Abstrak :
Banjir atau genangan di suatu kawasan terjadi apabila sistem yang berfungsi untuk menampung
genangan itu tidak mampu menampung debit yang mengalir, hal ini akibat dari tiga kemungkinan
yang terjadi yaitu : kapasitas sistem yang menurun, debit aliran air yang meningkat, atau kombinasi
dari kedua-duanya. Perkembangan kota semakin hari semakin terus berkembang dan kebutuhan
masyarakat akan ruang permukiman semakin tinggi sehingga berpengaruh terhadap ruang terbuka
dan resapan air di wilayah Kota Borong. Analisis kinerja saluran drainase di kawasan wilayah
Kota Borong menjadi suatu langkah penting guna mencari solusi dalam penanganan masalah
banjir dan genangan yang ada.
Dari hasil identifikasi kondisi sistem drainase dan kawasan yang mengalami banjir dan genangan
di Kota Borong Kabupaten Manggarai Timur terdapat 8 (delapan) titik yang menjadi prioritas
penanganan yaitu kawasan pasar Borong, Pasar Borong/Terminal, depan Koramil Kota Borong,
Jalan Srikaya (depan Masjid Kota Ndora), Jalan Srikaya (depan Kantor DPRD), Jalan Sukun
(masuk dari jalan negara), Jalan Sukun (kampung bugis peji depan kios warga), Perempatan di
Kampung Bugis. Hasil Analisis Kinerja sistem jaringan drainase di kawasan Kota Borong dengan
berbagai kriteria diperoleh kondisi bangunan cukup. Hal ini terlihat pada persentase kondisi sistem
jaringan drainase di masing-masing sub sistem, yaitu kondisi di DG1 = 63,53%, kondisi di DG2 =
66,50%, konsisi di DG3 = 69% , DG4 = 60%, DG5 = 61,25%, DG6 = 68.37%, DG7 = 53,27%
dan kondisi di DG8 = 60,71%. Analisis Penentuan skala prioritas penanganan dan penentuan
daerah prioritas wilayah pasar Borong mempunyai nilai yang paling tinggi yaitu 456.25, Pasar
Borong/Terminal = 421.25, Jalan Srikaya 351.25, Jalan sukun 237.5, Jalan Sukun Kampung bugis
Peji 237.5 dan perempatan Kampung Bugis 237.5 dengan dilakukannya penanganan meliputi
peninggian badan jalan, perbaikan kapasitas saluran dan elevasi saluran serta perlunya adanya
bangunan-bangunan resapan.
Kata Kunci : Banjir, Genangan, Analisis Kinerja, Skala prioritas, Sistem drainase.
kapasitas sistem yang menurun, debit aliran air Tujuan dan Manfaat Penelitian
yang meningkat, atau kombinasi dari kedua- Tujuan dari Penelitian ini adalah untuk
duanya. Pengertian sistem disini adalah sistem mengetahui penyebab banjir dan genangan di
jaringan drainase di suatu kawasan. sekitar kawasan Kota Borong serta
Demikian halnya dengan Kota Borong di mengevaluasi kinerja sistem jaringan drainase
Kabupaten Manggarai Timur, seiring dengan pada masing-masing sub sistem dan menyusun
terus mingkatnya perkembangan kota dan skala prioritas pembangunan/rehabilitasi
meningkatnya perkembangan permukiman jaringan drainase di kawasan Kota Borong
dalam kawasan kota mengakibatkan semakin Kabupaten Manggarai Timur.
kecilnya ruang terbuka dan daerah resapan air Manfaat dari penelitian ini adalah mem-
dalam kawasan. Perkembangan kota semakin bantu menyelesaikan masalah pada kinerja
hari semakin terus berkembang dan kebutuhan sistem jaringan drainase berdasarkan standar
masyarakat akan ruang permukiman semakin perencanaan drainase yang berkelanjutan serta
tinggi sehingga berpengaruh terhadap ruang meningkatkan perhatian pemerintah dan peran
terbuka dan resapan air di wilayah Kota Borong. serta masyarakat dalam pengelolaan sistem
Pada saat ini banjir dan genangan belum drainase yang berkelanjutan.
