(BOK)
ANGKUTAN UMUM
(Studi Kasus: Trayek Likupang-Manado)
PROPOSAL
OLEH:
JOSEPHAT DAVID TITIRLOLOBI
17021101103
PEMBIMBING:
DAFTAR ISI................................................................................................................................. i
DAFTAR TABEL......................................................................................................................... ii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN............................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah.............................................................................................................. 1
1.3 Batasan Masalah................................................................................................................. 2
1.4 Tujuan Penelitian................................................................................................................ 2
1.5 Manfaat Penelitian.............................................................................................................. 2
i
3.5 Jadwal Penelitian................................................................................................................ 31
3.6 Anggaran Biaya Penelitian................................................................................................. 32
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................................................. 33
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
1
2. Berapakah BOK taksi gelap Likupang-Manado
3. Bagaimana jumlah muatan penumpang dari taksi gelap
4. Bagaimana menentukan tarif angkutan bus, taksi gelap dan taksi untuk trayek
Likupang-Manado .
5. Apakah tarif yang berlaku pada setiap moda transportasi dapat memberikan
keuntungan untuk pengemudi
6. Bagaimana biaya perawatan untuk masing –masing moda transportasi.
2
Menjadi bahan pertimbangan untuk memilih karakterisitik kendaraan yang tepat
dan menguntungkan.
3. Untuk penulis:
Untuk menambah pengalaman dan pengetahuan yang bermanfaat tentang analisa
Biaya Operasional Kendaraan (BOK) untuk menentukan moda transportasi yang
tepat.
4. Untuk disiplin ilmu:
Sebagai bahan pertimbangan untuk penelitian-penelitian selanjutnya yang
berhubungan dengan masalah angkutan umum.
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
4
Angkutan umum penumpang adalah angkutan penumpang yang dilakukan
dengan sistem sewa dan bayar. Yang termasuk dalam pengertian angkutan umum
penumpang adalah angkutan kota (bus,minibus, dsb), kereta api, kapal dan
pesawat terbang.
Menurut keputusan Menteri Perhubungan No. KM 35 tahun 2003 tentang
Penyelenggaraan Angkutan Orang di Jalan dengan Kendaraan Umum, ada
beberapa kriteria yang berkenaan dengan angkutan umum. Kendaraan umum
adalah setiap kendaraan bermotor yang disediakan untuk dipergunakan oleh
masayarakat secara umum dengan dipungut bayaran baik langsung maupun tidak
langsung. Trayek adalah lintasan kendaraan untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus, yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap, lintasan
tetap dan jadwal tetap maupun tidak terjadwal.
Tujuan dari angkutan umum penumpang adalah menyelenggarakan
pelayanan angkutan yang baik dan layak bagi masyarakat yang bersifat aman,
nyaman, murah dan cepat.
5
umum harus diperhatikan faktor yang digunakan sebagai bahan pertimbangan
adalah sebagai berikut:
Pola pergerakan penumpang angkutan umum.
Rute angkutan umum yang baik adalah arah yang mengikuti pola
pergerakan penumpang angkutan sehingga tercipta pergerakan yang lebih
effesien.
Trayek angkutan umum harus dirancang sesuai dengan pola pergerakan
penduduk yang terjadi, sehingga transfer moda yang terjadi pada saat
penumpang mengadakan perjalanan dengan angkutan umum dapat
diminimumkan.
Kepadatan Penduduk
Salah satu faktor yang menjadi prioritas angkutan umum adalah wilayah
kepadatan penduduk yang tinggi, yang pada umumnya merupakan wilayah
yang mempunyai potensi permintaan yang tinggi. Trayek angkutan umum
yang ada diusahakan sedekat mungkin menjangkau wilayah itu.
Daerah Pelayanan
Pelayanan angkutan umum, selain memperhatikan wilayah-wilayah
potensial pelayanan, juga menjangkau semua wilayah perkotaan yang ada.
