Anda di halaman 1dari 42

ANALISA BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN

(BOK)
ANGKUTAN UMUM
(Studi Kasus: Trayek Likupang-Manado)

PROPOSAL
OLEH:
JOSEPHAT DAVID TITIRLOLOBI
17021101103

PEMBIMBING:

MEIKE KUMAAT, ST, MT


NIP.196412221997022001

UNIVERSITAS SAM RATULANGI


FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
MANADO
2022
DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................... iii

BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah................................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................................. 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA................................................................................................. 4


2.1 Definisi Transportasi.......................................................................................................... 4
2.2 Tujuan Transportasi..............................................................................................................4
2.3 Angkatan Umum Penumpang............................................................................................ 4
2.4 Jenis Angkutan Umum....................................................................................................... 4
2.5 Pelayanan Trayek Angkutan Umum.................................................................................. 5
2.6 Angkutan Umum Informal (Taksi Gelap).......................................................................... 6
2.7 Definisi Biaya.................................................................................................................... 8
2.8 Menentukan Biaya Operasional Kendaraan (BOK)........................................................... 9
2.9 Tarif.................................................................................................................................... 10
2.10 Penelitian Sejenis.............................................................................................................12

BAB III METODOLOGI PENELITIAN................................................................................. 25


3.1 Pengumpulan Data............................................................................................................. 25
3.2 Sumber Data....................................................................................................................... 25
3.3 Bagan Alir Penelitian......................................................................................................... 27
3.4 Lokasi Penelitian................................................................................................................ 28

i
3.5 Jadwal Penelitian................................................................................................................ 31
3.6 Anggaran Biaya Penelitian................................................................................................. 32

DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 33

ii
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1. Kajian Penelitian Sejenis Yang Pernah Dilakukan..................................................... 14


Tabel 3.1. Rencana Jadwal Penelitian.......................................................................................... 31
Tabel 3.2. Rincian Angaran Biaya Penelitian.............................................................................. 32

iii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian..................................................................................................... 28


Gambar 3.2 Lokasi Penelitian..................................................................................................... 29
Gambar 3.3 Peta Jaringan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Utara ........................................... 30

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar belakang


Likupang merupakan suatu kecamatan di kabupaten Minahasa Utara
berpenduduk 44.149 jiwa dengan luas sekitar 200 hektare dan memiliki jarak tempuh
sekitar 40 km dari pusat Kota Manado. Terdapat beberapa pulau disekitar Kecamatan
Likupang, salah satunya pulau Gangga. Masyarakat pulau Gangga yang akan ke kota
Manado harus melalui Kecamatan Likupang. Inilah yang membuat penumpang
Likupang-Manado menjadi padat.
Transportasi merupakan penunjang aktivitas perekonomian, kesehatan,
pendidikan. Dengan adanya transportasi yang memadai, akan menunjang
perekonomian daerah terutama kecamatan likupang yang saat ini termasuk dalam
jalur kawasan ekonomi khusus (KEK) sekaligus menunjang persiapan Destinasi
Super Prioritas Likupang menjadi wisata kelas dunia.
Terdapat sekitar 9 armada angkutan bus yang masih aktif beroperasi jalur
Likupang-Manado. Angkutan bus yang ada memiliki perbedaan dengan taxi gelap
dalam pelayanannya menawarkan transportasi dengan rute yang sama yaitu antar
Likupang-Manado. Waktu tunggu yang lebih cepat membuat penumpang lebih
memilih taxi gelap sebagai sarana transportasi dari Likupang ke Manado.
Adapun sebelum masa pandemic Covid-19 masyarakat dalam hal ini sebagai
pengguna moda transportasi lebih memilih menggunakan bus karena tarif yang lebih
murah. Namun kini penumpang yang tadinya menggunakan bus mulai memilih taksi
gelap sebagai moda transportasi sehingga bus kalah bersaing dengan taksi gelap.
Oleh sebab itu berdasarkan uraian yang ada diatas maka saya akan mengambil judul
penelitian “Analisa Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Angkutan Umum
(Studi Kasus: Trayek Likupang-Manado)”.

1.2 Rumusan Masalah


Penelitian ini memiliki beberapa rumusan masalah antara lain :
1. Berapakah BOK bus Likupang-Manado

1
2. Berapakah BOK taksi gelap Likupang-Manado
3. Bagaimana jumlah muatan penumpang dari taksi gelap
4. Bagaimana menentukan tarif angkutan bus, taksi gelap dan taksi untuk trayek
Likupang-Manado .
5. Apakah tarif yang berlaku pada setiap moda transportasi dapat memberikan
keuntungan untuk pengemudi
6. Bagaimana biaya perawatan untuk masing –masing moda transportasi.

1.3 Batasan Masalah


Batasan masalah dalam penelitian ini antara lain:
1. Lokasi penelitian yaitu Terminal Likupang.
2. Moda transportasi yang diteliti yaitu angkutan antarkota Likupang –Manado
dengan sarana bus, taxi gelap yang menjadi kendaraan alternatif.
3. Penelitian ini menggunakan metode menganalisa Biaya Operasi Kendaraan
(BOK)
4. Penelitian ini dilakukan dengan menyebarkan kuisioner kepada pengemudi
angkutan antarkota.

I.4 Tujuan Penelitian


Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Menganalisa biaya tetap angkutan antar kota rute Likupang-Manado.
2. Menganalisa biaya variabel antar kota rute Likupang-Manado.
3. Menganalisa jenis angkutan umum yang tepat untuk rute Likupang-Manado
dengan Analisa Biaya Operasional Kendaraan (BOK)

I.5 Manfaat Penelitian


Manfaat dari penelitian tugas akhir ini adalah :
1. Untuk pemerintah dan masyarakat :
Dapat dijadikan bahan masukan mengenai moda transportasi angkutan umum
rute Likupang-Manado yang menguntungkan dan sesuai dengan kebutuhan
masyarakat
2. Untuk Pengusaha Angkutan:

2
Menjadi bahan pertimbangan untuk memilih karakterisitik kendaraan yang tepat
dan menguntungkan.
3. Untuk penulis:
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat tentang analisa
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) untuk menentukan moda transportasi yang
tepat.
4. Untuk disiplin ilmu:
Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan masalah angkutan umum.

