Anda di halaman 1dari 19

EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE PADA SISTEM

DRAINASE ANCAR KOTA MATARAM


Evaluation of Drainage Channel Capacity in Ancar Drainage System
at Mataram

Artikel Ilmiah
Untuk memenuhi sebagian persyaratan
mencapai derajat S-1 Jurusan Teknik Sipil

OLEH :
AZIZAH SHOLIHATI
F1A 015 022

JURUSAN TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS MATARAM
2020
EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE PADA SISTEM DRAINASE ANCAR
KOTA MATARAM
“Evaluation Of Drainage Channel Capacity In Ancar Drainage System
At Mataram”
Azizah Sholihati1, Agustono Setiawan,ST.MSc.2, Dr. Eng Hartana, ST.MT.3
1
Mahasiswa 2Dosen Pembimbing Utama 3Dosen Pembimbing Pendamping
Jurusan Teknik Sipil, Fakultas Teknik Universitas Mataram
Jalan Majapahit nomor 62, Mataram 83125, Telepon (0370) 636126
E-mail : azizah.sholihati195@gmail.com

ABSTRAK
Kota Mataram merupakan Ibu Kota Provinsi Nusa Tenggara Barat yang mempunyai
peranan penting baik sebagai pusat pemerintahan, pendidikan, perdagangan, penyedia jasa
pariwisata dan berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya. Dari hasil survey lokasi saluran hampir
keseluruhan saluran yang ada pada Sistem Drainase Ancar ini tertutupi oleh sedimentasi dan
sampah serta tanaman liar disekitar saluran. Terdapat juga beberapa saluran yang kurang berfungsi
dengan optimal. Untuk itu perlu dilakukan penelitian yang bertujuan untuk mengidentifikasi
permasalahan banjir, melakukan evaluasi terhadap kapasitas eksisting serta menentukan upaya
perbaikannya.
Metodologi yang digunakan adalah pengumpulan data primer maupun sekunder.
Pengumpulan data primer seperti menentukan lokasi saluran dan pengukuran penampang saluran
drainase eksisting. Pengumpulan data sekunder seperti mengumpulkan peta topografi, data tata
guna lahan, peta jaringan drainase, peta sebaran pos hujan, dan data curah hujan. Perhitungan
hidrologi dilakukan dengan menganalisa terhadap data curah hujan 10 tahun terakhir mulai dari
tahun 2009 sampai dengan 2018. Metode yang cocok dari analisa distribusi curah hujan yaitu
metode distribusi normal dengan mendapatkan curah hujan periode ulang 10 tahun. Selanjutnya
mencari intensitas curah hujan yang ditentukan berdasarkan metode mononobe. Kemudian
melakukan perencanaan teknis dimulai dari perhitungan debit curah hujan pada saluran, dan
mendapatkan debit banjir rencana. Kemudian melakukan evaluasi dengan membandingkan
kapasitas tampungan saluran eksisting terhadap debit banjir rencana.
Dari hasil analisa didapatkan nilai curah hujan yaitu sebesar 128,954 mm untuk kala
ulang 10 tahun, serta terdapat 5 saluran yang tidak memenuhi (meluap) dengan debit banjir
rancangan. Untuk menanggulanginya, perlu dilakukan perbaikan terhadap saluran tersebut.
Perbaikan yang dilakukan adalah berupa redimensi dengan cara melebarkan dimensi salurannya.
Hal tersebut dilakukan karena tidak memungkinkan untuk meninggikan saluran, diakibatkan oleh
tingginya muka air sungai. Namun jika pada saat pelebaran saluran tidak ada lahan yang memadai,
maka solusinya adalah dengan membuat saluran di bawah jalan dan akan dibangun pelat dibagian
atasnya.

Kata kunci: Banjir, Evaluasi, Saluran, Drainase.