Hal ini sesuai dengan konsep pemerataan pelayanan terhadap penyediaan
fasilitas angkutan umum.
Karakteristik Jaringan
Kondisi jaringan jalan akan menetukan pola pelayanan trayek angkutan
umum. Karakteristik jaringan jalan meliputi konfigurasi, klasifikasi, fungsi,
lebar jalan, dan tipe operasi jalur. Operasi angkutan umum sangat
dipengaruhi oleh karakteristik jaringan jalan yang ada.
6
Tjahjati, 1986) antara lain: berkembang diluar kebutuhan transportasi lokal dan
tidak dengan sengaja direncanakan oleh badan-badan
resmi dan cenderungan menggunakan kendaraan kecil yang memungkinkannya
untuk menjangkau dan melayani kawasan dengan jaringan jalan sempit/kecil
dengan layanan door to door serta hanya membutuhkan investasi kecil yang
memungkinkan dapat diusahakan oleh orang yang terbatas sumber daya
keuangannya. Selanjutnya, pengertian angkutan informal seperti yang
diungkapkan oleh (Cervero & Golub, 2007) yaitu moda transportasi yang
pelayanannya disediakan oleh operator dan dapat digunakan oleh setiap orang
dengan kesepakatan diantara penumpang dan pengendara, dengan menyesuaikan
keinginan dari pengguna. Cervero dan Golub juga menekankan bahwa pergerakan
angkutan informal memilki rute dan jadwal yang dapat dirubah sesuai pengguna
perorangan lebih tertuju sebagai demand responsive. Disamping itu, keberadaan
angkutan informal di Negara berkembang sebagai ‘’gap filler’’ yang diciptakan
oleh bus, dan angkutan bermotor lainnya. Adapun konsep pola demand
responsive.
Berdasarkan pelayanannya menurut para ahli, angkutan informal memiliki
ciri- ciri sebagai berikut :
a) Jam operasional yang fleksibel mengikuti permintaan pasar baik pagi,
siang, maupun malam hari (Ross & Alschuler, 2014),
b) Moda angkutan ini menggunakan jenis kendaraan minibus(A.Neumann,
2014),
c) Memiliki daya tampung 6-7 penumpang, sehingga dikategorikan sebagai
medium capacity vehicles (Kumar, Singh, Sarbojit, & T, 2016),
d)Jenis pelayanannya ‘’door to door service’’ yang dimana tidak memiliki
trayek yang tetap, sehingga penumpang bebas menentukan titik
pemberhentiannya.(Nguyen-Hoang & Yeung, 2010),
e) Tidak berada dibawah naungan koperasi atau badan usaha (Todaro
&Michael. P, 2000).
7
2.7 Definisi Biaya
Menurut Salim (1993) biaya adalah faktor yang menentukan dalam
transportasi untuk penetapan tarif, alat kontrol agar dalam pengoperasian
mencapai tingkat efektivitas dan efisiensi. Biaya merupakan suatu pengorbanan
barang dan jasa yang dilakukan untuk menghasilkan jasa angkutan.
Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK) pengelompokan biaya
menurut hubungannya dengan produksi jasa untuk memudahkan perhitungan
biaya dibagi menjadi biaya tetap, biaya variabel dan biaya kepemilikan aset.
Untuk menghitung biaya operasional kendaraan terdapat beberapa variabel
yang digunakan, yaitu:
1. Biaya tetap
a. Upah pengemudi
Upah pengemudi didapat dari sisa pendapatan setiap hari setelah dikurangi
setoran, biaya pemakaian bahan bakar dan biaya retribusi.
b. Biaya administrasi
Biaya administrasi terdiri dari biaya PKB, KIR, Ijin Usaha, Ijin trayek.
Besarnya berbeda-beda untuk setiap jenis kendaraan.
Biaya PKB (Pajak Kendaraan Bermotor)
Biaya yang dikeluarkan untuk membayar pajak atas kendaraan.
