Anda di halaman 1dari 9

ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.

1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

EVALUASI RESIKO ERGONOMI PADA TRANSPORTASI


AIR (SPEEDBOAT KAYU)
Studi Kasus Kabupaten Indragiri Hilir Tembilahan

Khairul Ihwan
Program Studi Teknik Industri, Universitas Islam Indragiri
Jln. Provinsi Parit 1 Tembilahan - Indragiri Hilir- Riau
Email : ihwanp5@gmail.com

Abstract
Water transportation is a means of transportation that is widely used by people in Indragiri
Hilir regency in traveling from one place to another, the condition of areas separated by
waters such as rivers, oceans and large canals requires the community to use water
transportation such as canoes, speedboats and others. Speedboat is a water transportation
that is widely used by masyarat because it has a higher speed than other transportation such
as ships, canoes, and others. But there are some ergonomic risks that arise when using a
speedboat, which makes passengers feel uncomfortable and safe, such as when going up /
down from speedboat, shock due to sea waves, engine noise, the condition of the room is
narrow and hot cause complaints of pain in body and several other complaints. This study
examines the evaluation of ergonomic risks in wooden speedboats and provides
recommendations based on ergonomics disciplines.

Keywords: Water transport, Speedboat, Ergonomic Risk, Recommendation

Abstrak
Transportasi air merupakan alat transportasi yang banyak digunakan oleh masyarakat di
kabupaten Indragiri Hilir dalam bepergian dari satu tempat ke tempat yang lain, kondisi
daerah yang terpisahkan oleh perairan seperti sungai, laut dan kanal-kanal besar
mengaharuskan masyrakat harus menggunakan alat transportasi air seperti sampan,
speedboat dan lain-lain. Speedboat merupakan alat transportasi air yang banyak digunakan
oleh masyarat karena mempunyai kecepatan yang lebih tinggi dibanding transportasi lainnya
seperti kapal, sampan, dan lain-lain. Namun terdapat beberapa resiko ergonomi yang timbul
saat ketika menggunakan speedboat, sehingga membuat penumpang merasa tidak nyaman
dan aman, seperti saat mau naik/turun dari speedboat, goncangan akibat gelombang laut,
kebisingan suara mesin, kondisi ruangan yang sempit dan panas menimbulkan keluhan rasa
sakit pada tubuh dan beberapa keluhan lainnya. Penelitian ini mengkaji evaluasi resiko
ergonomi pada speedboat kayu kemudian memberikan rekomendasi berdasarkan disiplin
ilmu ergonomi.