PENDAHULUAN penduduk yang cukup tinggi (Dinas PU


Latar Belakang Kota Mataram, 2011).
Kota Mataram merupakan Ibu Kota Akibat dari pertambahan penduduk
Provinsi Nusa Tenggara Barat yang tersebut adalah berdampak pada pengalihan
mempunyai peranan penting baik sebagai fungsi lahan, dari lahan hijau menjadi lahan
pusat pemerintahan, pendidikan, terbangun seperti gedung pemerintahan,
perdagangan, penyedia jasa pariwisata dan permukiman, sarana perekonomian, jalan
berbagai kegiatan kemasyarakatan lainnya. raya, serta fasilitas umum lainnya. Hal ini
Melihat peranannya tersebut, menimbulkan menyebabkan daerah resapan air menjadi
konsekuensi terhadap pesatnya pertumbuhan berkurang, sehingga terjadi peningkatan
dan perkembangan kota, dimana hal itu limpasan air. Jika limpasan air tidak dengan
menjadi daya tarik dan sebagai pendorong cepat dialirkan ke badan air terdekat serta
migrasi penduduk dari pedesaan ke daerah tidak memadainya sistem drainase yang ada,
perkotaan sehingga terjadilah pertambahan

1
maka akan menimbulkan permasalahan Terdapat juga beberapa saluran irigasi yang
genangan atau bahkan terjadi banjir. berperan ganda, selain sebagai saluran
Sistem Drainase Ancar termasuk irigasi juga dijadikan saluran drainase.
bagian dari sistem drainase yang ada di Kota Adapun juga disebabkan akibat ulah
Mataram. Sistem drainase ini merupakan masyarakat yang membuang sampah di
sistem jaringan drainase yang bermuara atau saluran, contohnya adalah hampir di setiap
mempunyai outlet (pembuang akhir) menuju saluran yang ada pada Sistem Drainase
ke Sungai Ancar baik pada sisi kanan Ancar ini mengalami penyempitan profil
maupun sisi kiri sungai. Permasalahan saluran akibat adanya sampah tersebut.
genangan dan banjir pada Sistem Drainase Sehingga saat musim hujan melanda
Ancar ini terjadi hampir setiap tahun, namun menimbulkan banjir yang menggenangi
belum ada titik terang dari pemerintah untuk perumahan warga, kebun, sawah dan jalan
menyelesaikan permasalahan ini. raya. Oleh karena itu perlu dilakukan
Adapun permasalahan- evaluasi kapasitas saluran drainase sehingga
permasalahan yang dapat menyebabkan dapat menanggulangi permasalahan yang
berkurangnya fungsi drainase di beberapa terjadi.
kota termasuk diantaranya Kota Mataram Terkait dengan uraian
adalah pendangkalan akibat sedimentasi, permasalahan diatas sehingga menarik
pengalihan fungsi lahan, serta akibat dari perhatian penulis untuk melakukan
perkembangan kota yang belum diimbangi penelitian yang berjudul “Evaluasi
dengan penataan sistem drainase yang baik. Kapasitas Saluran Drainase Pada Sistem
Selain itu juga kondisi saluran yang Drainase Ancar Kota Mataram”.
tidak memungkinkan untuk menampung
limpasan atau debit air hujan karena terdapat
beberapa saluran yang tidak berfungsi secara
optimal.
METODE PENELITIAN
Lokasi Penelitian
Penelitian ini mengambil lokasi di Kota
Mataram yaitu pada Sistem Drainase Ancar,

LOKASI PENELITIAN

Gambar Lokasi Studi Sistem Drainase Ancar


Langkah Penelitian pengukuran yang langsung dilakukan di
Langkah-langkah penelitian yang dilakukan lokasi penelitian. Data-data yang didapatkan
adalah sebagai berikut : antara lain :
a. Pengumpulan Data a. Dimensi saluran eksisting
Dalam pengumpulan ini terdapat dua jenis b. Bentuk penampang saluran eksisting
data, yaitu data primer dan data sekunder. c. Kondisi saluran eksisting
 Data primer adalah data yang  Data sekunder adalah data yang
diperoleh dari hasil survey dan diperoleh dari sumber yang sudah

