Anda di halaman 1dari 24

MAKALAH MANAJEMEN KESEHATAN

LINGKUNGAN
MANAJEMEN PUSKESMAS

DI SUSUN OLEH :
KELOMPOK 3 & KELOMPOK 4
2 D3-A
Adityas Sekar Arimbi P21345118002
Ajeng Nurulliza P21345118007
Bias Pijar Islami P21345118014
Diah Ayu Nastiti P21345118018
Fadilah Putri Wibowo P21345118022
Ina Handayani P21345118034
Irsyad Prasetyo Nugraha P21345118036
M Hibban Fatah P21345118038

DOSEN PEBIMBING :
Nurul Qomariah, SKM., M.Si., PSI.

POLTEKKES KEMENKES JAKARTA II


Jl. Hang Jebat III Blok F3, No.8, RT04 RW08, Gunung, Kebayoran Baru
Kota Jakarta Selatan, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 12120

1
KATA PENGANTAR

Pertama-tama marilah kita panjatkan puji dan syukur kehadirat Allah SWT
yang senantiasa mencurahkan segala nikmat dan karunianya, karena berkat
karunianya saya dapat menyelesaikan makalah ini. Shalawat serta salam
senantiasa kita sampaikan kepada junjungan kita Rasulullah Muhammad SAW.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam menyelesaikan tugas makalah ini khususnya rekan-rekan yang
senantiasa mendukung dan memotivasi serta memberi masukan positif sehingga
makalah ini dapat disusun.
Makalah ini berjudul MANAJEMEN PUSKESMAS, dimana makalah ini
membahas untuk memenuhi tugas dari mata kuliah Manajemen Kesehatan
Lingkungan.
Dalam hal ini kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari
sempurna, untuk itu kami memohon maaf bila di dalam tulisan kami ini ada
kekurangan dalam penulisan atau sebagainya. Kami mengharapkan saran dan
kritik yang membangun untuk perbaikan penulisan kedepannya.

Jakarta, Mei 2020

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................... i

DAFTAR ISI .................................................................................................. ii

BAB I PENDAHULUAN .............................................................................. 1

1.1. Latar Belakang .............................................................................. 1

1.2. Tujuan Penulisan ........................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN ................................................................................ 3

2.1. Kebijakan Puskesmas .................................................................... 3

2.1.1 Dasar Hukum........................................................................ 3

2.1.2 Pengertian dan Konsep Puskesmas...................................... 3

2.1.3 Struktur Organisasi............................................................... 4

2.1.4 Klasifikasi Puskesmas.......................................................... 5

2.1.5 Stratifikasi Puskesmas.......................................................... 6

2.1.6 Ketenagaan dan SDM di Puskesmas.................................... 8

2.1.7 Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas...................... 9

2.2. Manajemen Upaya Pelayanan Kesehatan di Puskesmas .............. 10

2.2.1 Prinsip Pelayanan ................................................................ 10

2.2.2 Pendekatan UKM dan UKP ................................................ 12

2.2.3 Perencanaan, Pelaksanaan dan Penggerakan, Pengawasan . 14

2.3. Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi ................................... 17

2.3.1 Pelaporan Rutin.................................................................... 17

2.3.2 KLB ..................................................................................... 17

BAB III PENUTUP ........................................................................................ 19

ii
3.1. Kesimpulan ................................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 20

iii
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang


Pelayanan kesehatan, baik di Rumah Sakit maupun di Puskesmas, akan
diapresiasi oleh masyarakat luas selaku pengguna layanan jika pelayanan
kedua institusi pelayanan kesehatan tersebut bermutu. Pelayanan kesehatan
yang bermutu pasti menggunakan pendekatan manajemen sehingga
pengelolaannya menjadi efektif, efisien, dan produktif. Untuk bisa
menyediakan pelayanan kesehatan seperti itu, pimpinan dan staf dari kedua
institusi pelayanan tersebut harus menerepkan prinsip-prinsip manajemen
(Muninjaya, 2012).
Manajemen adalah ilmu terapan yang dapat dimanfaatkan di berbagai jenis
organisasi untuk membantu manajer dalam memecahkan masalah organisasi,
sehingga manajemen juga dapat digunakan dalam bidang kesehatan untuk
membantu manajer organisasi pelayanan kesehatan memecahkan masalah
kesehatan masyarakat. Menurut Notoatmodjo (2003), manajemen kesehatan
adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk mengatur petugas kesehatan dan
non-petugas kesehatan masyarakat melalui program kesehatan. (Herlambang
&Murwani, 2012).
Sebagian besar penempatan dokter yang baru lulus diarahkan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga medis di puskesmas seluruh Indonesia. Dokter
tidak saja berperan sebagai medicus practicus, tetapi juga sebagai pimpinan
unit kerja pelayanan kesehatan seperti sebagai kepala puskesmas (Muninjaya,
2012). Selain itu, Undang-undang Republik Indonesia Nomor 36 Tahun 2009
tentang kesehatan, menyebutkan dalam pasal 34 ayat 1 bahwa setiap
pimpinan penyelenggaraan fasilitas pelayanan kesehatan perseorangan harus
memiliki kompetensi manajemen kesehatan perseorangan yang dibutuhkan
(Kemenkes, 2009). Untuk itu, dokter dituntut untuk mengembangkan
managerialship dan leadership-nya sehingga tugas pokok dan fungsi
puskesmas berkembang efektif,efisien,dan produktif. Oleh karena itu, penting