3
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Definisi Transportasi


Kata transportasi berasal dari kata latin, yaitu Transportare, dimana trans
berarti seberang atau sebelah lain dan Portare berarti mengangkut atau membawa.
Jadi, Transportasi berarti mengangkut atau membawa (sesuatu) ke sebelah lain
atau suatu tempat ke tempat lainnya. Menurut Salim 2000, pengertian transportasi
adalah kegiatan pemindahan barang (muatan) dan penumpang dari suatu tempat
ke tempat lain. Dalam transportasi ada dua unsur yang terpenting yaitu
pemindahan/pergerakan (movement) dan secara fisik mengubah tempat dari
barang dan penumpang ke tempat lain

2.2 Tujuan Transportasi


Menurut Ofyar Z Tamin (1997) tujuan transportasi adalah sebagai berikut:
1. Mewujudkan lalu lintas dan angkutan jalan yang selamat, aman, cepat,
lancar, tertib dan teratur.
2. Memadukan transportasi lainnya dalam suatu kesatuan sistem transportasi
nasional.
3. Menjangkau seluruh pelosok wilayah daratan untuk menunjan pemerataan
petumbuhan dan stabilitas serta sebagai pendorong, penggerak dan
penunjang pembangunan sosial.

2.3 Angkutan Umum Penumpang


Marpani (2002) berpendapat bahwa angkutan umum penumpang adalah
angkutan umum penumpang dengan menggunakan kendaraan umum dan
dilaksanakan dengan sistem sewa atau bayar.Angkutan adalah perpindahan orang
dan/atau barang dari satu tempat ke tempat lain dengan menggunakan kendaraan
di ruang lalu lintas jalan.

4
Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan
dengan sistem sewa dan bayar. Yang termasuk dalam pengertian angkutan umum
penumpang adalah angkutan kota (bus,minibus, dsb), kereta api, kapal dan
pesawat terbang.
Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, ada
beberapa kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Kendaraan umum
adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh
masayarakat secara umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak
langsung. Trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan
tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.
Tujuan dari angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan
pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat yang bersifat aman,
nyaman, murah dan cepat.

2.4 Jenis Angkutan Umum


Berdasarkan Undang- Undang No. 14 tahun 1992 tentang Lalu Lintas dan
Angkutan Jalan, menyebutkan bahwa pelayanan angkutan orang dengan
kendaraan umum terdiri dari:
1. Angkutan antar kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke
kota lain.
2. Angkutan kota yang merupakan pemindahan orang dari suatu kota ke kota
lain.
3. Angkutan pedesaan yang merupakan pemindahan orang dalam dan atau
antar wilayah pedesaan.
4. Angkutan lintas batas negara yang merupakan angkutan orang yang melalui
lintas batas negara lain.

2.5 Pelayanan Trayek Angkutan Umum


Berdasarkan Surat Keputusan Direktur Jenderal Perhubungan Darat
Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 dalam perencanaan jaringan trayek angkutan

5
umum harus diperhatikan faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan
adalah sebagai berikut:
 Pola pergerakan penumpang angkutan umum.
Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola
pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih
effesien.
Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola pergerakan
penduduk yang terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi pada saat
penumpang mengadakan perjalanan dengan angkutan umum dapat
diminimumkan.
 Kepadatan Penduduk
Salah satu faktor yang menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah
kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah
yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi. Trayek angkutan umum
yang ada diusahakan sedekat mungkin menjangkau wilayah itu.
 Daerah Pelayanan
Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah
potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada.
Hal ini sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan
fasilitas angkutan umum.
 Karakteristik Jaringan
Kondisi jaringan jalan akan menetukan pola pelayanan trayek angkutan
umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi, fungsi,
lebar jalan, dan tipe operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat
dipengaruhi oleh karakteristik jaringan jalan yang ada.

2.6 Angkutan Umum Informal (Taksi Gelap)


Angkutan umum informal merupakan angkutan umum yang terdapat di
negara- negara berkembang dengan jenis yang beragam, berperan sebagai respon
terhadap kebutuhan transportasi, dimana sistem angkutan umum formal tidak
memadai (Soegijoko & Tjahjati, 1986). Karakteristik perkembangan angkutan
umum informal di negara berkembang seperti digambarkan oleh (Soegijoko &

6
Tjahjati, 1986) antara lain: berkembang diluar kebutuhan transportasi lokal dan
tidak dengan sengaja direncanakan oleh badan-badan
resmi dan cenderungan menggunakan kendaraan kecil yang memungkinkannya
untuk menjangkau dan melayani kawasan dengan jaringan jalan sempit/kecil
dengan layanan door to door serta hanya membutuhkan investasi kecil yang
memungkinkan dapat diusahakan oleh orang yang terbatas sumber daya
keuangannya. Selanjutnya, pengertian angkutan informal seperti yang
diungkapkan oleh (Cervero & Golub, 2007) yaitu moda transportasi yang
pelayanannya disediakan oleh operator dan dapat digunakan oleh setiap orang
dengan kesepakatan diantara penumpang dan pengendara, dengan menyesuaikan
keinginan dari pengguna. Cervero dan Golub juga menekankan bahwa pergerakan
angkutan informal memilki rute dan jadwal yang dapat dirubah sesuai pengguna
perorangan lebih tertuju sebagai demand responsive. Disamping itu, keberadaan
angkutan informal di Negara berkembang sebagai ‘’gap filler’’ yang diciptakan
oleh bus, dan angkutan bermotor lainnya. Adapun konsep pola demand
responsive.
Berdasarkan pelayanannya menurut para ahli, angkutan informal memiliki
ciri- ciri sebagai berikut :
a) Jam operasional yang fleksibel mengikuti permintaan pasar baik pagi,
siang, maupun malam hari (Ross & Alschuler, 2014),
b) Moda angkutan ini menggunakan jenis kendaraan minibus(A.Neumann,
2014),
c) Memiliki daya tampung 6-7 penumpang, sehingga dikategorikan sebagai
medium capacity vehicles (Kumar, Singh, Sarbojit, & T, 2016),
d)Jenis pelayanannya ‘’door to door service’’ yang dimana tidak memiliki
trayek yang tetap, sehingga penumpang bebas menentukan titik
pemberhentiannya.(Nguyen-Hoang & Yeung, 2010),
e) Tidak berada dibawah naungan koperasi atau badan usaha (Todaro
&Michael. P, 2000).

