Anda di halaman 1dari 39

TINJAUAN PELAYANAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN

DI KMP. X YANG BEROPERASI DI LINTASAN Y PROVINSI


Z

KERTAS KERJA WAJIB

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian

Program Studi Diploma III Manajemen Transportasi Perairan Daratan

FRENGKY

2103105

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN


POLITEKNIK TRANSPORTASI SUNGAI, DANAU, DAN
PENYEBERANGAN PALEMBANG
TAHUN 2024
TINJAUAN PELAYANAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN
DI KMP. X YANG BEROPERASI DI LINTASAN Y PROVINSI
Z

KERTAS KERJA WAJIB

Diajukan Dalam Rangka Penyelesaian

Program Studi Diploma III Manajemen Transportasi Perairan Daratan

FRENGKY

2103105

PROGRAM STUDI DIPLOMA III MANAJEMEN TRANSPORTASI PERAIRAN DARATAN


POLITEKNIK TRANSPORTASI SUNGAI, DANAU, DAN
PENYEBERANGAN PALEMBANG
TAHUN 2024

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................ II


DAFTAR ISI ........................................................................................................ III
DAFTAR TABEL ............................................................................................... IV
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................V
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. LATAR BELAKANG ....................................................................................... 1
B. RUMUSAN MASALAH ................................................................................... 2
C. TUJUAN PENELITIAN .................................................................................... 2
D. BATASAN MASALAH .................................................................................... 2
E. MANFAAT PENELITIAN ................................................................................. 3
BAB II TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI ............................ 4
A. TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................................... 4
1. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 4
2. Teori pendukung yang relevan ................................................................ 5
B. LANDASAN TEORI ........................................................................................ 6
1. Dasar Hukum .......................................................................................... 6
2. Landasan Teori ...................................................................................... 10
BAB III METODE PENELITIAN .................................................................... 14
A. DESAIN PENELITIAN ................................................................................... 14
B. TEKNIK PENGUMPULAN DATA ................................................................... 20
C. TEKNIK ANALISIS DATA ............................................................................ 21
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 34

iii
DAFTAR TABEL
Tabel 3. 1 Jadwal Penelitian.................................................................................. 14
Tabel 3. 2 SPM Penumpang Dari Aspek Keselamatan ......................................... 23
Tabel 3. 3 SPM Penumpang Dari Aspek Keamanan ............................................ 26
Tabel 3. 4 SPM Penumpang Dari Aspek Kenyamanan ........................................ 27
Tabel 3. 5 SPM Penumpang Dari Aspek Kemudahan/Keterjangkauan ................ 31
Tabel 3. 6 SPM Penumpang Dari Aspek Kesetaraan ............................................ 33

iv
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3. 1 Bagan Alir Penelitian ....................................................................... 18

v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pengertian transportasi berasal dari kata Latin, yaitu transportare,


di mana trans berarti seberang atau sebelah lain dan portare berarti
mengangkut atau membawa. Jadi, transportasi berarti mengangkut atau
membawa (sesuatu) ke sebelah lain atau suatu tempat ke tempat lainnya.
Transportasi dapat didefinisikan sebagai usaha dan kegiatan mengangkut
atau membawa barang dan/atau penumpang dari suatu tempat ke tempat
lainnya. Ahmad Munawar mendefinisikan transportasi hampir sama
dengan Rustian Kamaluddin, beliau mendefinisikan transportasi sebagai
kegiatan pemindahan penumpang dan barang dari satu tempat ke tempat
lain.
Perkembangan transportasi terus meningkat tentunya sesuai dengan
tuntutan zaman seiring dengan tingginya pertumbuhan penduduk dan taraf
kehidupan. Salah satu dari beberapa jenis moda transportasi yang ada di
Indonesia saat ini yaitu Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan
(ASDP).
Pada tanggal 30 juli 2018 Pelayanan Penumpang Kapal Feri yang
dikelola oleh PT Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan (ASDP)
Cabang Batulicin-Tanjung Serdang Kabupaten Tanah Bumbu, Kalimantan
Selatan, dinilai lambat. Perjalanan dari Pelabuhan Tanjung Serdang-
Batulicin atau sebaliknya memerlukan waktu kurang dari satu jam, namun
kali ini lebih dari satu jam. Saat di pelabuhan tidak terlalu banyak
penumpang, namun kapal yang dioperasikan terlalu banyak sehingga saat
kapal yang hendak melakukan bongkar muat penumpang, kapal tersebut
harus antre mengapung di tengah laut menunggu kapal lain membongkar
menurunkan dan menaikkan penumpang. Menurut saya dari peristiwa itu
terlalu banyak kapal yang dioperasikan dan jumlah penumpang yang ada
tidak sesuai, sehingga seluruh kapal yang beroprasi harus mengantri lama
saat mau bongkar muat penumpang. Oleh karena itu dalam

1
pelaksanaannya harus diimbangi dengan pelayanan jasa yang sebaik
mungkin. Pelayanan jasa yang baik meliputi sarana dan prasarana yang
memadai, keselamatan penumpang maupun kendaraan, dan juga
operasional pelabuhan yang baik.
Berdasarkan latar belakang dan kondisi di atas, maka penulis
tertarik mengangkat judul tentang “TINJAUAN PELAYANAN
ANGKUTAN PENYEBERANGAN DI KMP. X YANG
BEROPERASI DI LINTASAN Y PROVINSI Z”.