1
bagi dokter untuk mengetahui lebih dalam serta memiliki kemampuan
mengenai manajemen kesehatan dan manajemen puskesmas (Muninjaya,
2012).

1.2. Tujuan Penulisan


1. Untuk mengetahui manajemen puskesmas.
2. Untuk mengetahui kebijakan puskesmas.
3. Untuk mengetahui manajemen upaya pelayanan kesehatan di puskesmas.
4. Untuk mengetahui penyelenggaraan surveilans epidemiologi.

2
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Kebijakan Puskesmas


2.1.1 Dasar Hukum
PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
NOMOR 75 TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN
MASYARAKAT.

2.1.2 Pengertian dan Konsep Puskesmas


Pusat Kesehatan Masyarakat yang selanjutnya disebut Puskesmas
adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan upaya
kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan perseorangan tingkat
pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif dan preventif,
untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya
di wilayah kerjanya.
Para ahli mendefinisikan puskesmas sesuai dengan perkembangan dan
tuntutan pelayanan kesehatan , diantaranya adalah sebagai berikut:
1. Azrul azwar (1980) : Puskesmas adalah suatu kesatuan organisasi
fungsional yang langsung memberikan pelayanan secara menyeluruh
kepada masyarakat dalam suatu wilayah kerja tertentu dalam bentuk
usaha-usaha kesehatan pokok.
2. Departemen Kesehatan RI (1981) : Puskesmas adalah suatu kesatuan
organisasi kesehatan yang langsung  memberikan kesehatan secara
menyeluruh dan terintegrasi kepada masyarakat di wilayah kerja
tertentu dalam usaha- usaha kesehatan pokok.
3. Departemen Kesehatan RI (1987) : Puskesmas adalah sebagai pusat
pembangunan kesehatan yang berfungsi mengembangkan dan membina
kesehatan masyarakat serta menyelengarakan pelayanan kesehatan
tedepan dan terdekat dengan masyarakat dalam bentuk kegiatan pokok
yang menyeluruh dan terpandu di wilayah kerja.

3
4. Departemen kesehatan RI (1991) : Puskesmas adalah suatu kesatua
organisasi kesehatan fungsional yang merupakan pusat pengembangan
kesehatan masyarakat yang juga membina peran serta masyarakat
dalam memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok.
Visi
Gambaran masyarakat Indonesia di masa depan yang ingin di capai
melalui pembangunan pusat kesehatan adalah sebagai berikut :
1. Masyarakat hidup dalam lingkungan dan perilaku hidup sehat
2. Memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan kesehatan yang
bermutu secara adil dan merata
3. Memiliki derajat kesehatan yang setimgi-tinginya  di seluruh wilayah
republik Indonesia
Misi
Misi puskesmas sebagai pusat pengembangan kesehatan yang dapat
dilakukan melalui berbagai upaya di antaranya adalah:
1. Meluaskan jangkauan pelayanan kesehatan sampai ke desa-desa.
2. Meningkatkan mutu pelayanan kesehatan.
3. Mengadakan peralatan dan obat-obatan yang di sesuaikan dengan
kebutuhan masyarakat.
4. Mengembangkan pembangunan kesehatan masyarakat desa (PKMD).
Fungsi puskesmas
1. Sebagai pusat pembangunan kesehatan masyarakat di wilayahnya.
2. Membina peran serta masyarakat di wilayah kerjanya dalam rangka
meningkatkan kemampuan untuk hidup sehat.
3. Memberikan pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu
kepada masyarakat di wilayah kerjanya.
2.1.3 Struktur Organisasi
Stuktur organisasi di Puskesmas adalah sebagai berikut:
1. Unsur pimpinan : Kepala puskesmas
2. Unsur pembantu pemimpin : Urusan taat usaha

