Anda di halaman 1dari 31

HALAMAN JUDUL

UNIVERSITAS NUSA CENDANA

JUDUL
ANALISIS KEBUTUHAN TRANSPORTASI LOGISTIK
PADA KAWASAN PELABUHAN KALABAHI ALOR

PROPOSAL

Diajukan untuk melengkapi tugas-tugas dan memenuhi syarat-syarat guna


mencapai gelar Sarjana Teknik pada Universitas Nusa Cendana

DIMAS PITERSON TUATY


16060100027

FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK


PROGRAS STUDI TEKNIK SIPIL
KUPANG
2021
LEMBAR PERSETUJUAN
PROPOSAL

ANALISIS KEBUTUHAN TRANSPORTASI LOGISTIK


PADA KAWASAN PELABUHAN KALABAHI ALOR

Yang disiapkan dan diserahkan oleh:

DIMAS PITERSON TUATY


1606010027

Kupang, Oktober 2021

Dosen Pembimbing I Dosen Pembimbing II

Dr. Ir. Hj. Andi Kumalawati, MT. Wilhelmus Bunganaen, ST., MT.
NIP. 19631030 199412 1 001 NIP. 19670625 199802 1 001

Mengetahui

Ketua Program Studi Teknik Sipil


Fakultas Sains dan Teknik

Tri Mardiyati W. Sir, ST., M.Eng.


NIP. 19790506 200604 2 001

ii
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas
rahmat dan berkat-Nya penulis dapat menyelesaikan penulisan proposal ini dengan
baik. Proposal dengan judul “Analisis Kebutuhan Transportasi Logistik Pada
Kawasan Pelabuhan Kalabahi Alor” ini ditulis dalam rangka memenuhi salah
satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Teknik Program Studi Teknik Sipil pada
Fakultas Sains dan Teknik Universitas Nusa Cendana, Kupang.
Menyadari akan kemampuan yang terbatas, penulis telah berupaya
menyelesaikan penulisan proposal ini dengan sebaik-baiknya. Namun tidak dapat
dipungkiri bahwa tanpa bimbingan dari Dosen Pembimbing 1 dan Dosen
Pembimbing 2 serta bantuan dari berbagai pihak, proposal penilitian ini tidak dapat
diselesaikan dengan baik.
Menyadari keterbatasan dalam penulisan ini, maka dengan kerendahan hati
penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang positif demi penyempurnaan
hasil tugas akhir ini.

Kupang, Oktober 2021

Penulis

iii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ............................................................................................... i


LEMBAR PERSETUJUAN ................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii
DAFTAR ISI .......................................................................................................... iv
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. vi
DAFTAR TABEL ................................................................................................. vii
ABSTRAK ........................................................................................................... viii
BAB I PENDAHULUAN ....................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .............................................................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah .................................................................................... 4
1.3 Batasan Masalah ....................................................................................... 4
1.4 Tujuan Penelitian...................................................................................... 4
1.5 Manfaat Penelitian.................................................................................... 5
1.6 Definisi Operasional Konsep ................................................................... 5
BAB II KAJIAN PUSTAKA ................................................................................. 6
2.1 Sistem Transportasi .................................................................................. 6
2.2 Sistem Logistik ......................................................................................... 6
2.3 Fungsi transportasi dalam logistik............................................................ 8
2.4 Standar kualitas angkutan logistik............................................................ 9
2.5 Analisis Kebutuhan Angkutan logistik .................................................. 10
2.5.1 Menentukan Faktor Muat (Load Factor) ......................................... 10
2.5.2 Waktu Sirkulasi (Cycle Time) ........................................................ 10
2.6 Biaya Operasional Kendaraan (BOK) .................................................... 11
2.7 Menentukan Jumlah Armada Yang Diperlukan ..................................... 11
2.7.1 Jumlah barang logistik .................................................................... 12
2.7.2 Pendapatan ...................................................................................... 12
2.7.3 Load Factor Break Event (LFBE) ................................................... 12
2.8 Proyeksi Kebutuhan Transportasi Logistik ............................................ 13
2.9 Penilitian Terdahulu ............................................................................... 14
BAB III METODE PENELITIAN ...................................................................... 17
3.1 Lokasi Penelitian .................................................................................... 17

iv
3.2 Waktu Penelitian .................................................................................... 17
3.3 Jenis Data ............................................................................................... 18
3.3.1 Data primer ..................................................................................... 18
3.3.2 Data Sekunder ................................................................................. 18
3.3 Metode Pengumpulan Data .................................................................... 19
3.3.1 Survey kendaraan logistik ............................................................... 19
3.3.2 Pengambilan Data ke Instansi terkait .............................................. 19
3.3.3 Wawancara dengan pengemudi ...................................................... 19
3.4 Teknik Analisis Data .............................................................................. 19
3.4.1 Menghitung kebutuhan transportasi logistik saat ini pada kawasan
pelabuhan kalabahi alor. ................................................................. 19
3.4.2 Menghitung kebutuhan transportasi logistik untuk 5 (lima) tahun
yang akan datang (2022-2026). ....................................................... 20
3.5 Diagram Alir .......................................................................................... 21
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 22

v
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Peninjauan Pelabuhan Kalabahi ............................................ 17

Gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan Penilitian ........................................................ 22

vi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Penilitian Terdahulu .............................................................................. 14

