Anda di halaman 1dari 9

TUGAS II

TRANSPORTASI SEDIMEN

TEMA
“ANALISIS PERHITUNGAN MUATAN SUSPENDED LOAD
DAN BED LOAD PADA DAERAH IRIGASI DAN SUNGAI
UNTUK MENGATASI TERJADINYA KERUGIAN DAN
BENCANA AKIBAT ADANYA SEDIMENTASI”

DOSEN PENGAMPU
RACHEL ZANDRA SINGAL, S.T., M.T.

DI SUSUN OLEH :
NAMA : MUH. TOPAN ASHARUL
NPM : 2016 12 014

UNIVERSITAS KALTARA TANJUNG SELOR


FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI S-1 TEKNIK SIPIL
2019
Judul Jurnal I
Analisis Perhitungan Debit Muatan Sedimen (Suspended Load) Pada Daerah Irigasi
Lekopancing Kabupaten Maros.

Identitas Pembuat Jurnal


Nama :
Nurul Afdaliah
Faridah
Ahmad Munir
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Hasanuddin Makassar.

A. Pendahuluan
Irigasi menjadi salah satu input atau masukan dalam sebuah pengelolaan
lahan sebagai bagian dari budidaya pertanian. Secara keseluruhan, irigasi
tergabung dalam jaringan irigasi. Jaringan irigasi adalah kesatuan saluran,
bangunan, dan bangunan pelengkapnya yang digunakan untuk mendistribusikan
air yang berasal dari bendungan ke lahan pertanian yang dimiliki masyarakat.
Menurut data Direktorat Jenderal Sumber Daya Alam inventarisasi
kondisi jaringan irigasi Indonesia, terdapat >40% jaringan irigasi di Indonesia
mengalami kerusakan dan menyebabkan RI kehilangan produksi padi mencapai
4,5 juta ton per tahun. Hal ini disebabkan di dalam saluran irigasi, terdapat aliran
yang mengangkut material sedimen yang berasal dari proses erosi yang terbawa
oleh aliran air dan akhirnya menyebabkan pendangkalan.
Daerah Irigasi Lekopancing terletak di Kecamatan Tanralili, Kabupaten
Maros. Irigasi ini mengairi lahan pertanian seluas 3.626 ha. Penggunaan
efisiensi irigasi Lekopancing mengalami penurunan yang drastis selama
beberapa tahun
terakhir akibat adanya penumpukan sedimen sepanjang saluran.

B. Tujuan Jurnal
Tujuan dari pembuatan jurnal ini adalah untuk mengetahui seberapa besar
debit muatan sedimen melayang (suspended load) yang ada pada daerah Irigasi
Lekopancing Kecamatan Tanralili Kabupaten Maros, dikarenakan beberapa
tahun belakangan penggunaan efesiensi irigasi terjadi penurunan yang cukup
drastis akibat terjadinya penumpukan sedimen sepanjang saluran.

C. Permasalahan Jurnal
Adapun permasalahan yang terjadi adalah penurunan hasil panen pertanian
akibat adanya sedimentasi di sepanjang saluran irigasi lekopancing.

D. Manfaat Jurnal
Dengan adanya jurnal tersebut dinas pekerjaan umum dan ketata wilayahan
kabupaten maros dapat dijadikan bahan referensi dalam penanggulangan dan
pencegahan kerusakaran irigasi saluran Lekopancing.

