METODOLOGI PENELITIAN
OLEH :
PROGRAM PASCASARJANA
MAGISTER TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
ANGKATAN XVI
MAKASSAR 2019
BAB I
PENDAHULUAN
induknya di suatu tempat dan terangkutnya material tersebut oleh gerakan air atau
angin kemudian diikuti dengan pengendapan material yang terdapat di tempat lain
(Suripin, 2002). Terjadinya erosi dan sedimentasi menurut (Suripin, 2002) tergantung
dari beberapa faktor yaitu karakteristik hujan, kemiringan lereng, tanaman penutup
dan kemampuan tanah untuk menyerap dan melepas air ke dalam lapisan tanah
dangkal, dampak dari erosi tanah dapat menyebabkan sedimentasi di sungai sehingga
dapat mengurangi daya tampung sungai. Sejumlah bahan erosi yang dapat mengalami
secara penuh dari sumbernya hingga mencapai titik control dinamakan hasil sedimen
(sediment yield). Hasil sedimen tersebut dinyatakan dalam satuan berat (ton) atau
satuan volume (m3) dan juga merupakan fungsi luas daerah pengaliran. Dapat juga
dikatakan hasil sedimen adalah besarnya sedimen yang berasal dari erosi yang terjadi
didaerah tangkapan air yang diukur pada periode waktu dan tempat tertentu (Asdak
C., 2007)
sebagai penyediaan air irigasi persawahan seluas 2.300 Ha yang dialirkan melalui
jaringan irigasi. Daerah irigasi Walay terletak disekitar Desa Walay, kecamatan
1
2
pengairan perkebunan, dan salah satu tempat wisata. Sungai Lahumbuti sering
terjadi banjir pada musim hujan yang mengakibatkan sarana dan fasilitas yang ada
seperti kebun dan sawah penduduk mengalami kerusakan. Terjadi pendangkalan pada
bendung akibat tertahan bahan material seperti kayu, sedimen, sampah, dan lain-
yang terbawa sungai masuk kedalam saluran sehingga saluran irigasi yaitu saluran
primer, sekunder dan tersier akan mengalami penurunan kinerja. Salah satu faktor
Pada saluran irigasi terjadi pengendapan sedimen dibagian sisi kiri dan kanan
debit sungai Lahumbuti dalam keadaan besar, debit saluran yang masuk jaringan tetap
lebih kecil dari total debit kebutuhan irigasi. Debit yang selalu kecil tidak sesuai
dengan rencana kebutuhan, menyebabkan kecepatan air juga menjadi kecil, sehingga
timbul sedimentasi pada saluran pembawa. Pada bagian hilir dimana saluran
pembawa terletak pada lereng yang terjal dan sering terjadi longsoran tebing
liar mengakibatkan terjadinya sedimentasi yang tinggi pada saluran. Tanaman liar
pada saluran mempercepat proses sedimentasi karena menghambat aliran dan hal ini
saluran dari asal saluran, serta dapat mempengaruhi energi spesifik penampang
untuk mengkaji kinerja saluran irigasi walay yang diakibatkan sedimentasi dan
pengaruh yang disebabkannya terhadap saluran irigasi dalam penyaluran air ke petak-
petak persawahan. Adapun judul tugas akhir ini yaitu “Studi Pengaruh Perilaku
Kabupaten Konawe”.
ini yaitu mengetahui seberapa besar laju sedimentasi dengan menggunakan sedimen
melayang dan pengaruh yang diakibatkan sedimentasi terhadap debit aliran dan
kinerja saluran, serta mengetahui seberapa besar energi spesifik pada penampang
irigasi walay
irigasi walay
4
Dengan memperhatikan latar belakang, maka penelitian ini dibatasi pada hal-
hanya dilakukan pada saluran primer, sekunder, dan tersier Irigasi Walay
laju sesaat.
1. Bagi peneliti; sebagai studi mahasiswa tentang mata kuliah yang berkaitan
sumber terkait.
3. Bagi pihak terkait; sebagai masukan yang dapat digunakan dalam upaya
Metode yang digunakan dalam penulisan tugas akhir ini dijabarkan dengan
dua cara yaitu cara studi literature dan cara survey lapangan.
5
sedimentasi dari berbagai sumber seperti berupa literature buku, artikel, catatan
diperoleh dilapangan berupa data kecepatan aliran, tinggi muka air, lebar
pemerintahan atau instansi swasta yang terkait untuk menunjang hasil tugas
akhir lebih baik, seperti data perencanaan saluran, skema jaringan irigasi dan
lain-lain.
