PROPOSAL SKRIPSI
OLEH:
RATNA MEILANI
C 301 20 037
I
DAFTAR ISI
DAFTAR ISI.................................................................................................................II
DAFTAR GAMBAR.....................................................................................................6
BAB I.............................................................................................................................1
PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II...........................................................................................................................9
KAJIAN PUSTAKA.....................................................................................................9
2.7 Hipotesis...............................................................................................................23
II
Berpengaruh Terhadap Kinerja Organisasi Perangkat Daerah....................................24
BAB III........................................................................................................................26
METODE PENELITIAN............................................................................................26
3.6.1 Populasi..................................................................................................28
3.6.2 Sampel....................................................................................................28
III
3.11.1 Uji Asumsi Klasik................................................................................34
DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................38
IV
DAFTAR TABEL
5
DAFTAR GAMBAR
6
BAB I
PENDAHULUAN
paradigma baru dalam pelaksanaan otonomi daerah, yang meletakkan otonomi penuh,
luas, dan bertanggung jawab pada daerah. Penyelenggaran pemerintah daerah dengan
kerja yang baik dalam pemerintahan. Tuntutan yang semakin tinggi diajukan terhadap
kinerja yang baik untuk kepentingan masyarakat dan mendorong pemerintah tanggap
dan berkualitas serta adanya pembagian tugas yang baik pada suatu struktur organisasi
pemberi informasi dalam rangka pemenuhan hak-hak publik yaitu hak untuk tahu, hak
untuk diberi informasi, dan hak untuk didengar aspirasinya (Nengsy, 2017).
Pelayanan publik yang baik menjadi isu kebijakan strategis karena pelayanan publik
1
sangat berimplikasi luas khususnya dalam memperbaiki kepercayaan kepada
yaitu belum optimalnya kinerja aparatur pemerintah daerah dalam menjalankan tugas
masyarakat atas pelayanan yang diberikan pemerintah daerah selama ini sehingga
menimbulkan citra kurang baik terhadap pemerintah (Puspitasari & Bandesa, 2016).
hasil. Kinerja setiap organisasi harus dapat diukur, diakui sebagai sesuatu yang
berkaitan dengan realisasi arah organisasi di masa depan, dan dijelaskan dalam visi
dan misi organisasi. Keadaan anggaran tertentu dalam organisasi swasta masih
dilaksanakan secara rahasia, tetapi untuk organisasi pemerintah, sangat penting bagi
publik untuk mengetahui anggaran tersebut sehingga dapat dinilai, dikritik, dan
Kinerja yang baik akan mampu memenuhi kebutuhan masyarakat dan memberikan
pelayanan yang luar biasa. Baik di pemerintah daerah maupun pemerintah pusat,
kinerja saat ini menjadi kunci utama dalam setiap tahapan pelaksanaannya.
dalam kategori berikut : 1) efektivitas dan efisiensi operasi, 2) keandalan dari laporan
2
pengendalian internal pemerintah juga merupakan system pengendalian yang harus
peningkatan kualitas kinerja pemerintah. Unsur dari sistem pengendalian intern terdiri
komunikasi dan pemantauan. Dan tujuan dari pengendalian intern akan tercapai jika
tugas organisasi dalam rangka pencapaian tujuan sesuai dengan kemampuan yang
Steers (2003) pengertian kinerja adalah tingkat yang menunjukkan seberapa jauh
pelaksanaan tugas dapat dijalankan secara aktual dan misi organisasi tercapai.