E. Metode yang digunakan di jurnal


Metode yang digunakan untuk mengetahui debit muatan sedimen melayang
(suspended load) daerah irigasi lekopancing yaitu meninjau lokasi untuk melihat
penampang saluran irigasi lekopancing, kemudian menentukan titik pengukuran
debit dan pengambilan contoh sedimen melayang sebanyak 3 titik pada saluran
irigasi dengan jarak 25 meter.
Pengambilan sampel sedimen dilakukan dengan menggunakan botol aqua
pada titik yang telah ditentukan. Sedimen yang diambil adalah sedimen yang
berada dikedalaman 0,5h. Kemudian pengukuran profil penampang saluran
seperti lebar dan kedalaman penampang saluran, luas penampang saluran,
keliling basah (P), dan jari-jari hidrolis(R). Dilanjutkan pengukuran kecepatan
aliran menggunakan current meter. Pengukuran kecepatan aliran dilakukan
untuk mendapatkan kecepatan aliran rata-rata yang akan digunakan untuk
menghitung debit sedimen.
Setelah semua sampel di dapatkan dilakukan pengujian sampel sedimen hal
pertama yang dilakukan yaitu pengujian diameter sedimen, untuk pengujian
diameter sedimen ada dua metode yang dapat di gunakan seperti metode analisa
saringan dan hidrometer tetapi dalam pengujian diameter sedimen ini
mengunakan metode analisa saringan. Setelah hasil diameter sedimen di
dapatkan kemudian melakukan pengujian konsentrasi sedimen untuk
mengetahui presentasi sedimen dalam sampel sedimen melayang.
Dari hasil pengujian sampel sedimen di dapatkan data yang akan di gunakan
untuk perhitungan debit muatan sedimen melayang (suspended load) untuk
perhitungan menggunakan metode lapangan, pendekatan Lane dan Kalinske, dan
pendekatan Einsten dan membandingkan hasil perhitungan dengan hasil yang
berada di lapangan yang terdapatdi saluran irigasi tersebut.

F. Hasil dari jurnal


Hasil yang di peroleh di penelitian jurnal ini didapatkan debit muatan
sedimen melayang dari 3 titik yang telah ditentukan titik tertinggi berada di
segmen B yaitu 1,14x10-4 kg/s (metode langsung), 1,6x10-3kg/s (Pendekatan
Lane dan Kalinske), dan 3,7x10-3 kg/s (Pendekatan Einstein).
Perhitungan debit pada penampang melintang saluran irigasi Lekopancing
pada pendekatan Lane dan Kalinske serta pendekatan Einstein memiliki
hubungan korelasi yang baik dengan metode pengukuran langsung. Sedangkan,
pada penampang memanjang saluran irigasi, pendekatan Einstein memiliki
korelasi yang baik dengan pengukuran langsung dan pendekatan Lane dan
Kalinske memiliki korelasi yang kurang baik.
Debit muatan sedimen tertinggi berada dipinggir saluran irigasi
Lekopancing karena dipengaruhi oleh faktor vegetasi, kemiringan saluran, dan
manusia.
Judul Jurnal II
Analisis Perhitungan Muatan Sedimen (Bed Load) Pada Muara Sungai Lilin Kabupaten
Musi –Banyuasin

Identitas Pembuat Jurnal


Nama
Resnie Bella
Program Studi Teknik Sipil, Universitas Sriwijaya

A. Pendahuluan
Sungai Lilin merupakan sungai yang memiliki nilai ekonomis tinggi, sungai
ini berfungsi sebagai jalur penghubung antara laut dan daratan. Adanya
pendangkalan di bagian muara sungai dapat mengakibatkan terhambatnya lalu
lintas kapal nelayan di saat air surut dan di lain pihak saat air laut mengalami
pasang, air meluap melebihi bibir sungai sehingga daerah sekitar Desa
mengalami banjir.

B. Tujuan Jurnal
Tujuan dari pembuatan jurnal ini adalah untuk mengetahui laju sedimentasi
dan pola pergerakan sedimen di muara, sehingga dapat memberikan alternative
pemecahan masalah pendangkalan dan penyempitan muara yang menyebabkan
banjir pada bagian hulu Sungai Lilin. Hal ini dilaksanakan agar dapat
mengurangi kerugian yang semakin besar. Mengetahui seberapa besar volume
sedimen yang terjadi dalam 1 tahun pada muara Sungai Lilin

C. Permasalahan Jurnal
Adapun permasalahan yang terjadi adalah pendangkalan dan penyempitan
muara yang menyebabkan banjir pada bagian hulu sungai lilin akibat terjadinya
penumpukan sedimen pada dasar sungai. Hal ini dilaksanakan agar dapat
mengurangi kerugian yang semakin besar.