2
ada seperti memperoleh data dari yang digunakan adalah hasil pengamatan 10
instansi terkait. tahun terakhir, yaitu dari tahun 2009 sampai
Data-data yang digunakan adalah : dengan tahun 2018.
a. Peta Topografi Kota Mataram  Analisa Curah Hujan Rerata Daerah
b. Peta Sebaran Pos Hujan Wilayah Dari data curah hujan yang telah
Sungai Lombok ditentukan, maka selanjutnya akan dilakukan
c. Peta Jaringan Drainase Wilayah pengolahan data yaitu dengan menganalisa
Kota Mataram curah hujan rata-rata dengan menggunakan
d. Data Curah Hujan sepuluh tahun metode Polygon Thiessen.
terakhir (Tahun 2009 - 2018)  Uji Konsistensi Data Hujan
b. Membuat Skema Jaringan Saluran Uji konsistensi data curah hujan
Drainase Eksisting adalah menggunakan RAPS (Rescaled
Skema jaringan dibuat berdasarkan Adjusted Partial Sums). Hal ini
data jaringan drainase wilayah Kota dimaksudkan untuk menguji
Mataram, khususnya yang ada pada Sistem ketidakpanggahan antara data pada stasiun
Drainase Ancar, serta melakukan itu sendiri dengan mendeteksi pergeseran
pengecekan langsung di lokasi penelitian. nilai rata-rata.
c. Menentukan Pola Aliran  Analisa Pemilihan Agihan
Pola aliran ditentukan berdasarkan Dari data curah hujan harian
pola jaringan drainase yang terbentuk, maksimum rata-rata, selanjutnya dihitung
dimana pola jaringan diperoleh dari peta parameter statistik untuk memilih jenis
topografi yang dilengkapi dengan ketinggian distribusi yang cocok.
(peta kontur), namun untuk mendapatkan  Uji Distribusi Probabilitas
hasil yang akurat perlu ditinjaklanjuti Uji ini dilakukan dengan
dengan penelusuran di lokasi penelitian menggunakan uji chi-kuadrat dan uji
untuk mengecek kebenarannya sekaligus smirnov-kolmogorov. Hasil yang didapatkan
mengetahui pola alirannya. dari uji ini adalah untuk mengetahui apakah
d. Menghitung Daerah Tangkapan Hujan data curah hujan tersebut sesuai dengan jenis
Air hujan yang jatuh pada suatu agihan yang dipilih.
daerah, limpasannya akan ditampung oleh  Analisa Curah Hujan Rancangan
saluran. Oleh karena itu luasan daerah yang Menghitung curah hujan rancangan
terkena hujan perlu diketahui. Daerah menggunakan metode berdasarkan distribusi
tangkapan hujan dapat diketahui melalui yang memenuhi syarat. Analisa ini bertujuan
pola aliran yang terbentuk. untuk mendapatkan hujan maksimum rata-
e. Analisa Data rata kawasan (areal rainfall) yang mewakili
 Analisa Hidrologi suatu daerah.
Analisa hidrologi digunakan sebagai  Analisa Intensitas Curah Hujan
pedoman dalam pelaksanaan fisik Menggunakan data curah hujan
konstruksi. Hasil yang didapatkan dari harian, sehingga intensitas curah hujan dapat
analisa hidrologi adalah mengetahui besaran diestimasi dengan menggunakan rumus
curah hujan rancangan pada suatu daerah, Mononobe.
serta melakukan perkiraan debit rancangan
 Menghitung Debit Banjir
sebagai dasar dalam perencanaan teknis
Rancangan
drainase buatan.
Debit banjir rancangan adalah
Langkah - langkah yang dilakukan dalam
jumlah seluruh debit banjir yang masuk
analisa hidrologi adalah :
dalam setiap saluran drainase, dimana
 Menentukan Pos atau Stasiun saluran drainase pada bagian hilir akan
Hujan yang akan digunakan menerima debit banjir saluran yang berada
Menurut Peta Sebaran Pos Hujan Wilayah di bagian hulu berdasarkan pada gambar
Sungai Lombok, stasiun hujan terdekat dan skema jaringan dan pola aliran. Perhitungan
kemungkinan berpengaruh terhadap Sistem debit banjir pada saluran dihitung dengan
Drainase Ancar adalah ditentukan menggunakan metode rasional, dengan kala
berdasarkan metode polygon thiessen. Dari ulang yang telah ditentukan.
pos atau stasiun hujan ini akan didapatkan
data curah hujan. Dimana data curah hujan

