Anda di halaman 1dari 12

BAB 1.

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Ketersediaan sarana dan prasarana infrastruktur yang baik dan memadai
sangat diperlukan oleh Pemerintah Kota Bekasi untuk mendukung aktivitas sosial
ekonomi dan masyarakat yang terus berkembang secara dinamis di wilayahnya.
Salah satu sarana tersebut adalah sarana jalan, jembatan, dan drainase perkotaan
serta daerah aliran sungai, yang pengelolaannya ditangani oleh Dinas Bina Marga
dan Sumber Daya Air Kota Bekasi. Pengelolaannya membutuhkan sistem
manajemen pembangunan yang kompeten mulai dari perencanaan, pelaksanaan,
hingga pengawasan dan atau pengendalian. Efektivitas sistem ini sebagian
tergantung pada ketersediaan sumber pendanaan dan sumber daya yang
memadai.
Salah satu penanda keberhasilan pembangunan adalah adanya dukungan,
keterlibatan, dan partisipasi aktif masyarakat, sehingga Pemerintah Kota Bekasi
bekerja sama dengan berbagai unsur dan/atau elemen masyarakat untuk
melaksanakan pembangunan infrastruktur melalui Dinas Bina Marga dan Sumber
Daya Air Kota Bekasi. Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 02 Tahun 2017,

Hal 1-1
berbagai unsur dan/atau elemen masyarakat yang dimaksud adalah Badan Usaha
Jasa Konstruksi. Masyarakat Jasa Konstruksi sebagaimana tersebut adalah
kelompok masyarakat yang memiliki kualifikasi, kompetensi yang sesuai dengan
kebutuhan pembangunan dan memiliki legalitas sesuai dengan ketentuan
dan/atau peraturan yang berlaku.
Drainase merupakan saluran air yang terbentuk di permukaan tanah
maupun di dalam tanah baik secara alami atau buatan manusia untuk menangani
masalah kelebihan air. Sistem drainase dapat dikatakan baik apabila drainase
tersebut bisa menghubungkan secara
sistematik untuk mengalirkan air dari satu
tempat ke tempat lain, hal ini menjadi
pertimbangan penting dalam sebuah
perencanaan sistem drainase perkotaan.
Drainase perkotaan secara umum berfungsi
untuk mengendalikan air yang berasal dari
hujan agar tidak mengganggu masyarakat dan
dapat bermanfaat bagi manusia. Di daerah perkotaan, drainase yang digunakan
adalah drainase konvensional yaitu dibuat dengan cara membuat saluran-saluran
lurus dan pendek agar cepat sampai menuju sungai. Daerah Aliran Sungai (DAS)
termasuk suatu wilayah daratan yang merupakan satu kesatuan dengan sungai
dan anak-anak sungainya, yang berfungsi menampung, menyimpan dan
mengalirkan air yang berasal dari curah hujan ke danau atau ke laut secara alami,
yang batas di darat merupakan pemisah topografis dan batas di laut sampai
dengan daerah perairan yang masih terpengaruh aktivitas daratan (PP No 37
tentang Pengelolaan DAS, Pasal 1).
Seiring dengan pertumbuhan perkotaan yang amat pesat di Indonesia,
permasalahan drainase perkotaan semakin meningkat pula. Pada umumnya
penanganan penanganan drainase dibanyak kota di Indonesia masih bersifat
parsial, sehingga tidak menyelesaikan permasalahan banjir dan genangan
secara tuntas. Pengelolaan drainase perkotaan harus dilaksanakan secara
menyeluruh, dimulai tahap perencanaan, konstruksi, operasi dan pemeliharaan,
serta ditunjang dengan peningkatan kelembagaan, pembiayaan serta partisipasi
masyarakat. Peningkatan pemahaman mengenai drainase kepada pihak yang
terlibat baik bagi pelaksana maupun masyarakat perlu dilakukan secara
berkesinambungan agar penanganan dapat dilakukan dengan sebaik-baiknya.
Tahap awal sebelum dilakukan proses perencanaan, konstruksi, operasi, dan
pemeliharaan harus dilakukan terlebih dahulu Studi Kelayakan. Studi Kelayakan
Sistem Drainase Perkotaan adalah suatu studi untuk mengukur tingkat kelayakan
usulan pembangunan prasarana dan sarana Sistem Drainase Perkotaan di suatu

Hal 1-2
wilayah pelayanan ditinjau dari aspek teknis, ekonomi dan lingkungan
(Adyawarhana, Agung. 2020).