Capaian kinerja dapat menjadi dasar penilaian dan penentuan alokasi anggaran yang
rangkaian metodis dari berbagai aktivitas, instrumen, dan proses yang dirancang untuk
Masyarakat tidak hanya berhak untuk mengetahui anggaran, namun juga berhak
seluruh perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi oleh masyarakat.
sejauh mana tujuan anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar
untuk menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin di capai instansi
pemerintah. Aparat akan memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa
antaranya tujuan, kinerja, standar, jangka waktu, sasaran prioritas, tingkat kesulitan,
dan koordinasi.
yang diharapkan, dimana dengan mengetahui sasaran anggaran maka tingkat kinerja
dapat tercapai. Adanya sasaran anggaran yang jelas, maka akan mempermudah untuk
dalam rangka untuk mencapai tujuan-tujuan dan sasaran-sasaran yang telah ditetapkan
Pengecualian (WTP) kepada Pemkab Pasangkayu yang terima langsung oleh Bupati
kriteria dan standar yang berlaku. Baik itu penyajian laporan keuangan yang sesuai
Pasangkayu yang masih perlu diperbaiki yaitu dikatakan bahwa dalam permasalahan
yaitu masih adanya aset-aset yang belum diketahui keberadannya. Baik kendaraan
dinas maupun juga aset lainnya yang kemungkinan itu dikuasi oleh pihak yang sudah
5
1.2 Rumusan Masalah
Kinerja Organisasi.
6
1.4 Kegunaan Penelitian
1. Bagi Penulis
yang terkait dengan akuntabilitas publik dan kejelasan sasaran anggaran dalam
2. Bagi Akademisi
anggaran.
7
1.5 Sistematika Penelitian
Proposal skripsi ini terdiri dari tiga bab, dimana dari setiap bab memiliki sub
bab tertentu yang memiliki kaitan antara bab satu dengan bab yang lainnya. Adapun
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menguraikan tentang latar belakang, rumusan masalah, tujuan
Pada bab ini penelitian terdahulu, landasan teori, kerangka pemikiran, dan
hipotesis penelitian.
Pada bab ini menguraikan tentang obyek penelitian, jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, jenis dan sumber data, teknik pengumpulan data, populasi dan
data.
Pada bab ini menjelaskan tentang hasil dan pembahasan dari penelitian yang
telah dilakukan terkait pengaruh partisipasi anggaran, kejelasan sasaran anggaran, dan
Pada bab ini menguraikan simpulan dari hasil temuan penelitian, keterbatasan
8
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Faktor yang penting dalam melakukan suatu penelitian adalah adanya kajian
sebagai bahan referensi dan perbandingan atas penelitian yang akan dilakukan.
Adapun penelitian terdahulu yang dijadikan sebagai ruukan oleh penulis sebagai
berikut:
sistem pelaporan dan kejelasan sasaran anggaran terhadap akuntabilitas kinerja pada
bahwa sistem pengendalian manajemen sektor publik, sistem pelaporan dan kejelasan
Anggaran Berbasis Kinerja Pada Satuan Kerjs Perangkat Daerah Kota Denpasar.
Tujuan penelitian ini adalah untuk menguji pengaruh akuntabiltas dan transparansi
pada anggaran berbasis kinerja. Hasil penelitian ini bahwa akuntabilitas dan
10
Penelitian Wardiana & Hermanto (2019), dengan judul Pengaruh Akuntabilitas,
Pemerintah (LAKIP) Daerah Kabupaten Ogan Komering Ulu. Tujuan penelitian ini
pemerintah.
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa akuntabilitas publik, transparansi publik,
penelitian terdahulu dan penelitian ini. Kesamaannya terdapat pada ruang lingkup
Perbedaannya terdapat pada kinerja dari setiap organisasi perangkat daerahnya karena
Tabel 2.1
Matriks Persamaan dan Perbedaan
No Penelitian Terdahulu Persamaan Perbedaan
Kabupaten Bungo
12
3 Pengaruh Sistem Pengendalian - Kejelasan - Sistem
Denpasar
(Adiwirya (2015),
Organisasi - Motivasi
Ulu
(Gani (2020)
Kabupaten Sumedang
(Arip (2021)
untuk melakukan suatu tindakan dalam hal kepentingan pemilik. Teori agensi (agency
principal. Agent merupakan pihak yang diberi tanggung jawab dan menyajikan
mempercayakan tanggung jawab kepada agent dan memberi sanksi jika tindakan atau
jawaban agen tidak memuaskan. Teori keagenan dapat diterapkan dalam pengelolaan
Penerapan theory agency ini dapat ditelaah berdasarkan dua perspektif yaitu
hubungan antara eksekutif dan legislatif dan legisatif dengan masyarakat, yang
implikasinya berubah hal positif dalam bentuk efisien, namun lebih banyak yang
berupa perilaku oppurtunistic. Hal ini diakibatkan sebab pihak agen memiliki
dari pihak principal bisa jadi memakai kepentingan pribadi (self interest), sebab
14
mempunyai keunggulan kekuasaan. Permasalahan keagenan muncul saat ada
ini sudah berjalan dengan baik, disamping itu juga mempertahankan kedudukannya.