3
 Menghitung Kapasitas Saluran HASIL DAN PEMBAHASAN
Drainase Gambaran Umum Kondisi Wilayah
Perhitungan kapasitas saluran Sistem Drainase Ancar Kota Mataram
eksisting berdasarkan kondisi penampang Sistem Drainase Ancar terletak di
melintang saluran pada lokasi penampang Daerah Aliran Sungai Ancar sebelah kanan
yang ditentukan. Kapasitas saluran dan kiri atau utara dan selatan dari Sungai
didapatkan dengan cara mengalikan luas Ancar, serta memanjang atau berjajar dari
penampang saluran dengan kecepatan aliran. timur ke barat mulai dari Kelurahan Bertais
Dimana luas penampang didapatkan dari Kecamatan Sandubaya sampai Kelurahan
hasil pengukuran langsung di lokasi Ampenan Selatan Kecamatan Ampenan.
penelitian. Jaringan drainase di Sistem Drainase Ancar
 Mengevaluasi Kapasitas Saluran ini tersebar di 6 (empat) wilayah kecamatan,
Drainase yaitu Kecamatan Sandubaya, Kecamatan
Evaluasi kapasitas saluran drainase Cakranegara, Kecamatan Mataram,
adalah bagaimana hasil dari saluran drainase Kecamatan Selaparang, Kecamatan
yang sudah dibangun dapat mengatasi Sekarbela dan Kecamatan Ampenan.
masalah genangan. Pada penelitian ini, Adapun dari hasil survey kondisi
evaluasi kapasitas saluran drainase dinilai eksisting, Sistem Drainase Ancar ini terbagi
terhadap debit banjir rancangan. menjadi 35 blok sistem jaringan drainase,
 Menentukan Upaya Perbaikan yaitu 20 blok pada Sistem Drainase Ancar
Upaya perbaikan diperoleh Kanan dan 15 blok pada Sistem Drainase
berdasarkan hasil evaluasi kapasitas saluran Ancar Kiri, dan masing-masing blok
drainase pada Sistem Drainase Ancar. mempunyai outlet (pembuangan akhir) ke
Upaya ini berdasarkan pendekatan dari Sungai Ancar.
perbadingan antara kapasitas saluran
drainase dengan debit banjir rancangan.
Pada penelitian ini, tujuan dari upaya
perbaikan yang dilakukan adalah untuk
mengatasi banjir dan genangan di Kota
Mataram.

Tabel Pembagian Blok Sistem Drainase Ancar

4
Luas Daerah Tangkapan Hujan
Daerah tangkapan hujan adalah luas
lahan yang masih mempengaruhi besarnya Nilai yang diambil untuk
debit pada saluran yang ditinjau, daerah penggunaan lahan pada daerah pengaliran
tangkapan dapat ditentukan dari hasil adalah sebagai berikut :
penginderaan satelit (dalam hal ini 1. Perumahan : 0,70
digunakan aplikasi Google Earth Pro) dan 2. Jalan Aspal : 0,90
pengecekan langsung di lapangan. Berikut 3. Sawah : 0,11
disajikan setiap masing-masing Tabel 4. Lahan Terbuka : 0,15
koefisien pengaliran.
Tabel Koefisien Pengaliran