1.2 Isu Permasalahan


DAS Buaran merupakan DAS yang
dipulihkan daya dukungnya dan masuk kategori
PRIORITAS menjadi sangat penting terkait
dengan bencana banjir yang terakhir terjadi di
area JABODETABEK (Peraturan Pemerintah No. 37
tahun 2012). Sungai Buaran sudah tercemar
mulai dari hulu, yaitu berlokasi di kawasan Perumahan Jatiwaringin Asri, dan
sepanjang bantaran sungainya sampai KBT di dominasi oleh pemukiman dan
lahan terbangun sehingga menambah beban pencemar yang masuk ke Sungai
Buaran (Puslitbang SDA, 2014). Wilayah DAS Buaran merupakan rawan banjir
dikarenakan beberapa saluran pembuangan air yang tidak berfungsi dengan baik.
Selain itu Kapasitas gorong- gorong tidak sesuai dengan debit air pada waktu
banjir, sehingga terjadi banjir karena air harus “antri” masuk gorong-gorong
(Rusmarsidik, Toni.et.,al. 2022).
Menurut (Prasasti, Indah.et.,al. 2014) terjadi peningkatan persentase luas
areal permukiman di area DAS Buaran sebesar 14.11%. Terjadinya penurunan luas
daerah kategori tidak rawan yang
meningkat menjadi kelas cukup rawan
dan rawan sebesar 38.05%. Adapun
kurangnya pemeliharaan terhadap
gorong‐gorong di titik‐titik crossing
menyebabkan menurunnya kapasitas
saluran/sungai, terjadi sedimentasi dan
penumpukan sampah serta
penyempitan pada pintu air silang jalan
tol. Selain itu, Kerusakan pada tebing sungai sehingga terjadi luapan (Rencana
Teknis Drainase Se-Kota Bekasi, 2021). Berdasarkan (Rusmarsidik, Toni.et.,al. 2022)
kondisi topografi yang ada pada kawasan rawan banjir lebih rendah daripada
daerah lainnya. Kawasan rawan banjir sering terletak di dataran rendah atau
cekungan yang cenderung lebih rendah dibandingkan dengan daerah sekitarnya.
Ketinggian yang lebih rendah memungkinkan air hujan atau air sungai lebih
mudah mengalir ke kawasan ini.
Selain itu, kurangnya pemeliharaan terhadap gorong-gorong di tiitk-titik
crossing sehingga menyebabkan menurunnya kapasitas saluran/sungai dan
penempatan gorong-gorong yang kurang tinggi mengakibatkan penurunan
kapasitas alur Sungai Buaran. Oleh karena itu, perlu dilakukan studi kelayakan

Hal 1-3
terhadap pembangunan drainase DAS Buaran. Pentingnya pembangunan
drainase karena drainase yang baik dapat mengurangi risiko banjir dengan
mengalirkan air hujan secara efisien dari permukaan tanah ke sungai atau laut,
drainase yang tepat dapat membantu menjaga ekosistem DAS yang seimbang,
dan drainase yang baik juga membantu dalam mengendalikan pencemaran air.