7
2.7 Definisi Biaya
Menurut Salim (1993) biaya adalah faktor yang menentukan dalam
transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian
mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi. Biaya merupakan suatu pengorbanan
barang dan jasa yang dilakukan untuk menghasilkan jasa angkutan.
Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) pengelompokan biaya
menurut hubungannya dengan produksi jasa untuk memudahkan perhitungan
biaya dibagi menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya kepemilikan aset.
Untuk menghitung biaya operasional kendaraan terdapat beberapa variabel
yang digunakan, yaitu:
1. Biaya tetap
a. Upah pengemudi
Upah pengemudi didapat dari sisa pendapatan setiap hari setelah dikurangi
setoran, biaya pemakaian bahan bakar dan biaya retribusi.
b. Biaya administrasi
Biaya administrasi terdiri dari biaya PKB, KIR, Ijin Usaha, Ijin trayek.
Besarnya berbeda-beda untuk setiap jenis kendaraan.
 Biaya PKB (Pajak Kendaraan Bermotor)
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak atas kendaraan.
 Biaya kir
Biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan secara teknis dapat
layak atau tidak beroperasi di jalan raya.
 Biaya ijin usaha
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ijin dalam penguahaan
kendaraan angkutan umum.
c. Biaya retribusi
Biaya yang dipungut oleh Dinas Pendapatan Daerah setiap kali angkutan
umum memasuki terminal.
d. Biaya tidak terduga
Biaya ini mencakup biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan pemilik
atau pengemudi untuk hal-hal tak terduga tertentu, misalnya pungutan-
pungutan tambahan diluar ketentuan.

8
e. Keuntungan
Biaya ini adalah keuntungan bagi pemilik kendaraan. Biaya ini ditetapkan
sebesar 10% per tahun dari harga kendaraan.
2. Biaya Variabel
a. Biaya Bahan Bakar
b. Biaya minyak pelumas seperti oli mesin, oli transmisi, oli gardan, minyak
rem, gemuk/vet.
c. Biaya pemakaian ban
d. Biaya penggantian suku cadang
e. Biaya pemeliharaan seperti servis dan overhaul.
3. Biaya Kepemilikan aset
a. Biaya Depresiasi
Biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai kendaraan karena
berkurangnya umur ekonomis kendaraan yang bersamaan dengan
bertambahnya waktu.
b. Biaya Bunga Modal dan Angsuran Pinjaman
Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pinjaman dan bunga bank
dengan asumsi bahwa pemilik kendaraan membeli kendaraan dengan cara
kredit dengan modal yang dipinjam dari bank.

2.8 Menentukan Biaya Operasional Kendaraan (BOK):


1. BT (Rp/tahun) = ADM + R + KIR + KIT + PK + AS + UP….............. (1)
Dimana:
R = Biaya Retribusi
BT = Biaya tetap
PK = Biaya Pajak Kendaraan Bermotor
AS = Biaya asuransi
UP = Upah pengemudi
KIR = Biaya KIR
ADM = Biaya Administrasi

2. BV (Rp/tahun) = (BBM+MP+SC+BN+MN)/J….................................... (2)

9
Dimana :
J = Jarak yang ditempuh kendaraan per hari. (km)
BV = Biaya Variabel
BN = Biaya Ban
MN = Biaya Pemeliharaan
MP = Biaya Minyak Pelumas
SC = Biaya Suku Cadang
BBM = Biaya Bahan Bakar

3. BKA(Rp/tahun) = (M+AK+D) …............................................................ (3)


Dimana:
M = Modal
D = Depresiasi
BKA = Biaya Kepemilikan Aset
AK = Angsuran Kendaraan

4. BOK (Rp/tahun) = BT+BV+BKA+K …..................................................


(4)
Dimana:
BT = Biaya Tetap
BV = Biaya Variabel
BKA = Biaya Kepemilikan Aset
BOK = Biaya Operasi Kendaraan

2.9 Tarif
Pengertian tarif menurut keputusan Jendral Dirjen Perhubungan Darat
Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 adalah besarnya pengeluaran yang dikenakan
kepada setiap penumpang kendaraan angkutan umum yang dinyatakan dalam
rupiah.
Button (1982) membagi kebijakan tarif angkutan umum dalam 3 (tiga)
kategori, yaitu:

10
a. Cost of service pricing, yaitu tarif yang didasarkan pada besarnya biaya
yang harus dikeluarkan oleh penyedia jasa angkutan untuk kelangsungan
dan pengembangan usaha ditambah dengan keuntungan yang wajar.
b. Value of service pricing, yaitu tarif yang didasarkan kepada
kesanggupan/kesediaan pengguna angkutan umum untuk membayar
pelayanan angkutan yang diberikan oleh operator.
c. Charging what the traffic willbear, yaitu tarif yang didasarkan kepada
volume angkutan tertentu akan menghasilkan penerimaan bersih yang
paling menguntungkan.