pelayanan publik yang baij bagi masyarakat. Pemerintah sebagai pihak agent harus
memiliki strategi yang baik untuk mewujudkan keinginan masyarakat sebagai pihak
principal terakit dengan kinerja dan pelayanan publik yang dibutuhkan oleh
Kinerja adalah sebuah kata dalam bahasa Indonesia dari kata dasar “kerja”
yang menterjemahkan kata dari bahasa asing yaitu prestasi. Konsep kinerja
15
(performance) dapat didefinisikan sebagai tingkat pencapaian hasil. Kinerja juga
dapat dikatakan sebagai sebuah hasil (output) dari suatu proses tertentu yang
digunakan (input). Selanjutnya, kinerja juga merupakan hasil dari serangkaian proses
kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan tertentu dalam suatu organisasi. Bagi
suatu organisasi, kinerja merupakan hasil dari kegiatan kerjasama diantara anggota
orgaanisasi yang tertuang dalam strategic planning suatu organisasi. Kinerja suatu
organisasi dapat dilihat dari tingkatan sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan
yang didasarkan pada visi dan misi yang sudah ditetapkan sebelumnya. Untuk itu,
melakukan evaluasi terhadap proses kerja yang dilakukan organisasi selama ini, sudah
Dari definisi diatas dapat dipahami bahwa kinerja organisasi adalah seberapa
tujuan sesuai dengan kemampuan yang dimiliki dan program/kebijakan/visi dan misi
yang telah ditetapkan sebelumny. Kinerja suatu organisasi dapat diliat dari tingkatan
sejauh mana organisasi dapat mencapai tujuan yang didasarkan pada visi dan misi
sistematik dari berbagai aktivitas, alat, dan prosedur yang dirancang untuk tujuan
16
penetapan dan pengukuran, pengumpulan data, pengklasifikasian, pengikhtisaran, dan
Negara Dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 88 Tahun 2021 Tentang
pelaksanaan kegiatan sesuai dengan sasaran dan tujuan yang telah ditetapkan dalam
individu) bertanggung jawab dan untuk apa organisasi (pekerja individu) bertanggung
jawab. Dalam pengertian luas akuntabilitas dapat dipahami sebagai kewajiban pihak
melaporkan dan mengungkapkan segala aktifitas dan kegiatan yang menjadi tanggung
17
jawabnya kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan
kepada pihak pemberi amanah (principal) yang memiliki hak dan kewenangan untuk
kepada pihak yang berkepentingan didalamnya. Dalam hal ini pemerintah atau
organisasi publik sebagai pembuat dan pelaksana kegiatan/program yang ada serta
berjalan secara baik dan benar dalam proses maupun pertanggungjawaban hasilnya
publik oleh pemerintah daerah disampaikan oleh Ellwood (1993) Menurutnya terdapat
empat dimensi akuntabilitas publik yang harus dipenuhi organisasi sektor publik,
yaitu:
2. Akuntabilitas Proses
dalam melaksanakan tugas sudah cukup baik dalam hal kecukupan sistem
pelayanan.
3. Akuntabilitas Program
19
mempertimbangkan alternatif program yang memberikan hasil yang optimal
4. Akuntabilitas Program
5. Akuntabilitas Kebijakan
Pada konteks pemerintah daerah, sasaran anggaran tercakup dalam rencana strategik
(1979), adanya sasaran anggaran yang jelas akan memudahkan individu untuk
anggaran ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut
anggaran tersebut. Oleh sebab itu sasaran anggaran pemerintah daerah harus
20
dinyatakan secara jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang
produktif, hal ini akan mendorong karyawan untuk melakukan yang terbaik bagi
pelaksana anggaran menjadi bingung, tidak tenang dan tidak puas dalam bekerja. Hal
ini menyebabkan pelaksana anggaran tidak termotivasi untuk mencapai kinerja yang
diharapkan.