Kata Kunci: Transportasi air, Speedboat, Resiko Ergonomi, Rekomendasi

47
ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

1. PENDAHULUAN perlengkapan keamanan dan keselamatan yang


standar, ruangan penumpang yang nyaman
Negara Indonesia merupakan negara yang dan lain-lain. Sementara speedboat kayu
memiliki lebih dari 5000 pulau baik yang sangat memprihatinkan mulai dari pelabuhan,
berpenghuni maupun yang tak berpenghuni. perlengkapan keaman dan keselamatan
Kabupaten Indragiri Hilir merupakan wilayah penumpang tidak ada, guncangan yang sangat
pesisir yang sebagian besar wilayahnya keras saat berjalan, kebisingan suara mesin
perairan. Sehingga model transportasi yang yang tinggi dan lain-lain.
umum digunakan untuk menghubungkan Sampai saat ini 80% speedboat kayu yang
daerah satu dengan yang lainnya adalah melayani masyarakat dalam bepergian.
transportasi air. Tranportasi air yang umum Speedboat kayu dirancang tidak
digunakan adalah feri, speedboat, pompong, memperhatiakan aspek ergonomi sehingga
sampan dan lain-lain. Sedangkan transportasi masyarakat banyak mengalami keluahan fisik
darat seperti sepeda motor dan mobil hanya seperti sakit pada bagian kaki, paha, pantat,
digunakan di kota dan kecamatan yang cukup punggung, leher, kepala dan bagian tubuh
baik jalannya. Sebagian besar masyarakat lainnya.
menggunkan sepeda motor untuk transportasi Dari permasalahn diatas penulis akan
darat karena kondisi jalan yang tidak melakukan evaluasi resiko ergonomi
memungkinkan untuk mobil dapat melintas. transportasi air (speedboat kayu) yang ada di
Kondisi jalan yang kurang baik ditambah Kabupaten Inhil, penulis berharap pemerintah
dengan banyaknya jembatan yang ada di bisa memberikan pelayanan kapada
Kabupaten Indragiri Hilir membuat rasa masyarakat dengan lebih baik, misalnya
ketidaknyamanan saat bepergian. Begitu pula dengan cara menghapus speedboat kayu
bila bepergian dengan menggunakan dengan speedboat fiber agar masyarakat lebih
kendaraan laut, guncangan tidak bisa dihindari nyaman saat bepergian.
karena ombak. Hal ini membuah masyarakat
tidak puas dengan pelayanan transportasi air. 1.1. Rumusan Masalah
Sampai saat ini semua alat transportasi air Bagaimana melakukan evaluasi resiko
tersebut dikelola oleh swasta yang belum ergonomi model transportasi air (speedboat
memperhatikan keamanan dan kenyamanan kayu) sebgai bahan pertimbangn bagi
bagi pengguna. pemerintah untuk melakukan perbaikan
Perlengkapan keamanan tidak disediakan dan pelayanan transportasi air kepada
penempatan tempat duduk tidak beraturan. masyarakat?
Selain itu infrastruktur yang dibangun oleh
pemerintah seperti pelabuhan juga sangat tidak 1.2. Batasan Masalah
aman bagi penumpang speedboat Batasan masalah dalam penelitian ini
kayu.Speedboat yang ada di Kabupaten Inhil adalah sebagai berikut:
memiliki dua jenis 1) speedboat fiber, 2) a) Speedboat dalam kajian ini adalah
speedboat kayu. Speedboat fiber digunakan speedboat kayu dengan kapasitas +/- 70
untuk melayani rute Tembilahan- Kepri dan orang.
beberapa daerah di Kab. Inhil yang dilalui b) Kajian meliputi aspek resiko
dengan ongkos yang lebih mahal dan kapasitas ergonomi bagi penumpang speedboat kayu
terbatas. Sementara speedboat kayu melayani dan memberikan rekomendasi.
rute dalam kab. Inhil maupun Luar Inhil
seperti Jambi (Kuala Tungkal). 1.3. Manfaat Penelitian
Dari dua model speedboat ini memiliki Dari penelitian ini diharapkan dapat
perbedaan yang sangat jauh, speedboat fiber memberikan manfaat sebagai:
memiliki fasilitas dermaga apung khusus,
48
ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

a) Bahan pertimbangan bagi pemerintah pelabuhan menuju daerah tujuan. Pada


untuk melakukan evaluasi alat tranportasi penelitian ini peneliti melakukan
air yang ada di kabupaten Indragiri Hilir. pengamatan langung dari palabuhan
b) Bahan referensi ilmiah dalam Tembilahan sampai Pelabuhan Pelangiran
penelitian lebih lanjut mengenai alat dengan jarak tempuh 3 jam.
transportasi air.
2.2. Langkah Penelitian
1.4. Rencana Pengembangan Penelitian Untuk memudahkan penelitian diperlukan
Peneliti sangat menyadari bahwa kajian penetapan langkah-lang penelitian sebagai
dalam penelitian ini masih sangat dangkal berikut:
dan dalam lingkup yang kecil, selain 1. Merumuskan masalah
sebagai mahasiswa Pasca Teknik Industri 2. Pengumpulan data
Peneliti juga sebagai staf pengajar di Prodi 3. Melakukan analisa
Teknik Industri-UNISI Tembilah yang 4. Merekomendasikan dengan pendekatan
mempunyai kewajiban untuk melakukan aspek ergonomi
penelitian. Dengan demikian peneliti akan 5. Kesimpulan dan saran
melakukan penelitian lanjut dari penelitian
ini. Adapun aspek yang akan
dikembangkan dalam penelitian selanjutnya III. HASIL DAN PEMBAHASAN
diantaranya: Bahaya atau ancaman yang 3.1. Hasil pengamatan dari pelabuhan
akan timbul dari resiko ergonomic, aspek Kajian resiko ergonomi
health and safety, memberiikan usulan Darai hasil pengamatan dari pelabuhan
desing perancangan speedboat yang terdapat satu resiko ergonomi yaitu
ergonomi, dan beberapa aspek lainnya. terjatuh. Kondisi pelabuhan speedboat
Hasil penelitian akan dipublikasikan dalam kayuyang ada di kab.Inhil sangat tidak
bentuk, jurnal/ proceding/ atau media layak, terutama pada bagian tangga
publikasi lainnya dengan harapan bisa turun/naik penumpang yang terbuat dari
menjadi bahan bacan/ referensi. kayu sebagimana gambar berikut:

II. METODE PENELITIAN


2.1. Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini pengambilan data
dilakukan dengan wawancara dan
pengamatan langsung aktivitas penumpang .
speedboat dari pelabuhan dan di dalam (Gambar 1. Pelabuhan speedboat kayu)
speedboat. Adapun aspek yang pengamatan Gambar diatas menunjukkan kondisi
meliputi: resiko ergonomi, kemudian pelabuhan speedboat kayu yang ada di kab.
peneliti memberikan rekomendasi Inhil, kondisi ini tak jarang membuat
berdasarkan disiplin ilmu ergonomi. Untuk penumpang terjatuh saat turun atau naik.
mendapatkan hasil penelitian yang optimal Sehingga pelu dilakukan perancangan
penelitian melakukan pengamatan sacara pelabuahan yang dapat memberikan tingkat
langsung ke lapangan sebagai berikut: kenyaman dan keselamatan penumpang.
1. Pengamatan langsung di pelabuhan
untuk mengamati aktivitas turun dan naik Rekomendasi
para penumpang dari speedboat kayu ke Diperlukan pelabuhan yang nyaman dan
pelabuhan. ergonomis, pelabuhan yang bisa
2. Pengamatan langsung aktivias menyesuaikan kondisi air pasang dan surut.
penumpang di dalam speedboat kayu dari
49
ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

3.2. Hasil pengamatan dari dalam saat ini adalah sebesar 24 cm. Idealnya
speedboat. lebar sebuah tempat duduk yang
Dari hasil pengamatan dan wawancara mempertimbangkan pantat popliteal yang
yang dilakukan didalam speedboat di peroleh melalui mengukur jarak
menghasilkan beberapa data. Penumpang horisontal dari bagian terluar pantat
melangami keluhan sakit pada bagian sampai lekukan lutut sebelah dalam paha
kaki, paha, pantat, punggung, leher, dan kaki bagian bawah membentuk sudut
kepala dan bagian tubuh lainnya, siku-siku.
sebagaimana penelitian yang sama 4. Tinggi tempat duduk pada speed
dilakukan oleh Roberta, dkk (2013) boat yang dipakai sekarang adalah 35cm.
mengatakan bahwa 67,54% konsumen Dalam merancang tinggi tempat duduk
tidak puas dengan pelayanan speed boat digunakan presentil kecil agar orang yang
yang ada di Tembilahan. Faktor yang terkecil dapat menggunakannya dengan
mempengaruhi resiko ergonomi diatas nyaman. Untuk menentukan tinggi tempat
adalah tempat duduk yang tidak ergonomis. duduk digunakan data tinggi popliteal
Berdasarkan hasil penelitian terdahulu yang yang diperoleh dengan mengukur jarak
dilakukan oleh Roberta dkk, (2013) telah vertikal dari lantai sampai bagian bawah
melakukan kajian ergonomi dan paha.
rekomendasi tempat duduk speedboat rute 5. Jarak antara dua tempat duduk
Tembilahan - Kuala Enoksebagai berikut: sangat yang sangat sempit menimbulkan
lutut penumpang ketika duduk tidak
3.2.1. Kajian ergonomi tempat duduk dapat diletakkan nengan nyaman. Jarak
1. Lebar tempat duduk tidak antara dua tempat duduk saat ini sebesar
mempertimbangkan aspek anthropometri 55 cm masih banyak menimbulkan
(dimensi tubuh) penumpang. keluhan pada penumpang. Idealnya
Pemanfaatan aspek anthropometri pada dalam menentukan jarak dua tempat
perancangan akan berimplikasi positif pada dudukspeedboat minimal memperhatikan
kenyamanan pengguna, dalam merancang data antropometri pantat ke lutut yang
lebar sebuah tempat duduk minimal diperoleh dari mengukur jarak horisontal
mempertimbangkan aspek anthropometri dari bagian terluar pantat sampai ke lutut
lebar pinggul dan lebar bahu. Kondisi posisi paha dan kaki bagian bawah
tempat duduk speed boat di Tembilahan membentuk sudut siku-siku.
dengan lebar total sepanjang 200 cm di 6. Tempat duduk speed boat sudah di
isi oleh 5-6 orang penumpang. Jika di lengkapi dengan busa untuk menghindari
asumsikan di isi 5 orang, maka masing- keluhan pada bagian pantat dan
masing penumpang di beri jatah tempat sekitarnya serta busa juga berfungsi
duduk sepanjang 40cm. untuk meredam getaran. Busa dirancang
2. Sandaran pada sebuah tempat dapat untuk manusia yang dalam keadaan sehat
berfungsi untuk meningkatkan dan fit, namun busa pada tempat duduk
kenyamanan orang dalam beraktivitas. speedboat belum dapat meredam getaran
Tinggi sandaran tempat dudukspeed boat yang dibutuhkan orang hamil sehingga
tidak dirancang sesuai dengan terhindar dari resiko keguguran.
pertimbangan ergonomi sehingga
menimbulkan berbagai keluhan dari
konsumen. Tinggi sandaran speedboat
sebesar 27 cm.
3. Lebar tempat duduk yang
mempertimbangkan ukuran pantat
popliteal pada rancangan yang dipakai
50
ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

