Anda di halaman 1dari 5

A.

Umum
Berdasarkan Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor 11a/PRT/M/2006,
Provinsi Lampung terbagi menjadi 3 (tiga) Wilayah Sungai (WS) yaitu :
1. WS Mesuji - Tulang Bawang
2. WS Seputih - Sekampung
3. WS Semangka
Wilayah Sungai Seputih-Sekampung sendiri terbagi menjadi 4 (empat) Daerah
Aliran Sungai (DAS) yaitu: DAS Seputih, DAS Sekampung, DAS Jepara-
Kambas, dan DAS Bandar Lampung-Kalianda.
Secara administrasi Wilayah Sungai Seputih-Sekampung terletak di 10
(sepuluh) kabupaten/ kota, yang menempati kurang lebih 41,5% luas wilayah
Provinsi Lampung (Luas Provinsi Lampung 3.528.835 Ha).

Sumber: Dinas Pekerjaan Umum Provinsi Lampung


Pada kajian ini akan difokuskan pada bagian sungai Way Sekampung yang
berada di wilayah Kota Metro. Luas Daerah aliran sungai (DAS) Way
Sekampung Provinsi Lampung sekitar 5675 km2 dengan luas irigasi mencapai
66.500 Ha. DAS Way Sekampung secara geografis terletak antara 104o31’00”
- 105o49’00” BT dan 05o10’00” - 05o50’00” LS, sedangkan secara
administratif DAS Way Sekampung melintasi tujuh kabupaten atau kota, yaitu
kabupaten Lampung Selatan, Tanggamus, Lampung Timur, Pesawaran,
Pringsewu, Kota Bandar Lampung dan Kota Metro. DAS Way Sekampung
dibagi menjadi enam sub DAS, yaitu sub DAS Sekampung Hulu, sub DAS
Sekampung Hilir, sub DAS Semah, sub DAS Bulok, sub DAS Kandis dan sub
DAS Ketibung.
Way Sekampung mempunyai 16 (enam belas) Daerah Aliran Sungai (DAS)
yaitu DAS Way Sekampung Batutegi, Way Ilahan – Merabung, Way Tebu,
Way Bulok, Way Semah, Way Sekampung – anak, Way Sekampung Argo
Guruh, Way Indomiwon, Way Kandis, Way Galih, Way Sulan – Bekarang,
Way Ketibung, Way Sulan, Way Sekampung – Jabung, Way Sekampung Rawa
Sragi, dan Way Pisang (BBWMS, 2012).
Dengan catchment area yang sangat luas, dan memiliki waduk Batutegi di
bagian hulu dari sistem DAS Sekampung, serta mempunyai Bendungan
Argoguruh yang melayani pemberian air bagi sawah di hilirnya, fungsi Way
Sekampung sangat vital bagi penduduk di sekitarnya. Baik itu sebagai sumber
air untuk keperluan hidup sehari-hari maupun sumber air untuk mengairi
sawahnya.

B. Karakteristik Wilayah Sungai


Karakteristik wilayah sungai meliputi kondisi geologi kawasan DAS Sungai
Way Sekampung, dimana secara umum meliputi:
1. Batuan Pra tersier terdiri dari batuan malihan, batuan sedimen, dan batuan
terobosan, seperti: Sekis Way Galih, Diorit Sekampung, dan Granodorit
Branti;
2. Batuan Tersier terdiri dari batuan sedimen dan batuan gunung api, seperti:
Formasi Campang, Formasi Tarahan, Granit jati baru, dan satuan andesit;
3. Batuan Kuarter terdiri dari batuan sedimen, batuan gunung api, dan
endapan permukaan seperti: Formasi Lampung, Formasi Kasai, Aluvium
Tua, dan endapan rawa (Pusat Penelitian dan Pengembangan Geologi,
1993 dalam BBWS Mesuji Sekampung, 2010).
Iklim di Wilayah Sungai Sekampung umumnya memiliki iklim tropis
sepanjang tahun, bertemperatur relatif seragam dengan suhu rata-rata bulanan
berkisar 26oC – 27oC, memiliki kelembaban tinggi, dan bercurah hujan lebat
(BBWS Mesuji Sekampung, 2010).
C. Data Hidrologi Sungai
Data hidrologi sungai yang dimaksud adalah data siklus air yang mengalir
dalam DAS Way Sekampung, baik berupa debit banjir ataupun data iklim
wilayah. Mengacu pada penelitian yang dilakukan oleh Rifa’i (2017), data
iklim yang digunakan merupakan data acuan dari Tropical Rainfall Measuring
Mission (TRMM), diperoleh data rata-rata curah hujan di DAS Way
Sekampung pada periode tahun 2000 sampai 2015 sebesar 244,12 mm/bulan
yang disajikan dalam grafik pada gambar 1. Selama periode tersebut curah
hujan rata-rata tertinggi terdapat pada bulan Desember sebesar 397,16 mm.
Sementara curah hujan terendah sebesar 113,35 mm yang terjadi pada pada
bulan September.