Adapun indikator kejelasan sasaran anggaran, Locke and Latham (1990) agar
dikerjakan.
pentingnya.
memahami sasaran yang akan dicapai oleh anggaran tersebut, serta bagaimana akan
21
anggaran yang disusun akan sesuai dengan sasaran yang akan dicapai.
produktivitas kerja.
3. Menghilangkan kejenuhan
Kinerja organisasi perangkat daerah merupakan hasil kerja atau prestasi kerja
aparat pemerintah daerah suatu organisasi publik dalam rangka mencapai tujuan
organisasi dalam periode waktu tertentu Akuntabilitas publik merupakan salah satu
22
sehingga pemerintah daerah berusaha dengan baik dalam melaksanakan seluruh
perencanaan yang ada karena akan dinilai dan diawasi oleh masyarakat. Sedangkan
menyusun anggaran sesuai dengan sasaran yang ingin dicapai instansi pemerintah.
Aparat akan memiliki informasi yang cukup untuk memprediksi masa depan secara
tepat. Selanjutnya, hal ini akan menurunkan perbedaan antara anggaran yang disusun
Keterangan:
Parsial :---------
Simultan :
GAMBAR 2.1
Kerangka Pemikiran
1.12 Hipotesis
variabel penelitian disertai dengan pernyataan spesifik. Dengan kata lain hipotesis
merupakan penyataan dugaan sementara penulis yang didasarkan pada fakta penelitian
23
yang nantinya akan diuji dalam penelitian. Adapun hipotesis yang diajukan dalam
signifikan secara simultan. Hal itu didukung oleh hasil penelitian yang dilakukan oleh
Setiawan & Safri (2016) bahwa akuntabilitas publik Dari uji F atau uji Anova
diperoleh nilai F hitung sebesar 47,677 dengan tingkat signifikan sebesar p= 0,000.
Karena nilai probabilitas lebih kecil dari 0,05 dan F hitung > F tabel yaitu F hitung
sebesar 42,066 > F tabel = 2,420 dengan tingkat signifikan p= 0.000 yang lebih kecil (
< ) dari α =0.05. Maka Ho ditolak, dan H₁ diterima. Artinya akuntabilitas publik,
didukung oleh hasil penelitian Dwitayanti (2018) dikatakan bahwa Kejelasan Sasaran
Anggaran (X) memiiki nilai signifikansi 0,000 dibawah 0,05, artinya memiliki
pengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja Manajerial OPD Kota Palembang.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa anggaran daerah harus bisa menjadi tolak
harus bisa menggambarkan sasaran kinerja secara jelas. Oleh karena itu, perumusan
Menurut Setiawan & Safri (2016) Hasil perhitungan diatas diketahui nilai t
24
hitung variabel akuntabilitas publik (X1) sebesar 2,275 dan signifikansi = 0,024 atau
2355-8520 (online) = 2,275 > t tabel = 1,972 atau nilai signifikansi = 2,4% < alpha =
kinerja SKPD (Y) pada Pemerintah Kabupaten Bungo, sehingga H₂ diterima. Oleh
karena itu, perumusan hipotesis kedua dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
Menurut Gani (2020) Nilai t hitung variabel kejelasan sasaran anggaran (X1)
sebesar 4,268 dengan t tabel sebesar 2,00758, karena t hitung > t tabel, yaitu 4,268 >
2,00758, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan
Daerah Kabupaten OKU (Y). Dan juga menurut Afdhal & Rahayu (2021) hasil
analisis regresi variabel kejelasan sasaran anggaran (X3) mempunyai nilai t hitung
sebesar 9,577. Nilai koefisien regresi pada tingkat signifikansi 0,000. Hasil ini
diperkuat dengan nilai t hitung 9,577 > t tabel 1,661. Hasil ini mempunyai arti bahwa
kejelasan sasaran anggaran (X3) mempunyai pengaruh positif dan signifikan, maka
Hipotesis terdukung. Oleh karena itu, perumusan hipotesis kedua dalam penelitian ini
25
BAB III
METODE PENELITIAN
dalam penulisan. Objek penelitian dalam penelitian ini yaitu akuntabilitas publik (X 1),
Berdasarkan rumusan masalah yang diajukan, maka jenis penelitian ini dapat
menganalisis pengaruh antara satu variael dengan variabel lainnya. Penelitian ini
variabel terikat, sebagaimana dijelaskan oleh Husein (2005) Penelitian ini berfokus
publik dan kejelasan sasaran anggaran sebagai variabel independen terhadap kinerja
Organisasi Perangkat Daerah sebagai variabel dependen. Jenis data yang digunakan
dalam penelitian ini adalah data kuantitatif, atau data yang dapat diolah dan dianalisis
Likert.
