KOTA PALOPO
FIRLI WAHYUDDIN
20.023.22.201.174
1
ABSTRAK
Naskah ini merupakan proposal awal penelitian yang di lakukan di program studi teknik
sipil,fakultas teknik universitas andi djemma palopo
2
BAB I
PENDAHULUAN
Perkembangan masyarakat serta kepadatan masyarakat yang kilat memunculkan titik berat
kepada ruang serta area buat keinginan area perkotaan, perumahan, area pabrik atau
pelayanan, serta sarana pendukungnya serta berikutnya mengganti tanah terbuka serta atau
ataupun tanah berair jadi tanah tersadar. Dalam area Perkotaan Kota Palopo, dikala ini tanah
banyak di kekuasaan rumah, jalur beraspal serta tanah parkir perkantoran atau gerai dan
Perihal itu diatas bawa akibat dalam rendahnya daya drainase perkotaan buat mengalirkan
wilayah kubangan. Bagi peraturan menteri profesi biasa Nomor. 12 atau PRT atau Meter
atau 2014, wilayah kubangan merupakan area yang terhenti air dampak tidak berfungsinya
Drainase ialah salah satu bawah buat penuhi keinginan warga pada menghindari banjir serta
menghindari bualan air masuk kedalam rumah yang mengalir dari asal ke ambang yang ialah
bagian terutama pada sesuatu pemograman infrasturktur suatu kota. Drainase pula
bermaksud menghasilkan prasarana kota yang nyaman, aman bersih serta segar. Area
Perkotaan Kota Palopo spesialnya dalam Jalur Anak muda 1 Kecematan Wara Selatan,
kerap terhenti oleh bualan air hujan dampak tingginya curah hujan yang turun yang
membuat jalur dekat wilayah ini tidak dapat di lewatkan oleh alat transportasi ataupun
pejalan kaki disebabkan kapasitas serta gedung saluran drainase inferior di Area ini telah
3
Perihal ini diakibatkan banyaknya sistem saluran drainase yang cacat di posisi riset alhasil
kurang maksimalnya sistem drainaseyang terdapat sebab hancurnya gedung saluran yang
telah lama terbuat, serta pula minimnya atensi kepada pemeliharaan drainaseserta padatnya
bangunan- bangunan rumah, perkantoran ataupun sekolah serta lain lain menyebabkan
Dalam saluran drainase di posisi riset banyak ditemui pengendapan yang menyebabkan
saluran drainase tidak bertugas cocok porsinya, pengendapan yang terdapat dalam saluran
drainase berawal dari kotoran rumah tanggah, material yang terdapat dalam pundak jalur
serta banyak di tumbuhi rumput buas dalam bagian drainase yang menyebabkan kehancuran
dalam gedung drainase, banyak di tumbuhi ganggang serta terjalin pendangkalan dalam
drainase itu.
Oleh sebab itu buat mengatasi kubangan di wilayah yang berada di Area Perkotaan Kota
Palopokhususnya Dalam Jalur Anak muda 1 Kecematan Wara Selatan ini sehingga sedang
butuh dievaluasi kapasitas saluran drainaseagar tidak terjalin kubangan yang membatasi
kegiatan konsumen jalur serta dari penilaian sistem saluran drainasenantinya dibutuhkan
pemograman sistem drainase supaya bisa kurangi kubangan air serta pengaturan banjir
dalam dikala curah hujan besar. dengan begitu pengarang mau menelaah kasus itu dengan
4
Untuk mengetahui berapa kapasitas tampungan saluran drainase pada jalan Pemuda
ini dimulai dari sisi kiri dan sisi kanan saluran drainase dari STA 0+000 Jalan
Pemuda I Kecematan Wara Selatan Kota Palopo Sampai STA 0+500 Jalan pemuda
Supaya permasalahan yang terjalin dalam saluran drainase yang ada dalam Jalur
Anak muda I Kecematan Wara Selatan Kota Palopo bisa di obati alhasil tidak
5
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Riset terdahulu yang relevan dengan riset ini, antara lain sebagai selanjutnya:
dan Jalur Swakarya III Kelurahan Kekalek Berhasil”, artikel yang ditulis oleh Satya
Bintara dengan judul “Kepala esai tesis” pada tahun 2017. Tujuan penelitian adalah
digunakan dalam penelitian ini. Upaya dilakukan untuk mengumpulkan data dengan
mengumpulkan total curah hujan bulanan dari tiga stasiun cuaca yang berbeda.
konsep = 0,26, saluran Q = 0,11, dan saluran A4 Q konsep = 0,29, saluran Q = 0,11.