Tabel 3.1 Barchart Penulisan Tugas Akhir ........................................................... 18

vii
ABSTRAK

ANALISIS KEBUTUHAN TRANSPORTASI LOGISTIK


PADA KAWASAN PELABUHAN KALABAHI ALOR
Dimas P. Tuaty1) Dr. Ir. HJ Andi Kumalawati, MT2) Wilhelmus Bunganaen, ST., MT3)

Hal-hal yang diatur dalam manajemen kota mencakup empat besar, yaitu:
transportasi, regenerasi, konservasi, dan pemeliharaan kota. Pengembangan
kawasan pelabuhan kalabahi alor, perlu dikelola oleh lembaga pengelola yang
bekerja secara profesionl. Sedangkan dengan kondisi trasportasi logistik terutama
untuk memenuhi kapasitas pada kawasan pelabuhan kalabahi masih memerlukan
pengembangan. Sebagai upaya mewujudkan hal tersebut, perlu dilakukan berbagai
langkah strategi agar mendapat dukungan dari semua pihak. Tahapan pertama
penilitian ini yaitu menghuitung kebutuhan transportasi logistik pada kawasan
pelabuhan kalabahi. Selanjutnya tahapan kedua dari penelitian ini adalah
memperhitungkan kebutuhan transportasi logistik pada kawasan pelebuhan
kalabahi 5 (lima) tahun yang akan datang. Arus lalu lintas pelabuhan penting
terutama dikalabahi yang sudah sulit ditangani. Keterkaitan antara tata guna lahan,
transportasi, dan lingkungan menjadi jantung dari pengelola pengembangan
kawasan. Hal tersebut menjadi perhatian berbagai pihak terutama pengembangan
jaringan transportasi logistik secara terintegras.
Kata kunci : transportasi, logistik, pelabuhan

Mahasiswa1) Dosen Pembimbing 12) Dosen Embimbing 23)

viii
1

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sejak berdirinya Kota Kalabahi selalu diwarnai oleh kegiatan perdagangan
dan distribusi. Sampai sekarang Kabupaten Alor, dengan Pelabuhan Laut Kalabahi,
merupakan pintu gerbang perdagangan internasional dan antar pulau. Secara
konseptual kegiatan perdagangan termasuk kegiatan distribusi dapat dibedakan
menjadi kegiatan yang bersifat fisik (pelabuhan, terminal, alat transpor, dan sarana
transportasi, gudang, jaringan komunikasi) dan non fisik (jaringan pemasaran,
peraturan yang mengatur distribusi, dan jaringan informasi pasar). Sebagai pusat
distribusi dan perdagangan maka peranan pelabuhan Kalabahi akan menjadi sangat
strategis.
Kabupaten Alor merupakan wilayah yang ikut terkena dampak gejolak
ekonomi. Untuk membangun perekonomian yang kuat, perlu dikembangkan
industri yang sesuai dengan komoditas unggulan di wilayah ini. Dengan
pembangunan petikemas mengingat secara geografis wilayah ini memiliki ruang
laut yang dilalui rute pelayaran internasional dengan tingkat densitas yang cukup
tinggi. Konsep petikemas diciptakan untuk memperkuat konektivitas jalur
transportasi logistik antara Kawasan serta mempermudah akses perdagangan
dengan pulau-pulau terpencil di kabupaten Alor. Oleh karena itu diperlukan
peningkatan pembangunan infrastruktur transportasi logistik yang memadai dalam
menghubungkan kawasan pelabuhan kalabahi dengan pelabuhan pada kawasan
Alor Timur, Pulau Pura dan Pulau Pantar. Pembangunan dan perbaikan fasilitas
pelabuhan yang telah ada menjadi mutlak agar kondisi prasarana transportasi
logistik merata di Kabupaten Alor sehingga dengan mudah dapat disinggahi kapal-
kapal Semut dengan ukuran kapasitas yang sama.
Pergerakan barang di Kabupaten Alor saat ini lebih banyak dilakukan
dengan sistem kontenerisasi. Ini disebabkan karena petikemas lebih efisien dan
efektif dan memberi jaminan keamanan terhadap barang yang diangkut.
Keunggulan tersebut perlu didukung oleh sistem pengangkutan yang terencana
sehingga konsolidasi barang di pelabuhan akan memberi jaminan akan efisiensi
2