4
3. Unsur pelaksana : Unit I,II,III,IV,V VI, VII
Tata Kerja di Puskesmas adalah sebagai berikut:
- Kepala puskesmas: Bertugas memimpin dan mengawasi kegiatan
puskesmas.
- Kepala urusan tata usaha :  Mempunyai tugas di bidang
kepegawaian , keuangan, dll.
- Unit 1: Melaksanakan kegiatan kesejahteraan ibu dan anak,
keluarga berencana dan perbaikan gizi.
- Unit II: Melakukan kegiatan pencegahan dan pemberantasan
penyakit.
- Unit III: Melaksanakan kegiatan kesehatan gigi dan mulut serta
kesehatan tenaga kerja dan manula.
- Unit IV: Melaksanakan kegiatan kesehatan masyarakat, sekolah
dan olahraga.
- Unit V: Melaksanakan kegiatan pembinaan, pengembangan dan
penyuluhan.
- Unit VI: Melaksanakan kegiatan pengobatan rawat jalan dan inap.
- Unit VII: Melakukan tugas kefarmasian.
2.1.4 Klasifikasi Puskesmas
1) Puskesmas Pembantu
Unit pelayanan kesehatan yang sederhana dan berfungsi
menunjarig dan membantu melaksanakan kegiatan-kegiatan yang
dilakukan puskesmas dalam ruang lingkup wilayah yang lebih
kecil. 
2) Puskesmas Keliling
Unit pelayanan kesehatan keliling yang dilengkapi dengan
kendaraan bermotor dan peralatan kesehatan, peralatan
kdinunikasiserta sejumlah tenaga yang berasal dari puskesmas.
Kegiatan pelayanan kesehatannya meliputi : Memberi pelayanan
kesehatan daerah terpencil, melakukan penyelidikan KLB,

5
transport rujukan untuk pasien, dan penyuluhankesehatan dengan
audiovisual.
3) Bidan Desa
Bagi desa yang belum ada fasilitas pelayanan kesehatan
ditempatkan seorang bidan yang bertempat tinggal di desa tersebut
dan bertanggung jawab kepada kepala puskesmas. Wilayah
kerjanya dengan jumlah penduduk 3.000 / orang. Tugas utama
bidan desa adalah membina PSM, memberikan pelayanan,
menerima rujukan dari masyarakat.
4) Pondok Bersalin Desa (Polindes)
Adalah bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat
(UKBM) yang didirikan dengan bantuan pemerintah atau
masyarakatatas dasar musyawarah untuk memberikan pelayanan
Kesehatan Ibu dan Anak/Keluarga Berencana (KIA/KB) serta
pelayanan kesehatanlainnya yang sesuai dengan kemampuan bidan.
5) Pos Kesehatan Desa (Poskesdes)
Adalah Upaya Kesehatan Bersumberdaya Masyarakat (UKBM)
yang dibentuk di desa dalam rangka mendekatkan atau
menyediakan pelayanan kesehatan dasar bagi masyarakat desa.
2.1.5 Stratifikasi Puskesmas
Stratifikasi puskesmas adalah upaya untuk melakukan penilaian prestasi
sehingga pembinaan dalam rangka perkembangan fungsi puskesmas
dapat dilaksanakan lebih terarah. Hal ini diharapkan dapat
menimbulkan gairah kerja,rasa tanggung jawab dan kreatifitas kerja
yang dinamis.
1. Tujuan Umum
Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan
puskesmas dalam rangka mawas diri.
2. Tujuan Khusus
1. Mendapatkan gambaran secara menyeluruh perkembangan
puskesmas dalam rangka mawas diri.