Biaya kir
Biaya yang dikeluarkan untuk pemeriksaan kendaraan secara teknis dapat
layak atau tidak beroperasi di jalan raya.
Biaya ijin usaha
Biaya yang dikeluarkan untuk memperoleh ijin dalam penguahaan
kendaraan angkutan umum.
c. Biaya retribusi
Biaya yang dipungut oleh Dinas Pendapatan Daerah setiap kali angkutan
umum memasuki terminal.
d. Biaya tidak terduga
Biaya ini mencakup biaya-biaya tambahan yang harus dikeluarkan pemilik
atau pengemudi untuk hal-hal tak terduga tertentu, misalnya pungutan-
pungutan tambahan diluar ketentuan.
8
e. Keuntungan
Biaya ini adalah keuntungan bagi pemilik kendaraan. Biaya ini ditetapkan
sebesar 10% per tahun dari harga kendaraan.
2. Biaya Variabel
a. Biaya Bahan Bakar
b. Biaya minyak pelumas seperti oli mesin, oli transmisi, oli gardan, minyak
rem, gemuk/vet.
c. Biaya pemakaian ban
d. Biaya penggantian suku cadang
e. Biaya pemeliharaan seperti servis dan overhaul.
3. Biaya Kepemilikan aset
a. Biaya Depresiasi
Biaya yang dikeluarkan atas penyusutan nilai kendaraan karena
berkurangnya umur ekonomis kendaraan yang bersamaan dengan
bertambahnya waktu.
b. Biaya Bunga Modal dan Angsuran Pinjaman
Biaya yang harus dikeluarkan untuk membayar pinjaman dan bunga bank
dengan asumsi bahwa pemilik kendaraan membeli kendaraan dengan cara
kredit dengan modal yang dipinjam dari bank.
9
Dimana :
J = Jarak yang ditempuh kendaraan per hari. (km)
BV = Biaya Variabel
BN = Biaya Ban
MN = Biaya Pemeliharaan
MP = Biaya Minyak Pelumas
SC = Biaya Suku Cadang
BBM = Biaya Bahan Bakar
2.9 Tarif
Pengertian tarif menurut keputusan Jendral Dirjen Perhubungan Darat
Nomor: SK.687/AJ.206/DRJD/2002 adalah besarnya pengeluaran yang dikenakan
kepada setiap penumpang kendaraan angkutan umum yang dinyatakan dalam
rupiah.
Button (1982) membagi kebijakan tarif angkutan umum dalam 3 (tiga)
kategori, yaitu:
10
a. Cost of service pricing, yaitu tarif yang didasarkan pada besarnya biaya
yang harus dikeluarkan oleh penyedia jasa angkutan untuk kelangsungan
dan pengembangan usaha ditambah dengan keuntungan yang wajar.
b. Value of service pricing, yaitu tarif yang didasarkan kepada
kesanggupan/kesediaan pengguna angkutan umum untuk membayar
pelayanan angkutan yang diberikan oleh operator.
c. Charging what the traffic willbear, yaitu tarif yang didasarkan kepada
volume angkutan tertentu akan menghasilkan penerimaan bersih yang
paling menguntungkan.
Ada dua faktor yang dikelompokan oleh Hayati (2000) dalam menetukan
tarif yaitu:
a. Struktur Tarif
Stuktur tarif adalah tata cara pembayaran suatu tarif. Struktur tarif
dikelompokkan dalam 4 (empat) kategori, yaitu:
1. Tarif seragam (flat fare), yaitu tarif yang dikenakan adalah sama tanpa
memperhatikan jarak yang dilalui. Sistem tarif ini dapat memberikan
keuntungan kepada operator berupa kemudahan dalam penarikan
ongkos dalam kendaraan, memudahkan pengadaan dan penarikan
karcis. Kelemahan dari sistem ini adalah kerugian yang akan dialami
oleh pengguna angkutan yang melakukan perjalanan jarak pendek
karena harus membayar tarif sama dengan pengguna angkutan yang
melakukan perjalanan jarak jauh.