3. Lebar tempat duduk idealnya lebar


sebuah tempat duduk yang
mempertimbangkan pantat popliteal yang
di peroleh melalui mengukur jarak
horisontal dari bagian terluar pantat
sampai lekukan lutut sebelah dalam paha
dan kaki bagian bawah membentuk sudut
siku-siku adalah 57 cm dengan tidak
memperhitungkan tingkat allowance. Nilai
(Gambar 3. Temapat duduk speedboat 57 cm diperoleh dari data anthropometri
kayu) pantat popliteal dengan rata-rata 47,8 dan
standar deviasi sebesar 5,5 serta
Rekomendasi menggunakan presentil besar (P95).
Berdasarkan hasil kajian maka diperoleh 4. Dalam merancang tinggi tempat duduk
Rekomendasi rancangan yang ergonomis digunakan presentil kecil agar orang
untuk Speed Boat sebagai berikut: yang terkecil dapat menggunakannya
1. Berdasarkan data anthropometri lebar dengan nyaman. Untuk menentukan tinggi
bahu yang diperoleh dengan cara mengukur tempat duduk digunakan data tinggi
jarak horisontal antara kedua lengan atas, popliteal yang diperoleh dengan mengukur
subyek duduk tegak dengan lengan atas jarak vertikal dari lantai sampai bagian
merapat ke badan dan lengan bawah bawah paha. Berdasarkan data
direntangkan ke depan. Rata-rata lebar anthropometri tinggi popliteal dengan
bahu 40,36 dan standar deviasi sebesar 4,88 rata-rata 43,3 cm dan standar deviasi
serta menggunakan presentil besar (P95) sebesar 3 cm serta menggunakan presentil
maka diperoleh lebar bangku minimal kecil (P5) diperoleh maksimal tinggi
untuk masing masing penumpang adalah bangku sebesar 38 cm. Pada aspek
48,5 dengan tidak memperhitungkan tinggi bangku, speedboat Tembilahan
tingkat allowance. Idealnya tepat duduk telah memenuhi persyaratannya karena
tersebut tersebut hanya di isi oleh 3-4 orang tinggi bangku rancangan yang dipakai
penumpang. adalah 35cm.
2. Sandaran pada sebuah tempat dapat 5. Jarak antara dua tempat duduk
berfungsi untuk meningkatkan sangat yang sangat sempit menimbulkan
kenyamanan orang dalam lutut penumpang ketika duduk tidak
beraktivitas.Idealnya dengan dapat diletakkan nengan nyaman.
mempertimbangkan aspek data tinggi Idealnya dalam menentukan jarak dua
duduk tegak yang di peroleh dari tempat duduk speed boat minimal
mengukur jarak vertikal alas duduk memperhatikan data antropometri pantat
sampai ujung atas kepala. Subyek duduk ke lutut yang diperoleh dari mengukur
tegak dengan mata memandang lurus ke jarak horisontal dari bagian terluar pantat
depan dan membentuk sudut siku-siku. sampai ke lutut posisi paha dan kaki
Berdasarkan data anthropometri tinggi bagian bawah membentuk sudut siku-
badan tegak dengan ratarata 84,43 dan siku. Berdasarkan data anthropometri
standar deviasi sebesar 3,95 serta pantat ke lutut dengan rata-rata 57 cm
menggunakan presentil besar (P95) maka dan standar deviasi sebesar 62 serta
diperoleh tinggi sandaran minimal untuk menggunakan presentil besar (P95) maka
masing masing penumpang adalah 91cm diperoleh jarak dua tempat duduk minimal
dengan tidak memperhitungkan tingkat adalah 67,5 cm dengan tidak
allowance. memperhitungkan tingkat allowance.