menjadi suatu kejadian yang membahayakan
kawasan tersebut, tetapi tidak tertutup kemung- TINJAUAN PUSTAKA
kinan pada beberapa tahun mendatang kondisi
Sistem Jaringan Drainase
ini dapat membahayakan, baik itu kawasan
permukiman, kawasan perdagangan maupun Sistem jaringan drainase merupakan bagian
kawasan lainnya yang dekat dengan kawasan dari infrastruktur pada suatu kawasan, drainase
banjir yang ada. masuk pada kelompok infrastruktur air pada
Oleh karena itu evaluasi kinerja saluran pengelompokan infrastruktur wilayah, selain itu
drainase di kawasan wilayah Kota Borong ada kelompok jalan, kelompok sarana trans-
menjadi suatu langkah penting guna mencari portasi, kelompok pengelolaan limbah, kelom-
solusi dalam penanganan masalah banjir dan pok bangunan kota, kelompok energi dan kelom-
genangan yang ada. pok telekomunikasi (Grigg 1988, dalam Suripin,
2004).
Identifikasi Permasalahan Bagian infrastruktur (sistem drainase) dapat
didefinisikan sebagai serangkaian bangunan air
Permasalahan banjir dan genangan di
yang berfungsi untuk mengurangi dan /atau
wilayah Kota Borong tentunya disebabkan oleh
membuang kelebihan air dari suatu kawasan
beberapa hal antara lain kondisi sistem drainase
atau lahan, sehingga lahan dapat difungsikan
yang ada saat ini tidak mendukung perkem-
secara optimal. Dirunut dari hulunya, bangunan
bangan Kota Borong, Penanganan drainase yang
sistem drainase terdiri dari saluran penerima
masih bersifat parsial, Sistem drainase eksisting
(interseptor drain), saluran pengumpul
mengalami banyak masalah akibat tidak
(colector drain), saluran pembawa (conveyor
terpadunya sistem.
drain), saluran induk (main drain) dan badan
air penerima (receiving waters). Di sepanjang
Rumusan Masalah sistem sering dijumpai bangunan lainnya, seperti
Permasalahan dalam penelitian ini dapat gorong-gorong, siphon, jembatan air
dirumuskan sebagai berikut : Apa penyebab (aquaduct), pelimpah, pintu-pintu air, bangunan
banjir dan genangan, Bagaimana kinerja sistem terjun, kolam tando dan stasiun pompa. Pada
drainase yang ada saat ini, Bagaimana sistem drainase yang lengkap, sebelum masuk
penanganan banjir dan genangan di Kota ke badan air penerima air diolah dahulu pada
Borong Kabupaten Manggarai? instalasi pengolah air limbah (IPAL), khususnya
66 JUTEKS Jurnal Teknik Sipil Volume 2 Nomor 1 April 2017
untuk sistem tercampur. Hanya air yang telah f) Pola jaring-jaring, adalah pola drainase yang
memiliki baku mutu tertentu yang dimasukkan mempunyai saluran-saluran pembuang
ke dalam badan air penerima, biasanya sungai, mengikuti arah jalan raya. Pola ini sangat
sehingga tidak merusak lingkungan (Suripin, cocok untuk daerah topografinya datar.
2004).
Fungsi Drainase
Pola Jaringan Drainase Menurut Ditjen Tata Perkotaan dan
Menurut Wesli (2008), sistem jaringan Perdesaan, dalam panduan dan petunjuk praktis
drainase terdiri atas beberapa saluran yang pengelolaan drinase perkotaan (2003), pemba-
berhubungan sehingga membentuk suatu pola ngunan sistem drainase perlu memperhatikan
jaringan. Dari bentuk jaringan dapat dibedakan fungsi drainase sebagai prasarana kota yang di
sebagai berikut ; landaskan pada konsep berwawasan lingkungan,
a) Pola siku adalah suatu pola dimana cabang fungsi drainase perkotaan dapat kita lihat seperti
membentuk siku-siku pada saluran utama yang di uraikan dibawah ini menurut : a) Menge-
biasanya dibuat pada daerah yang ringkan bagian wilayah kota dari genangan
mempunyai topografi sedikit lebih tinggi sehingga tidak menimbulkan dampak negative,
dari pada sungai di mana sungai merupakan b) Mengalirkan air permukaan kebadan air
saluran pembuang utama berada di tengah terdekat secepatnya, c) Mengendalikan kele-
kota. bihan air permukaan yang dapat dimanfaatkan
b) Pola pararel adalah suatu pola di mana untuk persediaan air dan kehidupan akuatik, d)
saluran utama terletak sejajar dengan Meresapkan air permukaan untuk menjaga
saluran cabang yang pada bagian akhir kelestarian air tanah.