2. Tarif berdasarkan jarak (distance base fare), yaitu tarif yang dibedakan
menurut jarak yang ditempuh. Kelemahan dari sistem tarif ini yaitu
kesulitan pengumpulan biaya angkutan oleh operator karena sebagian
pengguna angkutan melakukan perjalanan yang relatif pendek dalam
menggunakan angkutan lokal.
3. Tarif berdasarkan tahapan, yaitu tarif yang didasarkan kepada jarak
yang ditempuh dibagi per satuan tahapan. Penggunaan sistem tarif ini
meberikan kentungan baik kepada pihak operator yaitu kemudahan
dalam mengambil biaya perjalanan dan untuk pengguna angkutan
11
yakni besarnya biaya perjalanan yang dikeluarkan sesuai dengan jarak
perjalanan.
4. Tarif berdasarkan Zona, yaitu tarif yang didasarkan pada pelayanan
perangkutan yang dibagi ke dalam zona-zona.
12
Umum (Studi Kasus: Trayek Manado-Likupang)” disajikan pada Tabel 2.1.
berikut ini.
13
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Operasional
Kendaraan
4. Analisa Metode BOK Rute Perhitungan
Karakteristi Manado- Biaya
k Moda Tomohon Operasional
Transportasi Kendaraan
Angkutan pada 4 jenis
Umum Rute kendaraan yaitu
Manado minibus, bus
Tomohon sedang, bus
Dengan besar, kondisi
Metode sekarang dan
Analisa kondisi baru.
Biaya
Operasional
Kendaraan
(BOK)
5. Analisa Metode DLLAJ Rute Perhitungan
biaya Manado- BOK hanya
operasional Bitung dilakukan pada
kendaraan angkutan
(BOK) umum saja
angkutan dengan studi
umum studi kasus Manado -
kasus:trayek Bitung
manado-
bitung
6. Analisis Pedoman Perhitungan Provinsi Menganalisa
biaya Puslitbang Prasarana Gorontalo biaya tetap per
operasional Transportasi yang telah tahun Bus
14
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
kendaraan disesuaikan dengan kondisi Nyiur Trans
(BOK) di Indonesia serta adaptasi Manado ke
angkutan beberapa persamaaan yang Gorontalo
antar kota ada di HDM IV tahun 2000 (Angkutan
antar dengan mengacu pada antar Provinsi)
provinsi pedoman dari Badan dan
(AKAP) di Standarisasi Nasional No.8 Menganalisa
Gorontalo Tahun 2000, serta model biaya tidak
Perhitungan yang tetap per tahun
bersumber dari Lembaga Bus Bumi
Afiliasi Penelitian & Nyiur Trans
Industri ITB (LAPI – ITB), Manado -
1996 Gorontalo di
Gorontalo.
7. Evaluasi Metode Departemen Trayek Metode
tarif Perhubungan Tahun 2002 Cilawu- Pengumpulan
angkutan Garut data dilakukan
umum
selama 2 hari
berdasarkan
saja (hari kerja
biaya
dan hari libur).
operasional
kendaraan
(BOK)
(studi trayek
Cilawu-
Garut)
15
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Terboyo- teratur Ditjen Perhubungan timetable dan
Mangkang Darat (1996) sistem plafon.
Berdasarkan
Biaya
Operasi
Kendaraan
(Studi
Kasus :
Perum
Damri
UABK
Semarang)
9. Analisi Penetapan Tarif dan Kota Palu Terdapat dua
Biaya Formula Perhitungan Biaya (Trayek jenis kendaraan
Operasional Pokok Angkutan Palu – angkutan yaitu
Kendaraan Penumpang dengan mobil Poso) bus besar dan
(BOK) Bus Umum antar kota kelas bus kecil.
Angkutan ekonomi Keputusan Menteri
Umum Perhubungan tahun 2002.