Saluran drainase di sepanjang jalur Teluk Banyur dan jalur Swakarya III dirasa
belum cukup untuk menampung aliran air hujan dan air limbah.
2. Juara Harapan: Ketua Skripsi Skripsi oleh Oktamal Akhir dan Bambang Sulistiono
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak air yang dapat
wilayah studi.
6
3. Thesis Head Essay (Rinaldy Saputro, 2017) “Evaluasi Kapasitas Sistem Drainase
saluran drainase (Qc) menurut periode ulangnya Total debit banjir (Qp) dihitung
bahwa Jalan saluran Klitren, Jalan Klitren Selatan, Jalan Tribrata, dan Jalan
Sub DAS pada periode ulang masing-masing 2, 5, dan 10 tahun. Terbentuk pada
keempat saluran drainase yang tegak lurus dengan saluran jalan, dengan Qc sebesar
sistem alam drainase inferior di area pusat kota Makassar berperan dengan cara
maksima, cara yang dipakai Metode analisa yang dipakai ialah analisa deskriptif
kuntitatif serta kualitatif buat memastikan alam drainase inferior yang ada di posisi
riset, hasil riset membuktikan kalau ada 3 alam drainase inferior di Kecamatan
inferior lain di dekat alam tetapi air tidak mengalir ke saluran itusebab tidak terdapat
saluran calo serta kotor yang membatasi gerakan. Tidak hanya itu gedung yang
padat bisa pengaruhi kecapatan gerakan di saluran drainase. Oleh sebab itu butuh
terdapatnya akumulasi saluran calo buat memilah gerakan air dan pemeliharaan
7
5. Dayananti Nusantara( 2018), Kepala karangan Skripsi“ Penilaian Kapasitas saluran
drainase dalam Catchment Zona Sub Sistem Bendul Merisi Kota Surabaya”. Misi
riset buat mengenali jumlah kapasitas tampungan saluran drainase, alhasil banjir
bisa terkendali, bisa mengenali hasil penilaian daya muat banjir buat 2 tahun yan
kelak dengan kapasitas saluran yang terdapat. Cara yang dipakai ialah cara logis.
Hasil riset format saluran tersier 2 memakai luas 1, 9 meter serta daya 2, 1 meter.
saluran kuarter 1 memakai luas 0, 6 meter serta daya 1, 5 meter. saluran kuarter 2
2.2. Drainase
Drainase ialah salah satu sarana bawah yang di rancang selaku sistem untuk
penuhi keinginan warga serta ialah bagian berarti pada pemograman kota(
dipahami sebagai sistem bangunan air yang dirancang untuk mengurangi dan/atau
menghilangkan kelebihan air dari suatu area atau properti untuk memanfaatkan
Drainase bukan hanya tentang air permukaan, tetapi juga tentang air tanah,
karena juga merupakan upaya untuk mengatur kualitas air tanah dalam kaitannya
dengan kebersihan. Tidak hanya itu pula berperan selaku otak keinginan air dataran
dengan aksi buat membenarkan wilayah berlumpur, kubangan air serta banjir
manfaat dengan terdapatnya saluran drainase ini antara lain( Suripin, 2004):
8
d. Mengatur air hujan yang kelewatan alhasil tidak terjalin musibah alam( banjir).
a. Sistem drainase yang signifikan adalah sistem yang memenuhi kebutuhan sebagian
besarpenduduk kota.
b. Sebagian penduduk kota terlayani oleh sistem drainase lokal, yaitu sistem drainase
perkotaan.