dan efektivitas transportasi. Dampak positif konsolidasi antara lain shipper akan
memperoleh tarif yang rendah, dan shipping line akan memperoleh jaminan
ketersediaan barang. Pelabuhan Kalabahi dibawah pengelolaan PT Pelindo III terus
berbenah diri untuk dikembangkan menjadi pelabuhan tempat konsolidasi muatan
barang logistik.
Beroperasinya Sistem kontainer diharapkan akan dapat mendorong
pengendalian inflasi di berbagai daerah, utamanya di Kabupaten Alor. Oleh karena
itu, pemerintah terus berupaya membangun jaringan infrastruktur sampai ke daerah
yang sulit dijangkau oleh pelayaran konvensional sekalipun, agar distribusi
distribusi barang merata dan dapat menekan disparitas harga serta menekan biaya
logsitik yang cukup tinggi. Hal ini dilakukan juga agar dapat melayani jumlah kapal
yang terus bertambah seiring dengan peningkatan pangsa muatan. Konektivitas
melalui program Peti kemas mulai menunjukkan hasil positif.
Transportasi Logistik dalam perkembangannya hingga kini sudah
merupakan ilmu yang harus dapat perhatian khusus mengingat sejarah
pertumbuhan ekonomi yang semakin kompleks seperti produktivitas barang-
barang yang dihasilkan pabrik atau perusahaan, bagaimana penyalurannya dan
penyimpanannya serta pengelolaan hasil produk secara menyeluruh memerlukan
penanganan khusus dan serius. Untuk mencapai hasil yang efisien dan efektivitas
semua itu mutlak memerlukan pengorganisasian yang baik atau sering diistilahkan
dengan manajemem logistik yang terpadu sehingga tidak terjadi ketimpangan
dalam melaksanakan kegiatannya. Perusahaan mengantarkan produknya ke
pelanggan menggunakan jaringan distribusi logistik. Sebuah jaringan distribusi
terdiri dari aliran produk dari produsen ke konsumen melalui titik-titik
pemindahan, pusat distribusi (gudang), dan pengecer. Peranan jaringan distribusi
dan manajemennya merupakan hal yang sangat penting bagi perusahaan untuk
meningkatkan penjualan dan keuntungan.
. Distribusi logistik diibaratkan terdiri dari satu set fasilitas, yang masing-
masing terdiri dari satu pabrik produksi dengan sebuah gudang yang terhubung,
dan satu set pelanggan. Masing-masing pabrik dengan kapasitas yang sudah
diketahui dan terbatas. Dan setiap pelanggan ditempatkan atau dihubungkan ke
fasilitas dengan perencanaan tertentu karena permintaan pelanggan biasanya
3

membentuk pola musiman. Karena setiap gudang dihubungkan dengan pabrik


tertentu, diasumsikan bahwa biaya transportasi antara pabrik dan gudang termasuk
dalam biaya produksi, dan tidak ada transportasi antara sesama gudang. Keputusan
yang dibuat harus memperhatikan Penempatan pelanggan untuk fasilitas, lokasi
dan ukuran persediaan. Kedua hal tersebut harus dapat diatur dalam sebuah
kebijakan di mana menempatkan pelanggan dengan fasilitas dengan
memperhatikan lokasi dan jumlah persediaan harus dapat dioptimalkan sebagai
fungsi penempatan pelanggan.
Pada dasarnya konsumen mengharapkan dapat memperoleh produk yang
memiliki manfaat pada tingkat harga yang dapat diterima. Untuk mewujudkan
keinginan konsumen tersebut maka setiap perusahaan berusaha secara optimal
untuk menggunakan seluruh asset dan kemampuan yang dimiliki untuk
memberikan value terhadap harapan konsumen. Implementasi upaya ini tentunya
menimbulkan konsekuensi biaya yang berbeda di setiap perusahaan termasuk para
pesaingnya. Untuk dapat menawarkan produk yang menarik dengan tingkat harga
yang bersaing, setiap perusahaan harus berusaha menekan atau mereduksi seluruh
biaya tanpa mengurangi kualitas produk maupun standar yang sudah ditetapkan.
Campuran yang tepat dan lokasi pabrik dan gudang untuk melayani pasar
pelanggan, dan menggunakan lokasi, routing analisis kendaraan, pemrograman
dinamis dan, tentu saja, tradisional logistik optimasi untuk memaksimalkan
efisiensi dari sisi distribusi.
Berdasarkan Struktur Ruang pada Rencana Tata Ruang Wilayah NTT,
Kawasan Ekonomi Khusus Kabupaten Alor, termasuk dalam pusat kegiatan primer
dimana mencakup peruntukan pergudangan, transportasi, dan lainnya. Hal tersebut
diatas tentunya sangat memerlukan dukungan infrastruktur yang handal. Dinegara
maju infrastruktur mencukupi, namun apabila kegiatannya menurun (penurunan
fungsi) maka akan mengalami pelapukan kota (urban decaying). Sedangkan di
negara berkembang termasuk Indonesia, pelapukan kota terjadi diakibatkan oleh
karena memang sangat tidak tercukupinya kapasitas infrastruktur yang ada.

Oleh karena itu peneliti melakukan penelitian dengan judul “Analisis


Kebutuhan Transportasi Logistik Pada kawasan Pelabuhan Kalabahi Alor”
4

Dalam penelitian ini akan dilakukan analisis kebutuan pada transportasi


logistik saat ini pada kawasan pelabuhan kalabahi dan menghitung kebutuhan
untuk lima tahun yang akan datang.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasakan latar belakang penelitian yang telah dijabarkan sebelumnya, maka
rumusan masalah adalah sebagai berikut:
1. Berapa kebutuhan transportasi logistik saat ini (2021) pada kawasan
pelabuhan Kalabahi Kabupaten Alor?
2. Berapa kebutuhan transportasi logistik untuk 5 (lima) tahun yang akan datang
(2022-2026)?

1.3 Batasan Masalah


Agar penelitian yang dilakukan dapat terarah dan terfokus, diperlukan adanya
ruang lingkup penulisan yang membatasi agar penelitian ini dapat sesuai dengan
tujuan penelitian, adapun ruang lingkup penelitiannya sebagai berikut:
1. Lokasi penilitian adalah Pelabuhan di kota Kalabahi, Kabupaten Alor.
2. Moda yang di teliti ada transportasi darat berupa truk, dan transportasi laut
berupa kapal-kapal semut.
3. Hanya membahas tentang kebutuhan transportasi logistik.
4. Analisa data yang digunakan adalah metode menentukan nilai load faktor,
Menghitung biaya operasional kendaraan (BOK), Menghitung kebutuhan
transportasi logistik untuk 5 (lima) tahun kedepan(2022-2026).