Gambar 1-1 Permasalahan Sungai DAS Buaran


Sumber : Peninjauan Lapangan Konsultan, 2023

1.3 Maksud Dan Tujuan


1.3.1 Maksud
Maksud Studi Kelayakan Pembangunan Drainase DAS Buaran adalah
untuk melakukan analisis komprehensif dan menyeluruh terhadap potensi
pembangunan sistem drainase di Daerah Aliran Sungai tertentu. Studi ini
dilakukan untuk mengevaluasi kelayakan proyek dan memberikan dasar yang
kuat untuk pengambilan keputusan terkait pembangunan atau peningkatan
infrastruktur drainase di DAS Buaran.

1.3.2 Tujuan
Tujuan diadakannya kegiatan ini adalah tersedianya Dokumen
Perencanaan Teknis sebagai acuan pelaksanaan Pekerjaan Konstruksi meliputi
Desain Rencana, RAB dan Gambar Rencana serta Rencana Kerja dan Syarat-Syarat
Umum/Teknis. Studi ini dilakukan untuk:
“Mengevaluasi kelayakan proyek dan memberikan dasar yang
kuat untuk pengambilan keputusan terkait pembangunan atau
peningkatan infrastruktur drainase di DAS Buaran.”
Kesimpulan dari rangkaian tindakan dalam studi kelayakan pembangunan
drainase DAS Buaran adalah sebagai berikut:
1. Analisis Permasalahan Drainase: Studi ini dilakukan untuk mengidentifikasi
dan menganalisis berbagai permasalahan terkait dengan sistem drainase di
DAS Buaran, seperti banjir, genangan, erosi, pencemaran air, dan masalah lain
yang muncul akibat buruknya sistem drainase yang sudah ada.

Hal 1-4
2. Penilaian Potensi Risiko dan Dampak Lingkungan: Melalui studi kelayakan,
dilakukan evaluasi terhadap potensi risiko yang terkait dengan pembangunan
atau perbaikan sistem drainase, termasuk dampaknya pada lingkungan,
ekologi, dan masyarakat di wilayah DAS Buaran.
3. Identifikasi Solusi dan Alternatif: Tujuan studi ini adalah mencari berbagai
solusi dan alternatif dalam mengatasi permasalahan drainase, termasuk
perbaikan sistem yang sudah ada, konstruksi baru, penggunaan teknologi
ramah lingkungan, atau gabungan beberapa pendekatan.
4. Penilaian Aspek Finansial dan Ekonomi: Salah satu fokus utama studi
kelayakan adalah mengevaluasi aspek finansial dan ekonomi dari proyek
pembangunan atau perbaikan sistem drainase, mencakup perkiraan biaya,
biaya operasional, manfaat ekonomi yang diharapkan, dan lainnya.
5. Penyusunan Rencana dan Desain: Hasil studi akan menghasilkan rencana dan
desain teknis yang rinci untuk pembangunan atau perbaikan sistem drainase
DAS Buaran, dengan mempertimbangkan efisiensi, keberlanjutan, dan faktor-
faktor relevan lainnya.
6. Dukungan Pengambilan Keputusan: Laporan studi kelayakan ini akan menjadi
landasan bagi pemangku kepentingan untuk mengambil keputusan tentang
kelanjutan proyek drainase DAS. Keputusan ini harus mempertimbangkan
aspek teknis, lingkungan, sosial, dan ekonomi yang telah dianalisis dalam
studi.
7. Kepatuhan terhadap Regulasi dan Standar: Studi kelayakan juga bertujuan
untuk memastikan bahwa proyek pembangunan drainase DAS Buaran
mematuhi semua regulasi dan standar yang berlaku, termasuk aspek
lingkungan dan keselamatan.
Dengan melalui semua langkah ini, diharapkan proyek drainase DAS
Buaran dapat direncanakan dan diimplementasikan dengan baik, memberikan
manfaat yang signifikan bagi lingkungan dan masyarakat, dan mematuhi semua
persyaratan hukum dan regulasi yang berlaku.