Untuk memperjelas tahapan yang dilakukan dalam tugas akhir ini, penulisan
tugas akhir ini dikelompokkan kedalam 5 (lima) bab dengan sistematika penulisan
sebagai berikut:
Bab I Pendahuluan
Pada bab ini dijabarkan uraian teoritis tentang sedimen pada saluran irigasi, yang meliputi
Bab ini menjelaskan gambaran lokasi studi di mana survei laju sedimentasi saluran
dilakukan yaitu di saluran irigasi walay Kecamatan abuki. Gambaran lokasi meliputi
Berisikan tentang pengolahan dan perhitungan terhadap data-data yang dikumpulkan, dan
Merupakan penutup yang berisikan tentang kesimpulan dan saran yang diperoleh dari
pembahasan bab-bab sebelumnya, dan saran-saran yang berkaitan dengan studi ini dan
BAB II
TINJAUAN
PUSTAKA
2.1 Irigasi
menyatakan bahwa yang dimaksud dengan irigasi adalah usaha penyediaan dan
pengaturan air untuk menunjang pertanian yang jenisnya meliputi irigasi air
kelembagaan pengelolaan irigasi, dan sumber daya manusia. Penyediaan air irigasi
menentukan volume air per satuan waktu yang dialokasikan dari suatu sumber air
untuk suatu daerah irigasi yang didasarkan waktu, jumlah dan mutu sesuai dengan
gravitasi dan sistem jaringannya ada 3 golongan antara lain (Radjualini, 2008) :
para petani dan pada umumnya jumlah arealnya relative kecil. Biasanya
7
8
sederhana serta tidak dilengkapi dengan pintu air dan alat ukur debit air
Sistem irigasi ini seluruh banguan yang ada didalam jaringan irigasi setengan
dilengkapi dengan pintu air dan alat pengukur debit. Untuk pengaturan air
debitnya tidak dapat dilakukan dengan baik. Namun irigasi ini dapat
ditingkatkan secara bertahap menjadi sistem irigasi teknis. Pada sistem ini
Sistem irigasi ini seluruh bangunan yang ada didalam jaringan irigasi teknis
dan alat ukur debit, dimana pembagian airnya bisa diatur dan bisa diukur
sawah dilakukan dengan tertib dan merata. Disamping itu untuk menjamin
tidak kebanjiran, dibuat jaringan pembuang tersier, sekunder dan induk, yang
nantinya air tersebut dialirkan langsung ke sungai. Saluran ini juga berfungsi
tanaman, kebutuhan air bagi suatu tanaman juga dipengaruhi oleh sifat dan jenis
tanaman, keadaan iklim, kesuburan tanah, cara bercocok tanam, luas areal, topografi,
periode tumbuh dan sebagainya. Cara pemberian air irigasi pada tanaman padi
tergantung pada umur dan farietas padi yang ditanam (Mawardi E, 2007).
9
Air untuk irigasi dipergunakan untuk tanaman padi, palawija, termasuk tebu
dan padi gadu, buah-buahan, dan rumput. Padi bukanlah tanaman air tapi untuk
hidupnya padi memerlukan air. Dalam penentuan kebutuhan air untuk tanaman
1. Menurut tingginya air yang dibutuhkan guna sebidang tanah yang ditanam
atau banyaknya air sama dengan tingginya air yang dibutuhkan dikalikan luas
tanah.
2. Banyaknya air yang dibutuhkan pada kesatuan luas untuk sekali penyiraman
3. Kesatuan pengaliran air yaitu isi dalam kesatuan waktu pengalirannya untuk
4. Menentukan luas tanaman yang dapat dialiri oleh pengaliran air yang
banyaknya tertentu.
Cara pemakaian air tergantung dari keadaan irigasi, tanah, tanaman yang diairi
dan sebagainya. Cara pemakaian air dapat dibedakan menjadi yaitu merendam tanah,
dan menyemprot. Merendam tanah dengan pembaruan air lazim digunakan dalam
penanaman padi.
yaitu untuk menyediakan air untuk tanaman dan dapat digunakan dalam mengatur
sedimen yang dibawa oleh air, dapat menekan pertumbuhan gulma, dapat menekan
Kualitas air menjadi bagian penting dalam pengembangan sumber daya air,
yang mencakup keadaan fisik, kimia, dan biologi yang dapat mempengaruhi
10
suhu air dan tingkat oksigen terlarut dalam suatu sistem aliran air (Asdak C, 2007).
Larutan sedimen yang sebagian besar terdiri atas larutan lumpur dan beberapa
berbentuk koloida dari berbagai material yang sering mempengaruhi kualitas air
dalam kaitannya dengan pemanfaatan sumber daya air. Meningkatnya suhu perairan
organism akuatik secara langsung maupun tidak langsung. Sementara itu, oksigen
terlarut dalam perairan dapat dimanfaatkan untuk indikator atau indeks sanitasi
kualitas air.
yang dimaksud dengan jaringan irigasi adalah saluran, bangunan dan bangunan
pelengkap yang merupakan satu kesatuan dan diperlukan untuk pengaturan air irigasi
Jaringan irigasi utama adalah jaringan irigasi yang berada dalam satu sistem
irigasi, mulai dari bangunan utama, saluran induk/primer, saluran sekunder dan
Jaringan irigasi sekunder merupakan bagian dari jaringan irigasi yang terdiri
prasarana pelayanan air di dalam petak tersier yang terdiri dari saluran pembawa yang
disebut saluran tersier, saluran pembagi yang disebut saluran kuarter dan saluran
pembuang serta saluran pelengkapnya, termasuk jaringan irigasi pompa yang luas
1. Pemeliharaan Rutin
Pemeliharan ringan pada bangunan dan saluran irigasi yang dapat dilakukan
2. Pemeliharaan Berkala
terlebih dahulu.
3. Pemeliharaan Pencegahan
4. Pemeliharaan Darurat
pembawa dan saluran pembuang. Ditinjau dari jenis dan fungsi saluran irigasi
pembawa dapat dibedakan menjadi saluran primer, sekunder, tersier dan kuarter.
Saluran pembuang berfungsi untuk mengalirkan kelebihan air secara gravitasi dari
tanaman atau mengatur banyaknya air tanah sesuai dengan yang dibutuhkan tanaman
(Mawardi E, 2007).