5
6
Pengumpulan Data Saluran Drainase
Eksisting
Data Saluran Drainase Sistem Drainase
Ancar yang dibutuhkan untuk menganalisa
kapasitas saluran drainase adalah sebagai
berikut :
a. Dimensi saluran drainase eksisting
meliputi lebar atas (ba), lebar dasar saluran
(bb), tinggi saluran (ha). Gambar Penampang saluran ahmad yani
b. Penampang saluran drainase, yang timur - kanan
didapatkan dari hasil survey. a. Debit banjir (Q Banjir Rancangan
c. Elevasi saluran drainase : hulu dan hilir R10th) = 0,417 m3/dt
saluran, didapatkan data sekunder b. Bentuk penampang saluran
berdasarkan peta topografi Kota Mataram, = Segi Empat
kemudian dikurangi dengan kedalaman c. Kekasaran manning (n sal.)
saluran. = 0,025
d. Elevasi lahan : hulu dan hilir, didapatkan d. Kemiringan dasar saluran
data sekunder berdasarkan peta topografi (i saluran) = 0,025
Kota Mataram. e. Lebar saluran (b) = 0,70 m
e. Panjang saluran drainase eksisting (Lsal), f. Tinggi saluran (h) = 0,60 m
didapatkan berdasarkan hasil survey dan Kemudian dilakukan perhitungan
pendekatan pengukuran melalui kapasitas saluran sebagai berikut :
penginderaan jauh melalui google earth pro. a. Luas penampang basah
f. Panjang lahan (Llahan), didapatkan =b×h
berdasarkan hasil survey dan pendekatan = 0,70 × 0,60
pengukuran melalui penginderaan jauh = 0,420 m2
melalui google earth pro. b. Keliling basah (P)
Berikut akan di sajikan data saluran drainase = b + 2h
eksisting Sistem Drainase Ancar. = 0,70 + (2×0,60)
= 1,900 m
Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase c. Jari-jari hidrolis (R)
Pada Sistem Drainase Ancar =
Evaluasi kapasitas saluran drainase
dilakukan dengan membandingkan debit = = 0,221 m
banjir rancangan berdasarkan metode d. Kecepatan saluran (Vsal) dihitung
rasional (Qbanjir) untuk saluran tersebut berdasarkan persamaan Manning,
dengan kapasitas (Qkapasitas) dari saluran dengan n = 0,025 (Tabel 2.6)
eksisting itu sendiri. Jika kapasitas saluran adalah sebagai berikut :
lebih besar dari debit banjir rancangan maka
saluran tersebut masih dapat berfungsi
dengan normal, namun jika kapasitas saluran
lebih kecil dari debit banjir rancangan maka
saluran tersebut tidak dapat menampung = 2,312 m/dt
debit banjir rancangan, maka air akan e. Debit kapasitas saluran primer
meluap. Ahmad Yani Timur – Kanan,
Untuk dapat menghitung kapasitas dimana
saluran drainase eksisting maka diperlukan A= 0,420 m2 dan Vsal = 2,312
data dimensi saluran eksisting, bentuk m/dt , maka :
penampang saluran, dan kemiringan saluran. Q Kapasitas Saluran
Berdasarkan data saluran primer =A×V
Ahmad Yani Timur - Kanan, pada ruas = 0,420 × 2,312
saluran tersebut adalah sebagai berikut : = 0,971/ m3/dt
f. Evaluasi kapasitas Q sal > Q 10th
- Q Kap. Sal = 0,971 > Q 10th =
0,417 (Memenuhi)

7
Berdasarkan hasil evaluasi
kapasitas di atas, maka disimpulkan bahwa
saluran primer Ahmad Yani Timur – Kanan
dapat menampung debit banjir (meluap)
dengan kala ulang 10 tahun.
Tabel Evaluasi Saluran Drainase Pada
Sistem Drainase Ancar

8
9
Analisis Perbaikan Saluran Drainase (meluap) yaitu Saluran Selaparang, Saluran
Berdasarkan hasil evaluasi kapasitas PanjiTilar dan Saluran Sudetan Swakarsa
saluran diatas, maka pada Sistem Drainase dengan kala ulang 10 tahun.
Ancar Kanan terdapat 2 (dua) saluran primer Hal ini dikarenakan mengalami
yang tidak dapat menampung debit banjir sedimentasi pada saluran eksisting sehingga
(meluap) yaitu Saluran Karang Medain, kapasitas saluran menjadi tidak sesuai
serta Saluran Muara Ancar Kanan dengan dengan perencanaan awal dan akhirnya
kala ulang 10 tahun. Sedangkan pada Sistem mengakibatkan saluran tersebut meluap.
Drainase Ancar Kiri terdapat 3 (tiga) saluran Untuk tahap awal solusi untuk mengatasi
yang tidak dapat menampung debit banjir saluran yang meluap diperlukan perbaikan
Tabel data saluran yang meluap seperti normalisasi dan redimensi.

