Anda di halaman 1dari 22

PROPOSAL

EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE DI JALAN

PEMUDA I KECAMATAN WARA SELATAN

KOTA PALOPO

FIRLI WAHYUDDIN
20.023.22.201.174

PROGRAM STUDI TEKNIK SIPIL


FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS ANDI DJEMMA PALOPO
2023

1
ABSTRAK

Naskah ini merupakan proposal awal penelitian yang di lakukan di program studi teknik
sipil,fakultas teknik universitas andi djemma palopo

Kata Kunci : Kapasitas,Drainase,Jalan

2
BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Perkembangan masyarakat serta kepadatan masyarakat yang kilat memunculkan titik berat

kepada ruang serta area buat keinginan area perkotaan, perumahan, area pabrik atau

pelayanan, serta sarana pendukungnya serta berikutnya mengganti tanah terbuka serta atau

ataupun tanah berair jadi tanah tersadar. Dalam area Perkotaan Kota Palopo, dikala ini tanah

banyak di kekuasaan rumah, jalur beraspal serta tanah parkir perkantoran atau gerai dan

tutupan tanah perkerasan yang masing- masing tahun bertambah.

Perihal itu diatas bawa akibat dalam rendahnya daya drainase perkotaan buat mengalirkan

air ke pengasingan kesimpulannya ialah kelaut ataupun bengawan alhasil terbentuknya

wilayah kubangan. Bagi peraturan menteri profesi biasa Nomor. 12 atau PRT atau Meter

atau 2014, wilayah kubangan merupakan area yang terhenti air dampak tidak berfungsinya

sistem drainaseyang mengusik serta atau ataupun mudarat kegiatan warga.

Drainase ialah salah satu bawah buat penuhi keinginan warga pada menghindari banjir serta

menghindari bualan air masuk kedalam rumah yang mengalir dari asal ke ambang yang ialah

bagian terutama pada sesuatu pemograman infrasturktur suatu kota. Drainase pula

bermaksud menghasilkan prasarana kota yang nyaman, aman bersih serta segar. Area

Perkotaan Kota Palopo spesialnya dalam Jalur Anak muda 1 Kecematan Wara Selatan,

kerap terhenti oleh bualan air hujan dampak tingginya curah hujan yang turun yang

membuat jalur dekat wilayah ini tidak dapat di lewatkan oleh alat transportasi ataupun

pejalan kaki disebabkan kapasitas serta gedung saluran drainase inferior di Area ini telah

tidak berperan dengan bagus buat menampung serta mengalirkan air.

3
Perihal ini diakibatkan banyaknya sistem saluran drainase yang cacat di posisi riset alhasil

kurang maksimalnya sistem drainaseyang terdapat sebab hancurnya gedung saluran yang

telah lama terbuat, serta pula minimnya atensi kepada pemeliharaan drainaseserta padatnya

bangunan- bangunan rumah, perkantoran ataupun sekolah serta lain lain menyebabkan

banyaknya air limpasan dampak minimnya energi resapan tanah.

Dalam saluran drainase di posisi riset banyak ditemui pengendapan yang menyebabkan

saluran drainase tidak bertugas cocok porsinya, pengendapan yang terdapat dalam saluran

drainase berawal dari kotoran rumah tanggah, material yang terdapat dalam pundak jalur

serta banyak di tumbuhi rumput buas dalam bagian drainase yang menyebabkan kehancuran

dalam gedung drainase, banyak di tumbuhi ganggang serta terjalin pendangkalan dalam

drainase itu.

Oleh sebab itu buat mengatasi kubangan di wilayah yang berada di Area Perkotaan Kota

Palopokhususnya Dalam Jalur Anak muda 1 Kecematan Wara Selatan ini sehingga sedang

butuh dievaluasi kapasitas saluran drainaseagar tidak terjalin kubangan yang membatasi

kegiatan konsumen jalur serta dari penilaian sistem saluran drainasenantinya dibutuhkan

pemograman sistem drainase supaya bisa kurangi kubangan air serta pengaturan banjir

dalam dikala curah hujan besar. dengan begitu pengarang mau menelaah kasus itu dengan

kepala karangan “EVALUASI KAPASITAS SALURAN DRAINASE DI JALAN

PEMUDA I KECEMATAN WARA SELATAN KOTA PALOPO”

1.2. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian diatas maka dapat diajukan rumusan masalah sebagai

berikut :Berapa kapasitas tampungan saluran drainse di jalan Pemuda I

Kecematan Wara Selatan Kota Palopo ?