Dalam desain hidroulik sebuah saluran terdapat parameter pokok yang harus
Disamping hal itu, pada saluran pembawa dijumpai tiga kondisi yang harus
dibedakan yaitu :
1. Air irigasi tanpa sedimen di saluran tanah; terjadi jika air berasal dari waduk
secara langsung.
3. Air irigasi bersedimen di saluran tanah; situasi ini yang paling sering dijumpai
di Indonesia.
Menurunnya kapasitas debit di bagian hilir dari jaringan saluran akan dapat
1. Saluran primer atau saluran induk yaitu saluran yang membawa air dari
jaringan utama ke saluran sekunder dan ke petak-petak tersier yang diairi dan
2. Saluran sekunder yaitu saluran yang membawa air dari saluran primer ke
petak-petak tersier yang dilayani oleh saluran sekunder tersebut. Batas ujung
saluran ini yaitu bangunan sadap terakhir. Saluran muka tersier yaitu saluran
yang membawa air dari bangunan sadap tersier ke petak tersier yang terletak
3. Saluran tersier yaitu saluran yang membawa air dari bangunan sadap tersier
dijaringan utama ke dalam petak tersier lalu ke saluran kuarter. Saluran ini
KP-03, pengaliran air irigasi saluran berpenampang trapesium tanpa pasangan adalah
bangunan pembawa yang paling umum dipakai dan ekonomis. Perencanaan saluran
rendah. Erosi dan sedimentasi di setiap potongan melintang harus minimal dan
jaringan saluran adalah penting untuk menjaga agar kapasitas angkutan sedimen per
partikel-partikel lempung dan lanau melayang dengan d < 0,088 mm. Partikel-partikel
yang lebih besar yang terdapat di dalam air irigasi akan tertangkap di kantong lumpur
di bangunan utama. Partikel yang lebih besar dari 0,088 mm, lebih dari 5% dari
kedalaman air di seluruh jaringan saluran. Maka, volume sedimen adalah 5% dari
kedalaman air kali lebar dasar saluran kali panjang total saluran.
sehubungan dengan terdapatnya sedimen dalam air irigasi dan bahan tanggul yaitu :
perencanaan.
sedimen. Saluran ini sering direncana sebagai saluran garis tinggi dengan
sedang dan dengan demikian kapasitas angkut sedimen relatif lebih tinggi,
pengendapan partikel dengan diameter maksimum yang diizinkan 0,088 mm. Tetapi
secara kuantitas baru sedikit yang diketahui mengenai hubungan antara karakteristik
aliran dan sedimen yang ada. Untuk perencanaan saluran irigasi yang mengangkut
sedimen, aturan perencanaan yang terbaik adalah menjaga agar kapasitas angkutan
sedimen persatuan debit masing ruas saluran disebelah hilir setidak-tidaknya konstan.
1. Air bebas sedimen dengan konsentrasi kurang dari 1.000 ppm sedimen layang.
2. Air bersedimen dengan konsentrasi lebih dari 20.000 ppm sedimen layang.
dapat dilihat dari peta tanah. Penyelidikan tanah dengan cara pemboran dan
penggalian sumuran uji di alur saluran akan lebih banyak memberikan informasi
rencana untuk dasar saluran tanah dengan pasangan campuran. Prosedur perencanaan
saluran untuk saluran dengan pasangan tanah adalah sama dengan prosedur
kuda disyaratkan tidak timbul atau terjadi endapan dalam saluran. Maka minimum
kecepatan aliran ditetapkan V > 0,6 m/s agar pasir ataulumpur tidak mengendap
disepanjang saluran.
terbuka. Menurut asalnya, saluran dapat digolongkan menjadi saluran alam dan
saluran buatan. Saluran alam meliputi semua alur air yang terdapat secara alami di
bumi, mulai dari anak selokan di pegunungan, selokan kecil, kali, sungai kecil, dan
sungai besar sampai ke muara sungai. Aliran air di bawah tanah dengan permukaan
beberapa hal dapat dibuat anggapan pendekatan yang cukup sesuai dengan
aliran pada saluran pada saluran ini tidak dapat diterima untuk penyelesaian analisis
hidrolika teoritis.
listrik, saluran irigasi dan talang, parit pembuangan, pelimpah tekanan, saluran banjir,
saluran pengangkutan kayu, selokan, dan sebagainya termasuk model saluran yang
semacam ini dapat diatur menurut keinginan atau dirancang untuk memenuhi
persyaratan tertentu. Oleh karena itu, penerapan teori hidrolika untuk saluran buatan
(e)
aliran pada saluran terbuka dapat digolongkan menjadi dua jenis aliran yaitu aliran
tunak dan aliran taktunak. Aliran dalam saluran terbuka dikatakan tetap atau tunak
(steady) bila kedalaman aliran tidak berubah atau bias dianggap konstan selama suatu
18
selang waktu tertentu. Aliran dalam saluran terbuka dikatakan taktunak (unsteady)
bila kedalaman aliran pada saluran berubah sesuai dengan waktu (Chow, 1989).
19
penelitian mengenai perilaku aliran dalam keadaan tunak. Namun bila perubahan
keadaan aliran sesuai dengan waktu, merupakan masalah utama yang harus
diperhatikan maka aliran harus dianggap bersifat taktunak seperti banjir dan
Keadaan atau perilaku aliran dalam saluan terbuka pada dasarnya ditentukan
oleh pengaruh kekentalan dan gravitasi sehubungan dengan gaya-gaya inersia aliran.