B. Rumusan Masalah

Dari gambaran umum di atas, agar pokok permasalahan yang


dibahas dalam Kertas Kerja Wajib ini tidak menyimpang dari fokus
penelitian, maka dibuat rumusan masalah sebagai berikut:

1. Apakah pelayanan angkutan penyeberangan di KMP. X sudah sesuai


dengan PM 62 Tahun 2019 tentang Standar Pelayanan Minimal
Angkutan Penyeberangan ?
2. Pelayanan apakah yang tidak sesuai di angkutan penyeberangan pada
KMP. X dengan Peraturan Menteri Nomor 62 Tahun 2019?
C. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian pada penelitian ini diantaranya adalah sebagai berikut:


1. Untuk mengetahui pelayanan angkutan penyeberangan pada KMP. X
yang telah sesuai dengan PM 62 tahun 2019.
2. Untuk mengetahui pelayanan angkutan penyeberangan apa saja yang
tidak sesuai pada KMP. X dengan PM 62 Tahun 2019.
D. Batasan Masalah

Agar pokok permasalahan yang akan dibahas dalam Kertas Kerja


Wajib ini tidak menyimpang dan meluas fokus penelitian, maka
diperlukan adanya pembatasan ruang lingkup. Ruang lingkup penulisan,
penulisan Proposal Judul ini:
1. Penelitian ini dilakukan di atas kapal angkutan penyeberangan KMP. X

2
2. Masalah yang dibahas dalam penelitian ini yaitu mengenai pelayanan
angkutan penyeberangan di KMP. X sesuai dengan Peraturan Menteri
Nomor 62 Tahun 2019

E. Manfaat Penelitian

1. Bagi Taruna
Mendapatkan pengalaman bekerja pada instansi yang berkaitan
dengan operasional angkutan penyeberangan dan mendapatkan data
primer maupun sekunder untuk pembuatan Kertas Kerja Wajib.
2. Bagi lembaga pendidikan
Sebagai metode pengenalan kampus Politeknik Transportasi
Sungai, Danau dan Penyeberangan Palembang kepada Masyarakat,
serta menambah referensi bagi Lembaga Pendidikan untuk
menentukan lokasi magang selanjutnya.
3. Bagi instansi pemerintah
Memberikan gambaran bahwa adanya permasalahan yang terjadi
pada sistem pelayanan angkutan penyeberangan di atas kapal
Angkutan Penyeberangan KMP. X.

3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA DAN LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Penelitian Terdahulu

Penelitian standar pelayanan minimal angkutan penyeberangan


pernah dilakukan oleh peneliti sebelumnya, diantaranya pernah
dilakukan oleh Ranti Halfiani (2022) melalui judul penelitian
"Evaluasi Pelayanan Angkutan Penyeberangan Pada Kapal Yang
Beroperasi Di Pelabuhan Penyeberangan Likupang Provinsi Sulawesi
Utara". Evaluasi Pelayanan Angkutan Penyeberangan Pada Penelitian
Ini Mengacu Pada Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 Tahun
2019 tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan
menggunakan metode Importance Performance Analysis (IPA). Hasil
penelitian pada standar pelayanan penumpang KMP. Lohoraung
dengan presentase tingkat kesesuaian 48,38% dan KMP. Tarusi dengan
presentase tingkat kesesuaian 51,61%. Pada standar pelayanan
pengoperasian kapal KMP. Lohoraung dan KMP. Tarusi memiliki
tingkat kesesuaian dengan presentase 100%.
Penelitian yang sama juga dilakukan oleh Nachia Salsabila (2023)
melalui judul penelitian “Analisis Kualitas Pelayanan Di KMP.Seira
Yang Beroperasi Pada Lintasan Bakauheni – Merak”. Analisis kualitas
pelayanan pada penelitian ini mengacu pada peraturan Menteri
perhubungan nomor 62 tahun 2019 tentang standar pelayanan minimal
angkutan penyeberangan menggunakan metode penelitian Importance
Performance Analysis (IPA). Hasil presentase kesesuaian standar

4
pelayanan penumpang KMP. Seira adalah sebesar 49,74% dan
presentase tidak sesuai 50,26% sedangkan standar pemuatan kendaraan
dengan presentase tingkat kesesuaian 51,29% dan presentase tidak
sesuai 48,71%.

2. Teori pendukung yang relevan

a. Transportasi
Menurut (Azis dan Asrul, 2014) transportasi merupakan
kebutuhan turunan atau kebutuhan kedua, dalam kegiatan ekonomi
masyarakat. Dalam pembangunan wilayah secara menyeluruh,
peranan transportasi telah memberikan dampak yang amat baik,
khususnya pada hubungan antar kemudahan.
b. Pelabuhan
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang, dan/atau
bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat berlabuh kapal
yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan dan keamanan
pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan serta sebagai tempat
perpindahan intra dan antarmoda transportasi.
c. Angkutan Penyeberangan
Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau
jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk
mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya.
d. Kapal
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis
tertentu, yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik,
energi lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang

5
berdaya dukung dinamis, kendaraan di bawah permukaan air, serta
alat apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
e. Penumpang
Menurut (Yoeti,1999) penumpang adalah Orang yang
membayar suatu product dan jasa pada suatu perusahaan yang
menyediakan jasa transportasi.