Untuk mengatasi saluran yang sedimen, karena sedimentasi yang terdapat


meluap diperlukan perbaikan seperti dalam saluran berpengaruh terhadap
normalisasi dan redimensi. kapasitas saluran drainase.
Normalisasi Saluran Berikut adalah contoh perhitungan
Normalisasi saluran adalah upaya normalisasi saluran pada Saluran Karang
untuk memperbesar kapasitas saluran Medain (Blok 14 karang medain, sistem
drainase eksisting dengan cara pengerukan drainase Ancar kanan) :

10
e. Elevasi Lahan (saluran sekunder
karang medain 1)
Hulu = 19,90
Hilir = 19,10
Panjang lahan (L lahan) = 120 m
Kemiringan lahan (i lahan)
=
= 0,007
Gambar Saluran eksisting karang medain f. Luas penampang basah (A)
a. Data dimensi saluran eksisting = B × h = 0,50 × 0,80 = 0,40 m2
Lebar saluran atas (Ba) = 0,50 m g. Keliling basah (P)
Lebar saluran bawah (Bb) = 0,50 m = b + 2h
Tinggi saluran (H) = 0,65 m = 0,50 + 2 × 0,80
Tinggi sedimentasi = 0,15 m = 2,100 m
h. Jari-jari hidrolis (R)
= = = 0,190 m
i. Kecepatan saluran (Vsal) dihitung
berdasarkan persamaan Manning,
dengan n = 0,025 (Tabel 2.6) adalah
sebagai berikut :

Saluran karang medain setelah normalisasi


b. Data dimensi saluran setelah = 1,925 m/dt
normalisasi j. Debit kapasitas saluran primer Saluram
Lebar saluran atas (Ba) = 0,50 m Selagalas, dimana
Lebar saluran bawah (Bb) = 0,50 m A= 0,40 m2 dan Vsal = 1,925 m/dt ,
Tinggi saluran (H) = 0,80 m maka :
c. Bentuk penampang saluran Q Kapasitas Saluran = A × V
= segi empat = 0,40 × 1,925
d. Elevasi saluran = 0,770 m3/dt
Hulu = 17,30 k. Evaluasi kapasitas Q sal > Q 10th
Hilir = 15,25 - Q Kap. Sal = 0,770 < Q 10th = 0,895
Panjang saluran (Lsal) = 97 m (Meluap)
Kemiringan saluran (i saluran) Berdasarkan hasil perhitungan
= normalisasi saluran, maka didapatkan bahwa
saluran karang medain tidak dapat
menampung debit banjir (meluap) dengan
= 0,021
kala ulang 10 tahun. Untuk perhitungan
selanjutnya dilakukan sama dan dapat dilihat
pada Tabel
Tabel Perhitungan evaluasi kapasitas saluran
setelah normalisasi dengan kala ulang 10 th

11
Redimensi Saluran
Dari hasil analisis pada Tabel diatas pelebaran saluran dilakukan walaupun
diketahui bahwa masih ada saluran yang tidak mempunyai lahan yang memadai,
meluap meskipun telah dilakukan solusinya adalah saluran tersebut
normalisasi, sehingga perlu dilakukan direncanakan dibangun dibawah jalan
redimensi. Redimensi adalah upaya untuk dan nantinya akan dibuatkan pelat pada
memperbesar kapasitas saluran drainase bagian atasnya. Maka didapatkan
eksisting dengan cara menambah lebar bahwa :
saluran drainase atau tinggi saluran drainase. Ba = 0,50 m
Berikut adalah contoh perhitungan Bb = 0,50 m
redimensi saluran pada saluran karang H = 1,00 m (tinggi saluran setelah
medain (Blok 14, Sistem Drainase Ancar normalisasi dan ditambah dengan
Kanan) : ketinggian freeboat, dimana tinggi
a. Debit banjir rancangan 10 th freeboat ditentukan berdasarkan
= 0,895 m3/detik besarnya debit banjir pada
b. Koefisien manning ( n ) kawasannya)
= 0,025 f. Luas penampang basah (A)
(direncanakan pasangan batu) =b × h = 0,50 × 1,00 = 0,500 m2
c. Elevasi saluran g. Keliling basah (P)
Hulu = 17,30 = b +2h = 0,60 +2 × 1,00
Hilir = 15,25 = 2,500 m
Panjang saluran (Lsal) = 97 m h. Jari-jari hidrolis (R)
Kemiringan saluran (i saluran) = = = 0,200 m
= i. Kecepatan saluran (Vsal) dihitung
berdasarkan persamaan Manning,
= 0,021 dengan n = 0,025 (Tabel 2.6) adalah
d. Elevasi Lahan (saluran sekunder sebagai berikut :
karang medain 1)
Hulu = 19,90
Hilir = 19,10
Panjang lahan (L lahan) = 120 m = 1,989 m/dt
Kemiringan lahan (i lahan) j. Debit kapasitas saluran primer Saluran
= Karang Medain, dimana
A= 0,500 m2 dan Vsal = 1,989 m/dt ,
= 0,007 maka :
e. Untuk perhitungan dimensi penampang Q Kapasitas Saluran = A × V
saluran tidak bisa melakukan = 0,500 × 1,989
pendalaman saluran dikarenakan = 0,994 m3/dt
elevasi muka air sungai yang tinggi, k. Evaluasi kapasitas Q sal > Q 10th
sehingga untuk kedalaman salurannya - Q Kap. Sal = 0,994 > Q 10th = 0,895
digunakan penampang saluran setelah (Memenuhi)
normalisasi. Sedangkan untuk