Antar Kota
Dalam
Propinsi
Rute Palu-
Poso
10. Evaluasi Metode BOK berdasarkan Terminal Analisa BOK
Tarif Keputusan Menteri Purabaya pada jenis
Berdasarkan Perhubungan No. 89 tahun (Bungurasi angkutan bus
Biaya 2002 h) Sidoarjo damri P8 tanpa
Operasional melewati jalan
Kendaraan tol dan yang
16
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
(BOK) di melewati jalan
Terminal tol.
Purabaya
(Bungurasih
) untuk Bus
Damri P8
11. Kajian Estimasi BOK berdasarkan Kota Pengambilam
Biaya Keputusan Direktorat Malang sampel pukul
Operasional Jenderal Perhubungan 07.00-17.00
Kendaraan Darat No.Sk.687/AJ.206? kuisioner
Angkutan DRJD/2002 dibagi hanya
Penumpang Keputusan Menteri pada sopir
Umum Kota Bungaungan No. Km 89 dengan armada
Malang tahun 2002 kendaraan
tahun 2009 –
2010.
12. Analisa Analisis teoritis Kota Penelitian pada
BOK (Biaya (berdasarkan rumus empiris Bandung, 3 perusahaan
Operasional yang umum berdasarkan Jawa Barat travel sebagai
Kendaraan) pada aturan dinas sampel dan
Shuttle perhubungan darat) pengambilan
Service data langsung
Rute dilakukan ke
Bandung- alamat travel.
Jakarta
13. Analisis Metode Pacific Kota Terdapat
Perbandinga Consultant Internasional Semarang, perhitungan
n Biaya (PCI) Jawa Kapasitas
Operasional Hitung dijalan Eksisting Tengah Jalan dan
Kendaraan menggunakan rumus Derajat
17
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
(BOK) kurva kecepatan Kejenuhan
Jalan kendaraan serta
Lingkar Kecepatan
Ambarawa kendaraan.
dan Jalan Membanding
Eksisting kan biaya
operasional
kendaraan
melewati
jalan lingkar
dengan jalan
eksisting
Ambarawa
untuk Truk,
Bus
( Semarang –
Jogja).
Terdapat
perhitungan
kehilangan
waktu
perjalanan
kendaraan.
14. Analisis DLLAJ Rute Palu Perhitungan
Biaya – Poso, BOK pada jenis
Kendaraan Sulawesi kendaraan saja
(BOK) Tengah yaitu bus
Angkutan sedang dan bus
Umum mini.
Antar Kota
18
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Dalam
Propinsi
Rute Palu-
Poso
15. Kajian Pedoman Teknis Terminal Perhitungan
Biaya Penyelenggaraan Angkutan Mardika, Nilai BOK
Operasional Penumpang Umum di Kota hanya pada
Kendaraan Wilayah Perkotaan dalam Ambon minibus dan
Umum Jalur trayek tetap dan teratur dihitung per
Terminal Departemen Perhubungan KM, per hari,
Mardika- RI Dirjen Perhubungan per bulan serta
Air Salobar Darat (2002) per tahun.
Di Kota
Ambon
16. Analisis Perhubungan Darat (2002) Kota Perhitungan
Tarif Pedoman Teknis Stabat - BOK pada Bus
Angkutan Penyelenggaraan Angkutan Binjai dan Angkutan
Antar Kota Umum di Wilayah umum dan
Berdasarkan Perkotaan dalam Trayek survei
Biaya Tetap dan Teratur dilakukan
Operasional No.SK.687/AJ.206/DRJD/2 selama 2
Kendaraan 002. minggu di hari
(BOK) Dari senin dan sabtu.
Kota Stabat
Binjai
17. Biaya Metode Manual BOK Kota Terdapat
Kemacetan 1995 (Analisa Kupang, survei volume
Ruas Jalan menggunakan persamaan Nusa kendaraan.