B. Landasan Teori

1. Dasar Hukum

a. Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2008 tentang Pelayaran


1) Pasal 1 angka 3
Angkutan di Perairan adalah kegiatan mengangkut dan/atau
memindahkan penumpang dan/atau barang dengan
menggunakan kapal.
2) Pasal 1 angka 16
Pelabuhan adalah tempat yang terdiri atas daratan dan/atau
perairan dengan batas-batas tertentu sebagai tempat kegiatan
pemerintahan dan kegiatan pengusahaan yang dipergunakan
sebagai tempat kapal bersandar, naik turun penumpang,
dan/atau bongkar muat barang, berupa terminal dan tempat
berlabuh kapal yang dilengkapi dengan fasilitas keselamatan
dan keamanan pelayaran dan kegiatan penunjang pelabuhan
serta sebagai tempat perpindahan intra dan antarmoda
transportasi.
3) Pasal 1 angka 36
Kapal adalah kendaraan air dengan bentuk dan jenis tertentu,
yang digerakkan dengan tenaga angin, tenaga mekanik, energi
lainnya, ditarik atau ditunda, termasuk kendaraan yang berdaya
dukung dinamis, kendaraandi bawah permukaan air, serta alat
apung dan bangunan terapung yang tidak berpindah-pindah.
4) Pasal 22 ayat (1)

6
Angkutan Penyeberangan merupakan angkutan yang berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan atau
jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk
mengangkut penumpang dan/atau kendaraan beserta
muatannya.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 96 Tahun 2012
Tentang Pelayanan Publik.
1) Pasal 1 angka 5
Standar Pelayanan adalah tolak ukur yang dipergunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan pelayanan dan acuan
penilaian kualitas pelayanan sebagai kewajiban dan janji
penyelenggara kepada masyarakat dalam rangka pelayanan
yang berkualitas, cepat, mudah, terjangkau dan terukur.
2) Pasal 22 ayat (1)
Setiap Penyelenggara wajib menyusun, menetapkan, dan
menerapkan Standar Pelayanan.
3) Pasal 22 ayat (2)
Penyelenggara dalam menyusun Standar Pelayanan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) wajib mengikut sertakan
Masyarakat dan Pihak yang Terkait serta mengacu pada
ketentuan teknis yang telah ditetapkan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan.
4) Pasal 22 ayat (3)
Petunjuk teknis penyusunan, penetapan, dan penerapan Standar
Pelayanan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) diatur dengan
Peraturan Menteri.
c. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 35 Tahun 2019 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan.
Pasal 32 ayat (2), Persetujuan Pengoperasian Kapal Angkutan
Penyeberangan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) memuat :
1) Surat izin usaha angkutan penyeberangan;

7
2) Persetujuan pendahuluan pengadaan kapal sesuai dengan
daerah operasi bagi badan usaha yang belum memiliki kapal
3) Surat dan dokumen persyaratan kelaiklautan kapal yang
permanen atau sementara;
4) Lintas yang dilayani;
5) Spesifikasi teknis kapal yang akan dioperasikan dan
pemenuhan standar pelayanan minimal angkutan
penyeberangan;
6) Bukti kepemilikan kapal (Grosse Akta).
d. Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 Tahun 2019 tentang
standar pelayanan minimal angkutan penyeberangan.
1) Pasal 1 angka 1
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan yang
selanjutnya disebut SPM Angkutan Penyeberangan adalah
persyaratan minimal yang harus dipenuhi oleh perusahaan
angkutan penyeberangan dalam memberikanpelayanan kepada
pengguna jasa.
2) Pasal 1 angka 2
Angkutan Penyeberangan adalah angkutan yang berfungsi
sebagai jembatan yang menghubungkan jaringan jalan dan/atau
jaringan jalur kereta api yang dipisahkan oleh perairan untuk
mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya.
3) Pasal 1 angka 3
Kapal Angkutan Penyeberangan adalah kapal motor
penyeberangan yang merupakan kendaraan air yang digerakkan
tenaga mekanik, berfungsi sebagai jembatan bergerak untuk
mengangkut penumpang dan kendaraan beserta muatannya
yang masuk dan ke luar melalui pintu rampa yang
berbeda,memiliki konstruksi lambung dasar ganda serta
memiliki paling sedikit 2 (dua) mesin induk.
4) Pasal 2 ayat (2)

8
SPM Angkutan Penyeberangan sebagaimana dimaksud pada
ayat (l) terdiri atas:
a) SPM Angkutan Penyeberangan untuk pelayanan
penumpang;
b) SPM Angkutan Penyeberangan untuk pemuatan
kendaraan;
c) SPM Angkutan Penyeberangan untuk pengoperasian
kapal.
5) Pasal 3 ayat (1)
SPM Angkutan Penyeberangan untuk pelayanan penumpang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 2 ayat (2) huruf a meliputi
aspek:
(a) Keselamatan
(b) Keamanan
(c) Kenyamanan
(d) Kemudahan, dan
(e) Kesetaraan
e. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 15 Tahun 2013 Tentang Tata
Cara Penyediaan Fasilitas Khusus Menyusui dan/atau Memerah
Air Susu Ibu. Persyaratan kesehatan Ruang ASI sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 9 ayat (2) paling sedikit meliputi:
1) Tersedianya ruangan khusus dengan ukuran minimal 3x4 m2
dan/atau disesuaikan dengan jumlah pekerja perempuan yang
sedang menyusui
2) Ada pintu yang dapat dikunci, yang mudah dibuka/ditutup
3) Lantai keramik/semen/karpet
4) Memiliki ventilasi dan sirkulasi udara yang cukup
5) Bebas potensi bahaya di tempat kerja termasuk bebas polusi
6) Lingkungan cukup tenang jauh dari kebisingan
7) Penerangan dalam ruangan cukup dan tidak menyilaukan
8) Kelembapan berkisar antara 30-50%, maksimum 60%

9
9) Tersedia wastafel dengan air mengalir untuk mencuci tangan
dan mencuci peralatan.