51
ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

6. Untuk meningkatkan kenyamanan sumber kebisingan dominan berasal dari


penumpang dan menghindari resiko mesin speedboat. Berdasarkan tabel
keguguran bagi ibu hamil tempat duduk tingkat paparan kebisingan yang diijinkan
speed boat harus dirancang dengan busa kebisingan yang terjadi pada speedboat
untuk menghindari keluhan pada bagian melebihi batas kebisingan yang diijinkan
pantat dan sekitarnya serta busa juga yaitu 105 db dengan waktu durasi waktu 3
berfungsi untuk meredam getaran. Busa jam sedangkan kebisingan yang diijinkan
dirancang untuk manusia yang dalam dalam waktu 3 jam adalah 97 db. Artinya
keadaan sehat dan fit, namun busa pada perlu dilakukan beberapa tindakan untuk
tempat duduk speedboat belum dapat mereduksi kebisingan yang terjadi pada
meredam getaran yang dibutuhkan orang speedboat.
hamil sehingga terhindar dari esiko
keguguran. Untuk menghindari resiko Rekomendasi.
keguguran dibutuhkan bantalan yang lebih Berdasarkan penelitian yang telah
empuk dan elastis seperti bantalan yang dilakukan untuk mereduksi kebisingan
terbuat dari bahan silikon. yang terjadi pada speedboat dapat
dilakukan diantaranya adalah sebagai
3.2.2. Kebisingan berikut:
Resiko ergonomi kebisingan ini terjadi 1. Merancang ulang ruangan speedboat
karen posisi mesin speedboat dengan 2. Pengendalian suara
ruangan penumpang yang tidak disekat, 3. Pengendalian sepanjang jalur suara,
selain itu juga sumber kebisingan berasal yaitu dengan penempatan lapisan berpori di
dari suara air dan dan angin ini karena sekeliling sumber suara akan membantu
ruang penumpang tidak ditutup dengan mengurangi kebisingan. Pembuatan kotak (
rapat. housing ) mesin dengan bahan yang sesuai
Ambang batas kebisingan untuk daerah 4. Penyumbatan telinga.
kerja sedikit berbeda antara satu negara
dengan negara yang lain tetapi umumnya 3.2.3. Goncangan/ Getaran
antara 85 atau 90 dB selama periode 8 jam. Getaran mekanis dapat diartikan sebagai
Makin tinggi tingkat kebisingan maka getaran-getaran yang ditimbulkan oleh alat-
makin pendek periode kerjanya. alat mekanis yang sebagian dari getaran ini
Tabel 1. Tingkat Paparan Kebisingan Yang sampai ketubuh dandapat menimbulkan
Diijinkan akibat-akibat yang tidak diinginkan pada
tubuh kita. Besarnya getaran ditentuan oleh
intensitas, frekuensi getaran dan lamanya
getaran itu berlangsung. Sedangkan
anggota tubuh manusia juga memiliki
frekuensi alami dimana apabila frekuensi
ini beresonansi dengan frekuensi getaran
akan menimbulkan gangguan-gangguan
antara lain:
1. Mempengaruhi konsentrasi kerja.
2. Mempercepat datangnya kelelahan.
3. Gangguan pada anggota tubuh seperti
mata, syaraf, otot-otot lain
Berdasarakan penelitian yang telah Resiko ergonomi goncangan/geteran ini
dilakukan tingkat kebisingan yang terjadi terjadi karena pengaruh ombak /
pada speedboat sebesar 105 db dengan gelombang, hal ini tidak mungkin dihindari
waktu tempuh 3 jam perjalanan dengan untuk semua jenis alat transportasi air,
52
ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