Ada dua faktor yang dikelompokan oleh Hayati (2000) dalam menetukan
tarif yaitu:
a. Struktur Tarif
Stuktur tarif adalah tata cara pembayaran suatu tarif. Struktur tarif
dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu:
1. Tarif seragam (flat fare), yaitu tarif yang dikenakan adalah sama tanpa
memperhatikan jarak yang dilalui. Sistem tarif ini dapat memberikan
keuntungan kepada operator berupa kemudahan dalam penarikan
ongkos dalam kendaraan, memudahkan pengadaan dan penarikan
karcis. Kelemahan dari sistem ini adalah kerugian yang akan dialami
oleh pengguna angkutan yang melakukan perjalanan jarak pendek
karena harus membayar tarif sama dengan pengguna angkutan yang
melakukan perjalanan jarak jauh.
2. Tarif berdasarkan jarak (distance base fare), yaitu tarif yang dibedakan
menurut jarak yang ditempuh. Kelemahan dari sistem tarif ini yaitu
kesulitan pengumpulan biaya angkutan oleh operator karena sebagian
pengguna angkutan melakukan perjalanan yang relatif pendek dalam
menggunakan angkutan lokal.
3. Tarif berdasarkan tahapan, yaitu tarif yang didasarkan kepada jarak
yang ditempuh dibagi per satuan tahapan. Penggunaan sistem tarif ini
meberikan kentungan baik kepada pihak operator yaitu kemudahan
dalam mengambil biaya perjalanan dan untuk pengguna angkutan

11
yakni besarnya biaya perjalanan yang dikeluarkan sesuai dengan jarak
perjalanan.
4. Tarif berdasarkan Zona, yaitu tarif yang didasarkan pada pelayanan
perangkutan yang dibagi ke dalam zona-zona.

b. Besaran Nilai Tarif


Besaran tarif adalah biaya yang dikenakan kepada pengguna angkutan. Di
dalam pelaksanaannya hubungan antara besaran tarif berdasarkan BOK
yaitu BPP dengan kempuan untuk membayar (ATP) dapat terjadi dalam 2
(dua) kondisi yaitu:
1. Nilai ATP lebih besar dari BPP
Pada kondisi ini menjelaskan bahwa kemampuan membayar dari
pengguna angkutan lebih besar dari biaya operasional kendaraan
yang harus dikeluarkan oleh penyedia angkutan, sehingga besaran
nilai tarif dapat diberlakukan lebih besar atau sama dengan nilai
BPP
2. Nilai ATP lebih kecil dari BPP
Pada kondisi ini menjelaskan bahwa kemampuan membayar dari
pengguna angkutan berada di bawah biaya operasional kendaraan
yang harus dikeluarkan oleh penyedia angkutan, hal ini
menyebabkan penerapan besaran nilai tarif sangatlah sulit karena
harus tetap memperhatikan kepentingan pengguna angkutan. Pada
pelaksanaannya diperlukan campur tangan pemerintah untuk
memberikan subsidi langsung atau subsidi silang kepada biaya
operasional kendaraan sehingga besaran tarif yang diberlakukan
akan sama besar dengan nilai ATP tetapi tidak merugikan
kepentingan penyedia angkutan karena telah di subsidi.

2.10 Penelitian Sejenis


Berikut ini merupakan perbedaan penelitian sejenis yang pernah dilakukan
dengan penelitian “Analisa Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Angkutan

12
Umum (Studi Kasus: Trayek Manado-Likupang)” disajikan pada Tabel 2.1.
berikut ini.

Tabel 2.1. Kajian Penelitian Sejenis Yang Pernah Dilakukan


No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
1. Analisa  Pedoman perhitungan Simpang  Menghitung
Biaya biaya operasi kendaraan kota Banda volume dan
Operasional biaya operasi Departemen Aceh Ruas kecepatan lalu
(Bok) Dan PU tidak tetap dan Pacific T. Iskandar lintas.
Penghemata Consultant Internasional Lamreung  Terdapat
an Waktu – Kampus perhitungan
Perjalanan Unsyiah penghematan
waktu
perjalanan.
2. Analisis  Metode DEPHUB untuk Provinsi Perhitungan
Tarif Biaya BOK Aceh BOK hanya
Operasional  metode pendatan keluarga Trayek pada jenis
Kendaraan (Household Budget Darussala angkutan Bus
Penumpang Method) untuk nilai ATP m-Pusat saja.
Bus Jurusan  Metode persepsi untuk Kota)
Mataram- mendapatkan nilai wtp
Surabaya
3. Evaluasi Evaluasi tingkat Sidoarjo Analisa BOK
Tarif Dan layanan/kinerja Jatim hanya pada
Pelayanan menggunakan indikator trayek angkutan
Angkutan standart pelayanan Sidoarjo- umum saja
Trayek angkutan kota departemen Krian
Sidoarjo- perhub darat
Krian
Berdasarkan
Biaya

13
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Operasional
Kendaraan
4. Analisa Metode BOK Rute Perhitungan
Karakteristi Manado- Biaya
k Moda Tomohon Operasional
Transportasi Kendaraan
Angkutan pada 4 jenis
Umum Rute kendaraan yaitu
Manado minibus, bus
Tomohon sedang, bus
Dengan besar, kondisi
Metode sekarang dan
Analisa kondisi baru.
Biaya
Operasional
Kendaraan
(BOK)
5. Analisa Metode DLLAJ Rute Perhitungan
biaya Manado- BOK hanya
operasional Bitung dilakukan pada
kendaraan angkutan
(BOK) umum saja
angkutan dengan studi
umum studi kasus Manado -
kasus:trayek Bitung
manado-
bitung
6. Analisis Pedoman Perhitungan Provinsi Menganalisa
biaya Puslitbang Prasarana Gorontalo biaya tetap per
operasional Transportasi yang telah tahun Bus