1.4 Sasaran
Melalui pekerjaan ini diharapkan adanya hasil Perencanaan Teknis berupa
Dokumen Perencanaan yang baik agar dapat diaplikasikan sesuai kebutuhan dan
tepat guna sehingga mendukung tercapainya pelaksanaan konstruksi yang tepat
waktu dan baik serta dapat dipertanggungjawabkan (secara kuantitas dan
kualitas) dan dapat dirasakan manfaatnya bagi masyarakat.

Hal 1-5
1.5 Ruang Lingkup
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah
DAS Buaran memiliki catchment area dengan luas sebesar 667,13 Ha atau
2,53% dari total luas wilayah Kota Bekasi. DAS Buaran memiliki Sub DAS yaitu Kali
Jatikramat. Area cakupan Sungai Buaran seluas 3,56 Ha dengan panjang saluran
8,9 Km dan memiliki kapasitas sebesar 53.400 m3. Sungai Buaran ini memiliki
hulu yang berada pada pertemuan Sungai Sunter, melewati Tol Jagorawi, sampai
perbatasan DKI Jakarta. Peta DAS Buaran dapat dilihat pada Gambar 1-1. Sungai
Buaran melintasi dua kecamatan diantaranya:

Kecamatan Pondok Gede Kecamatan Pondok Melati

Kelurahan Jaticempaka Kelurahan Jatirahayu

Kelurahan Jatibening Baru

Kelurahan Jatiwaringin

Kelurahan Jatimakmur

1.5.2 Ruang Lingkup Kegiatan


Kegiatan-kegiatan berikut ini merupakan bagian dari persiapan studi
kelayakan pembangunan drainase DAS Buaran:
- Pekerjaan Persiapan: menyusun jadwal pelaksanaan, koordinasi teknis
pelaksanaan dengan pihak-pihak terkait, melakukan studi literatur dan
pengumpulan data sekunder,
- Survei Lapangan: pengukuran titik kontrol horizontal, pengukuran kondisi
terestrial seperti saluran, utilitas, dan bangunan fasilitas lainnya, serta
pencatatan kebutuhan konstruksi berdasarkan hasil pengamatan;
- Analisis dan Perencanaan Teknis: pengolahan data lapangan, perencanaan
teknis pekerjaan, analisis data harga satuan, pembuatan daftar kuantitas dan
harga, pembuatan spesifikasi umum/teknis, dan tinjauan rencana kebutuhan
lahan di lokasi kegiatan;
- Penggambaran dan Pelaporan: pembuatan gambar teknis dan penyusunan
kelengkapan dokumen hasil pelaksanaan kegiatan.

Hal 1-6
Gambar 1-2 Peta Wilayah DAS Buaran

Hal 1-7
1.6 Keluaran
Beberapa jenis hasil atau output yang dihasilkan dari kegiatan Penyusunan
Studi Kelayakan Pembangunan Drainase DAS Buaran yang harus diberikan
kepada pengguna jasa meliputi:
1. Laporan Pendahuluan
Laporan Pendahuluan terdiri dari :
- Jadwal rencana kerja dan tahapan pelaksanaan pekerjaan secara lengkap
dan terperinci, Hasil survei pendahuluan yang memuat gambaran umum
lokasi studi dan data eksisting lapangan;
- Metodologi kerja dan analisis yang akan diterapkan, serta kriteria desain
yang digunakan;
- Rencana Mutu Kontrak (RMK) hasil pembahasan yang berisi sasaran mutu
kegiatan, data lokasi, informasi pekerjaan, pihak-pihak yang terlibat,
struktur organisasi, tugas dan tanggung jawab dalam wewenang, daftar
induk bukti kerja, bagan alur pelaksanaan pekerjaan, jadwal pelaksanaan
dan lain-lain yang terkait dengan Rencana Mutu Kontrak (RMK);
Laporan Pendahuluan harus diserahkan dan disampaikan dalam pemaparan
selambat-lambatnya : 10 (Sepuluh) Hari Kerja sejak SPMK diterbitkan; sesuai
jumlah yang tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
2. Laporan Antara
Laporan Antara terdiri dari :
- Metodologi kerja dan analisis yang akan diterapkan, serta kriteria desain
yang digunakan dalam perencanaan teknis pekerjaan (kebutuhan
Polder/Kolam Retensi/Long Storage, Sumur Resapan, Sumur Imbuhan,
Normalisasi dan Rehabilitasi Saluran) untuk mengendalikan banjir
berdasarkan kondisi wilayah studi;
- Pengumpulan Data Premier, meliputi:
● Identifikasi kondisi sistem drainase eksisting:
● Identifikasi pemanfaatan lahan di wilayah studi;
● Identifikasi permasalahan banjir dan genangan;
● Pengumpulan Data Sekunder: data hidrologi, rencana RTRW atau
RDTR;
● Analisis Hidrologi;
● Dokumentasi lokasi perencanaan;
Laporan Antara harus diserahkan dan disampaikan dalam pemaparan
selambat-lambatnya : 5 (Lima) Hari Kerja sebelum dilaksanakannya pemaparan
konsep laporan akhir; sesuai jumlah yang tercantum dalam Daftar Kuantitas
dan Harga.