12
Berdasarkan hasil perhitungan Gambar pendimensian ulang
redimensi saluran, maka didapatkan bahwa (redimensi) untuk penampang saluran
saluran karang medain dapat menampung selagalas direncanaka seperti dibawah ini :
debit banjir dengan kala ulang 10 tahun,
kapasitas salurannya memadai tanpa
melakukan pelebaran saluran namun dengan
melakukan penambahan tinggi jagaan.
Dimana tinggi jagaan yang direncanakan
adalah berdasarkan besarnya debit banjir
rancangan pada daerah tangkapan hujannya
yaitu sebesar 0,20 m. Sehingga disimpulkan
bahwa saluran karang medain dapat
menampung debit banjir kala ulang 10 tahun Gambar rencana dimensi untuk saluran
dengan lebar 0,50 m dan tinggi 1,00 m. karang medain

Tabel Perhitungan evaluasi kapasitas saluran


setelah redimensi dengan kala ulang 10 th

Tabel Perbedaan dimensi saluran drainase


setelah normalisasi dan redimensi

13
KESIMPULAN DAN SARAN agar masyarakat lebih paham dan
Kesimpulan mengerti akan pentingnya saluran
Berdasarkan hasil analisa dan drainase, serta agar masyarakat dapat
pembahasan pada bab sebelumnya, maka memanfaatkan saluran drainase
dapat diambil kesimpulan sebagai berikut : sebagaimana mestinya sehingga
1. Berdasarkan hasil survey dan analisis, saluran drainase dapat berfungsi secara
Sistem Drainase Ancar ini terbagi optimal.
menjadi 35 (tiga puluh lima) blok 4. Saluran eksisting yang telah ada perlu
sistem jaringan drainase, masing- dilakukan pemeliharaan saluran dengan
masing 20 blok pada Sistem Drainase cara pembersihan secara berkala agar
Ancar Kanan, yang mempunyai 16 saluran drainase dapat berfungsi
outlet (pembuang akhir) ke Sungai dengan normal dan sesuai dengan
Ancar dan 4 outlet ke Anak Sungai perencanaan awal, karena hampir
Ancar. Serta pada Sistem Drainase seluruh saluran pada Sistem Drainase
Ancar Kiri terdapat 15 blok sistem Ancar ini yang mengalami sedimentasi
yang mempunyai outlet menuju Sungai akibat adanya tanaman liar, dan
Ancar. sampah. Sehingga mengakibatkan
2. Dari hasil analisis hidrologi terhadap terganggunya kelancaran dalam
data curah hujan, didapatkan nilai mengalirkan air dan dapat mengurangi
curah hujan pada Sistem Drainase kapasitas dari saluran tersebut.
Ancar Kota Mataram yaitu sebesar
128,954 mm dengan kala ulang 10 DAFTAR PUSTAKA
tahun. Andawayanti, Ussy, 2016, Kajian
3. Dari hasil analisa evaluasi kapasitas Penanganan Genangan Pada Sub-
saluran drainase eksisting pada Sistem Sistem Drainase Jangkok Kota
Drainase Ancar Kota Mataram, Mataram, Universitas Brawijaya,
terdapat 5 (lima) saluran yang meluap Malang.
yaitu 2 (dua) saluran pada Sistem Anggrahini, 1997, Hidrolika Saluran
