 desa
Desa Tertinggal: 11
Sungai Sesayap
KK Bantaran Sungai : 2 Kecamatan 2 desa
Komunitas Dekat Air : 1 Kecamatan 1 desa
Desa Tertinggal: 21
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar sungai kelompok lima
(Sungai Sekata, Sesayap, dan Malinau) adalah sebagai berikut (gambar 3.108):
Daerah penghasil sawit terletak di Malinau Barat, Malinau Selatan, Malinau Utara,
dan Mentarang.
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Bungalun (Kecamatan
Peso dan Tanjung Palas Barat) dan Kabupaten Malinau (Kayan Hilir, Malinau Selatan,
Malinau Barat, dan Mentarang).
Gambar 3. 108 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima
(Sungai Sekata, Sesayap, dan Malinau)
Nunukan
Tanaman
Pangan
Sawit
Sawit Tanaman
Bulungan Pangan
Malinau
Kayu
Berau
Sungai Sesayap
Sungai Malinau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Legenda
Balikpapan Hasil Industri
PenajemPaserUtara
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Paser
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 5)
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui pusat-pusat kegiatan di
wilayah sekitar sungai kelompok lima (Sungai Sekata, Sesayap, dan Malinau) sebagai
berikut (gambar 3.109):
PKN : Tarakan;
PKW : Malinau dan Tanjung Selor;
Pasar permanen dan semi permanen : Malinau Utara (1 lokasi), Peso (1 lokasi),
Tanjung Palas Timur (1 lokasi), Tanjung Selor (2 lokasi), dan Sesayap (1 lokasi);
Industri antara lain:
- Batubara terletak di Malinau Barat;
- Industri CPO terdapat di Kabupaten Malinau;
- Industri kayu terletak di Kabupaten Malinau dan Bulungan; dan
- Industri pangan di Kabupaten Bulungan;
Daerah wisata terletak di Kecamatan Halong, Mentarang, Malinau Selatan, Tanjung
Selor, Sesayap, Peso, dan Tanjung Palas;
Simpul transportasi utama yaitu Pelabuhan Internasional di Tarakan dan Pelabuhan
Nasional di Tanjung Selor, serta Bandar Udara Pusat Penyebaran Tersier di Tarakan.
Disamping itu terdapat pula depo pertamina di Tarakan, dan 18 dermaga/ halte
sungai.
Gambar 3. 109 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Lima (Sungai Sekata,
Sesayap, dan Malinau)
Nunukan
Tanaman
Pangan
Sawit
Sungai Kayan
TanaTidung Pasar Tepi Sungai : 4
Sawit Lokasi
Coal
Kayu Tanaman
Pangan
Tarakan
Tanaman
Kayu Pangan
Sungai Sesayap Sawit Kayu
Pasar Tepi Sungai : 2
Sawit
Lokasi Tanaman
Bulungan Pangan
Pangan Kayu
Malinau
Kayu
Kayu
Berau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 1 (Satu)
kabupaten/ kota di Kalimantan Timur (lihat tabel 3.55 dan gambar 3.110). Lebih lanjut
terdapat wilayah yang relatif rawan banjir di sekitar sungai kelompok ini, yaitu Kabupaten
Nunukan tepatnya di Kecamatan Lumbis, Kecamatan Sembakung, dan Kecamatan
Sebuku.
Tabel 3. 55 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Sembakung dan
Sebuku) dengan Akses Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Wilayah dengan Akses ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
N
Sungai Jumlah Jumlah
o Kabupaten/ Kota Kecamatan Kecamatan
Desa Desa
1 Sembakung Nunukan 2 55 2 34
Lumbis, Lumbis,
Sembakung Sembakung
Total 1 2 55 2 34
2 Sebuku Nunukan 2 14 1 10
Nunukan,Sebuku Sebuku
Total 1 2 14 1 10
Gambar 3. 110 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Sembakung
dan Sebuku) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Nunukan
TanaTidung
Sungai Sebuku
Kabupaten : 1 Tarakan Sungai Sembakung
Kecamatan : 2 Kabupaten : 1
Desa: 14 Kecamatan : 2
Desa Rawan Banjir: 10 Desa: 55
Desa Rawan Banjir: 34
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok enam (Sungai Sembakung dan Sebuku) adalah 5.413 KK, dimana 16,72% dari
jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (905 KK). Diketahui pula pusat komunitas
dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan
sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di Kabupaten Nunukan yaitu di
Kecamatan Lumbis dan Sembakung sebanyak 6 desa. Lebih lanjut berdasarkan data
daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007) di ketahui
terdapat desa yang di kategorikan tertinggal di wilayah sekitar sungai kelompok ini yaitu
di Kecamatan Lumbis dan Sembakung sebanyak 52 desa serta di Kecamatan Sebuku
sebanyak 13 desa (lihat tabel 3.56 dan gambar 3.111).