Hal 1-8
3. Laporan Akhir
Laporan Akhir terdiri dari :
- Hasil analisa dan perencanaan teknis pekerjaan secara lengkap dan
terperinci;
- Perhitungan kuantitas dan harga yang dihitung untuk tiap item pekerjaan
beserta harga perkiraan pekerjaan;
- Backup quantity volume pekerjaan dan hasil dokumentasi pekerjaan;
- Hasil kesimpulan dan evaluasi teknis terhadap capaian mutu hasil
pekerjaan;
- Perhitungan kualitas harga lahan yang berpotensi untuk dibebaskan
dalam rangka pengendali banjir dan peta bidang tanah sesuai dengan
Zona Nilai Tanah
Laporan Akhir harus diserahkan selambat-lambatnya: 5 (Lima) Hari Kerja
sebelum berakhirnya masa penyelesaian pekerjaan sebagaimana yang
tercantum dalam Surat Perintah Mulai Kerja (SPMK); sesuai jumlah yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
4. Gambar Rencana A3
Gambar terdiri dari :
Gambar Umum :
- Peta Topografi dan Kemiringan Lahan;
- Kondisi Eksisting Sistem Jaringan Drainase Kota Bekasi
- Peta Catchment Area DAS;
- Peta Lokasi Genangan di Kota Bekasi;
Gambar Perencanaan yang terdiri dari :
- Peta Skema Sistem arah aliran;
- Peta Rencana Potensi Polder/Kolam Retensi/Long Storage di Kota Bekasi;
- Peta Rencana Drainase;
- Peta sarana prasarana dan abngunan pelengkap pengendali banjir;
- Perencanaan Sarana Prasarana dan Bangunan Pelengkap Pengendali
Banjir;
- Profil memanjang dan melintang saluran eksisting dan saluran rencana.
Gambar Perencanaan harus diserahkan selambat-lambatnya pada saat
Penyedia Jasa menyerahkan Laporan Akhir kepada PPK; sebanyak yang
tercantum dalam Daftar Kuantitas dan Harga.
5. Ringkasan Eksekutif
Ringkasan Eksekutif terdiri dari ringkasan singkat seluruh rangkaian kegiatan
berupa ikhtisar data-data hasil perencanaan sebagaimana tertuang pada
dokumen pelaporan maupun gambar teknis:

Hal 1-9
Ringkasan Eksekutif harus diserahkan selambat-lambatnya pada saat Penyedia
Jasa menyerahkan Laporan Akhir kepada PPK, sebanyak yang tercantum dalam
Daftar Kuantitas dan Harga;
6. Soft Copy Pelaporan
Soft Copy dalam bentuk Hard disk eksternal tipe SSD diserahkan selambat-
lambatnya pada saat Penyedia Jasa menyerahkan Laporan Akhir kepada PPK,
terdiri dari:
- Semua gambar hasil perencanaan berisikan salinan yang telah
dikonversikan ke dalam format ".pdf', dan disertakan dalam bentuk format
asli ".dwgf'.kmz"f'.JPEG"/format lainnya;
- Semua laporan hasil perencanaan berisikan salinan yang telah
dikonversikan ke dalam format ".pdf', dan disertakan dalam bentuk format
asli ".xls"f'.csv"/format lainnya.