1.3. Tujuan Penelitian

4
Untuk mengetahui berapa kapasitas tampungan saluran drainase pada jalan Pemuda

I Kecematan Wara Selatan Kota Palopo

1.4. Batasan Masalah

Batasan suatu masalah di lakukan di Kawasan perkotaan kota Palopo, pembahasan

ini dimulai dari sisi kiri dan sisi kanan saluran drainase dari STA 0+000 Jalan

Pemuda I Kecematan Wara Selatan Kota Palopo Sampai STA 0+500 Jalan pemuda

1 Kecematan Wara Selatan Kota Palopo

1.5. Manfaat Penelitian

Supaya permasalahan yang terjalin dalam saluran drainase yang ada dalam Jalur

Anak muda I Kecematan Wara Selatan Kota Palopo bisa di obati alhasil tidak

mudarat warga dekat.

5
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Hasil Penelitian Yang relevan

Riset terdahulu yang relevan dengan riset ini, antara lain sebagai selanjutnya:

1. Mempertimbangkan “Penilaian Kemampuan Saluran Drainase Jalur Teluk Banyur

dan Jalur Swakarya III Kelurahan Kekalek Berhasil”, artikel yang ditulis oleh Satya

Bintara dengan judul “Kepala esai tesis” pada tahun 2017. Tujuan penelitian adalah

mengidentifikasi akar penyebab masalah drainase di jalur Teluk Banyur dan

Swakarya III dan mengimplementasikan solusinya. Teknik kuantitatif deskriptif,

seperti mengkuadratkan data sebelum menghitung dan menampilkan temuan,

digunakan dalam penelitian ini. Upaya dilakukan untuk mengumpulkan data dengan

mengumpulkan total curah hujan bulanan dari tiga stasiun cuaca yang berbeda.

Berdasarkan temuan tersebut, diketahui bahwa pada saluran A1 konsep Q = 0,24,

saluran Q = 0,13, saluran A2 konsep Q = 0,27, saluran Q = 0,10, saluran A3 Q

konsep = 0,26, saluran Q = 0,11, dan saluran A4 Q konsep = 0,29, saluran Q = 0,11.

Saluran drainase di sepanjang jalur Teluk Banyur dan jalur Swakarya III dirasa

belum cukup untuk menampung aliran air hujan dan air limbah.

2. Juara Harapan: Ketua Skripsi Skripsi oleh Oktamal Akhir dan Bambang Sulistiono

“Penilaian Sistem Saluran Drainase Perkotaan Jalur Laksda Adisucipto Yogyakarta.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui berapa banyak air yang dapat

diangkut oleh masing-masing saluran di sepanjang Laksda Adisucipto

YogyakartaMetode penelitian ini bersifat deskriptif analitis dan berusaha untuk

membangun hubungan antara berbagai tonggak dan fungsi terkait drainase di

wilayah studi.

6
3. Thesis Head Essay (Rinaldy Saputro, 2017) “Evaluasi Kapasitas Sistem Drainase

Perkotaan (masalah penelitian: Kawasan Berburu Air Klitren, Gondokkusuman,

Yokyakarta). (2, 5, dan 10 tahun) dan mengkategorikan kapasitas maksimum

saluran drainase (Qc) menurut periode ulangnya Total debit banjir (Qp) dihitung

dengan menggunakan metode rasional Berdasarkan data tersebut terlihat jelas

bahwa Jalan saluran Klitren, Jalan Klitren Selatan, Jalan Tribrata, dan Jalan

Langensari tidak dapat mengalirkan debit banjir maksimum untuk masing-masing

Sub DAS pada periode ulang masing-masing 2, 5, dan 10 tahun. Terbentuk pada

keempat saluran drainase yang tegak lurus dengan saluran jalan, dengan Qc sebesar

1,42 m3 atau s, Kusbini dapat mengangkut gagasan Qp dengan nilai masing-masing

sebesar 0,24 m3 atau s, 0,34 m3 atau s, dan 0,24 m3 atau s.