D. Manfaat Jurnal
Dengan adanya jurnal tersebut instansi terkait diharapkan dapat menjadi
masukan dan bahan pertimbangan untuk mengatasi masalah pendangkalan
muara pada kondisi daerah yang serupa. Agar tidak terjadi lagi hal-hal yang
dapat merugikan masyarakat sekitarnya.

E. Metode yang digunakan di jurnal


Metode yang digunakan untuk mengetahui muatan sedimen (bed load) pada
muara sungai lilin kabupaten musi –banyuasin menggunakan metode
dorectobseruation dengan melakukan studi literatur. Studi ini bertujuan untuk
menganalisis sedimentasi sungai lilin sehingga dapat diberikan alternatif
pemecahan masalah akibat adanya penumpukan sedimen pada dasar sungai lilin.
Mengidentifikasi masalah yang terjadi di lokasi agara dapat mengetahui
data-data apa saja yang berhubungan atau diperlukan untuk menganalisis
sedimentasi muara sungai akibat dan pola pergerakan sedimen.
Analisis yang digunakan pendekatan tegangan geser adalah pendekatan
Duboy dan Shield, kemudian kemiringan energi adalah pendekatan Meyer Peter
dan Miiller. Berdasarkan perhitungan penghitungan beban tempat tidur dengan
menggunakan 3 metode, ada Duboy, Shiled, dan Meyer Peter miiller.

F. Hasil dari jurnal


Hasil yang di peroleh di penelitian jurnal ini dengan menggunakan 3 metode
untuk mengetahui debit 1 tahun pada sungai linlin yaitu perhitungan metode
Duboy’s memiliki nilai qb sebesar 6,83 x 10 5(lb/thn)/ft, metode shield’s dengan
niali qb sebesar 8,33x 10 5 (lb/thn)/ft, serta nilai qb untuk metode Meyer-Peter
dan Miiller’s sebesar 4,99 x10 7 (lb/thn)ft.
Untuk menghitung volume sedimen di tepi Sungai Lilin adalah nilai qb
dengan menggunakan metode Duboy adalah 267,42 (lb / thn / ft), metode Shield
adalah 219,36 (lb / thn / ft), Meyer-Peter dan Miiller adalah 36603,26 (lb / thn /
ft), maka pengerukan bisa dilakukan sesuai dengan volume sedimen yang telah
dihitung.
Dengan hasil yang telah di peroleh dari perhitungan tersebut metode
shield’s dapat di gunakan karena lebih mendekati untuk melakukan pengerukan
sedimen pada muara sungai.
Judul Jurnal III
Studi Muatan Suspended Load Dan Bed Load Pada Upstream Bendung Di Hulu Sungai-
Sungai Besar Kabupaten Banyuwangi

Identitas Pembuat Jurnal


Nama
Feny Yuliana Wardani
Zulis Erwanto
Yuni Ulfiyati

1. Mahasiswa Program Studi Teknik Sipil, Politeknik Negeri Banyuwangi, Jl. Raya
Jember Km. 13 Labanasem Kabat Banyuwangi.
e-mail: wardanifeny17@gmail.com
2. Dosen Program Studi Teknik Sipil, Politeknik Negeri Banyuwangi, Jl. Raya
Jember Km. 13 Labanasem Kabat Banyuwangi.
e-mail: zulis.erwanto@poliwangi.ac.id.
3. Dosen Program Studi Teknik Sipil, Politeknik Negeri Banyuwangi, Jl. Raya
Jember Km. 13 Labanasem Kabat Banyuwangi.
e-mail: yuni_ulfia@yahoo.co.id

A. Pendahuluan
Salah satu penurunan kapasitas sungai adalah terjadinya penumpukan
sedimen atau disebut sedimentasi yang terjadi di badan sungai baik itu di tengah-
tengah alur sungai maupun pada daerah muara sungai.
Di Kabupaten Banyuwangi terdapat empat sungai besar antara lain Sungai
Tambong, Sungai Bomo, Sungai Kalisetail, dan Sungai Kalibaru. Sungai sungai
tersebut sering mengalami peningkatan debit akibat tingginya endapan sedimen
pada upstream bendung yang menyebabkan pendangkalan di daerah hulu sungai.