2. Landasan Teori

a. Standar Pelayanan Minimal (SPM)


Menurut Priyono dk (2021:238) Standar pelayanan minimal
merupakan suatu istilah dalam pelayanan publik (public policy)
yang menyangkut kualitas dan kuantitas pelayanan publik yang
disediakan oleh pemerintah sebagai salah satu indikator
kesejahteraan masyarakat.
Menurut Iskandar Abu Bakar dkk (2013), Standar
Pelayanan Minimal (SPM) ditujukan kepada pengusaha angkutan
penyeberangan yang telah memiliki persetujuan pengoperasian
angkutan penyeberangan. Penetapan standar pelayanan minimal
berfungsi untuk menjamin kepastian dalam memberikan pelayanan
yang sebaik-baiknya kepada Masyarakat pengguna jasa angkutan
penyeberangan yang aman, nyaman, tertib dan lancar serta sesuai
dengan daya jangkau Masyarakat.
Menurut Kirom (2010), salah satu upaya perusahaan untuk
memberikan pelayanan yang lebih baik kepada konsumen.
Program peningkatan pelayanan tersebut menjadi sangat penting,
mengingat sebagai perusahaan yang melayani kebutuhan
masyarakat luas (public service), maka tuntutan pelayanan yang
diberikan secara baik dan sebagaimana mestinya menjadi suatu
keharusan.
b. Tinjauan
Menurut Umar (2005 : 36), Tinjauan adalah suatu proses
untuk menyediakan informasi tentang sejauh mana suatu kegiatan
tertentu telah dicapai, bagaimana perbedaan pencapaian itu dengan
suatu standar tertentu untuk mengetahui apakah ada selisih di
antara keduanya, serta bagaimana manfaat yang telah dikerjakan

10
itu bila dibandingkan dengan harapan-harapan yang ingin
diperoleh.
c. Kualitas Pelayanan Jasa
Menurut Zeithaml, Bitner, dan Gremler (2009:111)
berpendapat bahwa kepuasan konsumen dipengaruhi oleh kualitas
layanan yang diberikan oleh sebuah perusahaan. Terdapat lima
dimensi kualitas layanan, yaitu Tangibles, Reliability,
Responsiveness, Assurance, dan Emphaty.
1) Tangibles/Bukti fisik: Tangibles meliputi penampilan
fasilitas fisik seperti gedung dan tata letak ruangan,
tersedianya tempat parkir, kebersihan, kerapihan dan
kenyamanan ruangan, kelengkapan peralatan komunikasi,
dan penampilan karyawan.
2) Reliability/Keandalan: Reliability yaitu kemampuan untuk
memberikan pelayanan sesuai dengan yang dijanjikan.
Pelayanan yang dijanjikan seperti memberikan informasi
secara tepat, membantu untuk menyelesaikan masalah, dan
memberikan pelayanan secara handal.
3) Responsiveness/Daya Tanggap: Responsiveness yaitu
kesediaan karyawan untuk membantu konsumen dan
memberikan pelayanan yang cepat dan tanggap, yang
meliputi kesigapan dalam melayani konsumen, kecepatan
menangani transaksi, dan penanganan keluhan-keluhan
konsumen.
4) Assurance/Jaminan: Assurance meliputi pengetahuan
karyawan terhadap produk secara tepat, kualitas
keramahtamahan, perhatian dan kesopanan dalam memberi
pelayanan, keterampilan dalam memberi informasi,
kemampuan dalam memberikan keamanan, dan
kemampuan dalam menanamkan kepercayaan konsumen
terhadap perusahaan.

11
5) Emphaty/Perhatian secara Individual: Emphaty yaitu
perhatian secara individual yang diberikan perusahaan
kepada konsumen seperti kemudahan untuk menghubungi
perusahaan, kemampuan karyawan.
d. Peningkatan Pelayanan
Menurut Kirom (2010), merupakan salah satu upaya
Perusahaan untuk memberikan pelayanan yang lebih baik kepada
konsumen. Program peningkatan pelayanan tersebut menjadi
sangat penting, mengingat sebagai perusahaan yang melayani
kebutuhan masyarakat luas (public service), maka tuntutan
pelayanan yang diberikan secara baik dan sebagaimana mestinya
menjadi suatu keharusan. Masalah yang timbul adalah bahwa pada
perusahaan yang melayani kebutuhan masyarakat luas menjadi
suatu hal yang langka bagi para pelaksana perusahaan, apalagi
perusahaan tersebut merupakan perusahaan dengan status badan
usaha milik negara, dan merupakan perusahaan dengan jasa produk
monopoli dan dibutuhkan masyarakat luas.
Program peningkatan pelayanan ini menjadi sesuatu
program yang mungkin dianggap aneh bagi para staf pelaksana di
lapangan, karena dengan pelayanan yang apa adanya produk
perusahaan yang bersifat monopoli itupun masih dibutuhkan
masyarakat luas. Peningkatan pelayanan mungkin dianggap
sebagai program yang mengada-ada, mengingat produk jasa yang
dihasilkan merupakan sesuatu produk yang tidak ada saingannya di
pasaran. Dalam hal perhitungan persentase kesesuaian standar
Pelayanan, penulis menggunakan rumus sebagai berikut :

∑ 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖


𝑃𝑟𝑒𝑠𝑒𝑛𝑡𝑎𝑠𝑒 𝐾𝑒𝑠𝑒𝑠𝑢𝑎𝑖𝑎𝑛 = ∑ 𝑡𝑜𝑡𝑎𝑙 𝑗𝑒𝑛𝑖𝑠 𝑝𝑒𝑙𝑎𝑦𝑎𝑛𝑎𝑛
× 100%

Dengan perhitungan ini, dapat diketahui berapa persen


Tingkat kesesuaian standar pelayanan penumpang dengan kondisi
eksisting yang ada di atas KMP. X berdasarkan Standar Pelayanan