c. Sistem drainase yang memiliki jaringan saluran yang berbeda untuk air biasa dan air
d. Istilah "sistem campuran" mengacu pada sistem drainase yang mencakup kedua rute
untukmengumpulkan genangan air dan untuk mengumpulkan dan mengolah limpasan air
hujan.Penelitian dengan fokus pada kota dan sistem sosial dan fisiknya yang rumit
subbidang hidrologi yang berfokus pada pemahaman bagaimana air bergerak melalui
lingkungan perkotaan dan bagaimana kaitannya dengan dinamika sosial dan budaya yang
unik dari tempat-tempat tersebut. Ada dua jenis saluran drainase: yang dibentuk oleh alam
dan yang dibangun oleh manusia (buatan). Hujan jatuh ke tanah, mengalir di atas
permukaan tanah (run-off), masuk ke parit-parit, dan dibuang ke sungai, dengan sebagian
air masuk ke dalam tanah (infiltrasi) pada tanah dengan daya serap yang kuat berkat
penataan alam. saluran drainase (alami). Parit, penyangga batu, pipa, pompa air, dan
infrastruktur khusus lainnya diperlukan untuk membuat saluran drainase buatan. Jadi,
9
suatu, yang berikutnya data itu dipakai buat memastikan pengganti yang pas pada
mengutip suatu ketetapan. Arikunto serta Cepi( 2008: 2). Dengan cara biasa penilaian
ialah sesuatu upaya buat mengukur serta basis angka adil dari pendapatan hasil- hasil yang
direncanakan lebih dahulu, dimana hasil penilaian itu dimaksudkan jadi korban balik
Sistem jaringan drainase ialah bagian prasarana dalam sesuatu area, drainase masuk
dalam golongan prasarana air dalam pengelompokan area. Bagi Konsep Biasa Aturan
Ruang( RTRW) sistem jaringan drainase kota wajib dibesarkan mulai dari air buangan(
kotoran) ataupun hujan yang masuk kedalam saluran ataupun selokan, diteruskan kedalam
Seacara biasa pendekatan sistem jaringan drainase jalur diawali dengan memplot arah
jalur yang hendak ditinjau dalam denah topografi buat mengenali wilayah layanan alhasil
bisa memperhitungkan keinginan penempatan gedung drainase jalur serta penyokong yang
lain dengan mencermati kehadiran area. Intinya wajib membagi debit gerakan, membagi
format saluran, kemiringan saluran serta gedung tubuh air yang lain danmencermati
pendapatan hasil- hasil yang direncanakan lebih dahulu pada perihal ini pemograman
sistem jaringan drainase jalur pada mengalirkan air hujan ataupun air buangan dari asal
mengarah ambang. Penilaian sistem jaringan drainase jalur mencakup topografi jalur, arah
gerakan, debit saluran, format saluran, kemiringan saluran serta gedung tubuh air yang
lain dan faktor- faktor yang mensupport jalannya sistem jaringan drainase dimana
penilaian itu dimaksudkan jadi korban balik buat pemograman yang hendak dicoba
kedepannya.
10
Sistem jaringan drainase ialah bagian prasarana dalam sesuatu area, drainase masuk
dalam golongan prasarana air dalam pengelompokkan prasarana area, tidak hanya itu
Idealnya pada Konsep Biasa Aturan Ruang Area( RTRW) serta ataupun dalam
Konsep Benih Jaringan Infrastruktur Kota. Air limbah (kotoran) yang masuk (saluran
permukaan atau parit), terus masuk ke dalam tanah lagi, atau diarahkan ke sungai (saluran
limbah), bermuara ke laut, atau mengalir ke kolam penampung, harus digunakan untuk
Sistem jaringan drainase jalur dalam dasarnya dibentuk ataupun diadakan pada
kondisi bukan dengan pendekatan zona wilayah- perwilayah pada rasio mikro, tetapi
didesain cocok keinginan profil jalur( geometric) serta area atau topografi dataran tanah
yang terdapat. Hendaknya memanglah drainase jalur wajib bisa diintegrasikan pada
sesuatu sistem jaringan penyediaan drainase kota atau area atau area dari asal hingga
ambang yang dapat terdiri atas bermacam fungsi drainase( selaku sesuatu kesatauan sistem
drainase), alhasil berdaya guna serta efisien pada pemanfaatannya ataupun kepada ruang
yang diadakan ataupun diperlukan. Untuk memanfaatkan lahan secara paling efisien,
sistem drainase dipasang sebagai bagian dari infrastruktur untuk mengumpulkan dan
mengarahkan limpasan air. Saluran akseptor, saluran kolektor, saluran konveyor, saluran
benih (playing drain), dan badan air akseptor membentuk sistem drainase bangunan,
yang terlihat dari sisi hulu (air penerima). Aqueduct, siphon, aqueduct, spillway, sluice
gate, bangunan turun, waduk, dan stasiun pompa hanyalah beberapa struktur tambahan
yang dapat ditemui di sepanjang perjalanan. Instalasi pengolahan limbah (IPAL) adalah
bagian penting dari sistem drainase yang komprehensif, terutama untuk sistem yang
11
terganggu, karena mereka membersihkan air secara menyeluruh sebelum dilepaskan ke
badan air. Ketika air dibuang ke sungai, misalnya, hanya air yang memenuhi baku mutu
yang ditentukan yang dibuang ke sungai (Suripin, 2004). Pada merancang sistem drainase
jalur didasarkan dalam kehadiran bagus air dataran( air hujan) ataupun kehadiran air dasar
1. Pemograman drainase dataran( surface drainage) yang kerap diucap sebagai saluran
pinggir jalur( Aturan Metode Pemograman Drainase Dataran Jalur, SNI. 03- 3424-
1994), serta Prinsip Pemograman Sistem Drainase Jalur.( Pd- T- 02- 2006- B);
c. Aplikasi teknologi ramah area berbentuk gedung air, selaku peresap air, penampung
air,ataupun lainya.