Tabel 3. 56 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Sembakung dan
Sebuku) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air,
dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai
baik memiliki Jumlah Keluarga Dekat Air memiliki Desa Tertinggal
N Bantaran Sungai Relatif Tinggi*
Sungai
o
Kabupaten/ Jumlah Jumlah Jumlah
Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Kota Desa Desa Desa
1 Sembakung Nunukan 2 6 2 52
Lumbis, Sembakung Lumbis, Sembakung
Total 1 0 0 2 6 2 52
2 Sebuku Nunukan 1 13
Sebuku
Total 1 0 0 0 0 1 13
*diatas 100 KK
Gambar 3. 111 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Sembakung dan
Sebuku) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air,
dan Desa Tertinggal
Nunukan
TanaTidung
Sungai Sebuku
KK Bantaran Sungai: 0 Tarakan
Komunitas Dekat Air : 0
Desa Tertinggal: 13 Sungai Sembakung
KK Bantaran Sungai: 0
Komunitas Dekat Air : 2 kecamatan 6 desa
Bulungan Desa Tertinggal: 52
Malinau
Berau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Berdasarkan data Podes 2008 dan hasil kajian teknis DLLASDP diketahui daerah
penghasil sumber daya alam yang relatif tinggi di wilayah sekitar sungai kelompok enam
(Sungai Sembakung dan Sebuku) adalah sebagai berikut (gambar 3.112):
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Sembakung dan Lumbis;
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui pusat-pusat kegiatan di
wilayah sekitar sungai kelompok enam (Sungai Sembakung dan Sebuku) sebagai berikut
(gambar 3.113):
Gambar 3. 112 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai
Sembakung dan Sebuku)
Coal
Nunukan
TanaTidung
Tanaman
Sungai Sebuku
Pangan
Kayu
Sungai Sembakung
Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
Samarinda
Balikpapan
PenajemPaserUtara
Paser
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 6)
Gambar 3. 113 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Enam (Sungai Sembakung
dan Sebuku)
Coal
v
Kayu
Sawit
Nunukan Sawit
TanaTidung
Tanaman
Kayu
Pangan
Sungai Sembakung
Pas ar Tepi Sungai : 1
Lokasi Tarakan
Bulungan
Malinau
Berau
KutaiTimur
KutaiBarat Bontang
KutaiKartanegara
PKN
PKW
Pasar Tepi Sungai
Industri Samarinda
Daerah Wisata
Depo Pertamina
Pelsus Batubara
Bandar Udara Pusat
Penyebaran Sekunder Balikpapan
Bandar Udara Pusat PenajemPaserUtara
Penyebaran Tersier
Pelabuhan Laut
Nasional Paser
Legenda
Hasil Industri
Hasil Tanaman Relatif
Penghasil Perikanan Darat
Desa Tertinggal
Komunitas Dekat Air
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi
Daerah Rawan Banjir
Sungai Berperan Besar Untuk Perhubungan(Kelompok 6)
D. Kalimantan Barat
Berdasarkan hasil kajian teknis DLLASDP tahun 2007 (Survey Potensi Simpul Transportasi
Sungai di Propinsi Kalimantan Barat) dan data Potensi Desa tahun 2003 dan 2008
diketahui sungai-sungai yang berperan besar dalam perhubungan di Kalimantan Barat
adalah sungai: Landak, Kapuas-Kapuas Kecil, Terentang-Kubu-Ambawang, Sekayan-
Mengkiang, Belitung, Ketungau, Tawang-Embaluh, Sibau, Sekadau-Menterap, Kayan,
Melawi, Pinoh,Bunut, Sambas Besar, Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, Sempayang,
Durian Sebatang, Lida, Mendawak, Semandang, Pawan, Laur, Pesaguan, Jelai, dan
Sungai Mapan (Kabupaten Sukamara - Kalteng bagian barat).
Kelompok dua terdiri dari sungai: Sambas Besar, Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau,
dan Sempayang.
Kelompok tiga terdiri dari sungai: Durian Sebatang, Lida, Mendawak, dan
Semandang.
Kelompok lima terdiri dari Sungai Jelai dan Sungai Mapan (Kabupaten Sukamara -
Kalteng bagian barat).
S. Bantanan S. Tawang -
S. Landak S. Belitung S. Sibau
Embaluh
S. Sekayan -
S. Sambas Kecil S. Ketungau
Mengkiang
S. Sebangkau
S. Selakau
S. Sambas
S. Kapuas –
Kapuas Kecil
S. Terentang –
Kubu -
Ambawang
S. Durian
Sebatang – Lida –
Mendawak
S. Semandang S. Sekadau -
S. Melawi
Menterap
S. Pawan
S. Bunut
S. Laur S. Pinoh
Keterangan:
Pusat Kegiatan Nasional S. Pesaguan S. Jelai S. Kayan
Pusat Kegiatan Wilayah
Pusat Kegiatan Strategis
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 9
(sembilan) kabupaten/ kota di Kalimantan Barat (lihat tabel 3.57 dan gambar 3.115).
Dari sembilan kabupaten tersebut sebagian besar termasuk dalam wilayah rawan banjir.