26
dilakukan dengan mempertimbangkan akses lokasi penelitian yang cukup jauh serta
waktu pengumpulan data, maka penelitian ini direncanakan akan dilakukan selama 3
bulan.
Data merupakan setiap hal yang memiliki hubungan dengan fakta yang
1. Data primer, yaitu data yang bersumber dari jawaban responden terkait dengan
variabel penelitian. Data primer dalam penelitian ini diperoleh dengan cara
2. Data sekunder, yaitu data yang diperoleh peneliti melalui pengumpulan hasil
penelitian pihak lain yang berkaitan dengan masalah yang akan diteliti.
dipakai sebagai landasan teori dan berhubungan dengan masalah yang sedang
diteliti.
Penelitian data secara langsung dengan melakukan penelitian pada objek yang
27
yaitu suatu bentuk pertanyaan yang dilengkapi atau disertai dengan
memilih salah satu jenis alternatif kalimat jawaban yang sesuai dengan
pilihannya.
1.18.1 Populasi
subyek atau obyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik yang ditetapkan oleh
populasi dalam penelitian ini berjumlah 48 OPD yang ada di Kabupaten Pasangkayu
1.18.2 Sampel
sensus. Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel apabila semua anggota
populasi digunakan sebagai sampel Sugiyono (2008). Dimana yang menjadi sampel
dalam penelitian ini adalah seluruh OPD yang ada di Kabupaten Pasangkayu yang
terdiri dari 48 OPD. Setiap OPD diambil 3 responden sehingga jumlah responden
sebanyak 102 responden. Responden dalam penelitian ini adalah Sekretaris, Kasubag
28
Berdasarkan Kriteria tersebut, maka jumlah sampel yang dipilih dalam
Tabel 3.1
Sampel Penelitian
No Organisasi Perangkat Daerah Jumlah
Responden
1 Sekretariat Daerah 3
2 Sekretariat DPRD 3
3 Staf Ahli 3
4 Satuan Polisi Pamong Praja 3
5 Pemadam Kebakaran 3
6 Inspektorat 3
7 Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga 3
8 Dinas Kesehatan 3
9 Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang 3
10 Dinas Perumahan Rakyat, Kawasan Permukiman, dan 3
Pertanahan
11 Dinas Sosial 3
12 Dinas Tenaga Kerja, Perindustrian, dan Transmigrasi 3
13 Dinas Ketahanaan Pangan 3
14 Dinas Lingkungan Hidup 3
15 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 3
16 Dinas Pemberdayaan Masyarakat dan Desa 3
17 Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, 3
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak
18 Dinas Perhubungan 3
19 Dinas Komunikasi, Informatika, Persandian, dan Statistik 3
20 Dinas Koperasi, Usaha Kecil, Menengah dan Perdagangan 3
21 Dinas Penanaman Modal/PTSP 3
22 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 3
23 Dinas Perpustakaan dan Kearsipan 3
24 Dinas Kelautan dan Perikanan 3
25 Dinas Pertanian 3
26 Dinas Perkebunan dan Peternakan 3
27 Badan Perencanaan Pembangunan Daerah, Penelitian dan 3
Pengemangan
28 Badan Pendapatan Daerah 3
29 Badan Pengelolaan Keuangan dan Aset Daerah 3
30 Badan Kepegawaian, Pendidikan dan Pelatihan 3
31 Badan Kesatuan Bangsa dan Politik 3
32 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 3