4. Ranthy Mantong( 2009), Kepala karangan Skripsi“ Penilaian Alam Drainase

inferior Pusat Kota Makassar. Misi riset adalahmengetahui bimbingan supaya

sistem alam drainase inferior di area pusat kota Makassar berperan dengan cara

maksima, cara yang dipakai Metode analisa yang dipakai ialah analisa deskriptif

kuntitatif serta kualitatif buat memastikan alam drainase inferior yang ada di posisi

riset, hasil riset membuktikan kalau ada 3 alam drainase inferior di Kecamatan

Akhir Penglihatan, Alam 1 serta alam 3 melayani wilayah di luar batasan

kecamtanan sebaliknya alam 2 melayani wilayah pada kecamatan. Drainase inferior

di Kecamatan Akhir Penglihatan melayani sampai ke luar kecamatan. Ada saluran

inferior lain di dekat alam tetapi air tidak mengalir ke saluran itusebab tidak terdapat

saluran calo serta kotor yang membatasi gerakan. Tidak hanya itu gedung yang

padat bisa pengaruhi kecapatan gerakan di saluran drainase. Oleh sebab itu butuh

terdapatnya akumulasi saluran calo buat memilah gerakan air dan pemeliharaan

supaya drainase berperan dengan cara maksimal

7
5. Dayananti Nusantara( 2018), Kepala karangan Skripsi“ Penilaian Kapasitas saluran

drainase dalam Catchment Zona Sub Sistem Bendul Merisi Kota Surabaya”. Misi

riset buat mengenali jumlah kapasitas tampungan saluran drainase, alhasil banjir

bisa terkendali, bisa mengenali hasil penilaian daya muat banjir buat 2 tahun yan

kelak dengan kapasitas saluran yang terdapat. Cara yang dipakai ialah cara logis.

Hasil riset format saluran tersier 2 memakai luas 1, 9 meter serta daya 2, 1 meter.

saluran kuarter 1 memakai luas 0, 6 meter serta daya 1, 5 meter. saluran kuarter 2

memakai luas 2 meter serta daya 2, 98 meter. pelebaran penampang diharapkan

banjir bisa terkendali.

2.2. Drainase
Drainase ialah salah satu sarana bawah yang di rancang selaku sistem untuk

penuhi keinginan warga serta ialah bagian berarti pada pemograman kota(

pemograman prasarana spesialnya). Dalam bukunya Sistem Drainase Perkotaan

Berkepanjangan, Suripin (2004: 7) menulis bahwa drainase dilakukan dengan tujuan

mengalirkan, mengonsumsi, membuang, atau mengalihkan air. Drainase umumnya

dipahami sebagai sistem bangunan air yang dirancang untuk mengurangi dan/atau

menghilangkan kelebihan air dari suatu area atau properti untuk memanfaatkan

lahan sebaik mungkin.

Drainase bukan hanya tentang air permukaan, tetapi juga tentang air tanah,

karena juga merupakan upaya untuk mengatur kualitas air tanah dalam kaitannya

dengan kebersihan. Tidak hanya itu pula berperan selaku otak keinginan air dataran

dengan aksi buat membenarkan wilayah berlumpur, kubangan air serta banjir

manfaat dengan terdapatnya saluran drainase ini antara lain( Suripin, 2004):

a. Menjemur kubangan air alhasil tidak terdapat penumpukan air tanah

b. Merendahkan dataran air tanah dalam tingkatan yang ideal

c. Mengandalikan abrasi tanah, kehancuran jalur serta gedung yang ada

8
d. Mengatur air hujan yang kelewatan alhasil tidak terjalin musibah alam( banjir).

2.3. Sistem Drainase Perkotaan


Dalam hal drainase perkotaan, ada empat jenis sistem suplai jaringan drainase

yangberbeda (Hasmur, 2002).

a. Sistem drainase yang signifikan adalah sistem yang memenuhi kebutuhan sebagian

besarpenduduk kota.

b. Sebagian penduduk kota terlayani oleh sistem drainase lokal, yaitu sistem drainase

perkotaan.