Tabel 3. 57 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Landak, Kapuas-
Kapuas Kecil, Terentang-Kubu-Ambawang, Sekayan-Mengkiang, Belitung, Ketungau,
PT. SANTIKA KONSULINDO
3-231
LAPORAN ANTARA
Penyusunan Cetak Biru Jaringan Pelayanan Lalu Lintas
Angkutan Sungai
11 5 59 3 14
Melawi Belimbing, Pinoh Utara, Nanga Pinoh, Ella Hilir, Menukung, Pinoh
Melawi Ella Hilir, Menukung Utara
1 15 1 3
Sintang
Serawai Serawai
TOTAL 2 6 74 5 17
12 5 40 2 2
Pinoh Melawi Nanga Pinoh, Pinoh Selatan, Sayan, Nanga Pinoh, Tanah Pinoh
Tanah Pinoh, Tanah Pinoh Barat Barat
TOTAL 1 5 40 2 2
13 3 13 1 2
Bunut Kapuas Hulu Boyan Tanjung, Bunut Hilir, Bunut
Boyan Tanjung
Hulu
TOTAL 1 3 13 1 2
Gambar 3. 115 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Landak, Kapuas-Kapuas
Kecil, Terentang-Kubu-Ambawang, Sekayan-Mengkiang, Belitung, Ketungau, Tawang-Embaluh,
Sibau, Sekadau-Menterap, Kayan, Melawi, Pinoh, dan Bunut) dengan Akses Baik ke Sungai dan
Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Belitung
Kabupaten/Kota : 2
Kecamatan : 4
Desa : 17
S. Sekayam, Mengkiang Desa Rawan Banjir : 3
Kabupaten/Kota : 1
Kecamatan : 3
Desa : 25
Desa Rawan Banjir : 22
S. Landak
Kabupaten/Kota : 3
Kecamatan : 8
Desa : 24
Desa Rawan Banjir : 12
S. Terentang, Kubu,
Ambawang
Kabupaten/Kota : 1
Kecamatan : 1
Desa : 9
Desa Rawan Banjir : 6
S. Bunut
Kabupaten/Kota : 1
Kecamatan : 3
Desa : 13
Desa Rawan Banjir : 2
S. Pinoh S. Melawi
Kabupaten/Kota : 1 Kabupaten/Kota : 2
Kecamatan : 5 Kecamatan : 6
Desa : 40 Desa : 74
Desa Rawan Banjir : 2 Desa Rawan Banjir : 18
Keterangan:
S. Sekadau, Menterap S. Kayan
Pusat Kegiatan Nasional Kabupaten/Kota : 1 Kabupaten/Kota : 1
Pusat Kegiatan Wilayah Kecamatan : 4 Kecamatan : 4
Desa : 28 Desa : 48
Pusat Kegiatan Strategis Desa Rawan Banjir : 20 Desa Rawan Banjir : 26
Potensi Banjir
Sungai Utama
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok satu (Sungai Landak, Kapuas-Kapuas Kecil, Terentang-Kubu-Ambawang,
Sekayan-Mengkiang, Belitung, Ketungau, Tawang-Embaluh, Sibau, Sekadau-Menterap,
Kayan, Melawi, Pinoh, dan Bunut) adalah 195.991 KK, dimana 21,69 % dari jumlah KK
tersebut tinggal di bantaran sungai (42.504 KK). Diketahui pula pusat komunitas dekat
air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-lintas angkutan
sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di 92 desa tersebar di sembilan
kabupaten/kota (lihat tabel 3.58 dan gambar 3.116).
Tabel 3. 58 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Landak, Kapuas-
Kapuas Kecil, Terentang-Kubu-Ambawang, Sekayan-Mengkiang, Belitung, Ketungau,
Tawang-Embaluh, Sibau, Sekadau-Menterap, Kayan, Melawi, Pinoh, dan Bunut) yang
Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa
Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai memiliki
No Sungai Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air Desa Tertinggal
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Desa Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 Landak 3 9 1 1 5 20
Air Besar, Meranti, Ngabang Air Besar, Kuala Behe,
Ngabang Meranti, Ngabang,
Sebangki
Landak
Kubu Raya 1 6
Sungai Ambawang
Pontianak 1 6 1 3
Segedong Siantan
TOTAL 3 4 15 1 1 7 29
2 Kubu Raya 2 16 3 8 4 28
Sungai Kakap, Sungai Sungai Kakap, Sungai Sungai Kakap, Sungai
Raya Raya, Kubu Raya, Kubu, Terentang
Sanggau 3 32 1 2 3 30
Kapuas, Meliau, Tayan Tayan Hilir Kapuas, Meliau, Tayan
Hilir Hilir
Sekadau 2 10 1 1 2 6
Belitang, Sekadau Hilir Sekadau Hilir Belitang Hilir, Sekadau
Hilir
Kapuas &
Sintang 3 20 4 20
Kapuas Kecil
Sepauk, Tempunak, Sepauk, Tempunak,
Sintang, Sintang, Kelam Permai,
Kapuas Hulu 4 28 6 22 8 28
Bunut Hilir, Embaloh Bika, Bunut Hilir, Bika, Bunut Hilir,
Hilir, Semitau, Suhaid Embaloh Hilir, Hulu Embaloh Hilir, Hulu
Kapuas, Selimbau, Kapuas, Selimbau,
Suhaid Semitau, Silat Hilir,
Suhaid
Kota Pontiianak 1 1
Pontianak Barat
TOTAL 6 15 107 11 33 21 112
3 Terentang- Kubu Raya 1 17
Kubu- Kubu
Ambawang
TOTAL 1 0 0 0 0 1 17
4 Sekayam- Sanggau 2 20 3 22
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai memiliki
No Sungai Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air Desa Tertinggal
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Desa Kecamatan Desa Kecamatan Desa
Kapuas, Entikong Entikong, Jangkang,
Mengkiang
Kapus
TOTAL 1 2 20 0 0 3 22
5 Sekadau 1 4 2 7
Belitang Belitang Hilir, Belitang
Hulu
Belitung
Sintang 1 3
Ketungau Hilir
TOTAL 2 1 4 0 0 3 11
6 Ketungau Sintang 2 8
Ketungau Hilir,
Ketungau Tengah
TOTAL 1 0 0 0 0 2 4
7 Tawang / Kapuas Hulu 2 4 2 6
Embaluh
