PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Sistem jaringan drainase merupakan salah satu infrastruktur yang penting dalam
pengembangan wilayah perkotaan, agar kota dapat terlihat lebih indah, bersih
tertata dan bebas genangan banjir. Sistem jaringan drainase perkotaan yang tidak
baik akan merugikan kota dan masyarakat, karena mengganggu lingkungan,
menghambat transportasi, mengganggu kesehatan dan memberikan dampak buruk
terhadap sosial dan ekonomi
Untuk memastikan bahwa sistem jaringan drainase berfungsi sebagaimana
mestinya maka kegiatan evaluasi jaringan drainase merupakan tahapan yang harus
dilakukan sebagai bagian dari proses manajemen drainase. Evaluasi jaringan
drainase dapat berupa kegiatan inspeksi, baik untuk bentuk inspeksi fisik drainase
dan faktor lain yang menunjang sistem drainase jaringan seperti perubahan
penggunaan lahan dan jumlah penduduk
Ide dasar kegiatan inspeksi jaringan drainase adalah pengendalian periodik atas
jaringan drainase terbangun pada ruas – ruas jalan dengan tujuan untuk
menemukan kelemahan-kelemahan yang terkait dengan kinerja drainase. Inspeksi
jaringan drainase merupakan salah satu cara untuk meningkatkan kinerja dan
jaringan drainase
1.2 Tujuan
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah kebutuhan sistem kontrol dan
pengendalian yang informatif, akurat dan berkelanjutan dari sistem drainase yang
ada di Bandung Timur khususnya.
1.4 Manfaat
Manfaat dalam penelitian survey drainase ini adalah dapat menganalisis
penyebab tidak berfungsi drainase sebagaimana mestinya dan memberi alternatif
solusi untuk menangai permasalahan pada drainase di Jalan A.H Nasution,
Bandung Timur
BAB 2
DASAR TEORI
Menurut Konstruksi :
1. Saluran Terbuka. Yaitu saluran yang lebih cocok untuk drainase air hujan yang
terletak di daerah yang mempunyai luasan yang cukup, ataupun untuk drainase
air non-hujan yang tidak membahayakan kesehatan/ mengganggu lingkungan.
2. Saluran Tertutup, yaitu saluran yang pada umumnya sering dipakai untuk aliran
kotor (air yang mengganggu kesehatan/lingkungan) atau untuk saluran yang
terletak di kota/permukiman.
Tabel 2 Ruas Kiri KM6+500 s/d KM6+700 dan Ruas KM11+400 s/d dengan KM11+600
3.2 Pembahasan
Pengamatan yang dilakukan di Kota Bandung pada Jalan A.H. Nasution pada Ruas
KM6+500 sampai dengan KM6+700 dan Ruas 11+400 sampai dengan KM11+600. Jenis
kerusakan yang terjadi berupa tutup beton hancur ini disebabkan oleh posisi penutup yang
tidak tepat atau sering dilewati kendaraan bermotor, terutama sepeda motor yang melewati
penutup beton tersebut.
Konstruksi drainase di ruas jalan tersebut merupakan saluran drainase tertutup dan
berada di bawa permukaan jalan (Subsurface Drainage) yang bisa menjadi keuntungan
karena dapat menimalisir pembuangan sampah secara langsung ke saluran yang umumnya
dilakukan masyarakat umum. Dengan bentuk konstruksi tertutup, terdapat beberapa kondisi
yang menjadi perhatian. Hal ini agar drainase tersebut dapat berfungsi dengan
peruntukannya.
Permasalahan yang ada pada konstruksi drainase jenis tertutup diantaranya:
1. Jumlah inlet yang tidak sesuai dengan standar yang ada
2. Terdapat instalasi kabel, baik itu kabel telekomunikasi maupun kabel listrik
3. Adanya endapan lumpur dan sampah
Endapan sampah
BAB IV
KESIMPULAN DAN SARAN
4.1 Kesimpulan
Berdasarkan pengamatan di daerah Bandung Timur yang dilakukan, secara umum
kondisi drainase pada ruas jalan tersebut dalam kondisi baik dan sedang, kecuali pada ruas
KM6+600 yang mengalami kerusakan.
Tampak bahwa program pemeliharaan drainase yang terencana sangat dibutuhkan
walaupun sistem drainase telah dirancang untuk meminimalisasi pemeliharaan. Seluruh
fasilitas drainase harus ditandai dengan jelas dan dipetakan untuk meyakinkan bahwa
bangunan tersebut tidak hilang ketika dilakukan pemeriksaan.
4.2 Saran
Drainase sangat penting diperhatikan dalam menjaga akar kinerja jalan seperti yang
diharapkan. Drainase yang buruk sering menyebabkan kerusakan jalan. Diagnosa
kerusakan jalan yang terkait dengan drainase sangat penting dilakukan sebelum melakukan
perbaikan dengan pengerasan. Umumnya, drainase diperbaiki dengan memasang drainase
samping jalan di bawah perkerasan atau dengan membersihkan drainase yang telah ada.
Akan tetapi, jika kondisi sedemikian parah, perbaikan total diperlukan. Diharapkan terjadi
perubahan pola drainase dan tambahan fasilitas drainase.
Berikut kegiatan yang dapat dilakukan untuk dapat menjaga fungsi drainase agar
bekerja sesuai dengan yang direncanakan :
2. Membersihkan drainase
Drainase harus terhindar dari sampah dan material lain yang menghambat saluran
air. Kegiatan pembersihan sampah dapat dilakukan oleh Kementerian dan Dinas terkait,
atau juga dapat melibatkan peran serta masyarakat. Selain sampah, drainase juga harus
bebas dari jaringan kabel, baik itu kabel telekomunikasi maupun kabel listrik.
Akibatnya, perlu adanya koordinasi dengan pihak terkait agar perencanaan drainase
atau jaringan kabel tidak merugikan semua pihak.