6
2. Mendapatkan masukan untuk perencanan puskesmas dimasa
yang akan datang.
3. Mendapatkan informasi tentang masalah dan hambatan
pelaksanan puskesmas sebagai masukan untuk pembinaannya.
 Pengelompokan Puskesmas
Pengelompokan Strata dibagi menjadi 3 yaitu :
1.Strata I Puskesmas dengan Prestasi kerja Baik (warna hijau)
2.Strata II Puskesmas dengan Prestasi kerja Cukup (warna kuning)
3.Strata III Puskesmas dengan Prestasi kerja Kurang(warna merah)
 Manfaat stratifikasi:
1. Bagi Puskesmas
Mendapat gambaran tingkat perkembangan prestasi kerja
secara menyeluruh sehingga dapat diambil berbagai upaya
untuk memperbaikinya dalam rangka mawas diri.
2. Bagi dinas kesehatan Dati II
a) Mendapat gambaran prestasi kerja puskesmas dalam
wilayah dati II yang bersangkutan tiap tahun.
b) Mengetahui masalah dan hambatan dalam penyelenggaraan
puskesmas yang disebabkan oleh sumber daya maupun
lingkungan.
c) Menentukan langkah serta bantuan yg diperlukan dalam
mengatasi masalah yang dihadapi puskesmas melalui
penyusunan rencana tahunan.
d) Mendapat gambaran mengenai kemampuan managemen
tiap puskesmas wilayah Dati II
3. Bagi dinas kesehatan dati I / Kanwil Propinsi
Mendapat gambaran mengenai masalah dan hambatan yangg
dialami oleh Dinkes Dati I Kandep selama setahun dalam
pembinaan dan pengembangan puskesmas di wilayah kerjanya
yang perlu mendapatkan bantuan penyelesaian oleh Dinas Dati
I/Kanwil propinsi melalui penyusunan rencana tahunan.

7
4. Depkes Pusat
Mendapat gambaran mengenai masalah dan hambatan yang
dialami Dinkes Dati I/Kanwil selama setahun dalam pembinaan
dan pengembangan puskesmas di wilayah kerjanya yang perlu
mendapatkan bantuan penyelesaian oleh pusat antara lain
melalui penyusunan rencana tahunan.
 Ruang Lingkup
Ruang lingkup stratifikasi puskesmas dikelompokan dalam empat
aspek yaitu:
1. Hasil kegiatan puskesmas dalam bentuk cakupan dari masing-
masing kegiatan.
2. Hasil dan cara pelaksanaan manajemen puskesmas.
3. Sumber daya yang tersedia di puskesmas.
4. Keadaan lingkungan yg mempengaruhi hasil kegiatan
puskesmas.
2.1.6 Ketenagaan dan SDM di Puskesmas

2.1.7 Program Pelayanan Kesehatan di Puskesmas

8
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan
yang wajib di laksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar
terhadap peningkatan derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya.  Ada 6 Program Pokok pelayanan kesehatan di  Puskesmas
yaitu :
a) Program pengobatan (kuratif dan rehabilitatif) 
yaitu bentuk pelayanan  kesehatan untuk mendiagnosa, melakukan
tindakan pengobatan pada seseorang pasien dilakukan oleh seorang
dokter  secara ilmiah berdasarkan temuan-temuan  yang diperoleh 
selama anamnesis dan pemeriksaan
b) Promosi Kesehatan
yaitu program pelayanan kesehatan puskesmas yang diarahkan untuk
membantu masyarakat agar hidup sehat secara optimal melalui kegiatan
penyuluhan (induvidu, kelompok maupun masyarakat).
c) Pelayanan KIA  dan KB
yaitu program pelayanan kesehatan KIA dan KB di  Puskesmas yang
ditujuhkan  untuk memberikan pelayanan kepada PUS (Pasangan Usia
Subur) untuk ber KB, pelayanan ibu hamil, bersalin dan nifas serta
pelayanan bayi dan balita.
d) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular
yaitu  program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi (misalnya TB, DBD,
Kusta dll).
e) Kesehatan Lingkungan
yaitu  program pelayanan kesehatan lingkungan di puskesmas untuk
meningkatkan kesehatan lingkungan pemukiman melalui upaya sanitasi
dasar, pengawasan mutu lingkungan dan tempat umum termasuk
pengendalian pencemaran lingkungan dengan peningkatan peran serta
masyarakat,
f) Perbaikan Gizi Masyarakat

9
yaitu program kegiatan pelayanan kesehatan, perbaikan gizi masyarakat
di Puskesmas yang meliputi peningkatan pendidikan gizi,
penanggulangan Kurang Energi Protein, Anemia Gizi Besi, Gangguan
Akibat Kekurangan Yaodium (GAKY), Kurang Vitamin A, Keadaan
zat gizi lebih, Peningkatan Survailans Gizi, dan Perberdayaan Usaha
Perbaikan Gizi Keluarga/Masyarakat.
2.2. Manajemen Upaya Pelayanan Kesehatan di Puskesmas
2.2.1 Prinsip Pelayanan
Pengertian pelayanan kesehatan banyak macamnya. Menurut pendapat
Levey dan Loomba (1973), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya
yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu
organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah
dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perorangan,
keluarga, kelompok dan ataupun masyarakat. Puskesmas menurut
DepKes RI (2004), Puskesmas adalah unit pelaksana teknis Dinas
Kesehatan Kabupaten atau Kota yang bertanggung jawab
menyelenggarakan pembangunan kesehatan di suatu wilayah kesehatan.
Fungsi Pelayanan Di Puskesmas Puskemas sebagai penyedia pelayanan
kesehatan ditingkat Kecamatan mempunyai 3 (tiga) fungsi yaitu :
a. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Puskesmas selalu berupaya menggerakkan dan memantau
penyelenggaraan pembangunan lintas sektor termasuk oleh
masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya, sehingga
berwawasan serta mendukung pembangunan kesehatan. Di
samping itu aktif memantau dan melaporkan dampak kesehatan
dari penyelenggaraan setiap pembangunan di wilayah kerjanya.
Khusus untuk pembangunan kesehatan, upaya yang dilakukan
puskesmas adalah mengutamakan pemeliharaan kesehatan dan
pencegahan penyakit tanpa mengabaikan penyembuhan
penyakit dan pemulihan kesehatan.