c. Sistem drainase yang memiliki jaringan saluran yang berbeda untuk air biasa dan air

limpasan dianggap sebagai sistem drainase yang terpisah

d. Istilah "sistem campuran" mengacu pada sistem drainase yang mencakup kedua rute

untukmengumpulkan genangan air dan untuk mengumpulkan dan mengolah limpasan air

hujan.Penelitian dengan fokus pada kota dan sistem sosial dan fisiknya yang rumit

disebut drainase perkotaan. Menurut (Hasmar 2002), drainase perkotaan adalah

subbidang hidrologi yang berfokus pada pemahaman bagaimana air bergerak melalui

lingkungan perkotaan dan bagaimana kaitannya dengan dinamika sosial dan budaya yang

unik dari tempat-tempat tersebut. Ada dua jenis saluran drainase: yang dibentuk oleh alam

dan yang dibangun oleh manusia (buatan). Hujan jatuh ke tanah, mengalir di atas

permukaan tanah (run-off), masuk ke parit-parit, dan dibuang ke sungai, dengan sebagian

air masuk ke dalam tanah (infiltrasi) pada tanah dengan daya serap yang kuat berkat

penataan alam. saluran drainase (alami). Parit, penyangga batu, pipa, pompa air, dan

infrastruktur khusus lainnya diperlukan untuk membuat saluran drainase buatan. Jadi,

harganya mahal karenanya (Prodjopangarso, 1987).

2.4. Evaluasi Sistem Jaringan Drainase

Penilaian merupakan aktivitas buat mengakumulasi data mengenai berkerjanya

9
suatu, yang berikutnya data itu dipakai buat memastikan pengganti yang pas pada

mengutip suatu ketetapan. Arikunto serta Cepi( 2008: 2). Dengan cara biasa penilaian

ialah sesuatu upaya buat mengukur serta basis angka adil dari pendapatan hasil- hasil yang

direncanakan lebih dahulu, dimana hasil penilaian itu dimaksudkan jadi korban balik

buat pemograman yang hendak dicoba kedepan.

Sistem jaringan drainase ialah bagian prasarana dalam sesuatu area, drainase masuk

dalam golongan prasarana air dalam pengelompokan area. Bagi Konsep Biasa Aturan

Ruang( RTRW) sistem jaringan drainase kota wajib dibesarkan mulai dari air buangan(

kotoran) ataupun hujan yang masuk kedalam saluran ataupun selokan, diteruskan kedalam

tanah ataupun ditunjukan buat mengalir kesungai serta bermuara dilaut.

Seacara biasa pendekatan sistem jaringan drainase jalur diawali dengan memplot arah

jalur yang hendak ditinjau dalam denah topografi buat mengenali wilayah layanan alhasil

bisa memperhitungkan keinginan penempatan gedung drainase jalur serta penyokong yang

lain dengan mencermati kehadiran area. Intinya wajib membagi debit gerakan, membagi

format saluran, kemiringan saluran serta gedung tubuh air yang lain danmencermati

faktor- faktor yang lain yang mensupport sistem jaringan drainase.

Penilaian sistem jaringan drainase merupakan suatu upaya buat mengukur

pendapatan hasil- hasil yang direncanakan lebih dahulu pada perihal ini pemograman

sistem jaringan drainase jalur pada mengalirkan air hujan ataupun air buangan dari asal

mengarah ambang. Penilaian sistem jaringan drainase jalur mencakup topografi jalur, arah

gerakan, debit saluran, format saluran, kemiringan saluran serta gedung tubuh air yang

lain dan faktor- faktor yang mensupport jalannya sistem jaringan drainase dimana

penilaian itu dimaksudkan jadi korban balik buat pemograman yang hendak dicoba

kedepannya.

2.5. Sistem Jaringan Drainase

10
Sistem jaringan drainase ialah bagian prasarana dalam sesuatu area, drainase masuk

dalam golongan prasarana air dalam pengelompokkan prasarana area, tidak hanya itu

terdapat golongan jalur, golongan pemindahan, golongan pengelolaan kotoran, golongan

gedung kota, golongan tenaga serta golongan telekomunikasi( Suripin: 2004).

Idealnya pada Konsep Biasa Aturan Ruang Area( RTRW) serta ataupun dalam

Konsep Benih Jaringan Infrastruktur Kota. Air limbah (kotoran) yang masuk (saluran

permukaan atau parit), terus masuk ke dalam tanah lagi, atau diarahkan ke sungai (saluran

limbah), bermuara ke laut, atau mengalir ke kolam penampung, harus digunakan untuk

memuai sistem jaringan drainase kota.