Kota 3 s/d 13) Tenggara Data primer
Kupang Metode LAPI ITB – PT. Timur yang disurvey
19
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Ditinjau Jasa Marga ( analisa dilapangan
Dari Segi menggunakan persamaan dilakukan
Biaya 14 s/d 27) sedangkan secara
Operasional BOK kendaraan sepeda terpisah
Kendaraan motor (MC) digunakan (pukul 06.30
persamaan 28. – 08.30 wita
dan pukul
17.00 – 20.00
wita) selama
12 hari.
Menghitung
biaya
kemacetan.
BOK yang
dhiitung pada
3 jenis
kendaraan
dalam 3
kondisi yaitu
dengan
hambatan
samping,
tanpa
hambatan
samping dan
kondisi
selisih
keduanya.
18. Biaya Keputusan Direktur Kota Perbandingan
Operasional Jenderal Perhubungan Kupang, tarif BOK dan
20
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Kendaraan Darat Nusa tarif resmi 35
di Kota No.SK.687/AJ.206/DRJD/2 Tenggara trayek di Kota
Kupang 002 Timur Kupang.
19. Analisis Metode Perhitungan BOK Terminal Bus yang
Perhitungan Alang – ditinjau hanya
Dan Alang pada jenis Jenis
Perbandinga Lebar, Mercedes Benz
n Biaya Palembang OH-1521 Dan
Operasional Hino RK8-235.
Kendaraan
(BOK) Bus
Rapid
Transit
(BRT)
Transmusi
Jenis
Mercedes
Benz OH-
1521 Dan
Hino RK8-
235
20. Analisis VOCH-HDM III Nilai Jawa Nilai BOK
Biaya BOK Dasar 2002 Timur yang dhitung
Operasional adalah selisih
Kendaraan pada saat
Pada dilakukan
Pembangun perbaikan jalan
an Jalan sepanjang
waktu
pelaksanaan
21
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
dan sepanjang
segmen ruas
jalan.
21. Efisiensi Metode Jasa Marga Brawitaya, Perhitungan
Biaya Jember biaya dengan
Operasional rencana
Kendaraan perkerasan
Pada lentur sesuai
Pelebaran data
Jalan perencanaan
Brawijaya penelitian.
Kabupaten Analisasi
Jember Efisiensi
BOK kondisi
eksisting dan
BOK setelah
pelebaran
dengan
metode Jasa
Marga.
Menganalisa
kelayakan
perencanaan
pembangunan
.
22. Analisis Deskriptif Kuantitatif Lebuk Perhitungan
Biaya Keputusan Menteri Langgau BOK hanya
Operasiona Perhubungan No.89 Tahun pada jenis
l 2002 Mekanisme angkutan
Kendaraan Penetapan Tarif dan mini bus saja.
22
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
Untuk Tarif Formula Perhitungan Biaya Jarak antar
Angkutan Pokok Angkutan kota 136 km.
Umum Penumpang dengan mobil
(Studi Bus Umum Antar Kota
Kasus Rute Kelas Ekonomi
Kota
Lubuk
Linggau –
Kecamatan
Singkut
Kabupaten
Sarolangun
)
23. Penentuan Perhitungan BOK Situbondo, Penelitian
Tarif Efektif berdasarkan Keputusan Jawa hanya pada
Angkutan DIRJEN Perhubungan Timur jenis Bus dari
Umum Darat (2002) Pedoman satu perusahaan
Berdasarkan Teknis Penyelenggaraan saja yaitu milik
Biaya Angkutan Umum di PT.Minto
Operasional Wilayah Perkotaan dalam Lestari Jaya.
Kendaraan Trayek Tetap dan Teratur
Studi Kasus No.SK.687/AJ.206/DRJD/2
Bus Minto 002.
Trayek
Situbondo –
Banyuwangi
24. Analisis Surabaya , Perhitungan
Perbandinga Jawa BOK dilakukan
n Biaya Timur pada 3 jenis
Operasional kendaraan yaitu
23
No Judul Metode Lokasi Keterangan
. skripsi Perbedaan
antara kendaraan
Kendaraan listrik , bensin
Listrik, dan diesel.