10
b. Pusat pemberdayaan masyarakat Puskesmas selalu berupaya
agar perorangan terutama pemuka masyarakat, keluarga dan
masyarakat termasuk dunia usaha memiliki kesadaran, kemauan
dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat untuk
hidup sehat, berperan aktif dalam memperjuangkan kepentingan
kesehatan termasuk sumber pembiayaannya, serta ikut menetap,
menyelenggarakan dan memantau pelaksanaan program
kesehatan. Pemberdayaan perorangan, keluarga dan masyarakat
ini diselenggarakan dengan memperhatikan kondisi dan situasi,
khususnya social budaya masyarakat setempat.
c. Pusat strata pelayanan kesehatan strata pertama Puskesmas
bertanggung jawab menyelenggarakan pelayanan kesehatan
tingkat pertama secara menyeluruh, terpadu dan
berkesinambungan.
Prinsip Penyelenggaraan Puskesmas
Menurut Peraturan Mentri Kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014 tentang Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas), prinsip
penyelenggaraan puskesmas meliputi:
1. Paradigma Sehat
Puskesmas mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk
berkomitmen dalam upaya mencegah dan mengurangi resiko kesehatan
yang dihadapi individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
2. Pertanggungjawaban Wilayah
Puskesmas menggerakkan dan bertanggung jawab terhadap
pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya
3. Kemandirian Masyarakat
Puskesmas mendorong kemandirian hidup sehat bagi individu,
keluarga, kelompok, dan masyarakat.
4. Pemerataan
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang dapat diakses
dan terjangkau oleh seluruh masyarakat di wilayah kerjanya secara adil

11
tanpa membedakan status sosial, ekonomi, agama, budaya dan
kepercayaan.
5. Teknologi Tepat Guna
Puskesmas menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan
memanfaatkan teknologi tepat guna yang sesuai dengan kebutuhan
pelayanan, mudah dimanfaatkan dan tidak berdampak buruk bagi
lingkungan.
6. Keterpaduan Dan Kesinambungan.
Puskesmas mengintegrasikan dan mengoordinasikan penyelenggaraan
UKM dan UKP lintas program dan lintas sektor serta melaksanakan
Sistem Rujukan yang didukung dengan manajemen Puskesmas.
2.2.2 Pendakatan UKM dan UKP
1. Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM)
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah
kesehatan dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. Upaya
kesehatan masyarakat tingkat pertama meliputi :
1. pelayanan promosi kesehatan;
2. pelayanan kesehatan lingkungan;
3. pelayanan kesehatan ibu, anak, dan keluarga berencana;
4. pelayanan gizi; dan
5. pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit.
Penyelenggaraan UKM tingkat pertama di wilayah kerjanya :
a. melaksanakan perencanaan berdasarkan analisis masalah kesehatan
masyarakat dan analisis kebutuhan pelayanan yang diperlukan;
b. melaksanakan advokasi dan sosialisasi kebijakan kesehatan;
c. melaksanakan komunikasi, informasi, edukasi, dan pemberdayaan
masyarakat dalam bidang kesehatan;
d. menggerakkan masyarakat untuk mengidentifikasi dan menyelesaikan
masalah kesehatan pada setiap tingkat perkembangan masyarakat yang
bekerjasama dengan sektor lain terkait;