Selimbau, Batang Selimbau, Batang Lupar
Lupar
TOTAL 1 0 0 2 4 2 6
8 Sibau Kapuas Hulu 1 7 1 3
Putussibau Utara Putussiau Utara
TOTAL 1 1 7 0 0 1 3
9 Sekadau / Sekadau 4 28 1 1 4 24
Menterap Sekadau Hilir, Sekadau Sekadau Hilir Sekadau Hilir, Sekadau
Hulu, Nanga Taman, Hulu, Nanga Taman,
Nanga Mahap Nanga Mahap
TOTAL 1 4 28 1 1 4 24
10 Kayan Sintang 3 37 2 15 4 35
Dedai, Kayan Hulu, Kayan Hilir, Kayan Dedai, Kayan Hilir,
Sintang Hulu Kayan Hulu, Sintang
TOTAL 1 3 37 2 15 4 35
11 Melawi Melawi 2 29 3 9 5 17
*diatas 200 KK
Gambar 3. 116 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Landak, Kapuas-Kapuas Kecil,
Terentang-Kubu-Ambawang, Sekayan-Mengkiang, Belitung, Ketungau, Tawang-Embaluh, Sibau,
Sekadau-Menterap, Kayan, Melawi, Pinoh, dan Bunut) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai
Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
S. Belitung
KK Bantaran Tinggi: 1 Kec / 4 Desa
Desa Tertinggal: 3 Kec / 11 Desa
S. Sekayam, Mengkiang
KK Bantaran Tinggi: 2 Kec / 20 Desa
Desa Tertinggal: 3 Kec / 22 Desa
S. Landak
KK Bantaran Tinggi: 4 Kec / 15 Desa
Komunitas dekat air: 1 Kec / 1 Desa
Desa Tertinggal: 7 Kec / 29 Desa
S. Bunut
KK Bantaran Tinggi: 1 Kec / 8 Desa
Komunitas dekat air: 1 Kec / 8 Desa
Desa Tertinggal: 3 Kec / 6 Desa
Sektor pertanian, khususnya bagi daerah Kalimantan Barat, sampai sekarang masih
merupakan tulang punggung perekonomian daerah, baik sebagai penghasil nilai tambah
dan devisa maupun sumber penghasilan atau penyedia lapangan kerja sebagian besar
penduduknya.
Daerah penghasil bahan pangan tersebar hampir merata di tiap kabupaten dengan
jumlah yang relatif besar di Kabupaten Kubu Raya (Kecamatan Sungai Kakap, Sungai
Raya), Kabupaten Sekadau (Kecamatan Nanga Mahap), Kabupaten Sintang
(Kecamatan Serawai), Kabupaten Melawi (Kecamatan Ella Hilir), dan Kabupaten
Pontianak (Kecamatan Segedong).
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Sintang (Kecamatan
Ambalau, Ketungau Hilir, dan Kayan Hulu) diikuti oleh Kabupaten Sanggau
(Kecamatan Tayan Hilir).
Daerah penghasil ikan baik dari sub sektor perikanan darat terutama terdapat di
Kabupaten Kapuas Hulu (Kecamatan Silat Hilir dan Selimbau) serta Kabupaten
Melawi (Kecamatan Ella Hilir).
Gambar 3. 117 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai
Landak, Kapuas-Kapuas Kecil, Terentang-Kubu-Ambawang, Sekayan-Mengkiang,
Belitung, Ketungau, Tawang-Embaluh, Sibau, Sekadau-Menterap, Kayan, Melawi,
Pinoh, dan Bunut)
S. Terentang,
S. Kapuas,
Kubu, S. Landak S. Belitung S. Tawang
Kapuas Kecil
Ambawang
Karet
Sawit
Kayu
Sawit
Sawit
Sawit Kayu
Karet
Sawit
Sawit
Karet Karet
Sawit Karet
Sawit Kayu Sawit Kayu
Kayu Kayu
Sawit
Karet
Karet
Sawit Sawit
Kayu
Keterangan: S. Bunut
Penghasil Pangan
Penghasil Sawit
S. Kayan
Penghasil Karet
Penghasil Kayu
Penghasil Industri
S. Melawi
Perikanan Darat
Keterangan:
S. Pinoh
Pusat Kegiatan Nasional
Pusat Kegiatan Wilayah
Pusat Kegiatan Strategis
Potensi Banjir S. Sekadau
Sungai Utama
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok
satu (Landak, Kapuas-Kapuas Kecil, Terentang-Kubu-Ambawang, Sekayan-Mengkiang,
Belitung, Ketungau, Tawang-Embaluh, Sibau, Sekadau-Menterap, Kayan, Melawi, Pinoh,
dan Bunut) dapat menghubungkan satu PKN, beberapa PKW, dan PKSN yang terdapat di
Kalimantan Barat. Kegiatan sekitar sungai kelompok ini cukup ramai dengan adanya
pusat-pusat kegiatan sebagai berikut (gambar 3.118):
Gambar 3. 118 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Satu (Sungai Landak,
Kapuas-Kapuas Kecil, Terentang-Kubu-Ambawang, Sekayan-Mengkiang, Belitung,
Ketungau, Tawang-Embaluh, Sibau, Sekadau-Menterap, Kayan, Melawi, Pinoh, dan
Bunut)
KOTA PONTIANAK
· Gate City dengan pelabuhan laut S. Ketungau S. Tawang & Embaluh S. Sibau
Nasional dan bandar udara pusat Pasar tepi sungai: 1 Lokasi Pasar tepi sungai: 2 Lokasi Pasar tepi sungai: 1 Lokasi
penyebaran sekunder
S. Belitung
Pasar tepi sungai: 1 Lokasi
S. Sekayam, Mengkiang
Pasar tepi sungai: 2 Lokasi
Karet
Sawit
S. Landak Kayu
Sawit
Pasar tepi sungai: 2 Lokasi
SAWIT
Sawit
Sawit Kayu
Karet
Kayu
S. Bunut
Pasar tepi sungai: 2 Lokasi
BATU AMPAR
· Terdapat terminal backloading
di Telok Air
S. Pinoh S. Melawi
Pasar tepi sungai: 1 Lokasi Pasar tepi sungai: 4 Lokasi
Keterangan:
Keterangan:
KK Bantaran Tinggi
Penghasil Pangan Komunitas Dekat Air
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 2 (dua)
kabupaten/ kota di Kalimantan Barat (lihat tabel 3.59 dan gambar 3.119). Diketahui pula
dua kabupaten tersebut juga termasuk dalam wilayah rawan banjir.