Drainase Ancar Kanan (Saluran Terbuka, Citra Media, Surabaya.
Karang Medain, dan Saluran Muara Anonim, 1997, Drainase Perkotaan,
Ancar) dan 3 (tiga) saluran pada Sistem Gunadarma, Depok.
Drainase Ancar Kiri (Saluran Anonim, 2013, Materi Bidang Drainase
Selaparang, Saluran Panjitilar dan Desiminasi dan Sosialisasi
Saluran Sudetan Swakarsa). Keteknikan Bidang PLP.
4. Upaya perbaikan yang dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum Dirjen
adalah dengan cara redimensi pada 5 Cipta Karya. Jakarta.
saluran yang meluap (Saluran Karang Anonim, 2014, Peraturan Menteri
Medain, Saluran Muara Ancar Kanan, Pekerjaan Umum NO.
Saluran Selaparang, Saluran Panjitilar, 12/PRT/M/2014 tentang
dan Saluran Sudetan Swakarsa). Penyelenggaraan Sistem Drainase
Saran Perkotaan, Kementerian Pekerjaan
1. Untuk menanggulangi permasalahan Umum RI, Jakarta.
genangan dan banjir yang ada di Kota Anonim, 2019, Kota Mataram Dalam Angka
Mataram, penelitian sejenis dapat 2019, Badan Pusat Statistik Kota
dilakukan pada Sistem Sungai yang ada Mataram, Mataram.
di wilayah Kota Mataram yaitu Sungai Athiya, Faeruzza, 2015, Evaluasi dan
Jangkok dan Meninting. Perencanaan Saluran Drainase di
2. Untuk mendapatkan hasil yang lebih Kecamatan Tanjung Kabupaten
baik dan detail dari penelitian ini, dapat Lombok Utara, Universitas Mataram,
dilakukan dengan menambah analisis Mataram.
dengan memperhitungkan saluran Harto, Sri, 1993, Analisis Hidrologi,
sekunder dan tersier. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta.
3. Selain melakukan normalisasi dan Kamiana, I. Made, 2011, Teknik
redimensi saluran, perlu juga diadakan Perhitungan Debit Rencana
sosialisasi oleh pemerintah setempat

14
Bangunan Air, Graha Ilmu,
Yogyakarta.
Kodoatie, Robert J., 2005, Pengelolaan
Sumber Daya Air Terpadu,, Andi,
Yogyakarta.
Kodoatie, Robert J., 2013, Rekayasa dan
Manajemen Banjir Kota, Andi
Offset, Yogyakarta.
Mulyanto H.R., 2013, Penataan Drainase
Perkotaan, Graha Ilmu, Yogyakarta.
Putra, Habrianto, 2019, Analisis Kapasitas
Saluran Drainase Pada Sistem
Drainase Unus Kota Mataram,
Universitas Mataram, Mataram.
Setiawan, A., Wirahman, L., 2018,
Drainase, Universitas Mataram
Press. Mataram.
Soemarto, C.D., 1999, Hidrologi Teknik,
Erlangga, Jakarta.
Soewarno. 1995. Hidrologi Aplikasi Metode
Statistik untuk Analisa Data, Nova,
Bandung.
Suripin, 2004, Sistem Drainase Perkotaan
yang Berkelanjutan, Andi Offset,
Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang, 2013, Hidraulika II,
Beta Offset, Yogyakarta.
Triatmodjo, Bambang, 2016, Hidrologi
Terapan, Beta Offset, Yogyakarta.
Wesli, 2008, Drainase Perkotaan, Graha
Ilmu, Yogyakarta.

15

Anda mungkin juga menyukai