Anda di halaman 1dari 5

BAB I

PENDAHULUAN

I.1 LATAR BELAKANG

Transportasi dimaksud selaku proses mengangkat, pemindahan, pindah


gerak, serta pemindahan dari sesuatu tempat ke tempat lain, sehingga sesuatu
barang jadi lebih berguna, yang tidak terlepas dari perlengkapan bantu (Miro,
2002). Bagi Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No 20 Tahun 2010 tentang
Angkutan Air, Angkutan Sungai serta Danau diselenggarakan oleh Industri
Angkutan Sungai serta Danau buat mengangkat aktivitas angkutan penumpang
serta/ ataupun benda. Dengan fasilitas serta prasarana transportasi yang
mencukupi, dimungkinkan buat menghubungkan satu wilayah dengan wilayah lain,
sehingga hasil penciptaan serta distribusi benda bisa dicoba secara menyeluruh di
tiap wilayah yang terisolasi, sehingga tingkatkan pemasukan wilayah, tingkatkan
pemasukan wilayah, serta membuka keterisolasian. wilayah. Sehingga dibutuhkan
pembangunan system transportasi yang tidak terbatas sebab terdapatnya
perairan, gunung, kepulauan maupun terbatas sebab kodisi geografis.

Danau Toba mempunyai tiga komponen pariwisata, ialah wisata geopark


ataupun halaman bumi, wisata danau alam serta wisata budaya wilayah (Batak)
selaku destinasi wisata. Siklus hidup destinasi wisata menampilkan kalau siklus
hidup kegiatan wisata di Danau Toba hadapi kenaikan. Perihal ini menjadikan
Danau Toba selaku Kawasan Strategis Pariwisata Nasional (KSPN), sebagaimana
tertuang dalam Peraturan Pemerintah No 50 Tahun 2011 tentang Rencana Induk
Pembangunan Kepariwisataan Nasional Tahun 2010- 2025, wilayahnya meliputi
tujuh daerah administratif di sejauh tepi Danau Toba, Ialah Toba Samosir, Dairi,
Samosir, Humbang Hasundutan, Simalungun, Tapanuli Utara serta Karo. Buat
mendukung aktivitas tersebut Kabupaten Toba mempunyai sebagian Pelabuhan
serta dermaga ialah Pelabuhan Balige, Tigaras, Muara, Neinggolan, Ambarita,
Ajibata, Sipinggan, Simanindo, Onanrunggu, Onanbaru, Pakkara, Marbuntoruan,
Porsea, dermaga Balige, serta dermaga Ajibata yang berperan selaku penunjang
aktivitas transportasi air, salah satu Pelabuhan serta dermaga yang terletak di

1
Kabupaten Toba merupakan Pelabuhan serta Dermaga Ajibata yang melayani
lintasan Ajibata- Tomok. Lintasan ini merupakan lintasan yang menghubungkan
Kecamatan Girsang Simpangan Bolon Kabupaten Toba dengan Kecamatan
Simanindo, Kabupaten Samosir. Lintasan ini ialah salah satu penghubung
mengarah Kecamatan Simanindo dengan waktu tempuh 45 menit dibanding
dengan akses jalur darat. Ada pula moda transportasi yang mendukung kegiatan
warga tersebut antara lain kapal feri serta kapal tradisional. Moda kapal feri
lumayan terjangkau oleh seluruh kalangan, namun aspek waktu tunggu yang
masih kurang baik. Sebaliknya dari moda kapal tradisional masih mempunyai
kekurangan sebab aspek keamanan penumpang serta ketidaknyamanan dikala
terletak dalam ekspedisi sebab dimensi kapal tradisional yang relatif kecil. kapal
feri serta kapal tradisional ini memiliki ciri yang tiap- tiap berbeda. Perihal inilah
yang menimbulkan probabilitas terpilihnya moda antara kapal feri serta kapal
tradiosional tersebut tergantung pada anggapan pengguna jasa dimana anggapan
tersebut dipengaruhi dari segi waktu tunggu, waktu pelayanan, bayaran, aspek
keamanan serta kenyamanan. Dengan terdapatnya persaingan dalam pemilihan
moda transportasi ini, diperlukannya pelayanan yang bisa menarik pengguna
moda. Apabila ditinjau lebih lanjut, kedua moda transportasi penyeberangan yang
melayani lintasan Ajibata- Tomok ini mempunyai kelebihan serta kekurangan tiap
masing – masing dari segi penumpang. Sehubungan dengan perihal tersebut
penulis akan meninjau aspek– aspek yang menimbulkan pengguna kapal dalam
memilih kapal dengan metode mengetahui sikap pengguna selaku pihak pengambil
keputusan ialah dengan metode dilakukannya pemodelan sehingga aspek yang
mempengaruhi pengguna jasa dalam memilah moda bisa di identifikasi. Perihal
inilah menjadikan penulis dalam mengambil penelitian dengan judul “ANALISIS
PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA KAPAL FERI DENGAN KAPAL
TRADISIONAL LINTASAN AJIBATA– TOMOK”

I.2 IDENTIFIKASI MASALAH


Sebagai penyedia jasa, sangat penting bagi perusahaan angkutan
penyeberangan untuk memahami perilaku perjalanan pengguna jasa pada trayek
yang mereka layani. Apalagi jika ada kompetitor di lintasan yang memberikan
pelayanan yang hampir sama. Perilaku melayani pengguna menjadi pertimbangan
wisatawan terhadap moda yang dipilih. Pertimbangan ini adalah perbandingan