14
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
kendaraan disesuaikan dengan kondisi Nyiur Trans
(BOK) di Indonesia serta adaptasi Manado ke
angkutan beberapa persamaaan yang Gorontalo
antar kota ada di HDM IV tahun 2000 (Angkutan
antar dengan mengacu pada antar Provinsi)
provinsi pedoman dari Badan dan
(AKAP) di Standarisasi Nasional No.8 Menganalisa
Gorontalo Tahun 2000, serta model biaya tidak
Perhitungan yang tetap per tahun
bersumber dari Lembaga Bus Bumi
Afiliasi Penelitian & Nyiur Trans
Industri ITB (LAPI – ITB), Manado -
1996 Gorontalo di
Gorontalo.
7. Evaluasi Metode Departemen Trayek Metode
tarif Perhubungan Tahun 2002 Cilawu- Pengumpulan
angkutan Garut data dilakukan
umum
selama 2 hari
berdasarkan
saja (hari kerja
biaya
dan hari libur).
operasional
kendaraan
(BOK)
(studi trayek
Cilawu-
Garut)

8. Evaluasi Pedoman teknis Perum Membandingka


Kinerja penyelengaraan ankutan Damri n biaya
Operasional umum di wilayah perkotaan UABK operasional Bus
Bus Trayek dalam trayek tetap dan Semarang antara sistem

15
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Terboyo- teratur Ditjen Perhubungan timetable dan
Mangkang Darat (1996) sistem plafon.
Berdasarkan
Biaya
Operasi
Kendaraan
(Studi
Kasus :
Perum
Damri
UABK
Semarang)
9. Analisi Penetapan Tarif dan Kota Palu Terdapat dua
Biaya Formula Perhitungan Biaya (Trayek jenis kendaraan
Operasional Pokok Angkutan Palu – angkutan yaitu
Kendaraan Penumpang dengan mobil Poso) bus besar dan
(BOK) Bus Umum antar kota kelas bus kecil.
Angkutan ekonomi Keputusan Menteri
Umum Perhubungan tahun 2002.
Antar Kota
Dalam
Propinsi
Rute Palu-
Poso
10. Evaluasi Metode BOK berdasarkan Terminal Analisa BOK
Tarif Keputusan Menteri Purabaya pada jenis
Berdasarkan Perhubungan No. 89 tahun (Bungurasi angkutan bus
Biaya 2002 h) Sidoarjo damri P8 tanpa
Operasional melewati jalan
Kendaraan tol dan yang

16
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
(BOK) di melewati jalan
Terminal tol.
Purabaya
(Bungurasih
) untuk Bus
Damri P8
11. Kajian Estimasi BOK berdasarkan Kota Pengambilam
Biaya Keputusan Direktorat Malang sampel pukul
Operasional Jenderal Perhubungan 07.00-17.00
Kendaraan Darat No.Sk.687/AJ.206? kuisioner
Angkutan DRJD/2002 dibagi hanya
Penumpang Keputusan Menteri pada sopir
Umum Kota Bungaungan No. Km 89 dengan armada
Malang tahun 2002 kendaraan
tahun 2009 –
2010.
12. Analisa Analisis teoritis Kota Penelitian pada
BOK (Biaya (berdasarkan rumus empiris Bandung, 3 perusahaan
Operasional yang umum berdasarkan Jawa Barat travel sebagai
Kendaraan) pada aturan dinas sampel dan
Shuttle perhubungan darat) pengambilan
Service data langsung
Rute dilakukan ke
Bandung- alamat travel.
Jakarta
13. Analisis  Metode Pacific Kota  Terdapat
Perbandinga Consultant Internasional Semarang, perhitungan
n Biaya (PCI) Jawa Kapasitas
Operasional  Hitung dijalan Eksisting Tengah Jalan dan
Kendaraan menggunakan rumus Derajat

17
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
(BOK) kurva kecepatan Kejenuhan
Jalan kendaraan serta
Lingkar Kecepatan
Ambarawa kendaraan.
dan Jalan  Membanding
Eksisting kan biaya
operasional
kendaraan
melewati
jalan lingkar
dengan jalan
eksisting
Ambarawa
untuk Truk,
Bus
( Semarang –
Jogja).
 Terdapat
perhitungan
kehilangan
waktu
perjalanan
kendaraan.
14. Analisis DLLAJ Rute Palu Perhitungan
Biaya – Poso, BOK pada jenis
Kendaraan Sulawesi kendaraan saja
(BOK) Tengah yaitu bus
Angkutan sedang dan bus
Umum mini.
Antar Kota

18
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Dalam
Propinsi
Rute Palu-
Poso
15. Kajian Pedoman Teknis Terminal Perhitungan
Biaya Penyelenggaraan Angkutan Mardika, Nilai BOK
Operasional Penumpang Umum di Kota hanya pada
Kendaraan Wilayah Perkotaan dalam Ambon minibus dan
Umum Jalur trayek tetap dan teratur dihitung per
Terminal Departemen Perhubungan KM, per hari,
Mardika- RI Dirjen Perhubungan per bulan serta
Air Salobar Darat (2002) per tahun.
Di Kota
Ambon
16. Analisis Perhubungan Darat (2002) Kota Perhitungan
Tarif Pedoman Teknis Stabat - BOK pada Bus
Angkutan Penyelenggaraan Angkutan Binjai dan Angkutan
Antar Kota Umum di Wilayah umum dan
Berdasarkan Perkotaan dalam Trayek survei
Biaya Tetap dan Teratur dilakukan
Operasional No.SK.687/AJ.206/DRJD/2 selama 2
Kendaraan 002. minggu di hari
(BOK) Dari senin dan sabtu.
Kota Stabat
Binjai
17. Biaya  Metode Manual BOK Kota  Terdapat
Kemacetan 1995 (Analisa Kupang, survei volume
Ruas Jalan menggunakan persamaan Nusa kendaraan.
Kota 3 s/d 13) Tenggara  Data primer
Kupang  Metode LAPI ITB – PT. Timur yang disurvey