Tegangan permukaan air dalam keadaan tertentu dapat pula mempengaruhi perilaku
aliran, tetapi pengaruh ini tidak terlalu besar dalam masalah saluran terbuka pada
1. Aliran Laminer
Aliran laminer terjadi bila gaya kekentalan relatif sangat besar dibandingkan
aliran. Dalam aliran ini, butir-butir air seolah-olah bergerak menurut lintasan
2. Aliran Turbulen
Aliran tubulen terjadi bila gaya kekentalan relatif lemah dibandingkan dengan
yang tidak teratur dan tidak tetap membentuk aliran yang berputar-putar,
namun butir-butir tersebut tetap menunjukkan gerak maju dalam aliran secara
keseluruhan.
3. Aliran Transisi
turbulen.
subkritis, kritis, dan superkritis. Aliran disebut subkritis apabila gangguan yang
terjadi di suatu titik pada aliran dapat menjalar ke arah hulu misalnya batu
Aliran sub kritis dipengaruhi oleh kondisi hilir, dengan kata lain keadaan di
hilir akan mempengaruhi aliran di sebelah hulu dan dalam kondisi seperti ini bilangan
Froude Fr < 1. Aliran disebut kritis apabila kecepatan aliran sama dengan kecepatan
rambat gelombang, dalam kondisi seperti ini bilangan Froude Fr = 1. Aliran disebut
superkritis apabila kecepatan aliran cukup tinggi biasanya disebut cepat atau
menjeram, sehingga gangguan yang terjadi tidak menjalar ke hulu dan dalam keadaan
seperti ini dan dalam kondisi seperti ini bilangan Froude Fr > 1(Chow, 1989).
(2.1)
21
kecepatan aliran tidak berubah atau konstan terhadap jarak, garis aliran lurus dan
sejajar dan kedalaman aliran sama pada setiap penampang saluran. Hal ini berarti
bahwa saluran harus mempunyai bentuk tampang identik. Aliran seragam tidak dapat
terjadi pada kecepatan aliran yang besar atau kemiringan saluran yang sangat besar.
Aliran dalam saluran irigasi termasuk dalam aliran yang seragam, dengan catatan
tidak ada perubahan penampang secara mendadak pada saluran tersebut (Chow,
1989).
Kedalaman, luas basah, kecepatan, dan debit pada setiap penampang pada
saluran yang lurus adalah konstan serta garis energi, muka air dan dasar saluran saling
sejajar berarti kemiringanya sama adalah merupakan ciri-ciri pokok aliran seragam.
Kedalaman konstan
Suatu aliran seragam dapat bersifat tunak dan taktunak, tergantung apakah
kedalamannya berubah sesuai dengan perubahan waktu. Aliran seragam yang tunak
(steady uniformflow) merupakan jenis aliran pokok yang dibahas dalam hidrolika
saluran terbuka dengan kedalaman aliran tidak berubah selama waktu tertentu yang
telah diperhitungkan. Penetapan bahwa suatu aliran bersifat seragam tak tunak
(unsteady uniform flow) harus dengan syarat bahwa permukaan air berfluktuasi
sepanjang waktu dan tetap sejajar dasar saluran tetapi hal ini merupakan suatu
yaitu bila kedalaman dan kecepatan aliran di sepanjang saluran berubah atau tidak
konstan, garis tenaga tidak sejajar dengan garis muka air dan dasar saluran. Aliran
berubah dapat dibagi menjadi dua kelompok sebagai berikut (Chow, 1989) :
pada jarak yang cukup pendek atau parameter hidraulis berubah secara
dan tampang basah berubah secara progresif dari satu tampang ke tampang
yang lain. Apabila di ujung hilir saluran terdapat bendung maka akan terjadi
profil muka air pembendungan dimana kecepatan aliran akan berkurang atau
menurun dan kecepatan akan bertambah atau dipercepat contoh aliran pada
sungai.
terbuka dipengaruhi oleh gravitasi. Potongan melintang saluran yang paling ekonomis
adalah saluran yang dapat melewatkan debit maksimum untuk luas penampang basah,
jelas bahwa untuk luas penampang melintang tetap, debit maksimum dicapai jika
Bentuk yang paling umum dipakai untuk saluran berdinding tanah yang tidak
disesuaikan. Bentuk persegi panjang dan segitiga merupakan bentuk khusus selain
dari bentuk trapezium. Bentuk persegi panjang yang mempunyai sisi tegak, biasanya
dipakai untuk saluran yang dibangun dengan bahan yang stabil, seperti pasangan
batu, padas, logam atau kayu. Penampang segitiga hanya dipakai untuk saluran kecil,
Penampang lingkaran banyak dipakai untuk saluran pembuangan air kotor dan
pendekatan untuk saluran alam berukuran sedang maupun kecil. Penampang persegi
keliling basah, lebar dasar saluran, jari-jari hidrolik, lebar puncak, kedalaman aliran,
A = ( B + m.y ) y (2.2)
P = B + 2.y √ 1 + m2 (2.3)
A=B.y (2.4)
P = B + 2.y (2.5)
Dengan menggunakan keliling dan luas tampang basah saluran maka dapat
diketahui Jari-jari hidrolik saluran yaitu perbandingan luas penampang basah saluran
R= (2.6)
1 y
m
B B
melintang sungai/saluran tiap satu satuan waktu, biasanya dinyatakan dalam meter
kubik per detik. Debit aliran dengan distribusinya dalam ruang dan waktu merupakan
inforrnasi penting yang diperlukan dalam perencanaan bangunan air dan pemanfaatan
sumber daya air. Debit aliran sangat bervariasi dari waktu ke waktu, maka diperlukan
data pengamatan debit dalam waktu panjang. Dalam prakteknya, sering variasi
disetiap titik pada tampang lintang yang besarnya sama dengan kecepatan rata-rata
(Triatmodjo B, 1994).
langsung pada suatu penampang lintang saluran. Pengukuran debit secara langsung
2. Mengukur kecepatan air dengan alat pengukur kecepatan (current meter) atau
memadai untuk mendapat kecepatan aliran rata-rata yang tepat. Jumlah lokasi alat
ukur perlu dibatasi agar waktu yang diperlukan masih dalam jangkauan, terutama bila
Kecepatan aliran air pada suatu penampang saluran tidak sama yang
disebabkan oleh faktor bentuk aliran, geometri saluran dan faktor-faktor lainnya.