12
e. melaksanakan pembinaan teknis terhadap jaringan pelayanan dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat;
f. melaksanakan peningkatan kompetensi sumber daya manusia
Puskesmas;
g. memantau pelaksanaan pembangunan agar berwawasan kesehatan;
h. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap akses,
mutu, dan cakupan Pelayanan Kesehatan; dan
i. memberikan rekomendasi terkait masalah kesehatan masyarakat,
termasuk dukungan terhadap sistem kewaspadaan dini dan respon
penanggulangan penyakit.
2. Upaya kesehatan perseorangan (UKP)
UKP adalah suatu kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan
kesehatan yang ditujukan untuk peningkatan, pencegahan,
penyembuhan penyakit, pengurangan penderitaan akibat penyakit dan
memulihkan kesehatan perseorangan. tingkat pertama meliputi :
1. Rawat jalan
2. Pelayanan gawat darurat
3. Pelayanan satu hari (one day care)
4. Home care
5. Rawat inap berdasarkan pertimbangan kebutuhan pelayanan
kesehatan.
Penyelenggaraan UKP tingkat pertama di wilayah kerjanya :
a. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dasar secara komprehensif,
berkesinambungan dan bermutu;
b. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan upaya
promotif dan preventif;
c. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang berorientasi pada
individu, keluarga, kelompok dan masyarakat;
d. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan yang mengutamakan
keamanan dan keselamatan pasien, petugas dan pengunjung;

13
e. menyelenggarakan Pelayanan Kesehatan dengan prinsip koordinatif
dan kerja sama inter dan antar profesi;
f. melaksanakan rekam medis;
g. melaksanakan pencatatan, pelaporan, dan evaluasi terhadap mutu dan
akses Pelayanan Kesehatan;
h. melaksanakan peningkatan kompetensi Tenaga Kesehatan;
i. mengoordinasikan dan melaksanakan pembinaan fasilitas pelayanan
kesehatan tingkat pertama di wilayah kerjanya; dan
j. melaksanakan penapisan rujukan sesuai dengan indikasi medis dan
Sistem Rujukan.
2.2.3 Perencanaan, Pelaksanaan dan Penggerakan, Pengawasan
1. Perencanaan Tingkat Puskesmas
Perencanaan adalah proses yang mendefinisikan tujuan dari organisasi,
membuat strategi, digunakan untuk mencapai tujuan dari organisasi,
serta mengembangkan rencana aktivitas kerja organisasi. Perencanaan
merupakan proses-peroses yang penting dari semua fungsi manajemen
sebab tanpa perencanaan  (planning) fungsi manajemen yang lain tidak
akan dapat berjalan dengan baik.
Perencanaan yang disusun melalui pengenalan permasalahan secara
tepat berdasarkan data yang akurat, serta diperoleh dengan cara dan
dalam waktu yang tepat, maka akan dapat mengarahkan upaya
kesehatan yang dilaksanakan Puskesmas dalam mencapai sasaran dan
tujuannya. Dalam upaya mencakup seluas mungkin sasaran masyarakat
yang harus dilayani, serta mengingat ketersediaan sumber daya yang
terbatas, maka pelayanan kesehatan harus dapat dilaksanakan secara
terintegrasi baik lintas program maupun lintas sektor. Kepala
Puskesmas harus mampu membangun kerjasama dan
mengkoordinasikan program di internal Puskesmas dan di eksternal
dengan mitra lintas sektor. Koordinasi dengan lintas sektor sangat
diperlukan, karena faktor penyebab dan latar belakang masalah
kesehatan tertentu kemungkinan hanya dapat diselesaikan oleh mitra

14
lintas sektor.
Peran pemerintah daerah sangat besar dalam menyelesaikan
permasalahan kesehatan di masyarakat, oleh karenanya Puskesmas
perlu mencari dukungan dari pemerintah daerah yang dimulai dari
tingkat desa/kelurahan, kecamatan dan Kabupaten/Kota. Proses
perencanaan Puskesmas harus terintegrasi kedalam sistim perencanaan
daerah melalui forum Musyawarah Perencanaan Pembangunan
(Musrenbang) yang disusun secara top down dan bottom-up.
Proses perencanaan Puskesmas akan mengikuti siklus perencanaan
pembangunan daerah, dimulai dari tingkat desa/kelurahan, selanjutnya
disusun pada tingkat kecamatan dan kemudian diusulkan ke Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Perencanaan Puskesmas yang diperlukan
terintegrasi dengan lintas sektor kecamatan, akan diusulkan melalui
kecamatan ke pemerintah daerah Kabupaten/Kota.
Puskesmas akan menyusun rencana 5 (lima) tahunan dan rincian
rencana tahunannya berdasarkan pada hasil evaluasi tahun sebelumnya
dan mengacu pada kebijakan kesehatan dari tingkat administrasi
diatasnya, baik Kabupaten/Kota, provinsi, dan pusat. Untuk
kepentingan penyusunan perencanaan Puskesmas, perlu diselaraskan
dengan Program Indonesia Sehat dengan Pendekatan Keluarga dan
program kesehatan nasional lainnya
2. Penggerakan dan Pelaksanaan Tingkat Puskesmas
Muninjaya (2004), berpendapat bahwa fungsi penggerak dan
pelaksanaan dalam istilah lainnya yaitu memberi bimbingan
(actuating), membangkitkan motivasi (motivating), menentukan arah
(directing), mempengaruhi (influencing) dan memberikan perintah
(commanding).
Penggerakan dan pelaksanaan adalah upaya untuk menjadikan
perencanaan menjadi kenyataan, dengan melalui berbagai pengarahan
dan pemotivasian agar setiap angggota organisasi dapat melaksanakan
kegiatan secara optimal sesuai dengan peran, tugas dan