1.4 Tujuan Penelitian


Adapun tujuan dari penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui karakteristik dari pergerakan Transportasi Logistik.
2. Untuk memperoleh perkiraan jumlah angkutan optimal untuk 5 (lima) tahun
yang akan datang.
3. Meninjau Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
5

1.5 Manfaat Penelitian


Adapun manfaat yang diharapkan dari penelitian yang dilakukan ini adalah:
1. Untuk menambah pengetahuan mengenai kebutuha transportasi logistik.
2. Untuk mengetahi kebutuha transportasi logistik yang ada di kabupaten alor.
3. Sebagai bahan referensi untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan kebutuhan transportasi logistik.

1.6 Definisi Operasional Konsep


Penelitian dari tugas akhir berjudul “Analisis Kebutuhan Transposrtasi
Logistik Pada Kawasan Pelabuhan Kalabahi Alor”. Untuk menghindari
pengertian yang berbeda–beda terhadap judul di atas maka perlu dibuat definisi
sebagai berikut:
1. Analisis adalah proses pemecahan suatu masalah kompleks menjadi bagian-
bagian kecil sehingga bisa lebih mudah dipahami.
2. Kebutuhan adalah segala sesuatu yang dibutuhkan manusia untuk
mempertahankan kelangsungan hidupnya secara alamiah melalui
pencapaian kesejahteraan.
3. Transportasi adalah perpindahan manusia atau barang dari satu tempat ke
tempat lainnya dengan menggunakan sebuah kendaraan yang digerakkan
oleh manusia atau mesin.
4. Logistik adalah seni dan ilmu, barang, energi, informasi, dan sumberdaya
lainnya seperti produk, jasa dan manusia dari sumber produksi ke pasar
dengan tujuan mengoptimalkan penggunaan modal.

Dari konsep operasional di atas, maka definisi dari “Analisis Kebutuhan


Transportasi Logistik Pada Kawasan Pelabuhan Kalabahi Alor” adalah proses
untuk mengetahui transportasi yang dibutuhkan masyarakat Kabupaten Alor untuk
memindahkan barang dan jasa dari kawasan pelabuhan kalabahi ke gudang-gudang
dan pulau-pulau kecil diluar kalabahi dengan tujuan untuk mengoptimalkan
penggunaan modal.
6

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Sistem Transportasi


Sistem Transportasi adalah penerapan dari ilmu pengetahuan yang
bertujuan untuk mengangkut atau memindahkan barang atau manusia dari suatu
tempat ke tempat lainnya dengan suatu cara yang berguna bagi manusia
(Morlok,1995), dalam defenisinya dapat ditentukan 3 Komponen Utama
Transportasi:
1. Sarana Transportasi yaitu Kendaraan yang digunakan untuk berpindah atau
mengangkut.
2. Prasarana Transportasi seperti jalan raya, jalan rel, bandar udara, pelabuhan
dan lain sebagainya.
3. Sistem operasional berupa kebijakan-kebijakan pemerintah yang menjamin
sarana dan prasarana transportasi dapat berfungsi dengan baik.
Sistem transportasi adalah suatu interaksi yang terjadi antara 3 komponen
sistem yang saling berkaitan yaitu aktivitas, jaringan transportasi, dan arus (flow).
Hubungan ketiganya saling berinteraksi dan berbanding lurus, jika salah satu
komponen mengalami perubahan maka komponen lain akan mengikuti, sebagai
contoh apabila aktivitas meningkat maka arus juga meningkat, karenanya jaringan
harus ditingkatkan.

2.2 Sistem Logistik


Sistem logistik adalah serangkaian fasilitas yang berhubungan dengan jasa
pelayanan transportasi. Fasilitas yang yang disebutkan itu memiliki maksud tempat
dimana suatu material diolah mulai dari pembuatan, penyimpanan, sortir, hingga
konsumsi.
Logistik mengacu kepada arus masuk keluarnya dari penyimpanan barang,
jasa, dan informasi dalam dan antar organisasi. Sektor Logistik berperan penting
dalam upaya untuk menciptakan industri dan perekonomian yang kompetitif.
Sektor logistik juga berperan penting dalam upaya menggerakan perekonomian.
7