19
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Ditinjau Jasa Marga ( analisa dilapangan
Dari Segi menggunakan persamaan dilakukan
Biaya 14 s/d 27) sedangkan secara
Operasional BOK kendaraan sepeda terpisah
Kendaraan motor (MC) digunakan (pukul 06.30
persamaan 28. – 08.30 wita
dan pukul
17.00 – 20.00
wita) selama
12 hari.
 Menghitung
biaya
kemacetan.
 BOK yang
dhiitung pada
3 jenis
kendaraan
dalam 3
kondisi yaitu
dengan
hambatan
samping,
tanpa
hambatan
samping dan
kondisi
selisih
keduanya.
18. Biaya Keputusan Direktur Kota Perbandingan
Operasional Jenderal Perhubungan Kupang, tarif BOK dan

20
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Kendaraan Darat Nusa tarif resmi 35
di Kota No.SK.687/AJ.206/DRJD/2 Tenggara trayek di Kota
Kupang 002 Timur Kupang.
19. Analisis Metode Perhitungan BOK Terminal Bus yang
Perhitungan Alang – ditinjau hanya
Dan Alang pada jenis Jenis
Perbandinga Lebar, Mercedes Benz
n Biaya Palembang OH-1521 Dan
Operasional Hino RK8-235.
Kendaraan
(BOK) Bus
Rapid
Transit
(BRT)
Transmusi
Jenis
Mercedes
Benz OH-
1521 Dan
Hino RK8-
235
20. Analisis VOCH-HDM III Nilai Jawa Nilai BOK
Biaya BOK Dasar 2002 Timur yang dhitung
Operasional adalah selisih
Kendaraan pada saat
Pada dilakukan
Pembangun perbaikan jalan
an Jalan sepanjang
waktu
pelaksanaan

21
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
dan sepanjang
segmen ruas
jalan.
21. Efisiensi Metode Jasa Marga Brawitaya,  Perhitungan
Biaya Jember biaya dengan
Operasional rencana
Kendaraan perkerasan
Pada lentur sesuai
Pelebaran data
Jalan perencanaan
Brawijaya penelitian.
Kabupaten  Analisasi
Jember Efisiensi
BOK kondisi
eksisting dan
BOK setelah
pelebaran
dengan
metode Jasa
Marga.
 Menganalisa
kelayakan
perencanaan
pembangunan
.
22. Analisis Deskriptif Kuantitatif Lebuk  Perhitungan
Biaya Keputusan Menteri Langgau BOK hanya
Operasiona Perhubungan No.89 Tahun pada jenis
l 2002 Mekanisme angkutan
Kendaraan Penetapan Tarif dan mini bus saja.

22
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Untuk Tarif Formula Perhitungan Biaya  Jarak antar
Angkutan Pokok Angkutan kota 136 km.
Umum Penumpang dengan mobil
(Studi Bus Umum Antar Kota
Kasus Rute Kelas Ekonomi
Kota
Lubuk
Linggau –
Kecamatan
Singkut
Kabupaten
Sarolangun
)
23. Penentuan Perhitungan BOK Situbondo, Penelitian
Tarif Efektif berdasarkan Keputusan Jawa hanya pada
Angkutan DIRJEN Perhubungan Timur jenis Bus dari
Umum Darat (2002) Pedoman satu perusahaan
Berdasarkan Teknis Penyelenggaraan saja yaitu milik
Biaya Angkutan Umum di PT.Minto
Operasional Wilayah Perkotaan dalam Lestari Jaya.
Kendaraan Trayek Tetap dan Teratur
Studi Kasus No.SK.687/AJ.206/DRJD/2
Bus Minto 002.
Trayek
Situbondo –
Banyuwangi
24. Analisis Surabaya , Perhitungan
Perbandinga Jawa BOK dilakukan
n Biaya Timur pada 3 jenis
Operasional kendaraan yaitu

23
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
antara kendaraan
Kendaraan listrik , bensin
Listrik, dan diesel.
Bensin dan
Diesel
25. Analisis  Metode komponen biaya Purwokert Perhitungan
Nilai Biaya sesuai perhitungan BOK o, Jawa BOK hanya
Operasiona bagian I DPU tahun 2005 Tengah pada kendaraan
l  Metode wawancara Grabcar.
Kendaraan dengan teknik purpose
(BOK) sampling berpedoman
Pada Grab pada perhitungan Biaya
Car Di Operasional Kendaraan
Daerah Bagian I DPU 2005
Purwokerto  Peraturan Menteri
Perhubungan RI No. PM
118 Tahun 2018

Setelah saya membaca 25 contoh jurnal, terdapat beberapa perbedaan lokasi,


tujuan, dan metode yang dipakai dengan penelitian yang akan saya teliti.