33 Kecamatan Bambaira 3
34 Kecamatan Bambalamotu 3
29
35 Kecamatan Baras 3
36 Kecamatan Bulu Taba 3
37 Kecamatan Dapurang 3
38 Kecamatan Duripoku 3
39 Kecamatan Lariang 3
40 Kecamatan Pasangkayu 3
41 Kecamatan Pedongga 3
42 Kecamatan Sarjo 3
43 Kecamatan Sarudu 3
44 Kecamatan Tikke Raya 3
45 Kelurahan Bambalamotu 3
46 Kelurahan Baras 3
47 Kelurahan Martajaya 3
48 Kelurahan Pasangkayu 3
Jumlah 104
Sumber: Peraturan Bupati Pasangkayu Nomor 33 Tahun 2021
dalam rangka meminimalisir tingkat abstraksi dari konsep, sehingga konsep tesebut
dapat diukur secara statistik. Setiap variabel dalam penelitian ini akan diidentifikasi
sebagai berikut:
kepada publik atas kinerja yang telah dilakukan. Terdapat 4 unsur akuntabilitas publik
ditetapkan secara jelas dan spesifik dengan tujuan agar anggaran tersebut dapat
tersebut. Oleh sebab itu, sasaran anggaran pemerintah daerah harus dinyatakan secara
30
jelas, spesifik dan dapat dimengerti oleh mereka yang bertanggung jawab untuk
Tabel 3.2
Matriks Operasionalisasi Variabel
Variabel Indikator Skala Pengukuran
Akuntabilitas Publik (X1) a. Kejujuran dan Hukum
b. Proses
(Ellwood, 1993) c. Program Skala Ordinal
d. Kebijakan
teknik pengukuran dengan skala likert. Skala likert merupakan skala yang umum
digunakan untuk angket dan juga skala yang paling banyak digunakan dalam
Tabel 3.3
Skor Atas Jawaban Menurut Skala Likert
No. Pilihan (Option) Bobot/Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Ragu-Ragu (RR) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
Sumber: Data Diolah Peneliti, (2024)
diketahui bobot nilai tertinggi adalah 5 dan bobot nilai terendah adalah 1. Selisih
antara bobot nilai tertinggi dan terendah adalah 5-1=4, untuk mengetahui range dan
jumlah interval serta besar interval dapat digunakan rumus sebagai berikut:
Berdasarkan nilai panjang kelas yang diperoleh sebesar 0,8 maka mean dari
Tabel 3.4
Dasar Interpretasi Skor Item dalam Variabel Penelitian
Nilai Skor Interpretasi
1,0 – 1,8 Sangat rendah
>1,8 – 2,6 Rendah
>2,6 – 3,4 Cukup
>3,4 – 4,2 Tinggi
>4,2 – 5, 0 Sangat Tinggi
Sumber: Data Diolah Peneliti, (2024)
32
1.21 Teknik Instrumen
tujuan untuk menjamin bahwa instrument penelitian yang akan diberikan kepada
penelitian meliputi uji validitas dan uji reliabilitas yang akan diuraikan sebagai
berikut:
1. Uji Validitas
Uji validitas digunakan oleh peneliti untuk menguji valid atau tidaknya
a. Item instrument memiliki korelasi yang signifikan terhadap skor total atau
b. Item instrument tidak memiliki korelasi yang signifikan terhadap skor total
2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas atau uji keandalan digunakan untuk melihat konsistensi dan
dinyatakan reliabel atau andal apabila mampu mengungkapkan data yang sama
33
dalam waktu yang berbeda. Uji reliabilitas dilakukan dengan menggunakan uji
statistik Cronbach’s Alpha (α). Jika Cronbach’s Alpha > 0,70 maka instrument
dikatakan reliabel.