saluran cabang dibelokkan menuju saluran
utama. Pada pola paralel saluran cabang Konsep Sistem Jaringan Drainase yang
cukup banyak dan pendek-pendek. Berkelanjutan
c) Pola grid iron merupakan pola jaringan drai- Sampai saat ini perancangan drainase
nase di mana sungai terletak di pinggiran didasarkan pada filosofi bahwa air secepatnya
kota, sehingga saluran-saluran cabang mengalir dan seminimal mungkin menggenangi
dikumpulkan dulu pada saluran pengumpul daerah layanan. Tapi dengan semakin timpang-
kemudian dialirkan pada sungai. nya perimbangan air (pemakaian dan keter-
d) Pola alamiah adalah suatu pola jaringan sediaan) maka diperlukan suatu perancangan
drainase yang hampir sama dengan pola draianse yang berfilosofi bukan saja aman
siku, dimana sungai sebagai saluran utama terhadap genangan tapi juga sekaligus berasas
berada di tengah kota namun jaringan pada konservasi air ( Sunjoto, 1987 ).
saluran cabang tidak selalu berbentuk siku Konsep Sistem Drainase yang Berkelan-
terhadap saluran utama (sungai). jutan prioritas utama kegiatan harus ditujukan
e) Pola radikal adalah pola jaringan drainase untuk mengelola limpasan permukaan dengan
yang mengalirkan air dari pusat sumber air cara mengembangkan fasilitas untuk menahan
memencar ke berbagai arah, pola ini sangat air hujan. Berdasarkan fungsinya, fasilitas
cocok digunakan pada daerah yang penahan air hujan dapat dikelompokkan menjadi
berbukit. dua tipe, yaitu tipe penyimpanan dan tipe pere-
sapan ( Suripin, 2004 ) seperti disajikan pada
Gambar 1.
Lasmana1, Dumin2, Ndun3, Suparmanto4, Analisa Kinerja Dan Prioritas Sistem Drainase Di
Kawasan Kota Borong Kabupaten Manggarai Timur
67
Sedangkan menurut Sunjoto, 1987, bukan perkerasan yang perlu ditampung oleh
konsepsi perancangan drainase air hujan yang sistem jaringan drainase.
berasaskan pada konsevasi air tanah pada Pada penelitian ini langkah struktural
hakekatnya adalah perancangan suatu sistem dengan menggunakan tipe peresapan, Sumur
drainase yang mana air hujan jatuh di atap / Resapan Air Hujan ( RSAH ) seperti disajikan
perkerasan, ditampung pada suatu sistem pada Gambar 2.2. dan Gambar 2.3.
resapan air, sedangkan hanya air dari halaman
2 Luas Genangan 25
- > 8 ha 100
- 4 - 8 ha 75
- 2 - < 4 ha 50
- 1 - < 2 ha 25
- < 1 ha 0
3 Lamanya Genangan 20
> 8 jam 100
4 - 8 jam 75
2 - < 4 jam 50
1 - <2 jam 25
< 1 jam 0
4 Frekuensi Genangan 20
Sangat Sering (10 kali/tahun) 100
Sering (6 kali/tahun) 75
Kurang Sering ( 3 kali/tahun ) 50
Jarang ( 1 kali/tahun ) 25
Tidak Pernah 0
Jumlah nilai dari keenam kriteria tersebut pul (colector drain), saluran pembawa
di atas berkisar antar 0 s/d 600. Nilai tertinggi (conveyor drain), saluran induk (main drain)
merupakan kawasan dengan prioritas utama, dan bangunan pelengkap lainnya seperti gorong-
makin rendah nilainya makin rendah pula gorong, dan bangunan pertemuan (bak kontrol).
prioritasnya. Setiap komponen memberikan kontribusi terha-
dap kondisi fisik jaringan secara keseluruhan.