Tabel 3. 59 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Sambas Besar,
Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, dan Sempayang) dengan Akses Relatif Baik ke
Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Jumlah Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 7 57 6 23
Sambas Sambas Sajad, Sambas, Sejangkung,
Sajad, Sambas, Sebawi, Sejangkung,
Besar & Tangaran, Tekarang, Teluk
Tangaran, Tekarang, Teluk Keramat,
Sambas Keramat
Kecil 3 8 2 3
Bengkayang
Jagoi Babang, Sanggau Ledo, Siding Jagoi Babang, Sanggau Ledo
TOTAL 2 10 66 8 26
2 1 13 1 8
Sebangkau Sambas
Tebas Tebas
TOTAL 1 1 13 1 8
3 2 4
Selakau Sambas
Selakau, Selakau Tua
TOTAL 1 2 4
4 2 13 2 6
Sempayang Sambas
Galing, Sajingan Besar, Galing, Sajingan Besar
TOTAL 1 2 13 2 6
Gambar 3. 119 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Sambas Besar,
Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, dan Sempayang) dengan Akses Relatif Baik ke
Sungai dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Sebangkau
Kabupaten/Kota : 1
Kecamatan : 1
Desa : 13
Desa Rawan Banjir : 8
S. Selakau
Kabupaten/Kota : 1
Kecamatan : 2
Desa : 4
Desa Rawan Banjir : -
Keterangan:
Pusat Kegiatan Nasional
Pusat Kegiatan Wilayah
Pusat Kegiatan Strategis
Sungai Utama
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok dua (Sambas Besar, Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, Sempayang) adalah
32.316 KK, dimana 18,4% dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (5.975 KK).
Diketahui pula pusat komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan
pada pelayanan lalu-lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi)
terdapat di 3 desa tersebar pada dua kabupaten tersebut (lihat tabel 3.60 dan gambar
3.120). Lebih lanjut berdasarkan data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan
Daerah Tertinggal, 2007) di ketahui terdapat 61 desa yang di kategorikan tertinggal
terletak di wilayah sekitar sungai kelompok ini.
Tabel 3. 60 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Sambas Besar,
Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, dan Sempayang) yang Memiliki Keluarga Bantaran
Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai
No Sungai
Jumlah Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air memiliki Desa Tertinggal
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Kecamatan Kecamatan
Desa Desa Desa
1 4 31 1 1 6 35
Sajad, Sambas, Sajad Sajad, Sambas,
Sambas Sejangkung, Sebawi,
Tangaran Sejangkung,
Sambas Besar & Tekarang, Teluk
Sambas Kecil Keramat
1 1 1 2 3 8
*diatas 200KK
Gambar 3. 120 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Sambas Besar, Sambas
Kecil, Sebangkau, Selakau, dan Sempayang) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai
Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
S. Sebangkau
KK Bantaran Tingi: 1 Kec / 13 Desa
Desa Tertinggal: 1 Kec / 5 Desa
S. Selakau
Desa Tertinggal: 2 Kec / 2 Desa
Keterangan:
KK Bantaran Tinggi
Komunitas Dekat Air
Desa Tertinggal
Pusat Kegiatan Nasional
Pusat Kegiatan Wilayah
Pusat Kegiatan Strategis
Rawan Banjir
Sungai Utama
Daerah dengan hasil hutan relatif besar terdapat di Kabupaten Sambas (Sajingan
Besar dan Selakau Tua).
Gambar 3. 121 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai
Sambas Besar, Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, dan Sempayang)
S. Bantanan
Kayu
S. Sambas Kecil
Sawit
Karet
S. Sebangkau
S. Selakau
S. Sambas
Keterangan:
Penghasil Pangan
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok dua
(Sambas Besar, Sambas Kecil, Sebangkau, dan Sempayang) tidak secara langsung
menghubungkan wilayah hinterland-nya dengan Pusat Kegiatan Wilayah, yaitu Kota
Singkawang. Namun kegiatan transportasi sungai di kelompok ini dapat mempermudah
akses masyarakat ke kota Singkawang sebagai pusat pelayanan jasa, pusat perdagangan
wilayah, sekaligus simpul transportasi tingkat wilayah. Kegiatan wilayah sekitar sungai di
kelompok ini cukup ramai dengan adanya pusat kegiatan sebagai berikut (gambar
3.122):
Gambar 3. 122 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Dua (Sungai Sambas Besar,
Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, dan Sempayang)
S. Bantanan S. Sambas
Pasar tepi sungai: 4 Lokasi Pasar tepi sungai: 6 Lokasi
Kayu
S. Sambas Kecil
Pasar tepi sungai: 4 Lokasi
Sawit
KARET
Karet
S. Sebangkau
Pasar tepi sungai: 1 Lokasi
PANGAN
S. Selakau
3. Situasi Lingkungan Kelompok Tiga: Sungai Durian Sebatang, Lida, Mendawak, dan
Semandang
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik dan
tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di 4 (empat)
kabupaten di Kalimantan Barat (lihat tabel 3.61 dan gambar 3.123). Empat kabupaten
tersebut dua diantaranya termasuk dalam wilayah rawan banjir.