Jalur pertumbuhan dari sektor logistik ini bisa melalui berbagai saluran,
seperti investasi infrastuktur transportasi, globalization sistem pengolahan, tenaga
kerja yang berkualitas, dan tumbuhnya perusahaan third party logistic (3PL).
Pengiriman yang efisien pada jasa logistik ditunjukan dengan kemampuan
memindahkan atau mentransfer barang dan jasa secara cepat, bisa diandalkan, dan
harga yang murah. Berjalannya kegiatan logistik tentu saja didukung oleh
komponen-komponen yang ada dalam sistem logistik tersebut. Di dalam sistem
logistik terdapat komponen-komponen yang antara lain terdiri dari:
1. Struktur Lokasi Fasilitas
Jaringan fasilitas suatu perusahaan merupakan serangkaian lokasi ke
mana dan melalui mana material dan produk diangkut. Untuk tujuan
perencanaan, fasilitas-fasilitas tersebut meliputi pabrik, gudang, dan toko
pengecer. Jika digunakan jasa khusus dari perusahaan pengangkutan atau
gudang, maka fasilitas ini merupakan bagian terpenting dari jaringan kerja
tersebut.
2. Transportasi
Kecepatan pelayanan transport adalah waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan pengangkutan. Kecepatan itu berkaitan dengan transport yang
mampu memberikan pelayanan yang lebih cepat dan tarif tinggi, selain itu
berkaitan pada lebih cepat pelayanan maka lebih pendek waktu produksi
barangnya.
3. Persediaan
Pengadaan material dilaksanakan dalam sistem logistik untuk alasan
yang berbeda dengan pengadaan produk jadi. Dengan pentahapan waktu MRP,
tuijuan yang terpenting adalah 19 mempertahankan kontinuitas jadwal produksi
dengan komitmen yang minimum pengadaan persedian.
4. komunikasi
Komunikasi adalah kegiatan yang tidak boleh diabaikan dalam sistem
logistik. Kecepatan arus informasi itu juga berkaitan langsung dengan integrasi
dari fasilitas, transportasi dan persediaan. Semakin efisien desain sistem logistik
suatu perusahaan maka akan semakin peka terhadap gangguan dalam arus
informasi.
8

5. Penanganan (handling) dan Penyimpanan


Dalam arti luas, penanganan dan penyimpanan ini meliputi pergerakan
atau movement, pengepakan, dan containerization (pengemasan). Jadi semakin
sedikit produk ditangani maka semakin terbatas atau efisien arus total fisiknya.
Jika diintegrasikan secara efektif maka handling dapat mengurangi masalah
dengan kecepatan dan kemudahan melalui sistem tersebut.

2.3 Fungsi transportasi dalam logistik


Aktivitas transportasi mengacu pada pergerakan produk dari satu lokasi ke
lokasi lain dalam rantai pasokan. Kebutuhan akan pentingnya transportasi telah
berkembang dengan meningkatnya globalisasi dalam rantai pasokan serta
pertumbuhan perdagangan elektronok. Transportasi merupakan aktivitas yang
paling mudah dilihat sebagai kegiatan utama logistik. Pelanggan akan dengan
mudah melihat pergerakan barang dari suatu lokasi ke lokasi lain baik
menggunakan truck, kereta api, kapal laut, atau pesawat udara. Dalam konteks
manajemen rantai pasok, fungsi penting transportasi memberikan solusi layanan
logistik: pergerakan produk dan penyimpanan barang.
Fungsi transportasi dalam pergerakan produk, transportasi memainkan
peran melakukan pergerakan barang-barang, baik barang-barang dalam bentuk
bahan baku, komponen, barang dalam proses, maupun barang-barang jadi. Nilai
ekonomis transportasi dalam menjalankan peran ini adalah melakukan pergerakan
sediaan barang dari lokasi asal ke lokasi tujuan tertentu dalam sistem manajemen
rantai pasokan perusahaan. Tanpa kinerja transportasi yang handal, dapat
dipastikan bahwa hampir semua aktivitas-aktivitas utama rantai pasok tersebut
tidak akan berjalan secara efektif dan efisien.
Aktivitas transportasi akan mengkonsumsi sumber daya keuangan, waktu,
dan sumber daya lingkungan. Selain itu, dalam konteks manajemen berbasis
aktivitas (value-based management), aktivitas transportasi termasuk aktivitas
yang tidak memberikan nilai tambah. Mengapa? Aktivitas transportasi berakibat
pada peningkatan sediaan barang dalam transit (in-transit inventory). Sistem
logistik yang efektif dan efisien harus dapat mengurangi in-transit inventory ini
seminimal mungkin. Penggunaan teknologi informasi dan komunikasi akan dapat
9

dilakukan perbaikan secara signifikan dalam akses in-transit inventory dan status
kedatangan kiriman barang secara akurat baik lokasi maupun waktu
pengirimannya. Aktivitas transportasi juga akan mengkonsumsi sumber daya
keuangan. Biaya transportasi terjadi karena penggunaan tenaga sopir, konsumsi
bahan bakar minyak, pemeliharaan kendaraan, modal yang diinvestasikan dalam
kendaraan dan peralatan, dan kegiatan administrasi. Selain konsumsi sumber daya
keuangan, risiko kehilangan dan kerusakan produk selama aktivitas transportasi
juga dapat menimbulkan biaya atau kerugian yang signifikan.
Dampak transportasi terhadap lingkungan dapat secara langsung maupun
tidak langsung. Transportasi mengkonsumsi minyak dan oli yang cukup besar.
Meskipun perkembangan teknologi mesin-mesin kendaraan memungkinkan
efisiensi konsumsi minyak dan oli, namun secara total konsumsi minyak dan oli
masih besar seiring dengan peningkatan jumlah kendaraan yang digunakan untuk
mendukung aktivitas transprotasi. Secara tidak langsung, pengaruh transportasi
terhadap lingkungan mengakibatkan kemacetan, polusi udara, polusi suara, dan
tingkat kecelakaan.
Selain fungsi transportasi dalam pergerakan produk, aspek lain yang jarang
dilihat dari fungsi transportasi adalah penyimpanan produk. Transportasi berperan
dalam penyimpanan produk, terutama penyimpanan sementara dari lokasi asal
pengiriman ke lokasi tujuan. Fungsi penyimpanan sementara ini lebih ekonomis
dilakukan dalam kegiatan transportasi, terutama untuk pemenuhan sedian barang-
barang yang terjawal dengan waktu pengiriman dalam beberapa hari. Biaya-biaya
yang mungkin terjadi seperti biaya muat barang, pergudangan, dan bongkar barang
dari penyimpanan sementara produk mungkin lebih besar bila dibandingkan dengan
biaya penggunaan kendaraan yang difungsikan untuk penyimpanan sementara.