Bensin dan
Diesel
25. Analisis Metode komponen biaya Purwokert Perhitungan
Nilai Biaya sesuai perhitungan BOK o, Jawa BOK hanya
Operasiona bagian I DPU tahun 2005 Tengah pada kendaraan
l Metode wawancara Grabcar.
Kendaraan dengan teknik purpose
(BOK) sampling berpedoman
Pada Grab pada perhitungan Biaya
Car Di Operasional Kendaraan
Daerah Bagian I DPU 2005
Purwokerto Peraturan Menteri
Perhubungan RI No. PM
118 Tahun 2018
24
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
b. Data Sekunder
Data sekunder berupa data yang telah dikumpulkan dari lembaga
pengumpul data yang dipublikasikan antara lain:
- Data Biaya administrasi kendaraan
- Peraturan-peraturan pemerintah
25
- Data jumlah kendaraan yang beroperasi & data trayek
26
c.3 Bagan Alir Penelitian
Mulai
Studi Literatur
Pengumpulan Data
Data Sekunder:
Data Primer:
1. Data Biaya Administrasi
1. Data Biaya Operasional Kendaraan
Kendaraan (BOK) 2. Peraturan-Peraturan
2. Karakteristik Kendaraan Dan Pemerintah
Penumpang 3. Data Jumlah Kendaraan
3. Tarif Yang Berlaku Saat Ini Yang Beroperasi Dan
Data trayek
Menganalisa Data
Menggunakan Metode
BOK
Membuat Kesimpulan
Dan Saran
Selesai
27
c.4 Lokasi Penelitian
Survey Biaya Operasional Kendaraan dan data mengenai karakteristik dan
produksi kendaraan angkutan umum penumpang yang melayani rute Likupang-
Manado yaitu bus dan taxi gelap. Survey dilakukan pada terminal bus Likupang
dan Manado, tempat pangkalan taxi gelap, dealer-dealer maupun bengkel
kendaraan terkait, dan kantor Dinas Perhubungan untuk keperluan melengkapi
data.
28
Gambar 3.2 Rute Jalan Likupang - Manado
(Sumber: Peneliti berdasarkan data Citra Satelit 2021)
29
Gambar 3.3 Peta Jaringan Jalan Nasional Provinsi Sulawesi Utara
(Sumber: SK Menteri PUPR No. 290/KPTS/M/2015)
30
c.5 Jadwal Penelitian
31
c.6 Anggaran Biaya Penelitian
Tabel 3.2. Rincian Angaran Biaya Penelitian
No. Uraian Satuan Harga Jumlah Jumlah Harga
1 Seminar Proposal
- Cetak proposal Lembar Rp 34,000.00 3 Rp 102,000.00
Pulsa telpon/internet Rp 100,000.00 1 Rp 100,000.00
2 Pengumpulan Data di Lapangan
- Peralatan penelitian
Cetak formulir survei Lembar Rp 1,000.00 10 Rp 10,000.00
Pulpen Buah Rp 4,000.00 2 Rp 8,000.00
Papan ujian Lembar Rp 30,000.00 2 Rp 60,000.00
- Surveyor
Makan 2 orang Porsi Rp 15,000.00 14 Rp 210,000.00
Air Mineral 600ml Karton Rp 54,000.00 1 Rp 54,000.00
transportasi 2orang x 7 hari liter Rp 10,000.00 14 Rp 140,000.00
3 Seminar Hasil
- Cetak hasil penelitian Lembar Rp 200,000.00 1 Rp 200,000.00
- Sewa Jas Kodi Rp 150,000.00 1 Rp 150,000.00
4 Biaya Lain-Lain Rp 1,034,000.00
Total Rp 1,034,000.00
32
DAFTAR PUSTAKA
Akbardin, J., & Putra, A. E. (2016). Analisa BOK (Biaya Operasi Kendaraan)
Shuttle Service Rute Bandung–Jakarta Selatan. Media Teknik
Sipil, 14(1), 68-72.