1.7 Sistematika Pembahasan


Laporan Pendahuluan, yang merupakan laporan pertama yang diserahkan,
pada dasarnya mencakup serangkaian tugas dan keluaran yang dihasilkan selama
tahap persiapan. Laporan Pendahuluan ini disusun secara sistematis untuk
memudahkan pemahaman terhadap isinya, dengan susunan pembahasan
sebagai berikut:

BAB PENDAHULUAN

01 Memberikan gambaran umum dan pemahaman awal tentang


studi kelayakkan pembangunan drainase yang akan dibuat.
Hal ini penting untuk memperjelas tujuan, ruang lingkup, dan
keluaran yang dihasilkan dalam pembuatan studi kelayakan
pembangunan drainase.

TINJAUAN HUKUM DAN KEBIJAKAN BAB

Pada bab ini, akan dilakukan analisis mengenai aspek 02


02
hukum dan kebijakan terkait pengelolaan DAS dan
drainase di wilayah DAS Buaran. Adapun akan membahas
peraturan perundang-undangan yang berlaku terkait
pengelolaan DAS dan drainase di tingkat nasional
maupun regional, mengkaji kebijakan pemerintah daerah
yang terkait dengan pengelolaan drainase di wilayah DAS
Buaran.

Hal 1-10
GAMBARAN UMUM
BAB

03
Pada bagian ini, akan dijabarkan informasi tentang
gambaran umum wilayah Kota Bekasi dan Daerah Aliran
Sungai (DAS) Buaran sebagai fokus perencanaan pekerjaan.
Pembahasan akan mencakup kondisi fisik, demografi, dan
aspek sosial wilayah tersebut. Selain itu, akan diulas juga
beberapa rencana perencanaan wilayah yang terkait dengan
"Studi Kelayakan Pembangunan Drainase DAS Buaran" ini.

PENDEKATAN DAN METODOLOGI BAB


Bab ini menjelaskan pendekatan yang digunakan dalam 04
pelaksanaan pekerjaan, memberikan analisis teknis
pekerjaan, dan menjelaskan teori yang dari setiap jenis
pekerjaan yang dilaksanakan.

BAB RENCANA KERJA


05 Bagian ini mencakup penjelasan mengenai rencana kerja,
jadwal pelaksanaan, serta jadwal personil dan peralatan yang
terlibat dalam setiap jenis pekerjaan yang akan dilakukan.

Hal 1-11
Daftar Isi
BAB 1. PENDAHULUAN ...................................................................................................... 1-1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................................. 1-1
1.2 Isu Permasalahan ....................................................................................................... 1-2
1.3 Maksud Dan Tujuan .................................................................................................. 1-4
1.3.1 Maksud............................................................................................................ 1-4
1.3.2 Tujuan .............................................................................................................. 1-4
1.4 Sasaran ........................................................................................................................... 1-5
1.5 Ruang Lingkup ............................................................................................................ 1-6
1.5.1 Ruang Lingkup Wilayah ............................................................................ 1-6
1.5.2 Ruang Lingkup Kegiatan .......................................................................... 1-6
1.6 Keluaran ......................................................................................................................... 1-8
1.7 Sistematika Pembahasan.......................................................................................1-10

Daftar Gambar
Gambar 1-1 Permasalahan Sungai DAS Buaran ................................................................ 1-4
Gambar 1-2 Peta Wilayah DAS Buaran................................................................................. 1-7

Hal 1-12

Anda mungkin juga menyukai