Kecepatan aliran diperoleh dari rata-rata kecepatan aliran pada tiap bagian
dengan menggunakan alat pelampung berupa kayu, karet atau benda lainnya yang
dapat mengapung dipermukaan air. Kecepatan aliran yang diukur dapat ditentukan
dengan perbandingan jarak dua titik pengamatan dengan waktu yang diperlukan.
kecepatan aliran dikalikan dengan ketetapan koefiensi kalibrasi pelampung pada saat
V = (L/t). k (2.7)
Debit aliran diperoleh denganperkalian luas tampang saluran dengan kecepatan rata-
Q = A.V (2.8)
yang berbeda untuk kemudian ditentukan nilai rata-ratanya. Hal yang perlu
diperhatikan adalah bahwa kecepatan aliran di permukaan aliran air lebih besar dari
2.9 Erosi
Proses-proses hidrologi langsung atau tidak langsung akan mempunyai kaitan
dengan terjadinya erosi, transport sedimen, deposisi sedimen di daerah hilir, dan
mewakili status kualitas perairan. Perubahan tataguna lahan dan praktek pengelolaan
DAS juga mempengaruhi terjadinya erosi, sedimentasi, dan pada gilirannya akan
karakteristik tanah, vegetasi penutup tanah, dan tataguna lahan. Pemahaman tentang
pengaruh erosi di daerah tangkapan air (on-site) dan dampak yang ditimbulkannya di
Dua penyebab utama terjadinya erosi yaitu erosi karena sebab alamiah dan
erosi karena aktivitas manusia. Erosi alamiah dapat terjadi karena proses
keseimbangan tanah secara alamiah. Erosi karena factor alamiah umumnya masih
terkelupasnya lapisan tanah bagian atas akibat cara bercocok tanam yang tidak
bersifat merusak keadaan fisik tanah, antara lain pembuatan jalan di daerah dengan
Proses erosi terdiri atas tiga bagian yang berurutan yaitu pengelupasan,
disebabkan oleh air hujan. Selain disebabkan oleh air hujan, erosi juga dapat terjadi
karena tenaga angin dan salju. Berikut ini beberapa tipe erosi permukaan yang umum
atas oleh tenaga kinetik air hujan bebas atausebagai air lolos. Tenaga tersebut
ditentukan oleh dua hal yaitu massa dan kecepatan jatuhan air. Tenaga kinetik
bertambah besar dengan bertambah besarnya diameter air hujan dan jarak
antara ujung daun penetesan dan permukaan tanah. Oleh karena itu, air lolos
dari vegetasi dengan ujung penetes lebar memberikan tenaga kinetik yang
29
permukaan tanah.
Erosi kulit merupakan proses erosi yang terjadi ketika lapisan tipis permukaan
tanah di daerah berlereng terkikis oleh kombinasi air hujan dan air larian.
Erosi ini disebabkan oleh kombinasi air hujan dan air larian yang mengalir ke
terjadinya erosi kulit ditentukan oleh kecepatan dan kedalaman air larian.
saluran-saluran air. Hal ini terjadi ketika air larian masuk ke dalam cekungan
transport sedimen.
Erosi parit merupakan pembentukan jajaran perit yang lebih dalam dan lebar
dan merupakan tingkat lanjutan dari erosi alur. Erosi parit diklasifikasikan
sebagai parit bersambung dan parit terputus-putus. Erosi parit terputus dapat
Erosi tebing sungai merupakan proses pengikisan tanah pada tebing sungai
dan penggerusan dasar sungai oleh aliran air. Proses berlangsungnya erosi
tebing sungai yaitu adanya gerusan aliran sungai dan adanya longsoran tanah
2.10 Sedimentasi
Sedimen merupakan hasil proses erosi, baik berupa erosi permukaan maupun
jenis erosi tanah lainnya. Hasil sedimen (sedimen yield) adalah besarnya sedimen
yang berasal dari erosi yang terjadi di daerah tangkapan air yang diukur pada periode
waktu dan tempat tertentu. Sedimen dari hasil erosi yang dibawa oleh aliran air dari
daerah hulu dan kemudian mengendap di daerah hilir. Proses erosi di hulu
air disebut muatan sedimen dan merayap didasar sungai disebut sedimen merayap.