15
tanggungjawabnya (Terry, 2005). Penggerakan adalah aktivitas pokok
dalam manajemen yang mendorong dan mengarahkan semua bawahan
agar berkeinginan, bertujuan bergerak untuk mencapai maksud-maksud
yang telah ditentukan dan mereka berkepentingan serta bersatu padu
dengan rencana usaha organisasi. Penggerakan juga dapat didefinisikan
pula sebagai keseluruhan usaha, cara, teknik, dan metode untuk
mendorong para anggota oraganisasi agar mau dan ikhlas bekerja
sebaik mungkin demi terciptanya tujuan organisasi dengan efektif,
efisien, dan ekonomis.
Penggerakan dan Pelaksanaan program/kegiatan merupakan kegiatan
lanjutan dari perencanaan. Penggerakan pelaksanaan program/kegiatan
dapat dilakukan melalui berbagai cara, diantaranya adalah rapat dinas,
pengarahan pada saat apel pegawai, pelaksanaan kegiatan dari setiap
program sesuai penjadwalan pada Rencana Pelaksanaan Kegiatan
bulanan, maupun dilakukan melalui forum yang dibentuk khusus untuk
itu. Di lain pihak Syukur (1987) mengatakan bahwa pelaksanaan adalah suatu
rangkaian tindak lanjut, setelah sebuah rencana dan kebijaksanaan ditetapkan
yang terdiri atas pengambilan keputusan, langkah-langkah strategi maupun
operasional yang ditempuh guna mewujudkan suatu program ataupun
kebijaksanaan menjadi kenyataan guna mencapai sasaran dari program yang
ditetapkan semula. Penggerakan dan pelaksanaan di Puskesmas dilaksanakan
dalam bentuk Lokakarya Mini.
3. Pengawasan Tingkat Puskesmas
Pengawasan Puskesmas dibedakan menjadi 2 (dua), yaitu pengawasan
internal dan eksternal. Pengawasan internal adalah pengawasan yang
dilakukan oleh Puskesmas sendiri, baik oleh Kepala Puskesmas, tim
audit internal maupun setiap penanggung jawab dan
pengelola/pelaksana program. Adapun pengawasan eksternal dilakukan
oleh instansi dari luar Puskesmas antara lain Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, institusi lain selain Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota,
dan/atau masyarakat.

16
Pengawasan yang dilakukan mencakup aspek administratif, sumber
daya, pencapaian kinerja program, dan teknis pelayanan. Apabila
ditemukan adanya ketidaksesuaian baik terhadap rencana, standar,
peraturan perundangan maupun berbagai kewajiban yang berlaku perlu
dilakukan pembinaan sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Pengawasan dilakukan melalui kegiatan supervisi yang dapat dilakukan
secara terjadwal atau sewaktu-waktu.
2.3. Penyelenggaraan Surveilans Epidemiologi
2.3.1 Pelaporan Rutin
Pelaporan rutin pada sistem surveilans adalah sebagai berikut :
1.      Rutin bulanan. Laporan yang berkaitan dengan perencanaan dan
evaluasi program dari sumber data yang dilakukan oleh Puskesmas 
yaitu SP2TP(Sistem Pencatatan dan Pelaporan Terpadu Puskesmas)
2.      Rutin harian dan mingguan. Laporan tersebut berkaitan dengan
Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dari kejadian Luar Biasa (KLB)
3.      Insidensitil adalah laporan sewaktu-waktu seperti laporan W1 untuk
Kejadian Luar Biasa (KLB)
4.      Laporan berdasarkan hasil survei.
Pelaporan : data, informasi, dan rekomendasi sebagai hasil kegiatan
surveilans epidemiologi disampaikan kepada pihak-pihak yang dapat
melakukan tindakan penanggulangan penyakit atau upaya peningkatan
program kesehatan, pusat penelitian dan pusat kajian serta pertukaran
data dalam jejaringsurveilans epidemiologi. Pengumpulan data kasus
pasien dari tingkat yang lebihrendah dilaporkan kepada fasilitas
kesehatan yang lebih tinggi seperti lingkup daerahatau nasional.