Sistem jaringan drainase jalur dalam dasarnya dibentuk ataupun diadakan pada

kondisi bukan dengan pendekatan zona wilayah- perwilayah pada rasio mikro, tetapi

didesain cocok keinginan profil jalur( geometric) serta area atau topografi dataran tanah

yang terdapat. Hendaknya memanglah drainase jalur wajib bisa diintegrasikan pada

sesuatu sistem jaringan penyediaan drainase kota atau area atau area dari asal hingga

ambang yang dapat terdiri atas bermacam fungsi drainase( selaku sesuatu kesatauan sistem

drainase), alhasil berdaya guna serta efisien pada pemanfaatannya ataupun kepada ruang

yang diadakan ataupun diperlukan. Untuk memanfaatkan lahan secara paling efisien,

sistem drainase dipasang sebagai bagian dari infrastruktur untuk mengumpulkan dan

mengarahkan limpasan air. Saluran akseptor, saluran kolektor, saluran konveyor, saluran

benih (playing drain), dan badan air akseptor membentuk sistem drainase bangunan,

yang terlihat dari sisi hulu (air penerima). Aqueduct, siphon, aqueduct, spillway, sluice

gate, bangunan turun, waduk, dan stasiun pompa hanyalah beberapa struktur tambahan

yang dapat ditemui di sepanjang perjalanan. Instalasi pengolahan limbah (IPAL) adalah

bagian penting dari sistem drainase yang komprehensif, terutama untuk sistem yang

11
terganggu, karena mereka membersihkan air secara menyeluruh sebelum dilepaskan ke

badan air. Ketika air dibuang ke sungai, misalnya, hanya air yang memenuhi baku mutu

yang ditentukan yang dibuang ke sungai (Suripin, 2004). Pada merancang sistem drainase

jalur didasarkan dalam kehadiran bagus air dataran( air hujan) ataupun kehadiran air dasar

dataran, alhasil pada pemograman drainase jalur,dicermati pada lingkupnya:

1. Pemograman drainase dataran( surface drainage) yang kerap diucap sebagai saluran

pinggir jalur( Aturan Metode Pemograman Drainase Dataran Jalur, SNI. 03- 3424-

1994), serta Prinsip Pemograman Sistem Drainase Jalur.( Pd- T- 02- 2006- B);

a. Tercantum mungkin aplikasi drainase( dataran) di lereng.

b. Pemograman drainase dasar dataran( sub surface drainage).

c. Aplikasi teknologi ramah area berbentuk gedung air, selaku peresap air, penampung

air,ataupun lainya.

2. Sistem drainase dataran jalur berperan buat mengandalikan limpasan air hujan

dataran jalur serta pula dari wilayah sekelilingnya supaya tidak mengganggu

kontruksi jalur. Limpasan air hujan serta kubangan air hujan di dataran perkerasan

jalur bisa menyebabkan percepatan kepada kehancuran kontruksi jalur serta ataupun

bisa menggerus( abrasi) dalam kontruksi tubuh jalur. Pada kondisi pemograman,

sehingga di fokuskan dalam pemograman drainase dataran jalur( saluran pinggir

jalur) yang berwawasan area( aplikasi teknologi ramah lingkugan). Untuk

memperkirakan di mana proyek drainase, seperti kanal pinggir jalan, perlu

ditempatkan dan jenis teknologi konstruksi apa yang diperlukan, perencana biasanya

memulai dengan menggambar jalan raya yang akan dievaluasi pada peta topografi

untuk menetapkan area layanan. pertimbangan lingkungan mengharuskan

penambahan fasilitas tambahan seperti fasilitas penampungan air hujan dan

bangunan tambahan. Tujuannya adalah untuk mengetahui berapa banyak air yang

12
akan mengalir melalui kanal, serta ukuran dan sudut alirannya melewati struktur

dan badan air. Dengan memperhatikan ketentuan teknis konstruksi jalan dan

stabilitas konstruksi jalan, juga wajib memperhatikan aliran air di permukaan dan

di bawah permukaan. Tujuan dari sistem drainase bawah permukaan adalah untuk

mengurangi jumlah air tanah di sekitar dan di bawah jalan, serta mengumpulkan dan

membuang setiap air yang naik dari tanah dasar jalan (subgrade).