24
BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Pengumpulan Data


Penelitian ini akan mendapatkan data dari:
1. Wawancara, dengan turun langsung dilapangan dengan mewawancarai yang
menjadi sumber data.
2. Survey lapangan, dengan melihat keadaan dilokasi secara langsung agar bisa
mendapatkan objek yang diteliti.
3. Studi Kepustukaan dengan membaca jurnal, buku – buku literatur yang bisa
menambah referensi yang berhubungan dengan penelitian.

c.2 Sumber Data


Sumber data dalam penelitian ini berdasarkan data primer dan data
sekunder
a. Data Primer
Data yang diperoleh secara langsung dalam hal ini survey lapangan
dengan menggunakan metode pengumpulan data wawancara langsung dengan
pemilik angkutan, sopir, dan orang dari dealer kendaraan. Data primer meliputi:
- Data Biaya Operasional Kendaraan (BOK)
- Karakteristik dan produksi kendaraan, seperti kapasitas tempat
duduk, harga kendaraan, umur ekonomis.
- Data penumpang,
- Tarif yang berlaku saat ini

b. Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang telah dikumpulkan dari lembaga
pengumpul data yang dipublikasikan antara lain:
- Data Biaya administrasi kendaraan
- Peraturan-peraturan pemerintah

25
- Data jumlah kendaraan yang beroperasi & data trayek

26
c.3 Bagan Alir Penelitian

Mulai

Studi Literatur

Survey Awal di Lapangan

Pengumpulan Data

Data Sekunder:
Data Primer:
1. Data Biaya Administrasi
1. Data Biaya Operasional Kendaraan
Kendaraan (BOK) 2. Peraturan-Peraturan
2. Karakteristik Kendaraan Dan Pemerintah
Penumpang 3. Data Jumlah Kendaraan
3. Tarif Yang Berlaku Saat Ini Yang Beroperasi Dan
Data trayek

Menganalisa Data
Menggunakan Metode
BOK

Membuat Kesimpulan
Dan Saran

Selesai

27
c.4 Lokasi Penelitian
Survey Biaya Operasional Kendaraan dan data mengenai karakteristik dan
produksi kendaraan angkutan umum penumpang yang melayani rute Likupang-
Manado yaitu bus dan taxi gelap. Survey dilakukan pada terminal bus Likupang
dan Manado, tempat pangkalan taxi gelap, dealer-dealer maupun bengkel
kendaraan terkait, dan kantor Dinas Perhubungan untuk keperluan melengkapi
data.

Gambar 3.1 Lokasi Penelitian


(Sumber: Google Maps 2021)

28
Gambar 3.2 Rute Jalan Likupang - Manado
(Sumber: Peneliti berdasarkan data Citra Satelit 2021)

29
Gambar 3.3 Peta Jaringan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Utara
(Sumber: SK Menteri PUPR No. 290/KPTS/M/2015)

30
c.5 Jadwal Penelitian

Tabel 3.1. Rencana Jadwal Penelitian


Waktu Penelitian
Desember 2022 Januari 2023 Februari 2023
No. Kegiatan
(Minggu Ke-) (Minggu Ke-) (Minggu Ke-)
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Studi Literatur
2 Penyusunan dan Seminar Proposal
3 Persipan Penelitian
4 Survey
5 Pengumpulan Data
6 Analisis Data
7 Pelaporan

31
c.6 Anggaran Biaya Penelitian
Tabel 3.2. Rincian Angaran Biaya Penelitian
No. Uraian Satuan Harga Jumlah Jumlah Harga
1 Seminar Proposal
- Cetak proposal Lembar Rp 34,000.00 3 Rp 102,000.00
Pulsa telpon/internet Rp 100,000.00 1 Rp 100,000.00
2 Pengumpulan Data di Lapangan
- Peralatan penelitian
Cetak formulir survei Lembar Rp 1,000.00 10 Rp 10,000.00
Pulpen Buah Rp 4,000.00 2 Rp 8,000.00
Papan ujian Lembar Rp 30,000.00 2 Rp 60,000.00

- Surveyor
Makan 2 orang Porsi Rp 15,000.00 14 Rp 210,000.00
Air Mineral 600ml Karton Rp 54,000.00 1 Rp 54,000.00
transportasi 2orang x 7 hari liter Rp 10,000.00 14 Rp 140,000.00
3 Seminar Hasil
- Cetak hasil penelitian Lembar Rp 200,000.00 1 Rp 200,000.00
- Sewa Jas Kodi Rp 150,000.00 1 Rp 150,000.00
4 Biaya Lain-Lain Rp 1,034,000.00
Total Rp 1,034,000.00

(Terbilang: Satu Juta Tiga Puluh Empat Ribu Rupiah)

32
DAFTAR PUSTAKA

Abadi, K. (2012). Kajian Biaya Operasional Kendaraan Angkutan Penumpang


Umum Kota Malang. Media Teknik Sipil, 10(1).

Akbardin, J., & Putra, A. E. (2016). Analisa BOK (Biaya Operasi Kendaraan)
Shuttle Service Rute Bandung–Jakarta Selatan. Media Teknik
Sipil, 14(1), 68-72.

Badan Pusat Statistik, 2020. Statistik Daerah Kota Manado. Penerbit BPS Kota.

Barros, R., Winaya, A., & Firdausi, M. (2020). Evaluasi Tarif Berdasarkan Biaya
Operasional Kendaraan (BOK) di Terminal Purabaya (Bungurasih)
untuk Bus Damri P8. Jurnal Teknik Sipil, 1(1), 7-12.

Bolla, M. E., Nasjono, J. K., & Pedelati, M. A. (2019). BIAYA OPERASIONAL


KENDARAAN DI KOTA KUPANG. Jurnal Teknik Sipil, 8(2),
127-140.

Bolla, M. E., Yappy, R. A., & Sir, T. M. (2017). Biaya Kemacetan Ruas Jalan
Kota Kupang Ditinjau dari Segi Biaya Operasional
Kendaraan. Jurnal Teknik Sipil, 6(1), 61-74.

Buana, A. M., Kriswardhana, W., Arifin, S., & Sulistyono, S. (2019, October).
Efisiensi Biaya Operasional Kendaraan pada Pelebaran Jalan
Brawijaya Kabupaten Jember. In Prosiding Forum Studi
Transportasi antar Perguruan Tinggi. Erlangga. Jakarta.

Frans, J. H., Messah, Y. A., & Issu, N. T. (2016). Kajian Tarif Angkutan Umum
Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (Bok), Ability To Pay

33
(Atp) Dan Willingness To Pay (Wtp) Di Kabupaten Tts. Jurnal
Teknik Sipil, 5(2), 185-198.