Tabel 3. 61 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Durian Sebatang,
Lida, Mendawak, dan Semandang) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan Jumlah
Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Jumlah Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 1 7
Kubu Raya
Batu Ampar
1 2
Durian Kayong Utara
Sebatang / Seponti
Lida / 1 5 1 3
Mendawak Ketapang
Simpang Hulu Simpang Hulu
1 4 1 4
Sanggau
Toba Toba
TOTAL 4 4 18 2 7
2 1 5
Semandang Kayong Utara
Simpang Hilir
TOTAL 1 1 5 0 0
Gambar 3. 123 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Durian
Sebatang, Lida, Mendawak, dan Semandang) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai dan
Jumlah Wilayah Rawan Banjir
Keterangan:
S. Semandang
Pusat Kegiatan Nasional Kabupaten/Kota : 1
Kecamatan : 1
Pusat Kegiatan Wilayah Desa : 5
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok tiga (Durian Sebatang, Lida, Mendawak, Semandang) adalah 7.499 KK, dimana
21% dari jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (1.576 KK). Diketahui pula pusat
komunitas dekat air (komunitas yang banyak menggantungkan pada pelayanan lalu-
lintas angkutan sungai untuk memenuhi kebutuhan transportasi) terdapat di 8 desa
tersebar di tiga kabupaten (lihat tabel 3.62 dan gambar 3.124). Lebih lanjut berdasarkan
data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal, 2007) di ketahui
terdapat 3 (tiga) kabupaten dan 19 desa yang di kategorikan tertinggal terletak di
wilayah sekitar sungai kelompok ini.
Tabel 3. 62 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Durian Sebatang,
Lida, Mendawak, dan Semandang) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif
Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai memiliki
No Sungai Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air Desa Tertinggal
Jumlah Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Kecamatan Desa Kecamatan Desa Kecamatan Desa
1 4 1 1 1 6
Kubu Raya
Batu Ampar Batu Ampar Batu Ampar
Durian 1 1
Kayong Utara
Sebatang / Seponti
1
Lida / 1 5 1 5
Mendawak Ketapang
Simpang Hulu Simpang Hulu
1 3 1 4 1 4
Sanggau
Toba Toba Toba
TOTAL 4 3 11 3 6 3 15
1 2 1 4
2 Semandang Kayong Utara
SImpang Hilir Simpang Hilr
TOTAL 1 0 0 1 2 1 4
*diatas 200KK
Gambar 3. 124 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Durian Sebatang, Lida,
Mendawak, dan Semandang) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi,
Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal
Keterangan:
KK Bantaran Tinggi
Komunitas Dekat Air
Desa Tertinggal
Pusat Kegiatan Nasional
S. Durian Sebatang – Lida - Mendawak
Pusat Kegiatan Wilayah KK Bantaran Tinggi: 3 Kec / 11 Desa
Komunitas Dekat Air: 3 Kec / 6 Desa
Pusat Kegiatan Strategis Desa Tertinggal: 3 Kec / 15 Desa
Rawan Banjir
Sungai Utama
S. Semandang
Komunitas Dekat Air: 1 Kec / 2 Desa
Desa Tertinggal: 1 Kec / 4 Desa
Hasil komoditas tanaman padi di wilayah sekitar sungai kelompok ini terdapat di
Simpang Hulu (Kabupaten Ketapang).
Daerah penghasil sawit terletak di Kabupaten Kubu Raya (Kecamatan Batu Ampar).
Komoditas ternak besar dan juga ternak unggas juga lebih banyak dihasilkan oleh
Simpang Hulu (Ketapang) diikuti oleh Toba dan Batu Ampar.