2.6. Jenis Drainase

Drainase mempunyai banyak tipe serta tipe drainase itu diamati dari bermacam

pandangan. Ada pula tipe- tipe saluran drainase bisa dibedakan selaku selanjutnya(

Hasmar, 2012: 3)

2.8.1. Menurut sejarah terbentuknya drainase

Drainase bagi sejarahnya tercipta pada bermacam metode, selanjutnya ini metode

terjadinya drainase:

a. Drainase Alami( alami drainage)

Ialah drainase yang tercipta dengan cara natural serta tidak ada bangunan- bangunan

penyokong semacam gedung pelimpah, pendamping batu atau batu, lorong air serta

lain- lain. Saluran ini tercipta oleh gerusan air yang beranjak sebab gaya tarik bumi

yanglelet laun membuat jalur air yang permanen semacam bengawan.

b. Drainase ciptaan( artificial drainage)

Drainase ini terbuat dengan arti serta misi khusus alhasil membutuhkan bangunan-

bangunan spesial semacam comberan pendamping batu atau batu, lorong air,

pipa-pipa serta serupanya.

2.8.2. Menurut letak saluran

Saluran drainase bagi posisi bangunannya dibagi pada sebagian wujud, selanjutnya

13
iniwujud drainase bagi posisi bangunanya

a. Drainase dataran tanah( surface drainage)

Ialah saluran yang ada diatas dataran tanah yang berperan mengalirkan air

limpasandataran. Analisa gerakan nya ialah analisa open chanel flow

b. Drainase dasar dataran tanah( sub surface drainage)


Saluran ini bermaksud mengalirkan air limpasan dataran melewati alat di dasar

dataran tanah( pipa- pipa) sebab dasar an- alasan khusus. Dasar an itu antara lain

desakan artistic, desakan fungsi dataran tanah yang tidak mengizinkan terdapatnya

saluran di dataran tanah semacam alun- alun sepak bola, alun- alun melambung,

halaman serta lain- lain

2.8.3. Menurut fungsi drainase

Jika air akan dialirkan dari area yang luas ke area yang kecil, maka drainase harus

dari jenis berikut:

a. Saluran air dengan fungsi tunggal, seperti membuang air hujan atau limbah,

dikatakan memiliki "tujuan tunggal".

b. Serba Guna Adalah Saluran Yang Berfungsi Ganda Yang dimaksud dengan

“serbaguna” adalah saluran yang dapat digunakan untuk mengalirkan beberapa jenis

airlimbah sekaligus atau secara bergiliran.

2.8.4. Menurut kontruksi

Saat merencanakan sistem drainase, penting untuk mengetahui bangunan seperti apa

yang akan menggunakan sistem tersebut.

a. Saluran Tersedia

Merupakan lorong yang menghubungkan atap bangunan yang terbuka dengan

suasana di luarnya. Drainase, baik hujan maupun lainnya, yang tidak mengancam

kesehatan manusia atau lingkungan alam lebih cocok untuk saluran ini.

14
b. Komunikasi terlarang

Saluran yang tidak terhubung ke udara luar dan memiliki struktur atas yang tertutup.

Di jantung kota, saluran ini sering digunakan untuk mengangkut air berlumpur.

2.7. Pengertian Genangan

Kubangan merupakan insiden apabila area dipadati air sebab tidak terdapat drainase

yang mematus air itu pergi area( Sobirin, 2007). Jadi kubangan berkaitan akrab

dengan resapan serta saluran drainase kubangan didefinisikan selaku sekumpulan air

yang menyudahi mengalir di tempat- tempat yang bukan ialah tubuh air.

2.9.1. Faktor Penyebab Genangan

Kubangan dalam dasarnya diakibatkan oleh sebagian aspek:

1. Diakibatkan oleh hujan setempat yang kurang lancer mengalir ke saluran drainase

ataupun bengawan.

2. Diakibatkan oleh bualan dari saluran ataupun bengawan dampak debit yang

mengalir disaluran atau bengawan melampaui kapasitas saluran atau bengawan.

2.8. Aspek Hidrolika

2.10.1. Debit Rencana

Debit konsep merupakan merupakan debit yang diperkirakan hendak jadi debit

maksimal yang hendak dialirkan oleh saluran drainase buat setelah itu dijadikan

suatu barometer buat mendimensi saluran drainase biar tidak terjalin kubangan.