namun bisa dirduksi. Getaran/ goncangan Gambar 5. Body speedboat yang ceper
yang terjadi pada speedboat kayu ini sangat meleber menyebabkan vibrasi
kuat,faktor laian selain (ombak dan
gelombang) yang mempengaruhi adalah 3.2.4. Pencahayaan
desain body speedboat yang berbentuk Pencahayaan yang ada dalam speedboat
ceper meleber. berdasarkan penelitian yang dilakukan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah adalah pencahayaan bersumber dari sinar
dilakukan getaran/goncangan yang terjadi matahari langsung meskipun dihalang oleh
pada speedboat melebihi batas yang parasit dan dek atas yang merupakan langit-
diijinkan 1.6 r.m.s weighted Acceleration langit speedboat . Pencahayaan ini disebut
(ms-2 ). Sementara berasarkan tabel scale of dengan Pencahayaan Semi Langsung (semi
vibrationdiscomform british standard 6841 direct lighting).
(BSI, 1987) And International Standar 2631 Pencahayaan yang ada dalam speedboat
(ISO,1997) nilai 1.6 r.m.s berada pada tidak ada resiko ergonomi karena
status Very uncomfortable sehingga perlu pencahayaan yang digunakan adalah
di turunkan tingkat getaran/ goncangan. Pencahayaan Semi Langsung (semi direct
lighting) karena. Pada sistem ini 60-90%
Tabel 2. Scale of vibrationdiscomform cahaya diarahkan langsung pada benda
british standard 6841 (BSI, 1987) yang perlu diterangi, sedangkan sisanya
dipantulkan ke langit-langit dan dinding.
Dengan sistem ini kelemahan sistem
pencahayaan langsung dapat dikurangi.
Diketahui bahwa langit-langit dan dinding
yang diplester putih memiliki effiesiean
pemantulan 90%, sedangkan apabila dicat
putih effisien pemantulan antara 5-90%.
Dimana pencahayaan semi langsung (semi
direct lighting) menurut Sofyan Assauri
(1993:31) merupakan sinar cahaya yang
cukup.
Rekomendasi
Ciri-ciri penerangan yang baik menurut
Getaran/ goncangan mutlak tidak dapat
Sofyan Assauri (1993:31) adalah sebagai
dihindari bagi speedboat karena penyebab
berikut:
getaran/goncangaadalah faktor alam yaitu
a. Sinar cahaya yang cukup.
gelombang/ombak. Namun yang bisa
b. Sinarnya yang tidak berkilau dan
dilakukan adalah mengurangi
menyilaukan.
getaran/goncangan dengan cara mendesain
c. Tidak terdapat kontras yang tajam.
body speedboat dari model body ceper
d. Cahaya yang terang.
melebar menjadi model body yang
e. Distribusi cahaya yang merata.
aerodinamis yang mempu memecah ombak
f. Warna yang sesuai.
sebagaimanagambar dibawah ini:
3.2.5. Temperatur dan Suhu
Kondisi ruang penumpang speedboat yang
terlalu sempit, dan panas tanpa dilengkapi
pending udara (AC) dan pintu khusus untuk
kelur dan masuk penumpang hal ini
membuat penumpang merasa tidak nyaman
saat berada dalam speedboat.