Gambar 3. 125 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai
Durian Sebatang, Lida, Mendawak, dan Semandang)
Keterangan:
Penghasil Pangan
Penghasil Sawit
Penghasil Kayu
Karet
Penghasil Industri
Kayu
Perikanan Darat
Keterangan:
S. Durian Sebatang-Lida-
Pusat Kegiatan Nasional Mendawak
Pusat Kegiatan Wilayah
Pusat Kegiatan Strategis
Sungai Utama
S. Semandang
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 dan data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok tiga
(Durian Sebatang-Lida-Mendawak dan Semandang) tidak secara langsung
menghubungkan wilayah hinterland-nya dengan Pusat Kegiatan Wilayah terdekat, yaitu
Kota Ketapang. Namun kegiatan transportasi sungai di kelompok sungai dapat
mempermudah akses masyarakat ke kota Ketapang sebagai pusat pelayanan jasa, pusat
perdagangan wilayah, sekaligus simpul transportasi tingkat wilayah. Adapun pusat-pusat
kegiatan di wilayah sekitar sungai kelompok dua adalah sebagai berikut (gambar 3.126):
Gambar 3. 126 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Tiga (Sungai Durian
Sebatang, Lida, Mendawak, dan Semandang)
KETAPANG
· Gate City dengan pelabuhan
nasional Ketapang
· Bandar udara Rahadi Usman
sebagai pusat penyebaran tersier
KOTA PONTIANAK
· Gate City dengan pelabuhan
nasional Pontianak
· Bandar udara Supadio sebagai pusat
penyebaran Primer
Gate
C ity SAWIT
PANGAN
Keterangan:
Penghasil Pangan
Penghasil Sawit
Penghasil Kayu
Karet
Penghasil Industri
Kayu
Perikanan Darat KARET
Keterangan:
S. Durian Sebatang – Lida - Mendawak
Pusat Kegiatan Nasional Pasar tepi sungai; 2 Lokasi
SAWIT
Pusat Kegiatan Wilayah
Pusat Kegiatan Strategis
Sungai Utama
ty
Ci
te
Ga
S. Semandang
Geografi
Wilayah sekitar sungai di kelompok ini yang memiliki akses ke alur sungai utama baik,
dan tetap menggunakan angkutan sungai untuk perhubungan terutama tersebar di
Kabupaten Ketapang Kalimantan Barat (lihat tabel 3.63 dan gambar 3.127). Beberapa
desa di kabupaten ini termasuk dalam wilayah rawan banjir.
Tabel 3. 63 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Pawan, Laur, dan
Pesaguan) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai, dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
No Sungai Wilayah dengan Akses Ke Sungai Baik Wilayah Rawan Banjir
Jumlah Jumlah
Kabupaten/ Kota Jumlah Kecamatan Desa Kecamatan Desa
5 20 2 5
1 Pawan Ketapang Delta Pawan, Muara Pawan, Nanga
Muara Pawan, Nanga Tayap
Tayap, Pemahan, Sandai
TOTAL 1 5 20 2 5
1 14 1 11
2 Laur Ketapang
Sungai Laur Sungai Laur
TOTAL 1 1 14 1 11
2 8
3 Pesaguan Ketapang
Matan Hilir Selatan, Tumbang Titi
TOTAL 1 2 8 0 0
Gambar 3. 127 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Pawan, Laur,
dan Pesaguan) dengan Akses Relatif Baik ke Sungai, dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir
S. Laur
Kabupaten/Kota : 1
Kecamatan : 1
Desa : 14
Keterangan: Desa Rawan Banjir : 11
Sungai Utama
S. Pesaguan
Kabupaten/Kota : 1
Kecamatan : 2
Desa : 8
Penduduk
Berdasarkan data Podes 2008 diketahui jumlah keluarga di wilayah sekitar sungai
kelompok empat (Pawan, Laur, dan Pesaguan) adalah 11.480 KK, dimana 17,8 % dari
jumlah KK tersebut tinggal di bantaran sungai (2.048 KK). Tidak ada komunitas dekat air
yang hanya menggantungkan prasarana transportasi sungai di sungai kelompok ini.
Berdasarkan data daerah tertinggal (Kementerian Pembangunan Daerah Tertinggal,
2007) di ketahui terdapat 36 desa yang di kategorikan tertinggal terletak di wilayah
sekitar sungai kelompok ini.
Tabel 3. 64 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Pawan, Laur, dan
Pesaguan) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat
Air, dan Desa Tertinggal
Wilayah dengan akses ke sungai baik memiliki Jumlah Wilayah terdapat Komunitas Wilayah sekitar sungai memiliki
No Sungai Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi* Dekat Air Desa Tertinggal
Gambar 3. 128 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Pawan, Laur, dan
Pesaguan) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat
Air, dan Desa Tertinggal
Keterangan:
KK Bantaran Tinggi
Komunitas Dekat Air S. Laur
KK Bantaran Tinggi:1 Kec / 14 Desa
Desa Tertinggal Desa Tertinggal: 1 Kec / 11 Desa
Sungai Utama
S. Pesaguan
Desa Tertinggal: 2 Kec / 7 Desa
Hasil komoditas tanaman terbesar padi di daerah kelompok sungai berasal dari
Kecamatan Sungai Laur diikuti oleh Nanga Tayap.
Palawija hanya dihasilkan oleh Nanga Tayap dengan jumlah yang relatif kecil
sehingga diindikasikan kebutuhan lokal untuk palawija didapat dari pasokan
kabupaten lain.
Daerah penghasil ikan baik dari sub sektor perikanan laut maupun darat diindikasikan
relatif rendah dengan produksi paling besar berasal dari kegiatan penangkapan ikan
darat di Kecamatan Sungai Laur (Kabupaten Ketapang).
Komoditas ternak besar banyak dihasilkan oleh Nanga Tayap, untuk komoditas
unggas lebih banyak dihasilkan oleh Sungai Laur.
Gambar 3. 129 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai
Pawan, Laur, dan Pesaguan)
Keterangan:
Penghasil Pangan
Penghasil Sawit
Penghasil Karet
Perikanan Kayu
Penghasil Industri
Perikanan Darat
Keterangan:
KK Bantaran Tinggi
Komunitas Dekat Air S. Laur
Desa Tertinggal
Pusat Kegiatan Nasional
Pusat Kegiatan Wilayah
Pusat Kegiatan Strategis S. Pawan
Rawan Banjir Sawit
S. Pesaguan
Kegiatan
Berdasarkan RTRWN 2008 data Podes 2008 diketahui sungai-sungai di kelompok tiga
(Pawan, Laur, Pesaguan) tidak secara langsung menghubungkan wilayah hinterland-nya
dengan Pusat Kegiatan Wilayah terdekat dengan kelompok sungai dua ini yaitu Kota
Ketapang. Namun kegiatan transportasi sungai di kelompok sungai ini lebih bersifat
mempermudah akses masyarakat ke kota Ketapang sebagai pusat pelayanan jasa, pusat
perdagangan wilayah, sekaligus simpul transportasi tingkat wilayah.