Buat drainase perkotaan serta jalur raya debit konsep diresmikan debit banjir

maksimal rentang waktu5 tahun bersumber pada dalam estimasi.

1. Efek kubangan yang mencuat dari hujan relatif kecil apabila dibanding dengan

banjiryang ditimbulkan oleh meluapnya suatu bengawan.

2. Tanah yang relatif terbatas bila merancang saluran buat menanggulangi debit

banjirmaksimal dengan rentang waktu diatas 5 tahun.

15
3. Wilayah perkotaan serta jalur raya kerap hadapi pergantian pada rentang waktu

khususalhasil saluran drainase ikut hadapi pergantian.

2.10.2. Dimensi Penampang Saluran

Wujud saluran yang sangat murah merupakan saluran yang bisa melampaui debit

maksimal buat besar penampang berair, kekerasan serta kemiringan bawah khusus.

Bersumber pada pertemuan kelangsungan, nampak nyata kalau buat besar

penampang melintang konsisten, debit maksimal digapai bila kecekatan gerakan

maksimal( Suripin, 2004).

Pengukuran kepada format saluran, ialah luas bawah saluran( b), luas atas saluran(

B), kemiringan bagian saluran( meter), besar jagaan( f), besar berair saluran( h) serta

kemiringan saluran( S). Dengan dikenal saluranlebar bawah saluran serta besar

berair

Sumber : Hidrolika II (Triadmodjo, 1993)

Sumber : Hidrolika II (Triadmodjo, 1993)

16
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Pada kategorisasi skripsi ini tipe riset yang dipakai merupakan riset kuantitatif,

ialah tidak diawali dari dedukasi filosofi namun adil melewati kalkulasi objektif

dimana periset turun ke alun- alun menekuni, menganalisa, memaknakan serta

menarik kesimpulan dari kejadian yang terdapat di alun- alun. Periset dihadapkan

pada informasi yang di dapat dari alun- alun alhasil menciptakan arti yang hendak

jadi hasil dari riset.

3.2. Tempat dan Waktu Penelitian

Riset ini dilaksanakan di Jalur Anak muda 1 Kecematan Wara Selatan Kota Palopo.

Gambar 3.1.Peta Lokasi Penelitian di Jalan Pemuda I Wara Selatan

Sumber : Google art.com 2023

17
3.3. Jenis dan Sumber Data

Langkah pengumpulan informasi memegang andil berarti pada kesuksesan sesuatu

riset. Informasi yang dibutuhkan pada riset ini berbentuk informasi pokok serta

informasi inferior

3.3.1. Data Primer

Data primer adalah data yang diperoleh langsung dari hasil observasi lapangan, data

yang dimaksud adalah kondisi saluran drainase Jalan Pemudah 1 Kecematan Wara

Selatan, kapsitas saluran drainase, pengukuran dimensi saluran drainase dan

dokumentasi

3.3.2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data yang diperoleh dari instansi teknis terkait, Dinas

Pekerjaan umum dan penataan ruang pemerintah Kota Palopo, Dinas perumahan

dan kawasan permukiman kota Palopo, kantor badan pusat statistik kota Palopo

(BPS), badan perencanaan pembangunan daerah Kota Palopo dan studi literature,

jenis data yang dimaksud antara lain, skema jaringan drainase jalan Pemuda 1

Kecematan Wara Selatan Kota Palopo, peta administrasi Kecematan Wara Selatan,

peta tata guna lahan Kota Palopo, data curah hujan Kota Palopo.

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan informasi yang hendak dicoba pada riset ini, selaku selanjutnya:

1. Pemantauan alun- alun, ialah metode yang dipergunakan buat memperoleh

informasiyang diperlukan melewati pemantauan langsung kepada obyek yang

diawasi.

2. Pemilihan, buat memperoleh informasi inferior dari lembaga teknis berbentuk

dokumen-dokumen yang diperlukan pada riset ini.

3.5. Teknik Analisis Data

18
Analisa informasi dicoba dengan memasak informasi pokok serta informasi inferior

yang didapat dari alun- alun, selaku selanjutnya:

1. Untuk menjawab rumusan masalah pertama, yakni berapa kapasitas tampungan

saluran drainase Jalan Pemuda 1 Kecematan Wara Selatan Kota Palopo

digunakan analisis Manning. Analisis ini digunakan untuk mengetahui kapasitas

tampungan saluran

Q = V . A................................................................................................... (3.1)

Rumus manning
2/3 1/2 ............................................................................................................................................................
V= (3.2)

Q = Debit Aliran (meter kubik per detik).