2.4 Standar kualitas angkutan logistik


Ada dua karakteristik yang mempengaruhi persyaratan dasar pengoperasian
angkutan, yaitu tipe dan kapasitas. Ankutan yang sering digunakan untuk angkutan
logistik mulai dari coule diesel double (CDD) sampai kapal-kapal semut memiliki
tipe dan kapasitas masing.
10

2.5 Analisis Kebutuhan Angkutan logistik


2.5.1 Menentukan Faktor Muat (Load Factor)
Load faktor dapat didefiniskan sebagai perbandingan antara jumlah
muatan yang diangkut dalam satu kendaraan dengan jumlah kapasitas tempat
yang tersedia dalam kendaraan. Untuk menentukan load faktor digunakan
rumus
𝑃
LF = 𝐾 x 100% ........................................................................................(2.1)

Dimana :
P : jumlah muatan
K : kapasitas angkutan
2.5.2 Waktu Sirkulasi (Cycle Time)
Waktu Sirkulasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan
perjalanan pergi pulang pada suatu trayek, dengan memperhatikan waktu henti
dan waktu hambatan diperjalanan, dengan pengaturan kecepatan kendaraan
rata-rata 20 km/jam dengan deviasi sebesar 5% dari waktu perjalanan. Waktu
henti kendaraan di asal atau tujuan (TTA atau TTB) ditetapkan sebesar 10%
dari waktu perjalanan antar A dan B.
Waktu sirkulasi dirumuskan sebagai berikut:
CT ABA = (TAB + TBA) + (σAB² + σBA²) + (TTA + TTB) ................(2.2)
Dimana :
CTABA : Waktu sirkulasi dari A ke B kembali ke A
TAB : Waktu perjalanan rata – rata dari A ke B
TBA : Waktu perjalanan rata – rata dari B ke A
σAB : Deviasi waktu perjalanan dari A ke B
σBA : Deviasi waktu perjalanan dari B ke A
TTA : Waktu henti kendaraan di A
TTB : Waktu henti kendaraan di B
2.5.3 Waktu Antara (Headway)
Waktu antara kendaraan ditetapkan berdasarkan rumus sebagai berikut:
60.𝐶.𝐿𝐹
H= ........................................................................................(2.3)
𝑃
11

Dimana :
H : Headway
P : Jumlah barang per jam pada seksi terpadat
C : Kapasitas kendaraan
LF : Faktor muat, diambil 70% (pada kondisi dinamis)

2.6 Biaya Operasional Kendaraan (BOK)


Biaya operasional kendaraan adalah jumlah biaya yang dikeluarkan oleh
pengelola angkutan umum maupun operator untuk membiayai pengoperasian
kendaraannya dalam suatu periode waktu tertentu. Untuk menentukan biaya
tetap per tahun digunakan rumus (Anonim, 1999):
BOKTotal/th = BOKTetap/th + BOKVariabel/th ............................(2.4)
Dimana :
BOKTotal/th : biaya operasi kendaraan total per tahun.
BOKTetap/th : biaya operasi kendaraan tetap per tahun.
BOKVariabel/th : biaya operasi kendaraan variabel per tahun.
Biaya Operasi Kendaraan Total per Tahun + Keuntungan (Margin) 15 %
(Anonim, 1999):
BOKTotal+15% = BOKTotal/th+K ................................................... (2.5)
Dimana :
BOKTotal+15% : biaya operasi kendaraan total per tahun dengan keuntungan
15%.
BOKTotal/th : biaya operasi kendaraan total per tahun.
K : keuntungan 15 % dari BOKTotal/th.

2.7 Menentukan Jumlah Armada Yang Diperlukan


Perhitungan jumlah armada kendaraan yang diperlukan berdasarkan pada
kebutuhan kendaraan pada asumsi periode tersibuk atau per waktu sirkulasi
dapat dihitung dengan formula (Direktorat Jenderal Perhubungan Darat, 2002):
CT
K : (kendraan) ............................................................................(2.6)
H

Dimana :
K : jumlah kendraan
12

CT : waktu sirkulasi(menit)
H : Headway
2.7.1 Jumlah barang logistik
Menentukan jumlah barang per hari digunakan rumus berikut :
Pgh = Pgr x R ............................................................................(2.7)
Dimana :
Pgh : jumlah barang per hari
Pgr : jumlah barang per rit
R : jumlah rit yang dihasilkan per hari
2.7.2 Pendapatan
Pendapatan Secara umum pendapatan per rit ditentukan dengan
rumus :
Pr = Pgr x Tr ............................................................................(2.8)
Dimana ;
Pr : pendapatan per rit
Pgr : jumlah barang per rit
Tr : tarif per rit
Untuk menentukan pendapatan kotor per hari digunakan rumus :
Ph = Pr x R ........................................................................................(2.9)
Dimana :
Ph : pendapatan kotor per hari
Pr : pendapatan per rit
R : jumlah rit yang dihasilkan per hari

