Anda di halaman 1dari 3

1.

Tugas membaca artikel hasil penelitian dan mengidentifikasi aspek geografinya


Judul : Perubahan Garis Pantai dan Pengaruhnya Terhadap Status Kepemilikan
dan Penguasaan Tanah Timbul di Muara Sungai Wulan Tahun 1986-2016
https://journal.unnes.ac.id/sju/index.php/geoimage/article/download/23455/10969

a. Objek material
Litosfer, yaitu berupa perubahan garis pantai yang mengakibatkan adanya
pengurangan daratan dan penambahan daratan. Perubahan garis pantai yang dapat
menimbulkan pengurangan daratan berupa hilangnya lahan tambak, lahan
pertanian, dan permukiman, sedangkan yang menimbulkan penambahan daratan
adalah munculnya tanah timbul. Selain itu, terdapat hidrosfer yang berupa Muara
Sungai Wulan yang berada di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Sungai
Wulan merupakan cabang dari Sungai Serang yang bermuara di Kecamatan
Wedung. Lalu terdapat antroposfer, yaitu berupa masyarakat yang berada di sekitar
Muara Sungai Wulan.

b. Objek formal
Artikel ini dapat diidentifikasi dengan menggunakan pendekatan keruangan dan
pendekatan kelingkungan. Pendekatan keruangan, yaitu berupa perubahan garis
pantai yang dipengaruhi oleh proses akresi, abrasi, transportasi dan sedimentasi.
Beberapa tempat yang terjadi proses akresi dan abrasi adalah di Muara Sungai
Wulan yang berada di Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Pendekatan
kelingkungan, yaitu proses abrasi yang terjadi di beberapa tempat mengakibatkan
hilangnya lahan tambak dan permukiman, sedangkan proses sedimentasi
mengakibatkan munculnya daratan baru di dekat muara sungai yang akan
dimanfaatkan penduduk untuk berbagai kegiatan.

c. Analisis (Metode Penelitian dan Hasil Penelitian)


- Metode Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di Desa Berahan Kulon dan Berahan Wetan
Kecamatan Wedung Kabupaten Demak. Objek dalam penelitian ini adalah
pesisir pantai dan subjeknya adalah petani. Teknik pengumpulan data pada
penelitian ini adalah dengan metode interpretasi citra, wawancara mendalam,
obsrvasi dan dokumentasi. Tekik pengumpulan data untuk mengetahui
kecenderungan arah perubahan garis pantai, kecepatan perubahan garis pantai,
dan penyebab perubahan garis pantai yaitu dengan melakukan olah citra tahun
1986, 1994, 2003, 2010, dan 2016. Analisis data penelitian dilakukan dengan
cara interpretasi citra dan analisis deskriptif eksploratif. Pada ecenderungan
arah perubahan garis pantai dan kecepatan perubahan garis pantai dianalisis
menggunakan metode interpretasi citra secara temporal (tahun perekaman 1986,
1994, 2003, 2010, dan 2016), sedangkan pada faktor penyebab perubahan garis
pantai dan status kepemilikan dan penguasaan tanah menggunakan metode
analisis deskriptif eksploratif.

- Hasil penelitian
Hasil penelitian ini yaitu berupa pendekatan keruangan. Perubahan garis
pantai yang terjadi di Muara Sungai Wulan dipengaruhi oleh proses abrasi dan
akresi. Faktor abrasi memengaruhi adanya pengurangan daratan di Desa
Berahan Wetan sehingga mengakibatkan beberapa daratan menjadi hilang
karena tersendam oleh air laut, sedangkan proses akresi memengaruhi adanya
penambahan daratan di Desa Berahan Kulon yang mengakibatkan munculnya
daratan baru atau tanah timbul. Perbedaan proses yang terjadi di kedua muara
tersebut dipengaruhi oleh adanya prose ssedimentasi dari kedua aliran sungai..
Proses sedimentasi cenderung terendapkan di muara sungai barunya karena
material sedimen cenderung mengalir ke arah aliran sungai baru, karena aliran
sungai baru memiliki lebar sungai kurang lebih 100 meter, sedangkan lebar
sungai di aliran sungai lama hanya 30 meter. Kondisi lebar sungai yang berbeda
mengakibatkan di muara sungai lama cenderung mengalami proses abrasi
karena asupan material sedimen yang terendapkan lebih sedikit dibandingkan
yang terendapkan di muara sungai baru.
2. Menyusun topik penelitian
Judul : Pengaruh Limbah Rumah Tangga Terhadap Kualitas Air Sungai Code di
Yogyakarta

a. Objek material :
Hidrosfer, yaitu berupa kualitas air sungai yang terdapat di Sungai Code. Sungai
Code. Sungai Code berlokasi di kaki Gunung Merapi dan melintasi beberapa
wilayah kota Yogyakarta, khususnya wilayah Sleman dan Bantul. Selain itu,
terdapat antroposfer, yaitu berupa aktivitas penduduk di sekitar yang menghasilkan
limbah rumah tangga.

b. Objek formal
Penelitian ini dapat dikaji dengan menggunakan pendekatan keruangan,
pendekatan kelingkungan, dan pendekatan kompleks wilayah. Pendekatan
keruangan, yaitu berupa aliran Sungai Code yang mengalir dari kaki Gunung
Merapi dan melintasi beberapa wilayah di kota Yogyakarta sampai akhirnya
bermuara dan bergabung dengan Sungai Opak. Pendekatan kelingkungan, yaitu
berupa aktivitas penduduk sekitar Sungai Code yang menghasilkan limbah rumah
tangga sehingga mencemari air Sungai Code. Pendekatan kompleks wilayah, yaitu
berupa air Sungai Code yang tercemar oleh limbah rumah tangga mengakibatkan
sumber mata air ikut tercemar.

c. Subjek penelitian
Apa : Limbah rumah tangga dan kualitas air Sungai Code di Yogyakarta.
Siapa : Penduduk yang bermukim di sekitar Sungai Code.

d. Jenis penelitian
Penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif, yaitu melalui observasi alami
dengan terjun ke lapangan dan terlibat secara langsung dalam mengamati kondisi
kualitas air Sungai Code dan dengan melakukan wawancara kepada penduduk yang
bermukim di sekitar Sungai Code.

Anda mungkin juga menyukai