Berdasarkan pada jenis sedimen dan ukuran-ukuran partikel tanah serta komposisi
mineral dari bahan induk yang menyusunnya, dikenal bermacam jenis sedimen
sedimen. Partikel sedimen ukuran kecil seperti tanah liat dan debu dapat diangkut
aliran air dalam bentuk terlarut, partikel yang lebih besar cenderung bergerak dengan
cara melompat dan partikel yang lebih besar dari pasir seperti krikil akan bergerak
Besarnya ukuran sedimen yang terangkut aliran air ditentukan oleh interaksi
sedimen yang masuk ke dalam saluran/sungai dan besarnya debit ditentukan oleh
factor iklim, topografi, geologi, vegetasi, dan cara bercocok tanam di daerah
tangkapan air yang merupakan asal datangnya sedimen. Intraksi dari faktor-faktor
tersebut akan menentukan jumlah dan tipe sedimen serta kecepatan transport
sedimen.
dari sifat-sifat aliran tetapi juga tergantung pada sifat-sifat sedimen itu sendiri.
Sedimen yang terdapat di saluran dapat menyebabkan perubahan dimensi saluran dari
dimensi asal saluran serta dapat mempengaruhi energi spesifik penampang saluran
laju sedimentasi karena kerugian yang ditimbulkan oleh adanya proses sedimen jauh
berikut:
tersebut dapat juga mengakibatkan aliran mengering dan mencari alur baru.
2. Di saluran, jika saluran irigasi atau saluran pelayaran dialiri air yang penuh
untuk pengerukan sedimen itu diperlukan biaya yang cukup besar dan akan
aktifnya. Sebagian besar jumlah sedimen yang dialirkan oleh waduk adalah
sedimen yang dialiri sungai-sungai ke waduk, hanya sebagian kecil saja yang
beasal dari longsoran tebing-tebing waduk yang berasal dari geruan tebing-
bendungan, dan sebagian dapat dibilas ke bawah jika terjadi banjir saat
pulau pasir (sand bars) di hulu bendungan atau pintu air sehingga aliran air
merupakan produk dari pelapukan batuan induk yang dipengaruhi oleh faktor
lingkungan dan iklim. Hasil pelapukan batuan induk tersebut kita kenal sebagi
partikel-partkel tanah. Pengaruh tenaga kinetis air hujan dan aliran air permukaan
untuk kasus di daerah tropis, partikel-partikel tanah tersebut dapat terkelupas dan
terangkut ke tempat yang lebih rendah untuk kemudian masuk ke dalam sungai dan
dikenal sebagai sedimen. Oleh adanya transpor sedimen dari tempat yang lebih tinggi
ke daerah hilir dapat menyebabkan pendangkalan waduk sungai dan saluran irigasi
(Asdak C, 2007).
perkalian antara gaya yang bekerja pada suatu benda dengan jarak adalah tenaga
penggerak. Sementara kecepatan gerak suatu benda adalah jarak dibagi lama waktu
benda tersebut bergerak. Proses yang terjadi ketika aliran air sungai/saluran
mengangkut sedimen dapat disamakan dengan alat transportasi pada umumnya yang
memiliki hubungan karakteristik yaitu laju kerja diperoleh dari perkalian kekuatan
Besarnya transpor sedimen dalam aliran sungai merupakan fungsi dari suplai
sedimen dan energi aliran sungai. Ketika besar energi aliran sungai melampaui besar
suplai sedimen, akan terjadi degradasi sungai. Pada sisi lain, ketika suplai sedimen
lebih besar dari pada energi aliran sungai, akan terjadi agradasi sungai.
bersifat dinamik sehingga aliran air sungai selalu bervariasi. Selama priode aliran
sedimen atau laju degradasi sedimen. Ketika debit aliran puncak telah terlampaui dan
debit aliran berkurang dengan cepat, laju sedimen pun berkurang secara cepat yang
pemadatan dari sedimen itu sendiri. Dimana proses ini berjalan sangat kompleks,
dimulai dari jatuhnya hujan yang menghasilkan energi kinetik yang merupakan
permulaan dari proses erosi. Begitu tanah menjadi partikel halus lalu menggelinding
bersama aliran, sebagian tertinggal di atas tanah sedangkan bagian lainnya masuk ke
1. Sedimen Dasar
yang bergerak tidak jauh dari dasar saluran dan proses pergerakannya secara
dari dasar saluran atau sungai. Muatan sedimen dasar umumnya merupakan
bagian terbesar dari seluruh jumlah angkutan sedimen. Kualitas dan kuantitas
material yang terbawa oleh aliran tergantung dari penyebaran erosi di daerah
2. Sedimen Melompat
yang dapat berupa lempung dan pasir. Partikel yang lebih besar cenderung
bergerak dengan cara melompat terbawa oleh aliran air. Partikel ini akan
terbawa aliran sampai ke laut, atau dapat juga mengendap pada aliran yang
3. Sedimen Melayang
yang melayang di dalam aliran sungai atau saluran yang terutama terdiri dari
butiran-butiran halus yang senantiasa didukung oleh air dan hanya sedikit
sekali intraksinya dengan dasar sungai, karena selalu didorong ke atas oleh
turbulen aliran. Kecepatan aliran pada saat mengangkut sedimen lebih besar
Angkutan dasar yang terangkut dapat dibedakan menjadi dua jenis yaitu bed
load dan suspended load. Di samping angkutan dasar juga ada angkutan sedimen
sangat halus yang disebut dengan wash load. Materialnya tidak berasal dari dasar
sungai, oleh karena itu besarnya volume wash load tidak tergantung pada kondisi
hidrolis sungai akan tetapi tergantung pada kondisi lahan daerah aliran sungai. Jumlah
total ketiga jenis angkutan sedimen tersebut merupakan debit sedimen total.
Sedimen melayang
Sedimen melompat
Sedimen merayap
Gambar 2.8 Transpor Sedimen Pada Aliran Air (Sumber: Asdak C, 2007)
36
besaran sedimen yang lewat penampang tersebut dalam satuan waktu tertentu.