Gambar 1. Grafik rata-rata curah hujan bulanan sejak tahun 2000-2015

Berdasarkan data dari Dinas Pekerjaan Umum diperoleh data morfologi


aliran sungai Way Sekampung pada bagian hulu memiliki daya tampung debit
yang cukup besar yang besarnya hampir sama dengan daya tampung pada
bagian tengah dengan kapasitas Q25 – Q50, sedangkan pada bagian hilir
memiliki kapasitas daya tampung sebesar Q5 – Q10. Aliran permukaan atau
(Surface Run Off) yang masuk sungai sebelum diversi sebesar 4000 MCM atau
setara 127 m3/d, dimana bagian hulu memberi kontibusi 28%, Bagian tengah
sebesar 24% dan hilir sebesar 48%.
D. Drainase
Salah satu permasalahan yang saat ini sering terjadi di sekitar wilayah DAS
Way Seputih adalah banjir. Salah satu contoh kasus banjir yang terjadi adalah
pada bulan Februari 2018 di Kota Metro yang mengakibatkan banyak wilayah
di Kota Metro yang terendam. Penyebab banjir tersebut antara lain adalah
kurang baiknya sistem drainase ada serta meluapnya sungai Way Sekampung.

Sumber: Skripsi Ario Bimo Wibowo;2017


Gambar 2. Sebaran Banjir pada DAS Way Sekampung

Gambar 2 menunjukkan banjir terjadi di seluruh lahan yang dilalui sungai


Way Sekampung, tinggi genangan banjir maksimum dengan hasil perkiraan
yang dihasilkan aplikasi mencapai +32,00 m mengacu pada kondisi debit
maksimum yang terjadi berdasarkan penelitian yang dilakukan Rifai (2017)
dari data hidrologi TRMM tahun 2000 – 2015. Terlihat pada gambar warna
biru pekat menunjukkan genangan yang melebihi +10,00 m, sementara warna
biru pudar mewakili tinggi genangan kurang dari 10,00 m. Namun demikian
pada saat terjadi debit banjir maksimum, tinggi genangan banjir maksimum
mencapai +47,00 m dianggap kurang lazim, meskipun pada kondisi aktual
yang terjadi disaat banjir melanda lahan dapat menenggelamkan sebuah gubuk
pada elevasi +4,00 m setinggi 2,00 m. Hal tersebut dapat terjadi karena curah
hujan dari data TRMM yang cenderung overestimate, sehingga simulasi debit
yang dihasilkan akan lebih besar dibanding debit aktualnya. Pada saluran
sungai Way Sekampung, tinggi muka air sebelum dilakukan pembuatan
tanggul pad saat debit banjir maksimum mengalami genangan sekitar 20 cm
dari kondisi aktual seperti tersaji pada cross section di Gambar 3 berikut yang
diambil pada stasiun 3000.

Sumber: Skripsi Ario Bimo Wibowo;2017


Gambar 3. Kondisi Muka Air pada Saluran Sebelum Penanggulan di Stasiun
3000.

Anda mungkin juga menyukai