B. Tujuan Jurnal
Tujuan dari pembuatan jurnal ini adalah mengetahui berapa besar muatan
sedimen suspended load dan bed load pada upstream bendung sungai-sungai
besar di Kabupaten Banyuwangi. Studi ini bertujuan untuk mengantisipasi
terjadinya banjir.
C. Permasalahan Jurnal
Sungai sungai tersebut sering mengalami peningkatan debit akibat tingginya
endapan sedimen pada upstream bendung yang menyebabkan pendangkalan di
daerah hulu sungai sehingga perlu adanya studi guna untuk mengantisipasi
terjadinya banjir.
Akibat dampak kerusakan arus, erosi, dan sedimentasi pada badan sungai
ataupun pada tebing dan lahan sekitar sungai yang mempengaruhi kapasitas
daya tampung sungai khususnya pada daerah hulu maka perlu adanya studi
tentang berapa besar muatan sedimen suspended load dan bed load pada
upstream bendung sungai-sungai besar di Kabupaten Banyuwangi.

D. Manfaat Jurnal
Dengan adanya jurnal tersebut diharapan agar dapat dijadikan rekomendasi
oleh dinas terkait guna menanggulangi bencana banjir dan pendangkalan pada
bendung atau waduk di sungai-sungai besar Kabupaten Banyuwangi.

E. Metode yang digunakan di jurnal


Metode yang digunakan pada analisis muatan suspended load menggunakan
metode Engelund & Hansen, Einstein, dan Chang Simons & Richardson. Untuk
pengambilan sampel muatan suspended load menggunakan alat Sediment
Sampler U.S.DH 81.
Sedangkan analisis muatan bed load menggunakan metode Meyerpeter,
Duboys, dan Shields. Untuk pengambilan sampel muatan bed load
menggunakan alat Van Veen Grab Sampler yang dilakukan di atas mercu
bendung.
Selanjutnya melakukan pengujian sampel sedimen di laboratorium
Politeknik Negeri Banyuwangi, guna mengetahui karakteristik dari muatan
suspended load dan muatan bed load pada keempat bendung upstream yang
dipilih.

F. Hasil dari jurnal


Hasil yang di peroleh di muatan Suspended load pada keempat upstream
bendung di Sungai-sungai Besar Kabupaten Banyuwangi didapatkan hasil
Bendung Poncowati 2.45×10-4 ton/hari, Bendung Gembleng 5.90×10-4 ton/hari,
Bendung Jambewangi 1.12×10-4 ton/hari, Bendung Karangdoro 8.85×10-4
ton/hari dari hasil analisis Engelund dan Hansen, karena muatan suspended load
sesuai dengan penerapan kondisi eksisting sungai.
Sedangkan hasil yang diperoleh dari Muatan Bed load pada keempat
upstream bendung di Sungai-sungai Besar Kabupaten Banyuwangi didapatkan
hasil Bendung Poncowati 9.48×10-1 ton/hari, Bendung Gembleng 0.1778
ton/hari, Bendung Jambewangi 3.56×10-1 ton/hari, Bendung Karangdoro
4.69×10-1 ton/hari dari hasil analisis Meyer-Peter, karena kondisi bed load
sesuai dengan kondisi eksisting sungai.
Kondisi bendung masih dalam kategori baik, akan tetapi pada keempat
bendung tersebut tetap diperlukan perawatan bendung dengan cara menguras
sedimen bendung secara berkala untuk menjaga konstruksi bangunan utama dan
bangunan pelengkap bendung tetap dalam kondisi baik. Direkomendasikan
adanya penjadwalan untuk pengerukan sedimen agar tidak terjadi pengendapan
didaerah sekitar bendung. Selain itu perlu adanya penelitian lanjutan pada
bagian hilir saat musim penghujan dan musim kemarau untuk bisa dijadikan
pembanding muatan sedimen.

Anda mungkin juga menyukai