Paramater Kapasitas dan Kerusakan Bobot setiap komponen disusun atas besarnya
Jaringan Drainase pengaruh terhadap terjaminnya layanan penga-
Tingkat kapasitas dan kerusakan jaringan liran air genangan (pedoman penilaian jaringan
menunjukkan secara utuh tentang kondisi fisik drainase). Dalam hal ini penulis mengambil
jaringan drainase, yaitu mengenai kapasitas dan rujukan dengan menganalogikan penilaian fisik
kondisi fisik jaringan yang dibagi menjadi jaringan irigasi dari Subdit EPMP Direktorat
beberapa komponen, yaitu terdiri dari saluran Bina Program Ditjen Air. Jakarta, seperti
penerima ( interseptor drain ), saluran pengum- ditunjukkan pada Gambar 2.4.
72 JUTEKS Jurnal Teknik Sipil Volume 2 Nomor 1 April 2017
Kondisi Bangunan
Kriteria
Baik Cukup Rusak
Kapasitas (Dimensi Memenuhi kapasitas Memenuhi kapasitas Tidak memenuhi
Penampang melintang pembebanan sesuai pembebanan sesuai de- kapasitas pembe-
dengan perencanaan dan ngan perencanaan dan banan sesuai dengan
mempunyai tinggi jagaag mempunyai tinggi ja- perencanaan. Kondisi
yang cukup untuk men- gaan yang sesuai de- rata-rata diatas 0% -
cegah air melimpah. ngan nuka air maksi- 49%.
Kondisi rata-rata diatas mum. Kondisi rata-rata
80% - 100%. diatas 50% - 79%
Lasmana1, Dumin2, Ndun3, Suparmanto4, Analisa Kinerja Dan Prioritas Sistem Drainase Di
Kawasan Kota Borong Kabupaten Manggarai Timur
73
Pengendapan/Sedimen Tidak ada pengendapan Ada endapan yang Ada endapan yang
yang berpengaruh berpengaruh terhadap berpengaruh
terhadap kapasitas kapasitas rencana terhadap kapasitas
rencana saluran. Kondisi saluran (<30%). Kondisi rencana saluran
rata-rata diatas 80% - rata-rata diatas 50% - (>30%). Kondisi
100%. 79%. rata-rata diatas 0% -
49%.
Kerusakan Profil saluran keadaan- Profil saluran keadaan- Profil saluran kea-
nya masih baik/tidak ada nya ada kerusakan daannya ada keru-
kerusakan. Kondisi (<30%). Kondisi rata- sakan (>30%). Kon-
rata-rata diatas 80% - rata diatas 50% - 79%. disi rata-rata diatas
100%. 0% - 49%.
Sumber : Adopsi Pedoman Penilaian Jaringan Irigasi dari Subdit EPMP Dit. Bina Program, Ditjen Air dalam Sobariyah,
2005.
Satar Mese Kabupaten Manggarai, Sebelah dan Kecamatan Pocoranaka, Sebelah Selatan
Utara berbatasan dengan Desa Gurung Liwut berbatasan dengan Laut Sawu.
Gambar 6. Peta Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam Wilayah Kota Borong
Saluran Drainase Mikro Eksisting pada tidak dapat menyelesaikan masalah banjir dan
umumnya saluran drainase yang ada belum genangan yang terjadi di kawasan Kota Borong.