2. Sistem drainase dataran jalur berperan buat mengandalikan limpasan air hujan
dataran jalur serta pula dari wilayah sekelilingnya supaya tidak mengganggu
kontruksi jalur. Limpasan air hujan serta kubangan air hujan di dataran perkerasan
jalur bisa menyebabkan percepatan kepada kehancuran kontruksi jalur serta ataupun
bisa menggerus( abrasi) dalam kontruksi tubuh jalur. Pada kondisi pemograman,
ditempatkan dan jenis teknologi konstruksi apa yang diperlukan, perencana biasanya
memulai dengan menggambar jalan raya yang akan dievaluasi pada peta topografi
bangunan tambahan. Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa banyak air yang
12
akan mengalir melalui kanal, serta ukuran dan sudut alirannya melewati struktur
dan badan air. Dengan memperhatikan ketentuan teknis konstruksi jalan dan
stabilitas konstruksi jalan, juga wajib memperhatikan aliran air di permukaan dan
di bawah permukaan. Tujuan dari sistem drainase bawah permukaan adalah untuk
mengurangi jumlah air tanah di sekitar dan di bawah jalan, serta mengumpulkan dan
membuang setiap air yang naik dari tanah dasar jalan (subgrade).
Drainase mempunyai banyak tipe serta tipe drainase itu diamati dari bermacam
pandangan. Ada pula tipe- tipe saluran drainase bisa dibedakan selaku selanjutnya(
Hasmar, 2012: 3)
Drainase bagi sejarahnya tercipta pada bermacam metode, selanjutnya ini metode
terjadinya drainase:
Ialah drainase yang tercipta dengan cara natural serta tidak ada bangunan- bangunan
penyokong semacam gedung pelimpah, pendamping batu atau batu, lorong air serta
lain- lain. Saluran ini tercipta oleh gerusan air yang beranjak sebab gaya tarik bumi
Drainase ini terbuat dengan arti serta misi khusus alhasil membutuhkan bangunan-
bangunan spesial semacam comberan pendamping batu atau batu, lorong air,
Saluran drainase bagi posisi bangunannya dibagi pada sebagian wujud, selanjutnya
13
iniwujud drainase bagi posisi bangunanya
Ialah saluran yang ada diatas dataran tanah yang berperan mengalirkan air
dataran tanah( pipa- pipa) sebab dasar an- alasan khusus. Dasar an itu antara lain
desakan artistic, desakan fungsi dataran tanah yang tidak mengizinkan terdapatnya
saluran di dataran tanah semacam alun- alun sepak bola, alun- alun melambung,
Jika air akan dialirkan dari area yang luas ke area yang kecil, maka drainase harus
a. Saluran air dengan fungsi tunggal, seperti membuang air hujan atau limbah,
b. Serba Guna Adalah Saluran Yang Berfungsi Ganda Yang dimaksud dengan
“serbaguna” adalah saluran yang dapat digunakan untuk mengalirkan beberapa jenis
Saat merencanakan sistem drainase, penting untuk mengetahui bangunan seperti apa
a. Saluran Tersedia
suasana di luarnya. Drainase, baik hujan maupun lainnya, yang tidak mengancam
kesehatan manusia atau lingkungan alam lebih cocok untuk saluran ini.
14
b. Komunikasi terlarang
Saluran yang tidak terhubung ke udara luar dan memiliki struktur atas yang tertutup.
Di jantung kota, saluran ini sering digunakan untuk mengangkut air berlumpur.
Kubangan merupakan insiden apabila area dipadati air sebab tidak terdapat drainase
yang mematus air itu pergi area( Sobirin, 2007). Jadi kubangan berkaitan akrab
dengan resapan serta saluran drainase kubangan didefinisikan selaku sekumpulan air
yang menyudahi mengalir di tempat- tempat yang bukan ialah tubuh air.