12
Penumpang menurut Peraturan Menteri Nomor 62 Tahun 2019,
maka hasil ini sangat mempengaruhi atas pelayanan yang diberikan
kepada pengguna jasa

13
BAB III
METODE PENELITIAN

A. Desain Penelitian

1. Waktu dan Lokasi Penelitian

Agar penelitian lebih terstruktur, maka penulis membuat jadwal


waktu dan tempat penelitian yang dilaksanakan di atas KMP. X
sebagai berikut:

T
a
No. Februari Maret April Mei
b Kegiatan
e 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
l 1. Observasi

3 Pengumpulan
2.
. data primer

1 Pengumpulan
3.
data skunder
J
a 4. Rekapitulasi
d Pengumpulan
w 5. data ulang
a
l Rekapitulasi
6. hasil observasi
P dan wawancara
e
n Penyusunan
7.
e penelitian
l
i 8. Presentasi hasil
t penelitian
i
an

2. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan penulis dalam penelitian ini adalah


jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Menurut

14
Sugiyono (2019, hlm. 18) metode penelitian kualitatif adalah
metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme
yang digunakan untuk meneliti objek dengan kondisi yang alamiah
(keadaan riil, tidak di setting atau dalam keadaan eksperimen) di mana
peneliti adalah instrumen kuncinya.
Sementara itu menurut Walidin & Tabrani (2015, hlm. 77)
penelitian kualitatif adalah suatu proses penelitian untuk memahami
fenomena-fenomena manusia atau sosial dengan menciptakan
gambaran yang menyeluruh dan kompleks yang dapat disajikan
dengan kata-kata, melaporkan pandangan terinci yang diperoleh dari
sumber informan, serta dilakukan dalam latar setting yang alamiah.
Penelitian kualiatif memiliki sifat deskriptif dan cenderung
menggunakan analisis pendekatan induktif, sehingga proses dan makna
berdasarkan perspektif subyek lebih ditonjolkan dalam penelitian
kualitatif ini (Fadil, 2020, hlm. 33).
Tujuan penelitian kualitatif menurut Kriyantono, adalah untuk
menjelaskan suatu fenomena dengan sedalam-dalamnya dengan cara
pengumpulan data yang sedalam-dalamnya pula, yang menunjukkan
pentingnya kedalaman dan detail suatu data yang diteliti.
3. Instrumen Penelitian

Dalam penelitiannya, Sanjaya (2011) menjelaskan bahwa


instrumen penelitian adalah alat yang dapat digunakan untuk
mengumpulkan data dan informasi penelitian. Pada dasarnya, meneliti
ialah melakukan pengukuran, sehingga harus menggunakan alat ukur
yang valid dan baik. Instrumen penelitian pada penelitian ini adalah
observasi, dokumentasi, wawancara, dan kepustakaan.

a. Peralatan yang digunakan :


1) Dbmeter
2) Lux Meter
3) Termometer

15
4. Populasi

Menurut Sugiyono (2006), Populasi adalah wilayah generalisasi


yang terdiri atas, obyek atau subjek yang mempunyai kuantitas dan
karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya. Jadi populasi adalah keseluruhan
objek penelitian yang dapat terdiri dari makhluk hidup, benda, gejala,
nilai tes, atau peristiwa sebagai sumber data yang mewakili
karakteristik tertentu dalam suatu penelitian. Populasi dalam penelitian
dapat pula diartikan sebagai keseluruhan unit analisis yang ciri-cirinya
akan diduga. Unit analisis adalah unit/satuan yang akan diteliti atau
dianalisis.

5. Jenis dan Sumber Data

Sumber data merupakan segala sesuatu yang dapat memberikan


informasi mengenai penelitian terkait. Data yang digunakan dalam
penelitian terkait. Data yang digunakan dalam penelitian yakni sebagai
berikut:

a. Data Primer
Menurut Suryabrata (2016:39), data primer adalah data
yang didapat langsung dari sumbernya atau berdasarkan
pengamatan langsung di lapangan. Data ini merupakan data yang
didapatkan dari pengamatan secara, langsung di lapangan.
Data primer yang di ambil oleh peneliti untuk mengetahui
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan pada KMP.
X.
b. Data Sekunder
Data sekunder adalah data yang diperoleh atau
dikumpulkan oleh orang yang melakukan penelitian dari sumber-
sumber yang telah ada (Hasan, 2002: 58). Data ini digunakan untuk
mendukung informasi primer yang telah diperoleh yaitu dari bahan
pustaka, literatur, penelitian terdahulu, buku, dan lain sebagainya.

16
6. Bagan Alir Penelitian

Agar tujuan penelitian terarah dan mencapai target, maka


disusunlah Bagan Alir Penelitian berupa dasar atau rencana yang akan
menjadi panduan utama dalam melakukan penelitian dengan berbagai
macam metode penelitian, maupun data-data yang harus diambil dan
diolah. Tahapan proses yang akan dilakukan dalam penelitian ini
digambarkan dalam bagan alir penelitian pada gambar 3.1 berikut:

17
Mulai

Observasi dan Identifikasi Masalah

Pengumpulan Data

Data Primer

1. Survei produktivitas Data Sekunder


penumpang dan kendaraan
2. Survei standar pelayanan di 1. Data karakteristik kapal
atas kapal tentang Standar 2. Data produktifitas
Pelayanan Minimal Pelabuhan.
Angkutan Penyeberangan
PM 62 Tahun 2019