Badan Pusat Statistik, 2020. Statistik Daerah Kota Manado. Penerbit BPS Kota.
Barros, R., Winaya, A., & Firdausi, M. (2020). Evaluasi Tarif Berdasarkan Biaya
Operasional Kendaraan (BOK) di Terminal Purabaya (Bungurasih)
untuk Bus Damri P8. Jurnal Teknik Sipil, 1(1), 7-12.
Bolla, M. E., Yappy, R. A., & Sir, T. M. (2017). Biaya Kemacetan Ruas Jalan
Kota Kupang Ditinjau dari Segi Biaya Operasional
Kendaraan. Jurnal Teknik Sipil, 6(1), 61-74.
Buana, A. M., Kriswardhana, W., Arifin, S., & Sulistyono, S. (2019, October).
Efisiensi Biaya Operasional Kendaraan pada Pelebaran Jalan
Brawijaya Kabupaten Jember. In Prosiding Forum Studi
Transportasi antar Perguruan Tinggi. Erlangga. Jakarta.
Frans, J. H., Messah, Y. A., & Issu, N. T. (2016). Kajian Tarif Angkutan Umum
Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (Bok), Ability To Pay
33
(Atp) Dan Willingness To Pay (Wtp) Di Kabupaten Tts. Jurnal
Teknik Sipil, 5(2), 185-198.
Jalil, E., Anggraini, R., & Sugiarto, S. (2018). Analisis Biaya Operasional
Kendaraan, Ability To Pay Dan Willingness To Pay Untuk
Penentuan Tarif Bus Trans Koetaradja Koridor III. Jurnal Arsip
Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 1(4), 1-10.Kota di Kota
Bandung. Penerbit LPM-ITB. Bandung
34
Palilingan, C. Y., Timboeleng, J. A., & Paransa, M. J. (2013). Analisa
Karakteristik Moda Transportasi Angkutan Umum Rute Manado
Tomohon dengan Metode Analisa Biaya Operasional Kendaraan
(BOK). Jurnal Sipil Statik, 1(8).
Pradika, T., Legowo, S. J., & Yulianto, B. (2015). Evaluasi Tarif Berdasarkan
Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability To Pay (ATP),
Willingness To Pay (WTP), dan Analisis Break Even Point (BEP)
Bus Batik Solo Trans (Studi Kasus: Koridor 1). Matriks Teknik
Sipil, 3(2).
Prasetya, S., Legowo, S. J. L., & Handayani, D. (2015). Evaluasi Tarif Angkutan
Umum Berdasarkan Biaya Operasional Kendaraan (BOK), Ability
To Pay (ATP) dan Willingness To Pay (WTP)(studi kasus PO.
Wahyu Trayek Sukoharjo-Kartasura di Sukoharjo). Matriks Teknik
Sipil, 3(1).
Sriyanto, S. T., & Pulung Sari, P. (2008). Evaluasi Kinerja Operasional Bus
Trayek Terboyo–Mangkang Berdasarkan Biaya Operasi Kendaraan
35
(Studi Kasus: Perum Damri Uabk Semarang). J@ TI UNDIP, 3(1),
96-107.
Turasno, B., Anggraini, R., & Darma, Y. (2019). Analisa Tarif Bus Trans
Koetaradja Koridor 2a (Pusat Kota–Blang Bintang) Berdasarkan
Biaya Operasi Kendaraan, Ability To Pay Dan Willingness To
Pay. Jurnal Arsip Rekayasa Sipil dan Perencanaan, 2(1), 11-21.
36
Yendri, O., Samudra, A., & Mulyati, E. (2021). Analisis Biaya Operasional
Kendaraan Untuk Tarif Angkutan Umum (Studi Kasus Rute Kota
Lubuk Linggau–Kecamatan Singkut Kabupaten
Sarolangun). Jurnal Civronlit Unbari, 6(1), 22-29.
37