2.3.2 KLB (Kejadian Luar Biasa)


Kejadian Luar Biasa yang selanjutnya disingkat KLB, adalah timbulnya
atau meningkatnya kejadian kesakitan dan/atau kematian yang
bermakna secara epidemiologi pada suatu daerah dalam kurun waktu
tertentu, dan merupakan keadaan yang dapat menjurus pada terjadinya
wabah.

17
Suatu daerah dapat ditetapkan dalam keadaan KLB, apabila memenuhi
salah satu kriteria sebagai berikut:
a. Timbulnya suatu penyakit menular tertentu sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 4 yang sebelumnya tidak ada atau tidak dikenal pada suatu
daerah.
b. Peningkatan kejadian kesakitan terus menerus selama 3 (tiga) kurun
waktu dalam jam, hari atau minggu berturut-turut menurut jenis
penyakitnya.
c. Peningkatan kejadian kesakitan dua kali atau lebih dibandingkan
dengan periode sebelumnya dalam kurun waktu jam, hari atau minggu
menurut jenis penyakitnya.
d. Jumlah penderita baru dalam periode waktu 1 (satu) bulan
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan angka
rata-rata per bulan dalam tahun sebelumnya.
e. Rata-rata jumlah kejadian kesakitan per bulan selama 1 (satu) tahun
menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibandingkan dengan rata-
rata jumlah kejadian kesakitan per bulan pada tahun sebelumnya.
f. Angka kematian kasus suatu penyakit (Case Fatality Rate) dalam 1
(satu) kurun waktu tertentu menunjukkan kenaikan 50% (lima puluh
persen) atau lebih dibandingkan dengan angka kematian kasus suatu
penyakit periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.
g. Angka proporsi penyakit (Proportional Rate) penderita baru pada satu
periode menunjukkan kenaikan dua kali atau lebih dibanding satu
periode sebelumnya dalam kurun waktu yang sama.

18
BAB III
PENUTUP

3.1 Kesimpulan
Manajemen kesehatan adalah suatu kegiatan atau suatu seni untuk
mengatur petugas kesehatan dan non-petugas kesehatan masyarakat melalui
program kesehatan. Puskesmas adalah fasilitas pelayanan kesehatan yang
menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat dan upaya kesehatan
perseorangan tingkat pertama, dengan lebih mengutamakan upaya promotif
dan preventif, untuk mencapai derajat kesehatan masyarakat yang setinggi-
tingginya di wilayah kerjanya.
UKM adalah setiap kegiatan untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan serta mencegah dan menanggulangi timbulnya masalah kesehatan
dengan sasaran keluarga, kelompok, dan masyarakat. UKP adalah suatu
kegiatan dan/atau serangkaian kegiatan pelayanan kesehatan yang ditujukan
untuk peningkatan, pencegahan, penyembuhan penyakit, pengurangan
penderitaan akibat penyakit dan memulihkan kesehatan perseorangan.

19
DAFTAR PUSTAKA

PERATURAN MENTERI KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA NOMOR 75


TAHUN 2014 TENTANG PUSAT KESEHATAN MASYARAKAT
http://aiyumsan.blogspot.com/2011/05/stratifikasi-puskesmas.html
http://arrijalrasyid879.blogspot.com/
http://pandyeffendy.blogspot.com/2013/10/konsep-puskesmas.html
https://arali2008.wordpress.com/2011/12/16/program-pelayanan-kesehatan-di-
puskesmas/
https://dinkes.wonogirikab.go.id/pkmbaturetno1/prinsip-penyelenggaraan-tugas-
fungsi-dan-wewenang-puskesmas-2/
https://puskesmas.bantulkab.go.id/imogiri2/permenkes-ri-no-75-tahun-2014/
Rahmat, St. 2016. Manajemen Puskesmas. Medan .
https://www.academia.edu/13088266/Surveilans_Epidemiologi
http://murniloho.blogspot.com/2015/10/langkah-langkah-surveilans-epidemiologi.html
http://infeksiemerging.kemkes.go.id/download/PERMENKES_1501_2010_JENIS_PE
NYAKIT_MENULAR_POTENSIAL_WABAH_DAN_UPAYA_PENANGGULANG
AN.pdf

20

Anda mungkin juga menyukai