Pengolahan Data

Pemecahan Masalah

Analisis Data

1. Analisis tingkat kesesuain pelayanan angkutan


penyebrangan di KMP. X.
2. Analisis fasilitas penumpang yang tidak tersedia

Kesimpulan dan Saran

Selesai

Gambar 3. 1 Bagan Alir Penelitian

18
19
B. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yaitu sebagai langkah paling utama


dalam penelitian, karena tujuan utama dari suatu penelitian adalah untuk
mendapatkan data. Menurut Sugiyono (2017, hlm. 101) dalam penelitian
kualitatif, pengumpulan data dapat dilakukan pada natural setting (kondisi
alamiah), sumber data primer atau sekunder, dan berbagai cara. Serta
dalam pengumpulan data dapat dilakukan dengan observasi (pengamatan),
dokumentasi, interview (wawancara), Literature (kepustakaan).
Teknik pengumpulan data digunakan untuk memperoleh data yang
diperlukan dalam penelitian, teknik yang akan digunakan dalam penelitian
ini adalah sebagai berikut:
1. Data Primer

Menurut Suryabrata (2016:39), data primer adalah data yang


didapat langsung dari sumbernya atau berdasarkan pengamatan
langsung di lapangan. Data ini merupakan data yang didapatkan dari
pengamatan secara, langsung di lapangan.

Data primer di ambil oleh peneliti untuk mengetahui Standar


Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan pada KMP. X. Dalam
memperoleh data primer penulis menggunakan metode sebagai
berikut:

a. Metode Observasi
Martono, (2014:86) Observasi merupakan sebuah proses
pengamatan menggunakan panca indra kita. Kegiatan yang
dilaksanakan adalah dengan melakukan survei pengumpulan data
fasilitas pelayanan penumpang pada KMP. X.
b. Metode Dokumentasi
Martono, (2014:87) Metode dokumentasi merupakan
sebuah metode pengumpulan data yang dilakukan dengan
mengumpulkan berbagai dokumen yang berkaitan dengan masalah
penelitian. Dokumen ini dapat berupa dokumen pemerintah, hasil

20
penelitian, foto-foto atau gambar, buku harian, laporan keuangan,
undang-undang, hasil karya seseorang, dan sebagainya.
c. Metode Wawancara
Martono, (2014:81) Metode wawancara merupakan metode
pengumpulan data dengan cara peneliti mengajukan pertanyaan
secara lisan kepada seorang (informan atau responden).
d. Metode Kepustakaan (Literature)
Metode kepustakaan ini merupakan pengumpulan data
sekunder yang didapat dari berbagai sumber referensi atau
dokumentasi mengenai teori, informasi dan data mengenai hal-hal
yang berkaitan dengan masalah dan solusi dalam penelitian ini.
2. Data Sekunder

Menutut Suryabrata (2016:39), data yang biasanya telah tersusun


dalam bentuk dokumen-dokumen misalnya data-data produktivitas
suatu perguruan tinggi,data mengenai persesediaan pangan disuatu
daerah, dan sebagainya.

C. Teknik Analisis Data

Teknik analisis data adalah suatu metode atau cara untuk mengolah
data menjadi informasi sehingga karakteristik data menjadi lebih mudah
untukdipahami dan juga bermanfaat untuk menemukan solusi
permasalahan dalam penelitian ini.
1. Analisa Tingkat Kesesuain
Analisis yang digunakan di dalam penulisan penelitian berdasarkan
survei pengamatan yang dilakukan pada KMP. X. Dengan
pengambilan objek berupa foto dan survei pelayanan pada kapal
dengan menggunakan formulir survei yang berlandaskan pada
lampiran 1 Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 tahun 2019
tentang Standar Pelayanan Penumpang Angkutan Penyeberangan
untuk mengetahui berapa persen tingkat kesesuaian standar pelayanan
dengan kondisi eksisting di KMP. X.
Klasifikasi/indikator standar pelayanan penumpang yang sesuai
dengan Peraturan Menteri Perhubungan Nomor 62 Tahun 2019 tentang

21
Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan dengan kondisi
eksisting. Hasil perhitungan ini sangat mempengaruhi atas pelayanan
yang diberikan kepada pengguna jasa. Berikut pengjitungnnya :

∑ sesuai
Tingkat Persentase Kesesuaian= ×100 %
∑ item pelayanan

2. Klasifikasi atau Indikator Standar Pelayanan Minimal Angkutan


Penyeberangan.

22
a. Keselamatan

Tabel 3. 2 SPM Penumpang Dari Aspek Keselamatan

Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan
1 Keselamatan
a. Informasi dan Informasi fasilitas keselamatan paling Ketersediaan Harus tersedia
sedikit meliputi: informasi
fasilitas
1) Alat Pemadam Api Ringan (APAR) fasilitas
keselamatan 2) Sprinkler dan Alarm Pendeteksi Asap keselamatan Informasi
3) Life Jacket dan kesehatan fasilitas
4) Life Buoy yang mudah keselamatan dan
5) Life Raft dilihat dan kesehatan paling
6) Sekoci dibaca oleh sedikit berupa:
7) Petunjuk jalur evakuasi penumpang a. Sticker
8) Titik kumpul evakuasi b. Video
9) Informasi fasilitas kesehatan mudah c. Audio
dilihat dan dibaca, paling sedikit: d. Papan petunjuk
a) Ruang medis (tersedia tempat informasi
tidur, tandu, kursi roda, obat-
obatan, tabung oksigen);
b) perlengkapan P3K
(Pertolongan Pertama Pada
Kecelakaan)