Teknik analisis data adalah proses yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun, mentransformasi dan mengolah data agar dapat memperoleh hasil atau
statistik dengan bantuan software SPSS, karena SPSS merupakan suatu program yang
dapat mengolah data statistik secara cepat dan akurat. Untuk memperoleh hasil
penelitian, data pada penelitian ini melewati tahapan uji statistik sebagai berikut:
Teknik analisis data adalah proses yang dilakukan oleh peneliti untuk
menghimpun, mentransformasi dan mengolah data agar dapat memperoleh hasil atau
statistik dengan bantuan software SPSS, karena SPSS merupakan suatu program yang
dapat mengolah data statistik secara cepat dan akurat. Untuk memperoleh hasil
penelitian, data pada penelitian ini melewati tahapan uji statistik sebagai berikut:
penelitian sebagai prasyarat awal untuk memastikan bahwa data yang diperoleh layak
34
1. Uji Normalitas
data yang dimiliki dengan data yang terdistribusi secara normal dengan
2. Uji Heteroskedastisitas
dilakukan dengan melihat grafik plot nilai variable dependen (ZPED) dan
terdapat titik-tiik tertentu yang membentuk pola yang teratur maka dalam
3. Uji Multikolinearitas
lain. Hal ini penting dilakukan untuk memastikan bahwa dalam regresi
35
1.23.2 Uji Hipotesis
Pengujian hipotesis satu, dua, dan tiga dilakukan dengan menggunakan model
1. Uji t
2. Uji F
cara:
dan Ha diterima.
36
b. Variabel independen (bebas) secara simultan (bersama-sama) tidak
ditolak.
37
DAFTAR PUSTAKA
Afdhal, A. M. N., & Rahayu, A. (2021). The Influence of Management Control System,
https://journal.stieamkop.ac.id/index.php/seiko/article/view/1334
Aren, Alvin A, Randal J, Beasly, dan M. S. (2008). Auditing dan Jasa Assurance. Edisi
arif afriady, annisa nur rahma. (2022). Pengaruh Penerapan Anggaran Berbasis Kinerja,
Badan, P., & Indonesia., K. R. (2015). Peraturan Presiden. 2014. ―Perpres Nomor 29 Tahun
Ellwood, S. (1993). “Parish and town councils: Financial accountability and management.”
38
Harianto, D., Kennedy, & Zarefar, A. (2021). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran ,
Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Rokan Hilir). Jurnal Aplikasi Akuntansi, 6(1),
122–139. https://doi.org/10.29303/jaa.v6i1.111
Husein, U. (2005). Metode Penelitian Untuk Skripsi dan Tesis Bisnis. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Locke, E.A., and Latham, G. (1990). A Theory of Goal Setting and Task Performance.
YOGYAKARTA.
Berbasis Kinerja Pada Satuan Kerja Perangkat Daerah Kota Denpasar. E-Jurnal
Nengsy, H. (2017). Pengaruh Kejelasan Sasaran Anggaran dan Akuntabilitas Terhadap Kinerja
6(1), 1–16.
Puspitasari, N.L., & Bandesa, I. K. (2016). Analisis Kualitas Pelayanan Pulik di Badan
39
Pelayanan Perikinan Terpadu Kabupaten Bandung. Bandung: Universitas Udayana.
Setiawan, H. E., & Safri, M. (2016). Analisis Pengaruh Akuntabilitas Publik, Transparansi
Publik dan Pengawasan Terhadap Kinerja Satuan Kerja Perangkat Daerah di Kabupaten
https://doi.org/10.22437/ppd.v4i1.3533
Steers, R. M., & Porter, L. W. (2003). Motivation and work Behavior. New York: Mc.
Kinerja Satuan Perangkat Daerah di Kabupaten Sumedang. Fakultas Ilmu Sosial Dan
Ilmu Politik, Universitas Sebelas April, Sumedang, Jawa Barat-Indonesia, Vol.9 No.4.
Sugiyono. (2019). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R&D. Edisi Kedua. PT Alfabeth,
Jakarta.
129–144. https://doi.org/10.15408/akt.v12i1.12657
40