Sungai disebut dalam keadaan seimbang jika kapasitas sedimen yang masuk
pada suatu penampang memanjang sungai sama dengan kapasitas sedimen yang
keluar dalam satuan waktu tertentu. Pengendapan terjadi dimana kapasitas sedimen
yang masuk lebih besar dari kapasitas sedimen seimbang dalam satuan waktu.
Sedangkan penggerusan adalah suatu keadaan dimana kapasitas sedimen yang masuk
lebih kecil dari kapasitas sedimen seimbang dalam satuan waktu (Saud, 2008).
KP-03, sedimentasi pada saluran irigasi akan terjadi jika kapasitas angkut sedimen
berkurang. Dengan kata lain, kecepatan aliran tidak mampu mengangkut partikel
sedimen maka kecepatan aliran pada saluran irigasi harus dijaga. Kecepatan
minimum yang diijinkan adalah kecepatan terendah yang tidak akan menyebabkan
pengendapan dengan diameter maksimum sediman yang diijinkan 0,06 - 0,07 mm.
Bagian awal dari saluran induk irigasi adalah saluran penangkap pasir yang
Namun, pada kenyataanya banyak saluran penangkap pasir daerah irigasi saat ini
37
tidak berfungsi dengan baik. Salah satunya penyebabnya adalah meningkatnya jumlah
dan ukuran butiran sedimen yang terangkut air sungai akibat kerusakan DAS.
Sedimen terendap di saluran penangkap pasir dan dengan cepat saluran tersebut
dipenuhi dengan endapan. Sedimen ini semakin lama akan semakin banyak dan
merupakan studi awal sebagai langkah praktis untuk mengetahui besarnya angkutan
Adapun besarnya tegangan geser yang terjadi dipengaruhi oleh kecepatan dan
butiran itu sendiri. Selain itu distribusi konsentrasi sedimen juga berperan dalam
Sedimen dasar umumnya tergantung pada tegangan geser dasar dan kecepatan
gelombang. Tanaka (1998) memperkirakan tegangan geser dasar pada gelombang non
linear dengan teori sungai diubah fungsi dan diusulkan formula untuk memprediksi
bed-load transport kecuali dekat zona surfing dimana efek percepatan memainkan
peranan penting.
Sedimen melayang itu sendiri umumnya bergantung pada kecepatan jatuh atau
lebih dikenal sebagai settling velocity. Hal ini dikarenakan partikel yang mengendap
38
akan tersuspensi, dalam arti bahwa partikel tersebut memiliki gaya dorong kebawah
hingga sampai pada dasar laut. Settling velocity itu sendiri dipengaruhi oleh gaya
sedimen yang terbawa aliran ke saluran irigasi. Jika kecepatan aliran ini rendah maka
terus berlangsung sehingga endapan semakin banyak dan akan membentuk delta
(Sudira, 2013).
sedimen dan kuantitas angkutan sedimen persatuan waktu pada suatu lokasi dan
waktu tertentu, dan dapat menentukan besarnya endapan dalam hubungannya dengan
ditimbang dan dinyatakan dalam bentuk persentase dari berat total gabungan air
dengan sedimen. Dengan asumsi bahwa konsentrasi sedimen merata pada seluruh
saluran dari dimensi asal saluran serta dapat mempengaruhi energi spesifik
telah diikat dengan tali tampar dan telah diberi pemberat, kemudian dimasukkan ke
dalam saluran irigasi hingga pada kedalaman dimana terdapat sedimen melayang
(Wirosoedarmo, 2011).
berat kering dari kandungan sedimen itu terhadap berat campuran air dan sedimen
tersebut. Konsentrasi muatan sedimen melayang pada suatu penampang dapat juga
terhadap volume total campuran air dan sedimen dari suatu sampel sedimen
melayang. Berat kering sedimen melayang diperoleh dari hasil analisisa laboratorium
Qs = 0.0864 x Cs x Q (2.10)
terjadinya angkutan sedimen yaitu kecepatan aliran, diameter butiran sedimen, gaya
angkat yang lebih besar dari gaya berat butiran sedimen, gaya geser kritis dan
transportasi sungai karena akan membuat sungai menjadi dangkal (Ferdian, 2012).
sedimen tergantung dari kecepatan aliran, karena perubahan musim penghujan dan
kemarau, serta perubahan kecepatan yang dipengaruhi oleh aktivitas manusia. Akibat
tempat serta terjadinya pengendapan di tempat lain pada dasar saluran irigasi, dengan
demikian dimensi dari saluran tersebut akan berubah sehingga volume air yang
saluran disebut energi spesifik atau tinggi spesifik. Jadi energi spesifik dalam suatu
penampang saluran dinyatakan sebagai jumlah energi tekanan dan energi kecepatan di
E=y+ (2.11)
Dalam hal ini, debit aliran adalah konstan dan variasi kedalaman air terjadi
karena perubahan bahan kekasaran, bentuk tampang saluran, kemiringan dasar, atau
kondisi di hulu dan hilir. Energi spesifik akan menurun sampai suatu nilai minimum
pada titik C dan kemudian naik kembali, kedalaman dan kecepatan pada titik ini
Kedalam
an
y
Energi
Spesifik Subkritis
C
y
Superkritis
450
Energi Spesifik
Gambar 2.11 Hubungan energi spesifik dengan kedalaman air
(Sumber: Triatmodjo B, 1994)
Apabila kedalaman air lebih besar dari kedalaman kritis maka kecepatan
aliran lebih kecil dari pada kecepatan kritis untuk debit aliran tertentu, dan aliran
disebut subkritis. Sebaliknya, jika kedalaman aliran lebih kecil dari pada kedalaman
kritis, aliran disebut superkritis. Perubahan tinggi tekanan terhadap energi spesifik
dalam suatu penampang saluran merupakan unsur penentu kecepatan pengaliran air
pada saluran dan berpengaruh terhadap kinerja saluran dalam pendisribusian air
irigasi.
diketahui dari hasil perhitungan mengkombinasikan data dimensi asal saluran atau
data teknis dengan data pengukuran di lapangan. Dengan adanya sedimen pada
saluran maka akan berpengaruh terhadap kinerja saluran, sehingga parameter kinerja
rencana.