23
Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan
b. Fasilitas Ketersediaan peralatan penyelamatan a. Kondisi Ketersediaan alat
darurat dalam bahaya (kebakaran, b. Ketersediaan keselamatan yang a. Life Jacket tersedia
Keselamatan
kecelakaan atau bencana alam c. Fungsi sebanyak 110% dari
mudah
jumlah kapasitas
penumpang

Terlihat dan a. Jumlah ratio


terjangkau antara penggunaan life
lain: raft,life
bouy,sekoci
a. Alat pemadam b. Lemari/kotak
kebakaran tempat jaket
keselamatan,
b. Sprinkler dan
kapasitas 1 lemari
alarm maksimal memuat
pendeteksi 100 jaket
asap keselamatan dan
c. Life Jacket tidak terkunci
d. Life Buoy serta sesuai
e. Life Raft dengan kapasitas
penumpang yang
f. Sekoci
tertera pada
g. Petunjuk jalur SKKP (sertifikat
evakuasi keselamatan kapal
h. Titik kumpul penumpang)
evakuasi c. Jumlah
ketersediaan life
jacket anak 10 %

24
Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan
c. Fasilitas Ketersediaan fasilitas kesehatan untuk Ketersediaan Fasilitas kesehatan
penanganan darurat
Kesehatan antara lain:

a. Ruang medis
(tersedia
tempat
tidur,tandu,kur
si roda,obat-
obatan,tabung
oksigen).
b. Perlengkapan
P3K
(pertolongan
pertama pada
kecelakaan)

Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2019

25
b. Keamanan

No Jenis
Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan
2. Keamanan

a. Tersedia CCTV CCTV dapat berfungsi dan


a. Fasilitas Peralatan Ketersediaan meliputi: rekaman dapat dimanfaatka
keamanan pencegah tindak 1) Ruang Penumpang;
criminal dan
2) Fasilitas vital lainnya

b. Petugas Berupa petugas Ketersediaan Harus tersedia Paling sedikit 1 (satu) orang per
keamanan keamanan yang hari
memiliki sertifikasi

c. Informasi Berupa stiker dengan Ketersediaan


gangguan nomor telepon Harus tersedia dan
keamanan dan/atau SMS mudah diakses
layanan pengaduan
Tabel 3. 3 SPM Penumpang Dari Aspek Keamanan
Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2019

26
Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan

c. Kenyamanan

Tabel 3. 4 SPM Penumpang Dari Aspek Kenyamanan

Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan
3 Kenyamanan
a. Tinggi ruangan paling
rencang 1.90 m Area bersih 100% dan
b. Tempat duduk penumpang tidak berbau yang
a. Ruang Ruangan / tempat a. Kondis dengan ukuran paling berasal dari dalam kapal
Penumpa yang disediakan baik dan sedikit lebar 50 cm dan
ng untuk penumpang bersih panjang 50 cm
Ekonomi (ruang tertutup b. Ketersediaan c. Ruang Lesehan / Tatami
Reguler dan/atau ruangan (Untuk kelas ekonomi
terbuka) dengan lama berlayar> 8
jam)
d. Kipas Angin/AC
e. TV/Video/Audio
f. Tempat sampah
g. Area bersih 100%
h. Pengeras suara
i. Terdapat ventilasi

27
a. Tinggi
ruangan paling
rendah 1.90 m
b. Tempat duduk dengan
sandaran tangan untuk
masing-masing penumpang
Ruangan / tempat dan setiap kursi dilapisi
b. Ruang yang disediakan a. Kondisi bantalan dan sandaran jok,
Penumpang untuk penumpang b. Ketersediaan serta ditempatkan pada Area bersih 100% dan
Non (ruangan tertutup ruangan penumpang tidak berbau yang berasal
Ekonomi dan/atau ruangan geladak tertutup ukuran tiap dari dalam kapal
Reguler terbuka kursi paling sedikit lebar 50
cm dan panjang 50 cm
c. Kursi Reklining (Luas
ukuran kursi paling
sedikit lebar 50 cm dan
panjang 60 cm tiapkursi)
d. Kursi Sofa dan kain
pelapis Ukuran sofa per
orang paling sedikit
dengan lebar 50 cm dan
panjang 60 cm) e. AC
f. TV/Video/Audio
g. Tempatsampah
h. Area bersih 100%
i. Pengeras suara
j. Terdapat ventilasi

28
Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan

a. Jumlah a. Tersedia 1 (satu) toilet


c. Toilet Tersedianya Toilet b. Kondisi untuk 50 Tersedia 1 a. Ratio : 1 toilet untuk
Reguler (satu) toilet untuk 50 50 orang
penumpang dan / atau b. Disediakan air tawar
minimal terdapat toilet
terpisah untuk setiap
gender;
b. Area bersih dan
tidak berbau yang
berasal dari dalam
toilet.
a. Tersedia tempat wudhu, a. Disediakan
d. Musholla Fasilitas untuk a. Ketersediaan alat sholat dan karpet tempat duduk bagi
melakukan Ibadah b. Kondisi b. Tersedia kipas angin/AC penyandang
c. Area bersih dan tidak disabilitas untuk
berbau yang berasal melakukan ibadah
dari dalam Musholla b. Disediakan air
tawar