dibuat dengan perencanaan yang baik. Saluran Berikut ini hasil identifikasi saluran
drainase eksisting masih bersifat parsial drainase beberapa kawasan di Kota Borong
(setempat – setempat). Kondisi ini tentunya yaitu:
76 JUTEKS Jurnal Teknik Sipil Volume 2 Nomor 1 April 2017
Tabel 8. Hasil Identifikasi kondisi Saluran dan genangan di Kawasan Kota Borong
Besarnya Genangan
No Desa/Keluraha
Lokasi Genangan Luas Tinggi Lama Frekuensi
Genagan n
(Ha) (m) (Jam) Penyebab Terjadinnya Genangan
Saluran tidak memperhatikan elevasi
Daerah Pasar Kelurahan sangat
DG 1 0.5 0.3 48 sedimentasi saluran
Borong Ranaloba sering
saluran di atas badan jalan
Daerah Pasar Kelurahan sangat Saluran tidak memperhatikan elevasi
DG 2 0.2 0.5 48
Borong/Terminal Ranaloba sering sedimentasi saluran
Kelurahan Saluran tidak memperhatikan elevasi
DG 3 Depan Koramil 0.1 0.5 48 sering
Ranaloba Saluran diatas badan jalan
Perempatan di Kelurahan Saluran tidak memperhatikan elevasi
DG 4 0.2 0.2 24 sering
Kampung Bugis Ranaloba limpasan dari bukit
Jalan Sukun
(kampung bugis Kelurahan Saluran tidak memperhatikan elevasi
DG 5 0.2 0.2 24 sering
peji depan kios Ranaloba Sedimentasi saluran
warga) limpasan dari bukit
Jalan Srikaya Kelurahan
DG 6 0.4 0.5 48 sering
(depan Kantor Kota Ndora Saluran tidak memperhatikan elevasi
DPRD)
Jalan Srikaya
Kelurahan sangat
DG 7 (depan Masjid 0.5 0.5 62 Tidak ada saluran
Kota Ndora sering
Kota Ndora) saluran tersumbat
Jalan Sukun
Kelurahan
DG 8 (masuk dari jalan 0.3 0.2 24 sering Saluran tidak memperhatikan elevasi
Ranaloba
negara) Saluran diatas badan jalan
Sumber : Survey Lapangan
Berdasarkan analisis Kinerja didapat hasil kondisi jaringan drainase pada DG1 seperti disajikan
pada Tabel dibawah ini. Untuk Sub Sistem yang lain dihitung analog dengan analisis pada sub
sistem DG1.
Tabel 12. Hasil perhitungan Kriteria Parameter Genangan untuk setiap daerah genangan yang
ada
Daerah Tinggi Luas Lamanya Frekuensi Jum-
No
Genangan Genangan Genangan Genangan Genangan lah
DG1 Daerah Pasar Borong 26.25 0 20 15 61.25
DG2 Daerah Pasar Borong/Terminal 26.25 0 20 15 61.25
DG3 Depan Koramil 26.25 0 20 15 61.25
DG4 Perempatan di Kapung Bugis 17.5 0 20 15 52.5
DG5 Jalan Sukun (kampung bugis peji 17.5 0 20 15 52.5
depan kios warga)
DG6 Jalan Srikaya (depan Kantor 26.25 0 20 15 61.25
DPRD)
DG7 Jalan Srikaya (depan Masjid Kota 26.25 0 20 15 61.25
Ndora)
DG8 Jalan Sukun (masuk dari jalan 17.5 0 20 15 52.5
negara)
Sumber : Hasil Analisa
Tabel 13. Hasil Perhitungan Pembobotan Kawasan Prioritas berdasarkan parameter yang ada.
Kri- Kriteria Kriteria Kriteria Kriteria
Kri- teria Kerugian Kerugian Kerugian Keru-
Daerah teria Keru- Gangguan dan pada gian Jum-
No Para-
Genangan gian sosial Gangguan daerah Hak lah
meter Eko- dan fasilitas Trans- Peru- Milik
Genangan nomi Pemerintah portasi mahan Pribadi
DG1 Daerah Pasar Borong 61.25 100 100 65 65 65 456.25
DG2 Daerah Pasar Borong/ 61.25 65 100 65 65 65 421.25
Terminal
DG3 Depan Koramil 61.25 30 65 65 65 65 351.25
DG4 Perempatan di Kampung 52.5 30 30 30 65 30 237.5
Bugis
DG5 Jalan Sukun (kampung bugis 52.5 30 30 30 65 30 237.5
peji depan kios warga)
DG6 Jalan Srikaya (depan Kantor 61.25 30 65 65 65 65 351.25
DPRD)
DG7 Jalan Srikaya (depan Masjid 61.25 30 65 65 65 65 351.25
Kota Ndora)
DG8 Jalan Sukun (masuk dari 52.5 30 30 30 65 30 237.5
jalan negara)
Urutan Penentuan
No Daerah Genangan Prioritas Daerah
Penanganan Prioritas
1 Daerah Pasar Borong 1 456.25
2 Daerah Pasar Borong/Terminal 2 421.25
3 Depan Koramil 3 351.25
4 Jalan Srikaya (depan Masjid Kota Ndora) 4 351.25
5 Jalan Srikaya (depan Kantor DPRD) 5 351.25
6 Jalan Sukun (masuk dari jalan negara) 6 237.5
7 Jalan Sukun (kampung bugis peji depan kios warga) 7 237.5
8 Perempatan di Kapung Bugis 8 237.5