2.7.3 Load Factor Break Event (LFBE)


Untuk menentukan load factor break event digunakan rumus :
LFBE = (BOK / P) x LF ..............................................................(2.10)
Dimana :
LFBE : Load Factor Breakeven
P : Jumlah barang per jam pada seksi terpadat
LF : Load Factor
13

BOK : Biaya Operasi Kendaraan


Dengan memperhatikan keseimbangan antara supply dan demand,
pendapatan dan biaya operasi kendaraan maka jumlah armada optimal dapat
ditentukan dengan rumus sebagai berikut :
LF
K= LFBE x Σ K ..........................................................................(2.11)

Dimana :
K : jumlah kendraan
LF : Load Factor
LFBE : Load Factor Breakeven
ΣK : Jumlah total kendraan
2.8 Proyeksi Kebutuhan Transportasi Logistik
Tidak dapat dipungkiri bahwa setiap tahun jumlah baeang logistik di
Pelabuhan kalabahi terus mengalami peningkatan. Hal tersebut akan berdampak
pada permintaan akan transportasi logistik. Untuk itu perlu diperhitungkan
kebutuhan angkutan logistik pada tahun-tahun selanjutnya, yakni 5 tahun ke depan
(2022 – 2026). Untuk menghitung kebutuhan transportasi logistik ke depan
(proyeksi kebutuhan), digunakan perhitungan proyeksi dengan metode Arithmatic,
dengan persamaaan sebagain berikut :
Pn = Po + (n x q) x Po (5) ..................................................................................(2.12)
Dimana :
Pn : Jumlah barang pada tahun rencana
P : Jumlah barang pada tahun dasar
n : Selisih tahun rencana dengan tahun dasar
q : Tingkat perkembangan penumpang per tahun
14

2.9 Penilitian Terdahulu


Tabel 2. 1 Penilitian Terdahulu
No. TAHUN PENELITI JUDUL PENELITIAN METODE ANALISIS KAJIAN PENELITIAN
1 2013 Afridel Chandra Analisis Kinerja Distribusi Metode analisis : Survey Fokus kajian : menganalisis
Logistik Pada Pasokan Barang yang dilakukan melalui bagaimana implementasi
Dari Pusat Distribusi Ke Gerai kuesioner. distribusi logistik dalam
Indomaret Di Kota Semarang mendistribusikan barang dari
pusat distribusi ke gerai
Indomaret di kota Semarang.

2 2019 Arum Dhista Sektor Transportasi Angkutan teknik non-probability Penelitian ini menggunakan
Ayunia Barang dan Pertumbuhan sampling sebagai teknik pengujian hipotesis yaitu, uji
Ekonomi di Indonesia pengambilan sampel. analisis korelasi Pearson
Product Moment, uji
koefisien regresi (uji t), uji
analisis regresi linier
sederhana untuk masing-
masing moda transportasi
(angkutan barang rel, laut,
dan udara), dan uji F.
15

3 2010 Hanok Mandaku Analisis kebutuhan Metode analisis : mengkaji kebutuhan


transportasi penyeberangan Kemampuan Dermaga transportasi penyeberangan,
pada lintasan waipirit-hunimua (BOR = Berth Occupancy merancang pengembangan
Ratio) pelabuhan penyeberangan
Dan load Faktor yang ada.

4 2013 Yulis Widiastuti AnalisaKebutuhanPrasarana Dalam penelitian Fokus kajian:


Transportasi Darat inidigunakan analisa menentukan alternatif pilihan
DiKabupaten Bojonegoro. deskriptifdan AHP prasarana transportasi darat
(Analythical Hierarchy wilayah bengawan solo
Process) ojonegoro.
16

5 2018 Ormuz Firdaus AnalisisKebutuhan Angkutan Metode yang digunakan menganalisis sistem
Umum Bus Di Kabupaten dalam penelitian ini adalah operasional angkutan umum
Bangka dengan melakukan survei bus yang dapat diterapkan di
lapangan yaitu penyebaran Kabupaten Bangka
kuisioner kepada responden menganalisis sistem
serta wawancara langsung operasional angkutan umum
kepada pihakpihak yang bus yang dapat diterapkan di
terkait. Kabupaten Bangka
17

BAB III
METODE PENELITIAN

3.1 Lokasi Penelitian


Lokasi Penelitian dilakukan adalah Pelabuhan Kalabahi (Pelabuhan Awu,
Pelabuhan Dulionong), Kabupaten Alor.

Gambar 3.1 Lokasi Peninjauan Pelabuhan Kalabahi


Sumber : google earth, 25 September 2021

3.2 Waktu Penelitian


Penelitian ini dilaksanakan mulai bulan September 2021 sampai dengan
bulan Februari 2022. Berikut adalah jadwal penelitian yang dapat dilihat pada
Tabel 3.1
18

Tabel 3.1 Barchart Penulisan Tugas Akhir

2021 2022
Uraian
September Oktober November Desember Januari Februari
Kegiatan
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4

Penyusunan
Proposal

Seminar
Proposal
Pengumpulan
Data
Analisis Data
Penyusunan
Skripsi
Seminar Hasil
Perbaikan
Skripsi
Ujian Skripsi

3.3 Jenis Data


3.3.1 Data primer
Data primer diperoleh secara langsung dari hasil lapangan dalam hal ini data
yang dikumpulkan berdasarkan hasil survei di lapangan. Dalam penelitian ini, data
primer dari hasil survey yaitu data data jumlah kendaraan yang beroperasi pada
kawasan pelabuhan kalabahi dan data Bok.