1. Diakibatkan oleh hujan setempat yang kurang lancer mengalir ke saluran drainase
ataupun bengawan.
2. Diakibatkan oleh bualan dari saluran ataupun bengawan dampak debit yang
Debit konsep merupakan merupakan debit yang diperkirakan hendak jadi debit
maksimal yang hendak dialirkan oleh saluran drainase buat setelah itu dijadikan
suatu barometer buat mendimensi saluran drainase biar tidak terjalin kubangan.
Buat drainase perkotaan serta jalur raya debit konsep diresmikan debit banjir
1. Efek kubangan yang mencuat dari hujan relatif kecil apabila dibanding dengan
2. Tanah yang relatif terbatas bila merancang saluran buat menanggulangi debit
15
3. Wilayah perkotaan serta jalur raya kerap hadapi pergantian pada rentang waktu
Wujud saluran yang sangat murah merupakan saluran yang bisa melampaui debit
maksimal buat besar penampang berair, kekerasan serta kemiringan bawah khusus.
Pengukuran kepada format saluran, ialah luas bawah saluran( b), luas atas saluran(
B), kemiringan bagian saluran( meter), besar jagaan( f), besar berair saluran( h) serta
kemiringan saluran( S). Dengan dikenal saluranlebar bawah saluran serta besar
berair
16
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada kategorisasi skripsi ini tipe riset yang dipakai merupakan riset kuantitatif,
ialah tidak diawali dari dedukasi filosofi namun adil melewati kalkulasi objektif
menarik kesimpulan dari kejadian yang terdapat di alun- alun. Periset dihadapkan
pada informasi yang di dapat dari alun- alun alhasil menciptakan arti yang hendak
Riset ini dilaksanakan di Jalur Anak muda 1 Kecematan Wara Selatan Kota Palopo.
17
3.3. Jenis dan Sumber Data
riset. Informasi yang dibutuhkan pada riset ini berbentuk informasi pokok serta
informasi inferior
Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil observasi lapangan, data
yang dimaksud adalah kondisi saluran drainase Jalan Pemudah 1 Kecematan Wara
dokumentasi
Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi teknis terkait, Dinas
Pekerjaan umum dan penataan ruang pemerintah Kota Palopo, Dinas perumahan
dan kawasan permukiman kota Palopo, kantor badan pusat statistik kota Palopo
(BPS), badan perencanaan pembangunan daerah Kota Palopo dan studi literature,
jenis data yang dimaksud antara lain, skema jaringan drainase jalan Pemuda 1
Kecematan Wara Selatan Kota Palopo, peta administrasi Kecematan Wara Selatan,
peta tata guna lahan Kota Palopo, data curah hujan Kota Palopo.
Metode pengumpulan informasi yang hendak dicoba pada riset ini, selaku selanjutnya:
diawasi.
18
Analisa informasi dicoba dengan memasak informasi pokok serta informasi inferior
tampungan saluran
Q = V . A................................................................................................... (3.1)
Rumus manning
2/3 1/2 ............................................................................................................................................................
V= (3.2)
19
3.6. Bagan Alir
Mulai
Identifikasi Data
Pembahasan
Selesai
20
DAFTAR PUSTAKA
Dimitri Fairizi, ( 2015). Analisis dan evaluasi saluran drainase pada kawasan perumnas
Edy Sumirman, (2006).Studi evaluasi sistem saluran drainase sekunder tambak sari
KotaSurabaya.
Lalu Satya Bintara ( 2017). Evaluasi Kinerja Saluran Drainase di Jalan Teluk Banyur dan
Ranthy Mantong (2009). Evaluasi Zona Drainase sekunder Pusat Kota Makassar
. Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Perkotaan (studi kasus : Daerah Tangkapan Air
21
Fisu, A. A. (2018). Analisis Lokasi Pada Perencanaan Terminal Topoyo Mamuju Tengah.
Fisu, A. A. (2016). Potensi Demand Terhadap pengembangan Kanal Jongaya & Panampu
Fisu, A. A. (2016). Analisis dan Konsep Perencanaan Kawasan Pelabuhan Kota Penajam
Sebagai Pintu Gerbang Kab. Penajam Paser Utara kalimantan Timur. PENA
Fisu, A. A., & Didiharyono, D. (2020, April). Economic & Financial Feasibility Analysis of
Hafid, Z., Fisu, A. A., Humang, W. P., & Natsir, R. (2022). Application of The PPP Scheme on
22