29
Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan
e. Ruang a. Tersedia Kursi/Sofa
a. Ketersediaan
Menyusui Fasilitas untuk ibu dengan sandaran Tangan
b. Kondisi
Reguler dan anak b. Tersedia AC/ Kipas
Angin/Fentilasi Udara.
Berfungsi sebagai
sumber cahaya di
f. Lampu fasilitas penumpang Intensitas 200 – 300 lux
Penerangan dan vital lainnya Cahaya
untuk memberikan
rasa nyaman bagi
pengguna jasa
a. tidak boleh
dapur / kantin / a. Tempat ditempatkan pada geladak
g. Dapur/ kafetaria b.Ketersediaan
Kantin/ yang dipergunakan untuk
ditempatkan di kendaraan
Kafetaria ruang
penumpang atau b. harus menggunakan
ruang santai kompor listrik
penumpang c. mempunyai sistem
lubang angin/ ventilasi
udara dan pembuangan air
kotor yang terpisah
dengan ruang akomodasi
Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2019

30
d. Kemudahan/Keterjangkauan

Tabel 3. 5 SPM Penumpang Dari Aspek Kemudahan/Keterjangkauan

Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan
4 Kemudahan/Keterjangkauan
Informasi yang a. Informasi dalam bentuk visual
disampaikan di diletakkan ditempat yang
dalam kapal kepada terinformasikan dan mudah dilihat
pengguna jasa
terbaca

a. Tempat b. Informasi dalam bentuk audio


a.Informasi
Pelayanan b.Ketersedia harus jelas terdengar dengan
an intensitas suara 20 dB lebih besar
dari kebisingan yang ada

Fasilitas yang
b. Fasilitas disediakan untuk Disediakan
layanan memberikan Ketersediaan Mempunyai ruang atau tempat dan petugas
penumpang informasi memiliki 1 (satu) meja kerja informasi
Reguler dan/atau
perjalanan kapal
Pramugari
dan layanan
menerima
pengaduan

31
Jenis
No Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan
Pelayanan
Memberikan Tersedia tempat yang aman dalam
kemudahan penempatan barang bawaan
c. Fasilitas bagi penumpang untuk Barang bawaan
membawa dan Ketersediaan
Bagasi penumpang yang
Penumpang menempatkan barang dijinjing
bawaan
a. Sampai dengan 100 penumpang, jarak a. Disediakan
Memberikan a. Luas paling sedikit 800 mm tempat duduk bagi
d. Gang/ Jalan kemudahan akses b. di atas 100 penumpang, jarak paling penyandang
b. Kondisi sedikit 100 cm
keluar/masuk bagi disabilitas untuk
penumpang c. di atas 1.000 penumpang, jarak paling melakukan ibadah
sedikit 120 cm b. Disediakan air
tawar
a. Lebar tangga paling sedikit 100 cm
Memberikan a. Luas b. Sudut kemiringan tangga penumpang
e. Tangga kemudahan akses yang menghubungkan antar geladak
b. Kondisi tidak boleh melebihi 45°derajat
naik/turun bagi
penumpang c. tidak licin
d. kondisi bersih
.
Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2019

32
e. Kesetaraan

Tabel 3. 6 SPM Penumpang Dari Aspek Kesetaraan

No Jenis Pelayanan Uraian Indikator Tolak Ukur Keterangan


5 Kesetaraan
Fasilitas bagi a. Tersedianya kursi roda
Fasilitas bagi penumpang b. Akses prioritas
penumpang penyandang c. Kemudahan akses untuk ke toilet
berkebutuhan kemudahan d. Tersedia ruang khusus ibu menyusui
disabilitas, manusia
khusus lanjut, anak-anak
maupun ibu hamil
Sumber : Peraturan Menteri Perhubungan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2019

33
DAFTAR PUSTAKA
Azis, R. (2018). Pengantar Sistem dan Perencanaan Transportasi. Jakarta: Deepublish.

Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, (2019). Peraturan Menteri Perhubungan


Nomor 62 Tahun 2019 Tentang Standar Pelayanan Minimal Angkutan Penyeberangan.
Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, (2019). Undang-Undang Nomor 35
Tahun 2019 Tentang Penyelenggaraan Angkutan Penyeberangan. Jakarta: Kementrian
Perhubungan Republik Indonesia.
Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, (2009). Undang-Undang Nomor 25
Tahun 2009 Tentang Pelayanan Publik. Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik
Indonesia.
Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, (2008). Peraturan Menteri Tenaga Kerja
dan Transmigrasi Nomor 15 Tahun 2008 Tentang Pertolongan Pertama pada
Kecelakaan Di Tempat Kerja Angkutan. Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik
Indonesia.
Kementrian Perhubungan Republik Indonesia, (2008). Undang – Undang Nomor 17
Tahun 2008 Tentang Pelayaran. Jakarta: Kementrian Perhubungan Republik Indonesia.
Kirom,B.(2010). Mengukur Kinerja Pelayanan dan Kepuasan Konsumen.
Bandung:Pustaka Reka Cipta
Nachia, S. (2023). ANALISIS KUALITAS PELAYANAN DI KMP. SEIRA YANG
BEROPERASI DI LINTASAN BAKAUHENI-MERAK. Palembang: Diploma Thesis,
Politeknik Transportasi Sungai Danau dan Penyeberangan Palembang, diakses dari:
http://repository.poltektranssdp-palembang.ac.id/.
Priyono, B. dkk. (2021). Pengelolaan Angkutan Sungai Danau dan Penyeberangan.
Indramayu: Penerbit Adab
Ranti, H. (2022). EVALUASI PELAYANAN ANGKUTAN PENYEBERANGAN PADA
KAPAL YANG BEROPERASI DI PELABUHAN PENYEBERANGAN LIKUPANG
PROVINSI SULAWESI UTARA. Palembang: Diploma Thesis, Politeknik Transportasi
Sungai Danau dan Penyeberangan Palembang, diakses dari:
http://repository.poltektranssdp-palembang.ac.id/

34

Anda mungkin juga menyukai