V = kecepatan saluran tipikal (dalam meter

per detik).A = Luas Penampang Aliran

Internal Luas (m2) R=jari-jari.

S=Kemiringan dasar saluran

n = Koefisien kekerasan dinding Manning

19
3.6. Bagan Alir

Penelitian ini dilakukan melalui tahapan-tahapan, sebagai berikut :

Mulai

Bahan dan Data

Identifikasi Data

Data Primer Data Sekunder

kondisi Saluran drainase Jalan Skema jaringan drainase Jalan


Pemuda 1 Kecematan Wara Selatan Pemuda 1 Kecematan Wara
Kapasitas saluran drainase Selatan
pengukuran dimensi saluran drainase Peta Administrasi Kecematan
dokumentasi Wara Selatan
Data curah hujan kota Palopo
Peta tata guna lahan kota
Palopo

Pembahasan

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3.2. Diagram Alir Penelitian

20
DAFTAR PUSTAKA

Anonim.(1982). Drainase perkotaan.Yogyakarta : Graha ilmu

Arifin. ( 2009). Evaluasi kinerja sistem drainase perkotaan di wilayah purwokerto,

universitasGadjah mada yokyakarta.

Arikunto dan cepi,(2008) : 2 Evaluasi sistem jaringan drainase

Citra, M. (2009). Studi sistem drainase di kecematan tambak sari, Surabaya.

Dimitri Fairizi, ( 2015). Analisis dan evaluasi saluran drainase pada kawasan perumnas

talangKelapa di SUBDAS lambidaro Kota Palembang.

Dayananti Nusantara ( 2018). Evaluasi Kapasitas saluran drainase pada Catchment

Area SubSistem Bendul Merisi Kota Surabaya

Edy Sumirman, (2006).Studi evaluasi sistem saluran drainase sekunder tambak sari

KotaSurabaya.

Lalu Satya Bintara ( 2017). Evaluasi Kinerja Saluran Drainase di Jalan Teluk Banyur dan

JalanSwakarya III Kelurahan Kekalek Jaya

Oktamal Akhir dan Bambang Sulistiono (2018).Evaluasi Sistem SaluranDrainase

PerkotaanPada Kawasan Jalan Laksda adisucipto yokyakarta

Ranthy Mantong (2009). Evaluasi Zona Drainase sekunder Pusat Kota Makassar

Rinaldy Saputro ( 2017)

. Evaluasi Kapasitas Saluran Drainase Perkotaan (studi kasus : Daerah Tangkapan Air

Klitren, Gondokkusuman, Yokyakarta)

21
Fisu, A. A. (2018). Analisis Lokasi Pada Perencanaan Terminal Topoyo Mamuju Tengah.

PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 3(1), 1-12.

Fisu, A. A. (2016). Potensi Demand Terhadap pengembangan Kanal Jongaya & Panampu

Sebagai Moda Transportasi (Waterway) di Kota Makassar. Jurnal Manajemen

Transportasi & Logistik, 3(3), 285-298.

Fisu, A. A. (2016). Analisis dan Konsep Perencanaan Kawasan Pelabuhan Kota Penajam

Sebagai Pintu Gerbang Kab. Penajam Paser Utara kalimantan Timur. PENA

TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 1(2), 125-136.

Fisu, A. A. (2019). Merawat Nilai Membangun Kota

Fisu, A. A., & Didiharyono, D. (2020, April). Economic & Financial Feasibility Analysis of

Tarakan Fishery Industrial Estate Masterplan. In IOP Conference Series: Earth

and Environmental Science (Vol. 469, No. 1, p. 012002). IOP Publishing.

Hafid, Z., Fisu, A. A., Humang, W. P., & Natsir, R. (2022). Application of The PPP Scheme on

The Tourism-Transportation, Case Study: The Concept Of Palopo City Tourism.

PENA TEKNIK: Jurnal Ilmiah Ilmu-Ilmu Teknik, 7(1), 35-52.

22

Anda mungkin juga menyukai