Emin dengan kedalaman kritis yc. Apabila pada keadaan tersebut saluran dikatakan
bekerja 100%, maka dengan adanya sedimen pada saluran maka akan berpengaruh
terhadap kinerja saluran, sehingga parameter kinerja saluran dapat diukur dari:
Penelitian dimulai pada semester ganjil tahun ajaran 2019-2020 dan lokasi
Secara geografis Kabupaten Konawe terletak pada garis 3°00′ - 4°25′ LS – dan
±16.480 km2
a. Stopwatch f. Oven
berikut :
Saluran Primer (P) adalah saluran primer BBI.0-BBI.1 dengan luas areal
irigasi 4107 Ha
Saluran Tersier Titik 1 (T1) dan Saluran Tersier Titik 2 (T2) adalah saluran
tersier BGm.1-Gm.1kn bagian hulu dan hilir saluran dengan luas areal irigasi
127 Ha
Saluran Tersier Titik 3 (T3) dan Saluran Tersier Titik 4 (T4) adalah saluran
tersier BGm.11-Gm.11kn bagian hulu dan hilir dengan luas areal irigasi 56 Ha
harus dilakukan persiapan peralatan. Adapun persiapan alat yang dilakukan sebelum
Mistar duga dibuat dari kayu berukuran panjang 200 cm, pada mistar tersebut
benda apung yang digunakan dalam penelitian ini adalah bola pimpong yang diisi
dengan air hingga setengah volume bola pimpong tersebut dengan tujuan untuk
menstabilkan pergerakan bola pimpong dari pengaruh angin pada saat pengukuran,
analisis di laboratorium. Botol sampel tersebut berupa botol plastik bekas air kemasan
dengan volume botol 0,6 liter. Setelah sampel sedimen melayang diperoleh kemudian
dibuat label pada botol sampel dengan spidol sesuai dengan titik pengukuran.
priode pengukuran yaitu pada bulan februari dan bulan maret 2016. Pengukuran dan
pengambilan sampel yang dilakukan pada bulan februari yaitu pada saat musim hujan
(hujan kecil).
titik untuk saluran primer di Desa Pagaran Tonga, dua titik untuk saluran sekunder
Desa Gunung Manaon, empat titik untuk saluran tersier Desa Saba Bangun dan
Rondaman Lombang. Setiap titik pengambilan sampel dilakukan pada sisi kanan,
aliran dan lebar dasar saluran dilakukan dengan menggunakan mistar duga pada
saluran dilakukan tanpa mengukur tebal sedimen, dengan tujuan untuk melihat
dilakukan sebanyak 5 kali dalam satu titik untuk mendapatkan kedalaman rata-rata.
menghanyutkan benda apung pada aliran, kemudian mencatat waktu yang diperlukan
benda apung tersebut dari titik awal hingga titik akhir lintasan pengamatan yang telah
koefisien kalibrasi alat pelampung. Pada penelitian ini, jarak lintasan benda apung
ember yang telah diikat dengan tali tampar dan telah diberi pemberat, kemudian
sedimen melayang.
Botol sampel atau ember tersebut dimasukkan ke kebagian sisi saluran yang
berlawanan dengan arus aliran pada 0,5 cm dari kedalaman aliran dimana
sampel sedimen dan air diambil dari sisi kanan, tengah, dan kiri penampang saluran
untuk mendapatkan rata-rata laju sedimentasi pada saluran tersebut. Sampel sedimen
melayang dan air yang diperoleh dari saluran kemudian dianalisis di laboratorium.
sampel dalam oven dengan temperatur 105°C. Konsentrasi sedimen diperoleh dengan
perbandingan berat kering sedimen dan volume total sampel. Pada penelitian ini,
1. Variabel terikat, yaitu laju sedimentasi dan energi spsifik yang terjadi pada
2. Variabel bebas, terdiri dari debit aliran, kecepatan aliran, luas penampang
Studi Pustaka
Pengumpulan Data
Pengolahan Data :
Laju Kadar Sedimen Melayang
Energi Spesifik
Hasil Perhitungan
Selesai
pengolahan data lapangan dari lokasi yang ditinjau. Studi penelitian dilakukan sesuai
1. Studi Pustaka
Tahap ini adalah untuk referensi yang dibutuhkan dalam proses pengerjaan
dan metode yang digunakan dalam menyelesaikan tugas akhir ini. Pada tahap
2. Pengumpulan Data
Data yang diambil dalam penelitian ini yaitu data primer, meliputi data :
- Kecepatan aliran air pada saluran, kedalaman air, lebar dasar saluran dan
pengolahan data, sehingga diperoleh besar debit aliran air pada saluran, luas
penampang basah dan energi spesifik saluran. Berat isi kering dari sampel