3.3.2 Data Sekunder


Data sekunder merupakan data yang telah ada sebelumnya dan dengan sengaja
dikumpulkan oleh peneliti yang digunakan untuk melengkapi
kebutuhan data penelitian. Data Sekunder meliputi:
a. Peta lokasi
b. Data jumlah Truk yang beropersai
c. Data jumlah kapal yang beroperasi
d. Data Barang Logistik
19

3.4 Metode Pengumpulan Data


3.4.1 Survey kendaraan logistik
Survey ini dilakukan pada kawasan pelabuhan kalawahi jumlah kendaraan
logistik beroperasi.
3.4.2 Pengambilan Data ke Instansi terkait
Pengambilan data ke instansi terkait untuk mendapatkan data sekunder yang
berupa data jumlah truk, kapal yang beropersi, data barang logistik.
3.4.3 Wawancara dengan pengemudi
Survey ini dilakukan dengan melakukan tanya jawab kepada pengemudi.
Wawancara dengan pengemudi dilakukan pada saat istirahat ataupun didalam
kendaraan. Adapun data yang diharapkan akan diperoleh biaya operasi kendaraan.

3.5 Teknik Analisis Data


3.5.1 Menghitung kebutuhan transportasi logistik saat ini pada kawasan
pelabuhan kalabahi alor.
1) Analisis Kebutuhan Angkutan logistik
a. Menentukan nilai Load Faktor
Load faktor yaitu perbandingan antara jumlah barang yang terangkut
dengan kapasitas satu kendaraan dikali 100%, sehingga didapat jumlah barang
yang terangkut satu kendaraan per rit dalam satu hari.

b. Waktu Sirkulasi
Waktu Sirkulasi adalah waktu yang dibutuhkan untuk melakukan perjalanan
pergi pulang pada suatu trayek, dengan memperhatikan waktu henti dan waktu
hambatan diperjalanan,

c. Waktu Antara (Headway)

2) Menghitung biaya operasional kendaraan (BOK).


Dalam penelitian ini BOK yang terdiri dari biaya tetap dan biaya variabel
didapat dari data survey BOK angkutan Logistik.
20

3) Menentukan Jumlah Armada Yang Diperlukan


a. Jumlah barang logistik
b. Pendapatan
c. Load Factor Break Event (LFBE)
3.5.2 Menghitung kebutuhan transportasi logistik untuk 5 (lima) tahun
yang akan datang (2022-2026).
Setelah memperoleh jumlah kebutuhan angkutan logistik saat ini, maka
proyeksi kebutuhan angkutan logistik lima tahun ke depan dapat dihitung.
21

3.6 Diagram Alir

Mulai
Mulai

Identifikasi Masalah

Survey Pendahuluan

Pengumpulan Data

Data primer Data Sekunder

1. Data jumlah kendraan logistik 1. Data Peta Lokasi


yang beroperasi pada 2. Data truk dan kapal yang
kawasan pelabuhan kalabahi beroperasi
dan data Bok 3. Data Barang Logistik

Analisis Data

1. Menghitung kebutuhan
transportasi logistik saat ini (2021)
a. Analisis kebutuhan
angkutan logistik
b. Menghitung BOK
c. Menghitung jumlah
angkutan yang diperlukan
2. Menghitung kebutuhan
transportasi logistik 5 tahun
kedepan (2022-2026) dengan cara
memproyeksi

Kesimpulan dan Saran

Selesai
Mulai
22

Gambar 3.2 Tahapan Pelaksanaan Penilitian

DAFTAR PUSTAKA

Afridel Chandra (2013) Analisis Kinerja Distribusi Logistik Pada Pasokan Barang
Dari Pusat Distribusi Ke Gerai Indomaret Di Kota Semarang.

Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat Nomor: SK. 687/AJ.


206/DRJD/2002 Tentang Pedoman Teknis Penyelenggaraan Angkutan
Penumpang Umum di Wilayah Perkotaan Dalam Trayek Tetap dan Teratur.

Departemen Perhubungan. 1996. Penentuan Jumlah Armada dan Penjadwalan.


Jakarta: Badan Pendidikan dan Latihan Perhubungan Pusat Pendidikan dan
Latihan Perhubungan Darat.

Undang – Undang Nomor 14 Tahun 1992 Tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.

Abdul Azis, Rahman Kadir, Syamsu Alam. 2017. Strategi Pengembangan


Pelabuhan dari Sistem Konvensional ke Full Terminal Operator Peti
Kemas Pelabuhan Tarakan.

Sugiyono. 2013. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D. Alfabeta.


Bandung.

Viet Linh Dang, Gi Tae Yeo. 2017. A Competitive Strategic Position Analysis of
Major Container Ports in Southeast Asia. The Asian Journal of Shipping
and Logistics
Budiartha, I Nyoman. (2013). Perencanaan dan Evaluasi Sistem Transportasi
Logistik Kota Denpasar Yang Ramah Lingkungan

Reza, M. 2013. “The Relationship Between Logistics And Economic Development


In Indonesia: Analysis Of Time Series Data”.

Salim, Abbas H. A, (2012). “Manajemen Transportasi”. Rajawali Pers. Jakarta.


23

Anda mungkin juga menyukai