2
atribut perjalanan dari moda yang tersedia. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut:

1. Adanya persaingan dalam hal jasa yang ditawarkan kepada calon penumpang
seperti biaya (cost), waktu tunggu, waktu keberangkatan, kenyamanan dan
juga keamanan/keselamatan (safety) antara moda transportasi
Penyeberangan antara Kapal Feri dengan Kapal Tradisional pada Lintasan
Ajibata – Tomok.
2. Setiap moda transportasi Penyeberangan dilintas Ajibata – Tomok masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menarik minat
pengguna moda tersebut. Salah satunya perbedaan ukuran kedua kapal
sehingga muatan kapal feri lebih lebih besar daripada kapal tradisional, akan
tetapi faktor waktu tunggu keberangkatan kapal menjadi salah satu alasan
dalam pemilihan moda angkutan tersebut.
3. Pelaku perjalanan sangat menghendaki adanya sarana penyeberangan yang
murah terjangkau oleh semua kalangan dan dengan tingkat pelayanan dari
segi waktu yang tepat, keselamatan dan kenyamanan yang memadai.

I.3 RUMUSAN MASALAH


Berdasarkan dari latar belakang yang telah diuraikan, adapun rumusan
masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Bagaimana karakteristik pelaku perjalanan yang dapat mempengaruhi
pemilihan moda transportasi penyeberangan lintasan Ajibata – Tomok?
2. Bagaimana model pemilihan moda antara kapal feri dengan kapal tradisional
lintasan Ajibata – Tomok?

I.4 MAKSUD DAN TUJUAN


1. Maksud dari penelitian ini adalah untuk melakukan Analisis mengenai
pemilihan moda transportasi penyeberangan antara Kapal feri dengan
kapal tradisional pada lintasan Ajibata – Tomok ditinjau dari segi
penumpang.
2. Tujuan dari penelitian ini adalah sebagai berikut:
a. Untuk mengetahui karakteristik pelaku perjalanan yang menggunakan
kapal feri atau kapal tradisional pada lintasan Ajibata – Tomok.

3
b. Untuk memperoleh suatu model dalam pemilihan moda yang dapat
menjelaskan probabilitas terpilihnya moda antara kapal feri dan kapal
tradisional pada lintasan Ajibata – Tomok.

I.5 MANFAAT PENELITIAN


Manfaat yang dapat diambil penulis adalah sebagai berikut:
1. Manfaat bagi Penyedia Jasa
Manfaat penelitian bagi penyedia jasa yaitu dapat mengetahui faktor –
faktor yang mempengaruhi pilihan pengguna jasa, sehingga pihak penyedia
jasa dapat mempertimbangkan faktor – faktor yang yang harus dibenahi
sesuai harapan pelaku perjalanan serta dapat memperkirakan kebutuhan
kapal untuk masa yang akan datang.
2. Manfaat bagi Pemerintah
Manfaat penelitian bagi pemerintah yaitu dapat menjadi bahan
pertimbangan dan informasi untuk menentukan kebijaksanaan dalam
mengatur
3. Manfaat bagi penulis dan taruna
Manfaat penelitian bagi penulis dan taruna yaitu sebagai tambahan
perkembangan ilmu pengetahuan.

I.6 BATASAN MASALAH


Dari perumusan masalah yang telah disampaikan di atas, terlihat beberapa
masalah yang timbul namun dengan keterbatasan biaya, waktu dan tenaga serta
metodelogi yang dikuasai maka penulis memberikan batas pemasalahan antara
lain:
1. Moda angkutan penyeberan yang digunakan dalam penulisan ini adalah
kapal feri dan kapal tradisional yang beroperasi pada lintasan Ajibata –
Tomok;
2. Responden yang disurvei merupakan penumpang yang tidak menggunakan
kendaraan dan telah atau akan menggunakan moda dengan perjalanan
dari Ajibata ke Tomok maupun sebaliknya;
3. Analsis dilakukan dengan menggunakan Analisis Regresi Logistik Biner.

4
I.7 KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian Analisis Pemilihan Moda Transportasi antara Kapal Feri dengan
Kapal Tradisional Lintasan Ajibata – Tomok ini belum pernah dilakukan. Tetapi
penelitian sejenis sudah pernah dilaksanakan pada lokasi berbeda dan terdapat
perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah:
1. Lasriado (2020) tentang “Analisis Pemilihan Moda Transportasi Antara Kereta
Rel Listrik (KRL), Bus Transjakarta, dan Angkutan Umum Dimasa Pandemi
Covid-19 (Lintas Jatinegara – Klender Baru).” Perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan penulis adalah Lokasi penelitian Jakarta Timur dan Moda
Transportasi yang untuk diteliti ada 3 moda transportasi umum yaitu Kereta
Rel Listrik, Bus Transjakarta, dan Angkutan Umum yang dilakukan pada masa
pandemic covid – 19.
2. Ticoalu, A. A., Lefrandt, L. I. R., & Kumaat, M. (2020) tentang “Perbandingan
Pemilihan Moda Transportasi Laut Perahu Taksi dan Kapal Feri (Studi Kasus:
Bitung – Lembeh).” Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis
adalah Lokasi penelitian dilakukan pada Lintasan Bitung – Lembeh dan Moda
Transportasi yang dipilih Perahu Taksi dan Kapal Feri.

Anda mungkin juga menyukai