53
ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

Berdasarkan hasil pengamatan yang


dilakukan temperatur pada ruangan 3.3. Keselamatan dan Kesehatan
sepeedboat dengan kondisi penumpang Speedboat kayu tidak dilengkapi dengan
penuh mencapai 30oC hal ini akan peralatan keamanan bagi penunpang,
menyebabkan aktivitas mental dan daya seperti baju pelampung, dll, terdapat
tangkap mulai menurun dan cenderung beberapa kali kejadian kecelakaan
untuk membuat kesalahan dalam pekerjaan. speedboat kayu di kab. Inhil hingga
Timbul kelelahan fisik. Sehingga kondisi penumpangnya tewas semua karena tidak
pada tingkat temperatur ini harus dapat keluar dari speedboat, hal ini
diturunkan hingga mencapai 24o C yang membuat rasa khawatir bagi penumpang
merupakan kondisi optimal. Produktivitas speedboat.
manusia akan mencapi tingkat yang paling Kondisi ruang speedboat yang sempit
tinggi pada temperatur sekitar 24-27ºC. dengan ketinggian 1,2 meter tanpa
Seperti yang diungkapkan oleh Sritomo dilengkapi pintu khusus sering kali
Wignjosoebroto (1989:50) pengaruh membuat penumpang terbentur saat kelaur,
temperatur udara terhadap manusia bisa masuk speedboat. Untuk menjaga
dilihat pada tabel di bawah ini: keselamatan dan kesehatan penumpang
perlu dilengkapi peralatan keamanan bagi
penumpang seperti baju pelampung, dan
lain-lain.
Tabel 3. Pengaruh Temperatur Terhadap
Aktivitas Manusia
Tempera Pengaruh Terhadap Manusia IV. KESIMPULAN
ture
Kurang Temperatur yang dapat Berdasarkan hasil kajian “Evaluasi Resiko
lebih ditahan sekitar 1 jam, tetapi Ergonomi Pada Transportasi Air (Speedboat
49ºC jauh di atas tingkat Kayu)” studi kasus di Kabupaten Indragiri
kemampuan fisik dan Hilir Tembilahan yang telah dilakukan dapat
mental. Lebih kurang 30ºC disimpulkan bahwa:
aktiviatas mental dan daya Pada aktivitas naik atau turun penumpang
tanggap cenderung speedboat faktor yang mempengaruhi resiko
membuat kesalahan dalam ergonomi adalah kondisi pelabuhan yang
pekerjaan. Timbul kelelahan dirancang tidak ergonomis tak jarang
fisik dan sebagainya membuat penumpang terjatuh saat turun atau
Kurang Aktivitas mental dan naik. Sehingga pelu dilakukan perancangan
dari 30ºC daya tanggap mulai pelabuahan yang dapat memberikan tingkat
menurun dan cenderung kenyaman dan keselamatan penumpang
untuk membuat seperti pelabuhan yang direkomendasikan
kesalahan dalam adalah pelabuhan speedboatfiber sebagai
pekerjaan dan penggagi pelabuhan speedboat kayu.
menimbulkan kelelahan Sedangkan pada pengamatan yang
fisik dilakukan dalam speedboat terdapat beberapa
Kurang Yaitu kondisi optimum resiko ergonomi yang terjadi sehingga harus
lebih (normal) bagi manusia lakukan perancangan ulang diantaranya adalah
24ºC tempat duduk penumpang, kebisingan,
Kurang Kelakuan ekstrim mulai guncangan/ getaran, temperatur/suhu
dari 24ºC muncul perludilakukan perancangan ulang yang lebig
Sumber: Sritomo Wignjosoebroto ergonomis sebagaimana yang telah
(1989:50) direkomendasikaan oleh penelti pada bahasan
54
ISSN 2614-1299 / eISSN 2614-1302 Vol.1, No.1 Desember 2017
JUTI-UNISI (Jurnal Tenik Industri UNISI)

diatas. Sedangkan pencahayaan yang ada


dalam speedboat merupakan pencahayaan
semi langsung (semi direct lighting). Dimana
pencahayaan semi langsung (semi direct
lighting) menurut Sofyan Assauri (1993:31)
merupakan sinar cahaya yang cukup. Sehingga
pencahayaan yang ada pada speedboat
merupakan bagian dari pencahayaan yang
baik.

DAFTAR PUSTAKA

1) Firmansyah. F. pengaruh intensitas


penerangan terhadap kelelahan mata pada
tenaga kerja di bagian pengepakan
PT.IKAPHARMINDO PUTRAMAS
JAKARTA TIMUR, Skripsi Fakultas
Kesehatan Kerja Universitas Sebelas Maret
Surakarta, 2010.
2) Khoiriyah.N, dkk. Pengaruh Lingkungan
Fisik Kerja Terhadap Waktu Reaksi
Operator. Prosseding Seminar Nasional
Ergonomi dan K3. Semarang, 2007
3) K. Ihwan dan Minarni. Perancangan
Bantal Kendaraan Untuk Menghindari
Resiko Keguguran. Proceeding Seminar
Nasional dan Kongres Persatuan Ergonomi
Indonesia. Bandung, 2012.
4) Surya. RZ, dkk. Penggunaan Data
Antropometri dalam Evaluasi Ergonomi
Pada Tempat Duduk Penumpang Speed
Boat Rute Tembilahan - Kuala Enok
Kab. Inhil, Jurnal Malikussaleh Industrial
Engineering Journal Vol.2 No.1, Aceh,
2013.
5) Undang-undang republik indonesia nomor
23 tahun 1992 tentang kesehatan.
http://www.sjsn.menkokesra.go.id/dokumen/
peruu/1992/uu23_1992_ind.pdf. Diakses
pada tanggal 29 november 2013.
6) Wignjosoebroto. Sritomo. Ergonomi, studi
gerak dan waktu. PT. Guna Widya.
Jakarta,1995.

55

Anda mungkin juga menyukai