PENDAHULUAN
1
Kabupaten Toba merupakan Pelabuhan serta Dermaga Ajibata yang melayani
lintasan Ajibata- Tomok. Lintasan ini merupakan lintasan yang menghubungkan
Kecamatan Girsang Simpangan Bolon Kabupaten Toba dengan Kecamatan
Simanindo, Kabupaten Samosir. Lintasan ini ialah salah satu penghubung
mengarah Kecamatan Simanindo dengan waktu tempuh 45 menit dibanding
dengan akses jalur darat. Ada pula moda transportasi yang mendukung kegiatan
warga tersebut antara lain kapal feri serta kapal tradisional. Moda kapal feri
lumayan terjangkau oleh seluruh kalangan, namun aspek waktu tunggu yang
masih kurang baik. Sebaliknya dari moda kapal tradisional masih mempunyai
kekurangan sebab aspek keamanan penumpang serta ketidaknyamanan dikala
terletak dalam ekspedisi sebab dimensi kapal tradisional yang relatif kecil. kapal
feri serta kapal tradisional ini memiliki ciri yang tiap- tiap berbeda. Perihal inilah
yang menimbulkan probabilitas terpilihnya moda antara kapal feri serta kapal
tradiosional tersebut tergantung pada anggapan pengguna jasa dimana anggapan
tersebut dipengaruhi dari segi waktu tunggu, waktu pelayanan, bayaran, aspek
keamanan serta kenyamanan. Dengan terdapatnya persaingan dalam pemilihan
moda transportasi ini, diperlukannya pelayanan yang bisa menarik pengguna
moda. Apabila ditinjau lebih lanjut, kedua moda transportasi penyeberangan yang
melayani lintasan Ajibata- Tomok ini mempunyai kelebihan serta kekurangan tiap
masing – masing dari segi penumpang. Sehubungan dengan perihal tersebut
penulis akan meninjau aspek– aspek yang menimbulkan pengguna kapal dalam
memilih kapal dengan metode mengetahui sikap pengguna selaku pihak pengambil
keputusan ialah dengan metode dilakukannya pemodelan sehingga aspek yang
mempengaruhi pengguna jasa dalam memilah moda bisa di identifikasi. Perihal
inilah menjadikan penulis dalam mengambil penelitian dengan judul “ANALISIS
PEMILIHAN MODA TRANSPORTASI ANTARA KAPAL FERI DENGAN KAPAL
TRADISIONAL LINTASAN AJIBATA– TOMOK”
2
atribut perjalanan dari moda yang tersedia. Berdasarkan latar belakang tersebut,
maka permasalahan dalam penelitian ini diidentifikasi sebagai berikut:
1. Adanya persaingan dalam hal jasa yang ditawarkan kepada calon penumpang
seperti biaya (cost), waktu tunggu, waktu keberangkatan, kenyamanan dan
juga keamanan/keselamatan (safety) antara moda transportasi
Penyeberangan antara Kapal Feri dengan Kapal Tradisional pada Lintasan
Ajibata – Tomok.
2. Setiap moda transportasi Penyeberangan dilintas Ajibata – Tomok masing-
masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang dapat menarik minat
pengguna moda tersebut. Salah satunya perbedaan ukuran kedua kapal
sehingga muatan kapal feri lebih lebih besar daripada kapal tradisional, akan
tetapi faktor waktu tunggu keberangkatan kapal menjadi salah satu alasan
dalam pemilihan moda angkutan tersebut.
3. Pelaku perjalanan sangat menghendaki adanya sarana penyeberangan yang
murah terjangkau oleh semua kalangan dan dengan tingkat pelayanan dari
segi waktu yang tepat, keselamatan dan kenyamanan yang memadai.
3
b. Untuk memperoleh suatu model dalam pemilihan moda yang dapat
menjelaskan probabilitas terpilihnya moda antara kapal feri dan kapal
tradisional pada lintasan Ajibata – Tomok.
4
I.7 KEASLIAN PENELITIAN
Penelitian Analisis Pemilihan Moda Transportasi antara Kapal Feri dengan
Kapal Tradisional Lintasan Ajibata – Tomok ini belum pernah dilakukan. Tetapi
penelitian sejenis sudah pernah dilaksanakan pada lokasi berbeda dan terdapat
perbedaan dengan penelitian sebelumnya. Diantaranya adalah:
1. Lasriado (2020) tentang “Analisis Pemilihan Moda Transportasi Antara Kereta
Rel Listrik (KRL), Bus Transjakarta, dan Angkutan Umum Dimasa Pandemi
Covid-19 (Lintas Jatinegara – Klender Baru).” Perbedaan dengan penelitian
yang dilakukan penulis adalah Lokasi penelitian Jakarta Timur dan Moda
Transportasi yang untuk diteliti ada 3 moda transportasi umum yaitu Kereta
Rel Listrik, Bus Transjakarta, dan Angkutan Umum yang dilakukan pada masa
pandemic covid – 19.
2. Ticoalu, A. A., Lefrandt, L. I. R., & Kumaat, M. (2020) tentang “Perbandingan
Pemilihan Moda Transportasi Laut Perahu Taksi dan Kapal Feri (Studi Kasus:
Bitung – Lembeh).” Perbedaan dengan penelitian yang dilakukan penulis
adalah Lokasi penelitian dilakukan pada Lintasan Bitung – Lembeh dan Moda
Transportasi yang dipilih Perahu Taksi dan Kapal Feri.