Haryanto, B. A., & Anjarwati, S. (2021). ANALISIS NILAI BIAYA


OPERASIONAL KENDARAAN (BOK) PADA GRAB CAR DI
DAERAH PURWOKERTO. CIVeng: Jurnal Teknik Sipil dan
Lingkungan, 2(1).

Islamia, N. (2022). ANALISIS BIAYA OPERASIONAL KENDARAAN (BOK)


ANGKUTAN UMUM ANTAR KOTA JURUSAN
BANJARMASIN-TANJUNG.

Jalil, E., Anggraini, R., & Sugiarto, S. (2018). Analisis Biaya Operasional
Kendaraan, Ability To Pay Dan Willingness To Pay Untuk
Penentuan Tarif Bus Trans Koetaradja Koridor III. Jurnal Arsip
Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 1(4), 1-10.Kota di Kota
Bandung. Penerbit LPM-ITB. Bandung

Ma’arif, S. (2006). EVALUASI TARIF DAN PELAYANAN ANGKUTAN KOTA


TRAYEK SIDOARJO–KRIAN BERDASARKAN BIAYA
OPERASIONAL KENDARAAN (Doctoral dissertation, University
of Muhammadiyah Malang).

Manado/BPS- Statistics Manado Municipality. Manado.

Morlok, E. K. 1991. Pengantar teknik dan Perencanaan Transportasi. Penerbit.

Murwandono, P. (2014). Evaluasi Tarif Berdasarkan Biaya Operasional


Kendaraan (Bok), Ability To Pay (Atp), Willingness To Pay (Wtp),
Serta Analisis Break Even Point (Bep) Bus Batik Solo Trans (Studi
Kasus Koridor 3).

34
Palilingan, C. Y., Timboeleng, J. A., & Paransa, M. J. (2013). Analisa
Karakteristik Moda Transportasi Angkutan Umum Rute Manado
Tomohon dengan Metode Analisa Biaya Operasional Kendaraan
(BOK). Jurnal Sipil Statik, 1(8).

Patriawan, D. A., Putra, J. H., & Setyono, B. (2021, March). Analisis


Perbandingan Biaya Operasional Antara Kendaraan Listrik, Bensin
dan Diesel. In Prosiding SENASTITAN: Seminar Nasional
Teknologi Industri Berkelanjutan (Vol. 1, No. 1, pp. 128-135).

Pradika, T., Legowo, S. J., & Yulianto, B. (2015). Evaluasi Tarif Berdasarkan
Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP),
Willingness To Pay (WTP), dan Analisis Break Even Point (BEP)
Bus Batik Solo Trans (Studi Kasus: Koridor 1). Matriks Teknik
Sipil, 3(2).

Prasetya, S., Legowo, S. J. L., & Handayani, D. (2015). Evaluasi Tarif Angkutan
Umum Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability
To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)(studi kasus PO.
Wahyu Trayek Sukoharjo-Kartasura di Sukoharjo). Matriks Teknik
Sipil, 3(1).

Rafshanjani, M. A. (2018). Analisis Biaya Operasional Kendaraan (BOK) dan


Penghematan Waktu Perjalanan (studi kasus pembangunan
jembatan Lamreung-Limpok, Aceh Besar). Jurnal Teknik Sipil dan
Teknologi Konstruksi, 2(1).

Sriyanto, S. T., & Pulung Sari, P. (2008). Evaluasi Kinerja Operasional Bus
Trayek Terboyo–Mangkang Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan

35
(Studi Kasus: Perum Damri Uabk Semarang). J@ TI UNDIP, 3(1),
96-107.

St Maryam, H., Said, L. B., & Adju, D. A. ANALISIS BIAYA OPERASIONAL


KENDARAAN (BOK) ANGKUTAN ANTAR KOTA ANTAR
PROVINSI (AKAP) DI GORONTALO.

Subandriyo, E., Marpaung, R. R., Ismiyati, I., & Kushardjoko, W. (2014).


Analisis Perbandingan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) Jalan
Lingkar Ambarawa dan Jalan Eksisting. Jurnal Karya Teknik
Sipil, 3(2), 356-366.

Turasno, B., Anggraini, R., & Darma, Y. (2019). Analisa Tarif Bus Trans
Koetaradja Koridor 2a (Pusat Kota–Blang Bintang) Berdasarkan
Biaya Operasi Kendaraan, Ability To Pay Dan Willingness To
Pay. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 2(1), 11-21.

Walsen, S. (2014). Kajian Biaya Operasional Kendaraan Umum Jalur Termnal


Mardika-air Salobar Di Kota Ambon. Jurnal Teknik Sipil, 3(1), 75-
88.

Wari, W. N., Wiryasuta, I. K. H., Masniarahma, A., & Suryani, E. (2020,


November). PENENTUAN TARIF EFEKTIF ANGKUTAN
UMUM BERDASARKAN BIAYA OPERASIONAL
KENDARAAN STUDI KASUS BUS MINTO TRAYEK
SITUBONDO-BANYUWANGI. In Prosiding Seminar Nasional
Terapan Riset Inovatif (SENTRINOV) (Vol. 6, No. 1, pp. 694-701).

Warokka, R., Pandey, S. V., & Timboeleng, J. A. (2020). Analisa Biaya


Operasional Kendaraan (BOK) Angkutan Umum (Studi Kasus:
Trayek Manado–Bitung). JURNAL SIPIL STATIK, 8(2).

36
Yendri, O., Samudra, A., & Mulyati, E. (2021). Analisis Biaya Operasional
Kendaraan Untuk Tarif Angkutan Umum (Studi Kasus Rute Kota
Lubuk Linggau–Kecamatan Singkut Kabupaten
Sarolangun). Jurnal Civronlit Unbari, 6(1), 22-29.

37

Anda mungkin juga menyukai