Sementara kegiatan transportasi di kelompok sungai ini cukup ramai dengan adanya
pusat kegiatan sebagai berikut (gambar 3.130) :
PKW: Kota Ketapang (skala pelayanan secara langsung mencakup wilayah kelompok
sungai tiga);
Pasar permanen, dan semi permanen di pinggir sungai yaitu di Kecamatan Pemahan,
dan Tumbang Titi (masing-masing 1 lokasi), dan di Kecamatan Delta Pawan, dan
Nanga Tayap (masing-masing 2 lokasi);
Industri antara lain:
- Industri pengolahan hasil komoditi karet di Kecamatan Tumbang Titi; dan
- Industri pengolahan hasil komoditi sawit juga di Kecamatan Tumbang Titi;
Simpul transportasi utama yaitu Simpul transportasi utama yaitu Bandara Rahadi
Usman (Pusat Penyebaran Tersier), Pelabuhan Ketapang sebagai pelabuhan
Nasional;
Simpul transportasi sungai di wilayah ini berjumlah 1 buah di Delta Pawan.
Gambar 3. 130 Kegiatan Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Empat (Sungai Pawan, Laur, dan
Pesaguan)
KETAPANG
· Gate City dengan pelabuhan
nasional Ketapang
· Bandar udara Rahadi Usman
sebagai pusat penyebaran tersier
Keterangan:
Penghasil Pangan
Penghasil Sawit
Penghasil Karet
Penghasil Kayu
Penghasil Industri
Perikanan Darat
S. Laur
Keterangan:
Pusat Kegiatan Nasional
S. Pawan
Pusat Kegiatan Wilayah SAWIT Pasar tepi sungai: 6 Lokasi
PANGAN Sawit
Pusat Kegiatan Strategis
ty
Karet
Sungai Utama Ci
te KARET
Ga
S. Pesaguan
Pasar tepi sungai: 1 Lokasi
Contents
3.1 Kondisi Saat ini.............................................................................................1
3.1.1 Sumatera..............................................................................................3
A. Sumatera Selatan..................................................................................3
B. Jambi.................................................................................................16
C. Riau...................................................................................................34
D. Lampung.............................................................................................60
A. Sumatera Selatan................................................................................69
B. Jambi.................................................................................................77
C. Riau...................................................................................................85
D. Lampung.............................................................................................94
A. Sumatera Selatan................................................................................98
B. Jambi...............................................................................................103
C. Riau..................................................................................................106
D. Lampung...........................................................................................110
3.1.2 Kalimantan........................................................................................113
A. Kalimantan Selatan...........................................................................113
B. Kalimantan Tengah...........................................................................133
C. Kalimantan Timur.............................................................................173
D. Kalimantan Barat...............................................................................217
Gambar 3. 22 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Siak, Kampar, Suir,
dan Merbau............................................................................................................49
Gambar 3. 84 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Jelai dengan Akses Relatif Baik
ke Sungai, dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir..................................................168
Gambar 3. 102 Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Keempat (Sungai Berau, dan
Segah) yang Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas
Dekat Air, dan Desa Tertinggal...........................................................................198
Gambar 3. 103 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Keempat
..............................................................................................................................200
Gambar 3. 107 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Kelima
..............................................................................................................................207
Gambar 3. 111 Sumber Daya Alam Wilayah Sekitar Sungai Kelompok Pertama
(Sungai Sembakung, dan Sebuku).....................................................................215
Gambar 3. 120 Sumber daya alam di kelompok sungai Ke-dua (Sambas Besar,
Sambas Kecil, Sebangkau, Selakau, Sempayang).............................................233
Gambar 3. 124 Peta sumber daya alam di sungai kelompok tiga (Durian
Sebatang, Lida, Mendawak, Semandang)..........................................................241
Gambar 3. 125 Peta kegiatan di sungai kelompok tiga (Durian Sebatang, Lida,
Mendawak, Semandang).....................................................................................242
Gambar 3. 128 Peta sumber daya alam di sungai kelompok empat (Pawan,
Laur, Pesaguan)...................................................................................................246
Pematang Dalam, dan Sungai Air Hitam Laut) yang Memiliki Keluarga
Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan Desa Tertinggal.....20
Tabel 3. 9 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Siak, Sungai Kampar, Sungai Suir,
Sungai Merbau dengan Akses Baik ke Sungai, dan Jumlah Wilayah Rawan
Banjir......................................................................................................................44
Tabel 3. 10 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Siak, Kampar, Suir, Merbau yang
Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan
Desa Tertinggal......................................................................................................46
Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan
Desa Tertinggal......................................................................................................63
Tabel 3. 42 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Kumai, Lamandau, dan Arut yang
Memiliki Keluarga Bantaran Sungai Relatif Tinggi, Komunitas Dekat Air, dan
Desa Tertinggal....................................................................................................161
Tabel 3. 43 Jumlah Wilayah Sekitar Sungai Jelai dengan Akses Baik ke Sungai,
dan Jumlah Wilayah Rawan Banjir.....................................................................167